TINJAUAN PUSTAKA Hereditary Breast Ovarian Cancer (HBOC) Syndrome Catharina Endah Wulandari Pusat Riset Biomedis (Centre of Biomedical Research/CEBIOR), Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia ABSTRACT Secara teori kanker disebabkan oleh mutasi genetik yang berperan dalam proses proliferasi sel. Sekitar 5-10% mutasi genetik tersebut dapat diturunkan ke generasi berikutnya, menyebabkan “kanker herediter”. Salah satu bentuk kanker herediter yang banyak ditemukan adalah Hereditary Breast Ovarian Cancer (HBOC) syndrome yang ditandai peningkatan risiko terutama untuk kanker payudara, kanker ovarium, dan onset usia lebih muda. HBOC juga meningkatkan risiko kanker yang berkaitan yaitu kanker prostat, kanker pankreas, dan melanoma. HBOC berhubungan erat dengan mutasi gen BRCA1 dan BRCA2. Kedua gen tersebut termasuk dalam kelas gen tumor suppressor yang berperan penting dalam patofisiologi kanker payudara dan ovarium. Identifikasi individu yang memiliki predisposisi HBOC sangat penting untuk menentukan tatalaksana berikutnya. Penggalian data mengenai riwayat kanker pada keluarga merupakan teknik yang cost-effective untuk mengidentifikasi kanker herediter. Artikel ini membahas sindrom HBOC, diagnosis sampai tatalaksana penurunan risiko untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas terkait sindrom HBOC. Kata kunci: Sindrom HBOC (Hereditary Breast Ovarian Cancer), BRCA1, BRCA2 ABSTRAK Cancer is theoretically caused by genetic mutation in cell proliferation. Approximately 5-10% of these genetic mutations can be inherited to the next generation, causing “hereditary cancer”. One of the most common type of hereditary cancer is Hereditary Breast Ovarian Cancer (HBOC) syndrome. It is characterized by increased risk of breast and ovarian cancer development and early onset. HBOC also increases risk of other related cancer such as cancer of prostate, pancreas and melanoma. HBOC has close relationship with BRCA1 and BRCA2 gene mutation. Both are tumor suppressors that have important role in breast and ovarian cancer development. Identification of individual with predisposition for HBOC syndrome is very important. Family history is the most cost-effective method to identify hereditary cancer. This article discuss HBOC syndrome, its diagnosis and risk management to decrease mortality and morbidity rate related to HBOC syndrome. Catharina Endah Wulandari. Hereditary Breast Ovarian Cancer (HBOC) Syndrome. Keywords: HBOC Syndrome, BRCA1, BRCA2 PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua pada perempuan di Indonesia setelah karsinoma serviks uteri dan termasuk dalam 10 terbanyak penyebab kematian dengan angka estimasi 20,052 atau 1,41% dari jumlah kematian.1 Sedangkan kanker ovarium merupakan kanker ketiga terbanyak pada perempuan di Indonesia, dikenal sebagai “the silent lady killer” terkait fakta bahwa kanker ini asimptomatis pada stadium awal sehingga sebagian besar pasien baru terdiagnosis pada stadium lanjut.2 Sampai saat ini, etiologi kanker payudara dan kanker ovarium masih belum jelas, namun Alamat korespondensi kurang lebih 5-10% pasien kanker tersebut memiliki ibu atau saudara perempuan dengan penyakit sama, dan lebih dari 20% memiliki riwayat keluarga yang meliputi anggota keluarga keturunan pertama atau kedua dengan kanker payudara. Mutasi germline pada gen BRCA1 atau BRCA2 telah dibuktikan terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara dan/atau kanker ovarium, tipe kanker ini dikenal sebagai Hereditary Breast Ovarian Cancer Syndrome (HBOC).3-5 Faktor genetik dan keluarga merupakan hal penting yang secara substansial meningkatkan lifetime risk untuk terjadinya kanker payudara dan kanker ovarium terkait onset usia lebih muda.4 Meskipun gen hanya berkontribusi kurang dari 10% diagnosis kanker payudara, skrining pasien atas mutasi gen sebelum pengambilan keputusan terkait surveilans, pencegahan, atau strategi terapeutik sangatlah penting, agar pasien dapat ditangani maksimal sehingga prognosis lebih baik.5 ETIOLOGI HBOC disebabkan oleh mutasi germline pada gen BRCA1 atau BRCA2, dengan prevalensi 1/300 untuk BRCA1 dan 1/800 untuk BRCA2 per 100.000 populasi.3,6 HBOC ditandai dengan peningkatan risiko kanker payudara, ovarium dan kanker terkait lainnya (kanker email: [email protected] CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014 819 TINJAUAN PUSTAKA prostat, pankreas, dan melanoma). Mutasi kedua gen tersebut dapat bersifat highly penetrant, meskipun peluang untuk terjadinya kanker pada carrier sangat bervariasi.4 Lifetime risk pada individu dengan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 yaitu 40-80% untuk kanker payudara, 11-40% untuk kanker ovarium, 1-10% untuk kanker payudara pada laki-laki, 39% untuk kanker prostat, dan 1-7% untuk kanker pankreas.7,8 Secara normal, gen BRCA1 dan BRCA2 memiliki fungsi multipel. Protein-protein yang dihasilkan terlibat dalam kontrol rekombinasi homolog dan perbaikan double strand break pada respons terhadap kerusakan DNA. BRCA1 dan BRCA2 juga berperan penting sebagai co-regulator transkripsional melalui interaksi langsung faktor-faktor transkripsi spesifik-sekuens dan dengan komponen mesin transkripsional. Sel-sel yang kekurangan protein BRCA1 dan BRCA2 mengakumulasi abnormalitas kromosom seperti kromosom patah, an-euploidi berat dan amplifikasi sentrosom. Regio genomik BRCA1 dan BRCA2 berisi elemen DNA repetitif sangat padat yang dapat berkontribusi pada ketidakstabilan genetik. Ketidakstabilan kromosom akibat defisiensi BRCA1 atau BRCA2 telah diusulkan menjadi dasar patogenik kanker payudara.6,9-11 DIAGNOSIS KLINIS Mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 harus dicurigai pada seseorang dengan riwayat pribadi atau keluarga sesuai kriteria berikut:3 1. Individu dari keluarga dengan mutasi delesi BRCA1/BRCA2 yang telah diketahui. 2. Riwayat pribadi kanker payudara ditambah dengan satu atau lebih hal-hal berikut: • Terdiagnosis pada usia ≤45 tahun. • Terdiagnosis pada usia ≤50 tahun dengan ≥1 hubungan darah dekat menderita kanker payudara dan/atau ≥1 keluarga dengan kanker ovarium epitelial pada usia berapapun. • Dua kanker payudara primer saat pertama kali didiagnosis terjadi pada usia ≤50 tahun. • Terdiagnosis pada usia ≤60 tahun dengan triple negative breast cancer. • Terdiagnosis pada usia ≤50 tahun dengan riwayat keluarga yang terbatas. • Terdiagnosis pada usia berapapun 820 dengan ≥2 anggota keluarga kanker payudara, kanker ovarium epitelial dan/atau kanker pankreas pada usia berapapun. • Untuk individu dari etnik yang memiliki frekuensi mutasi lebih tinggi (seperti Yahudi Ashkenazi) mungkin tidak diperlukan riwayat penyakit keluarga tambahan. 3. Riwayat pribadi kanker ovarium epitelial. 4. Riwayat pribadi kanker payudara pada laki-laki. 5. Riwayat pribadi kanker pankreas pada usia berapapun dengan ≥2 anggota keluarga sedarah dengan kanker payudara dan/atau kanker pankreas pada usia berapapun. 6. Hanya riwayat penyakit keluarga: • Anggota keluarga keturunan pertama dan kedua yang sesuai dengan salah satu kriteria. • Anggota keluarga derajat ketiga dengan kanker payudara dan/atau kanker ovarium dengan ≥2 anggota keluarga dekat dengan kanker payudara (setidaknya dengan kanker payudara pada usia ≤50 tahun) dan/atau kanker ovarium. Adanya satu atau lebih kriteria tersebut adalah sugestif HBOC yang memerlukan penilaian risiko individual lanjutan (individual risk assessment), konseling genetika, dan tatalaksana yang tepat. Model prediksi risiko untuk HBOC Evaluasi riwayat penyakit keluarga diperlukan untuk memprediksi kemungkinan predisposisi genetik untuk kanker herediter dalam keluarga. Dalam dua dekade terakhir, beberapa model dan sistem skoring telah didesain untuk memperkirakan probabilitas mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 pada individu berdasarkan data riwayat penyakit keluarga. Secara umum, model tersebut terbagi menjadi model empirik yang meliputi Myriad I, Penn Model dan model prediksi risiko genetik meliputi Gail, Claus, Jonker, BRCAPRO, International Breast Cancer Intervention Study (IBIS)/Tyrer–Cuzick model, dan Breast and Ovarian Analysis of Disease Incidence and Carrier Estimation Algorithm (BOADICEA). Model-model tersebut menggunakan metode analisis silsilah keluarga berdasarkan informasi hubungan antar-individu dalam keluarga. Manfaat utama model prediksi risiko genetik adalah dapat memperhitungkan risiko kanker dan probabilitas carrier mutasi tanpa memperhatikan struktur keluarga dan pola penyakit.5,10,11 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membandingkan efikasi tiap model prediksi risiko. Hasilnya menunjukkan bahwa BOADICEA merupakan model paling akurat untuk memperkirakan risiko HBOC.5,8,9 BOADICEA didesain menggunakan analisis segregasi, kecurigaan untuk HBOC dijelaskan dengan adanya mutasi pada BRCA1 dan BRCA2. Algoritma ini memungkinkan estimasi probabilitas mutasi dan risiko kanker pada individu dengan riwayat keluarga.12,13 Berkaitan dengan risiko kanker payudara, BOADICEA secara akurat memprediksi risiko relatif familial spesifik usia untuk tiap individu dengan ibu yang menderita kanker payudara dibandingkan populasi umum, sehingga tidak ada pasien yang undertreated untuk kanker payudara pada awal observasi, yang akan dapat menurunkan risiko kanker payudara kedua. Data utama meliputi riwayat kanker pada anggota keluarga keturunan pertama sampai ketiga, onset kanker payudara pada anggota keluarga, kanker payudara bilateral, kanker ovarium dan kanker payudara pada laki-laki dalam keluarga.8,9,14 BOADICEA tersedia secara online (http:// ccge.medschl.cam.ac.uk/boadicea/web application/), membuat perhitungan risiko menjadi lebih cepat dan mudah. Data hasil aplikasi BOADICEA memberikan estimasi risiko untuk tiap individu yang termasuk dalam pedigree. Data tersebut akan memungkinkan klinisi mempertimbangkan individu dengan risiko tinggi (nilai estimasi risiko ≥0,06 untuk mutasi BRCA1 dan ≥0,10 untuk mutasi BRCA2) untuk menjalani pemeriksaan genetik yang akan mengarahkan tatalaksana selanjutnya untuk prognosis yang lebih baik. Pemeriksaan diagnostik untuk HBOC Diagnosis pasti HBOC dibuat setelah adanya pemeriksaan genetik pada individu atau keluarga dengan mutasi BRCA1 atau BRCA2. Tabel 1 merangkum pemeriksaan genetik yang digunakan pada mutasi BRCA1 dan BRCA2 untuk HBOC.9 Interpretasi hasil tes pada individu adalah sebagai berikut:3,9 1. Analisis sekuens Hasil yang mungkin terjadi: a. Tidak terdapat mutasi yang terdeteksi Kegagalan mendeteksi mutasi germline pada individu memberikan informasi terbatas dan CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014 TINJAUAN PUSTAKA Tabel 1 Ringkasan pemeriksaan genetik molekuler yang digunakan pada BRCA1 dan BRCA2 HBOC9,15 Gen BRCA1 BRCA2 Metode pemeriksaan Mutasi yang terdeteksi Analisis mutasi yang ditargetkan (Targeted mutation analysis) Spesifik etnis (keturunan Yahudi Ashkenazi) Analisis sekuens/scanning mutasi (Sequences analysis/mutation scanning) Sequence variants Analisis delesi atau duplikasi Delesi (multi) exonic; kompleks alel Analisis mutasi yang ditargetkan (Targeted mutation analysis) Spesifik etnis (keturunan Yahudi Ashkenazi) Analisis sekuens/scanning mutasi (Sequences analysis/mutation scanning) Sequence variants Analisis delesi atau duplikasi Delesi (multi) eksonik; kompleks alel harus diinterpretasikan dengan hati-hati, karena penyebab kanker yang mendasari masih belum ditentukan. Kemungkinan lain dapat timbul karena: • Kanker dalam keluarga berkaitan dengan mutasi germline BRCA1 atau BRCA2 yang tidak dapat dideteksi menggunakan analisis sekuens. • Kanker disebabkan oleh perubahan pada gen suspek kanker yang berbeda. • Kanker dalam keluarga terjadi akibat faktor non-herediter. Keluarga harus memperhatikan bahwa kegagalan mutasi germline BRCA1/BRCA2 tidak menyingkirkan kemungkinan terjadinya kanker herediter pada keluarga. b. Mutasi ditemukan Adanya mutasi BRCA1 atau BRCA2 pada individu meningkatkan risiko terjadinya kanker terkait gen BRCA1 atau BRCA2. c. Hasil tidak dapat disimpulkan Analisis sekuens dapat menunjukkan varian DNA dari penemuan klinis yang tidak pasti baik untuk BRCA1 maupun BRCA2. Penelitian keluarga diperlukan untuk menentukan apakah varian terpisah dengan fenotip kanker. 2. Analisis delesi atau duplikasi, dapat memberikan hasil sebagai berikut: a. Delesi atau duplikasi tidak ditemukan Kegagalan mendeteksi delesi atau duplikasi (hasil negatif ) harus diinterpretasikan dengan hati-hati, karena penyebab kanker yang mendasari dalam keluarga masih belum ditentukan. b. Delesi atau duplikasi ditemukan Adanya delesi atau duplikasi pada BRCA1 atau BRCA2 mengarah pada peningkatan CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014 risiko kanker terkait BRCA1 atau BRCA2. Interpretasi hasil tes pada anggota keluarga yang memiliki risiko, meliputi: • Mutasi spesifik keluarga. Hasil yang dapat ditemukan saat pemeriksaan anggota keluarga dengan risiko mutasi yang telah diketahui pada anggota keluarga yang menderita. • Mutasi tidak ditemukan. Kegagalan mendeteksi mutasi (hasil negatif ) berarti seseorang tidak memiliki mutasi spesifik keluarga yang diturunkan dan memiliki setidaknya risiko populasi umum untuk kanker terkait BRCA1 atau BRCA2. • Mutasi ditemukan. Berarti seseorang memiliki mutasi spesifik keluarga yang diturunkan dan peningkatan risiko kanker terkait BRCA1/ BRCA2. Menurunkan Risiko HBOC Tatalaksana penurunan risiko HBOC meliputi:3,16 1. Tatalaksana penurunan risiko HBOC untuk perempuan • Pelatihan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) dan edukasi mulai usia 18 tahun. • Pemeriksaan klinis payudara setiap 6-12 bulan mulai usia 25 tahun. • Mammogram rutin tahunan dan skrining MRI dimulai pada usia 25 tahun, atau individual berdasarkan usia onset paling awal dalam keluarga. • Membahas pilihan mastektomi profilaksis untuk menurunkan risiko atas dasar kasus per kasus.16,17 • Rekomendasikan salfingo-ooforektomi untuk menurunkan risiko, idealnya antara usia 35-40 tahun, atau individual berdasar onset paling awal dalam keluarga.16 • Untuk pasien yang tidak memerlukan salfingo-ooforektomi profilaksis, pertimbangkan pemeriksaan USG transvaginal (sebaiknya pada hari 1-10 siklus menstruasi pada perempuan premenopausal tiap 6 bulan mulai usia 30 tahun atau 5-10 tahun sebelum usia paling awal diagnosis kanker ovarium pada anggota keluarga. • Pertimbangkan pilihan kemoprevensi untuk kanker payudara dan kanker ovarium, meliputi pembahasan risiko dan manfaat. • Pertimbangkan penelitian pencitraan dan skrining dalam konteks penelitian klinis. 2. Tatalaksana HBOC untuk laki-laki • Pelatihan SADARI dan edukasi dimulai pada usia 35 tahun. • Pemeriksaan klinis payudara, tiap 6-12 bulan, mulai usia 35 tahun. • Pertimbangkan baselink mammogram pada usia 40 tahun, mammogram tahunan jika mengalami ginekomastia atau kepadatan parenkim atau glanduler pada pemeriksaan. • Ikuti pedoman skrining kanker prostat. 3. Risiko untuk anggota keluarga • Nasihat mengenai risiko kanker yang mungkin diturunkan pada anggota keluarga, pilihan untuk penilaian risiko dan tatalaksana. • Rekomendasikan konseling genetika dan pertimbangkan pemeriksaan genetika pada anggota keluarga yang berisiko. RINGKASAN Salah satu bentuk kanker herediter yang banyak ditemukan adalah Hereditary Breast Ovarian Cancer (HBOC) syndrome yang ditandai peningkatan risiko terutama untuk kanker payudara, kanker ovarium, dan onset usia lebih muda. HBOC juga meningkatkan risiko kanker lain yang terkait yaitu kanker prostat, kanker pankreas, dan melanoma. HBOC berhubungan erat dengan mutasi gen BRCA1 dan BRCA2. Kedua gen tersebut termasuk dalam kelas gen tumor suppressor yang berperan penting dalam patofisiologi kanker payudara dan ovarium. Identifikasi individu yang memiliki predisposisi HBOC sangat penting untuk menentukan tatalaksana berikutnya. Penggalian data mengenai riwayat kanker pada keluarga merupakan teknik yang cost-effective untuk mengidentifikasi kanker herediter. 821 TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA 1. World Health Ranking. Available from: http:www.wordlifeexpectancy.com/indonesia-breast-cancer 2. Azis, Farid. Gynecological cancer in Indonesia. J Gynecol Oncol. 2009: 20(1) p.8-10. 3. NCCN Guidelines Version 1.2012 Genetic/Familial high-risk assessment: Breast and ovarian. [Internet]. 2012 Feb 02 [cited 2013 July 31]. Available from: www.nccn.org. 4. Hall I, Middlebrooks A, Coughlin S. Population prevalence of first-degree family history of breast and ovarian cancer in the United States: Implications for genetic testing. The Open Health Services and Policy Journal. 2008:1:34-7. 5. Stewart K, Kirk J, Tucker K. Cancer, genes and inherrited predispotition overview. [Internet]. 2012 Nov [cited 2013 Aug 31]. Available from: http://www.genetics.edu.au 6. Amir E, Freedman O, Seruga B, Evans G. Assessing women at high risk of breast cancer: A review of risk assessment models. J Natl Cancer Inst. 2010;102:680-91 7. Pal T, Vadarapamil S. Genetic risk assessments in individuals at high risk for inherited breast cancer in the breast oncology care setting. Cancer Control. 2012;19:4 8. Venkitaraman AR. Cancer susceptibility and the function of BRCA1 and BRCA2. Cell 2002;108:171-82. 9. Petrucelli N, Daly M, Feldman G. BRCA1 and BRCA2 Hereditary Breast and Ovarian Cancer. [Internet]. 2013 Sept 26 [cited 2013 Nov 25]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/ NBK1247 10. Whittemore AS. Risk of Breast Cancer in carriers of BRCA gene mutations. N Engl J Med. 1997;337:788-9. 11. NCBI. BRCA1. [Internet]. 2007 [cited 2013 Des 15]. Available from: http://ghr.nlm.nih.gov/gene/BRCA1. 12. Blackwood MA, Weber BL. BRCA1 and BRCA2: from molecular genetics to clinical medicine. J Clin Oncol. 1998;16:1969-77. 13. Simon R, Zhang X. On the dynamics of breast tumor development in women carrying germline BRCA1 and BRCA2 mutations. Int J Cancer. 2008;122:1916-7. 14. Evans G, Howell A. Breast cancer risk-assessment models. Breast Cancer Research. 2007;9:213 15. Gail M, Mai P. Comparing Breast Cancer Risk Assessment Models. . J Natl Cancer Inst. 2010;102(10). 16. Stahlbom A, Johansson H, Liljegren A, Wachenfeldt A. Evaluation of the BOADICEA risk assessment model in women with a family history of breast cancer. Familial Cancer. 2012;11:3340. 17. Antoniou A, Pharoah P, Smith P, Easton D. The BOADICEA model of genetic susceptibility to breast and ovarian cancer. British J Cancer. 2004:91;1580-90. 18. Gadzicki D, Evans D, Harris H, Reynier C, Nippert I, Schmidtke J, et al. Genetic testing for familial/hereditary breast cancer—comparison of guidelines and recommendations from the UK, France, the Netherlands and Germany. J Community Genet. 2011;2:53-69. 19. Robson M, Offit K. Management of an Inherited Predisposition to Breast Cancer. N Engl J Med. 2007;357:154-62. 20. Hartmann LC, Schaid DJ, Woods JE, Crotty TP, Myers JL, Arnold PG, et al. Efficacy of bilateral prophylactic mastectomy in women with a family history of breast cancer. N Engl J Med. 1999;340:77-84. 21. Rebbeck TR, Friebel T, Lynch HT, Neuhausen SL, van’t Veer L, et al. Bilateral prophylactic mastectomy reduces breast cancer risk in BRCA1 and BRCA2 mutation carriers: the PROSE Study Group. J Clin Oncol. 2004;22:1055-62. 22. Kauff ND, Domchek SM, Friebel TM, Robson ME, Lee J, Garber JE, et al. Risk-reducing salpingo-oophorectomy for the prevention of BRCA1- and BRCA2-associated breast and gynecologic cancer: a multicenter, prospective study. J Clin Oncol. 2008;26:1331-7. 822 CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014