Potensi sholat Tahajud dalam melawan virus HIV AIDS dan Mengenal Imunologi KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah S.W.T, karena atas perkenan Nya buku potensi sholat tahadjud terhadap peningkatan kadar CD4 pada pasien HIV AIDS dalam upaya peningkatan daya imunitas untuk masyarakat dan bidang kesehatan umumnya, dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Buku ini merupakan pedoman penambah iman dan pengurangan stress atau ansietas bagi penderita HIV AIDS khususnya, karena dengan menibgkatnya dengan meningkatnya CD4 maka diharapkan daya imunitas juga akan meningkat. Penyakit HIV AIDS menyerang pusat RES yang dapat menurunkan daya imunitas karena menurunnya CD4, dan melalui sholat Tahadjud ini CD4 akan meningkat dan daya imunitas akan pula meningkat. Seperti kita ketahui sampai saat ini HIV AIDS belum bisa disembuhkn secara tuntas. Rasa terima kasih yang sebesar besarnya kami sanmpaikan pula pada para penulis yang bukunya kami gunakan sebagai referensi. Akhir kata kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami sehingga karya tulis kami dapat terwujud dalam bentuk buku. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua komponen masyarakat khususnya bagi penderita HIV AIDS , perlu disadari semua penyakit datangnyta dari Allah SWT, maka sudah seharusnya kita berdoa untuk kesembuhan penyakit tersebut kepada Allah SWT,dan sholat sunah yang dianjurkan oleh Alquran dan selalu dilakukan Nabi junjungan Muhammad SAW adalah sholattahadjud, dalam surat AlMuzammil ayat 1 sampai 20 terutama pada ayat 1 sampai 10 . kemudia Surat Al=Isra ayat 79. Mohon maaf bila buku ini masih jauh dari sempurna, saya menanti masuka dari berbagai pihak untuk kebaikan buku ini. Terima Kasih. Kediri, Januari 2015 Penulis DAFTAR ISI Kata pengantar .............................................................................................. iii BAGIAN 1 A. Mengenal Imunologi .......................................................................... B. Imunologi ............................................................................................ C. Imunitas .............................................................................................. D. Sistem Imun ....................................................................................... 1 4 6 6 BAGIAN 2 A. Sejarah Imunologi .............................................................................. B. Penemu di bidang imunologi ............................................................. 10 BAGIAN 3 I. Sistem imun non spesifik ................................................................... A. Pertahanan fisis dan mekanis ..................................................... B. Pertahanan biokimia.................................................................... C. Pertahanan Humoral .................................................................. D. Pertahanan Sellular ..................................................................... II. Sistem Imun Spesifik ......................................................................... A. Sistem Imun Spesifik Humoral .................................................. B. Fungsi sel T .................................................................................. 22 22 22 22 23 24 26 26 BAGIAN 4 Sistem imun spesifik ................................................................... 29 BAGIAN 5 Antigen dan antibodi ................................................................. 33 BAGIAN 6 Sistem kekebalan tubuh ditinjau dari islam dan sains ........... A. Sistem kekebalan tubuh ............................................................ 42 44 BAGIAN 7 Pengertian sholat Tahadjud ............................................................... 67 BAGIAN 8 Abad Tahadjud dan masalah masalah Tahdjud seperti Fiqih ......... 85 BAGIAN 9 HIV AIDS ............................................................................................. 124 BAGIAN 10 A. B. C. D. Konsep peningkatan kadar CD4 .................................................. Teknik perhitungan CD4 .............................................................. Cell CD4 dan HIV .......................................................................... Fungsi CD4 ..................................................................................... 172 174 176 182 BAGIAN 11 Mengenal pirogen ................................................................................ 206 BAGIAN 12 Hubungan demam ditinjau dari segi imunologi .............................. 213 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 232 BAGIAN 1 MENGENAL IMUNOLOGI Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis liar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Imunitas adalah merupakan jawaban reaksi yubuh terhadap bahan asing asecara molekuler maupun seluler. Secara histories imunitas merupakan perlindungan terhadap penyakit, yang lebih spesifik dieknal dengan infectious disease. Imunitas berasal dari kaat latin immunitas. Secara umum imunitas merupakan responj molekul atau seluler yang mekanismenya terbagi menjadi duan yaitu innate immunity dan adaptive immunity. Sebagai bahan pemicu respon imun tersebut dikenal dengan antigen dan sebagai jawaban reaksi imun dengan antibodi. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus, sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organismeyang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme. Imunologi adalah ilmu yang mempelajari imunitas atau kekebalan akibat adanya rangsangan molekul asing dari luar maupun dari dalam tubuh manusia. Manusia mempunyai sistem pelacakan dan penjagaan terhadap benda asing yang dikenal dengan sistem imun, dimana dapat melindungi tubuh dari penyebab penyakit pathogen seperti virus, bakteri, parasit, jamur. Sistem imun terbagi menjadi 2 yaitu imun non spesifik (inate immunity) dan sistem imun spesifik (adaptive immunity). Kedua sistem ini yang melindungi tubuh dan mengeliminasi agen penyakit. Jika tubuh kita tidak memiliki pertahanan tubuh yang tinggi, pada alhirnya tubuh kita akan jatuh sakit dan mungkin akan berujung kepada kematian. Dibutuhkan sitem kekbalan tubuh untuk menjaga agar tubuh kita bisa melawanserangan apapun baik dari dalam maupun dari luar. Sistem imunitas yang sehat adalah juka dalam tubuh bisa membedakan antara diri sendiri dan benda asing yang memicu respons imun masuk dalam tubuh (antigen) dikenali maka terjadilah proses pertahanan diri. Secara garis besar, sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem imun seluler. Sistem imun humoral terdiri atas antibody (immunoglobulin) dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dll). Sedangkan sistem imun seluler berupa makrofag, limfosid, neutrofil, beredar didalam tubuh kita. Tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang tewrdiri dari berbagai macam sistem imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum tulang) beserta sitem limfatiknya. Organ tubuh kita yang juga termasuk dalam mekanisme pertahanan tubuh yaitu jantung, hati, ginjal, dan paru-paru. Sistem limfatik baru akan dikatakan mengalami gangguan jika muncul tonjolan kelenjar yang membesar dibandingkan pada umumnya. Hal ini dikarenakan kelenjar limfe sedang berperang melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh. Organ limfoit seperti thymus mempunyai tanggung jawab dalam pembentukan sel T dan penting bagi para bayi baru lahir, karena tanpa thymus bayi yang baru lahir akan mempunyai sistem imun yang buruk. Leukosit dihasilkan oleh thymus, lien, dan sumsum tulang. Leukosit bersikulasi di dalam badan antara organ tubuh melalui pembuluh limfe dan pembuluh darah. Dengan begitu sistem imun bekerja terkoordinasi baik memonitor tubuh dari kuman ataupun substansi lain yang bisa menyebabkan problem bagi tubuh. Ada dua tipe leukosit pada umumnya, yaitu fagosit yang bertugas memakan organisme yang masuk ke dalam tubuh dan limfosid yang bertugas mengingat dan mengenali yang masuk ke dalam tubuh serta membantu tubuh menghancurkan mereka. Sedangkan sel lainnya adalah neutrofil yang bertugas melawan bakteri. Jika kadar neutrofil meningkat maka bisa jadi ada suatu infeksi bakteri di dalamnya. Limfosid sendiri dari dua tipe yaitu limfosid B dan limfosid T. Limfosit dihasilkan oleh sumsum tulang, tinggal di dalmnya dan jika matang menjadi limfosit sel T. Limfosit B dan T mempunyai fungsi yang berbeda dimana limfosit B berfungsi untuk mencari target dan mengirimkan tentara untuk mengunci keberadaan mereka. Sedangkan sel T merupakan tentara yang bisa mengahncurkan ketika sel B sudah mengidentifikasi keberadaan mereka. Jika terdapat antigen terdeteksi, maka beberapa tipe sel bekerjasama untuk mencari tahu siapa mereka dan memberikan respons. Sel-sel ini memicu sel limfosit B untuk memproduksi antibodi, suatu protein khusus yang mengarahkan kepada suatu antigen spesifik. Antobodi sendiri bisa menetralisir toksin yang diproduksi dari berbagai macam mikroorganisme, dan juga bisa mengaktivasi kelompok protein yang disebut komplemen yang merupakan bagian dari sistem imun dan membantu mengahncurkan bakteri, virus, ataupun sel yang terinfeksi. Imunologi adalah ilmu yang mempelajari struktur, fungsiimunitas. Imunologi berasal dari ilmu dan penelitian awal akibat dari imunitas sampai penyakit. Sebutan imunitas yang pertama kali diketahui adalah selama setahun, mencatat bahwa orang yang sembuh dari penyakit sebelumnya dapat mengobati pemyakit tanpa terkena penyakit selanjtunya. Imunologi adalah ilmu yang mempelajari imunitas atau kekebalan akibat adanya rangsangan molekul asing dari luar maupun dari dalam tubuh manusia. Manusia mempunyai sistem pelacakan dan penjagaan terhadap benda asing yang dikenal dengan sistem imun, dimana dapat melindungi tubuh dari penyebab penyakit pathogen seperti virus, bakteri, parasit, jamur. Sistem imun terbagi menjadi 2 yaitu imun non spesifik (inate immunity) dan sistem imun spesifik (adaptive immunity). Kedua sistem ini yang melindungi tubuh dan mengeliminasi agen penyakit. Jika tubuh kita tidak memiliki pertahanan tubuh yang tinggi, pada alhirnya tubuh kita akan jatuh sakit dan mungkin akan berujung kepada kematian. Dibutuhkan sitem kekbalan tubuh untuk menjaga agar tubuh kita bisa melawanserangan apapun baik dari dalam maupun dari luar. Sistem imunitas yang sehat adalah juka dalam tubuh bisa membedakan antara diri sendiri dan benda asing yang memicu respons imun masuk dalam tubuh (antigen) dikenali maka terjadilah proses pertahanan diri. Imunologi Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin termasuk di dalam imunisasi. Imunisasi Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal terhadap infasi mikroorganisme (nakteri, dan virus) yang dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita.observasi imunitas diteliti oleh Louis Pasteur pada perkembangan vaksinasi dan teori penyakit kuman. Imunitas Imunitas berasal dari kata latin yaitu immunitas. Secara umum imunitas merupakan respon molekul atau seluler yang mekanismenya terbagi menjadi dua yaitu : 1. Innate Immunity 2. Adaptive immunitY Sebagai bahan pemicu respons imun tersebut dikenal dengan antigen dan antibodi. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh bilogis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi sepertibiasa. Sistem Immun Secara gasir besar sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi 2, yaitu sistem imun humoral dan sistem imun seluler. 1. Sistem Imun Humoral Sistem imun humoral terdiri atas antibody (immunoglobulin) dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dll). 2. Sistem Imun Seluler Adalah berupa makrofag, limfosid, neutrofil, beredar didalam tubuh kita. Tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang tewrdiri dari berbagai macam sistem imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum tulang) beserta sitem limfatiknya. Organ tubuh kita yang juga termasuk dalam mekanisme pertahanan tubuh yaitu jantung, hati, ginjal, dan paru-paru. Sistem limfatik baru akan dikatakan mengalami gangguan jika muncul tonjolan kelenjar yang membesar dibandingkan pada umumnya. Hal ini dikarenakan kelenjar limfe sedang berperang melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh. Organ limfoit seperti thymus mempunyai tanggung jawab dalam pembentukan sel T dan penting bagi para bayi baru lahir, karena tanpa thymus bayi yang baru lahir akan mempunyai sistem imun yang buruk. Leukosit dihasilkan oleh thymus, lien, dan sumsum tulang. Leukosit bersikulasi di dalam badan antara organ tubuh melalui pembuluh limfe dan pembuluh darah. Dengan begitu sistem imun bekerja terkoordinasi baik memonitor tubuh dari kuman ataupun substansi lain yang bisa menyebabkan problem bagi tubuh. Pada saat antigen masuk ke dalam tubuh kita, maka sistem imun akan bekerja dalam hal ini adalah sel darah putih leukosit. Ada dua tipe leukosit pada umumnya, 1. Fagosit yang bertugas memakan organisme yang masuk ke dalam tubuh. 2. Limfosit yang bertugas mengingat dan mengenali yang masuk ke dalam tubuh serta membantu tubuh menghancurkan mereka. Sedangkan sel lainnya adalah neutrofil yang bertugas melawan bakteri. Jika kadar neutrofil meningkat maka bisa jadi ada suatu infeksi bakteri di dalamnya. Limfosid sendiri dari dua tipe yaitu limfosid B dan limfosid T. Limfosit dihasilkan oleh sumsum tulang, tinggal di dalmnya dan jika matang menjadi limfosit sel T. Limfosit B dan T mempunyai fungsi yang berbeda dimana limfosit B berfungsi untuk mencari target dan mengirimkan tentara untuk mengunci keberadaan mereka. Sedangkan sel T merupakan tentara yang bisa mengahncurkan ketika sel B sudah mengidentifikasi keberadaan mereka. Jika terdapat antigen terdeteksi, maka beberapa tipe sel bekerjasama untuk mencari tahu siapa mereka dan memberikan respons. Sel-sel ini memicu sel limfosit B untuk memproduksi antibodi, suatu protein khusus yang mengarahkan kepada suatu antigen spesifik. Antobodi sendiri bisa menetralisir toksin yang diproduksi dari berbagai macam mikroorganisme, dan juga bisa mengaktivasi kelompok protein yang disebut komplemen yang merupakan bagian dari sistem imun dan membantu mengahncurkan bakteri, virus, ataupun sel yang terinfeksi. Penemuan Imunitas Humoral Vaksin telah dikembangkan oleh Pasteurtapi tidak tahu apa yang terjadi Emil Von Behring da Shibasaburo Kitasato th 1890 pertama kali menemukan mekanisme imunitas dalam bentuk serum (cairan non seluler). Hal ini didapat dari hewan yang diinfeksi dengan diphtheria, serumnya kemudian diberikan pada hewan yang tidak imunisasi. Serum dapat menetralkan toksin, presipitasi toxin dan aglutinasi kuman. Imunitas Seluler Th 1883 Elie Metchnikoff demonstrasi kontribusi sel imun yaitu sel darah putih yang berfungsi untuk memfagositosis (phagocyte). Sel ini aktif ditemukan pada hewan yang telah diimunisasi sedang pada hewan yang tidak diimunisasi tidak aktif. Lalu ditemukan konsep “cell mediated immunity” th 1940 Meril Chase berhasil mengukultur sel darah dari babi selanjutnya ditulari mycobacterium. Immunitas Humoral dan Selulr Tahun 1950 Bruce Glick Missisipi University USA telah mengidentifikasi bahwa lymphocyte yang bertanggung jawab terhadap respons imun humoral dan selular. Lymphocyte T derivate dari thymus yang memediasi sel imun dan lymphocyte B derivate dari bursa fabrisius yang bertanggung jawab terhadap imunitas humoral kedua imunitas ini ternyata saling menguntungkan. Imun Non Spesifik (Innate Immunity) Contoh : - Monosit Basofil Eosinofil Polimorfonuklear (PMN) Dendrid sel Langerhans sel Komplemen Imun Spesifik (Adaptive Immunity) Contoh : - Sel T : kekebalan seluler (Th, Th 1,Th 2, ADCC, CTL) Sel B : kekebalan humoral (Ig A, Ig B, Ig M, Ig E, Ig D) BAGIAN 2 SEJARAH IMUNOLOGI Sejarah Imunologi Sejarah perkembangan konsep imunologi dimulai sejak zaman Hippocrates (460377 SM) sampai saat ini. Hippocrates adalah seorang pakar perobatan asal Yunani yang sangat terkenal ketika itu dan dihadiahi gelar “Bapa Perubatan”. Hipocrates berpendapat bahwa sakit bukan disebabkan hal-hal yang bersifat supranatural. Penyakit terjadi karena adanya keterkaitan elemen-elemen bumi berupa api, udara, dan air. Elemen-elemen tersebut menyebabkan kondisi dingin, kering, panas, dan lembab. Kondisi ini mempengaruhi sejumlah cairan dalam tubuh seperti darah, cairan empedu kuning, dan cairan empedu hitam. Pada zaman ini Hippocrates telah menghubungkan antara kejadian sakit dengan faktor-faktor lingkungan. Claudius Galenus atau Galen (129-199 SM), seorang pakar perobatan, pakar bedah, serta ahli falsafah asal Pergamos (sekarang Bergama,Turki), menyatakan bahwa penyakit terjadi akibat adanya interaksi antara 3 faktor yaitu tubuh, sikap/cara hidup, dan atmosfer. Dia mencetuskan teori miasma (miasmatic theory) yang menganggap bahwa penyakit disebabkan oleh zat halus (gas busuk) dari permukaan bumi. Miasma dianggap sebagai uap beracun atau kabut berisi partikel dari materi membusuk (miasmata) yang menyebabkan penyakit. penyakit berhubungan dengan racun yang keluar dari hasil faktor-faktor lingkungan seperti air, yang terkontaminasi, udara kotor, dan kondisi lingkungan yang buruk, infeksi tersebut menyebar tidak melalui individu ke individu lain, akan tetapi hanya mempengaruhi individu-individu yang tinggal dalam daerah tertentu yang memunculkan uap busuk tersebut. Dapat dikatakan pada masa Galen ini telah ada pemikiran bahwa penyakit terjadi karena dipengaruhi oleh lingkungan dan sikap hidup. Pada tahun 1546, Girolamo Fracastoro (1478-1553), seorang fisikawan sekaligus penyair asal Itali, mengajukan teori kontagion yang menyatakan bahwa pada penyakit infeksi terdapat suatu zat yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari satu individu ke individu lain, tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata dan pada waktu itu belum dapat diidentifikasi. Menurut konsep ini sakit terjadi karena adanya proses kontak /bersinggungan dengan sumber penyakit. Dapat dikatakan pada masa ini telah ada pemikiran adanya konsep penularan. Pada tahun 1798, Edward Jenner (17491823) mengamati bahwa seseorang dapat terhindar dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terpajan sebelumnya dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin cacar walaupun pada waktu itu belum diketahui bagaimana mekanisme yang sebenarnya terjadi. Memang imunologi tidak akan maju bila tidak diiringi dengan kemajuan dalam bidang teknologi, terutama teknologi kedokteran. Dengan ditemukannya mikroskop maka kemajuan dalam bidang mikrobiologi meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit infeksi. Penelitian ilmiah mengenai imunologi baru dimulai setelah Louis Pasteur pada tahun 1880 menemukan penyebab penyakit infeksi dan dapat membiak mikroorganisme serta menetapkan teori kuman (germ theory) penyakit. Penemuan ini kemudian dilanjutkan dengan diperolehnya vaksin rabies pada manusia tahun 1885. Hasil karya Pasteur ini kemudian merupakan dasar perkembangan vaksin selanjutnya yang merupakan pencapaian gemilang di bidang imunologi yang memberi dampak positif pada penurunan morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi pada anak. Pada abad ke XVIII dikenal penyakit-penyakit infeksi yang bersifat menular seperti penyakit cacar, penyakit rabies, dan penyakit kolera. Salah satu peneliti yang concern pada penyakit kolera pada masa itu adalah Jhon Snow (1813-1858). Jhon Snow melakukan observasi mengenai riwayat alamiah penyakit kolera dan bagaimana model transmisi/penularannya. Snow mengamati bahwa kolera ditularkan dari manusia ke manusia lain melalui sel hidup yang tidak terlihat tapi dapat memperbanyak diri secara cepat. Transmisinya melalui pencernaan dan atau air yang berasal dari faeces yang infeksius. Walaupun Snow telah memunculkan teori mengenai penyebab kolera yaitu mikroorganisme tertentu, tetapi teori tersebut belum bisa diterima sepenuhnya. Di lain pihak, Louis Pasteur (18221895) menemukan mikroorganisme pada proses fermentasi, disamping itu mikroorganisme tersebut terdapat pula pada udara atmosfer. Penemuan Pasteur menarik perhatian Lord Lister (1865), seorang ahli bedah, sehingga kemudian ia memakai antiseptik (karbol) untuk membersihkan luka-luka pasiennya. Dari usahanya tersebut pasien-pasiennya banyak yang terhindar dari infeksi. Selain itu Pasteur mengisolasi kuman/bakteri anthrax kemudian dibuat kultur dan dilemahkan, kemudian disuntikkan pada ternak yang terinfeksi. Hasilnya adalah terjadi kekebalan pada ternak. Dari eksperimen Pasteur tersebut timbullah konsep imunisasi/vaksinasi. Pada tahun 1880, Robert Koch menemukan kuman penyebab penyakit tuberkulosis pertama kali. Dalam rangka mencari vaksin terhadap tuberkulosis ini, ia mengamati adanya reaksi tuberkulin (1891) yang merupakan reaksi hipersensitivitas lambat pada kulit terhadap kuman tuberkulosis. Reaksi tuberkulin ini kemudian oleh Mantoux (1908) dipakai untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis pada anak. Imunologi mulai dipakai untuk menegakkan diagnosis penyakit pada anak. Vaksin terhadap tuberkulosis ditemukan pada tahun 1921 oleh Calmette dan Guerin yang dikenal dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Kemudian diketahui bahwa tidak hanya mikroorganisme hidup yang dapat menimbulkan kekebalan, bahan yang tidak hidup pun dapat menginduksi kekebalan. Adapun postulat Koch yaitu : Kuman harus ada pada setiap kasus penyakit dan dapat dibuktikan melalui kultur Kuman-kuman tersebut tidak ditemukan pada kasus yang disebabkan oleh penyakit lain Kuman tersebut harus menimbulkan penyakit yang sama pada hewan percobaan Dari hewan percobaan yang telah sakit, dapat ditemukan kuman yang sama dengan kuman penyebab penyakit Kelemahan dari postulat Koch adalah tidak dapat diterapkan pada semua penyakit, yaitu meliputi : Pada penyakit-penyakit akibat virus (virus belum dapat di kultur) Pada penyakit-penyakit tertentu seperti campak, penyakit ini dapat menyebabkan sakit pada manusia tetapi tidak dapat menyerang semua hewan percobaan kecuali hanya pada anjing-anjing kecil. Penyakit-penyakit canine distemper, dapat menyerang anjing tetapi tidak dapat menyerang manusia sehingga harus ada host yang spesifik untuk kuman-kuman tertentu. Sejarah Perkembangan Imunologi - Disiplin ilmu imunologi muncul karena adanya observasi secara individual akibat adanya penyakit infeksi, dan selanjutnya individu yang telah sembuh dari sakit ternyata terlindungi dari penyakit yang sama jenisnya. - Bahasa latin immunis artinya bebas penyakit - Bahasa Inggris immunity artinya terlindungi dari penyakit infeksi. Perkembangan Selanjutnya - 430 tahun sebelum masehi seorang Peloponnesian dari Athena menulis bahwa perawat tidak dapat terkena penyakit plaque karena kebal. Selanjutnya phenomena ini dipakai dalam kedokteran sebagai model pencegahan penyakit yang efektif. Penemu di Bidang Imunologi EDWAR JENNER Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seseorang dapat terhindar dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terpajan sebelumnya dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin cacar walaupun pada waktu itu belum diketahui bagaimana mekanisme yang sebenarnya terjadi. Memang imunologi tidak akan maju bila tidak diiringi dengan kemajuan dalam bidang teknologi, terutama teknologi kedokteran. Dengan ditemukannya mikroskop maka kemajuan dalam bidang mikrobiologi meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit infeksi. Penelitian ilmiah mengenai imunologi baru dimulai setelah Louis Pasteur pada tahun 1880 menemukan penyebab penyakit infeksi dan dapat membiak mikroorganisme serta menetapkan teori kuman (germ theory) penyakit. Penemuan ini kemudian dilanjutkan dengan diperolehnya vaksin rabies pada manusia tahun 1885. Hasil karya Pasteur ini kemudian merupakan dasar perkembangan vaksin selanjutnya yang merupakan pencapaian gemilang di bidang imunologi yang memberi dampak positif pada penurunan morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi pada anak. ROBERT KOCH Pada tahun 1880, Robert Koch menemukan kuman penyebab penyakit tuberkulosis. Dalam rangka mencari vaksin terhadap tuberkulosis ini, ia mengamati adanya reaksi tuberkulin (1891) yang merupakan reaksi hipersensitivitas lambat pada kulit terhadap kuman tuberkulosis. Reaksi tuberkulin ini kemudian oleh Mantoux (1908) dipakai untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis pada anak. Imunologi mulai dipakai untuk menegakkan diagnosis penyakit pada anak. Vaksin terhadap tuberkulosis ditemukan pada tahun 1921 oleh Calmette dan Guerin yang dikenal dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Kemudian diketahui bahwa tidak hanya mikroorganisme hidup yang dapat menimbulkan kekebalan, bahan yang tidak hidup pun dapat menginduksi kekebalan. ALEXANDER YERSIN DAN ROUX Setelah Roux dan Yersin menemukan toksin difteri pada tahun 1885, Von Behring dan Kitasato menemukan antitoksin difteri pada binatang (1890). Sejak itu dimulailah pengobatan dengan serum kebal yang diperoleh dari kuda dan imunologi diterapkan dalam pengobatan penyakit infeksi pada anak. Pengobatan dengan serum kebal ini di kemudian hari berkembang menjadi pengobatan dengan imunoglobulin spesifik atau globulin gama yang diperoleh dari manusia. CLEMENS VON PIRQUET Dengan pemakaian serum kebal, muncullah secara klinis kelainan akibat pemberian serum ini. Dua orang dokter anak, Clemens von pirquet dari Austria dan Bela Shick dari Hongaria melaporkan pada tahun 1905, bahwa anak yang mendapat suntikan serum kebal berasal dari kuda terkadang menderita panas, pembesaran kelenjar, dan eritema yang dinamakan penyakit serum (serum sickness). Selain itu peneliti Perancis, Charles Richet dan Paul Portier (1901) menemukan bahwa reaksi kekebalan yang diharapkan timbul dengan menyuntikkan zat toksin pada anjing tidak terjadi, bahkan yang terjadi adalah keadaan sebaliknya yaitu kematian sehingga dinamakan dengan istilah anafilaksis (tanpa pencegahan). Mulailah imunologi dilibatkan dalam reaksi lain dari kekebalan akibat pemberian toksin atau antitoksin. Clemens von pirquet dari Austria (1906) memakai istilah reaksi alergi untuk reaksi imunologi ini. Pada tahun 1873 Charles Blackley mempelajari penyakit hay fever, yaitu penyakit dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis, serta melihat bahwa ada hubungan antara penyakit ini dengan serbuk sari (pollen). Oleh Wolf Eisner (1906) dan Meltzer (1910), penyakit ini dinamakan anafilaksis pada manusia (human anaphylaxis). Pada tahun 1911-1914, Noon dan Freeman mencoba mengobati penyakit hay fever dengan cara terapi imun yaitu menyuntikkan serbuk sari subkutan sedikit demi sedikit. Dasarnya pada waktu itu dianggap bahwa serbuk sari mengeluarkan toksin, dengan harapan agar terbentuk antitoksin netralisasi. Sejak itu cara tersebut masih dipakai untuk mengobati penyakit alergi terhadap antigen tertentu yang dikenal dengan cara desensitisasi. Akan tetapi mekanisme yang sekarang dianut adalah berdasarkan pembentukan antibodi penghambat (blocking antibody). Dengan penemuan reaksi tuberkulin, Schloss (1912) dan von Pirquet (1915) melakukan uji gores (scratch test) pada kulit untuk diagnosis penyakit alergi pada anak. Talbot (1914), seorang dokter anak, dengan uji gores melihat adanya hu- bungan antara asma anak dengan telur. Cooke (1915) memodifikasi uji gores dengan uji intrakutan, dan melaporkan juga bahwa faktor keturunan memegang peranan pada penyakit alergi. Pada tahun 1913, Shick juga memperkenalkan uji kulit untuk menentukan kepekaan seseorang terhadap kuman difteri, sehingga makin banyak fenomena imun diterapkan dalam uji diagnostik penyakit anak. Pada tahun 1923, Cooke dan Coca mengajukan konsep atopi (strange disease) terhadap sekumpulan penyakit alergi yang secara klinis mempunyai manifestasi sebagai hay fever, asma, dermatitis, dan mempunyai predisposisi diturunkan. Mulailah ilmu alergi-imunologi diterapkan dalam kelainan dan penelitian di bidang alergi klinis. Rackemann (1918) melihat bahwa sebagian besar asma pada anak mempunyai dasar alergi dan dinamakan asma tipe ekstrinsik. Prausnitz dan Kustner (1921) menyatakan bahwa zat yang menimbulkan sensitisasi kulit pada uji kulit dapat ditransfer melalui serum penderita. Memang pada waktu itu mekanisme alergi yang tepat belum diketahui. Kini berkat penelitian yang telah dilakukan, proses selular dan molekular yang terjadi pada penyakit alergi dapat dijabarkan. Berbagai macam bentuk kelainan klinis berdasarkan reaksi alergi-imunologi makin banyak ditemukan, terutama dengan bertambah banyaknya obat yang dipakai untuk pengobatan dan diagnosis penyakit. Dengan ditemukannya komplemen oleh Bordet (1894), uji diagnostik yang memakai fenomena imun berkembang lagi dengan uji fiksasi komplemen (1901), seperti pada penyakit sifilis. Pada tahun 1896, Widal secara in vitro mendemonstrasikan bahwa serum penderita demam tifoid dapat mengaglutinasi basil tifoid. LANDSTEINER Setelah Landsteiner (1900) menemukan golongan darah ABO, dan disusul dengan golongan darah rhesus oleh Levine dan Stenson (1940) , maka kelainan klinis berdasarkan reaksi imun semakin dikenal. Pada masa itu, fenomena imun yang terjadi baru dapat dijabarkan dengan istilah imunologi saja. Baru pada tahun 1939, 141 tahun setelah penemuan Jenner, Tiselius dan Kabat menemukan secara elektroforesis bahwa antibodi terletak dalam spektrum globulin gama yang kemudian dinamakan imunoglobulin (Ig). Dengan cara imunoelektroforesis diketahui bahwa imunoglobulin terdiri atas 5 kelas yang diberi nama IgA, IgG, IgM, IgD dan IgE (WHO, 1964), dan kemudian diketahui bahwa masing-masing kelas tersebut mempunyai subkelas. Pada tahun 1959 Porter dan Edelman menemukan struktur imunoglobulin, dan tahun 1969 Edelman pertama kali melaporkan urutan asam amino molekul imunoglobulin yang lengkap. Reagin, yaitu faktor yang dianggap berperan pada penyakit alergi, baru ditemukan strukturnya oleh Kimishige dan Teneko Ishizaka pada tahun 1967 dan merupakan kelas imunoglobulin E (IgE). Sekarang banyak penelitian dilakukan mengenai regulasi sintesis IgE, dengan harapan dapat menerapkannya dalam mengendalikan penyakit atopi. METCHNIKOFF pada tahun 1883, Metchnikoff sebenarnya telah mengatakan bahwa pertahanan tubuh tidak saja diperankan oleh faktor humoral, tetapi leukosit juga berperan dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit infeksi. Pada waktu itu peran leukosit baru dikenal fungsi fagositosisnya. Beliaulah yang menemukan sel makrofag. Sekarang kita mengetahui bahwa sel makrofag aktif berperan pada imunitas selular untuk eliminasi antigen. Baru pada tahun 1964, Cooper dan Good dari penelitiannya pada ayam menyatakan bahwa sistem limfosit terdiri atas 2 populasi, yaitu populasi yang perkembangannya bergantung pada timus dan dinamakan limfosit T, serta populasi yang perkembangannya bergantung pada bursa fabricius dan dinamakan limfosit B. Tetapi pada waktu itu belum dapat dibedakan antara limfosit T dan limfosit B. Limfosit T berperan dalam hipersensitivitas lambat pada kulit dan penolakan jaringan, sedangkan limfosit B dalam produksi antibodi. Imunologi membuat perkembangan hebat pada akhir abad ke -19 melalui perkembangan cepat pada penelitian imunitas humoral dan imunitas seluler. Paul Ehrlich mengusulkan teori rantai sisi yang menjelaskan spesifisitas reaksi antigen-antibodi. Kontribusinya pada pengertian imunitas humoral diakui dengan penghargaan hadiah nobel pada tahun 1908, yang bersamaan dengan penghargaan untuk pendiri imunologi seluler. BAGIAN 3 SISTEM IMUN NON SPESIFIK (INNATE IMMUNITY SYSTEM) 1. Sistem Imun Non-Spesifik Sistem imun non spesifik merupakan pertahanan tubuh dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, karena sistem imun spesifik memerlukan waktu sebelum dapat memberikan responsnya. Sistem tersebut disebut nonspesifik, karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu. Komponen- komponen sistem imun non-spesifik terdiri atas : a. Pertahanan fisis dan mekanis b. Pertahanan biokimia c. Pertahanan humoral d. Pertahanan selular Pertahanan fisis dan mekanis Kulit, selaput lendir, silia saluran nafas, batuk, dan bersin dapat mencegaah berbagai kuman patogen masuk ke dalam tubuh. Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak karena asap rokok akan meningkatkan resiko infeksi. Pertahanan Biokimia Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit, kelenjar kulit, telinga, spermisn dan semen merupakan bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh. Asam hidroklorik dalam cairam lambung, lisosim dalam keringat, ludah, air mata, dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap kuman gram positif dengan jalan mengahncurkan dinding kuman tersebut. Air susu ibu mengandung pula laktoferitin dan asam neurominik yang mempunyai sifat antibakterial terhadap E.coli dan stafilokok. Lisosim yang dilepas makrofag dapat mengahncurkan kuman gram negatif dengan bantuan komplemen. Laktoferitin dan transferin dalam serum dapat mengikat zat besi yang dibutuhkan untuk kehidupan kuman pseudomonas. Pertahanan Humoral 1. Komplemen Komplemen mengaktifkan fagosit dalam membantu dekstruksi bakteri dan parasit dengan jalan opsonisasi. Kejaida-kejadian tersebut diatas adalah fungsi sistem imun non-spesifik, tetapi dapat pula terjadi atas pengaruh respons imun spesifik. 2. Interferon Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan berbagai sel manusia yang mengandung nuklues dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus. Interferon mempunyai sifat antivirus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitas sel yang telah terserang virus tersebut. Disamping itu interferon dapat pula mengaktifkan natural killer sel-sel NK untuk membunh virus dan sel neoplasma. 3. C-Reactive Protein (CRP) CRP dibentuk tubuh pada keadaan infeksi. Perannya ialah sebagai opsosnin dan dapat mengaktifkan komplemen. Pertahanan Selular Fagosit/makrofag dan sel NK berperan dalam sistem imun non spesifik selular. 1. Fagosit Meskipun berbaai sek dalam tubuh dapat melakukan fagositosis, sel uatam yang berperan pada pertahanan non-spesifik adalah sel mononuklear (monosit dan makrofag) serta sel polimorfonuklear seperti neutrofil. Kedua golongan sel tersebut berasal dari sel hemopoietik yang sama. Fagositosis dini yang efektif pada invasi kuman akan dapat mencegah timbulnya penyakit. Proses fagositosis terjadi dalam beberapa tingkat sebagai berikut : kemoktaksis, menangkap, membunuh, dan mencerna. 2. Natural Killer Cell (Sel NK) Sel NK adalah sel limfosit tanpa ciri-ciri sel limfosid sistem imun spesifik yang ditemukan dalam sirkulasi. Oleh karena itu disebut juga sel non B non T atau sel popilasi ketiga atau null cell. Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma. Interferon mempercepat pematangan dan meningkatkan efek sitolitik sel NK. 2. Sistem Imun Spesifik Berbeda dengan sistem imun non-spesifik sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal bendayang dianggap asing . benda asing yang pertama timbul dalam badan yang segera dikenal sistem imun soesifik akan mensensitasi sel-sel imun tersebut. Bila sel sistem tersebut terpajan ulang dnegan benda asing yang sama, yang akhir akan dikenal lebih cepat dan dihancurkannya. Oleh karena itu sistem tersebut disebut spesifik. Sistem imun spesifik dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh, tetapi pada umumnya terjalin kerjasama yang baik natara antibodi, komplemen, fagosit, dan anatara sel T –Makrofag. Oleh karena komplemen turut diaktifkan, respons imun yang terjadi sering disertai dengan reaksi inflamasi A. Sistem Imun Spesifik Humoral Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Pada unggas sel asal tersebut berdiferensial menjadi sel B didalam alat yang disebut Bursa Fabricius yang letaknya dekat dnegan kolaka. Bila sel B dirangsang benda asing sel tersebut akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama antibodi ialah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus, dan netralisi toxin. B. Sisten Imun Spesifik Selular Yang berperan dalam sistem imun spesifik selular adalah limfosit T atau sel T. Sel tersebut juga berasal dari sel asal yang sama seperti sel B, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar timus. Berbeda dengan sel B, sel T terdiri atas beberapa subset yang mempunyai fungsi sel yang berlainan. Fungsi sel T umumnya ialah : a. Memabntu sel B memproduksi antibodi b. Mengenal dan mengahncurkan sel yang terinfeksi virus c. Mengaktifkan makrofag dalam fagositosis d. Mengontrol ambang dan kualitas sistem imun Sel T terdiri atas beberapa subset sel sebagai berikut : 1. Sel Th (T helper) Sel Th dibagi menjadi Th 1 dan Th 2. Th 2 menolong sel B dalam memproduksi antibodi. Untuk memproduksi antibod kebanyakan antigen (T dependent antigen) harus dikenal terlebih dahulu, baik oleh sel T maupun B. Sel Th 1 berpengaruh atas sel Tc dalam mengenal sel yang terkena infeksi virus, jaringan cangkok alogenik dan sel kanker. Istilah sel T inducer dipakai untuk menunjukkan aktivitas sel Th yang mengaktifkan subset sel T lainnya. Sel Th juga melepas sel limfokin,limfokin asal Th 1 mengaktifkan makrofag, sedang limfokin asal sel Th 2 mengaktifkan sel B/ sel plasma yang membentuk antibodi. 2. Sel Ts (T supresor) Sel Ts menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Menurut fungsinya, sel Ts dapat dibagi menjadi sel Ts spesifik untuk antigen tertentu dan sel Ts non-spesifik. 3. Sel Tdh atau Td (delayed hypersensitivity) Sel Tdh adalah sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel inflamasi lainnya ke tempat terjadinya reaksi lambat. Dalam fungsinya memerlukan rangsangan daru sel Th1. 4. Sel T (cytotoxic) Sel Tc mempunyai kemampuan untuk menghancurkan sel alogonik, sel sasaran yang mengandung virus dan sek kanker. Sel Th dan Tc disebut juga sel T regulator sedangkan sel Tdh dan sel Tc disebut sel efektor. Dalam fungsinya sel Tc memerlukan rangsangan dari sel Th 1. 5. Sel K Sel K atau ADCC (antibody Dependent Cell Cytitoxicity) adalah sel yang tergolong dalam sistem imun non-spesifik tetapi dalamkerjanya memerlukan bantuan imunoglobulin (molekul dari sistem imun spesifik). BAGIAN 4 SISTEM IMUN SPESIFIK (ADAPTIVE IMMUNITY) Sistem imun spesifik adalah suatu sistem yang dapat mengenali substansi asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan respons imun yang soesifik tehadao substansi tersebut. Sistem imun soesifik disebut pula dengan sistem imun yang didapat , dimana sel-sel imun yang berperan penting adalah sel limfost B dan limfosit T. Adaptive Immunity adalah merupakan sistem pertahanan tubuh lapis kedua, jikainnate immunity tidak mampu mengeliminasi agen penyakit. Hal ini terjadi jika fagosit tidak mengenali agen infeksius, sebab hanya sedikit reseptor yang cocok untuk agen infeksius atau agen tidak bertindak sebagai faktor antigen terlarut (souble antigen) yang aktif. Jika hal ini terus menerus maka akan diperlukan molekul spesifik yang berkaitan langusng dnegan antigen infeksius yang dikenal dengan antibodi dan selanjutnya akan terjadi proses fagositosis. Antibodi diproduksi ileh sel B yang merupakan molekul fleksibel dan bertindak sebagai adaptor antara agen infeksius dan fagosit. Antibodi mempunyai 2 fungsi selain mempunyai variable antibodi yang berbeda dan mengikat antigen infeksius juga mengikat reseptor sel dan selanjutnya mrngaktifkan komplemen yang diakhiri dengan terjadinya lisis. Substansi yang dapat merangsang respon imun spesifik disebut dengan antigen. Sedangkan respon tubuh terhadap masuknya antigen tersebut adalah dengan pembentukan antibodi. Antibodi adalah suatu protein yang diahasilkan oleh sel limfosit Bsebagai respon terhadap adanya antigen. Antibodi bersifat spesifik terhadap jenis tertentu dari suatu antigen. Ribuan jenis antigen yang masuk dalamtubuh akan merangsang pembentukan ribuan jenis antibodi yang spesifik terhadap antigen tersebut. Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal bendayang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama timbul dalam badan yang segera dikenal sistem imun soesifik akan mensensitasi sel-sel imun tersebut. Bila sel sistem tersebut terpajan ulang dnegan benda asing yang sama, yang akhir akan dikenal lebih cepat dan dihancurkannya. Oleh karena itu sistem tersebut disebut spesifik. Imunitas spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik. Antigen adalah substansi yang berupa protein dan poliskarida yang mempunyai kemampuan merangsang munculnya sistem kekebalan tubuh (antbody). Tubuh dapat dengan cepat merespin infeksi suatu penyakit, apabila tubuh terdapat antibody untuk jenis antigen tertentu yang berasal dari kuman. Sistem imun spesifik terdiri dari sistem imun spesifik humoral dan seluler : Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Pada unggas sel asal tersebut berdiferensial menjadi sel B didalam alat yang disebut Bursa Fabricius yang letaknya dekat dnegan kolaka. Bila sel B dirangsang benda asing sel tersebut akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Yang jika dirangsang oleh benda asing akan berproliferasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi (imunoglobulin).selain itu juga berfungsi sebagai Antigen Presenting Cell (APC). Sedangkan yang berperan dalam sistem imun spesifik selular adalah limfosi T atau sel T yang berfungsi sebagai regulator dan efektor. Fungsi regulasi terutama dilakukan oleh sel T helper (sel TH, CD4+) yang memproduksi sitokinin seperti interleukin-4 (IL-4 dan IL-5) yang membantu sel B memproduksi antibodi, IL-2 yang mengaktivasi sel-sel CD4, CD8, dan IFN yang mengaktivasi makrofag. Fungsi efektor terutama dilakukan oleh sel T sitotoksik (CD8) untuk membunuh sel-sel yang terinfeksi virus, sel-sel tumor, dan allograft. Fungsi efektor CD4+ adalah menjadi mediator reaksi hipersensitifitas tipe lambat pada organisme intraseluler seperti Mycobacterium tuberculosis. Pada keadaan tidak homeostasis, bangkitnya respon imun dapat merugikan kesehatan, misal pada reaksi autoimun atau reaksi hipersensitifitas (alergi). Beberapa penyakit seperti diabetes melitus, sklerosis multiple, lupus, arthtitis rematoid termasuk contoh penyakit autoimun. Kondisi ini terjadi jika kondisi imun disensitisasi oleh protein yang ada dalam tubuh kemudian menyerang jaringan yang mengandung protein tersebut. Adaptive immunity atau imunitas spesifik terjadi ketika innate immunity gagal menhalau infeksi karena benda asing yang masuk memiliki struktur yang sama sekali baru bagi tubuh. Mekanisme ini terjadi sekitar 1 hingga 5 hari setelah infeksi. Secara singkat mekanisme ini akan mencoba membuat “ingatan” baru tentang struktur benda asing yang masuk dalam tubuh, kemudian bereaksi untuk menghalau benda asing tersebut. Sel yang terlibat pada mekanisme ini adalah limfosit, baik sel T kimfosit maupun sel B limfosit. Adaptive immunity sendiri terbagi menjadi 2 yaitu : a. Imunitas humoral, yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah, yang disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda asing yang berada di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan mengenali benda asing tersebut, kemudia memproduksi antibodi. Antibodi merupakan molekul yang akan menempel disuatu molekul spesifik (antigen) di permukaan benda sing tersebut. Kemudian antibodi akan menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit. b. Imunitas selular yaitu imunitas yang dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi. T limfosit kemudia akan menginduksi 2 hal : (1) fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi, (2) lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel dan da[pat dilekati oleh antibodi. BAGIAN 5 ANTIGEN DAN ANTIBODI Antigen adalah substansi yang dapat dikenali dan diikat dengan baik oleh sistem imun. Antigen dapat berasal dari organisme (bakteri, virus, jamur, dan parasit) atau molekul asing bagi tubuh. Tidak setiap bagian dari antigen dapat berinteraksi sengan molekul sistem imun. Bagian dari antigen secara langsung berikatan dengan molekul reseptor (seperti antibodi) yang dikenal dengan epitop. Hal ini menandakan bahwa antigen mempunyai beberapa epitot. Hapten adalah molekul organik kecil yang dapat mengikat bagian reseptor antigen. Meskipun molekul ini kecil tetapi dapat menginduksi antibodi dengan titer yang tinggi jika diikatkan dengan carrier berupa ptotein ynag mempunyai berat molekul tinggi atau polimer sintetik. Contohnya adalah logam berat nom –mulia (perak atau timah) dan antibiotik (sulfa). Pemakaian gelang/cincin bisa membuat gatal-gatal di sekitar pemakaian atau seluruh tubuh. Contoh antigen lengkapadalah bakteri,virus. Paratop adalah daerah milik antibodi yang berikatan dengan epitot. Nama lain dari epito adalah determinan. Mayor Histocompatability Complex (MHC) Di dalam tubuh mempunyai sistem marker glikoprotein yang di kode oleh gen yang dikenal dengan Histocompability complex (MHC). Molekul ini melekat pada permukaan membran sel terutama pada sel assesories. Sifat MHC adalah polimorpisme, terdapat pada semua individu dan pada orang kembar (identical twins) mempunyai kombinasi protein MHC yang sama. Protein tersebut sangat berperan dalam komunikasi antar sel dan respon imun dalam tubuh termasuk kemampuan merespon tipe antigen. Molekul MHC teridir dari 3 kelas yaitu MHCI, MHC-II, MHC-III. Setiap kelas mempunyai peranan berbeda dalam reulasi imun. Basis Seluler dan Respon Imun Secara iriginal sel imun merupakan keturuna dari leukosit termasuk kedua sel limfosit dan sel myeloid. Sel stem dalam sumsum tulang migrasi ke beberapa jaringan dan matang menjadi imun kompeten yang berbeda. Sel T dan SelB Limfosit adalah sel darah putih kecil yang bertanggung jawab untuk meningkatkanrespon imun secara efektif terhadap antigen. Sel ini mempunyai dua tipe yaitu sel T dan sel B. Pematangan sel T dan sel B di sumsum tulang belakang, meskipun pematangan sel T juga tergantung dari thymus. Sel B pada saat distimulasi oleh antigen, maka sel B akan merespon dengan sekresi antibodi terlarut (soluble antibody) yang mampu mengikat antigen spesifik yang diekna; dengan imunitas humorla. Sedang sel T bertanggun jawab dnegan cara membangkitkan sel asosiasi imun lainnya (immune associated cell) atau langsung kontak dengan antigen yang biasanya berupa sel asing, virus, atau sel kanker, respon ini dikenal dengan imunitas selular. Tipe atau subset sel B dan sel T sulit dibedakan secara mikroskopis, sedang untuk membedakan kedua molekul adalah terletak pada permukaan kedua molekulnya. Biasanya yang digunakan untuk membedakan kedua sel tersebut adalah marker protein pada permukaan sel yang disebut Cluster Defferensiation (CD) marker protein yang dijumpai pada semua sel T adalah CD3 , kecuali sel T supresor dan cytotoxic marker proteinnya adalah CD8 , sedang sel T-Helper marker proteinnya aqdalah CD, dan pada sel B marker proteinnya adalah Immunoglobulin M permukaan (Suface IgM) yang tidak dijumpai oleh sel T. Sel T dan sel B mengenali antigen melalui reseptor antigen. Pada sel B membran (IgM atau IgD). Ketika sel B mengikat antigen maka sel B akan menjadi matang untuk memproduksi sel plasma. Selanjutnya sel plasma mensekresi antibodi yang spesifik terhadap antigen dan identik dengan reseptor yang original pada permukaan sel B. Reseptor antigen pada sel T adalah merupakan immunoglobulin like molecule yang bereaksi dengan molekul MHC yang mengikat antigen di permukaan dengan baik. Jadi sel T pada saat aktif tidak memproduksi antibodi, tetapi memproduksi limfokin (lymphokines). Substansi ini mempunyai berat molekul rendag yang berfungsi mengirim signal pada sel sistem imun untuk bereaksi terhadap target sel mati, pengaktifan makrofag, proliferase sel limfosit dan migrasi sel. Masing-masing limfosit T dan B hanya mampu mengenali satu epitop yang spesifi. Jadi adanya respon imun yang diinduksi oleh banyak epitot (seperti bakteri yang mempunyai banyak epitop), amka diperlukan pengaktifan limfosit untuk berdiferensiasi menjadi bermacam-macam limfosit spesifik terhadap epitop. Pengaktifan bermacam-macam limfosit tersebut dapat menumbuhkan banyak klon darisel yang sama untuk merespon antigen, sehingga mengakibatkan proliferasi dan diferensiasi limfosit dengan spesifitas yang berbeda oleh karena itu dikenal dengan antibodi poliklonal, tetapi sebaliknya para peneliti sudah banyak membuat manipulasi sistem imun dengan cara hibridoma yang merupakan turuna klon tunggal dari sel B yang teraktifasi untuk memproduksi antibodi yang homogen atau single molecular species of antibody yang hasilnya dikenal dengan antibodi monoklonal (monoclonal antibody). Antigen Presenting Cells Antigen presenting cells (APCs) adalah sel assesoris yang berfungsi mempresentasikan antigen terhadap limfosit agar respon imun berhasil baik. Banyak antigen yang harus ditelan dan diproses secara intraseluler kemudia dipresentasikan ke permukaan agar dikenali oleh limfosit. Macam antigen tersebut antara lain sel kanker, virus, sedang untuk antigen yang berupa protein akan diproses dan di presentasikan menjadi peptide. Jenis sel yang dapat bertindak sebagai APCs antara lain makrofag, sel dendrite, sel B , sel langerhans. Respon imun terhadap antigen tergantung dari tipe antigen dan macam partikel yang berinteraksi. Pengaktifan sel B dapat melalui dua arah yaitu pertama secara langsung kontak dengan antigen terlarut (soluble antigen) atau native antigen. Kedua pengaktifan sel B melalui sel T helper (Th). Sel B teraktifasi setelah berinteraksi dengan sel Th, selanjutnya sel B mempresentasikan antigen ke permukaan melalui MHC-II agar dikenali oleh sel Th (CD4+) yang selanjutnya akan mensekresi sel limfokin yang sesuai sebagai simulator, sedang sel B memproduksi antibodi. Adanya pengikatan sel B dan antigen akan mengaktifkan komplemen yang berfungsi untuk melisiskan sel target dan opengaktifan sel fagosit. Proses ini kebanyakan terjadi pada makrofag untuk membersihkan infeksi mikroorganisme. Sel T teraktifasi juga tergantunf s=dari jenis MCH yang terlibat, sel T cytoxic (CD8+) atau sel T-Helper (CD4+) . jika APC mempresentasikan antigen berikatan dengan MCH-I maka sel yang distimulasi adalah sel T cytotoxic (CD8+) , tetapi jika di presentasikan MCH-II maka yang distimulasi adalah sel THelper (Th). Sel cytotoxic bertugas secara langsung membunuh sel target, sedangkan sel T helper berfungsi untuk mensekresi bermaca-macam intraleukin untuk memprovokasi aktifitas sel B dan sel T untuk berinteraksi dengan sel imun lainnya seperti makrofage, granulosit, limfosit terhadap antigen. Antibodi Antibodi adalah proteun imunoglobulin yang disekresi ileh sel B yang teratifasi oleh antigen. Berat moleluk antibodi berkisar 150.000 Da sampai 950.000 Da yang tergantung pada kelasnya. Semua molekul antibodi terdiri dari dua untaian peptida pendek yang sama dikenal dnegan light chain sedang yangterdiri dari untaian petida panjang disebut heavy chain . keduanya terjadi ikatan konvalen bersama yang disebut dengan ikatan disulfida. Struktur imunoglobulin terdiri dari fragmen ab (fab) dan fragmen c (fc). Kedua fragmen ini dirabgkai oleh untaian dua sulfida (s-s) bagian yang terdiri daeri asam amino yang bertugas untuk mengikat antigen dikenal dnegan side binding antigen, sedang fc terdiri dari karbohidrat yang sering berikatan dengan komplemen. Antibodi merupakan biomolekul yang tersusun atas protein dan dibentuk sebagai respons terhadap benda asing yang tidak dikehendaki di dalam tubuh kita. Benda asing tersebut disebut antigen. Tiap kali ada benda-benda asing yang masuk dalam tubuh diperlukan 10-14 hari untuk membentuk antibodi. Antibodi dihasilkan oleh limfosit B atau sel B. Antibodi digunakan untuk menetralkan atau mengahncurkan antigen yang masuk dalam tubuh. Setiap detik sekitar 2.000 molekul antibodi diproduksi ole sel-sel B. Salah satu contoh peristiwa yang melibatkan antibodi adalah ketika kulit kita terkena infeksi karena luka maka akna timbul annah. Nanah itu merupakan limfosit atau sel-sel B yang mati setelah berperang melawan antigen. Antibodi dapat ditemukan pada aliran darah atau cairan nonseluler. Antibodi memiliki struktur molekul yang bersesuaian dengan antigen secara sempurna, seperti anak kunci dengan lubangnya. Tiap jenis antibodi spesifik terhadap antigen jenis tertentu. Jenis-jenis Antibodi Antibodi disebut juga immunoglobuli (Ig) atau serum protein globi=ulin, karena berfungsi untuk melinf=dungi tubuh lewat proses kekebalan (immune). Ada lima macam immunoglobulin yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD a. Immunoglobulin G (IgG) IgG terbentuk 2-3 bulan setelah infeksi, kemudian kadarnya meninggi dalam satu bulan, menurun perlaha-lahan dan terdapat selama bertahun-tahun dengan kadar yang rendah. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah bening, dan usus. Senyawa ini akan terbawa aliran darah langsung menuju tempat antigen berada dan menghambatnya begitu terdeteksi. Senyawa ini meiliki efek kuat terhadap antibakteri maupun virus, serta menetralkan racun. IgG juga mampu menyelinap diantara sel-sel dan menyingkirkan organusme yang masuk dalam sel-sel dan kulit. Karena kemampuan serta ukurannya yang kecil, IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat dipindahkan melauli palsenta dari ibu hamul ke janin dalam kandungannya untuk melindungi janin dari kemungkinannya infeksi yang menyebabkan kematian bayi sebelum lahir. Selanjutnya imunoglobulin dalam kolostrum (air susu ibu atau ASI yang pertama kali keluar), memberikan perlindungan kepada bayi terhadap infeksi sampai sistem kekebalan bayi dapat menghasilkan antibodi. b. Immunoglobulin A (IgA) Immunoglobulin A atau IgA ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi oleh selaput lendir, misalnya hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA juga ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya seperti air mata, air liur, ASI, getah lambung, dan sekresi usus. Antibodi ini melindungi janin dalam kandungan dari berbagai penyakit. IgA terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba karena tidak terdapat dalam tubuh bayi yang baru lahir. c. Immunoglobulin M (IgM) Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B. Pada saay=t antigen masuk ke dalam tubuh, immunoglobulin M (IgM) merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan antigen tersebut.IgM terbentuk segera setelah terjadi infeksi dan menetap selama 1-3 bulan, kemudian menghilang. Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika janin terinfeksi kuman penyakit , produksi IgM janin akan meningkat. IgM banyak terdapat di dalam darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organ maupun jaringan. Untuk mengeyahui apakah janintelah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah. d. Immunoglobulin D (IgD) Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. IgD ini bertindak dengan menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T mereka membantu sel-sel T menangkap antigen. e. Immunoglobulin E (IgE) Immunoglobulin E atau IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah. Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksialergi akut pada tubuh. Oleh karena itu tubuh seseorang yang sedang mengalami alergi kadar IgE yang tinggi. IgE penting melawan infeksi parasit, misalnya skistosomiasis yang banyak ditemukan di negara-negara. BAGIAN 6 SISTEM KEKEBALAN TUBUH MANUSIA DITINJAU DARI ISLAM DAN SAINS Tubuh manusia selalu terancam oleh patogen. Sistem kekebalan menjadi pertahanan yang tangguh untuk menangkal berbagai jenis mikroorganisme penyebab penyakit. Ada tiga cara tubuh untuk menangkal serangan patogen. Benteng-benteng fisik berupa kulit, air mata, dan ludah mengandung x=zat kimia pembasmi bakteri disebut lisozim. Patogen yang lolos dari lisozim akan ditelan oleh sel darah putih yang disebut fagosit, dibinasakan oleh sel-sel pembunuh alami di sistem limfa atau dibunuh oleh protein antimikroba. Jika masih lolos juga, patogen akan dihalang oleh arisan pertahanan tubuh terampuh, yang dinamakan sistem kekebalan (imunitas) paling menarik, walau manusia dikelilingi oleh ancaman serius ini, kita tidak melakukan upaya apapun untuk melindungu diri darinya. Ini disebabkan adanya suatu mekanisme dalam tubuh kita, yang menjalankan tugas ini atas nama kita, memberikan perlindungan yang kita butuhkan, tanpa membuat kita terganggu sedikit pun. Inilah “sistem kekebalan”, sistem ini merupakan sistem yang paling penting dan paling menakjubkan u=yang beroperasi dalam tubuh kita, karena ia menjalankan salah satu misi hiduo paling vital. Kita mungkin tidak menyadarinya, tetapi semua unsur sistem kekebalan melindungi tubuh kita layaknya sepasukan besar prajurit angkatan bersenjata. Selsel pertahanan yang melindungi tubuh manusia terhadap penyerang seperti bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya, dilengkapi dengan kemampuan luar biasa. Pola kecerdasan, upaya, dan pengorbanan, yang ditunjukkan sel-sel ini selama perang yang mereja kobarkan di dalam tubuh, mengherankan semua orang yang mempelajarinya. Sistem kekebalan terdiri dari sel limfosit, yang mengenali zat kimia dipermukaan patogen yang disebut antigen. Sel B (limfosit B) melepaskan antibodi yang mengunci diri ke antigen spesifik, melumpuhkan patogen dan menandainya untuk dihancurkan. Sel T (limfosit T) mengidentifikasi dan segera menghancurkan patogen. Sel memori mengingat antigen-antigen. Sistem kekebalan membutuhkan waktu beberapa hari untuk meberi tanggapan atau tindak balas kepada antigen baru. Inilah tindak balas primer. Orang yang terinfeksi patogen mungkin jatuh sakit. Pada kesempatan berikutnya sel memori mengingat antigen-antigen tersebut dan segra melakukan tindak bakas limfosit B dan T. Ini adalah tindak nalas sekunder yang menhancurkan patogen penyusup. Hasilnya orang akan kebal terhadap penyakit. Pembahasan tentang sistem kekebalan tubuh manusia ditinjau dari islam san sains adalah suatu hal yang sangat menarik dan haru diketahui oleh setiap manusia, karena ini berkaitan langsung tentang diri manusia secra personal, agar pembahasan lebih sistematis, amak kami akan memnatasi pada beberpa permasalahan saja, yaitu : 1. Definisis sistem kekebalan tubuh manusia 2. Struktur sistem kekebalan tubuh manusia 3. Fungsi sistem kekebalan tubuh manusia 4. Penyebab dan akibat sistem kekebalan tubuh manusia 5. Cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia 6. HIV musuh sistem kekebalan tubuh manusia Sistem Kekebalan Tubuh 1. Definisi Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh adalah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk menjaga keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditumbulkan oleh berbagai keadaan yang ada dalam lingkungan hidupnya. Secara singkat, sistem kekebalan dapat didefinisikan sebagai “prajurit yang snagat disiplin, teratur, dan pekerja keras yang melindungi tubuh dari cengkeraman musuh eksternal”. Dlam peperangan aneka rupa inim tugas utama dari elemen yang berperang di garis depan adalah untuk mencegah sel musuh, seperti bakteri, virus, memasuki tibuh. Sistem kekebalan tubuh berasal dari sel darah putih yang mengalami perkembangan dalam sumsum tulang kelenjar thymus. Sebagian sel tersebut mengalir ke peredaran darah atau ke kelenjar timus, dan sebagian lagi tetap berada jaringan asalnya. Reaksi ketahanan tubuh ini terjadi apa ada benda asing masuk dalam tubuh. Menurut Bellanti, sistem ketahanan tubuh mencakup semua mekanisme yang membantu individu untuk mengenal berbagai benda asing yang ada di lingkungannya. Mekanisme pertahanan tubuh ini berfungsi untuk menetralkan. Menghilangkan, maupun memetabolisasi benda asing agar terhindar dari kerusakan pada sistem jaringan tubuh itu sendiri. Sistem ketahanan tubuh dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu (1) respons ketahanan tubuh non-spesifik dan (2) respons ketahanan tubuh soesifik. Mekanisme kerja respons ketahanan tubuh non-spesifik tidak bergantung pada pengenalan spesifik. Sebaliknya mekanisme kerja respons ketahanan tubuh spesifik amat bergantung pada kemampuan memaparkan benda asing oleh tubuh individu. Untuk itu respons ketahanan tubuh spesifik ini memerlukan waktu yang relatif lama, dimana ia memerlukan sebuah pemaparan awal dan kemudia dilanjutkan detail pemaparan selanjutnya terhadap benda asing tersebut. Melalui mekanisme kerja ini, respons ketahanan tubuh spesifik mengakibatkan terjadinya diferensial selektif self dan non-self. Secara umum respons ketahanan tubuh mempunyai tiga fungsi, yaitu (1) fungsi ketahanan (defense), (2) Fungsi homeostasis, dan (3) fungsi pengawasan (survillance). 2. Struktur Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Jaringan dan organ yang merupakan sistem kekebalan berserakan di seluruh tubuh. Pada manusia, organ-organ pusat sistem tersebut ialah sumsum tulang dan timus. Sumsum tulang mengandung sel-sel batang yang menhasilkan seluruh sel darah. Kelima macam sel darah putih itu masing-masing memainkan sedikit peranan dalam imunitas. Tetapi makrofag), dan khususnya limfosit. Limfosit terdiri atas dua jenis yaitu T limfosit dan B limfosit. Salah satu tugas sistem imun tersebut ialah membentuk pertahanan terhadap bahan-bahan asing, yang dinamai antigen, yang memasuki tubuh. Sebelum memulai kerjanya B limfosit maupun T limfosit tersebarkan dari sumsum tulang dan timus menjadi kelompok jaringan limfosit yang dibagikan ke seluruh tubuh. Sistem ini terdiri atas limpa, sejumlah besar simpul limfa, tonsil, apendiks, dan sarang sel-sel yang tersebar dimanamana. Simpul limfa merupakan tempat ideal bagi sel-sel imun untuk meliputi antigen. Untuk memperjelas pemahaman tentang struktur kekebalan tubuh atau pertahanan tubuh secara singkat dan padat dapat dijelaskan sebagai berikut : kendati tidak gampang bagi organisme musuh untuk memasuki tubuh, mereka menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan akhirnya, yaitu menjajah tubuh. Aklau mereka berhasil melakukannya, setelah mengatasi berbagai penghalang seperti kulit serta saluran pernafasan dan percernaan, mereka akan mendapati prajurit tangguh tengah menanti. Para prajurit tangguh ini dihasilkan dan dilatih di pusat khusus seperti sumsum tulang, limpa, timus, dan kelenja getah bening. Para prajurit ini adalah “sel-se; pertahanan” yang disebut makrofag dan limfosit. Pertama, berbagai jenis fagosit , yang disebut “sel pemakan” akan langsung beraksi. Kemudian makrofag, jenis spesifik lain dari fagosit mendapat gilirannya. Makrofag ini menghancurkan semua musuh dengan jalan menelannya. Makrofag juga menjalankan tugas lain seperti mengajak sel-sel pertahanan lainnya ke arena pertempuran, dan menaikkan suhu tubuh. Meningkatnya suhu tubuh atau demam di awal sakit sangat penting, karena orang yang mengalaminya akan merasa kelelahan dan perlu istirahat, hal ini menghemat energi yang diperlukan untuk memerangi musuh. Apabila unsur-unsur sistem kekebalan ini terbukti tidak memadai untuk musuh yang memasuki tubuh, maka limfosit sang jagoan sistem ikut bermain. Ada dua jenis limfosit sel B dan sel T. Keduanya ini kemudia juga terbagi ke dalam dua kelompok. Setelah makrog=fag, yang datang berikutnya adalah sel T penolong. Ia mungkin dianggap agen administratif sistem. Setelah sel T penolong mengenali musuh, mereka memperingatkan sel-sel lain supaya mengangkat kapak perang untuk melawannya. Begitu diberi tahu, sel T pembunuh memainkan pabrik senjata dalam tubuh manusia. Mengikuti rangsang dari sel T penolong, sel B segera mulai memproduksi semacam sebnjata yang disebut “antibodi”. Kalau tanda peringatan sudah berakhir, sel T penekan menghentikan kegiatan semua sel pertahanan, dan karena itu mencegah pertempuran berlangsung lebih lama daripada yang diperlukan. Akan tetapi misi pasukan pertahanan ini belum berakhir. Sel-sel prajurit yang disebut sel pengingat, penyimpan informasi yang diperlukan tentang musuh itu dalam memori mereka selama bertahun-tahun. Hal ini memungkinkan sistem kekebalan untuk segera menyusun pertahanan melawan musuh yang sama jika suatu saat nanti datang lagi. Demikian struktu kekebalan tubuh manusia yang sungguh menakjubkan, apa jadinya jika tubuh tidak mempunyai sistem kekebalan tubuh maka dapat dipastikan ribuan kuman, bakteri, virus yang merugikan segera menyerang, yang berakibat tubuh akan menjadi sakit dan kemudian kematian menjemput. 3. Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Fungsi sistem kekebalan tubuh manusia merupakan upaya melawan segala aktivitas benda asing dengan kemampuan tubuh untuk menyebarkan ketahanan tubuh ke seluruh jaringan. Dalam sistem ketahanan tubuh, terdapat mekanisme berbentuk inflamatory response (tanggapan keradangan) dan spesific immune response. Mekanisme ini bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan homeostasis, yang dipengaruhi oleh hormon endogen. Dengan demikian, hubungan timbal balik antara sistem kekebalan tubuh dan sistem syaraf atau sistem organ lainnya merupakan dasar bahwa respons imunologis tidak selalu berjalan secara otomatis, tetapi juga dapat dipengaruhi i=oleh integrasi sistem somatik. Oleh karena itu, sistem ketahanan tubuh secara konseptual merupakan sistem ketahanan tubuh homeostasis. Sedangkan fungsi pengawasan (survillance function) ini berupa pemantauan dan pengenalan jenis sel abnormal yang secara tetap selalu timbul dalam individu, baik secara spontan atau disebabkan oleh pengaruh virus atau zat kimia. Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi respons ketahanan tubuh antara lain : faktor genetik, faktor metabolik, faktor lingkungan, faktor gizi, faktor anatomik, faktor fisiologik, faktor umur, dan faktor mikroba. 4. Penyebab dan Akibat Sistem Kekebalan Tubuh Ketegangan dan kegelisahan bisa menyebabkan menurunnya tingkat imunitas dalam tubuh. Hal ini bisa memicu terjadinya kekacauan keseimbangan fisiologis dalam tubuh. Sistem imun adalah struktur efektif yang menggabungkan spesifisitas dan adaptasi. Kegagalan pertahanan dapat muncul, yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dibagi dalam tiga kategori : defisiensi imun, autoimunitas, dan hipersensitivitas. a. Defisiensi Imun Defisiensi imun muncul ketika satu atau lebih komponen sistem imun tidak aktif. Kemampuan sistem imun untuk merespon patogen berkurang pada baik golongan muda dan tua, dengan respon imun mulai untuk berkurang pada usia sekitar 50 tahun jarena immunosenescence. Di negara-negara berkembang, obesitas, penggunaan alkohol dan narkoba adalah akibat paling umum dari fungsi imun yang buruk. Namun, kekurangan nutrisi dengan gangguan imunitas selular, aktivitas komplemen, fungsi fagosit, konsentrasi antibodi IgA dan produksi sitokin. Defisiensi nutriai seperti zinc, selenium, zat besi, vitamin A, C,E, dan B6 , dan asam folik (vitamin B9) juga mengurangu respon imun. Defisiensi imun juga dapat didapat. Chronic granulomatous disease, penyakit yang menyebabkan kemampuan fagosit untuk menghancurkan fagosit berkurang, adalah contoh dari defisiensi imun dapatan. AIDS dan beberapa tipe kanker menyebabkan defisiensi imun dapatan. b. Autoimunitas Respon imun terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun yang disebut autoimunitas. Sistem imun gagal untuk memusnahkan dengan tepat antara diri sendiri dan bukan diri sendiri, dan menyerang bagian dari tubuh. Dibawah keadaan sekitar yang normal, banyak sel T dan antibodi bereaksi dengan peptid sendiri. Satu fungsi sel (terletakdi thymus dan sumsum tulang) adalah untuk memunculkan lifosit muda dengan antigen sendiri yang diproduksi pada tubuh dan untuk membunuh sel tersebut yang dianggap antugen sendiri, mencegah autoimunitas. c. Hipersensitivitas Hioeesensitivitas adalah respon imun yang merusak jaringan tubuh sendiri. Mereka terbagi menjadi empat kelas (tipe I –IV) berdasarkan mekanisme yang ikut serta dan lama waktu reaksi hipersensitif. Tipe I hipersensitivitas sebagai reaksi segera atau anafilaksis sering berhubungan dengan alergi. Gejala dapat bervariasi dari ketidaknyamanan sampai kematian. G=hipersensitivitas tipe I ditengahi oleh IgE yang dikeluarkan dari monosit dan basofil. Hipersensitivitas tipe II muncul ketika antibodi melilit pada antigen sel pasien, menandai mereka untuk penghancuran. Hal ini juga disebut hipersensitivitas sitotoksik, dan ditengahi oleh antibodi IgG dan IgM. Kompleks imun (kesatuan antigen, protein komplemen dan antibodi IgG dan IgM) ada pada berbagai jaringan yang menjalankan reaksi hipersensitivitas tipe III. Hipersensitivitas tipe IV (juga diketahui sebagai selular) biasanya membutuhkan waktu antara dua dan tiga hari untuk berkembang. Reaksi tipe IV ikut serta dalam berbagai autoimun dan penyakit infeksi, tetapi juga dalam ikut serta dalam contact dermatitis, reaksi tersebut ditengahi oleh sel T, monosit, dan makrofag. 5. Cara Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Ada beberapa cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu : a. Imunisasi (Vaksinasi) Imunisasi melatih sistem kekebalan untuk bertindak cepat terhadap patogenpatogen bandel tertentu. Seseorang disuntik dengan vaksin yang mengandung bibit penyakit yang telah dilemahkan. Ini merangsang sistem kekebalan untuk menghasilkan antibodi, tapat mengakibatkan sakit. Jika nanti patogen aktif menyerang tubuh , sistem kekebalan akan merespons dengan cepat. Imunisasi aktif telah berhail mengurangi penyakit menular di seluruh dunia. Pada tahun 1975, misalnya penyakit campak berhasil diberantas. b. Mendengarkan Al-Quran Mendengarkan Al-Quran ternyata dapat mengefektifkan sistem kekebalan tubuh dan menghindarkan dari penyakit kronis dan tak bisa sembuh. Allah SWT berfirman : Artinya : Dan kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. Diantara studi dan penelitian ilmiah yang dilakukan seputar tema ini adalah apa yang dilakukan oleh Doktor Ahmad Qadhi Ketua Lembaga Pengajaran dan Penelitian Kedokteran Islam di AS dan Dewan Penasihat Klinik Panama di Negara bagian Florida. 1. Tahap Pertama Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah Al-Quran memiliki pengaruh terhadap fungsi-fungsi organ tubuh dan mengukur pengaruh bacaan tersebut ju=ika memang ada. Hasilnya 97% dari responden yang menjadi objek percobaan, baik muslim maupun non muslim, baik mereka memahami bahasa arab maupun tidak, mengalami perubahan-perubahan fisiologis yang menunjukkan penurunan tingkat ketegangan saraf secara spontan. 2. Tahap Kedua Pengaruh bacaan bahasa arap biasa dan bacaan Al-Quran. Ternyata hasilnya presentasi pengaruh yang ditimbulkan oleh ayat-ayat Al-Quran terhadap para responden mencapai 56%, sedangkan presentase pengaruh yang ditimbulkan oleh bacaan-bacaan bahasa arab selain Al-Quran tersebut hanya 53%. Hasil penelitian ini dipresentasikan pada konferensi tahunan Organisasi Kedokteran ke-17 di Saint Louis, Missouri. c. Shalat Shalat merupakan kewajiban yang dilakukan umat muslim setiap hari minimal lima waktu sehai sebagai wujud rasa syukur dan keimanan kita kepada Allah SWT. Saat melaksanakan shalat, seluruh aspek kesehatan (lahir, mental, dan pikir) bersinergi secara harmonis. Motivasi menegakkan shalat bersumber pada kesadaran diri (aspek mental, spiritual, dan pikir) untuk menhamba kepada Allah SWT sebagai Sang Khalik. Kemudia dilanjutkan dengan rukun atau tata gerakan shalat itu sendiri (Wratsangko, 2006). A. Definisi Shalat Menurut Rahman (2002) shalat berarti doa, ibadah, memohondengan khusyuk kepada Tuhan; meminta rahmat Tuhan. Hasan (2002) menjelaskan bahwa shalat menurut bahasa (etimologi) adalah doa, sedangkan shalat menurut istilah (terminologi) adalah semua ucapan dan perbuatan yang bersifat khusus yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. Wratsangko (2006) menjelaskan bahwa shalat berarti menyatukan pikir (akal, emosi), mental (spiritual, keikhlasan) dan lahir (fisik, perbuatan). Dlam satu titik keseimbangan yang harmonis. Dari penjelasan di atas shalat adalah semua ucapan dan perbuatan yang bersifat khusus yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, dan memeuhi beberapa syarat yang ditentukan. Dalam rangkaian kalimat tersebut. Hal tersebut membiasakan orang terlatih konsentrasi dan memusatkan fikiran, perhatian, dan perasaan serta kemauannya dalam segala persoalan. Konsentrasi merupakan faktor yang paling utama untuk mencapai kesuksesan. Cita-cita akan berhasil apabila seluruh perhatian dipusatkan untuk meraihnya. Menurut Thabarah (dalam Rafi‟udin dan Zainuddin, 2004) yang mengatakan tentang manfaat ruku‟ dan sujud sangat penting bagi kesehatan badan, dan menambah kreativitas kerja. Saboe (dalam Haryanto, 2005) mengatakan hikmah yang dapat diperoleh dari gerakan-gerakan ibadah shalat tidak sedikit artinya bagi kesehatan jasmaniah, dan dengan sendirinya membawa efek pula kepada kesehatan rohaniah (menssana in corpotre sano) atau kesehatan mental/jiwa seseorang. Selanjutnya dijelaskan bila ditinjau dari sudut ilmu kesehatan setiap gerakan, setia sikap, serta setiap perubahan dalam gerak dan sikap tubuh pada waktu melaksanakan shalat, adalah yang paling sempurna dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh. dalam rangkaian kalimat tersebut. Hal tersebut membiasakan orang terlatih konsentrasi dan memusatkan fikiran, perhatian, dan perasaan serta kemauannya dalam segala persoalan. Konsentrasi merupakan faktor yang paling utama untuk mencapai kesuksesan. Cita-cita akan berhasil apabila seluruh perhatian dipusatkan untuk meraihnya. Menurut Noer (2006), hikmah bagi kehidupan manusia yang kita peroleh dari shalat, baik itu bagi kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat : a. Shalat sebagai sarana penghubung manusia dengan Allah SWT. Hubungan manusia dengan Allah SWT adalah hubungan makhluk terhadap pencipta-Nya. Hubungan ini tidak akan terputus selama manusia sadar dan ingat bahwa ia hanyalah ciptaan Allah yang tidak akan hidup dan tujuan penciptaannya adalah hanya untuk beribadah kepada Allah. b. Shalat sebagai penolong Shalat berfungsi pula sebagai penolong bagi manusia untuk mencapai rahmat Allah. Dengan shalat manusia bisa meminta bantuan atau pertolongan apapun melalui shalat dan bersabar. c. Mempersatukan umat dengan shalat jamaah Segala perbedaan baik warna kulit, bahasa, bangsa, negara, dan lainnya tidak berpengaruh ketika umat Islam berjamaah shalat sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Maka dalam hal ini shalat berjamaah telah mempersatukan umat Islam dengat komitmen bahwa ketika shalat saja kita bisa berjamaah maka dalam hal lainpun kita bisa. d. Shalat sebagai kontrol dari perbuatan buruk e. Manusia pada dasarnya suka berkeluh kesah dan bersifat kikir Namun hal ini tidak terjadi pada orang yang suka menunaikan shalat dengan khusyuk dan komitmen terhadap waktu (disiplin diri). f. Menjaga kebersihan diri dll. B. Manfaat Gerakan Shalat Menurut Wratsangko (2006), makna rahasia gerakan shalat terkait dengan pencegahan dan perawatan kesehatan tubuh. Pemahaman tentang tata laksana gerakan shalat dimaksud adalah : a. Berdiri tegak Sikap berdiri tegak dengan sikap kaki menumpu seluruh berat badan. Dalam posisi tegak seperti ini, maka tubuh berada dalam posisi anatomisnya. Seluruh otot, tulang, dan sendi berada dalam posisi pasif sehingga timbulah relaksasi. b. Takbiratul Ihram Saat kedua tangan atau lengan diangkat disisi kanan-kiri tubuh dalam takbir, maka otot-otot dada akan mengembang secara pasif. Dengan pem=ngembangannya otot-otot ini maka organ paru yang ada didalamnya juga akan mengembang secara pasif mengikuti hukum tekanan negatif sehingga udara (oksiegn) bila masuk secara optimal hingga ke pembuluh paru terkecil (alveoli). Oksigenasi yang optimal juga dirasakan oleh otak, sebagai pusat pengatur segala aktifitas tubuh manusia. Ketika organ paru mengembang, maka organ jantung yang ada diantaranya “sedikit” mendapatkan keleluasaan ruang untuk berdenyut. c. Ruku‟ Ketika posisi membungkuk disertai dengan wajah menghadap ke depan, maka ruas tulang belakang segmen leher sampai ekor membentuk posisi sedemikian rupa, dimana kelengkungan tiap-tiap segmen berkurang. Dengan kata lain mendekati posisi “melurus”. Dimana keadaan ini menyebabkan serabut saraf tulang belakang mengalami relaksasi, termasuk rangkaian saraf otonom (simpatik dan parasimpatik) yang berupa jaluran seperti rantai di sisi luar (kanan-kiri)tulang belakang kita. Saraf otonom ini turut serta berperan dalam mengatur irama kerja organ di dalam tubuh kita (jantung, paru, usus, organ reproduksi, alat kelamin dll) apakah irama kerja tersebut akan meningkat ataukah menurun. Meningkat atau menurunnya irama kerja organ ini merupakan peringatan bagi kita mengenai kondisi tubuh yang terganggu. Saat ruku‟ akan menyebabkan peningkatan di dalam saluran tulang belakang yang diteruskan ke rongga kepala. d. I‟tidal Posisi ini membantu metabolisme otak dan jantung bekerja optimal. Oleh karena itu dalam i‟tidal aliran darah yang tadinya terfokus di kepada setelah ruku‟ akan turun ke badan sesuai gravitasi. Gerakan takbir bersamaan dengan menegakkan badan saat i‟tidal, menyebabkan stimulus pada cabang besar saraf di bahu, ketiak yang merupakan cabang saraf yang melayani organ jantung, paru, dan sebagian organ pencernaan. e. Sujud Gerakan sujud akan membuat otot dada dan otot sela iga menjadi kuat sehingga rongga dada bertambahn besar dan paru-paru akan berkembang dengan baik dan dapat menghisabp udara. Lutut yang membentuk sudut yang tepat memungkinkan otot-otot perut berekembang dan mencegah di bagian tengah. Menambah alorah darah ke bagian atas tubuh terurtama kepala (mata, telinga, hidung) serta paru-paru, memungkinkan toksintoksin dibersihkan oleh darah. f. Duduk diantara dua sujud Pada posisi ini otot-otot pangkal paha dimana di dalamnya terdapat salah satu saraf pangkal paha yang besar berada di ataas tumit kaki yang berfungsi sebagai penyangga. Hal ini menyebabkan otot-otot di daerah ini terpijit (refleksi). Pijatan ini bermanfaat untuk melindungi diri dari penyakit saraf pangkal paha (neuralgia) yang terasa sakit, nyeri hingga mengakibatkan kaki tidak dapat digerakkan. g. Takhiyatul Akhir Gerakan dalam posisi ini kaki kiri dilipat dan kaki kanan dalam posisi menekuk kelima jarinya. Pada posisi ini saraf yang menstimulasi kurang lebih sama dengan duduk diantara dua sujud. Sirkulasi energi dihentikan karena tulang punggu dibengkokkan dan pusat ditutup dengan ujung tumit. Dengan demikian sirkulasi energi yang mengalir dari tulang ekor menjalar ke tulang punggung dan terus masuk ke otak dihentikan. Dan diakhiri dengan gerakan salam yaitu, menoleh ke kanan kemudian ke kiri. Dari penjelasan di atas shalat adalah semua ucapan dan perbuatan yang bersifat khusus yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. C. Shalat Lima Waktu (Shalat Fardhu) Hasan (2000) mengatakan bahwa shalat fardhu „ain artinya setiap muslim yang sudah baligh dan berakal dituntu menunaikannya, seperti shalat wajib lima waktu sehari semalam. Menurut Sabiq (1990) shalah lima waktu (dalam Karim, 1999) yaitu shakat subuh, zhuhur, ashar, maghrib, isya. Wijayakusuma (1996) menguraikan shalat lima waktu berdasarkan sabda dan praktek Rasulullah SAW sebagai berikut : 1. Shalat Subuh, waktunya mulai terbit fajar sampai terbit matahari, dan dikerjakan sebanyak dua rakaat. 2. Shalat Zhuhur, waktunya setelah matahari turun dari pertengahan lsngit sampai matahari dalam pertengahan jalan atau matahari mulai tergelincir ke barat sampai bayang-bayang sesuai panjang badannya, dikerjakan sebanyak empat rakaat. 3. Shalat Ashar, Waktunya mulai bayang-bayang sesuatu sepanjangnya sampai terbenam matahari dan dikerjakan sebanyak empat rakaat. 4. Shalat Maghrib, waktunya mulai matahari terbenam sampai setelah warna merah (syafaq) di langit hilang, dan dikerjakan sebanyak tiga rakaat. 5. Shalat Isya, waktunya semenjak hilangnya pantulan sinar matahari (syafaq) sampai terbit fajar dan dikerjakan sebanyak empat rakaat. Definisi Keteraturan Shalat Keteraturan shalat ialah setiap hari mengerjakan shalat lima waktu dan tidak satupun yang ditinggalkan yaitu shlat subuh, dzhuhur, ashar, maghrib, isya. Aspek-aspek Keteraturan shalat Dalam melaksanakan shalat secara teratur perlu adanya usaha dan kesungguhan hati. Aspek-aspek keteraturan shalat meliputi : 1. Faktor Ketepatan dan Disiplin Shalat wajib lima waktu harus dilaksanakan denga disiplin yaitu dengan menepati waktu-waktu shalat yang telah ditentukan. Seseorang dikatakan disiplin bila selalu melaksanakan shalat tepat waktu secara terus menerus, karena sering terlambat atau bermalas-malas dalam mengerjakan shalat akan dianggap gagal dalam mencapai keteraturan shalat. 2. Faktor Kesadaran dan tanggung Jawab Kesadaran dan tanggung jawab sangat penting dalam melaksanakan shalat lima waktu. Kalau tidak diikuti kesadaran dan tanggung jawab untuk menjalankan shalat, maka akan menjadikan seseorang merasa sulit dan berat untuk memenuhi kewajiban tersebut. Seolah-olah hanya terpaksa saja dan kurang ikhlas. Seseorang yang memiliki kesadaran akan pentingnya shalat akan memandang shalat sebagai kebutuhan. 3. Faktor Kekuatan Kehendak dan Dapat mengatasi pengaruh lingkungan Kekuatan kehendak atau kekuatan niat sangat menentukan perilaku seseorang termasuk shalatnya. Seseorang yang memiliki kekuatan niat akan senantiasa melaksanakan shalat dalam keadaan bagaimanapun juga, termasuk sakit atau dalam perjalanan. Kekuatan niat dapat mengatasi pengaruh lingkungan yang bersifat negatif, karena kalau tidak memiliki kekuatan niat, tentu akan kurang kuat pula motivasi dan gairahmya untuk menjalankan shalat, sehingga sering gagal dan menyerah saja pada pengaruh lingkungan. Shalat merupakan proses yang menuntut “konsentrasi” yang dalam. Setiap muslim dituntut untuk melakukan hal tersebut yang di dalam bahasa arab “Khusyuk”. Kekhusyukan di dalam shalat tersebut adalah meditasi. Shalat juga memiliki efek seperti meditasi atau yoga tingkat tinggi bila dijalankan dengan benar dan khusyuk. Dalam kondisi khusyuk seseorang hanya akan mengingat Allah SWT bukan mengingat yang lai (Ancok, 2001). Shalat seperti meditasi tubuh kita seperti syaraf, peredaran darah, pernafasan, percernaa, pengeluaran, otot-otot, kelenjar, reprosuksi, dan lain-lain. Shalat juga sebagai meditasi yang dapat melepaskan diri dari keeesssibukan dunia yang mencemaskan, untuk masuk ke dalam suasana tenang walau sesaat pada waktu-waktu yang telah ditentukan secara teratur, untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga dapat mengurangi kecemasan (Nizami, 1981). D. Hikmah Shalat Rafi‟udin dan Zainudin (2004) menguraikan ada beberapa rahasia dan hikmah yang dikandung ibadah shalat, antara lain : 1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT. 2. Shalat merupakan sarana dialog antara manusia dengan Tuhannya, sehingga manusia akan merasa dekat dengan tuhannya yang terlihat dari aspek-aspek shalat, baik hati ucapan maupun gerakan. 2. Mencegah dari sifat keji dan munkar. Hal ini akan tampak dari cerminan akhlak atau perilaku sehari-hari. Disamping terhindar dari perbutan keji, dosa dan kemunkaran dengan memelihara shalat, tentulah hatinya juga suci dan bersih jiwanya. Kesucian hati dan jiwa akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan bagi orang tersebut di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Al Ghazali (dalam buku rafi‟udin& zainudin, 2004) memberikan penjelasan tentang makna batin yang dapat mengantarkan kepada kesempurnaan, sehingga diharapkan shalat berfungsi sebagai pencegah dari perbuatan keji dan munkar, penangkal dari segala konflik kejiwaan sekaligus mendatangkan rasa aman dan tentram. 3. Shalat menimbulkan jiwa yang tenang. Mengingat Allah hati menjadi tentram dan jiwa menjadi tenang. Tidak gelisah, takut dan khawatir, karena orang yang senantiasa mengingat Allah akan melakukan hal-hal yang baik dan ia merasa bahagia dengan kebajikan yang telah dilakukan mengingat Allah lewat shalat akan membawa keteguhan hati dan sikap optimis serta ketenangan jiwa. Hasan (2000) mengatakan salah satu hikmah shalat yaitu sebagai penenang jiwa orang resah gelisah . menurut basyarahil (2001) shalat dapat menimbulkan ketenangan hati dan ketentraman batin. 4. Mendidik sikap disiplin dan tanggung jawab. Disiplin disini di maksudkan untuk ketepatan waktu dan kepatuhan seseorang dalam mengerjakan sholat setiap hari, sehari semalam. Panggilan shalat adalah menifestasi dari rasa tanggung jawab manusia sebgai hamba Allah atas kewajiban yang harus dilaksanakan. Shalat yang telah di tentukan waktu-waktunya oleh Allah akan mengingatkan manusia akan rasa tanggung jawabnya. Sejak dari kita bangun dari fajar pagi sampai kita akan tertidur lagi bahkan saat kita disibukkan oleh pekerjaan di siang hari, kita disuruh untuk berhenti sejenak melepaskan kesibukan kita untuk mengingat Allah. 5. Memupuk rasa solidaritas, persatuan dan kesatuan. Shalat merupakan bentuk ibadah pertama yang diwajibkan bagi setiap muslim baligh, berakal sehat, dan suci dari haid atau nifas(bagi perempuan). Kewajiban ini tidak dibedakan antara orang yang berpangkat dengan rakyat jelata, orang kaya dan orang miskin, orang pandai dan orang bodoh. Tetap memiliki kewajiban dalam melaksanakan shalat dengan ketentuan ketentuan tertentu. Tidak pula dibedakan shaf(barisan) paling depan, tengah dan belakang. Hanya takwalah yang membedakan kita di hadapan Allah. 6. Melatih konsentrasi. Shalat yang dikerjakan dengan cara yang khusyuk akan melatih konsentrasi dan fikiran, perasaan kemauan hatinya dipusatkan (dikosentrasikan) menjadi satu dengan memusatkan fikiran dan pemahaman serta renungan akan diisi, makna dan maksud yang terkandung dalam rangkaian kalimat tersebut. Hal tersebut membiasakan orang terlatih konsentrasi dan memusatkan fikiran, perhatian, dan perasaan serta kemauannya dalam segala persoalan. Konsentrasi merupakan fsktor yang paling utama untuk mencapai kesuksesan. cita-cita akan berhasil apaila seluruh perhatian dipusatkan untuk meraihnya. 7. Menjaga kesehatan jasmani. Menurut thabarah (dalam rafi‟udin & zainudin, 2004) yang mengatakan tentang manfaat ruku‟ dan sujud sangat penting bagi kesehatan badan, dan menambah kreatifitas kerja. Saboe (dalam haryanto, 2005) mengatakan hikmah yang dapat diambil dari gerakan-gerakan ibadah shalat tidak sedikit artinya bagi kesehatan jasmaniah, dan dengan sendirinya membawa efek pula kepada kesehatan rahaniyah menssana in corpotre sano) atau kesehatan mental/jiwa seseorang. Selanjutnya dijelaskan bila ditinjau dari sudut ilmu kesehatan, setiap gerakan setiap sikap, serta setiap perubahan dalam gerak dan sikap tubuh pada wajtu melaksanakan shalat adalah yang paling sempurna dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh. E. Aspek-Aspek Teraupetik dalam ibadah shalat Menurut Ancok & Suroso (2001) ada beberapa aspek terapeutik yang terdapat dalam ibadah shalat, antara lain,: aspek olahrga, aspek meditasi, efek auto sugesti, aspek kebersamaan. Dismaping itu shalat juga mengandung unsur relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, aspek katarsis (Adi,1994& haryanto 2005) 1. Aspek olahraga kalau kita perhatikan shslat, maka mengandung unsur gerakan-gerakan olahraga ; mali dari takbir, berdiri, ruku‟, sujud, duduk diantara dua sujud, duduk akhir (atahiyat) sampai mengucapkan salam. Shalat yang dilakukan secara khusyuk terutama shalat pada malam hari (tahajjud) akan membantu terciptanya rasa khusyuk tersebut. Al qayyim (dalam al khulli, 2003) mengatakan dalam gerakan-gerakan dalam shalat merupakan latihan (olahraga) yang menjadikan badan ringan dan energik, meciptakan selera makan, memperkokoh persendian dan menguatkan jaringan-jaringan tubuh. Sehingga dapat menghindarkan tubuh dari penyakit fisik dan psikis. Marzuq (dalam Al-Khuli,2003) mengatakan diantara manfaat-manfaat shalat bahwa shalat merupakan olahraga yang cocok untuk otot-otot persendian tubuh. Moinuddin (dalam haryanto, 2005) mengatakan bahwa dalam satu hari paling sedikit kita melaksanakan tujuh belas rakaat yang terdiri dari Sembilan belas posisi terpisah pada tiap-tiap rakaatnya. Total ada 119 postur per hari atau 3570 postur per bulan atau 42840 postur per tahun. Rata-rata umur orang dewasa empat puluh tahun, maka telah melakukan 1.713.600 postur. Siapapun yang melaksanakan akan terlindung dan tercegah penyakit ringan dan berat. 2. Aspek meditasi Zurrof (dalam adi,1994&subandi,2003) mengatakan bahwa meditasi dapat mengurangi kecemasan telah diselidiki oleh tokoh tokoh sarjana barat , seperti pada penyelidikan zen meditaion, dan kemudian pada penyelidikan transcendental meditation. ancok(2001) mengatakan bahwa shalat merupakan proses yang menuntut konsentrasi yang dalam. Setiap muslim dituntut untuk melakukan hal tersebut yang di dalam rangkaian kalimat tersebut. Hal tersebut membiasakan orang terlatih konsentrasi dan memuaskan pikiran, perhatian dan perasaan serta kemauannya dalam segala persoalan. Konsentrasi merupakan factor yang aplig utama untuk mencapai kesuksesan. Cita cita akan berhasil apabila seluruh perhatian dipusatkan untuk meraihnya. 3. Aspek auot sugesti/self hypnosis Bacaan bacaan dalam shalat berisi hal hal yang baik, berupa pujian, mohon ampun, doa, maupun permohonan yang lain, sesuai dengan arti shalat itu sendiri yaitu doa. (Ash Shidieqy, 1983) teori hypnosis yang menjadi landasan dari salah satu teknik terapi kejiwaan, pengucapan kata kata itu berisikan suatu proses auto sugesti. Mengatakan hala hal yang baik terhadap diri sendiri adalah mensugesti diri sendiri agar memiliki sifat yang baik tersebut. Proses shalat pada dasarnya adalah terapi yang tidak berbeda dengan terapi self hypnosis. 4. Aspek kebersamaan Mengerjakan shalat sangat disarankan oleh agama untuk melakukannya secara berjamaah, ditinjau dari segi psikologis kebersamaan itu sendiri mengandung aspek terapeutik. Beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa perasaan “keterasinga” dari ornag lain adalah oenyebab utama terjadinya gangguan jiwa. Dengan shalat berjamaah perasaan terasing dari orang lain akan hilang. Shalat yang dijalankan secar berjamaah menimbulkan rasa hangat dalam hubungan interpersonal antara sesame manusia yang senasib sederajat. Shalat yang dilakukan berjamaah jyga mempunyai efek terapi kelompok (group theraphy) sehingga perasaan cemas, terasinfg, takut, menjadi nothing atau nobody akan hilang (Lingren, dalam haryanto,2001) Disamping itu shalat jugamengandung unsur relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, aspek katarsis. (Adi,1994 & haryanto, 2005). 1. Relaksasi otot Shalat adalah proses yang menuntut sesuatu aktivitas fisik. Ibadah shalat juga mempunyai efek seperti relaksasi otot. Yaitu kontraksi otot, pijatan, dan tekanan pada bagian bagian tubuh tertentu selama menjalankan shalat. Lehrer(dalam Adi, 1994) kontraksi oto dan tekanan pada bagian bagian tubu tertentu selama menjalankan shalat itu menyerupai proses relaksasi otot yang di selidiki oelh sarjana sarjana barat dan mengurangi kecemasan, tidak dpat tidur, mengurangi hiperaktivitas pada anak, mengurangi toleransi sakit, dan membantu mengurngi merokok bagi para perokok yang ingin sembuh atau berhenti merokok. Peneltian yang dilkukan oleh prawitasari (dalam haryanto, 2001) dengan menggunkan teknik relaksasi otot, relaksasi kesdaran indera dan yoga hasilnya menunjukkan bahwa teknik teknik tersebut ternyata efektif untuk mengurangi keluhan berbagai penyakit terutama ppsikomatis. 2. Relaksasi kesadaran indera Relaksasi kesdaran indera ini seseorang biasanya diminta untuk membayangkan pada tepat tempt yang mengenakkan. Saat shalat seolah olah manusia terbang keatas (ruh), menghadap kepada Allah secara langsung tanpa ada pernatara. Setiap bacaan dan gerakan senantiasa dihayati dan dimengerti dan ingatnnya senantiasa kepada Allah. Arifin (dalam harynto, 2001) dalam bukunya samudera Al fatihah, bahwa dalam shalat memang benar benar terjadi dialog antara hamba dengn tuhannya. 3. Pengakuan dan penyaluran (katarsis) Adi (1994) mengatakan bahwa dalam shalat, individu bisa langsung berdialog dengan sang pencipta yang maha mengetahui jadi bisa selalu katarsis dan tidak lagi merasa terpencil, Karena si individu akan menyadari ahwa dia sesungguhnya tidak sendirian, paling sedikit masih ada Allah yang selalu memperhatikan dan menyertainya dan selalu bersedia memelihara dan menolongnya , dengan rasa kebersamaan ini diharapkan kecemasannya pun bisa berkurang. 4. Terapi air (Hydro therapy) satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa sebelum melakukan shalat, maka syaratnya adalah terlebih dahulu wudhu dengan air kecuali kalao tidak ada air bersi boleh tayamum dengan debu. Menurut adi(1985) dan effendi (dalam haryanto, 2001) wudhu ternyarta memiliki efek penyegaran(refreshing) membersihkan badan dan jiwa, pemulihan tenaga relaksasi, menghilangkan ketegangan dan kelelahan, mirip benar dengan terapi air. BAGIAN 7 PENGERTIAN SHALAT TAHAJUD Pengertian Shalat Tahajud Shalat tahajud adalah shalat shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari sesudah mengerjakna shalat isya sampau terbitnya fajar dan sesudah bangun dari tidur, meskipun itu hanya sebentar. Hokum shalat tahajud adalah sunah muakad, yaitu sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Karenanya maka Rasul SAW sangat menganjurkan kepada para umatnya untuk senantiasa mengerjakan shalat tahajud. Karena dalam shalat tahajud terdapat keutamaan dan keistimewaan yang besar sekali. Beberapa dalil yang menyinggung keutamaan bangun pada dua pertiga malam shalat tahajud adalah surat AL MUZZAMMIL ayat 1-20. Berikut saya ambil salah satu petikan dari surat AL MUZZAMMIL AYAT 20. “sesunggunhnya tuhanmu mengetahui bahwasannya kamu berdiri sembahyang kurang dari dua pertiga malam atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang, dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh(batasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yan palimng besar pahalanya, dan mohonlah ampunan kepada Allah ; sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang”. Surat ini menjelaskan bagaimana Allah memberi kita waktu waktu yang kiranya paling tepat untuk memohon doa. Maha besar Allah dengan segala firmannya. Rasulullah SAW pun bersabda “Kerjakanlah shalat malam, karena shalat malam itu kebiasaan orang orang yang shaleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, juga sebagai penebus pada segala kejahatan(dosa) mencegah dosa serta dapat menghindarkan penyakit dari badan”(HR.Imam Tirmidzi & Ahmad) Kekuatan dan Keajaiban dalam Shalat Tahajud 1. Pengertian dan hokum shalat tahajud Menurut Al Ustadz Yazid bin Abdul Qadir jawaz shalat tahujud (qiyaamul lail) adalah shalat sunah yang dilakukan seseorang setelah ia bangun dari tidurnya di malam hari meskipun tidurnya hanya sebentar. Sangat ditekankan apabila shalat ini dilakukan pada sepertiga malam yang terakhir karena pada saat itulah waktu dikabulkannya doa. Hokum shalat Tahajud adalah sunah muakad(sunah yang sangat ditekankan). Shalat sunah ini telah tetap berdasarkan dalil dari Al Qur‟an, Sunah Rasulullah SAW dan ijma‟ kaum muslimin. Allah SWT berfirman. “ dan pada sebahagian malam, lakukanlah shalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah mudahan rabb mu mengangkat ke tempat yang terpuji (Al israa/17:79) Allah SWT berfirman. dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Adz Dzaariyaat/51:17-18) Allah SWT berfirman. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya1194 dan mereka selalu berdo'a kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.Tak seorangpun mengetahui berbagai ni'mat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.(As-Sajdah/32:16-17) Allah Azza wa jalla berfirman. Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Azzumar/39:9) Rasulullah SAW bersabda : “shalat yang paling utama setelah shalat yang fardhu adalah shalat diwaktu tengah malam” Tahukah kalian ada terdapat banyak kekuatan dan keajaiban dalam shalat tahajud kalau belum tahu mari kita bahas disini. Dengan melaksanakan shalat tahajud secara ikhlas karena Allah SWT dan dengan rajin maka kita akan dimudahkan dalam menghadapi kehidupan dijaman sekarang yaitu cara cepat kaya dan bahagia dengan shalat tahajud. Allah SWT menegaskan bahwa orang yang shalat tahajud akan selalu mempunyai sifat rendah hati dan ramah. Ketenangan yang merupakan refleksi ketenangan jiwa dalam menjalani kehidupan sehari hari di masyarakat. Allah Berfirman : “Dan hamba hamba tuhan yang maha penyayang ini (ialah) orang orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati apabila orang orang jahil menyapa mereka , mereka mengucapkan kata kata yg baik. Dan orang yang melewati malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk tuhan mereka”. (QS. Al Furqan:63-64) Dalam sebuah hadist shahih : Setan mengikat tiga ikatan pada tengkuk kepala setiap orang diantara kalian ketika tidur. Pada setiap tali setan berseru dengan bisikan halus, “lewatilah malam yang panjang ini dan tidurlah” jika ia bangun kjarena ingat Allah SWT lepaskanlah satu ikatan. Jika kemudian ia berwudhu , lepaslah satu ikatan lagi, jika kemudia ia shalat, lepaslah semua ikatan itu, sehingga pada paginya, ia akan giat bekerja (sehingga menjadi kaya) dan jiwanya baik (sehingga menjadi bahagia). Jika tidak melakukan semua itu maka pada paginya , jiwanya akan tidak baik (sehingga tidak akan bahagia) dan ia akan malas bekerja (sehingga tidak akan kaya) (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud) Hadist tersebut menjelaskan bahwa melakukan tahajud akan membuat kita menjadi kaya (karena giat bekeja) dan (bahagia karena berjiwa baik). Tidak semua orang yang melakukan shalat tahajud lantas menjadi kaya dan bahagia. Tidak sedikit yang justru tenggelam (menjadi miskin dan kian sengsara) dalam tahajud. Lantas apa yang keliru dari shalat tahajud yang mereka jalankan scara rutin ? Jawabannya , mungkin ada penilaian kita terhadap kualitas shalat tahajud yang kita kerjakan. Kita cenderung mengira bahwa shalat tahajud yang kita kerjakan sudah benar dan sempurna , padahal itu keliru. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya pelaku ibadah itu mengira telah menegakkan shalat(seutuhnya), padahal tidaklah tertulis baginya, kecuali setengah shalat, atau sepertiganya, atau sepermpatnya , atau seperlimanya. (HR. Ahmad dan Abu Daud) Berikut ini adalah beberapa keajaiban shalat tahajud seperti berikut ini : 1. Shalat tahajud sebagai tiket masuk surge Abdullah Ibnu Muslim berkata “kalimat yang pertama kali ku dengar dari Rasulullah SAW saat itu adalah “hai sekalian manusia , sebarkanlah salam, bagikanlah makanan, sambunglah silaturahmi, tegakkanlah shlat malam saat manusia lainnya sedang tidur, niscaya kalian masuk surge dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah) 2. Amal yang menolong di akhirat Allah SWT berfirman, “ sesungguhnya orang orang yang bertaqwa berada di taman taman surga dan di mata air , seraya mengambil apa yang Allah berikan kepada mereka adalah telah berbuat baik sebelumnya(didunia), mereka adalah orang orang yang sedikit tidurnya di waktu malam dan di akhir malam mereka meohon ampun kepada Allah”. (QS.Az Zariyat:1518) 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ayat diatas menunjukkan bahwa orang yang senantiasa bertahajud insya Allah akan mendapatkan balasan yang sangat nikmat di akhirat kelak. Pembersih penyakit hati dan jasmani Salman al farisi berkata, rasulullah SAW bersabda “dirikanlah shalat malam karena sesungguhnya shalat malam itu adalah kebiasaan orang orang shalaeh sebelum kamu, mendekatkn kamu kepada tuhanmu, sebagai penebus perbuatan buruk, mencegah perbuatan dosa dan menghindarka diri dari poenyakit yang menyerang tubuh”. (HR.Ahmad) Sarana meraih kemuliaan Rasulullah SAW bersabda, “jibril mendatangiku dan berkata, “wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, karena engkau akan mati, cintailah orang yang engkau suka, karena engkau akan berpisah dengannya, lakukan apa keinginanmu, engkau akan mendapatkan balasannya, ketahuilah bahwa sesungguhnya kemuliaan seorang muslim adalah shalat waktu malam dan ketidakbutuhannya dimuliakan orang lain”. (HR. Al baihaqi) Jalan mendapatkan rahmat Allah Abu hurairrah berkata bahwa rasulullah SAW bersbda “semoga Allah merahmati laki laki yang bangun malam, lalu melaksnakan shalatdan membangunkan istrinya. Jika sang istri menolak, ia memercikkan air diwajahnya. Juga merahmati perempuan yang bangun malam, lalu sholat dan membangunkan suaminya. Jika sang suami menolak , ia memercikan air di wajahnya.” (HR.Abu Daud) Sarana Pengabulan Permohonan Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa orang orang yang menunaikan shalat tahajud dengan ikhlas. Rasulullah SAW bersabda, “Dari jabir berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “sesungguhnya dimalam hari ada satu saat yang ketika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah memberinya, itu berlangsung setiap malam.”(HR.Muslim) Penghapus dosa dan kesalahan Dari abu umamah al bahili berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda “lakukanlah qiyamul lail, karena itu kebiasaan orang shaleh, sebelum kalian bentuk taqarub, penghapus dosa, dan penghalang berbuat salah.”(HR.At Tirmidzi) Jalan mendapat tempat yang terpuji Allah SWT berfirman, “dan sebagian malam bertahajudlah kamu sebagi suatu ibadah tambahan bagimu, mudah mudahan tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yan terpuji.”(QS. Al-isra‟:79) Pelepas ikatann setan Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda “setan mengikat kepala seseorang yang sedang tidur dengan ikatan, menyebabkan kamu tidur dengan ikatan, meneybabkan kamu tidur dengan cukup lama. Apabila sesorang itu bangkit seraya menyebut nama Allah maka terlepaslah ikatan pertama, apabila ia berwudhu lepaslah satu ikatan lagi, jika kemudia ia shalat, lepaslah semua ikatan itu.dia juga akan bersemangat dan ketenangan jiwa, jika tidak maka dia akan malas dan kekusutan jiwa” 10. Waktu utama untuk berdoa Amru Ibn „Abbash berkata, “Aku bertanya kepada rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, malam apakah yang paling di dengar?” Rasulullah SAW menjawab , “Tengah malam terakhir, maka shalatlah sebanyak yang engkau inginkan, sesungguhnya sholat waktu tersebut adalah maktubah masyudah (waktu yang apabila bermunajat Allah menyaksikan dan apabila berdoa maka didengar doanya)”. (HR. Abu Daud) 2. Tata Cara Sholat Tahajud 1. Rakaat pertama membaca Al-fatihah , setelah itu di lanjut dengan bacaan sura lainyang anda hafal. 2. Pada rakaat selanjutnya lakukan seperti rakaat pertama 3. Salam Bacaan doa setelah sholat tahajud Sebenarnya tidak ada bacaan doa tertentu yang dikerjakan setelah sholat tahajud, anda bisa berdoa sesuai keinginan. Namun bila melihat dengan kebiasaan Rasulullah SAW membaca doa sebagai berikut : “Ya Allah, BagiMu segala puji, engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya, Enkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya,. Bagimu segala puji dan bagiMu kerajaan langit dan bumi serta seisinya.bagiMu segala puji , Engkau benar,janjiMu benar,firmanMu benar, bertemu denganMu benar,surge adalah bnar, neraka adalah benar(ada),(terutusnya)para nabi adalah benar, )terutusnya)Muhammad adalah benar. Ya Allah kepadaMu aku Pasrah, kepadaMu aku bertawakkal, kepadaMu aku beriman kepadaMu aku kembali(bertaubat), dengan pertolongaMu aku berdebat(kepada orang kafir)kepadaMu (dengan ajaranMu) aku menjatuhkan hokum. Oleh karena itu ampunilah dosakuyang telah lalu dan yang akan dating. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan. Tiada tuhan yang hak disembah kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”. Ada baiknya pula membaca doa keselamatan dunia dan akhirat: Dan di antara mereka ada orang yang bendo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Al baqarah/2:201) Demikian cara shalat tahajud, Doa shalat tahajud, serta keutamaan shalat tahajud. Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Amin ya rabbal‟alamiin. Shalat tahajud adalah shalat sunah yang dikerjakan pada malam hari sesudah melakukan shalat isya sampai terbitnya fajar dan sesudah bangun dari tidur meskipun itu hany sebentar. Hokum shalat tahajud adalah sunah muakad yaitu sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan karenanya maka Rasulullah sangat menganjurkan kepada para umatnya untuk mengerjakan shalat tahajud. Karena dalam shalat tahajud etrdapat keutamaan ddan keistimewaan yang besar sekali. Beberapa dalil yang menyinggung keutamaan bangun pada dua pertiga malam shalat tahajud adalah AL MUZZAMMIL ayat 1-20. Berikut saya ambil salah satu petikkan dari surat AL MUZZAMIL AYAT 20 : “sesungguhnya tuhanmu mengetahui bahwasannya kamu sembahyan kurang dari dua pertiga malam , atau seperdua malam , atau sepertiga malam dan segolongan dari orang orang yang bersama kamu dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang…….Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk diirmu niscaya kamu akan memperoleh balasannya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohon lah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha penyayang. “ surat ini menjelaskan bagaimana Allah memberi kita waktu waktu yang kirany paling tepat untu memohon doa. Maha Besar Allah dengan segala firmannya . Rasulullah SAW pun bersabda :”kerjakanlah shalat malam, Karena shalat malam itu kebiasaan orang yang shleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kalian , juga sebagai penebus dosa serta dapat menghindarkan penyakit dari badan.(HR.Imam Tirmidzi&Ahmad) 3. Pengertian, Keutamaan , dan tata tertib shalat tahajud Pengertian Shalat tahajud Shalat tahajud adalah shalat shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari sesudah mengerjakna shalat isya sampau terbitnya fajar dan sesudah bangun dari tidur, meskipun itu hanya sebentar. Keutamaan Shalat Tahajud Allah telah memerintahkan kepada nabiNya agar menjalankan sholat malam itu sebagaimana firmanNya : “Dan sebagian malam itu gunakanlah untuk bertahajud sebagai sholat sunnah bagimu, semoga Tuhanmu akan membangkitkan pada kedudukan yang terpuji”. Dijelaskan oleh Allah bahwa orang orang yang menjaga shalat malam itulah sebenarnya yang berhak dan layak menerima kebaikan serta rahmatNya,sebagimana firmanNya : “Sesungguhnya orang orang yang bertaqwa itu berada dalam kebun dikeleilingi mata air. Mereka menerima segala pemberian Allah, sebab dulu sebelum itu mereka selalu berbuat kebaikan. Bahkan dahulu mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam harridan selalu memohon ampunan di wkatu pagi sebelum fajar”. Mereka dipuji Allah dan dimasukkan ke dalam golongan hamba Nya yang berbakti , sebagimana firmannya : “Dan hamba hamba Allah yang Maha pengasih , ialah mereka yang berjalan dimuka bumi dengan merenddahkan diri dan apabila di ganggu oleh pembicaraan orang orang bodoh mereka itu semalam malaman beribadah kepada Allah, baik dengan sujud maupun dengan beridiri. Mereka diakui keimanannya oleh Allah. Abdullah bin Salam berkata “Pada waktu pertama kali Rasulullah SAW datang kemadinah , orang irang pun berduyung duyung mengerumuninya. Saya sendiri orang orang yang datang kepadanya. Ketika saya perhatikan wajahnya yakinlah saya bahwa wajah beliau itu bukan wajah seorang pendusta. Pertama sabda yang saya dengar dari beliau adalah : “wahai semua kerabat, bershlatlah diwaktu malam dikala orang orang sedang tidur , pasti kamu semua akan masuk surge sdengan selamat dan sejahtera”. Salman Farisi berkata “Rasulullah saw bersabda:”kerjakanlah shalat malam, sebab itu adalah kebiasaan orang sholeh sebelum kamu dahulu, juga suatujalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, pula sebagai penebus kejelekanmu, pencegah dosa, serta dpat menghilangkan penyakit dari badan “ Hukum shalat tahajud adalah dunah muakad yaitu sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan karenanya maka Rasulullah sangat menganjurkan kepada para umatnya untuk mengerjakan shalat tahajud. Karena dalam shalat tahajud etrdapat keutamaan ddan keistimewaan yang besar sekali. Beberapa dalil yang menyinggung keutamaan bangun pada dua pertiga malam shalat tahajud adalah AL MUZZAMMIL ayat 1-20. Berikut saya ambil salah satu petikkan dari surat AL MUZZAMIL AYAT 20 : “sesungguhnya tuhanmu mengetahui bahwasannya kamu sembahyan kurang dari dua pertiga malam , atau seperdua malam , atau sepertiga malam dan segolongan dari orang orang yang bersama kamu dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang…….Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk diirmu niscaya kamu akan memperoleh balasannya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohon lah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha penyayang. “ surat ini menjelaskan bagaimana Allah memberi kita waktu waktu yang kirany paling tepat untu memohon doa. Maha Besar Allah dengan segala firmannya . Rasulullah SAW pun bersabda :”kerjakanlah shalat malam, Karena shalat malam itu kebiasaan orang yang shleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kalian , juga sebagai penebus dosa serta dapat menghindarkan penyakit dari badan.(HR.Imam Tirmidzi&Ahmad) Shalat tahajud adalah shalat shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari sesudah mengerjakna shalat isya sampau terbitnya fajar dan sesudah bangun dari tidur, meskipun itu hanya sebentar. Hukum shalat tahajud adalah dunah muakad yaitu sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan karenanya maka Rasulullah sangat menganjurkan kepada para umatnya untuk mengerjakan shalat tahajud. Karena dalam shalat tahajud etrdapat keutamaan ddan keistimewaan yang besar sekali. Beberapa dalil yang menyinggung keutamaan bangun pada dua pertiga malam shalat tahajud adalah AL MUZZAMMIL ayat 1-20. Berikut saya ambil salah satu petikkan dari surat AL MUZZAMIL AYAT 20 : “sesungguhnya tuhanmu mengetahui bahwasannya kamu sembahyan kurang dari dua pertiga malam , atau seperdua malam , atau sepertiga malam dan segolongan dari orang orang yang bersama kamu dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang…….Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk diirmu niscaya kamu akan memperoleh balasannya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohon lah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha penyayang. “ surat ini menjelaskan bagaimana Allah memberi kita waktu waktu yang kirany paling tepat untu memohon doa. Maha Besar Allah dengan segala firmannya . Rasulullah SAW pun bersabda :”kerjakanlah shalat malam, Karena shalat malam itu kebiasaan orang yang shleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kalian , juga sebagai penebus dosa serta dapat menghindarkan penyakit dari badan.(HR.Imam Tirmidzi&Ahmad) Waktu Shalat Tahajud Shalat Tahajud dpaat dikerjakan dipermulaan, dipertengahan, dipenghabisan malam, asalkan sesudah menunaikan sholat isya dan sesdudah tidur. Sebaik baiknya waktu untuk melakukan sholat malam itu ialah sepertiga mlam terakhir. 1. Dari abu hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda :”Tuhan kita azza wa jalla tiap malam turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir . pada saat itu Allah brfirman : “Baran siapa yang beroda kepadaku pasti ku kabulkan , barang siapa yang memohon kepada Ku pasti Ku beri, dan barang siapa yang meminta ampun kepadKu pasti ku Ampuni”. 2. Dari Amr bin Absah : “saya mendengar nabi saw bersabda :”sedekat dekatnya hamba pada Allah ialah pada tengah malam yang terakhir . maka jikalau engkau dapat termasuk golongan orang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu, usahakanlah”. Bilangan rakaat shalat tahajud Shalat malam itu tidak mempunyai bilangan yang terbatas atau tertentu. Jadi sudah hasil hanya dengan serakaat shalat sunnah witir sesudah isya. Dari anas r.a dari nabi saw bersabda : “shalat di masjidku ini sama nilainya dengan sepuluh ribu shalat, shalat di medan jihad saama dengan dua juta shalat. Tapi yang lebih banyak dari kesemuanya itu adalah dua rakaat yang dikerjakan oleh seseorang hamba di tengah malam. Yang lebih utama adalah menetapkan shalat malam secara terus menerus sebanyak sebelas atau tiga belas rakaat. Tata tertib shalat tahajud Seseorang yang hendak melakukan shalat malam itu di sunatkan : 1. Diwaktu ia akan tidur hendaknya ia berniat bangun untuk bersholat. 2. Berusaha menghilngkan kantuk itu dari mukanya di kala bangun kemudia bersuci. 3. Sebailknya sholat malam itu di mulai dengan megerjkan dua rakaat yang ringan dan selanjutya boleh lah bershalat sesuka hati 4. Hendaknya dibangunkan pula keluarga 5. Hendaklah mengehentikan shalat dulu dan kembali tidur bila terasa sangat mengntuk dan hilang rasa kantuknya itu. 6. Hendaknya jangan memberatkan diri . jadi hendaklah bershalat malam itu tidak sekedar tenaga, tetapi hendaklah mengerjakannnya dengan tekun dan jangan smapai meninggalkan kecuali dalam keadaan sangat terpaksa. 4. Kekuatan dan keajaiban dalam shalat tahajud Kekuatan dan keajaiban shalat tahajud Dengan melaksanakan sholat tahajud secara ikhlas karena Allah SWT dan dengan rajin maka kita akan menghadapi kehidupan dalam kehidupan sekarang yaitu cara cepat kaya dan bahagia. Dengan shalat tahajud. Allah menegaskan bahwa orang yang shalat tahajud akan sellalu mempunyai sifat rendah hati . ketenangan yang merupakan refleksi ketenangan jiwa dalam menjalanikehidupan sehari hari di masyarakat. Allah berfirman : “Dan hamba hamba tuhan yang maha penyayang ini (ialah) orang orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati apabila orang orang jahil menyapa mereka , mereka mengucapkan kata kata yg baik. Dan orang yang melewati malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk tuhan mereka”. (QS. Al Furqan:63-64) Dalam sebuah hadist shahih : Setan mengikat tiga ikatan pada tengkuk kepala setiap orang diantara kalian ketika tidur. Pada setiap tali setan berseru dengan bisikan halus, “lewatilah malam yang panjang ini dan tidurlah” jika ia bangun kjarena ingat Allah SWT lepaskanlah satu ikatan. Jika kemudian ia berwudhu , lepaslah satu ikatan lagi, jika kemudia ia shalat, lepaslah semua ikatan itu, sehingga pada paginya, ia akan giat bekerja (sehingga menjadi kaya) dan jiwanya baik (sehingga menjadi bahagia). Jika tidak melakukan semua itu maka pada paginya , jiwanya akan tidak baik (sehingga tidak akan bahagia) dan ia akan malas bekerja (sehingga tidak akan kaya) (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud) Hadist tersebut menjelaskan bahwa melakukan tahajud akan membuat kita menjadi kaya (karena giat bekeja) dan (bahagia karena berjiwa baik). Tidak semua orang yang melakukan shalat tahajud lantas menjadi kaya dan bahagia. Tidak sedikit yang justru tenggelam (menjadi miskin dan kian sengsara) dalam tahajud. Lantas apa yang keliru dari shalat tahajud yang mereka jalankan scara rutin ? Jawabannya , mungkin ada penilaian kita terhadap kualitas shalat tahajud yang kita kerjakan. Kita cenderung mengira bahwa shalat tahajud yang kita kerjakan sudah benar dan sempurna , padahal itu keliru. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya pelaku ibadah itu mengira telah menegakkan shalat(seutuhnya), padahal tidaklah tertulis baginya, kecuali setengah shalat, atau sepertiganya, atau sepermpatnya , atau seperlimanya. (HR. Ahmad dan Abu Daud) Terhadap sabda Rasulullah saw seorang sahabat bernama Ammar bin yasir ra. Menerangkan : yang di catat untuk dia (si pelaku ibadah) dari shalatnya hanayalah apa yang yang ia tegakkan dari shalat itu dengan akhlaknya.(HR. Ahmad &Abu Daud) 5. Kiat Mempermudah bangun malam Imam Al Ghzali r.a telah membagi asbab bangun malam menjadi dua, yaitu zhahir, dan sebab batin. 1. Asbab zhahir yaitu menyedikitkan menyedikitkan makan, karena banyak makan banyak tdur sehibgga susah bangun tahajjud. Mengurangi kesibukan keletihan dan pekerjaan berat di siang hari. Karen apabila terlalu letih akan banyak tidur. Jangan meninggalkan qailullah karena ini juga akan memudhakan bangun malam. Rasulullah saw bersabda “qailullah lah di siang hari dan carilah pertolongan Allah qiyamullail”. 2. Asbab bathin yaitu :menjaga hati dari sifat kinah , bid‟ah serta merisaukan dan memikirkan perkara duniawi . karena barang siapa yang sibuk memikirkan dunia ia tidak mudah untuk bangun malam. Takut akan akhirat membayangkan pemandangan neraka, dan menahan tidur manusia. Fikirkanlah keutamaan tahajud yang tertera dalam alqur‟an hadist, dan atsar. Supaya timbul dlaam hati untuk mendapatkan pahal . timbyulkan keyakinan dalam hat bahwa berap banyak ayat al qur‟an yang di baca dalam shalat. Hakeketanya adalah berbicara pada Allah BAGIAN 8 ADAB-ADAB TAHAJUD DAN SECARA FIQH MASALAH MASALAH TAHAJUD Adapun adab adab shalat tahajud sebagai berikut : Apabila bangun untuk shalat tahajud maka yang pertama kali adalah berdzikir kepada Allah SWT. Apabila bangun shalat tahajud maka berwudhulah dan bersiwaklah karena itu adalah salah stau adab dalam shalat tahajud. Sebagian para ulama berpendapat bahwa apabila bangun pada malam hari hendaknya mandi. Kebiasaan abdul aziz bin zakaria dan teman teman setiap malam setelah shalat isya mandi sebelum shalat tahajud. Memakai wangian dan mekai pakaian yang bagus. Setelah semua yang telah disebutkan diatas dilaksnakan maka bentangkan sajadah dan berdirilah menghadap kiblat dengan penuh khusu‟ dan kudhu. Kemudian bacalah doa sebagaimana yang terdapat dalam berbagai hadist . setelah itu mulailah shalat. Pada waktu shalat tahajud yakni pada waktu ruku‟ , berdiri, sujud, hendaknya setiap bacaannya di baca satu kali, sebagaimana telah diriwayatkan Rasulullah saw , Hendaklah membaca al qur‟an dnegan tartil . hendaklah berdoa ketika mendengar ataupun membaca ayat rahmat atau ayat azab. Ketika melaksanakan shalat tahajud hendaklah tawajuh kepada Allah dengan sempurna. Apabila datang kantuk maka tidurlah. Kalau tertinggalk bangun malam maka hendaknya menggantinya dngan siang hari. Hal ini juga termasuk adab. Berniat untuk bangu malam sebelumnya, karena kalau tertidur terus Allah akan memberikan phala tahajud. Barang siapa meyakini akan bangun pada akhir malam maka sunnah baginya mengakhirkan shalat witir. Masalah masalah tahjud secara fiqh: menurut para fuqaha shalat taahajud adalah mustahab. Dan mereka mendorongkannya pada mendubat lail. Akan tetapi qadhi tsanaullah mencatatnya sebagai sunnah muakad . shalat tahajud itu dapat dikerjakan di ermulaan, di oertengahan , maupu n penghabisan malam, asalkan sesudah melaksnakan shalat isya dan sesudah tidur. Sebaik baiknya waktu untuk menunaikna shalat malam itu ialah sepertiga malam yang terakhir . dari abu hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda :”Tuhan kita azza wa jalla tiap malam turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir . pada saat itu Allah brfirman : “Baran siapa yang beroda kepadaku pasti ku kabulkan , barang siapa yang memohon kepada Ku pasti Ku beri, dan barang siapa yang meminta ampun kepadKu pasti ku Ampuni”. Dari Amr bin Absah : “saya mendengar nabi saw bersabda :”sedekat dekatnya hamba pada Allah ialah pada tengah malam yang terakhir . maka jikalau engkau dapat termasuk golongan orang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu, usahakanlah”. Bilangan rakaat shalat tahajud Shalat malam itu tidak mempunyai bilangan yang terbatas atau tertentu. Jadi sudah hasil hanya dengan serakaat shalat sunnah witir sesudah isya. Dari anas r.a dari nabi saw bersabda : “shalat di masjidku ini sama nilainya dengan sepuluh ribu shalat, shalat di medan jihad saama dengan dua juta shalat. Tapi yang lebih banyak dari kesemuanya itu adalah dua rakaat yang dikerjakan oleh seseorang hamba di tengah malam. Yang lebih utama adalah menetapkan shalat malam secara terus menerus sebanyak sebelas atau tiga belas rakaat. Tata Tertib Shalat Tahajud Seseorang yang hendak melakukan shalat malam itu disunatkan : 1. Diwaktu akan tidur hendaklah ia berniat hendak bangun untuk bershalat 2. Berusaha menghilangkan kantuk itu dari mukanya di kala bangun kemudian bersuci 3. Sebaiknya shalat malam itu dimulai dengan mengrejakan dua rakaat yang ringan dan selanjutnya bolehlah bershalat sesuka hati. 4. Hendaknya dibangunkan pula keluarga. Hendaklah mengehentikan shalat dulu dan kembali tidur bila terasa sangat mengntuk dan hilang rasa kantuknya itu. Hendaknya jangan memberatkan diri . jadi hendaklah bershalat malam itu tidak sekedar tenaga, tetapi hendaklah mengerjakannnya dengan tekun dan jangan smapai meninggalkan kecuali dalam keadaan sangat terpaksa. PENGERTIAN DAN HUKUM SHALAT TAHAJUD Merutu Al Ustadz yazid bin abdul qadir jawas shalat tahajud adalah shalat sunnah yang dilakukan seseorang setelah ia bangun dari tidurnya di malam hari meskipun tidurnya hanya sebentar. Sangat ditekankan apabila shalat ini dilakukan pada sepertiga malam yang terakhir karena pada saat itulah waktu dikabulkannya doa. Hokum shalat Tahajud adalah sunah muakad(sunah yang sangat ditekankan). Shalat sunah ini telah tetap berdasarkan dalil dari Al Qur‟an, Sunah Rasulullah SAW dan ijma‟ kaum muslimin. Allah SWT berfirman. “ dan pada sebahagian malam, lakukanlah shalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah mudahan rabb mu mengangkat ke tempat yang terpuji (Al israa/17:79) Allah SWT berfirman. dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Adz Dzaariyaat/51:17-18) Allah SWT berfirman. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya1194 dan mereka selalu berdo'a kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.Tak seorangpun mengetahui berbagai ni'mat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.(As-Sajdah/32:16-17) Allah Azza wa jalla berfirman. Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Azzumar/39:9) Rasulullah SAW bersabda : “shalat yang paling utama setelah shalat yang fardhu adalah shalat diwaktu tengah malam”. KEISTIMEWAAN SHALAT TAHAJUD Shalat tahajud memiliki sekian banyak keutamaan dari keistimewaan sehingga seorang penuntut ilmu sangat ditekankan untuk mengajarkannya . diantara keistimewaannya adalah : 1. Shalat tahajud adalah sebaik baik shalat setelaha shalat fardhu. Rasulullah SAW bersabda : “sabaik baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa di bulan Allah, muharam dan sebaik baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam. 2. Shalat tahajud merupakan kemuliaan bagi seorang muslimin. Rasulullah saw bersabda : “Malaikat jibril mendatangiku, lalu berkata “wahai muhammad,hiduplah sekehandakmu karena kamu aka mati cintailah seseorang sekehendakmu karena kamu akan berpisah dengannya dan beramalah sekehndakmu karena kamu akan diberi balasan dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin itu ada pada shalat malamnya dan tidak merasa butuh terhadap manusia. 3. Kebiasaan orang yang shaleh 4. Pendekatan diri terhadap Allah ta‟ala 5. Penghapus kesalahan 6. Menjauhkan dosa Keempat keutamaan ini terangkum dalam sabda Rasulullah SAW : “hendaklah kalian melakukan shalat malam karena ia adalah kebiasaan orang orang yang shaleh sebelum kalian, ia sebagi amal taqarub bagi kalian kepada Allah, menjauhkan dosa , dan penghapus kesalahan”. 7. Shalat malam adalah wasiat yang pertama kali Rasulullah saw sampaikan kepada penduduk madinah ketika beliau memasukinya. Rasulullah saw bersabda : “wahai manusia , sebarkanlah salam berilah makan, sambunglah silaturahmi dan shalatlah di malam hari,ketika orang lain sedang tidur, niscaya kalian akan masuk surge dengan selamat”. 8. Shalat malam sebgai diangkatnya derajat manusia Rasulullah saw bersabda “memberi makan, ucapan yang santun , dan shalat dimalam hari ketika orang lain tidur”. 9. Dapat menguatkan hafalan Al Qur‟an, membantu bangun saat shalat subuh, mencontoh generasi terdahulu, dan lainnya. SHALAT TAHAJUD RASULULLAH Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan shalat tahajud baik ketika beliau sedang mukiim maupun sedang safar. Aisyah r.a pernah berkata “apabila Rasulullah melakukan shalat malam beliau berdiri hingga telapak kakinya merekah.” Lalu aisyah berkata,”kenapa engkau melakukan semua ini ?padahal Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?‟‟, lalu beliau menjawab, “wahai Aisyah, apakah tidak layak aku menjadi hamba yang banyak bersyukur.” SHALAT TAHAJUD PARA SALAFUSH SHALIH Diriwayatkan dari abu qatadah (wafat 54H) R.a ia berkata ,” Nabi saw pernah keluar pada suatu malam tiba-tiba beliau bertemu dengan abu bakar R.a yang sedang mengerjakan shalat dengan melirihkan suaranya, Abu Qatadah berkata ,”kemudian beliau bertemu dengan „umar yang sedang mengerjakan shalat dengan mengeraskan suaranya,”Abu Qatadah berkata “tatkala keduanya berkumpul di sisi Nabi SAW belia berkata kepada keduanya, “wahai abu bakar, aku telah melewatimu ketika engkau sedang shalat dan engkau melirihkan suaramu,” abu bakar menjawab “sesungguhnya aku telah memperdengarkan kepada Rabb yang aku bermunajat kepadaNya , wahai Rasulullah.” Abu Qatadah berkata ,”kemudian beliau bertanya kepada umar, “aku telah melewatimu, ketika itu engkau sedang mengerjakan shalat dan engkau mengeraskan suara mu.” Abu Qatadah berkata , “Lalu umar menjawab “wahai Rasulullah aku telah membangunkan orang yang sedang tidur dan mengusir setan.” Lalu Nabi bersabda “Wahai Abu bakar, keraskan suaramu sedikit, dan berkata kepada umar “wahai umar lirihkan suaramu sedikit”. Diriwayatkan dari Zaid bin Aslam (wafat 136H) rahimatulullah bahwa umar r.a shalat malam dalam waktu yang cukup lama hingga di akhir malam beliau membangunkan keluarganya untuk melakukan shalat. Belaiu berkata, “shalatlah kalian, shalatlah kalian!” kemudian beliau membaca ayat berikut . Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.(Thahaa/20:132) Diriwayatkan dari ibnu sirin rahimahullah , ia berkata “istri usma berkata ketika beliau terbunuh ,”sungguh kalian mmbunuhnya. Sesungguhnya itu (Usman bin affan waffat di tahun 32H) selalu menghidupkan malamnya dengan Al Qur‟an (dalm shalat malam) Diriwayatkan bahwa dhihar bin dhamrah al Kinani Rahimahullah menyifati Ali bin Abi Tholib r.a ketika ia di panggil oleh Amirullah mukminin Mu‟awiyah bin Abi sufyan r.a, ia mengatakn “Beliau (Ali) tidak merasa gembira dengan dunia dan gerlapannya dan beliau merasa gembira dengan malam dan kegelapannya. Aku bersaksi kepada Allah , sesungguhnya aku pernh melihatnya pada beberapa kesempatan ketika malam telah gelap dan bintang tenggelam, beliau telah berdiri miring di tenmpat shalatnya sambil meraba jenggotnya dan menangis seperti orang yang ditimpa kesedihan. Maka seakan aku mendengarnya mengatakan “wahai Rabb, wahai Rabb” dengan penuh permohonan kepadaNya. Abu usman an Nahdi Rahimahullah mengatakan “aku pernah bertamu pada hurairah r.a selama tujuh hari ternyata dia, istrinya , dan pembantunya membagi malam menjdi tiga. Apabila yang satu telah shalat lalu membangunkan yang lainnya.” Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai diri Abdullah bin Umar r.a . “sebaik baik orang adalah Abdullah, seandainya ia mau shalat malam. Sesudah Rasulullah bersabda demikian, ia tidak banyak tidur diwaktu malam. Sebagian besar malamnya ia poergunakan untuk shalat dan memohon ampunan kepada Allah. Terkadang ia melakukannya hingga menjelang sahur. Nabi saw berkata kepada istri beliau hafshah “sesungguhnya saudaramu (Ibnu Umar) seorang yang shalih. Ibnu Abbas r.a mengatakan “aku pernah shalat(malam) dibelakang Rasulullah SAW di akhir malam , lalu beliau mengarahkan diriku sejajar dengannya . tatkala selesai aku berkata “apakah pantas bagi seseorang jika ia melakukan shalat sejajar denganmu, padahal engkau adalah utusan Allah. “lalu beliau berdoa kepada Allah agar Dia memberikan kepada ku tambahan pemahaman dan ilmu.” Mengenai firman Allah Ta‟ala, “Mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam,” Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata ,”Mereka hanya sebentar tidur di malam hari “ dan mengenai firmanNya “ dan di akhir malam mereka memohon ampun.” (Adz Dzariyat:17-18) Al Hasan berkata mereka memanjangkan shalat hingga wajtu sahur, kemudian mereka berdoa dan merendahkan diri. Ali bin Al Husain bin syaqiq rahimahullah mengtakan ,”Tidak pernah kulihat orang yang lkebihpas bacaanya daripada Ibnul Mubarak.tidak ada yang lebih baik bacaanya dan lebih banyak shalatnya daripada dia. Dia shalat di sepanjang malam , baik dlaam perjalanan(safar) maupun yng lainnya. Dia mentartilkan bacaan dan memanjangkan , dia sengaja meninggalkan tidur agar orang lain tidak mengetahuinya saat ia shalat”. Yahya Ma‟in rahimahullah mengatakan “aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih utama daripada waki‟ bin Al jarab rahimahullah. Dia tekun melakukan shalat. Menghafalkan banyak hadist , sering shalat malam dan sering berpuasa.” Puteranya Ibrahim berkata “ayahku shalat mlam dan semua penghuni rumah, sampai pembantu kami ikutr shalat”. Disalin dari buku menuntut ilmu jalan menuju surge “panduan menuntut ilmu”, penulis yazid bin abdul qadir jawaz, penerbit Pustaka At Taqwa , PO BOX 264Bogor 16001 Jawa Barat- Indonesia, Cetakan pertama Rabi‟uts Tsani 1428H/April 2007M. 1) Hadist shahih : diriwayatkan oleh Muslim (no. 1163(203)) dari sahabt abu hurairah r.a . 2) Hadist shahih :diriwayatkan oelh imam Muslim (no.1163) (203) dari sahabat abu harirah r.a . 3) Hadist hasan: diriwayatkan oleh al- Hakim (IV/325), di shahihkannya dan disepakati adz Dzahabi, sanadnya dihasankan oleh al mundziri dala Al tharghib wat tharhib (1/640). Beliau menisbatkan hadist ini kepada At Thabrani dalam Al ausath , dan imam Al Hautsami memberi isyarat tetapnya sanad ini dalam kitabnya majma‟ uzawa-id (II/253) Dan menisbatkan kepada At Thabrani dalam al ausath hadist ini dihasankan oleh syaikh al Albani dalam istilah As Shahihan(no.831) dan beliau menyebutkan tiga jalan periwayatan :dari Ali, sahl, jabir radhiyallahu‟anhu. 4) Hadist shahih :diriwayatkan oleh imam at-Tarmidzi (no.3549) al Hakim (I/308) dan al Baihaqi (II/502), lafadz ini milik al hakim, dari sahabat abu umamah al Bahili radhiyallahu‟anhu. 5) Hadist shahih : diriwayatkan oleh imam ahmad (V/451) Tirmidzi (no.2485), Ibnu Majah (no. 1334, 3251), Al Hakim (III/13), Ad Darimi (I/340) dan selainnya dari sahabat Abdullah bin salam radhiyallahu‟anhu . lihat silsilahash-Shahihan.(no.569) 6) Hadist shahih: diriwayatkan oleh imam ahmad (V/243), At Tarmidzi (no.3235), dan al Hakim (I/521), dari sahabat Mu‟adz bin jabal radhiyallahu‟anhu .lihat shahih sunan at Tarmidzi (III/99, no. 2582) 7) Hadist shahih : diriwayatkan oleh al-Bukhari (No 4837)dan muslim (no.2820), lafadz ini milik muslim. 8) Hadist shahih : diriwayatkan oleh abu dawud (no. 1329) at Tarmidzi (no. 447) dan Al hakim (I/310) lafadz ini milik abu dawud 9) Muwaththa‟ imam malik (I/117, no.5), tafsir ath Tahabari (III/840,no. 24461), dan tafsir ibni katsir (III/189) 10) Kitab az Zuhd (mo. 671) karya imam ahmad bin hanbal rahimahullah. 11) Hilyatul auliya‟ (I/126, no. 261) 12) Al ishaabah fi Tamyiizish shahabah (IV/209) 13) Hadist shahih : Diriwayatkan oleh al bukhori (no. 1122, 1157), muslim (no. 2479), ahmad(II/146), dan ad Darimi (II/127) 14) Hadist shahih : diriwayatkan oleh muslim (no. 2478) dan at Tarmidzi (no. 3825) 15) Siyar A‟laamin Nubala (III/338) 16) Kitab az Zuhd(No. 1487), karya imam Ahmad bin hanbal rahimahullah. 17) Kitab jarh wat ta‟dil (I/266) 18) Shifatush shafwah (II/723,no. 453) Penelitian Shakat Tahajud Prof Dr. Mohammad Sholeh, pengasuh klinik terapi tahajjud, mengungkapkan penelitiannya tentang sholat tahajud meningktkan system kekebalan tubuh sebagi berikut : penelitian saya dari 51 siswa SMU yang saya ambil training sebelumnya yang usianya sama. Karna syarat penelitian kuantitatif itu harus homogen. jadi , usianya sama yaitu laki laki antara usia 16 tahun sampai 20 tahun. Sama sama SMU klas 1 Hidayatullah yang tidak pernah shalat tahajjud sama sekali dan tidak pernah mengikuti tariqah tariqah dan sebagainya. Kemudia diambil darahnya sebelum shalat dan diambil lagi darahnya setelag shalat satu bulan, kemudian diambil lagi darahnya setelah dua bulan. Aktifitasnya sama, menu makanannya sama, usianya sama, sama sama tidak pernah shalat tahajjud yang hasil ditemukan makrofagnya yang berbeda. Makrofag itu intinya adalah sel imunitaas tubuh yang berfungsi untuk memakan sel lain yang tidak normal. Dengan demikian kalau teorinya di runut lebih dalam, makrofag tidak akan berproduksi kalau yang bersangkutan stress. Kalau di runut lagi mungkin orang ini kena oenyakit hati seperti iri, dengki, sombong,. Nah , hal yang seperti ini yang menyebabkan stress. Nggak pernah qanaah (puas), tawakkal. Jadi akidah itu menentukan sekali penyakit seseorang. Namun, respon posiitif dan coping yang efektif akibat shalat tahajud yang berpengaruh terhadap peningkatan respon ketahanan tubuh imunologik, berdasarkan hasil oengamatan yang dapat dijangkau oleh peneliti melalui jaringan internet dan berbagai referensi, baik yang berbahasa arab maupun inggris, belum pernah dilakukan. Karena itu, temua ini merupakan kategori temuan penelitian yang mutakhir. System pertahanan tubuh dpat ditingkatkan melalui cara cara islami yaitu mendengarkan Al Qur‟an dan Shalat tahajjud. Setelah memasuki tubuh manusia , virus HIV dpat memproduksi sepuluh miliar virus sehari. Jumlah virus yang sangat banyak tak dapat diatasi. Meskipun dengan kemajuan teknologi yang ada sekarang. Virus HIV tak dapat dianggap sebagai struktur sederhana. Apa yang kita hadapi ini adalah sebuah mikroorganisme yang demikian maju dan cerdas. Sehingga ia dapat menggandakan jutaan dirinya, dan berusaha mengalahkan sel tuan rumahnya. Dan mampu menyebabkan kematian pada tubuh manusia yang besar. Selain kemampuan diatas virus HIV juga mampu mengubah dirinya ke berbagai bentuk dalam upaya mencegah dirinya tertangkap oleh system pertahanan. Hal ini membuat virus HIV sampai saat ini kebal terhadap efek pengobatan yang ditujukan kepadanya. Obat modern telah menyerang virus dengan berbagai variasi pengobatan pada saat yang sama dan jarang berhasil dalam menangani resistensi virus . meskipun sebagian virus telah dibasmi, hasil positifnya hanyalah perpan jangan hidup pasien dengn waktu yang terbatas. Bukan hanya itu taktik rumit yang dipakai virus HIV, sel T penolong yang berenang bersama aaliran darah, saling mengunci satu sama lain, seperti resleting. HIV melompat dari satu set T ke sel t lainnya untuk menghindari kontak dengan antibody dalam aliran darah. Semua ini dilakukan oleh sebuah virus, yang hanya berukuran satu micron, tak memiliki DNA dan bahkan tak dapat dikelompokkan sebagai makhluk hidup. Kehebatan virus HIV dapat mengenali tubuh manusia dengan baik, mengembangkan system maju untuk mengatasi tubuh manusia, melaksanakan strategi tertentu yang dibutuhkan tanpa ada kesalahan dan terus menerus memperbaiki dirinya agar terlindung dari segala jenis senjata yang dipakai oleh tubuh, benar benar menakjubkan. Hal ini merupakan contoh yang sangat baik mengenai betapa tak berdayanya manusia dalam kehadiran virus yang sangat kecil yang dapat dilihat oleh electron mikroskop. Hal ini semakin membuktikan kebenaran islam sebagai agama yang update sepangjang masa. Semua sel system imun, atau system kekebalan, apada awalnya adalah sel normal, yang melalui tahapan tahapan yang berbeda dan diakhiri dengan suatu “ujian kecakapan” . hanya sel yang mampu mengenali sel musuh dan tidak mengalami konflik dengan sel tubuh normal yang diizinkan hidup. Ada suatu kenyataan pasti kenyataan yang harus diterima, yaitu bahwa sel seperti juga segala sesuatu dialam emesta tanpa kekecualian. Dari yang terkecil samoai yang terbesar telah diciptakan khusus oleh Allah yang memiliki kekuasaan, pengetahuan, dan kebijaksanaan tak terbatas. Dia menciptakan segala sesuatu “. (QS. Al An‟aam,6:101) Riset Tentang Berdoa 1. Sebuah riset longitudinal (8-10 tahun) yang dilakukan oleh robbins dan Metzner (2004), terhadap 2700 orang membuktikan bahwa angka kematian pada kelompok yang rajin berdoa atau beribadah lebih rendah disbanding dengan kelompok yang tidak rajin. 2. Zuckerman,Kals,dan Ostfield (2006) terhadap warga lanjut usia pun membuktikan hal yang sama. Kelompok lansia yang lebih rajin berdoa terbukti lebih oanjang umur disbanding dengan yang tidak rajin berdoa. 3. Penelitian yang dilakukan Cancerellaro,Larson, dan Wilson (2007) terhdapa para pecandu alcohol, narkotika , dan pasien gangguan jiwa skizofronia(gila) membuktikan rendah/ tak adanya komitmen terhadap agama. Riset juga membuktikan bahwa terapi atau pengobatan yang diberikan kepada mereka berhasil secara optimal bila disertai terapi doa. 4. Barry rosenfeld dkk dari Fordham university dan William breitbart dari emorial sloan kettering cancer dalam riset yang dipublikasikan tahun (2003) membuktikan adanya efek spiritualitas terhadap rasa ptus asa pasien penyakit kanker terminal ( dianggap tak dpaat disembukan lagi). Riset membuktikan bahwa spiritualitas menwarkan proteksi atau memberikan efek penyangga dalam melawan keputuasasaan pada pasien yang menganggap bahwa hidupnya akan segera berakhir. 5. Riset lain juga membuktikan adanya kaitan antara system imun dengan tingkat spiritualitas dan kondisi emosi. Tiga ilmuwan mengukur tingkat spiritualitas dan interleukin-6 (IL-6) pada darah pasien penyakit kanker terminal. Terbukti adanya kaitan anatar fungsi tingkat system imun tubuh terhadap suasana hati yang baik dan IL-6. Sebagai catatn ,IL-6 adalah protein pada sel sel yang sebuah studi di kalifornia menemukan bahwa 6 bulan setelah didoakan secara diam diam ternyata tingkat kesehatan pasien terbukti membaik secaras signifikan bila dibandingkan tingkat kesehatan kelompok pasien AIDS yang tidak didoakan . tahun 2002, hasil studi yang dilakukan terhdap 39 pasien di ICU membuktikan , mereka yang didoakan bisa keluar dari rumah sakit lebih cepat di bandingkan dengan pasien yang tidak di doakan , walaupun mendapatkan pengbatan yang lama , banyak ilmuwan semakin yakin tentang manfaat doa bagi kesehatan, dan riset masih terus dilakukan dengan mncermati beragam sisi.(Akhsin sakho, 2009) Doa memohon kesembuhan Dalam setiap agama tidak ada doa khusus penyembuhan yang dibakukan.ini sebabnya setiap praktisi penyembuhan bisa mengucapkan doa doa yang berbeda walaupu nharapan mereka sama, pasien sembuh. Beberapa contoh doa yang di praktikkan, untuk mempercepat proses penyembuhan. 1. H.M Bambang Irawan S. menganjurkan pasien nya untuk berdoa sebgai berikut : Astaghfirullah, diucapkan setiap pagi sebanyak 100 kali, lebih sempurna bila dilafalkan sebanyak 1000 kali. Laa ilaaha ilallah diucapkan setiap pagi sebanyak 100 kali , lebih sempurna bila dilafalkan sebanyak 1000 kali. Surat Al Fatihah diucapkan setiap pagi sebanyak 100 kali , lebih sempurna bila dilafalkan sebanyak 1000 kali. 2. Prof Dr.Dadang Hawari Sp.KJ, selain obat ia juga memberikan kiat penyembuhann sebagai berikut : Bertobat Yakin Allah menyembuhkan Menyadari bahwa penyakit adalah cobaan karenanya perlu kesabaran Bersikap rida dan melakukan penghapusan dosa Percaya bahwa dalam kesukaran pasti ada kemudaha Menenangkan jiwa Berdoa sebelum dan sesudah minum obat Berdoa sesudah sembuh Berdzikir dengan membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, hauqalah, istighfar, dan lafadz baaqiyatush shaalihat. Tiga istilah Doa dalam Islam Untuk orang yang berbahasa inggris kata (pray) berdo‟a berlaku untuk semu kegiatan ritual (Sholat, Dzikir, dan doa) sedangkan untuk umat islam memiliki 3 kata yang berbeda dalam bahasa arab yang mnecangkup pemahaman yang lebih luas dari do‟a dalam kehidupan sehari hari. Untuk seorang muslim setiap tindakan yang baik yang dia lakukan baikberkomunikasi dengan Allah , menjadi sukarelawan di sebuah bank(badan amal yang membagikan) makanan untuk fakir miskin. Berbicara melawan ketidak adilan, atau meminta bantuan Tuhan. Pada dasarnya adalah tindakan do‟a 1. Sholat (Ritual Doa) Sholat adalah nama untuk sholat wajib yang dilakukan lima kali sehari atau sholat sunah yang dapat dilaksanakan kapan saja dan yang merupakan sarana hubungan langsung antara hamba dengan Tuhannya. Tidak ada otoritas hirarki dlam islam, sehingga sholat biasanya di pimpin oleh orang terpelajar yang tahu Al Qur‟an dan Hadist yang dipilih oleh jamaah. Bacaan doa dlaam sholat lima waktu berisi ayat ayat dari Al Qur‟an dan dikatakan dalam bahasa arab, bahasa wahyu. Dalam kehidupan sehari hari seorang muslim di jadwalkan lima kali sholat fardhu (wajib harian). Dimulai dengan bangun sebelum matahari terbit dan berdoa fajr (sholat subuh) , lalu sholat Zuhr di pertengahan hari, sholat asar di sore hari, sholat maghrib setelah mataahri terbenam, dan sholat isya sebelum tengah malam. Ada sholat(doa) pilihan lain(sunnah) yang seorang muslim dpat melakukan pada waktu lain di siang dan malam. Nabi Muhammad SAW melkasanakan shokat tahajud berdoa setiap hari sebelum fajr. 2. Zikr (Peringatan) Zikr adalah istilah arab untuk mengingat Allah Maha penyayang.hal ini tidak terbatas pada do‟a dan ibadah yang umat islam lakukan di sajadah lima kali sehari melainkan lebih drai itu . zikr adalah keadaan pikiran. Semua kata kata pujian untuk memuji dan mengagungkan nama Allah SWT serta memuji kemuliaan Allah, memuji atributNya, kesempurnaanNya, KekuasanNya. Seseorang dpat mengucapkan kata kata itu dengan lidah atau mengtakannya secara diam diam dlam hati, yang diknal sbgaai zikr atau mengingat Allah mengingat Allah adalah dasar dari perbuatan baik. Nabi Muhammad SAW berkata “perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dan orang yang tidak mengingatNya, adalah seperti itu yang hdup dan yang mati” (H.R Bukhari dan Muslim) 3. Do‟a Nabi Muhammad SAW berkata do‟a adalah inti ibadah (Riwayat Tirmidzi) “Allah yang oakung penyayang dari semua yang telah menyayangi , memahami dan mengetahui semua kekhawatiran dan kegelisahan di dlaam hati kita bahkan sebelum kita merasakannya. Tetapi Dia masih mendorong kami untuk meminta Nya langsung untuk apa saja melalui doa. Doa dapat dilakukan dnegan mengangkat tangan kearah langit memohon bantuan Allah dalam bahasa sendiri dan menyerahkan diri dihadapannya . atau bisa juga dibuat santay dan diam diam dalam hati seseorang. Karena islam merupakan cara (jalan) hidup , ada doa untuk setiap aspek kehdiupan kita .Nabi SAW tela mengajarkan umat islam untuk melakukannya mulai dari sebelum makan,untuk pergi ke kmar mandi, untuk mengendarai mobil, untuk meninggalkan rumah. Pokoknya ada doa atau doa untuk setiap kegiatan dan kesempatan. Shalat malam atau shalat tahajud dapat meningkatka daya tahan tubuh kita sehingga kita tidak mudah terkena oenyakit. Bagi umat muslim mungkin sudah tidak asing lagi dengan sholat tahjjud tiap kali ditanya pa itu sholat tahajud adalah sholat yang dilakukan di spertiga malam. Itu betul sekali, namun yang oasti bukan masalag pengertian tahajjud yang ingin dibahas dalam tulisan ini melainkan manfaat dari sholat tahajjud itu sendiri. Sangat disayangkan jika pemahaman muslim tentang shalat tahajjud hanya dianggap sebagi ibadaha saja tanpa mengetahui adanya kebaikan dan kelebihan yang bisa diperoleh oleh kita. Lalu apakah kebaikan dan keleebihan yang kita peroleh dari mengerjakan shalat tahajjud sementara lain yang sedang nyenyak tidur? Dari sisi logis, mungkin kita tidak mengerti bahwa perintah Allah itu mendtangkan kebaikan. Sesungguhnya shalatr tahajjud meneguhkan iman kita, jiwa kita, mental kita untuk hadapi masalah hidup dunia lainlain. Kemudian dari sisi sains pengobatan kita akan menghirup oksigen di atmosfer bumi sekitar jm tiga oagi hingga terbitnya matahri sehingga ketika menggerakkan otot otot yang berada dalam tubuh kita maka akan membuat badan kita segar dan melancarkan aliran darah di tubuh kita. Oksigen akan hilang dari atmosfer bumi selepas matahri terbit dan tidak datang lagi sampai besok pagi. Hanya manusia yang bangun pada waktu ini yang dapat menikmati oksigen tersebut. Rasulullah SAW bersabda : “hendaklah kalian melakukan shalat malam karena ia adalah kebiasaan orang orang yang shaleh sebelum kalian, ia sebagi amal taqarub bagi kalian kepada Allah, menjauhkan dosa , dan penghapus kesalahan”.(HR. at Tirmidzi) Dari hadist tersebut jelas sekali bahwa dengan melakukan shalat tahajjud terhapus dan selain itu tubuh kita pun akan menjadi lebih sehat. Beberapa data ilmiah membuktikan adanya hubunga shalat tahajjud dengan kesehatan, diantaranya adalah sebagai berikut : Dr. Abdul Hamid Diyab dan Dr. Ah Qurquz mengungkapkan bahwa shalat malam atau shalat tahajud dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita sehingga tidak mudah terkena penyakit. Hal ini terjadi Karena ketika bangun tidur malam hari , berate menghentikan kebiasaan tidur dan ketenangan terlalu lama yang merupakan salah satu factor pencetus terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Aktivitas shalat malam untuk menghadap Allah SWT akan menenangkan hati dari segala kegundahan dan kegelisahan hidup yang dialami. Bangun malam dapat menajdikan tubuh bugar bersemangat serta terhindar dari penyakit punggung pada usia tua. Dalam salah satu peneitian medis terbukti bahwa orang orang terbiasa shalat malam relative lebih aman dari serangan penyakit tulang punggung dari pada orang orang yang tidak shalat malam. Shalat tahajjjud memiliki kandungan aspek meditasi dan relaksasi yang cukup besar dan memiliki pengaruh terhadap kejiwaan yang dapat digunkaan sebagi strategi penanggulangan adaptif pereda stress. Sebagaimana jyga dijelaskan Dr.M.Soleh bahwa stress punya pengaruh yang besar terhadap ketahanan tubuh seseorang. Dari stress baik fisik maupun psikis menyebakan terjadinya pengeluaran cairan tubuh cukup banyak dan penguapan dari tbuh yang lebih cepat. Dalam bidang bio teknologi, shalat tahajjud dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan respon ketahanan tubuh dan menghilangkan rasa nyeri pasien yang terkena penyakit kanker. Dalam bidang ini pula shalat tahjjuad dapat meningktkan respon emosional positif yang efektif dalam menegakkan anastesi pra bedah. Shalat tahajud yang dikerjakaj dengan poenuh kesungguhan, khusu, tepat, ikhlas, dan terus menerus diyakini dapat menimbulkan persepsi dan motivasi positif yang dapat menghindarkan reaksi stress. Rasulullah SAW hamper tidak pernah melewatkan 1 malam pun kecuali dengan shalat tahajjud, bahkan disaat peperangan sekalipun. Dulu, shalat tahajjud diwajibkan setelah turun surat Al Muzzammil ayat 19 dan 20 baru di sunatkan.”ujar Prof.M.Soleh pengasuh klinik terapi tahajjud dan trainer shalat khusu‟. Mengapa rasulullah SAW menganjurkan shalat ini, hanya beliau yang tau. Namun, perkembangan sains yang sangat pesat membuktikan, shalat ini banyak manfaatnya. “secara medispun bisa dibuktikan “ ujar pria yang tahun 2000 berhasil mempertahankan disertasi doktornya di jurusan Psikoneurol imunologi Unair mengenai shalat tahajjud untuk system imun tubuh ini. Kajian ilmiah tentang tahajjud seperti yang dikutip dari republika dalam wawancaranya dengan Prof.M.Soleh . alas an melaksanakan shalat tahajjud : 1. Tidak ada shalat sunat yang dianjurkan oleh al qur‟an selain tahajjud, sedangkan shalat shalat sunat lain itu hanya sampai tataran hadist Rasulullah SAW . kalau shalat sunat tahajjud itu ada dalam surat al Muzzammil ayat 1-20, terutama pada ayat 1 -10. Kemudian al israa‟ ayat 79. Ini alas an logika normative nya . kedua Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah meninggalkan sholat tahajjud. Ketiga tidak ada shalat sunnat yang diwajibkan islam kecuali shalat tahajjud, sebelum turun aya tadi. Hadist qudsi yang menjelaskan tentang setiap dua oertiga malam Allah SWT turun ke langit pertama sambil menyerukan :hambaKu yang sedang ruku‟ dan sujud melaksanakn shalat tahajjud, permintaanmu akan Aku beri. Doa mu akan Aku kabulkan. Dosamu akan Aku ampuni”. Ditambah dengan hadist riwayat Thabrani yang menejlaskan bahwa shalat tahajjud adalah kebiasaan yang dilakukan oleh para orang soleh di jaman dulu, dan itu menyembuhkan baik fisik maupun psikis. Menurut Saleh logika pengelamannya : yang dulu pernah kena kanker kulit. Dokter sudah angkat tangan namun tahajjud menyelamatkannya. Tahun 1982 sampai 1987, setelah itu dinyatakan sembuh sama sekali. Pada saat bangun malam otak ketika shalat tahajjjud melepaskan seritoninbeta endorsing dan melatonin yang diproduksi otak. Ketika seseorang shalat tahajjud serotonin, betaendorsin, dan melatonin itu terproduksi. Itu yang menjadikan kita mnjadi tenang. Karena ketenangan itulah maka homeostasis terjaga. Menurut soleh, pusing disebabkan karena terganggunya homeostasis , mungkin bisa hipotensi atau hipertensi . shalat tahjjud itukan meditasi tingkat tinggi. Itu yang menjaga homeostasis atau kecenderungan untuk tetap dalam keadaan normal.orang sakit itu terganggunya homeostasis ketika shalat tahajjud relaksasinya tercapai secara maksimal maka keseimbangan tubuh terjaga. Tak aka nada hipertensi atau hipotensi. Termasuk kolesterol akan dibabat habis oleh aktifitas tahajjud. Kolesterol akan hilang menjadi energy. 2. Shalat tahajjud yang benar Yaitu dilakukandengan khusyuk, tulus ikhhlas , gerakannya seperti Rasulullah SAW shalat kemudian kontinyu. Saya merujuk kepada hadist shahih muslim yang diriwayatkan khuzaifah yang pernah bercerita suatu malam pernah shalat tahajjud bersama Rasulullah SAW kemudian begitu mengngkat tangan sebagai tanda takbiratul ihram terdengar dari belakang Rasulullah terisak isak karena menangis. Rasulullah kemudian Rasulullah membaca doa iftitah sangat pelansetelah itumembaca Fatihah sangat pelan sekali setelah itu membaca surat surat yang dibaca Rasulullah Saw tidak tanggung tanggung yaitu surat Al Baqarah padahal ayatnya 286, ketika sampai seratus ayat kata khuzaifah kiranya disudahi ternyata tidak masih dilanjutkan. Setelah selesai surah Al Baqarah ternyata di tambah surat an Nisa setelah surat An Nisa di lanjutkan Al Imran. Nah sehingga satu rakaat saja membaca 3 surat yang panjang. Kata khuzaifah “bukan hanya disitu setelah Rasulullah membaca surat kemudian ruku‟ yang lamanya sama dengan membaca Al Qur‟an . kemudian I‟tidal sama dengan ruku‟ nya kemudian sujud sama dengan I‟tidalnya setelah itunduduk iftiras sama dengan sujudnya. Sehingga Rasulullh semalam hanya dua rakaat. Kemudian satu rakaat witir. Keburu sudah bilal adzan : “inilah yang saya trainingkan, tetapi saya tidak ajarkan shalat yang panjang.. suratnya silahkan apa yang dihafal. Tetapi setelah membaca surat jangan langsung ruku‟, dismabung lagi dengan dialog, mengadukan masalah kepada Allah. Bisa juga memanfaatkan sebeluk ruku‟ kita mendialog kan segala persoalan yang sedang kita hadapi. Mungkin anak yang jauh dari harapan, suami yang punya masalah, ekonomi yang morat marit, itu diadukan kepada Allah. Jadi, shalat khusyuk itu bukan shalat yang lupa segalanya. Kita tidak perlu menargetkan shalat tahajjud 8 rakaat ditambah tiga rakaat witir yang oenting bukan kuantitasnya namun kualitas . ada komunikasi intens dengan Allah bahwa kita sadar bahwa kita sedang mnghadap kepada yng Maha Kuasa, Maha Agung, Maha segala galanya. Di genggamanNya lah segala urusan. Seingga kalau kita sudah bisa seperti ini itu nikmat rasanya. Karena itu nikmat maka saying kalau putus. Dua rakaat saja bisa dua jam setengah. Tags: tahajud, shalat tahajud, cara tahajud, doa tahajud, cara shalat tahajud, tahajud cinta, niat shalat tahaujud, tata cara tahajud, bacaan shalat tahajud (Saleh, 2001) 3. Hikmah shalat dalam Kesehatan Hubungan shalat dalam kesehatan, menurut Hembing, setiap gerakan gerakan shalat mempunyai arti khusus bagi kesehatan dan punya oengaruh pada bagian tyubuh seperti kaki, ruas tukang punggung, otak, rongga dada, pangkal paha, leher, dll. Berikut adalah ringkasan yang bermanfaat untuk mengetahui tentang daya penyembuhan dibalik pelaksanaan shalat sebagai aktifitas spiritual. Berdiri tegak dalam shalat: gerakan shalat bila dilakukan dengan benar selain menjadi latian yang menyehatkan juga mampu mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Hembing menemukan bahwa berdiri tegak pada waktu shalat membuat saraf menjadi satu titik pada otak, jantung , paru-paru, pinggang, dan tulang punggung lurus dan bekerja secara normal, kedua kaki yang tegak lurus pada posisi akupuntur sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Rukuk : rukuk sanagt baik untuk menghindari oenyakit yang menyerang ruas tulang belakang yang terdiri dari tulng opunggung, tulang leher, tulang pinggangdan ruas tulang tulang tungging. Dengan melakukan ruku‟ kita dapat menarik menggerakan dan mengendurkan saraf saraf yang berada di otak, punggung dan lain lain. Bayangkan jika menjalankan shalat lima waktu yang berjumlah 17 rakaat sehari semalam. Kalau rakaat ruku‟ satu kali, berarti kita melakukan gerakan ini sebanyak 17 kali. Sujud : belum lagi gerakan sujud yang setiap rakaat dua klai hingga jumlah nya sehari 34 kali. Bersujud dengan meletakkan jari jari tangan di didepan lutut membuat semua otot berkontraksi. Gerakan ini bukan saja membuat otot otot itu akan menjadi besar dan kuat tetapi juga membuat pembuluh darah dan urat getah bening terpijat dan terurut. Posisi sujud ini juga sangat membantu kerja jantung dan membantu mengerutnya dinding dinding pembuluh darah. Duduk tasyahud : duduk tasyahud akhir atau tawaruk adalah salah satu anugerah Allah yang patut kita syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat tanpa oprasi. Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap jari jari kearah kiblat ini secara otomatis memijat pusat pusat daerah otak, ruas tulang punggungteratas, mata, otot bahu, dan banyak lagi terdapat pada ujung kaki. Untuk laki laki sikap duduk Ini luar biasa mnfaatnya, terutama untuk organ seks. Salam : gerakan salam akhir ke kanan dan ke kiri pun menurut penelitian hembing punya manfaat besar karena gerakan ini sangat bermanfaat membantu menguatkan otot otot leher dan kepala. Setiap mukmin pasti merasakan itu bila menjalankan shalat dngan benar. Tubuh akan terasa lebih segar, sendi sendi oto akan terasa lebih kendur dan otak juga mampu kembali berfikir dengan terang. Hanya saja, manfaat itu ada yang bisa merasakannya ada juga yang tak di sadari. Tapi yang harus diingat shalat adalah ibadah bukan olahraga. Tahajjud anti kanker Sebuah penelitian ilmiah yang lain membuktikan bahwa sholat tahjjud membebaskan seseorang dari berbagai penyakit. Itu bukan ungkapan teoritis semata. Melainkan sudah diuji dan dibuktikan melalui penelitian daro dosen fakulktas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Mohammad soleh dalam usahanya meraih gelar doctor. Sholeh melakukakn penelitian terhadap siswa SMU lukmanul Hakim pondok pesantren Hidayatullah Surabaya secara rutin menunaikan shalat tahajjud. Sholat tahajjud yang dilakukan di oenghujung malam yang sunyi kata soleh bisa mendatangkan ketenangan. Sementara ketenangan itu sendiri terbukti mampu meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan hidup. Sebaliknya bentuk bentuk tekanan mental seperti stress maupun depresi membuat seseorang rentan terhadap penyakit, infeksi, dan mempercepat perkembangan sel kanker. Serta meningkatkan metastasis (penyebaran sel kanker) tekanan mental itu sendiri terjadi akibat gangguan irama sirkadian (siklus gerak hidup manusia ) yang ditandai dengan pengikatan hormone kortison. Perlu diketahui bahwa hormone kortison ini biasa dipakai sebagai tolak ukur untuk mengetahui kondisi seseorang apakah jiwanya tengah terserang stress depressi atau tidak. Hubungan antara Shalat dan kesehatan Mental Apabila shalat wajib yang lima waktu kita tinjau dari segi kesehatan mental, makan akan dapat kita oahami mengapa shalat itu diwajibkan Allah dan apa sebab mengapa jumlahnya lima kali dalam sehari semalam mengapa waktu bagi masing masing ditentukan pula dan tidk boleh dilampaui. Ibadah shalata adalah ajaran agama yang di Wahyuka dari Al Qur‟an kepada nabi Muhammad SAW. Karen aitu ibadah shalat pasti mempunyai banyak hikmah di dalamnya. Kalau kita pelajari Al qur‟an dan as sunnah maka akan kita temukan penjelasan dan hikmah dari pelaksanaan shalat, diantaranya adalah pengaruh pelaksanaan terhadap kesehatan mental manusia. Dalam shalat terjadi hubungan rohani atau spiritual antara manusia dengan Allah . dalam aksi spiritualisasi islam, shalat di pandang sebgai munajat kepada Allah. Orang yang sedang akan melakukan munajt . tidak merasa sendiri. Ia merasa seolah olah berhadapan dengan Allah. Serta di dengar dan di perhatikan munajatnya. Sesuai spiritualitas shalat yang demikian dapat menolong orang yang mengungkapkan segala perasaan keluhan dan permasalahannya kepada Allah. Dengan suasana shalat yang khusu‟ itu pula orang memperoleh ketenangan jiwa karena merasa diri dekat dengan Allah dan memperoleh ampunannya. Bagi manusia ynag menjalankan shalata wajib terus menerus dan melaksanakan shalat sunnah secara rajin. Dan semua shalat itu dilaksnakan secraa khusu‟ maka nilai nilai kesehatan mental yang terkandung di dalam ibadah shalat tersebut akan berpengaruh pada dirinya. Nilai Nila kesehatan mental yang terdapat dalam ibadah Shalat Tertuang dalam bentuk fungsi shalat sebagai pengobat, pencegah Pembina dalam kesehatan mental. a) Sholat sebagai obat bagi gangguan jiwa Satu hal yang disebutkan dlam sebuah hadist berkaitan erat dengan perawatan kejiwaan yaitu orang yang melaksanakan shalat dengan baik, wudhunya sempurna , dilaksanakan pada waktunya dan terpenuhi semua rukun dan syaratnya disertai dengan khusu‟ maka Allah akan memberikan ampunan kepada orang tersebut. Dalam pandangan ahli jiwa, ampunan terhadap dosa dan kesalahan merupakan obat bagi gangguan jiwa karna salah satu gangguan jiwa adaalh merasa nersalah atau berdosa. Orang akan tergoncang jiwanya apabila ia merasa bersalah dan berdosa kepada Tuhan. Jadi dapat dikatakan bahwa sholat merupaka sarana pengobatan kejiwaan atau mempunyai fungsi kuratif terhadap penyakit dan gangguan kejiwaan. Dalam melaksanakan sholat sebagai obat dan pengobatan kejiwaan, tentu saja shalat itu dilaksanakan dengan dasar iman dan keyakinan atas kebenaran sifat sifat Allah. Terumatam sifat yang sangat diperlukan oleh orang yang sedang mengharap dan mencari tempat mengeluh mengadu dan mengungkapkan perasaan. Dalam perawatan dan oengobatan jiwa terjadi dialog antara penderita dengan konsultan. Penderita mengungkapkan perasaan, keluhan dan permasalahannya kepada konsultan. Konsultan mendengarkan memahami, dan memperhatikan perasaan serta menerimanya. Dengan demikian, penderita merasa lega dan merasa tenang karena seluruh perasaan yang menggelisahkan sudah dapat diungkapkan. Dengan pertemuan beberapa kali penderita mengalami kesembuhan. Apabila shalat wajib kita tinjau dari kesehatan mental makan akan dapat kita pahami bahwa shalat waji mempunyai hikmah sebagai pengobat bagi manusia yang terganggu jiwanya, baik itu yang berkenan dengan ketegangan emosi dengan pengaruhnya sampai pada tahap psikosomatik. Penyebab terjadinya gangguan dan penyakit jiwa adalah karena tekanan perasaan dan konflik konflik batin yang tidak terselesaikan. Yang menyebabkan terganggunya kesehatan jiwanya misalnya karena banyaknya rintangan atau problem dalam rangka mencapai pemenuhan kebutuhan manusia baik secara fisik maupun psikis. Ibadah shalat didalamnya terdapat bacaan bacaan atau gerakan gerakan shalat. Bacaan sahalat semuanya merupakan doa dan dzikir yang berisi ucapan ucapan mulia dan indah yang mengandung pujian dan sanjungan kepada Allah sebagai sang pencipta dan juga bacaan shalat berisi permohonan manusia akan hajatnya di dunia dan di akhirat. Permohonan manusia akan pemenuhan kebutuhan hidupnya atau hajatnya dalam kehidupan di dunia dan di akhirat di mohonkan kepada Allah lewat pelaksanaa shalat. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al Mukminun :60 dan surat Al Baqarah 186: “Dan orang orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut (karena mereka tahu bahwa ) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka”(QS Al Mukminun :60) “Dan apabila hamba hamabKu bertanya kepadamu tentang Aku Maka(jawablah) bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu , maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”(QS.Al Baqarah:186). Dengan shalat manusia berdoa menyerahkan diri kepadaNya hal ini akan membantu dalam meredakan ketegangan emosi manusia karena seorang mukmin mempunyaikeyakinan bahwa Allah akan mengabulkan doa nya dan memecahkan problemnya. Memenuhi berbagai macam kebutuhan dan membebaskan diri dari kegelisahan dan kerisauan yang menimpanya. Menghadap kepada Allah melalui shalat dan berdoa kepadaNya dengan harapan dikabulkan akan menimbulkan auto sugesti yang akan meredakan ketegangan emosi dan kegoincngan jiwa yang trejadi pada manusia. Ibadah shalat mengantarkan pada hasil yang dicapai psikoterapi yang berhasil. Sebab perasaan aman, tentram dan lepas dari ketegangan emosi telah terkondisikn pafda dirinya, keadaan tebut membantu membebaskan manusia yang sebelumnya terganggu kesehatan mentalnya yaitu mengalami ketegangan emosi dan sampai tindak lajunya yaitu psikosomatik menjadi tenang., tentram dan terbebas dari gangguan psikis dan fsiologis.ketegangan emosi itu terjadi karena ketidak mampuan manusia untuk menghadapi dan memecahkan konflik psikisnya. Padahal konflik psikis menguras banyak tenaga psikis manusia, sehingga akhirnya sangat mempengaruhi berbagai aspek/sendi stabilitas manusia, mempengaruhi emosi, kesehatan dan mengakibatkan terhambatnya aktualisasi kempampuan dan potensi manusia. Ibadah shalat yang dilaksanakn ada yang wajib dan sunnah. Shalat wajib dalam kesehatan mental fungsinya sebagai pondasi yang menjadi dasar dlaam proses penyembuhan bagi manusia yang terganggu kesehatannnya. Dan macam shalat sunnah itu anatara lain shalat sunnah wudhu, rawatib, tahajjud, hajat, istikharah, taubat, duha, dll. Dan dalam bacaan shalat sunnah tersebut terdapat di dalamnya spesifikasi permohonan sesuai dngan kebutuhan manusia dan Allah mensunnah kan manusia untuk melaksanakannnya, melaksanakan shalat sunnah tersebut membantu manusia untuk terkabulnya pemrohonan manusia yaitu dengan mendapatkan rahmat. Hidayah dan inayahnya. Dan pada hakekatnya permohonan manusia itu telah terkandung dan dan termohonkan pada bacaan shalat wajib. Dengan pelaksanaan shalat maka secara perlahan tapi pasti bagi manusia yang terganggu mentalnya akan mengalami proses penyembuhan dan tergantikan dengan perasaan tenang, tentram, dan merasa terkabulnya doa dan mendapatkan rahmat, hidayah, dan inayahNya. Kondisi yang tenang dan tentram kemudian mewarnai kehidupannya. Penumpukan perasaan yang mengakibatkan ketegangan emosi sampai pada tahap psikomatik itu ilang berganti dengan kehidupan penuh semangat sehingga dapat mengaktualisasikan kemampuan dan potensi yang dimilikinya dalam berbagai aspek kehidupan. b) Shalat sebagai pencegahan terhadap gangguan kejiwaan Manusia dlaam kehidupannya selalu menghadapi berbagai macam problem dan cobaan hidup . hal yang tidak menyenangkan selalu terjadi. Dan dengan melaksanakan shalat lima waktu dengan khusu‟ dan dilaksanakan secara terus menerus maka dapat dihindari perasaan yang tidak mengenakkan hati. Karena manusia selalu mengunkapkannya lima kali sehari melalui ibadah shalat dengan keyakinan bahwa pengungkappannya langsung di dengar, dipahami oleh Allah karena Allah Maha pengasih lagi Maha penyayang. Sedangkan bagi orang yang rajin shalat sunnah , akan merasakan ketenangan dan ketentraman batin yang lebih karena intensitas pengungkapan perasaan dan permohonan manusia dilakukan lebih sering lebih dari lima kali sehari. Pada saat seseorang sedang shalat, maka seluruh alam fikiran dan perasaannya terlepas dari semua urusan dunia yang membuat dirinya stress. Sesaat jiwanya tenang ada kedamaian dalam batinnya. Hal ini sejalan dengan pendapat para pakar stress yang menganjurkan orang agar memeluk agama, menghayati dan mengamalkannya agar memperoleh ketenangan. Dan setiap haruinya harus meluangkan waktu untuk menenangkan diri, karena untuk ketenangan hati yang diperolehnya setiap hari berarti kekebalan dirinya terhadap berbagai stress atau gangguan kejiwaan dapat ditingkatkan. Sekarang timbul pertanyaan “apa hikmah yang terkandung dalam kewajiban shalat pada waktu yang telah doitetapkan tidak boleh di dahului, ditunda, atau digabungkan:” jawaban terhadap pertanyaan ini sangat penting agar seorang muslim mau melaksankan shalat pada waktunya dan tidak meremehkannya. Lewat analisis kejiwaan bahwa shalat wajib yang lima waktu itu mempunyai fungsi pengobatan atau fungsi kuratif terhadap gangguan jiwa. Maka kita temukan fungsi kejiwaan lainnya bagi shalat wajib yang harus dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan. Sahalt subuh dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan terhadap penyakit kejiwaan. Pada waktu subuh batin seseorang yang bangun tidur itu masih lega, belum menghadapi persoalan belum ada yang dikeluh kesahkan . maka dalam memasuki hari itu setiap orang ingij merasa terjamin ketentraman dan keamanan hidupnya sepanjang hari nanti. Utnuk itulah ia perlu memohon kepada Yang Maha Kuasa agar ia selamat dan tidak terganggu dalam menjalani tugasnya selama satu hari nanti. Allah mewajibkaan shalat subuh karena dengan shalat itu hubungan batinnya dengan Allah akan diperkuat, ia ingat bahwa Allah maha penyayang, Allah dekat dan senantiasa melindungi. Dengan demikian hati mereka tentra, dan aman dalam perjalanan hidupnya hari itu. Dengan rasa aman dan lega itu, daya piker akan dapat digunakan untuk melaksanakn tugas dengan baik, apakah belajar bekerja atau mencari pekerjaan. Maka orang yang telah melaksanakan shalat secara baik akan menghadapi tuganya dengan optimis dan gembira. Shalat dhuhur dan maknanya bagu oencegahan dan gangguan terhdap oenyakit kejiwaan, setiap muslim yangmelakukan shalat dengan perasaan lega dan optimis dalam menghadapi tugas dan pekerjaanya di oagi hari. Kendati pun ia mulai oekerjaan dengan senang hati namun kadang kadang terjadi pula hambatan , rintang, yang tidak di perhitungkan. Rencana dan pembagian waktu yang telah direncanakan untuk menghadapi pekerjaan sehari itu terganggu. Menurut perhitungan kejiwaan, bila perasaan tidak tenang dan pikiran poenuh dengan berbagai masalah yang tidak terselesaikan maka daya piker akan menurun atau mungkin tidak bekerja. Sedangkan apabila orang tersebut mengalami masalah yang agak menyakitkan, menggelisahkan dan mencemaskan, maka semua itu tidak hulang hanya dengan istirahat siang selama 1 jam yang diberikaj kantor. Hal tersebut harus diatasi dengan pelegaan batin yng dapat dilakukan dengan shalat dzuhur. Inilah barangkali hikmahnya mengapa shalat dzuhur itu wajib dan tidak boleh ditunda sampai terlewat waktunya . seseorang yang lelah bekerja dan menghadapi berbagai hal yang menggangu sejak pagi yang merasa agak segar apabila bersuci dan berwudhu. Sedangkan pelaksanaan shalat dhiuhur akan memberikan kelegaan dan ketentraman seperti apa yang telah diberikan sebelumnya. Shalat ashar dan makbnanya bagi pencegahan terhadap gangguan terhadap penyakit kejiwaan. Kemampuan jasmani beraktivitas atau bekerja pada waktu siang hari dalam keadaan panas, memang tidak sekuat pagi hari lagi. Kesegaran jasmani menurun, kemampuan berfikir agak berkurang, sebaliknya emosi mudah terangsang. Oleh karena itu manusia diwajibkan kmbali shalat yaitu shalat ashar dan menghadap kembali pada Allah untuk ,memohon ampun berdoa dan mengadukan perasaan yang tiudak menyenangkan. Darisana dapat kita lihat bahwa fungsi shalat shara sebagai pencegah gangguan kejiwaan adalah dengan shalat ashar. Syaraf syaraf dan otot otot tegang karena bekerja diwaktu siang hari dapat kembali tegang dan rileks sehingga dengan begitu kondisi fisik dan psikis manusia tetap terjaga. Shalat maghrib dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan. Pada waktu pergantian siang malam yang kadang kadang mencekam jiwa ,terutama bagi mereka yang merasa kurang berhasil mengerjakan tugasnya. Setelah matahari terbenam adzan maghrib berkumandang, rupanya Allah memberi kesempatan bahkan mewajibkan kepada manusia untuk menghadap KepadaNya guna menunaikan kewajiban pembersihan diri dari berbagai masalah yang menyesakkan dada serta memohon ampun atas kekhilafan dan kesalahan dalam perjalanan hidup seharian tadi. Dan selanjutnya bersyukur atas segala keberhasilan yang di capai pada hari itu. Dengan demikian terlepaslah dirinya dari berbagai macam hal yang mengganggu perasaan, dan ini jelas merupakan pencegahan terhadap gangguan kejiwaan. Shalat isya dan maknanya terhadap oencegahan gangguan kejiwaan, agar tidur nyenyak mohonlah kepada Allah agar dijagaNya selama tidur . buatlah perhitungan terhadap pekerjaan sehari tadi, mulai dari banguj tidur hingga malam menjelang tidur. Inilah temoat kita muhasabah diri dan intropeksi diri. Sehingga jika ada keberhasilan, kita adapat bersyukur dan apabila banyak hal yang belum tercapai kita mohokan kepada Allah jalan keluarnya. Hal ini dilakukan agar hati menjadi tenangdan semua anggota tubuh serta pikiran dapat beristirahat secara maksimal. c) Fungsi ibadah shalat sebagai pembina kesehatan jiwa d) Sebagi Pembina kesehatan jiwa manusia, shalat mempunyai manfaat memperkuat mental dan menambah kesehatan jiwa. Karena pendektaan kepada Allah lebih ditingkatkan dengan kesadaran dan kemauan untuk lebih banyka memperoleh kesempatan untuk menentramkan batin manusia. Kalau kesehatan jasmani dapat ditujukan shalat wajib merupakan pokok pokok yang menjamin terciptanya kesehatan jiwa dan shalat sunnah mempounyai pengaruh untuk mnamba kuatnya mental manusia. Shalat Sunnah meningkatkan kegairahan Hidup Suatu kedaan jiwa yang mencengkam dlam hidup adalah ketika gairah utnuk bekerja belajar atau beraktifitas, apapun hilang dalam diri seseorang. Yang menyebabkan seseorang mengalami hal tersebut adalah oanjang angan angan dan sedikit yang dicapai. Dia merada kecewa dan kekecewaannya itupun dihadapkannya pula kepada Allah dengan cara malas melaksanakan shalat. Oleh sebab itu untuk mengtasi penyakit mental itu Allah memerintahkan kita untuk semakin mendekta kepadaNya. Yaitu dengan melaksanakan shalat sunnah. Adapun oengaruh shalat sunnah terhadap kesehatan mental seseorang adalah : a. Shalat sunnah rawatib Shalat sunnah rawatib yang dilakukan sbelum dan sesudah shalat wajib mempunyai manfaat pembinaan yang memperkuat mental, dan menambah kesehatannya, karena pendekatan kepada Allah lebih di tingkatkan dengan kesadaran dan kemauan untuk lebih banyak memperoleh kesempatan untuk menentramkan batin. b. Shalat tahajjud Andaikan kita boleh membuat perumpamaan, shalat tahajjud yang diiringgi do`a dan permohonan kepada Allah bagaikan penderita dan konsultan yang sedang berada dalam ruangan konsultasi kejiwaan, Dengan shalat tahajjud gumpulan masalah yang bertumpuk, petaka benang kusut yang memusingkan kepala sedikit demi sedikit mulai terurai, maka perasaanya mulai lega, pandangan terhadap dunia dan kehidupanya mulai sedikit cerah dan secerah harapan mulai muncul dalam hatinya. c. Shalat istikharah Berapa banyak manusia yang kebingungan menghadapi berbagai pilihan dalam hidupnya. Agar pertimbangan itu mantab dan tidak disesali dikemudian hari, maka mohonlah petunjuk kepada Allah. Shalat istikharah jika ditinjau dari segi kejiwaan, maka dikatakan bahwa ia merupakan terapi bagi gangguan kejiwaan yang disebut konflik jiwa. Sungguh banyak macam gangguan kejiwaan yang disebabkan oleh konflik batin yang tidak teratasi, bahkan tidak jarang orang yang terserang berbagai penyakit psikosomatik seperti sesak nafas, sakit lambung dan lain-lain. Maka shalat istikharah berfungsi sebagai cara untuk mengatasi jiwa dan menghindakan seseorang dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh konflik jiwa tersebut. d. Shalat Hajat Tiap orang mempunyai idaman hati, atau satu cita-cita yang diidamkan. Kita tidak hanya cukup berkerja dan berusaha dengan sungguh untuk mencapai cita-cita tersebut. Tetapi kita perlu memperkuat usaha dengan shalat hajat. Agar mental dan kejiwaan kita pun merasa tenang dan optimis, bahwa yang kita inginkan pasti dikabulkan oleh Allah Yang Maha Pengasih. Hikmah Shalat Bagi Kesehatan Mental Kita tahu bahwa shalat memiliki banyak manfaat positif dan kekuatan yang tidak dimiliki ibadah lain dalam hal membuat kondisi kejiwaan seseorang menjadi lebih baik. Hal ini dibuktikan secara empiris melalui berbagai penelitian. Sebagai contoh, shalat ternyata dapat membantu mengatasi depresi, terutama bagi orang sakit. Para ilmuan berkeimpulan bahwa ketekunan dalam melaksanakan ibadah shalat dapat mengurangi kekhawatiran dan tingkat depresi orang-orang yang terjangkitpenyakit kanker paru-paru. Setelah melakukan penelitian terhadap 165 pasangan suami istri yang menghidap kanker paru-paru, peneliti menemukan pasangan suami istri yang rajin shalat dan ibadah yang lainya memiliki tingkat depresi yang lebih rendah disbanding dengan pasangan yang tidak shalat. Shalat memiliki pengaruh besar dan efektif dalam menyembuhkan manusia dari duka cita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu shalat dihadapan Allah dalam keadaan khusu`, berserah diri dan pengosongan diri dari kesibukan dan permasalah hidup dapat menimbulkan perasaan tenang dan damai dalam jiwa manusia serta dapat menghilangkan rasa sedih dan gelisah. Rasulullah SAW seperti yang diriwayatkan Hudzaifah, selalu shalat ketika menghadapi kesulitan. Hal ini menjadikan shalat memiliki pengaruh terapi dalam mengatai stress. Energy rohani shalat dapat membantu membangkitkan harapan, megguatkan tekad, meninggikan cita-cita, dan juga melepaskan kemampuan yang luar biasa yang menjadika seseorang lebih siap menerima ilmu, pengetahuan hikmah, serta sanggup melaksanakan tugas-tugas kepahlawanan yang hebat. Disamping itu, shalat juga memilik pengaruh penting dalam menyembuhkan perasaan bersalah yang menimbulkan perasaan gelisah dan stress, yang dianggap biang keladi munculnya penyakit jiwa. Hal ini karena shalat dapat menghapus dosa dan membersihkan jiwadari kotorankotoran kesalah serta membangkitkan harapan meraih ampunan dari Ridho Allah SWT. Manfaat lain dari shalat adalah untuk memantapkan jiwa dan keinginan dengan bersandar dan menyerahkan diri dan segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT bukan kepada lainnya. Shalat juga melatih diri untuk mencintai aturan, mematuhi keteraturan dalam pekerjaan dan kehidupan, karena shalat dikerjakan pada waktu-waktu yang teratur. Dengan mengerjakan shalat seseorang akan belajar bagaimana bersaudara, bersikap, bersabar, santun, tenang dan membiasakan diri mengfusikan pikiran untuk hal-hal yang bermanfaat. Hal ini dikarenakan seseorang akan focus terhadap makna ayat-ayat Al-Qur`an dan menghayati makna shalat dalam shalat. Shalat merupakan sumber cahaya yang melahirkan aktivitas. Dengan shalat, seseorang berusaha untuk menambah aktivitasnya yang tervatar, karena semua kekuatan menjadi tidak berarti dibandingkan dengan kekuatan yang dihasilkan dari shalat. Tidak ada seseorangpun yang memohon pertolongan kepada Allah SWT dengan khusu` kecualai kekhusu`an itu akan membuahkan hasil yang lebih baik untuk dirinya. BAGIAN 9 HIV/AIDS A. HIV (Human Immunodeficiency Virus) Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara meyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak system kekebalan tubuh manusia. Setelah beberapa tahun jumlah virus semakin banyak sehingga system kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan penyakit yang masuk. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk system kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa. 1. Pengertian AIDS AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunya kekebalan tubuh individu akibat HIV. Ketika individu tidak lagi emiliki system kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk kedalam tubuh. Karena system kekebalan tubuhnya semua menjadi sangat lemah, penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya. 2. Istilah HIV/AIDS sering Bersama Tapi Terpisah Orang yang baru terkena HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja lama kelamaan system kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua penyakit dapat masuk kedalam tubuh. Pada tahap itulah penderita disebut sudah terkena AIDS. 3. AIDS berasal Belum dikenal dengan jelas dari kanapn dan kapan jelasnya HIV/AIDS muncul. Diperkirakan pada akhir 1970-an di daerah sub sahara Afrika HIV sudah berkembang dan meluas. Perkiraan ini dibuat berdsarkan catatan kasus-kasus penyakit yang ada di rumah sakit di beberapa Negara Afrika pada saat itu. Hal ini juga diperkuat oleh beberapa contoh darah pada tahun 1950-an yang telah mengandung HIV. Tetapi kasus HIV/AIDS pertama kali dilaporkan oleh Gottleib dan kawankawan di Los Angeles pada tanggal 5 juni 1981. 4. Penemu Virus HIV HIV ditemuakan oleh Dr. luc Montaigner dan kawan-kawan dari Institute Pasteur Perancis. Mereka berhasil mengisolasi virus penyebab AIDS ini dengan mengisolasi virus dari kelenjar getah bening dalam tubuh ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang membengkak. Kemudian pada bulan juli 1994 Dr.Robert Gallo dari lembaga Kanker Nasional di ameriak serikat menyatakan bahwa dia menemukan virus baru dari seorang penderita AIDS yang diberi nama HTLV-III. Kemudian ilmuan lainnya, J. levy juga menemukan virus penyebab AIDS yang ia namakan AIDS Related Virus yang disingkat ARV. Akhir mei 1986 Komisi Taksonomi International sepakat menyebut nama virus AIDS ini dengan HIV. 5. Kasus HIV/AIDS Pertama Di Indonesia Secara resmi kasus AIDS pertama diindonesia yang dilaporkan adalah pada seorang turis asing di Bali pada tahun 1987. Walaupun sebelumnya sudah ada berita tidak resmi bahwa sedikitnya sudah ada tiga kasus AIDS di Jakarta pada tahun 1983 tetapi karena tidak tercatat di Indonesia maka kasus pertama di Indonesia disepakati pada tahun 1987. 6. Perkembangan Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Saat Ini Melonjok tajam sejak akhir tahun 90-an. Banyak diidap oelh penduduk usia produktif. Lebih banyak diindap oleh laki-laki dari pada perempuan. Penyebaran penyakit ini sudah dimulai sejak tahun 1987. 7. Penyebaran HIV/AIDS di Indonesia cukup tinggi Dari tahun ke tahun kasus HIV maupun AIDS di Indonesia semakin bertambah jumlahnya. Menurut Jaringan Epidemiologi Nasional ada beberapa kondisi yang membuat penyebaran AIDS di Indonesia menjadi cepat, antara lain : a. Meluasnya pelacuran b. Peningkatan hubungan seks pra nikah (sebelum menikah) dan ekstra marital (diluar nikah) c. Prevalensi penyakit menular sekseual yang tinggi d. Kesadaran pemakaina kondom masi rendah e. Urbanisasai dan migrasi penduduk yang tinggi f. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril g. Lalu lintas dari dan ke luar negri yang bebas Tahap Perubahan HIV/AIDS Fase 1 Umur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi HIV) individu sudah terpapar dan terinfeksi. Tetapi cirri-ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia melakuakn tes darah. Pada fase ini antibody terhadap HIV belum terbentuk. Bisa saja terlihat atau mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya2-3 hari dan sembuh sendiri). Fase 2 Umur infeksi : 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini individu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit. Sudah dapat menularkan pada orang lain. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejal ringan, seperti flu (biasanya2-3 hari dan sembuh sendiri). Fase 3 Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit. Belum disebut sebagai gejala AIDS. Gejala-gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah, serta berat badan terus berkurang. Pada fase ketiga ini system kekebalan tubuh mulai berkurang. Fase 4 Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-Tnya. Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan bernafas, kanker, khususnya sariawan, kanker kulit atau sarcoma Kaposi, infeksi usus yang menyebabkan diare parah berminggu minggu, dan infeksi otak yang menyebakan kekacauan mental dan sakit kepala. Penularan HIV/AIDS Media penularan HIV/AIDS a. Aliran darah, bisa berbentuk luka b. Cairan sperma c. Cairan vagina Cara penularan HIV/AIDS a. Hubungan Seksual Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terpapar HIV. b. Trasfusi darah Melalui trasfusi darah yang tercemar HIV. c. Penggunaan Jarum Suntik Penggunaan jarum suntik, tindik, tato, pisaucukur, dll yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secra bersama-sama dipergunakan dan sebelumnya telah dipakai orang yang terinfeksi HIV. Cara-cara ini dapat menularkan HIV karena terjadi kontak darah. d. Ibu Hamil kepada Anak yang Dikandungnya 1. Antenatal Saat bayi masi berada didalam rahim, melaui plasenta 2. Intranatal Saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu tau cairan vagina. 3. Postnatal Setelah proses persalinan, melalui air susu ibu. Kenyataanya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah terinfeksi dinegara berkembang titular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular HIV tertular dari ibunya. e. Perilaku Beresiko Yang Menularkan HIV/AIDS Mengunakan jarumdan pera;latan yang sudah tercemar HIV. Berhubungan seks melalui dubur, oral maupun melalui vagina tanpa perlindungan. Memiliki banyak pasangan seksual atau memiiki pasnagan yang banyak pasangan lain. f. Pernyataan-Pernayataan Seputar Penularan HIV Beberapa pendapat yang salah, mengenai penularan HIV diantaranya : a. HIV/AIDS menular melaui hubungan kontak social biasa dari satu orang ke oarng lain di rumah, tempat kerja atau tempat umum lainya. b. HIV/AIDS menular melalui makanan HIV/AIDS menular melalui udara dan air (kolam renang, toilet, dll). c. HIV/AIDS menular melalui serangga/nyamuk d. HIV/AIDS menular melalui batu, bersin, meludah. e. HIV/AIDS menular melalui bersalaman, menyentuh, berpelukan atau mencium pipi. 4. Hubungan antara HIV/AIDS dengan penyalah gunaan Napza dan Hubungan Sks Bebas Tidak Aman a. HIV/AIDS - Hubungan Seks Bebas dan Tidak Aman Salah satu media penularan HIV/AIDS yaitu melaui cairansperma maupun cairan vagina, maka perilaku hubngan seks bebas tidak aman merupakan perilaku yang beresiko tetular maupun menularkan Virus HIV. b. HIV/AIDS – Penyalahgunaan Napza Walau tidak seluruh pengguna NAPZA, namun sebagai besar pengguna beberapa jenis NAPZA cenderung mengguakan jarum suntik sebagai media pemakainnya. Penggunakan jarum suntik yang tidak seteril dan dilakukan secara bergantian sangat rentan terhadap penularan virus HIV/AIDS (tertular maupun menularkan). Hal yang lebih mengerikan, pengguna Napza yang merupakan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) akan membuatnya lebih cepat memasuki fase AIDS. Hal ini dikarenakan karakteristik NAPZA yang bersifat menggerogoti organ tubuh. Termasuk juga perokok, karena rokok memiliki sifat yang sama. c. Pencegahan Penularan Secara umum lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV (A,B,C,D,E), yaitu : A : Abstinence – memilih untuk tidak melakukan hubungan seks beresiko tinggi, terutama seks pra nikah B : Be faithful – saling setia C : Condom – Menggunakan kondom secara konsisten dan benar D : Drugs – Tolak penggunaan NAPZA E : Equipment – jangan pakai jarum suntik bersama. F : Untuk Penggunaan NAPZA Pecandu yang IDU dapat terbebas dari penularan HIV/AIDS jika : Melai berhenti menggunakan NAPZA, sebelum terinfeksi HIV, atau paling tidak, tidak memakai jarum suntik atau paling tidak, sehabis dipakai, jarum suntik langsung dibuang atau paling tidak kalau mengguankan jarum yang sama, sterilakan dulu, yaitu dengan merendam pemutih (dengan kadar campuran yang benar) atau direbus dengan ketinggian suhu yang benar,. Proses ini bisa disebut bleaching (sterilisasi dengan pemutih). G : Untuk Remaja Karena semua orang tanpa terkecuali dapat tertular HIV apabila perilakunya sehari-hari termasuk tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Yang ditekankan disini yaitu, hubungan seks tidak aman beresiko IMS, dan IMS memperbesar beresiko penularan HIV/AIDS. Mencari informasi yang lengkap dan benar yang berkaitan dengan HIV/AIDS. Mendiskusiakn secara terbuak permasalahn yang sering dialami remaja dalam hal ini tentang maslah perilaku seksual dengan orang tua, guru, teman maupun yang memang paham megenai hal ini. Menghindari penggunaan onat-obatan terlarang dan jarum suntik, tato dan tindik. Tidak melakukan kontak langsung percampuaran darah dengan orang yang sudah terpapar HIV. Meghindari perilaku yang dapat mengarah pada perilaku yang tidak sehat dan tidak bertanggung jawab. MENGENAL HIV HIV(Humon Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di permukan sel limfosit. Karena berkurangnya nlai CD4 dalm tubuh manusia menujukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan system kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan system kekebalan yang terganggu (missal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasusu bisa sampai nol) (KPA, 2007c). virus HIV diklasifikasikan kedalam golongan lenti virus atau retroviridae. Virus ini secara material genetic adalah virus RNA yang tergantung pada enzim reverse transcriptase untuk dapat menginfeksi sel mamalia, termasuk manusia, dan menimbulkan kelainan patologi secara lambat. Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing grup mempunyai lagi berbagai subtype, dan masing-masing subtype secara evolusi yang cepat mengalami mutasi. Diantara kedua grup tersebut, yang paling banyak menumbulkan kelainan dan lebih ganas diseluruh dunia adalah grup HIV-1. Pengertian HIV AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti kumpualn gejala atau sindroma akibat menurunya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusi Tubuh manusia mempunai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak system pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanglah berbagai jenis penyakit lain (yatim,2006). HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Seorang pengidap HIV lambat taun akan jatuh kedalma kondisi AIDS, apabila tanpa pengobatan. Umumnya keadaan AIDS ini ditandai dengan adanya berbagai infeksi baik akibat virus, bakteri, parasit maupun jamur. Keadaan infeksi ini yang dikenal dengan infeksi oportunistik. Epidemiologi Kasus pertama AIDS di Indonesia dilaporkan dari Bali pada bual April tahun 1987.penderitanya adalah seorang wisatawan Belanda yang meninggal di RSUP sanglah akibat infeksi sekunder pada paru-parunya. Sampai dengan akhir tahun 1990, peningkatan kasusu HIV/AIDS menjadi dua kali lipat(Muninjaya,1998). Sejak pertengahan tahun 1999 mulai terlibat peningkatan tajam akibat penggunaan narkitika suntik. Fakta yang mengkhawatirkan adalah pengguna narkotika ini sebagian besar adalah remaja dan dewasa mudah yang merupakan kelompok usia produktif. Pada akhir maret 2005 tercatat 6789 kasus HIV/AIDS yang dilaporkan (Djauzi dan Djoerban, 2007). Sampai akhir desember 2008, jumlah kasusu sudah mencapai 16.110 kasus AIDS dan 6.554 kasus HIV. Sedangakn jumlah kematian akibat AIDS yang tercatat sudah mencapai 3.362 orang. Dari seluruh penderita AIDS tersebut, 12.061 penderita adalah laki-laki dengan penyebaran teringgi melalui hubungan seks (Depkes RI, 2008). Etiologi dan Patogenesis Human Immunodeficiency Virus (HIV) dianggap sebagai virus penyebab AIDS. Virus ini termasuk dalam retro virus anggota sub family lentivirus. Cirri khas marfologi yang unik dari HIV adalah adanya nukleoid yang terbentuk silindrisis dalam vrion matur. Virus ini mengandung 3 gen yang dibutuhkan untuk replikasi retro virus yaitu gag, pol, dan env. Terdapat lebih dari 6 gen tambahan pengetur ekspresi virus yang penting dalam patogenesisi penyakit.satu protein replikasi fase awal yaitu protein Tat, berfungsi dalam transaktivitasi dimana produk gen virus terlibar dalam aktivitas traskripsional dari gen virus lainnya. Transaktivasi oada HIV sangat efesiensi untuk menemukan virulensi dari infeksi HIV. Protein Rev dibutuhkan untuk ekspresi protein structural virus. Rev membantu keluarya traskip virus yang terlepas dari lukleus. protein Nef menginduksi produksi khemokin oleh makrofag, yang dapat menginfeksi sel yang lain. Gen HIV-ENV memberikan kode pada sebuah protein 160-kilodalton (kD) yang kemudian membelah menjadi bagian 120-kD (eksternal) dan 41-kD (transmembranosa). Keduanya merupakan glikosilat, glikoprotein 120 yang berkaitan dengan CD4 dan mempuyai peran yang snagat penting dalam membantu perletakan virus dengan sel target(Borucki, 1997). Setelah virus masuk dalam tubuh maka target utamanya adalah limfosit CD4 karena virs mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD4. Virus ini mempunyai kemampuan untuk mentrasfer informasi genetic mereka dari RNA dan DNA dengan menggunakan enzim yang disebut reverse transcriptase. Limfosit CD4 berfungsi mengkoordinasi sejumlah fungsi imunologis yang penting. Hilangnya fungsi tersenut menyebabkan gangguan respon imun yang progresif (Borucki, 1997). Setelah infeksi primer, terdapat 4-11 hari masa antara infeksi mukosa dan viremia permulaan yang dapat didteksi selama 8-12 minggu. Selama masi ini, virus tersebar luas ke seluruh tubuh dan mencapai organ limfoid. Pada tahap ini telah terjadi penurunan jumlah sel-T CD4. Respon imun terdapat HIVterjadi 1 minggu samapi 3 bulan setelah infeksi, viremia plasma menurun, dan level sel CD4 kembali meningkat namun tidak mampu menyigkirkan infeksi secara sempurna. Masa laten klinis ini bisa berlangsung selama 10 tahun. Selama masa ini akan terjadi replikasi virus yang menigkat. Diperkirakan sekitar 10 miliyar partikel HIV dihasilkan dan dihancurkan setiap harinya. Waktu paruh virus dalam plasma adalah sekitar 6 jam, dan siklus hidup virus rata-rata 2,6 hari. Limfosit T-CD4 yang terinfeksi memiliki waktu paruh 1,6 hari. Karena cepatnya proliferansi virus ini dan angka kesalahan reverse transcriptase HIV yang berikatan, diperkirakan bahwa setiap nukleotida dari genom HIV mungkin bermutasi dalam basis harian (Brooks, 2005). Akhirnya pasien akan menderita gejala-gejala konstitusional dan penyakit klinis yang nyata seperti infeksioportunistik atau neoplasma. Level virus yang lebih tinggi dapat terdeteksi dalam plasma selama tahap infeksi yang lebih lanjut. HIV yang dapat terdeteksi dalam plasma selama tahap infeksi yang lebih lanjut dan lebih virulin dari pada yang ditemukan dari awal infeksi (Brooks, 2005). Infeksi oportunistik dapat terjadi karena para pengidap HIV terjadi penurunan daya tahan tubuh sampai pada tingkat yang sangat rendah, sehingga beberapa jenis mikroorganisme dapat menyerang bagian-bagian tubuh tertentu. Bahkan mikroorganisme yang selam ini komensal bisa jadi ganas dan menimbulakn penyakit (Zein, 2006). Cara Penularan HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensi mengandung HIV adalah, darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu (KPA, 2007e). penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu : kontak seksual, kontak dengan darah atau secret yang infeksius, ibu ke anak selama kehamilan, persalinan dan pemberian ASI (Air Suus Ibu). 1. Seksual Penularan melalui hubungan heteroseksual adalah cara yang paling dominan dari semua cara penularan. Penularan melalui hunbungan seksual dapat terjadi selam senggama laki-laki dan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki. Sengama berarti kontak seksual dengan penetrasi vaginal, anal (anus), oral (mulut) antara dua individu. Resiko tertinggi adalah penetrasi vagina atau anal yang tak terlindunggi dari individu yang terinfeksi HIV. 2. Melalui trasfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan Virus HIV. 3. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkkan atau tertusuk kedalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV, seperti jarum tato atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa juga terjadi ketika melakukan prosedur tindakan medic ataupun terjadi sebagai kecelakaan kerja (tidak sengaja) bagi petugas kesehatan. 4. Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot bergntian hendaknya dihindari karena dapat menularkan Virus HIV kecuali benda-benda tersebut diseterilkan sepenuhnya sebelum digunakan. 5. Melalui trasplantasi organ pengidap HIV 6. Penularan dari ibu ke anak Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat dari ibunya saat ia dikandung, dilahirkan dan sesudah lahir melalui ASI. 7. Penularan HIV melalui pekerjaan : pekerja kesehatan dan petugas laboratorium. Terdapat resiko penularan melalui pekerjaan yang kecil maupun defenitif, yaitu pekerja kesehatan, petugas laboratorium dan orang lain yang bekerja dngan specimen/bahan terinfeksi HIV, terutama bila menggunakan benda tajam. Tidak terdapat bukti yang menyakinkan bahwa air liur dapat menularkan infeksi baik melalui ciuman maupun pajanan lain misalnya sewaktu bekerja pada pekerja kesehatan. Selain itu air liur terdapat inhibitor terdapat aktivitas HIV. Menurut WHO9 (1996), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat ditularkan antara lain : 1. Kontak fisik Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS, bernaps dengan udara yang sama, bekerja maupun berada dalam satu ruangan denga pasien tidak akan tertular. Bersalaman, berpelukan, maupun mencium pipi, tangan dan kening penderita HIV/AIDS tidak akan menyebabkan seseorang tertular. 2. Memakai milik penderita Menggunakan tempat duduk toilet, handuk, peralatan makan maupun peralatan kerja penderita HIV/AIDs tidak akan tertular. 3. Digigit nyamuk maupun serangga binatang lainnya 4. Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV. Gejala Klinis Menurut KPA (2007) gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi) : Gejala mayor : a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan b. Diare klonis yang berlangsung lebih dari 1 bulan c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan d. Penurunan kesadran dan gangguan neurologis e. Demensiasi / HIV ensefalopati Gejala minor : a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan b. Dermatitis generalisata c. Adanay herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang d. Kandidasi orofaringeal e. Herpes simpleks kronis progesif f. Limfadenopati generalisata g. Retinitis virus sitomegalo Menurut Mayo Fundation for Medical Education and Research (MFMER) (2008), gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas bberapa fase. a. Fase awal Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi. Tapi kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi, penderita HIV/AIDS dapat menularkan virus kepada orang lain. b. Fase lanjut Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau lebih. Tetapi sering dengan perkembangan virus dan penghancuran sel imun tubuh, penderita HIV/AIDS akan memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran kelenjar getah bening (sering merupakan gejala yang khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek. c. Fase akhir Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan berakhir pada penyakit ya disebut AIDS. Pengobatan Pemberian anti retroviar (ARV) telah menyebabkan kondisi kesehatan para penderita jauh menjasi lebih baik infeksi penyakit opotrunistik yang berat dapat disembuhkan. Penekanan terhadap replikasi virus menyebabkan penurunan produksi sikotin dan protein virus yang dapat menstimulasi pertumbuhan. Obat ARV terdiri dari beberapa golongan seperti nucleoside reverse traskiptase inhibitor, nucleotide reverse traskiptase inhibitor, non nucleotide reversetraskiptase inhibitor dan inhibitor protease. Obat-obat ini hanya berperan dalam menghambat replikasi virus tetapi tidak bisa menghilangkan virus yang telah berkembang. Vaksin terhadp HIV dapat diberikan pada individu yang tidak terinfeksi untuk mencegah baik infejsi maupun penyakit. Dipertimbangkan pula kemungkinan pemberian vaksin HIV terapeutik, dimana seseorang yang terinfeksi HIV akan diberi pengobatan untuk mendorong respon imun anti HIV, menurunkan jumlah sel-sel yang terinfeksi virus, atau menunda onset AIDS. Namun perkembangan vaksin sulit karena HIV cepat bermutasi, tidak diekspresi pada semua sel yang terinfeksi dan tidak tersingkirkan secara sempurna oleh respon imun inang setelah infeksi primer. Pencegahan Ada tiga cara untuk mencegah HIV/AIDS adalah puasa (P) seks (abstinensia), artinta tidak menunda melalkukan hubungan seks, setia (S) pada pasangan seks yang sah (be faithful/fidelity), artinya tidak ganti-ganti pasanagn seks, dan penggunaan kondom (K) pada setiap melakukan hubungan seks yang beresiko tertular virus AIDS atau penyakit menular seksual (PMS) lainnya. Ketiga cara tersebut sering disingkat dengan PSK. Bagi mereka yang belum melakukan hubungan seks (remaja)perlu diberiakan pendidikan. Selain itu, paket informasi AIDS untuk remaja juga perlu dilengkapi informasi untuk meningkatkan kewaspadaan remaja akan berbagai bentuk rangsangan dan rayuan yang datang dari lingkungan remaja sendiri (Muninjaya, 1998). Mencegah lebih baik dari pada mengobati karena kita tidak dapat melakukan tindakan yang langsung kepada si penderita AIDS karena tidak ada obat-obatan atau vaksin yang memungkinkan penyembuhan AIDS. Oleh karena itu kita perlu melakukan pencegahan sejak awal sebelum terinfeksi. Informasi yang benar tentang AIDS sangat dibutuhkan agar masyarakat tidak mendapat berita yang salah agar penderita tidak dibebani dengan perilaku yang tidak masuk akal. Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi factor perilaku sehingga perilaku individu, masyarakat maupun kelompok sesuai dengan nilai-niali kesehatan. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hail jangka menegah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Kemudian perialku kesehatan akan berpengaruh pada peningkatan indicator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcame) pendidikn kesehatan. (Notoadmodji, 2007) paket komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang masalah AIDS adalah salah satu cara yang perlu terus dikemabngkan secara spesifik di Indonesia khususnya kelompok masyarakat ini. Namun dalam pelaksanaanya mai belum konsisten (Muninjaya, 1998). Upaya penanggulangan HIV/AIDS lewat jalur pendidikan mempunyai arti yang sangat strategis karena besarnya popilasi remaja dijalur sekolah dan secara politis kelompok ini adalah asset dan penerus bangsa. Salah satu kelompok sasarn remaja yang paling mudah dijangkau adalah remaja di Indonesia sekolah (elosed community) (Muninjaya, 1998). Keimanan dan ketaqwaan yang lemah serta tertekannya jiwa menyebabkan remaj berusaha untuk melarika diri dari kenyataan hidup dan ingin diterima dalam lingkungn atau kelompok tertentu oleh karena itu diperlukan peningkatan keimanan dan ketaqwaan melaui ajaran-ajaran agama (BNN, 2009). Sebagian masyarakat indonesia mengganggap bahwa seks masi merupakan hal yang tabu termasuk diantaranya dlam pembicaraan pemberian informasi dan pendidikan seks. Akibatnya jalur informasi yang benar dan mendidik sulit dikembangkan (Sulaimi, 200). Cara-car menggurangi resiko penulran AIDs antara lain melalui seks aman yaitu dengan melakukan hubungan seks tanpa melakukan penetrasi penis kedalam vagina, anus, ataupun mulut. Bila air mani tidak msuk kedalm tubuh pasanga seksual maka resiko penularan akan berkurang apabila ingin melakukan seggama dengan pnetrasi maka seks yang aman adalah dengan menggunakan alat pelindung berupa kondom. Hindari berganti-ganti pasangan dimana makin banyak julah kontak seksul seseorang, lebih mungkin terjadinya infeksi. Hindari seksual intercrouse dan lakukan otercourse dimana tidak melakukan penetrasi jenis-jensi outorcorse termasuk masase, saling rangkul, raba, dan saling bersentuhan tubuh taanpa kontak vaginal, anal, atau oral. Bagi pengguna obat-obat terlarang dengan memakai suntik resiko penularan akan meningkata. Oleh karena itu perlu pendapat penggetahaun mengenai beberapa tindakan pencegahab. Pusat rehabilitasi obat dapat dimanfaatkan untuk menghentikan penggunaan obat tersebut, bagi petugas kesehatan alat-alat yang dianjurkan digunakan sebagai pencegah antara lain sarung tangan, baju pelindung, jas laboratorium, pelindung uka atau masker dan pelindung mata. Pilihan alat tersebut sesuai dengan kebutuhan akitvitas pekerjaan yang dilakaukan tenaga kesehatan. Bagi seorang ibu yang terinfeksi AIDS bisa menularkan virus tersebut kepada bayinya ketika masi dlaam kandungan , melahirkan atau menyusui. ASI juga dapat menukrkan HIV, tetapi bila wanita sudah terinfeksi HIV pada saat menggandung maka akan ada kemungkinan si bayi lahir sudah terinfeksi HIV. Maka dianjurkan agar seorang ibu tetap menyusui anaknya sekalipun HIV+ bayi yang tidak diberi ASI beresiko lebih besar tertular penyakit lain atau menjadi kuraang bila ibu yang menderita HIV tersebut mendapat pengobatan selam hamil maka dapat menggurangi penularan kepada bayinya sebesar 2/3 dari pada yang tidak mendapat pengobatan. (Memer, 2004) Sikap Masyarakat Terhadap Penderita HIV/AIDS Menginggat HIV/AIDS sering di asosiasikan dengan seks, penggunaan narkoba dan kemarian, banyak orang yang tidak peduli, tidak menerima, dan takut terhadap penyait ini dihampir seluruh lapisan masyarakat. Stikma sering kali menyebabakan terjadinya diskriminasi dan akan mendorong menculnya pelanggaran HAM bagi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dan keluarganya. (Kesrepro, 2007) Dikriminasi terjadi ketika pandangan-pandangan negative mendorong orang/lembaga untuk memperlakukan seseorang secara tidak adil yang didasarkan pada prasangka mereka akan status HIV sesorang. Contoh-contoh diskriminasi meliputi para staf rumah sakit / penjara yang menolak membaerika n pelayanan kesehatan kepada ODHA, atasan yang memberhentikan pegawainya berdasarkan status atau prasangka akan status HIV mereka, atau keluarga/masyarakat yang menolak mereka yang hidu atau dipercaya hidup, dengan HIV/AIDS. Tindakan diskriminasi semacam itua adalah bentuk pelanggaran HAM (KesRepro,2007) Mitos-mitos HIV/AIDS Mitos adalah berita atau informasi yang beredar di masyarakat yang diyakini oleh masyarakat tetapi tidak terbukti kebenarannya. Banay orang percaya bahwa HIV/AIDS adapat ditularakan melalaui gigitan nyamuk, minum dari gelas yang sama dengan orang AIDS, bergaul sehari-hari dengan orang AIDS yang batuk, dengan memeluk atau mencium AIDS dan seterusnya. Hal ini menyebabkan terjadinya stikma dan diskriminasi pada penderita HIV/AIDS (ODHA Indonesia, 2007) Pengetahuan Menurut (Motoadmojo, 2007) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhdap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancra indra manusia, yakni indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra perasa dan indra peraba. Pengetahuan seseorang indivudu terhadap sesuatu dpat berubah dan berkembang sesuai kemambpuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendah nya mobilitas informasi tentang sesuatu dilingkungannya. Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu : a. Tahu (know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahawa orang tahu tentang apa yang dupelajari adalah menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dna sebagainnya. b. Memahami (comprehension) adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secra benar. c. Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk mengguankan materi yang telah dipeljaari pada situasi atau kondisi sebenarnya. d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam kedalam komponen-komponen, tetapi masi dalam suatu struktr organisasi tersebut dan masi ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesisi (syindesis) adalah kemapuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (evaluacion) adaalh kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek Sikap Menurut (Motoadmojo, 2007) siakp adalah reaksi atau respon sesesorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek.Sikap belum merupakan suatu tindakan/aktifitas, namun merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap terdiri dari 3 komponen pokok yaitu : 1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosioanal terhadap suatu obyek 3. Kecenderungan untuk bertindak Seperti pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni : a. Menerima (receifeng) diartikan bahwa orang atau sabyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. b. Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabial ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberiakn merupakan suatu indikasi dari sikap c. Menghargai (valuing) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadp suatu masalah. Ini merupakan indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko. Ini merupaka indikasi sikap yang paling tinggi. Syarat dan Prosedur Tes Darah HIV/AIDS Syarat tes darah untuk keperluan HIV/AIDS a. Bersifat rahasia b. Harus dengan konseling baik pra test maupun post test c. Tidak ada unsur paksaan d. Sedangakn prosedur pemeriksaan darah Tahapan HIV/AIDS A. Pre test konseling a. Identifikasi resiko perilaku seksualatau pengukuran tingkat resiko perilaku b. Penjelasan arti hasil test dan prosedurnya atau positif negative c. Informasi HIV/AIDS sejelas jelasnya d. Identifikasi kebutuhan pasien setelah mengetahui hasil tes e. Rencana perubahan perilaku B. Tes darah elisa Hasil tes elisa (-) kembali melakukan konseling penataan perilaku seks yang lebih aman atau saver seks. Pemeriksaan diulang kembali dlaam waktu 3-6 blan berikutnya hasil test elisa (+) konfirmasikan dengan Westeren Bloot C. Test Westeren Bloot Hasil tes wosteren bloot (+) laporkan ke dinas kesehatan (dalam keadaaan tanpa nama). Lakukan pasca konseling dan pendampingan menghindari emosi putus asa keinginan untuk bunuh diri. Hasil tes weteren bloot (-) sama dengan elisa (-) Konsep HIV/AIDS dan Komplikasi 1. Definisi HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV tidak dikenal hingga awal tahun 1980 an, dan sejak saat itu telah menginfeksi jutaan manusia diseluruh dunia.HIV ditularkan terutama melalui semen darah dan cairan serfiks. Hasil hari infeksi HIV adalah rusaknya sisitem kekebalan tubuh yang akan menjadi penyebab muncuknya AIDS (Mandel, 2010). AIDS meruapkan kunpulan gejala penyakit akibat menurunya system kekebalan tubuh virus yang disebut HIV (Umar Zain, 2006). 2. Etiologi Menurut (Depkes, 2010) penyebab adalah golongan virus retro yang disebut HIV adalah sebagai berikut : a. Partner seks dari penderita AIDS b. Penerima darah atau produk darah (trasfusi) c. Hubungan seksual yang tidak aman d. Berganti-ganti jarum injeksi (pada penggunaan narkotika) e. Paparan darah dan cairan tubuh melalui kulit yang terlindungi f. Melakukan trasfusi darah g. Bayi dlama kandungan ibu yang telah positif h. ASI dari ibu yang telah positif HIV 3. Patofisiologi Sel-T dan makrofat serta sel dendritic/larenghaf (sel imun) adalah sel-sel yang terinfeksi HIV dan terkonsentrasi dikelenjar limfe dan sumsum tulang.HIV menginfeksi sel lewat peningkatan dengan protein perifer CD4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu anti gen grup 120.Pada saat sel-T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka HIV menginfeksi sel laindengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel-T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel piler penjamur, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi (Juanda, 2011). Virus HIV dengan suatu enzim, refense traskiptase yang akan melakuakn pemograman ulang materi genetic dari sel T-4 yang terinfeksi untuk membuat double stranded DNA. DNA ini akan disatukan dalam nucleus sel T-4 sebagai sebuah pro virus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim inilah yang membuat sel T-4 helper tidak dapat mengenali virus HIV sebagai anti gen. sehingga keberadaan virus HIV didalam tubuh tidak dihancurkan oleh sel T-4 helper kebalikanya virus HIV yang menghancurkan sel-T4 helper. Fungsi dari sel-T4 helper adalah mengenali antigen yang aksin, mengaktivkan limfosit-B yang memproduksi anti bodi, menstimulasi limfosit-T sitotoksit, memprosuksi limfokin, dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasite. Kalau sel T-4 helper terganggu mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memeiliki kesempatan untuk menginfasi dan menyebabkan penyakit yang serius (Depkes, 2010). Dengan menurunya jumlah sel T-4 maka system imun seluler semakin lelah secara progesif.Diikuti berkuranya fungsi sel-B dan makrofat dan menurunya fungsi sel-T penolong. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat tetap tidak memperlihatkan gejala elam bertahun-tahun. Selama wakyu ini, jumlah sel-T4 dapat berkuarang dar sekitar 1000 sel per ml darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi (Umar Zain, 2006). Sewaktu sel-T4 mencapai kadar ini gejala infeksi (herpes zoster dan jamur oportunistik) muncul, jumlah T4 menurun akiabat timbulnya penyakit baru akan menyebabkan virus berprolifirasi akhirnya terjadi infeksi yang salah. Seorang yang diagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel-T4 jatuh dibwaha 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi oportunistik kanker atau dimensia AIDS (Depkes, 2010). Tanda dan Gejala Meneurut (Depkes, 2010), tanda dan gejala HIV adalah sebagai berikut : Table 2.1 Tanda dan Gejala HIV (Depkes, 2010) Stadium Skala Aktivitas Gambaran klinis I Asymptomatic, aktivitas normal a. Asymptomatic b. Limfodenopati generalisata II Symptomatic, aktivitas normal a. BB menurun < 10% b. Kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti : dermatitis, pruigo, ulkusoral, seboroik, onikomikasis yang rekuren dan kheilitis angularis c. Herpes zoster dalam 5 tahu terakhir d. Infeksi saluran nafas bagian atas seperti : sinusitis bakteriaslis III Pada umumnya lemah, aktivitas ditempat tidur kurang dari 50% a. BB>10% b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan c. Demam berkepnjangan lebih dari 1 bulan d. Kandidiasi orofaringeal e. Oral hairy leukoplakia f. TB paru dalam tahun terakhir g. Infeksi bacterial yang berta seperti : pneumonia dan piomiositish IV Pada umumnya sangat lemah, aktifitas ditempat tidur lebih dari 50% a. HIV wasting syndrome seperti: yang didefinisikan oleh CDC b. Pneumonia pneumocystis carini c. Toksoplasmosis otak d. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan e. Retinitis virus sitomegalo f. Kriptokokosis extra pilmonal g. Herpes simplex mukokutan > 1 bulan h. Leukoensepalopati multifocal progresif i. Mikosis disminata seperti histoplasmosis j. Kandidiasis disofags, trakea, bronkus dan paru k. Mikrobakteriasis atipikal diseminata l. Septisemia salmonellosis nontifoid m. Tuberkulosisi diluar paru n. Limfoma o. Sarcoma kaposi Komplikasi Komplikasi pemyakit HIV/AIDS adalah sebagai berikut : a) Oral Lesi Karena kandidia, herpes simpleks, sarcomakaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitas HIV (Human Immunodeficiency Virus), leukoplakiaoral, nutrisis, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat. b) Neurologic 1. Kompleks dimensia AIDS karena serngan langsung HIV (Human Immunodeficiency Virus) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motoric, kelemahan, disfasia, dan isolasi social. 2. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidak seimbangan elektrolik, meningitis atau ensefalitas. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total atau persial. 3. Infrak serebral karena sifiltas meningovaskuler, hipotensi sistemik, dan maranik endocarditis. 4. Neuropati karena inflamasi demielinasi oleh serangan HIV. c) Gastrointestinal 1. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma kaporsi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi. 2. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik, dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikteria, demam atritis. d) Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasisulit dan sakit, nyeri rental, gatal-gatal dan diare. e) Respirasi Infeksi karena pneumocystic carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas.. f) Dermatologi Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies atau trauma, dan dekobitus dengan efek nyeri, gatal rasa terbakar, infeksi skunderdan sepsis g) Sensorik 1. Pandangan : sarcoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutuhan 2. Pendengaran : otitis eksternal kaku Pemeriksaan Penunjang Menurut Depkes (2010), pemeriksaan diagnostic pasien yang mengidap penyakit HIV adalah sebagai berikut : a. Tes untuk diagnosa infeksi HIV adalah sebgai berikut : ELISA, Western blot, P24 antigen test, kultur HIV. b. Tes untuk deteksi gangguan system imun Hematokritadalah sebagai berikut : LED, DC4 limfosit, rasio CD4 atau CD limfosit, serum mikroglobulin B2, hemoglobulin. Penatalaksanaan Menurut Nugroho (2006), penatalaksanaan pada pasien dengan penyakit HIV adalah sebagai berikut : a) Respon biologis atau aspek fisik 1. Universal precaution a. Meghindari kontak langsung dengan vairan tubuh b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan c. Dekontaminasi cairan tubuh pasien d. Memakai alat kedokteran sekali pakai atau mensterilisasi semua alat kedokteran yang dipakai e. Memelihata kebersihan tempat pelayanan kesehatan f. Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara benar dan aman 2. Peran perawat dalam pemberian ARV Tujuan terapi ARV adalah sebagai berikut : a. Menghentikan replikasi HIV b. Memulihkan system imun dan mengurangi terjadinya infeksi opurtunistik c. Memperbaiki kualitas hidup d. Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV 3. Pemberian nutrisi Pasien dnegan HIV harus mengkonsumsi suplemen atau nutrisis tambahan bertujuan untuk beban HIV tidak bertambah akibat defesiensi vitamin dan mineral. 4. Aktifitas dan istirahat b) Respon adaptif psikologis 1) Pikiran positif tentang dirinya 2) Mengontrol dirir sendiri 3) Rasionalisasi 4) Teknik perilaku c) Respon social 1) Dukungan emosional 2) Dukungan penghargaan 3) Dukungan instrumental 4) Dukungan informative d) Respon spiritual 1. Menguatkan harapan yang realitis kepada pasien terhadap kesembuhan 2. Pandai mengambil hikmah 3. Kestabilan hati Masalah Psikologi Pasien HIV Menurut Nugroho (2006), masalah psikologi yang timbul pada pasien B 24 adalah sebagai berikut : a. Stress yang ditandai dengan menolak, marah, depresi, dan keinginan untuk mati Individu yang terinfeksi AIDS (atas pemberitahuan dokter), biasanya mengalami shock. Bias putus asa (karena shock berat). Penderita mengalami „‟depresi berat‟‟, sehingga menyebabkan penyakit makin lama makin berat, timbul berbagi infeksi opotunistik, penderita makin tersiksa.Biyaya pengobatan tambah besar, macam penyakit tambah banyak, obat yang diberi harus tambah banyakdan tambah keras, dengan berbagai efek samping, yang memperparah keadaan penderita. b. Keyakinan diri yang rendah pada penderita HIV akan menyebabakan penderita mengalami hypochondria Dimana penderita sering kali memikirkan mengenai kehilangan, kesepian dan perasaan berdosa diatas segala apa yang telah dilakukan sehingga menyebabkan mereka kurang menitik beratkan langkah-langkah penjagaan kesehatan dan kerohanian mereka. Seorang pasien yang telah didiagnosis HIV positif dan mengetahuinya, kondisi mental mereka penderita akan mengalami fase yang sering disingkat SABDA (Shock, Anger, Bargain, Depressed, Acceptance). c. Kecemasan akan HIV berkorelasi negative dengan psychological WellBeing (kesejahteraan psikologi) Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kecemasan pada penderita HIV, maka psychological Well Being (kesejahteraan psikologi) pada penderita HIV akan semakin rendah. Stigmen Dan Diskriminasi Terhadap Pasien B 24 Menurut The Centre for the study of AIDS University of Pretoria (dalam DepKes, 2010), terdapat 2 macam stigma terhadap pasien B 24 antara lain sebagai berikut : 1. Eksternal stigma, eksternal stigma merujuk pada pengalamna ODHA yang diperlakukan secara tidak wajar/ tidak adil dan berbeda dengan orang lain. Eksternal stigma meliputi : a. Menjauhi (avoidance), yakni orang-orang yang menjauhi ODHA atau tidak mnginginkan untuk menggunakan peralatan yang sama b. Penolakan (rejection), yakni orang-orang tang menolak ODHA. Hal ini dapat dialkukan oleh anggota keluarga atau teman yang tidak mau lagi berhubungan engan ODHA atau dapat juga suatu masyarakat atau kelompok tertentu yang tidak mau menerima ODHA c. Peradilan Moral (Moraljudgemen), yakni orang menyalhakan karena status HIV mereka atau melihat ODHA sebagai orang yang tidak bermoral d. Stikma karena hubungan (stikma by Asociation), yakni orang yang terkait dengan ODHA (seperti keluarga atau teman dekat) akan terstikma juga karena keterkaitan tersebut e. Keengganan untuk melibatkan ODHA yakni orang mungkin akan dipinggirkan dalam suatu organisasi atau kelompok karena status HIV mereka f. Diskriminasi (discrimination)yakni penghilangan kesempatan untuk ODHA seperti ditolak untuk bekerja ditoalk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang menmadai atau petugas menolak untuk melayani ODHA g. Peleceha (abuce), yakni ODHA secara fisik atau lisan dilecehkan h. Pengorbanan (ficmation) sebagai contoh anak-anak yang terinfeksi HIV atau anak yatim piatuh yang orang tua nya meninggal karena AIDS i. Pelanggaran HAM sebagai contoh pelanggaran asas kerahasian seperti membuka status HIV seseorang pada orang lain tanpa persetujuan yang bersangkuatan atau dilkaukan tes HIV tanpa melakukan informen toncen. 2. Internal Stigma adalah perasaan tertentu seseorang tentang diri mereka sendiri seperti rasa malu atau rasa takut ditolak, internal stigma meliputi : a. Mengasingkan diri dari pelayanan atau kesempatan yakni ODHA tidak menginginkan untuk mendapatkan pelayanan atau tidak bekerja karena mereka takut diketahui sebgai ODHA b. Persepsi terhadap diri sendiri, ODHA memiliki rasa rendah diri karena status HIV mereka yang positif c. Penariakn diri secara social d. Mengganti secara berlebihan, ODHA percaya bahwa mereka seharusnya mereka memberi lebih dibandingkan orang lain atau adanya perasaan berhutang jika orang lain bersifat baik kepada mereka e. Ketakutan untuk pengungkapan, ODHA tidak akan mengungkapkan status HIV mereka karena mereka takut akan konsenkuesinya, Factor-faktor yang Mempengaruhi Tertularnya HIV Menurut (DepKes, 2010) factor-faktor yang mempengaruhi tertularnya HIV/AIDs sebagai berikut : a. Resiko epidemiologis inveksi HIV sistematik b. Hubungan seksual dengan mitra seksual resiko tinggi tanpa menggunakan kondom c. Pecandu narjotik suntikan d. Hubungan seksual yang tidak aman e. Memiliki banyak mitra seksual f. Mitra seksual yang diketahui pasien HIV g. Mitra seksual di daerah dengan prifalensi HIV yang tinggi h. Humo seksual i. Pekerjaan dan pelanggan tempat hiburan j. Mempunyai riwayat infeksi menular seksual k. Riwayat menerima trasfusi darah berulang l. Riwayat permukaan kulit tato, tindik atau sirkumsisi dengan alat yang tidak steril Pengobatan HIV/AIDS HIV/AIDS belum dapat disembuhkan sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu adalah beberapa kasusu yang menyatakan HIV/AIDS dapat disembuhkan setelah diteliti lebih lanjut pengobatanya tidak dilakukan dengan standar medis tetapi dengan pengobatan alternative. Obat-obat yang selama ini digunakan berfungsi menahan perkembang biakan virus HIV dalam tubuh, bukan menghilangkan HIV dari dalam tubuh hal ini lah yang dialami magic Joncon, pebasket tim LA lakers. Konsumsi obatobatan dialkuakan untuk menahan jalanya virus sehingga kondisi tubuh tetap terjaga.Obat-obatan ARV sudah dipasarkan secara umum untuk obat generic, biyaya obat ARV yaitu sekitar 380 ribu per paket.Namun tidak semua orang yang HIV positif sudah membutuhkan obat-obat ARV.Ada kriteria khusus. Jadi pengobatan HIV Medic Jasion elum tentu dapat diterapkan pada orang lain meskipun emakin hari banyak individu yang dinyatakan positif HIV, namun sampai say ini bemul ada informasi adanya obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS bahkan sampai sekarang belum ada perkiraan resmi mengenai kapan obat yang dapat menyembuhkan AIDs atau vaksin yang dapat mencegah AIDS ditemukan Pengobatan HIV/AIDS Pengobatan HIV/AIDS untuk menahan lajunya tahap perkemangan virus beberapa obat yang ada adalah anti retroviral dan infeksi oportunistik.Obat anti retroviral adalah obat yang dipergunakan untuk retro virus seperti HIV guna menghambat perkembang biakan virus.Obat-obatan yang termasuk retroviral yaitu AZT, didanoise, zaicitobine, stafobine.Obat infeksi oportunistik adalah obat yang diguanakn untuk penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya kekebalan tubuh. Yang penting untuk pengobatan oportunistik yaitu menggunakan obat-obat esuai jenis penyakitnat, contoh obat-obatan TBC, dll Stikma dan Diskriminasi Diskrimisai terhadap ODHA dan OHIDA a. Oleh masyarakat Masyarakat dapat banyak memintak ODHA untuk dikarantinkan keselter khusus penggidap HIV/AIDS padahal tanpa media dan cara yang ada diatas HIV tidak akan tertular. Sebagian masyarakat melakukan diskriminasi karena : 1. Kurang informasi yang benar bagaimana cara penularan HIV/AIDS, hal-hal apa saja yang dpat menularkan dan apa yang tidak menulrkan 2. Tidak percaya pada informasi yang ada sehingga ketahutan mereka terhadap HIV/AIDS berlebihan. Penyedia Pelayanan Kesehatan Masi ada penyedia pelayanan kesehatan yang tidak mau memberikan pelayanan kepada penderita HIV/AIDS.Hal ini disebabkan ketidaktahuan mereka terhadap penyakit ini dan juga kepercayaan yang mereka miliki. Yang harus dilakukan oleh ODHA : a. Mendekatkan diri pada tuhan b. Menjaga kesehatan fisik c. Tetap bersiakp positif d. Tetap mengaktualisasikan dirinya e. Masuk dalam kelompok dukungan f. Menghindari penyalahgunaan napza g. Menghindari seks bebas dantidak aman h. Berusaha mendapat terapi HIV/AIDS Yang dapat dilakukan oleh masyarakat trhadap ODHA a. Sebenrnya banyak hal yang dapat dilakukan kepada ODHA yaitu dengan memberikan dukungan. Dukungan disini tentunya dalam pengertian yang luas, yaitu misalnya dengan memeberikan kesempatan, dsb, b. Di antaranya anggota masyarakat harus peduli dengan penanggulangan epidemic AIDS dan mendukung ODHA untuk melawan diskriminasi, peduli terhadap ODHA yang erring mendapatkan penolakan dari orang lain. Penderita penyakit HIV semakin memprihatikan. Pada akhir tahun 2012, di Indonesia tercatat 86,762 kasusu HIV dan 32,103 kasus AIDS. Sementara untuk Negara tertinggi kasus HIV dipegang oleh Afrika Selatan dengan sekitar 5,6 juta akhir kasus dia khir tahun 2012. Hingga saat ini HIV masih menjadi penyakit mematikn dan belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya. Secara umum sulit sekali untuk membedakan infeksi virus HIV dengan penyakit lain. Bahkan pada beberapa kasus, keterlambatan diagnose penyakit HIV bisa berunjung pada kematian. Berikut 10 gejala umum virus HIV yang patut anda waspadai 1. Demam Demam ringan adlah gejala awal yang paling umum terjadi saat seseorang terpapar virus HIV.Dengan ringan ini sering kali disertai dengan sakit tenggorokan, kelelahan yang ekstrim, dan pembekakan kelenjar getah bening.Demam adalah reaksi dari system kekebalan tubuh sebagai dari akibat masuknya virus HIV ke aliran darah dengan jumlah yang terlipat ganda. 2. Nyeri ototnyeri otot dan persendian tak hanya dialami oleh orang-orang yang mengalami gejala penyakit hepatitis dan sifilis, tapi juga dirasakan seseorang yang telah terpapar oleh virus HIV. Gejala ini sering kali diabaikan hingga paparan virus HIV benar-benar masuk ketingakat yang mengkhawatirkan. 3. Ruam Kulit Ruam bisa berupa bercak-bercak kemerahan pada kulit atau benjolan menyerupai jerawat dalam jumlah banyak yang tak sembuh-sembuh. Gejala ini akan muncul jika paparan virus HIV telah mencapai pada tingkat yang lebuh parah. 4. Mual, muntah, dan diare Antara 30-60 persen pengidap HIV akan mengalami gejala singkat mual, muntah, dan serangan diare. Selain sebagai gejala HIV tahap lanjut, gejala-gejal ini atas juga bisa muncul sebagai efek samping dari terapi pengobatan. 5. Berat Badan Turun Drastis Berat badan turun drastis merupakan gejala tahap lanjut bahwa tubuh telah terinfeksi HIV.Berat badan turun drastic bisa terjadi akibay diare atau kuranya nutrisi tubuh akibat sering memutahkan makanan. 6. Batuk kering Biasanya batuk kering akan terjadi setelah satu tahun terjangkit virus HIV, sekaligus menjadi tanda bahwa penyakit ini semakin meburuk. Penggunaan obat batuk sekalipun tidak dapat meredakan batuk akibat paparnan virus HIV. 7. Perubahan pada kuku Tanda lain adari infeksi HIV adalah perubahan pada kuku seperti penebalan, kuku melengkung, dan perubahan warna seperti kuku meghitam atau muncul garis coklat vertical atau horizontal dipermukaan kuku. „‟perubahan kuku ini dapat terjadi akibat terinfeksi jamur seperti candida.Mengingat penderita HIV mengalami penurunan system kekebalan tubuh, maka jamur tersebut bisa sangat mudah berkembang‟‟. Kata horberg 8. Infeksi jamur pada mulut Infeksi jamur tak hanya menyerang permukaan kuku, tapi juga organ lain seperti mulut. Jika jamur sudah menginfeksi mulut, maka pengidap HIV akan sulit untuk mengunyah dan menelan makanan. 9. Kebingungan dan sulit konsentrasi Masalah kognitif bisa menjadi tanda demensia terkait HIV.Selain mengalami kebingungan dan sulit berkonsentrasi, demensia terkait HIV juga dapat mempengaruhi memori dan maslah perilaku seperti mudah marah dan tersinggung.Gejala ini diiringi dengan menurunya kemampuan motoris tubuh seperti menjadi ceroboh, menurunya kordinasi tubuh, dan bahkan hilangnya kemampuan untuk menulis. 10. Herpes Genital Herpes genital yang terjadi pada penderita HIV umumnya tidak memiliki gejala yang khas.Namun luka yang muncul cenderung lebih besar dan lebih dalam.Penyakit ini lebih banyak menularmelalui hubungan kontak kulit dengan penderita, terutama saat hubungan seks.Umunya gejalanya adalah timbul bintil-bintil dibagian luar alat kelamin yang bentuknya memerah dan membengkak. Cara mencegah tertular/terinfeksi Virus HIV/AIDS 1) Abstain atau penolakan Ini adalah salah satu tips terbaik untuk mencegah AIDS dan penyakit menular seksual lainnya. Tidak bercinta atau menolak untuk bercinta bisa menjadi trik terbaik mengindari kemungkinan terkena infeksi penyakit ini. Ini adalah cara terbaik untuk menghindari kontak dengan cairan vagina, air mani dan cairan pra mani 2) Menggunakan perlindungan Untuk mencegah HIV/AIDS, anda harus selalu menggunakan pelindung atau kondom 3) Setia dan Hindari Seks Bebas Memiliki kontak fisik dengan hanya satu pasangan yang juga monogamy pada waktu yang sama. Terlibat dalam seks dengan banyak pasangan, terutama tanpa menggunakan kondom dapat benar-benar bahaya. 4) Berbagai Jarum Suntik Suntik jarum yang dipakai bergantian dan tidak steril dapat menyebabkan resiko.AIDS menyebar karena trasfusi darah, jadi sangat berhati-hati sebelum memakai jarum. 5) Hindari ASI Menurut US Departemen of health and Human Services, ASI dapat mengandung virus HIV, sehingga hindari kontak dari ASI dengan selaput lender dimulut 6) Pelumas Banyak bahan kimia dan minyak yang dapat merusak kondom.Jadi, selalu gunakan pelumas berbasis air. Penyakit HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus.Segala penyakit yang disebabkan oleh virus ataupun infeksi seringkali berkaitan dengan daya tahan tubuh seseorang. Pada jenis penyakit virus biasa, dengan daya tahan yang lemah virus akan lebih mudah mneyerang. Tetapi jika daya tahan tubuh kita bagus, maka akan mengalami kesulitan dalam melakukan penyerangan terhadap tubuh. Jika demikian dengan HIV/AIDS ini. Justru HIV ini akan menyerang system kekebalan tubuh seseorang. Sehingga bila telah berjangkit pada seseorang maka daya tahan tubuh seseorang dari hari ke hari akan semakin menurun. Sehingga efek dari virus penyebab dari HIV ini seseorang akan mudah terkena infeksi. Bila tidak terdeteksi dari awal, justru penyakit HIV ini akan dikenali dan bisa dideteksi bila seseorang mudah terkena infeksi tambahan. Jika HIV ini tidak mendapatkan penanganan dan pengobatan HIV yang tepat dalam kurung waktu kurang lebih selama 5-10 tahun akan bisa berkembang bisa menjadi penyakit AIDS. AIDS ini adalah pendekatan kata dari Acquired Immune Deficiency Syndroma.Pengobatan AIDS yang digunakan Selama ini adalah menggunakan obat-obatan antiretroviral.Obat antiretrofiral digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Obat-obat ini bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan cara memperlamabat reproduksi HIV dlaam tubuh. Berikut beberapa tanda gejala HIV/AIDS yang perlu kita waspadai : a. Penurunan berat badan dengan cara cepat. Penurunan berat badan ini biasanya tanpa ada sebab yang jelas. Hal ini karena biasanya pada penderita penyakit ini akan mulai kehilangan selera makanya. Walaupun makan dengan banayak kalori, karbohidrat, bergizi tetapi berat badan akan tetap menurun b. Diare yang tak kunjung sembuh. Bila kita menjumpai seseorang yang mengalami diare yang berkepanjangan dan telah mendapatkan berbagai macam pemberian obat atau pun antibiotic belum juga sembuh, maka hal ini patut kita curigai dan waspadai bahwasanya seseorang tersebut tengah menderita salah satu gejal HIV. Apalagi bila factor resiko banyak terdapat pada seseorang tersebut c. Demam dan flu yang tidak berkunjung sembuh. Seseorang tersebuat aakn mengalami demam yang berkelanjutan dan hilang timbul dan biasanya demam mencapai lebih dari 39 derajat celcius dan tak sembuh setelah kita berikan beberapa jenis obat antipireka (penurun panas) d. Cepat merasa lelah. Karena jenis virus menyerang sistemkekebalan tubuh maka penderita HIV/AIDS ini akan cepat merasakn lelah walaupun dalam aktifitas yang tak terlalu banyak. Hanya saja tanda ciri diatas bila terdapat pada diri seseorang kita juga tak boleh langsung memvonis bahwa seseorang tersebut mengidap penyakit AIDS, harus ada beberapa pemeriksaan lebih lanjut untuk bisa membuktikan kebenaran akan didiagnosa penyakit yang satu ini. Ada beberapa cara penularan penyakit ini . Cara penularan HIV/AIDS bisa melalui perantara sebagai berikut : 1. Seks bebas dengan penderita yang positif yang pengidap HIV. Maka bagi para pelaku seks bebas biasanya akan menggunakna salah satu alat kontrasepsi yaitu kondom. Maka ketika menteri kesehatan baru baru Indonesia yang dilantik menggantikan Endang Rahayu Sedyaningsih pada tanggal 14 juni 2010 lalu ketika mengkampanyekan pemakain kondom ini menuai kontroversional. Karena banyak juga masyarakat yang menilai bahwa kampanye pemakaian kondom kontraversial tersebut akan bisa membuat persepsi bahwa hal tersebut meghalalkan akan adanya seks bebas pula. 2. Mendapatkan trasfusi darah yang tercemar akan virus HIV 3. Penggunaan jarum suntik yang bergantian, penggunaan jarum tindik ataupun pembuatan tattoo yang telah tercemar virus HIV. Dalam hal penggunaan jarum suntik, maka para pemakai narkoba yang menggunakan jarum suntik sebgai medianya adalah termasuk dalam golongan orang yang mempunyai resiko tinggi tertular penyakit AIDS ini. 4. Penularan dari ibu hamil yang positif HIV/AIDS kepada janin yang dikandungnya. Sehingga bayi tersebut lahir maka sang bayi akan bisa menghidap pula penyakit yang serupa. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam mencegah penyakit HIV/AIDS ini. Langkah-langkah pencegahan HIV/AIDS yang bisa dilakukan adalah dengan cara : 1. Setia terhadap pasangan kita (pasangan suami istri). Jangan sampai kita melakukan seks bebas. Karena selain hal tersebut dilarang agama dan termasuk perbuatan dosa besar, dampak negative dari seks bebas salah satunya adalah penyebaran penyakit ini yang dari tahun ke tahun jumlah penderitanya semakin meningkat. Fenomena gunung es juga menggambarkan bahwa banyak penderita AIDS yang tidak terdeteksi. 2. Bagi para tenaga kesehatan yang berhubungan erat dengan pasien, maka kewaspadaan ekstra harus tetap dilakukan. Karena penularan penyakit HIV/AIDS adalah melalui perantara produk darah dan cairan tubuh, maka harus dilakukan dengan cara kewaspadaan universal (Universal Precaution). Kewaspadaan universal adalah panduan mengenai panduan mengenai pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja dibidang kesehatan dan para pasienya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu. Bisa dilakukan dengan cara hand hygine, melakukan desinfeksi instrumen kerja dan peralatan yang terkontaminasi, car penanganan dan pembuangan barang-barang tajam dengan benar. Pengobatan serta perawatan penyakit ini dilakukan dengan berbagai tahapan dan juga sejumlah unsur yang berbeda, yang meliputi konseling dan tes mandiri (VCT), dukungan bagi pencegahan penularan HIV, konseling tindak lanjut, saran-saran mengenai makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolahan efek nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian obat antiretroviral. Cara Penularan AIDS HIV ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membrane mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan presemial, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui seksual baik vaginal, anal, ataupun oral, trasfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, ataupun menyusui, serta bentuk kontak liannya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. Cara Penularan AIDS AIDS hanya bisa menular bila ada perpindahan cairan tubuh seorang pengidap AIDS kepada orang lain. Hingga ini, virus HIV bisa menyebar hanya lewat empat cara : 1. Lewat hubungan badan, baik vaginal maupun anal (melalui anus) 2. Penularan melalui trasfusi atau pembauran darah, atau lewat jarum suntik yang dipakai secara bergantian 3. Begitu pila dengan ibu pengidap AIDS dapat menularkan penyakitnya kepada bayi selama dalam kandunganya maupun saat kelahiran 4. Penularan bayi lewat ASI AIDS bukanlah penyakit ciuman.Berlainan dengan vagina dan anus, tingkat virus HIV sangatlah rendah dalam air liur yang terinfeksi, sehingga bahaya penularan AIDS lewat ciuman adalah kecil sekali.Lain halnya bila mempunayi bekas luka dalam murut atau sariawan, sehingga virus HIV adapat berpindah dari yang terinfeksi kepada anda. Beberapa infeksi oportunistik dan kanker merupakan ciri khas dari munculnya AIDS : 1. Thrush Timbulnay jamur candid secara berlebihan didalam mulut kerongkongan atau vagina.Biasanya merupakan infeksi yang pertama muncul. Infeksi jamur vagina berulang yang sulit diobati seringkali merupakan gejala dini HIV pada wanita. Tapi infeksi seperti ini juga bisa terjadi pada wanita sehat akibat berbagai factor, seperti pil KB, antibiotic, dan perubahan hormonal. 2. Pneumonia pneumokistik Pneumonia karena jamur pneumocystik cairan ini merupakan infeksi oportunistik yang terjadi berulang pada penderita AIDS. Infeksi ini sering kali meruapakn infeksi serius pertama kali muncul. Sampai saat ini, belum ditemukan cara pengobatan dan acar penggobatannya, sehingga menyebabkan kematian paad penderita infeksi HIV 3. Toskoplasmosis Infeksi kronis oleh toxoplasma sering terjadi pada anak-anak .jika terjadi pengaktifan kembali, maka toxoplasma bisa menyebabkan infeksi hebat. Terutama di otak. 4. Tuberkulosis Tuberkulosis banyak dijangkit oleh penderita infeksi HIV.Teberkulosis bisa menjadi lebih mematiakan bila menyerang penderita infeksi HIV. Pada penderita stadium lanjut, penderita tuberculosis akan mengalami penuruanan berat, demam, diare, yang disebabkan oleh mikrobakterium jenis mikrobakterium avium. 5. Infeksi saluran pernapasan Infeksi saluran pencernaan oleh parasite cryptosporidium sering dietemukan pada penderita AIDS. Parasite ini mungkin dapat dari makanan atau air yang tercemar.Gejalanya berupa diare hebat. 6. Leukoensefalopati multifocal pragresif Leukoensefalopati multifocal progesif meruapan suati infeksi virus di otak yang bisa mempengaruhi fungsi neurologis penderita.Gejala awal biasnya berupa hilangnya kekuatan lengan atau tungkai dan hilangnya koordinasi atau keseimbangan. Dalam beberapa hari atau minggu, penderita tidak mampu berjalan atau berdiri biasanya, beberapa bulan kemudian penderita akan meninggal, 7. Infeksi oleh sitomegalovirsu Infeksi berulang cenderung terjadi pada stadium lanjut an sering kali menyerang retina mata, meyebabkan kebutaan . pengobatan dengan anti virus bisa mengendalikan sitomegalovirus. 8. Sarkoma kopasi Sarkoma kopasi adalah suatu tumor yang tidak nyeri, berwarna merah sampai ungu, berupa bercak-bercak yaang menonjol pada kulit. 9. Kanker Bisa juga terjadi kanker kelenjar getah bening (limfoma) yang mula-mula muncul di otak atau di organ-organ dalam. Wanita penderita AIDS cenderung terkena kanker serviks. Pria homoseksual juga mudah terkena kanker rektrum. APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI AIDS 1. Lakukan tes CD4 secara rutin untuk mengetahui tingkat sistem imunitas 2. Jauhi narkoba terutama ynag disuntikkan 3. Jangan menggunakan jarum suntik bekas 4. Jika mendapat donor darah harus benar-benar bebas dari HIV 5. Lakukan pemeriksaaan viral load untuk mengetahui jumlah copy virus dalam darah yang termasuk pemeriksaan untuk mnegtahui ada atau tidaknya virus HIV di dalam tubuh 6. Jangan berganti-ganti pasangan seksula dan setialah pada pasangan 7. Lakukan pemeriksaan cairan sprrma pada pasangan yang akan mempunyai anak. BAGIAN 10 KONSEP PENINGKATAN KADAR CD4 1. Definisi CD4 (CD four) adalah bagian dari populasi limfosit T yang disebut sebagai sel T helper (penolog). CD4 dalam sistem imun ditulis dengan penanda permukaan CD4+ (Umar zein, 2006). Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel tersebuat adalah bagian yang penting dari sistem kekebalan tubuh kita. Sel CD4 kadang kala disebut sebagai sel-T. Sel T-4, yang juga disebut CD4 dan kadang kala sel CD4+, adalah sel pembantu. Sel T-8 (CD8) adalah sel penekan, yang mengahiri tanggapan kekebalan. Sel CD8 juga disebut sebagai sel pembunuh, karena sel tersebut membunuh sel kanker atau sel yang terinfeksi virus (Djuanda, 2011). Sel CD4 dapat dibedakan dari sel CD8 berdasarkan protein tertentu yang ada di permukaan sel. Sel CD4 adalah sel-T yang mempunyai protein CD4 pada permukaanya. Protein itu bekerja sebagai reseptor untuk HIV. HIV mengingat pada reseptor CD4 itu seperti kunci dengan gembok (Mandal, 2010), CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berda dipermukaan sel-sel darah putih mnusia, terutama sel-sel limfosit, CD4 pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi sangat penting. Katena berkurangynya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkuranya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam meperanggi infeksi yang masuk ke tubuh manusia, pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 14001500. Sedangakn pada orang dengan sistem kekebalan yeng terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakijn lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol) (DepKes, 2010). 2. Fungsi Fungsi utama CD4 dalam imun, meregulasi sistem imun agar bekerja dengan baik. Prosesnya dengna merangsag sistem imun nonspesifik berupa fagosit untuk ke hemotaksis dan proses fagofitosis benda asing, untuk sistem imun spesifik humoral : merangsang sel-B (limfosit B) untuk menghasilkan antibodi dan mengatur produksi antibodi. Sedangakan untuk imun seluler berfungsi dalam mengatur CD8 dan NK membunuh sel sasarn yang terkena infeksi virus (DepKes,2010). Ketika HIV masuk ketubuh, maka virus mencari sel CD4 dan mulai menggadakan dirinya (replikasi virsu). CD4 meruapkan target utama HIV untuk menghancurkan sistem imun tubuh. Apabila telah bereplikasi virus dan meninggalkan CD4 yang telaha mati, maka pertikel virus baru akan mencari dan menginfeksi CD4 baru, sehingga dengan demikian maka akan semakin rendah jumlah CD4 dalam tubuh. Setelah melewati beberapa waktu, banyak sel-sel CD4 dihancurkan sehingga sistem kekebalan tidak lagi dapat melindungi tubuh dari infeki dan penyakit yang lain. Oleh sebab itu pemantauan CD4 pada seseorang yang terinfeksi HIV sangatlah penting untuk melihat perjalanan penyakit beseta prognosisnya memantau CD4 dilaporkan dalam bentuk jumlah total atau presentase. Jumlah CD4 500/ml atau presentase lebih besar atau sama 29% dari limfosit total dianggap belum ada kerusakan berat. CD4 <200 (<14%) telah mempunyai resiko yang jelas terhadap infeksi oportunistik. Kebanyakan pasien telah jatuh stadium AIDS yang jelas. Bila CD4 belum memungkinkan, jumlah limfosit total dapat diguankan. Pasien test untuk CD4 adalah tes baku untuk menilai prognosis diferensial pada pasien bergejala, dan untuk mengambil keputusan terapeutik mengenai terapi Antiretroviral (ART) dan profilaksasi untuk patogen oortunistik. Jumlah CD4 adalah indikator yang paling diandalkan untuk pragnosis. Jumlah CD8 ternayata tidak memprediksi perkembangan : sel Cd8 HIV spesifik (sel CD38) adalah penting untuk mengendalikan tingkat HIV tetapi tidak dapat diukur secra mudah (Depkes, 2010). Sel yang mempunyai marker CD4 dipermukaanya berfungsi untuk melawan berbagai macam infeksi. Di sekitar kita banyak sekali infeksi yang berdar, entah itu berada dlam udara, makanan ataupun minuman. Namun kita tidak setiap saat menjadi sakit, karena CD4 masi bisa berfungsi dengan baik untuk melawan infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen disekitar kita tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan peenyakit pada tubuh manusia . 3. Teknik Cara baku untuk menentukan jumlah CD4 memakai flow cytometer dan alat analisis hematologi yang mahal, membutuhkan darah segar (,18 jam), dan umumnya berharga 50-150 dolar AS. Sebuah sistem alternatif yang memakai teknologi EIA adalah TRAX CD4 Test kit. Alat mungkin cocok untuk daerah terbatas sumber daya, wlau kebanyakan dokter yang tidak mampu menjangkau tes CD4 kemungkinan akan memakai hitung limfosit total (total lymphocyte count/TLC) (sumber : Umar Zein, 2006). 4. Nilai normal Nilai normal untuk kebanyakan laboratoriuma adalah rata-rata 800 hingga 1050 (sel/mm3), dengan kisaran. Mewakili dua standart deviation kurang lebih 500 hingga 1400 (DepKes, 2010). 5. Frekuensi Tes Tes CD4 sebaiknya diulang setiap 3-6 bulan untuk pasien yang belum diobati dengan ART dan jangka waktu dua sampai empat bualn pada pasien yang memakai ART. Tes tersebut sebaiknya diulangi bila hasil tidak konsisten dengan kecenderungan sebelumnya. Frekuensi akan berbeda-beda tergantung keadaan individu. Kalau tidak diobati, jumlah CD4 akan menurun rata-rata 4% per tahun untuk setiap log viral load. Denagn terapi awal atau perubahan terapi, perlu dilakukan tes CD4 (serta viral load) pada 4,8 sampai 12, dan 16 sampai 24 minggu. Kepastian tes ini harus mengacu pada kisaran tepat, misal kisaran confidence 95 persen untuk jumlah CD4 yang benar 200 adalah 118-337. Hasil yang tidak konsisten dengan kecenderungan sebelumnya sebaiknya diulang (DepKes, 2010). 6. Sel CD4 Penting Sehubungan Dengan HIV HIV umumnya menulari sel CD4. Kode genetik HIV menjadi bagain dari sel itu. Waktu sel CD4 mengandakan diri (bereplikasi) untuk melawan infeksi apa pun, sel tersebut juga membuat tiruan HIV. Setelah kita terinfeksi HIV dan belum mulai terapi antiretroviral (ART), jumlah sel CD4 kita semakin menurun. Ini tanda bahwa sistem kekbalan tubuh kita semkain rusak. Semkin rendah jumlah CD4 , semnagkin mungkin kita akan jatuh sakit. Ada jutaan keluarga sel CD4. Setiap kelurga dirancang khusus untuk melawan kuamn tertentu. Waktu HIV mengurangi jumlah sel Cd4, beberapa keluarga daapt diberantas. Kalau itu terjadi, kita kehilangan kemampuan untuk melawan kuman yang seharusnya dihadapi oleh keluarga tersebut. Jika kita terjadi, kita mungkin mengalami infeksi oportunistik 7. Tes CD4 Itu Conyoh kecil darh kita diambil, darah ini dites untuk menghitung beberapa tipe sel. jumlah sel CD4 tidak langsung diukur. Malahan, laboratorium mebuat hitungan besarasrakan jumlah sel darah putih, dan proposi sel tersebut CD4. Oleh dak persis (umar Zein,2006). Karena jumlah CD4 penting untuk menunjukana sistem kekebalan tubuh, diusulkan kita melakukan tes CD4setiap 3-5 bulan. Namun setelah kita mulai ART dan jumlah CD4 kita sudah kembali normal, tes CD4 dapat dilakukan setiap 9-12 bulan. Hitungan sel CD4+ dilakukan dengan alata BD FaCS Count System dengan metode FACS (Fluorescent activate sorter (DepKes, 20010). 8. Faktor yang mempengaruhi peningatakn kadar CD4 Hasil tes dapat berubah ubah, tergantung pada berapa jam contoh darah diambil, kelelahan, dan stres. Sebaiknya contoh darah kita diambil pada jam yang sama setiap kali dites CD4, dan juga selalu memakai laboratorium yang sma (Umar zain, 2006). Infeksi lain yang sangat berpengaruh pada jumlah CD. Jika tubuh kita menyerang infeksi, jumlah sel darah putih (limosit) naik. Jumlah CD4 juga naik. Vaksinasi dapat berdampak serupa. Kalau akan melakukan tes CD4, sebaiknya kita menunggu dua minggu setelah pulih dari infeksi atau setelah vaksinasi (sumber : Mandal, 2010). Faktor termasuk perbedaan analisis, perbedaan musim dan diural, beberapa penyakit bersamaan, dan penggunaan kortikosterid. Perbedaan analisis yang bermakna, yang bertanggung jawab untuk kisaran yang besra pada nilai normal (umumnya 500-1400), mencerminkan kenyataan bahwa jumlah CD4dihitung bersadarkan tiga variabel : jumlah leukosit, %limfosit dan %sel CD4. Huga ada perbedaan musim dan perbedaan diural, dengan tingkat paling rendah pada pukul 12:30 dan tingkat pucak pada pukul 20:30, perbedaan ini tidak secara jelas sesuai dengan ritma circadian kortikosterid (DepKes, 2010) Sedikit penurunan pada jumlah sel CD4 dicatat dengan beberapa infeksi akut dan dengan bedah besar. Penggunaan kortikosterid dapat menyebabkan dampak yang besar, dengan penuruna dari 900 menjadi di bawah 300 dengan penggunaan akut : penggunaan kronis mengakibatkan perubahan yang tidak sebesar ini. Perubahan akut kemungkinan diakibatkan redistribusi leukosit antara sirkulasi perifer dan sum-sum tulang, dan kelenjar limfe (Umar Zain, 2006). Jumlah CD4 yang seakan-akan tinggi dapat terjadi dengan koinfeksi HTLV-1 atau splenektomi, HTLV-1 terkait erat dengan HTLV -2 dan kebanyakan tes serologi tidak membedakan antara kedua infeksi, tetapi hanya HTLV-1 menyebabkan jumlah CD4 yang seakan-akan tinggi. Penelitian reologu di AS menunjukan angka infeksi HTLV ½ 7-12 persen pada penggunaan narkotika suntik, san 2-10 persen pada pekerja seks: 8090% infeksi tersebut adalah HTLV-2 pada kedua kelompok (DepKes, 2010). Angka infeksi HIV dan HTLV -1 bersaan yang tinggi telah di laporkan di Brasil dan Haiti. Analisis terdapat pasien dengan koinfeksi memberi kesan bahwa jumlah CD4 adalah 80-180 persen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol dengan tingkat penekana kekebalan yang serupa. Splenektomi segera menghasilkan peningkatan pada jumlah sel CD4, yang terus ditahan. Persentase CD4 mencerminkan kesehatan kekebalan secara lebih tepat. Yang berikut hanya mempunyai dampak kecil pada jumlah sel CD4 : Gender, usia pada orang dewasa, faktor resiko, stres psikologis, stres fisik, dan kehamilan (DepKes, 2010). 9. Hasil tes CD4 Dilaporkan Hasil tes CD4 biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4 yang akan dalam satu milimer kubuk darah (baisanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang normal biasanya berkisar antara 500 dan 1.600 (sumber:Djuandi, 2011). Karena jumlah CD4 begitu beruba-ubah, kadang lebih cocok kita lihat persentase sel CD4 . jika hasil tes melaporkan CD4%=34%, ini berarti 34% limfosit kita adalah sel CD4. Persentase ini lebih stabil dibandingkan dengan sel CD4 mutlak. Angka normal berkisar antara 3060% . setiap laboratorium mempunyai kisaran yang berbeda. Belum ada pedoman untuk keputusan pengobatan berdsarakan CD4%, kecuali untuk ada berusia dibawah lima tahun (Depkes, 2010). Jumlah CD4 mutlak dibawah 200 menunjukan kerusakna yang berat pada sistem kekebalan tubuh. Walau CD4% mungkin lebih baik meramalkan perkembangan penyakit HIV dibandingkan CD4 mutlak, jumlah CD4 mutlak tetap dipakai untuk menetuakan kapan ART sebaiknya dimulai. Kadang kita juga usulkan untuk melakukan tesCD8. Namun sama sekali tidak jelas bagaimana hasil tes CD8 dapat ditafsirkan. Oleh karena itu, tidak ada manfaat mengeluarkan biayaya untuk tes CD8 (sumber : Umar Zein, 2006). 10. Jumlah CD4 Jumlah CD4 adalah ukuran kunci kesehatan sistem kekebalan tubuh. Semakin rendah jumlahnya, semakin besar kerusakan yang diakibatkan HIV. Jika kita mempunyai jumalh CD4 di bawah 200, atau persentase CD4 di bawah 14%, kita dianggao AIDS, berdasarkan deginisi KemenKes. Jumlah CD4 dipakai bersama dengan viral load untuk meramalkan berapa lama kita akan tetap sehat. Jumlah CD4 juga dipakai untuk menunjukan kapan beberapa macam pengobatan termasuk ART sebaiknya dimuali. Kapan kita mulai pengobatan untuk mencegah infeksi oportunistik : sebagian besar dokter meresepkan obat untuk mencegah infeksi oportunistik pada jumlah CD4 yang berikut : a. Di bawah 200 : PCP b. Di bawah 100 : Tokso c. Di bawah 50 : MAC Memantau keberhasilan ART : umumnya jumlah CD4 akan mulai naik segera setelah kita mulai ART. Namun kecepatan sangat beragam, dan kadang pelan. Bila jumlah CD4 dibawah 50 waktu kita muali ART, jumlah CD4 kita mungkin tidak akan meningkat menjadi normal (di atas 500). Yang penting jumlah naik : kita sebaiknya tidak terlalu berfokus pada angka . sebaiknya, bila jumlah CD4 mulai menurun lagi setelah naik, mungkin itu adalah tanda bahwa ART kita mulai gagal, dan mungkin rejimen harus diganti. Jumlah CD4 yang lebih tinggi adalah lebih baik. Namun, jumlah CD4 yang normal tidak tentu berarti sistem kekebalan tubuh benar0benar pulih, 11. Persentase CD4 Persentase CD4 kadang kala dipakai sebagai pilihan mengganti CD4 mutlak karena hitung ini mengurangi perbedaan pada satu ukuran. Pada laboratorium AIDS Cliical Trials Grup (ACTG), koefisien perbedaan pada satu pasien untuk persentase CD4adalah 18 persen daibandingkan 25 persen untuk Cd4 mutlak (DepKes, 2010). Data dari pangkalan data pengamatan besar memberi kesan bahwa CD4 mutlak adalah prediktor paling berguna terhadap risiko untuk perkembangan infeksi oportunistik. CD4 mutlak dan persentase CD4 sesuai dicatat sebagai berikut : CD4 (niali mutlak) : >500 setara dengan >29% (persen), 200-500 setara denagn 14-28% dan <200 setara dengan <14% (sumber : Umar Zein, 2006) 12. Kriteria Menurut Umar zein (2006), Kriteria keputusan terapi berdasarkan jumlah CD4, gambaran klinik dan interval follow-up : a. Normal (Normal atau asimtotok) Kadar CD4 : 1000-500 sel. Gejala Klinik : Acute retroviral sindroma / asimptomatik, gejala intermitten, limpadenopati, xerosis, rash kandidiasisi/ulkus (dermatitis seborik, mulut, follikulitas). Keputusan terapin : Terapi simpomatik. Interval : setpa 6 bulan. Tujuan monitoring : memutuskan kapan penanganan terapi anti retroviral. b. Menurun (Asimtomatik) Kadar CD4 : 500-200 sel. Gejala Klinik : Asimpomatik/simtomatik, gejala kronok tau intermitten, limpadenopati, kandidiasis/ lesi mulut, nause, vomiting, diare, demam, keringat malam, tuberkulosis, xoster, nocardia, sarkoma kaporsis mungkin nampak. Keputusan terapi : Mulai terapi aanti retroviral (ART). Interval : setiap 3-6 bulam. Tujuan Monitoring respons ART dan putusan untuk memulai profilaksis terhadap pneumocystic pneumonia dan infeksi lain. a. SAngat menurun (Gejala makin parah dan persisten, sudah AIDS) Kadar CD4: 200-50 sel. Gejala Klinik: Peningkatan gejala berat dan persisten, berkurangnya daya ingat, ancaman infeksi, peningkatan insidens kanker kelainan paru, peningkatan resiko penyebaran penyakit. Pneumocystis carinii pneumonia (PCP), toksoplasma, histoplasmosis, cryptococcosis. Keputusan terapi: ART dan profilaksis. Pertimbangan perubahan ART jika imunoklinik menurun. Interval: Setiap 2-3 bulan. Tujuan Monitoring: Evaluasi untuk memulai perubahan ART, pertimbangkan profilaksis lain dan memperkirakan resiko terhadap infeksi opotunistik. b. Sangat rendah (Stadium akhir, meningkatnya infeksi oportunistik dan mortalitas) Kadar CD4: <50 sel. Gejala Klinik: Peningkatan infeksi oportunistik dan kematian, PML, dimensia AIDS, CMV,MAC dan proses tahap lanjut yang lain. Keputusan terapi: Tergantung proses penderita dan penyakit, pederita tetap dengan ART dan profilaksis. Pertimbangan perubahan ART dan kombinasi. Tujuan Monitoring: Monitoring kemungkinan peningkatan kecemasan penderita. Pertimbangkan menggunakan viral load untuk evaluasi progressifitas. Definisi CD4 CD4 )CD four) adalah bagian dari populasi limfosit T yang disebut sebagai sel T helper (penolong). CD4 dalam system imun ditulis dengan penanda permukaan CD4+. Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian yang penting dari system kekebalan tubuh kita. Sel CD4 kadang kala disebut sebagai sel-T. ada dua macam sel-T. Sel T-4, yang juga disebut CD4 dan kadang kala sel CD4+, adalah sel „pembantu‟. Sel T-8 (CD8) adalah sel „penekan‟, yang mengakhiri tanggapan kekebalan. Sel CD8 juga disebut sebagai sel „pembunuh‟, karena sel tersebut membunuh sel kanker atau sel yang terinfeksi virus. Sel CD4 dapat dibedakan dari sel CD8 berdasarkan protein tertentu yang ada di permukaan sel. Sel CD4 adalah sel sel T yang mempunyai protein CD4 pada permukaannya. Protein itu bekerja sebagai „reseptor‟ untuk HIV. HIV mengikat pada reseptor sel CD4 itu seperti kunci dengan gembok. CD4 adalah sebuahmarker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel daraah putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD4 pada orang dengan system kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan system kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan system kekebalan yang terganggu (missal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol). Fungsi CD4 Fungsi utama CD4 dalam imun, meregulasi system imun agar bekerja dengan baik. Prosesnya dengan merngsang system imun nonspesifik berupa fagosit untuk khemotaksis dan proses fagositosis benda asing, untuk system imun spesifik humoral: merangsang sel B (Limfosit B) untuk menghasilkan antibody dan mengatur produksi antibody. Sedangkan untuk system imun seluler berfungsi dalam mengatur CD8 dan NK membunuh sel sasaran yang terkena infeksi virus. Ketika HIV masuk ke tubuh, maka virus mencari sel CD4 dan mulai menggandakan dirinya (repiklasi virus). CD4 merupakan target utama HIV untuk menghancurkan system imun tubuh. Apabila telah bereplikasi virus dan meninggalkan CD4 yang telah mati, maka partikel virus varu akan mencari dan menginfeksi CD4 baru, sehingga dengan demikian maka semakin rendah jumlah CD4 maka partikel virus baru akan mencari dan menginfeksi CD4 baru, sehingga denga demikian maka akan semakin rendah jumlah CD4 dalam tubuh. Setelah melewati beberapa waktu, banyak sel-sel CD4 dihancurkan sehingga system kekebalan tidak lagi dapat melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit lain. Oleh sebab itu pemantauan CD4 pada seorang yang terinfeksi HIV sangatlah penting untuk melihat perjalanan penyakit beserta prognosisnya. Memantau CD4 dilaporkan dalam bentuk jumlah total atau presentase. Jumlah CD4 500/ml atau presentase lebih besar atau sama 29% dari limfosit total dianggap belum ada kerusakan berat. CD4 <200 (<14%) telah mempunyai resiko yang jelas terhadap infeksi oportinistik. Kebayakn pasien telah jatuh stadium AIDS yang jelas. Bila CD4 belum memungkinkan, jumlah limfosit total dapat digunakan. Pasien test untuk CD4 adalah tes baku untuk menilai prognosis berlanjut ke AIDS. Atau kematian, untuk membentuk diagnosis diferensial pada pasien bergejala. Dan untuk mengambil keputusan terapeutik mengenai terapi Antiretroviral (ART) dan profilaksis untuk pathogen oportunistik. Jumlah CD4 adalah indicator yang paling diandalkan untuk prognosis. Jumlah CD8 ternyata tidak memprediksi perkembangan; sel CD8 HIV spesifik (sel CD38) adalah penting untuk mengendalikan tingkat HIV tetapi tidak dapat diukur secara mudah. Sel yang mempunyai marker CD4 dipermukaannya berfungsi untuk melawan berbagai macam infeksi. Di sekitar kita banyak sekali infeksi yang beredar, entah itu berada dalam udara, makanan ataupun minuman. Namun kita tidak setiap saat menjadi sakit, karena CD4 masih bisa berfungsi dengan baik untuk melawan infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang pathogen di sekitar kia tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh manusia. Teknik Pemeriksaan CD4 Cara baku untuk menetukan jumlah CD4 memakai flow cytometer dan analisis hematologi yang mahal, membutuhkan darah segar (<18 jam), dan umumnya berharga 50-150 dolr AS. Sebuah sisrem alternative yang memakai teknologi EIA adalah TRAX CD4 Tes kit. Alat ini mungkin cocok untuk daerah terbatas sumber daya, walau kebanyakan dokter yang tidak menjangkau tes CD4 kemungkinan akan memakai hitung limfost total (total lymphocyte count.TLC) (Umar Zein, 2006). Nilai Normal CD4 Nilai normal untuk kebanyakan laobarotium adalah rata-rata 800 hingga 1050 (sel/mm3), dengan kisaran. Mewakili dua standard deviation lebih 500 hingga 1400 (DepKes, 2010). Frekuensi Tes CD4 Tes CD4 sebaiknya diulang setiap 3-6 bulan untuk pasien yang belum diobati dengan ART dan jangka waktu dua sampai empat bulan pada pasien yang memakai ART. Tes tersebut sebaiknya diulangi bila hasil tidak konsisten dengan kecenderungan sebelumnya. Frekuensi akan berbeda0beda tergantung keadaan individu. Kalau tidak diobati, jumlah CD4 akan menurun rata-rata 4% pertahun untuk setiap log viral load. Dengan terapi awal atau perubahan terapi, perlu dilakukan tes CD4 (serta viral load) pada 4,8 sampai 12, dan 16-24 minggu. Kepastian tes ini harus mengacu pada kisaran tepat, missal kisaran confidence 95 persen untuk jumlah CD4 yang benar 200 adalah 118-337. Hasil yang tidak konsisten dengan kecenderungan sebaiknya diulang (DepKes, 2010). Sel CD4 Penting Sehubungan Dengan HIV HIV umumnya menulari sel CD4. Kode genetic HIV menjadi bagian dari sel itu. Waktu sel CD4 mengggandakan diri (bereplikasi) untuk melawan infeksi apapun, sel tersebut juga membuat tiruan HIV. Setelah kita terinfksi HIV dan belum mulai terapi antiretroviral (ART), jumlah sel CD4 kita semakin menurun. Ini tanda bahwa sistem kekebalan tubuh kita semakin rusak. Semakn rendah jumlah CD4, semakin mungkin kita akan jatuh sakit. Ada jutaan keluarga sel CD4. Setiap keluarga dirancang khusus untuk melawan kuman terntentu. Waktu HIV mengurangi jumlah sel CD4, beberapa keluarga dapat diberantas. Kalau itu terjadi, kita kehilangan kemampuan untuk melawan kuman yang seharusnya dihadapi oleh keluarga tersebut. Jika ini terjadi, kita mungkin mengalami infeksi oportinistik. Cara Tes CD4 Contoh ecil darah diambil. Darah ini dites untuk menghitung beberapa tipe sel. Jumlah sel CD4 tidak langsung diukur, tetapi laboratorium membuat hitungan berdasarkan jumlah sel darah putih, dan proporsi sel tersebut yang CD4. Oleh karena itu, jumlah CD4 yang dilaporkan oleh tes CD4 tidak persis (Umar Zein, 2006). Karena jumlah CD4 penting untuk menunjukkan kekuatan system kekebalan tubuh, diusulkan kita melakukan tes CD4 setiap 3-6 bulan. Namun setelah kita mulai ART dan jumlah CD4 kita sudah kembali normal, tes CD4 dapat dilakukan setiap 9-12 bulan. Hitung jumlah sel CD4+ dilakukan dengan alat BD FACS Count System dengan metode FACS (Floyrescent activated cell sorter). Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar CD4 Hasil tes dapat berubah-ubah, tergantung pada jam berapa contoh darah diambil, kelelahan, dan stress. Sebaliknya contoh darah kita ambil pada jam yang sama setiap kali tes CD4, dan juga selalu memakai laboratorium yang sama. Infeksi lain dapat sangat berpengaruh pada jumlah CD4. Jika tubuh kita menyerang infeksi, jumlah sel darah putih (limfosit) naik, jumlah CD4 juga naik. Vaksinasi dapat berdampak serupa. Kalau akan melakukan tes CD4, sebaiknya kita menunggu dua minggu setelah pulih dari infeksi atau setelah vaksinasi. Factor termasuk perbedaan analisis, perbedaan musim dan diurnal, beberapa penyakit bersamaan, dan penggunaan kortokosteroid. Perbedaan analisis yang bermakna, yang bertanggung jawab untuk kisaran yang besar pada nilai normal (umumnya 5001400), mencermnkan kenyataan bahwa jumlah CD4 dihitung berdasrakan tiga variable: jumlah leukosit, % limfosit dan % sel CD4. Juga ada perbedaan musim dan perbedaan durnal, dengan tingkat paling rendah pada pukul 12:30 dan tingkat puncak pada pukul 20:30; perbedaan ini tidak secara jelas sesuai dengan ritma circadian kortikosteroid. Sedikit penurunan pada jumlah CD4 dicatat dengan beberapa infeksi akut dan dengan bedah besar, dengan penurunan 900 menjadi dbawah 300 engan penggunaan akut; penggunaan kronis mengakibatkan perubahan yang tidak sebesar ini. Perubahan akut kemungkinan diakibatkan redistribusi leukosit antara sirkulasi perifer dan sumsum tulang, limpa dan kelenjar limfe. Jumlah CD4 yang seakan-akan tinggi dapat terjadi dengan koinfeksi HTLV-1 atau splenektomi. HTLV-1 terkait erat dengan HLTV-2 dan kebanyakan tes serologi tidak membedakan antara kedua infeksi, tetapi hanya HLTV-1 menyebabkan jumlah CD4 yang seakan –akan tinggi. Penelitian serologi di AS menunjukkan angka infeksiHLTV- ½ 7-12 persen pada pengguna narkoba suntikan, dan 2-10 persen pada pekerja seks; 80-90% infeksi tersebut adalah HLTV-2 pada kedua kelompok. Angka infeksi HIV dan HLTV-1 bersamaan yang tinggi telah dilaporkan di Brasil dan Haiti. Analisis terhadap pasien dengan koinfeksi memberi kesan bahwa jumlah CD4 adalah 80-180 persen lebih tinggi dibandingkan kelompok control dengan tingkat penekanan kekebalan yang serupa. Splenektomi segera menghasilkan peningkatan pada jumlah CD4, yang terus ditahan. Presentase CD4 mencerminkan kesehatan kekebalan secara lebih tepat. Yang berikut hanya mempunyai dampak kecil pada jumlah CD4: Gender, usia pada orang dewasa, factor resiko, stress psikologis, stress fifik, dan kehamilan. Hasil Tes CD4 Dilaporkan Hasil tes CD4 biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4 yang ada dalam satu millimeter kubik darah (biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang normal biasanya berkisar antara 500-1.600 (Djuanda, 2011). Karena jumlah CD4 begitu berubah-ubah, kadang lebih cocok kita lihat presentase sel CD4. Jika hasil tes melaporkan CD4 % = 34%, ini dibandingkan jumlah sel CD4 mutlak. Angka normal berkisar antara 30-60%. Setiap laboratorium mempunyai kisaran yang berbeda. Belum ada pedoman untuk keputusan pengobatan berdasarkan CD4%, kecuali untuk anak berusia dibawah lima tahun (DepKes, 2010). Jumlah CD4 mutlak di bawah 200 menunjukkan kerusakan yang berat pada system kekebalan tubuh. Walau CD4% mungkin lebih baik meramlakan perkembangan penyakit HIV dibandingkan CD4 mutlak, jumlah CD4 mutlak tetap dipakai untuk menentukan kapan ART sebaiknya dimulai. Kadang kita juga diusulkan untuk melakukan tes CD8. Namun sama sekali tidak jelas bagaimana hasil tes CD8 dapat ditafsirkan. Oleh karena itu tidak ada manfaat mengeluarkan biaya untuk tes CD8. Jumlah CD4 Jumlah CD4 adalah ukuran kunci kesehatan system kekebalan tubuh. Semakin rendah jumlahnya, semakin besar kerusakan yang diakibatkan HIV. Jika kita mempunyai jumlah CD4 di bawah 200, atau presentase CD4 dibawah 14%, kita dianggap AIDS, berdasarkan definisi Kemenkes. Jumlah CD4 dipakai bersama viral load untuk meramalkan berapa lama kita akan tetap sehat. Jumlah CD4 juga dipakai untuk menunjukkan kapan beberapa macam pengobatan termasuk ART sebaiknya dimulai. Kapan mulai pengobatan untuk mencegah infeksi oportunistik pada jumlah CD4 yang berikut: a. Di bawah 200 : PCP b. Di bawah 100 : Tokso c. Di bawah 50 : MAC Memantau keberhasilan ART: Umumnya jumlah CD4 akan mulai naik segera setelah kita memulai ART. Namun kecepatan sangat beragam, dan kadang pelan. Bila jumlah CD4 di bawah 50 waktu kita mulai ART, jumlah CD4 kita mungkin tidak akan meningkat menjadi normal (di atas 500). Yang penting jumlah naik; kita sebaiknya tidak terlalu berfokus pada angka. Sebaliknya bila jumlah CD4 mulai menurun lagi setelah naik, mungkin itu tanda bahwa ART kita mulai gagal, dan mungkin rejimen harus diganti. Jumlah CD4 yang tinggi adalah lebih baik. Namun jumlah CD4 yang normal tidak tentu berarti system kekebalan tubuh benar-benar pulih. Presentase CD4 Presentase CD4 kadang kala dipakai sebagai pilihan mengganti CD4 mutlak karena hitungan ini mengurangi perbedaan pada suatu ukuran. Pada laboratorium AIDS Clinical Trials Group (ACTG), koefisien peberdaan pada satu pasen untuk presentase CD4 adalah 18 persen dibandingkan 25 persen untuk CD4 mutlak. Data dari pangkalan data pengamatan besar memberi kesan bahwa CD4 mutlak adalah prediktor paling berguna terhadap risiko untuk perkembangan nfeksi oportunistik. CD4 mutlak dan presentase CD4 sesuai dicatat sebagai berikut: CD4 (nilai mutlak): > 500 setara dengan > 29% (persen), 200-500 setara dengan 1428% dan < 200 setara dengan < 14%. Kriteria Kriteria keputusan terapi berdasarkan jumlah CD4, gambaran klinik dan interval follw-up: a. Normal (Normal atau asimtomatik) Kadar CD4: 1000-500 sel. Gejala Klinik: Acute retroviral sindrom/asimtomatik, gejala intermitten, kandidiasis/ilkus mulut, limpadinopati, xerosis, rash (dermatitis seboroik, follikulittis). Keputusan terapi: Terapi simtomatik. Interval: setiap 6 bulan. Tujuan Monitoring: Memuuskan kapan penanganan terapi anti retroviral. b. Menurun (Asimtomatik) Kadar CD4 : 500-200 sel. Gejala klinik: Asimtomatik/simtomatik, gejala kroik atau intermitten, limpadenopati, kandidiasis/lesi mulut, nausea,vomiting, diare, demam, keringat malam, tuberculosis, xoster, nocardia, sarcoma kaposis mungkin Nampak. Keputusan terapi: Mulai terapi Anti Retroviral (ART). Interval: Setiap 3-6 bulan. Tujuan Monitoring: Monitoring respon ART dan putuskan untuk memulai profilaksis terhadap pneumocystic pneumonia dan infeksi lain. c. Sangat menurun (Gejala makin parah dan persisten, sudah AIDS) Kadar CD4: 200-50 sel. Gejala Klinik: Peningkatan gejala berat dan persisten, berkurangnya daya ingat, ancaman infeksi, peningkatan insidens kanker kelainan paru, peningkatan resiko penyebaran penyakit. Pneumocystis carinii pneumonia (PCP), toksoplasma, histoplasmosis, cryptococcosis. Keputusan terapi: ART dan profilaksis. Pertimbangan perubahan ART jika imunoklinik menurun. Interval: Setiap 2-3 bulan. Tujuan Monitoring: Evaluasi untuk memulai perubahan ART, pertimbangkan profilaksis lain dan memperkirakan resiko terhadap infeksi opotunistik. d. Sangat rendah (Stadium akhir, meningkatnya infeksi oportunistik dan mortalitas) Kadar CD4: <50 sel. Gejala Klinik: Peningkatan infeksi oportunistik dan kematian, PML, dimensia AIDS, CMV,MAC dan proses tahap lanjut yang lain. Keputusan terapi: Tergantung proses penderita dan penyakit, pederita tetap dengan ART dan profilaksis. Pertimbangakan perubahan ART dan kombinasi. Tujuan Monitoring: Monitoring kemungkinan peningkatan kecemasan penderita. Pertimbangkan menggunakan viral load untuk evaluasi progressifitas. Lampiran: Angka kejadian HIV di Indonesia Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immone Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya system kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SV, FIV, dan lain-lain). AIDS pada anak pertamakali dilaporkan oleh Oleske, Rubinstein dan Amman pada tahun 1983 di Amerika Serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di Amerika makin lama makin meningkat. Pada bulan Desember 1989 di Amerika telah dilaporkan 1995 anak yang berumur kurang dari 13 tahun menderita AIDS dan pada bulan Maret 1993 terdapat 4.480 kasus. Jumlah ini merupakan 1,5% dari seeluruh jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di Amerika. Di Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356 anak dengan AIDS. Kasus infeksi HIV terbanyak pada orang dewasa maupun anak-anak tertinggi di dunia adalah di Afrika terutama Afrika Sub-Sahara. UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah satu epidemic paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia, epidemic AIDS dikalim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anakanak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV. Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981. Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika SubSahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkirakan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO meperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS dikalm telah menyebabkan kematian 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 20015 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa diantaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika SubSahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematiab dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua Negara. Afrika Sub-Sahara tetap merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi, dengan perkiraan 21,6 sampai 27,4 juta jiwa kini hdup dengan HIV. Dua juta [1,5&3,0 juta] dari mereka adalah anak-anak yang usianya lebih rendah dari 15 tahun. Lebih dari 64% dari semua orang yang hidup dengan HIV ada di Afrika Sub-Sahara, lebih dari tiga per empat (76%) dari semua wanita hdup dengan HIV. Pada tahun 2005, terdapat 12,0 juta [10,6-13,6 juta] anak yatim/piatu AIDS hidup di Afrika Sub-Sahara. Asia selatan dan Asia Tenggara adalah terburuk kedua yang terinfeksi dengan besar 15%. 500.000 anak-anak mati di region ini karena AIDS. Dua-tiga infeksi HIV/AIDS di Asia muncul di India, dengan perkiraan 5.7 juta infeksi (perkiraan 3.4-9.4 juta) (0.9% dari populasi), melewati perkiraan di Afrika Selatan yang sebesar 5.5 juta (4.9-6.1 juta) (11.9% dari populasi) infeksi, membuat Negara ini dengan jumlah terbesar infeksi HIV di dunia. Di 35 negara di Afrika dengan perataan terbesar, harapan hidup normal sebesar 48.3 tahun-6.5 tahun sedikit daripada akan menjadi tanpa penyakit. Prevalensi HIV pada anita hamil tingkat setinggi 0,3%. Para seroprevalensi perempuan terinfeksi HIV tertinggi di timur laut, diikuti dengan Selatan. Perinatal HIV tingkat penularan adalah 25% tetapi serendah 2% pada wanita yang tidak diobati dengan viral load kurang dari 100 kopi/ml. Meskipun intervensi profilaksis telah mengurangi transmsi vertical, kasus penularan HIV perinatal terus terjadi. Hal ini terutama karena kehilangan kesempatan untuk pencegahan, khususnya di kalangan perempuan yang tidak memiliki perawatan kehamilan atau yang tidak ditawarkan konseling sukarela dan testing HIV selama kehamilan. Sebanyak 40% dari ibu dengan bayi terinfeksi HIV perinatal diperoleh, infeksi HIV tidak diketahui sebelum pengiriman. CDC memperkrakan bahwa pada tahun 2009. Di 40 negara bagian dengan bagian dengan rahasia berdasarkan nama pelaporan infeksi HIV, diperkirakan 131 bayi tertular infeksi HIV melalui transmisi vertical. Perkiraan terbesar HIV perinatal menular di AMerika Serkat adalah 1651 kasus pada tahun 1991. CDC memperkirakan bahwa pada tahun 2009, pada mereka 40 negara, jumlah infeksi HIV pediatric didiagnosis adalah sebagai berikut: Di bawah usia 13 tahun Usia 13-14 tahun Usia 15-19 : 166 : 21 : 2036 Pada tahhun 2009, 12 kasus perinatal ditularkan penyakit HIV akhir (AIDS) didiagnosis. Jumlah kumulatif kasus AIDS diperkirakan perinatal menular didiagnosis melalui 2009 adalah 8640. Pada akhir tahun 2008, 3022 anak-anak muda dari 13 tahun hdup dengan infeksi HIV di 4 negara bagian dengan rahasia berdasarkkan nama pelaporan infeksi HIV. Di seluruh Amrekia Serikat pada tahun 2009, diperkirakan 13 kasus AIDS didiagnosis pada anak-anak muda dari 13 tahun. Perkiraan jumlah kumulatif diagnose AIDS pada anak-anak muda dari 13 tahun sampai 2009 di AMerika Serikat adalah 9448. Di Amerika Serikat, jumlah kasus baru AIDS pediatric menurun, terutama karena inisiatif kesehatan public mengenai tes HIV secara universal bagi ibu hamil dan menggunaka AZT dan terapi antiretroviral lain pada wanita hamil yang terinfeksi dan bayi baru lahir mereka. Pada tahun 2007, 19 anak-anak Amerika berusia di bawah 15 tahun meninggal karena penyakit HIV. Jumlah ini kontras dengan apa yang terjadi secara internasional. Internasional statistic WHO memperkirakan bahwa lebih dari 33 juta orang terinfeksi HIV di seluruh dunia, dan 90% dari mereka berada di Negara berkembang. HIV telah menginfeksi 4,4 juta anak-anak dan telah mengakibatkan kematian kematian 3,2 juta. Setiap hari, 1800 anak sebagian besar baru lahir terinfeksi HIV. Sekitar 7% dari populasi di Sub-Sahara Afrika terinfeksi HIV, orang-orang ini mewakili 64% dari yang terinfeksi HIV populasi dunia. Selanjutnya, 76% dari semua wanita yang terinfeksi HIV hidup di wilayah ini. HIV-1 adalah penyebab paling umum infeksi HIV di benua Amerika, di Eropa, di Asia, dan Afrika. HV-1 subtipe berbeda menurut wilayah geografis. HIV-1 subtipe B adalah dominan di AMerika Serikat, meskipun non-B subtype HIV-1 infeksi meningkat. Para prevalensi HIV di antara perempuan hamil di Amerika Selatan adalah 0,3-5%, di su-Sahara Afrika, kisaran adalah 13-45%. Di Eropa, prevalensi HIV terbesar di Negara barat, Perancis, Spanyol, dan Italia memiliki insiden tinggi. Wanita hamil di daerah perkotaan Negara-negara ini memiliki tingkat prevalensi setinggi 1%. Meskipun jumlah tahunan infeksi HIV baru telah terus menurun sejak 1990-an, wabah di Eropa Timur dan di Asia Tengah terus tumbuh, jumlah orang yang idup dengan HIV di wilayah ini mencapai 1,6 juta jiwa pada 2005-peningkatan hamper 20 kali lipat dalam waktukurang dari 10 tahun Mayoritas orang-orang yang hidup dengan HIV masih besar;. 75% infeksi yang dilaporkan antara 200 dan 2004 adalah pada orang muda dari 30 tahun. Di Eropa Barat, presentase yang sesuai adalah 33%. Tingkat penularan perinatal relative rendah di Eropa dan tinggi di Afrika, independen dari pengobatan. Wanita yang tidak diobati menginfeksi 13% dan 40% anak di Eropa dan Afrika, masingmasing. Tingkat penularan pasca kelahiran di Afrika dan Negara berkembang lainnya diangkat karena kebutuhan menyusui. HIV-1 adalah penyebab paling umum infeksi HIV di benua Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika. Jenis HIV 2 (HIV2) telah menyebabkan wabah di Afrika Barat, meskipun virus ini juga ditemukan di Negara-negara Eropa. HIV-1 subtipe berbeda menurut wilayah geografis. Subtype non-B sangat lazim di Afrika dan di Asia. Tingkat transmisi tinggi dari Afrika ke Eropa telah meningkatkan keragaman subtype di Eropa. Secara global, anak-anak menjadi HIV positif dan 1000 anak meninggal terkait HIV penyebab. Sekitar 2,5 juta anak di seluruh dunia lebih muda dari 15 tahun hidup dengan HIV/AIDS. Di sub-Sahara Afrika saja, 1,9 juta anak yang hidup dengan HIV/AIDS dan lebih dari 60% dari semua infeksi HIV baru terjadi pada perempuan, bayi, atau anak-anak muda. Pada 2007, 90% dari anak yang baru terinfeksi adalah bayi yang tertular HIV dari ibu yang terinfeksi mereka. Yang sangat menghawatirkan, 90% dari bayi yang mendapatkan penyakit dari ibu yang terinfeksi ditemukan di Afrika sub-Sahara Afrika. Prevalensi infeksi HIV di antara anak-anak kekurangan gizi telah diperkirakan setinggi 25%. Prevalensi infeksi HIV di Asia dan Eropa sangat bervariasi karena praktek-praktek budaya bervariasi dan kurangnya system pelaporan nasional di banyak daerah. Pekerja industry seks komersial di Negara-negara seperti Thailand dan di Kepulauan Karibia bertanggung jawab terhadap penularan HIV meningkat untuk muda girls and, vertical, untuk bayi. Pada tahun 2004, lebih dari setengah juta anak berusia di bawah 15 tahun meninggal karena HIV/AIDS. Pada tahun 2006, jumlah ini menurun menjadi 380.000. pada tahun 2002, HIV/AIDS adalah penyebab utama ketujuh kematian pada anak di Negara berkembang. Penyakit tersebut berkembang pesat di sekitar 10-20% anak yang terinfeksi, dan mereka meninggal karena ADIS pada usia 4 tahun, sedangkan 80-90% bertahan hidup sampai usia rata-rata 9-10 tahun. Di daerah yang terkena dampak sub-Sahara Afrika, angka kematian bayi telah meningkat sebesar 75% karena sebagian pada satus yatim piatu dari kebanyakan anak. Berbeda dengan banyak Negara maju, tingkat kematian untuk anak-anak muda dari 5 tahun lebih tinggi hari ini dibandingkan pada tahun 1990 di banyak Negara Afrika, terutama karena dampak yang menghancurkan dari HIV/AIDS. Sebuah studi tahun 2006 Afrika Selatan diperkirakan bahwa HIV/AIDS adalah penyebab tunggal terbesar dari kematian bayi dan anak di Afrika Selatan pedesaan. HIV/AIDS sekarang bertanggung jawab untuk 332.000 kematian anak di sub-Sahara Afrika, hamper 8% dari semua anak kematian di wilayah tersebut. Hasil dari satu penelitian mencatat bahwa pneumonia dan kekurangan gizi sangat lazim dan secara signifikan berhubungan dengan tingginya tingkat kematian di antara dirawat di rumah sakit, terinveksi HIV atau anak-anak terpajan HIV di sub-Sahara Afrika. Prediktor independen lain kematian adalah septicemia, sarcoma Kaposi, meningitis, dan kandidiasis esophagus untuk anak yang terinfeksi HIV; dan anemia meningitis dan berat untuk pasien rawat inap terkena HIV. Hasil ini menakankan pentingnya expediently membangun strategi terapi di rumah sakit anak Afrika. Ras Anak-anak hitam dan Hispanik secara tidak proporsional terinfeksi di Amerika Serikat. Pada tahun 2002, infeksi HIV adalah penyebab utama 7 dari 10 kematian pada anak-anak hitam dan Hispanik di usia remaja, masing-masing. Sekitar 62% anak dengan AIDS adlah hitam. Di Amerika Serikat, anak dari kelompok minoritas telah paling terpengaruh oleh AIDS. Lebih dari 50% anak yang terinfeksi berwarna hitam, dan sedikit kurang dari 25% adalah Hispanik. Dari kasus-kasus anak HIV baru pada tahun 2003, 68% terjadi di Afrika, Amerika. Jumlah kasis AIDS pediatric dilaporkan dalam hitam non Hispanik anak-anak adalah 3,4 kali lebih tinggi dari pada putih non Hispanik dan anak-anak adalah 2,6 kali lebih tinggi dari anak-anak Hispanik. Jenis kelamin Wanita usia subur adlah salah satu kelompok yang paling cepat berkembang dengan AIDS, 20% kasus AIDS pada orangg dewasa di Amerika Serikat terjadi dalam kelompok ini. Orang muda (berusia 15-44 year) menjelaskan salah satu kelompok yang terinfeksi paling cepat berkembang dan account untuk hamper setengah sari semua infeksi. Di antara kaum muda, perempuan muda lebih cenderung menjadi terinfeksi. Di sub-Sahara Afrika, lebih dari dua pertiga dari semua pemuda terinfeksi adalah anak perempuan muda. Variasi frekuensi dalam jenis kelamin di wilayah lain di dunia tergantung pada dominasi pekerja seks komersial dan proporsi tenaga kerja sementara dan mobile lebih mungkin terpisah dari keluarga. Berkaitan dengan usia perbedaan dalam kejadian karena penularan vertical dari ibu ke anak adalah rute utama yang digunakan pediatric infeksi HIV diperoleh, kebanyakan anak yang HIV positif harus diidentifikasi pada masa bayi. Meskipun strategi pengobatan saat ini dapat mencegah penularan vertical, obat tidak tersedia di banyak tempat, terutama di Afrika. Namun demikian, usia presentasi dapat sangat bervariasi pada anak berisiko tinggi yang sebelumnya tak dikenal. Anak-anak tanpa gejala selama bertahun-tahun, dan munculnya infeksi oportunistik pada anak 10 tahun atau seorang remaja di antaranya AIDS kemudian didiagnsis tidak langka. Anak-anak yang terjangkit HIV melalui transmisi nonvertikal mungkin memiliki penyakit selama fase akut dari sindrom retroviral, atau mereka mungkin hadir beberapa tahun kemudian dengan infeksi oportunistik atau berulang. CDC memperkirakan bahwa 50% dari semua infeksi HIV baru di AMerika Serikat terjadi di antaranya individu yang berusia 13-24 tahun. Ini adalah statistic penting yang memengaruhi angka kematian pada orang dewasa muda. Sebagai contoh, HIV adalah penyebab utama kematian ke-5 dari kalangan perempuan kulit hitam berusia 2024 tahun, dan merupakan penyebab utama kematian pada wanita kulit hitam yang beruia 25-34 tahun. Besarnya epidemic AIDS di Asia adalah signifikan. Meskipun tingkat infeksi nasional prevalensi HIV yang rendah di Asia dibandingkan dengan benua lain (terutama Afrika), populasi dari Negara-negara Asia banyak yang begitu besar sehingga bahkan tingkat prevalensi rendah mencerminkan sejumlah besar orang hidup dengan HIV. Tingkat prevalensi pada wanita hamil sudah 2% dan tingkat penularan adalah 24% tanpa menyusui. Ibu India terinfeksi HIV secara rutin menyusui dan memiliki tingkat transmisi setinggi 48%. Di Asia Tenggara Thailand yang pertama kali melaporkan AIDS pada anak tahun 1988. Meskipun saat ini tingkat prevalens HIV masih tergolong rendah di Asia Tenggara, tetapi pertumbuhan prevalensinya saat ini paling tinggi sedunia. Penyebabnya adalah jumlah poulasi yang besar, kemiskinan, ketidak setaraan gender, dan stigmasisasi social. Diperkirakan pada tahun 2005 terdapat 6,7 juta orang yang menidap HIV/AIDS, tetapi yang mengetahui status HIVnya ddiperkirakan kurang dari 10%. Negara dengan tingkat infeksi tertinggi adalah India, Thailand, Myanmar dan Indonesia. Umumnya infeksi di Asia Tenggara disebarkan melalui hubungan seksual heteroseksual yang tidak aman. Pemakaian jarum suntik tidak steril pada pecandu narkoba suntuk menambah cepatnya penyebaran infeksi HIV. Sekitar setengah dari pengguna narkoba suntik di Nepal, Myanmar, Thailand, Indonesia dan Distrik Manipur dan Nagaland di India sudah terinfeksi HIV. Cara paling efisien dan efektif untuk menanggulangi infeksi HIV pada anak secara universal adalah dengan mengurangi penularan dari ibu ke anaknya (mother-tochild transmission (MTCT)). Namun demikian setiap hari 1800 infeksi baru pada anak umur kurang dari 15 tahun, 90%nya di Negara berkembang atau terbelakang dan melalui penularan daru ibu ke anaknya. Upaya pencegahan transmisi HIV pada anak menurut WHO dilakukan melalui 4 strategi, yaitu mencegah penularan HIV pada wanita usia subur, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV, mencegah penularan HIV dari ibu HIV hamil ke anak yang akan dilahirkannya dan memberikan dukungan, layanan dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV. Pemberian obat Anti Retroviral (ARV) untuk anak dan bayi yang terinfeksi karenanya menjadi satu jalan untuk menanggulangi pandeni HIV pada anak di samping upaya untuk mencegah penularab infeksi HIV pada anak dan bayi. Di Indonesia Di RSCM hingga tahun 2006 terdapat 150 pasien terinfeksi HIV/AIDS pada anak <15 tahu, dan 100 aak yang terpapar HIV tetapi tidak tertulari. Pada orang dewasa sampai September 2005 terdapat 8,169 pengidap infeksi HIV. Penderita pria lebih banyak 3 kali lipat daru wanita. Sebagian besar pengidap usia dewasa ini adalah pada usia subur. Dengan kemampuan reproduksi penderita dewasa, akan lahir anak-anak yang mungkin tertular HIV. Bila tidak dilakukan intervensi, dari setiap 100 wanita dewasa pengidap HIV yang hamil dan melahirkan, sebanyak 40-45 anak-anak ini akan tertulari. Statistik Kasus AIDS di Indonesia dilapor s/d Maret 2012 (Sumber Ditjen PP & PL Kemenkes RI) Jumlah kumulatif Kasus AIDS Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Tidak diketahui AIDS 20665 8339 304 Jumlah 29308 Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Faktor Risiko Jenis Kelamin Heteroseksual Homo-Biseksual Penasun Transfusi Darah Transfusi Perinatal Tidak Diketahui AIDS 17267 948 10165 70 846 1134 Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Golongan Umur Jenis Kelamin <1 1-4 5-14 15-19 20-29 30-39 40-49 50-59 >60 Tak Diketahui AIDS 273 419 200 1077 13223 9026 2926 923 236 1005 Jumlah Kumulatif Kasus HIV & AIDS Menurut Provinsi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Jenis Kelamin DKI Jakarta Jawa Timur Papua Jawa Barat Bali Jawa Tengah Kalimantan Barat Sulawesi Selatan Riau DI Yogyakarta Sumatera Utara Sumatera Barat Kepualauan Riau Banten Sulawesi Utara Nusa Tenggara Timur Jambi Sumatera Selatan Nusa Tenggara Barat Maluku Lampung Papua Barat Bengkulu Bangka Belitung NAD Kalimantan Tengah Sulawesi Tenggara Kalimantan Selatan Maluku Utara Gorontalo Kalimantan Timur Sulawesi Tengah Sulawesi Barat HIV 20126 10781 8000 6092 5062 3842 3268 2602 1130 1482 5405 596 2380 2394 1620 1174 274 1034 464 733 509 1473 128 230 63 94 87 135 95 20 1443 106 28 Jumlah 82870 AIDS 5118 46634663 4469 4043 2582 1630 1269 930 731 536 515 428 409 408 361 342 302 260 241 195 192 173 155 122 95 95 80 27 17 16 14 12 0 30430 Jumlah Kumulatif Kasus AIDS per 100.000 Penduduk Berdasarkan Provinsi No. 1 2 3 4 5 Provinsi Papua Bali DKI Jakarta Kalimantan Barat Kepualauan Riau Prevalensi 157.73 66.36 53.27 28.87 24.36 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Papua Barat Sulawesi Utara DI Yogyakarta Riau Maluku Jawa Timur Sulawesi Selatan Bangka Belitung Jambi Jawa Barat Bengkulu Suamtera Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Kalimantan Tengah Sumatera Utara Banten Sulawesi Tenggara Sumatera Selatan Lampung NAD Maluku Utara Gorontalo Kalimantan Selatan Sulawesi Tengah Kalimantan Timur Sulawesi Barat 22.75 15.90 15.50 13.20 12.72 12.44 11.57 9.97 9.97 9.39 9.04 8.83 7.30 5.36 5.03 4.29 3.97 3.84 3.58 3.49 2.52 2.11 1.64 1.54 0.74 0.46 0.39 0.00 Nasional 12.81 Jumlah Kasus Baru HIV & AIDS dan Kematian Berdasarkan Tahun Pelaporan Tahun 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 HIV AIDS 5 2 5 5 15 13 24 20 23 42 44 MATI 2 2 4 1 10 3 9 9 10 10 4 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 (HIV: 1987-2005) 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber (Supported By): 859 7195 6048 10362 9793 21591 60 94 255 219 345 316 1195 2639 2873 2947 4969 3863 5744 20 22 83 45 86 140 420 509 635 788 711 331 HIV AIDS Online Clinical Fight Against Hiv Aids. Our Kids Are The Future. Save The Children Indonesia Working Together For Stronger, Smarter and Healthier Children by Education, Clinical Intervention, Research and Networking Information. Advancing of the Future pediatric and future parenting to optimalized physical, mental and social helath and well being for fetal, newborn, infant, children, adolesecent and young adul HIV AIDS ONLINE ONLINE be a global resource and advocate in the field of parenting prevented child from smoke, advancing excellence in knowledge and attitude through education and information online. Children Grow Up Clinic Yudhasmara Foundation Inspirasi Orangtua Cerdas, Tumbuhkan Anak Semakin Sehat, Kuat dan Pintar. Children Grow Up Clinic I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, Phone (021) 5703646 – 44466102 Children Grow Up Clinic Ii Menteng Square Jl Mataraman 30 Jakarta Pusat 10430, phone (021) 44466103 – 97730777 email: [email protected] [email protected]://shildrengrowup.wprdpress.com 00o00 BAGIAN 11 MENGENAL PATOGEN Pyrogen berasal dari kata pyro yang artinya keadaan yang berhubungan dengan panas dan kata Gen yang artinya membentuk atau menghasilkan atau. Pirogen adalah suatu produk mikroorganisme, terutama dari bakteri gram negative dan dapat senyawa kompleks yaitu terdiri dari sesuati lipopolysacharida yang pyrogenic, suatu protein dan suatu lipid yang innert. Pada tahun 1923 Seibert membuktikan bahwa pirogen adalah substansi yang tudak tersaring, thermostabil, dan non-volatile. Pada tahun 1937 Co Tui membuktikan bahwa kontaminasi pirogen ini juga terjadi pada alat-alat seperti wadah-wadah untuk melarutkan obat suntik, juga pada zat kimia yang digunakan sebagai zat berkhasiat. Pirogen dapat bersumber dari: - Pelarut Obat itu sendiri Peralatan Karena metode penyimpanan Pirogen dapat berbahaya bila: a. Injeksi voume akan mengandung pirogen besar pula b. Injeksi volume besar (infus). Biasanya diberi intra vena efek cepat c. Infus untuk pasien gawat, bila terjadi penaikan suhu biasa berakibat fatal. Sifat-sifat pirogen: a. b. c. d. e. f. Thermostabil, proses sterilisasi > 200˚C. larut dalam air. Sehingga tidak bisa memakai penyaring bakteri. Tidak dipengaruhi oleh bakterisida yang iasa. Tidak mebguap, destilasi biasa ada yang ikut bersama percikan air. Berat molekul (BM) antara 15.000-4.000.000. Ukuran umumnya 1-50µm. Pirogen secara garis besar dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu pirogen endogen da pirogen eksogen. Pirogen endogen Pirogen endogen adalah factor-faktor yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri sebagai reaksi kekebalan melawan kuman penyakit yang masuk ke tubuh. Misalnya interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), alphainterferon, dan tumor necrosis factor (TNF). Pirogen Eksogen Pirogen eksogen merupakan factor eksternal tubuh yang menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh manusia. Misalnya bagian dari sel bakteri virus. Selain itu, bisa juga berupa zat racun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau virus ternentu. Suatu pirogen apabila masuk ke dalam tubuh maka pirogen menjadi suatu benda asing yang dapat menimbulkan respon imun berupa demam. Proses terjadinya demam dimulai dari terpaparnya tubuh manusia terhadap pirogen eksogen yang kemudian akan mengakibatkan terstimulasinya pirogen endogen untuk melindungi tubuh da menciptakan kekebalan melawan pirogen eksogen tersebut. Pusat pengaturan suhumanusia (thermoreglator) terletak di bagian otak yang bernama hipotalamus dan batang otak. Thermoregulator ini berfungsi untuk mengatur produksi produksi, konservasi, dan pengeluaran panas tubuh yang pada akhirnya akan menjaga kestabilan suhu inti tubuh. Selama proses demam, suhu inti tubuh menjadi naik, akibatnya thermoregulator akan beradaptasi dengan cara membentuk setting point (titik pengaturan) tersendiri yang lebih tinggi dari suhu normal. Dengan kata lain demam itu bertujuan untuk menjaga agar proses thermoregulasi tubuh tetap berjaln normal. Mekanisme pengaruh pirogen pada timbulnya demam Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, demam dapat timbul dari terpaparnya tubuh manusia terhadap pirogen eksogen yang kemudian akan mengakibatkan terstimulasinya pirogen endgoen untuk melindungi tubuh untuk menciptakan kekebalan eksogen tersebut, atau disebabkan pengaruh pirogen endogen itu sendiri. Contoh pirogen endogen yang ada dalam tubuh adalah interleukin-1 (IL-1), alfa-interferon, dan tumor necrosis faktor (TNF). IL-1 berperan penting dalam mekanisme pertahanan tubuh yaitu antara lain dpat menstimulasi limfosit-T dan B, mengaktivasi netrofil, merangsang sekresi rektan (C-reaktif protein, haptoglobin, fibrinogen) dari hepar, mempengaruhi kadar besi dan seng plasma da meningkatkan katabolisme otot. IL-1 beraksi sebagai pirogen yaitu dengan merangsang sisntesis prostatglandin E2 di hipotalamus, yang kemudian bekerja pada pusat vasomotor sehingga meningkatkan produksi panas sekaligus menahan pelepasan panas, sehingga menyebabkan demam. TNF (cachetin) jugs mempunyai efek metabolisme dan berperan juga pada penurunan berat badan yang kadang-kadang diderita setelah seseorang menderita infeksi. TNF bersifat pirogen melalui dua cara, yaitu efek langsung dengan melepaskan prostatglandin E2 dari hipotalamus atau dengan merangsang pelepasan IL-1. Sedangkan, alpha-inteferon (IFN-ɑ) adalah hasil produksi sel sebagai respons terhadap infeksi virus. Prostatglandin yang dihasilkan pirogen-pirogen itu kemudian mensintesisasi reseptor dan diteruskan oleh reseptor sampai hipotalamus yang akan menyebabkan peningkatan derajat standart panas hipotaamus (HypotalamicnTermostat). Peningkatan derajat standart panas hypotalamus inilah yang akan memicu system pengaturan suhu tubuh (termoregulation) untuk meningkatkan suhu, maka terjadilah demam. Pada saat kita demam, sebenrnya tubuh juga mengeluarkan zat-zat tertentu untuk membantu menurunkan demam. Misalnya arginine vasopressin (AVP), melanocytestimulating hormone (MSH), dan corticotropin-releasing factor. Efek anti demam ini yang menyebabkan terjadinya fluktuasi suhu tubuh selama kondisi demam. Untuk pengatasan demam, penggunaan obat-obatan penurun panas harus dipertimbangkan sebaik-baiknya. Beberapa prosedur menganjurkan menggunakan obat hanya pada saat demam mencapai suhu yang sangat tinggi ataupun memberikan efek samping yang berbahaya, seperti kerusakan sel-sel saraf atau kejang. Jadi tidak selalu proses demam membutuhkan pengobatan dengan obatobatan, namun bisa juga dengan hanya melakukan kompres terhadap pasien. Kompres dengan menggunakan air hangat jauh lebih efektif dalam menurunkan panas dibandingkan dengan kompres menggunakan air dingin ataupun alkohol. Anak-anak lebih rentan terhadap terjadinya demam, karena respon tubuh terhadap terjadinya infeksi masih belum sempurna. Dengan adanya infeksi ringan saja, respon tubuh anak akan menimbulkan dema yang cukup tinggi. Lain halnya dengan orang yang sudah lanjut usia, respon tubuh terhadap terjadinya infeksi sudah menurun, oleh sebab itu, kemungkinan untuk menderita sakit maupun kematian akibat penyakit infeksi menajdi meningkat pada orang tua. Prinsip kerja obat penurun panas umumnya yaitu dengan menghambat biosintesis atau pembentukan prostatglandin. Contoh obatnya adalah Parasetamol, Aspirin, dll. Setiap sediaan steril yang kan diinjeksikan ke dalam tubuh harus lulus uji streilisasi dan uji pirogenitas. Syarat sediaan steril yang harus dilakukan uji pirogen sebelum nantinya dapat digunakan adalah sediaan steril itu digunakan dalam jumlah besar (volume besar) yaitu yang lebihh dari 10ml. Untuk sediaan yang setelah diuki ternyata mengandung pirogen, maka sediaan tersebut tidak mmenuhi syarat dan tidak dapat digunakan. Atau dapat juga dilakukan penghilangan pirogen dengan beberapa metode, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Cara destilasi, Cara pemanasan, Cara penyerapan, Cara depyrogenasi, Dengan penukar ion, Dengan gamma radiasi, Getaran ultrasonik. Oleh karena itu sediaan farmasi steril harus dilakukan uji pirogen terlebih dahulu, sehingga dapat membatasi resiko reaksi demam pada pasien, dan agar pasien nantinya dapat mendapatkan obat dengan efek yang sesuia. Untuk pengatasan pasien yang terjena sediaan pirogen, maka segeradiobati dengan pemberiann obat penurun panas ataupun demam. Substansi dan preparat yang harus bebas pirogen, antara lain: Air untuk injeksi Larutan infus Antibiotika Garam asam organik (misalnya: Calcium glukonas) Obat tetea dan substansi lain, yang diberikan intravena sebagai diagnostic. Mislnya: Inulin-Indogocarmin – Conggered, dsb. Produk-produk darah. Misalnya: albumin Produk-produk hewani. Misalnya: heparin, gelatin (sebagai pengganti plasma), chorionic gonadotropin. Uji pirogen Uji pirogen adalah uji yang dilakukan untuk mengatahui apakah suatu sediaan uji bebas pirogen atau tidak (Anonim, 1995). Uji ini dilakukan setelah melalui uji sterilitas. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa tujuan uji ini adalah untuk membatasi resikorekasi demam pada pasien (Anonim, 1995). Uji pirogen dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu: - Penentuan pirogen secara fisiko kimia. (kuantitatif pirogen) 1. Dengan fotokolorimetri. Reagen Tetrabrom phenolphthalein (TBP) dan penambahan asam acetat 0,2 N, sehingga timbul warna. 2. Polarografi. Pirogen mempunyai panjang gelombang maksimum oksigen pada polarografi. 3. Elektroforesis. 4. Spektrofotmetri. Pirogen mempunyai absorbsi spektrum ultraviolet pada E maksimum 265nm. - Penentuan pirogen secara biologis. (kualitatif dari pirogen) 1. Pengujian pengukuran temperatur badan hewan percobaan. (Rabbit Test). 2. Perhitungan sel darah putih. 3. Tes limulus (LL test). 00o00 BAGIAN 12 HUBUNGAN DEMAM DITINJAU DARI BIDANG IMUNOLOGI Masalah demam berawal dari suatu hipotesis yang menyatakan bahwa demam merupakan suatu proses alamiah yang timbul sebagai akibat suatu stimulus. Ahli dari mesir beranggapan bahwa demam diakibatkan oleh inflamasi lokal. Bilroth pada tahun 1868 membuktikannya dengan menyuntikkan pus kepada kelinci percobaan, kemudian kelinci tersebut mnjadi demam yang terjadi akibat endotoksin, yaitu suatu produk bakteri gram negatif yang mengkontaminasi bahan suntikan. Menkin pada tahun 1943 behasil mengisolasi bahan penyebab demam yang disebut pyrexin. Kemudian Grey dan Waksman berhasil mengidentifikasi interleukin-1 (IL-1), dikenal sebagai sitokinin yang terbukti identik dengan pirogen endogen. Dalam evolusi kehidupan, tubuh telah mengembangkan suastu sistem pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi. Dan peninggian suhu badan memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk sistem pertahanan tubuh. PENGATURAN SUHU TUBUH Keseimbangan Produksi Panas dan Kehilangan Panas Pengaturan suhu memerlukan mekanisme perifer yang utuh, yaitu keseimbangan produksi dan pelepasan panas, serta fungsi pusat pengatur suhu di hipotalamus yang mengatur seluruh mekanisme. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan temperatur tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar, panas tubuh da temperatur tubuh akan menurun. Produksi Panas Dalam tubuh, panas diproduksi melalui peningkatn Basal Metabolic Rate (BMR). Faktor-faktor yang dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate antara lain: (1) laju metabolisme dari semua sel tubuh; (2) laju cadangan metabolisme yang disebabkan oleh aktivitas otot; (3) metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin, epinefrin, norepinefin fa perangsang simpatis terhadap sel; (5) metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas kimiawi didalam sel sendiri.pada keadaan istirahat, berbagai organ seperti otak, otot, hati, jantung, tiroid, pankreas dan kelenjar adrenal berperan dalam menghasilkan panas pada tingkat sel yang melibatkan adenosin trifosfat (ATP). Bayi baru lahir menghasilkan panas pada jaringan lemak coklat, yang terletak terutama dileher dan skapula. Jaringan ini kaya pembuluh darah dan mempunyai banyak mitokondria. Pada keadaan oksidasi asam lemak pada mitokondria dapat meningkatkan produksi panas sampai dua kali lipat. Dewasa dan anak besar mempertahankan panas dengan vasokonstriksi dan memproduksi panas dengn menggigil sebagai respon terhadap kenaikan suhu tubuh. Aliran darah yang diatur oleh susunan saraf pusat memegang peranan penting dalammendistribusikan panas dalam tubuh. Pada lingkungan panas atau bila suhu tubuh meningkat, pusat pengatur suhu tubuh di hipotalamus mempengaruhi serabut eferen dari sistem saraf otonom untuk melebarkan pembuluh darah (vasidilatasi). Peningkatan aliran darah di kulit menyebabkan pelepasan panas dari pusat tubuh melalui permukaan kulit kesekitarnya dalam bentuk keringat. Dilain pihak, pada lingkungan dingin akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah sehingga akan mempertahankan suhu tubuh. Kehilangan Panas Berbicara cara panas hilang dari kulit ke lingkungan dapat melalui beberapa cara yaitu: (1) Radiasi: kehilangan panas dalam bentuk gelombang panas infra merah, suatu jenis gelombang elektromagnetik. Dimana melalui cara ini tidak menggunkan sesuatu perantara apapun. Secara umum enam puluh persen panas dilepas secara radiasi; (2) Konduksi: kehilangan panas melalui permukaan tubuh ke benda-benda lain yang bersinggungan dengan tubuh, dimana terjadi pemindahan panas secara langsung anatara tubuh dengan objek pada suhu yang berbeda. Dibandingkan dengan posisi berdiri, anak pada posisi tidur dengan permukaan kontak yang lebih luas akan melepas panas melalui konduksi; (3) Konveksi: pemindahan panas melalui pergerakan udara atau cairan uang menyelimuti permukaan kulit; (4) Evaporasi: kehilangan panas tubuh sebagai akibat penguapan air melalui kulit dan paru-paru, dalam bentuk air yang diubah dari bentuk cair menjadi gas; dan dalam jumlah yang sedikit dapat juga kehilangan panas melalui urine dan feses. Faktor fisik jelas akan memengaruhi kemampuan respon perubahan suhu. Pelepasan panas pada bayi sebagian besar disebabkan oleh karena permukaan tubuhnya lebih luas daripada anak yang lebih besar. Konsep “Set-point” dalam pengaturan suhu tubuh Konsep “Set-Point” dalam pengaturan temperatur yaitu semua mekanisme pengaturan temperatur yang terum menerus berupaya untuk mengembalikan temperatur tubuh kembali ke tingkat “Set-Point”. Set- point disebut juga tingkat temperatur krisis, yang apabila suhu tubuh seseorang melampaui diatas set-point ini, maka kecepatan kehilangan panas lebih cepat dibandingkan dengan produksi panas, begitu sebaliknya. Sehingga suhu tubuh kembali ke tingkat set point. Jadi suhu tubuh dikendalikan untuk mendekati nilai set point. Peranan Hipotalamus dalam pengaturan suhu tubuh Suu tubuh diatur hampir seluruhnya oleh mekanisme persarafan umpan balik, dan hampir semua mekanisme ini terjadi melalui pusat pengatur suhu yang terletak pada area preoptik hipotalamus anterior. Telah dilakukan perobaan pemnasan dan pendinginan pada suhu area kecil di otak dengan menggunakan apa yang diesbut dengan thermode. Alat ini dipanaskan dengan elektrik atau dialirkan air panas, atau didinginkan dengan air dingin. Dengan menggunakan thermode, are preoptik hipotalamus anterior diketahui mengandung sejumlah besar neuron yang sensitif terhadap panas dan dingin. Neuron-neuron ini diyakini berfungsi sebagai sensor suhu untuk mengonntrol suhu tubuh. Apabila area preoptik dipanaskan, kulit diseluruh tubuh dengan segera mengeluarkan banyak keringat, sementara pada waktu yang sama pembuluh darah kulit diseluruh tubuh menjadi sangat dilatasi. Jadi hal ini merupakan reaksi yang cepat untuk mengembalikan suhu tubuh normal kembali. Oleh karena itu, jelas bahwa area preoptik hipotalamus anterior memiliki kemampuan untuk brfungso sebagai termostatik pusat kontrol suhu tubuh. Walaupun sinyal yang ditimbulkan oleh resptor suhu dari hipotalamus sangat kuat dalam mengatur suhu tubuh, reseptor suhu pada bagian kulit dan beberapa jaringan khusus dalam tubuh juga mempunyai peran penting dalam pengaturan suhu. Daerah spesifik dari interleukin-1 (IL-) adalah regio preoptik hipotalamus anterior, yang mengandung sekelompok saraf termosensitif yang berlokasi di dinding rostal ventrikel III, disebut juga sebagai korpus kalosum lamina terminalis (OVLT) yaitu batar antara sirkulasi dan otak. Saraf termosensitif ini terpengaruh oleh daerah yang dialiri darah dan masukan dari reseptor kulit dan otot. Saraf yang sensitif terhadap hangat terpengaruh dan meningkat dengan penghangatan atau penurunan dingin, sedang saraf yang sensitif terhadap dingin meningkat dengan pendinginan atau penurunan dengan penghangatan. Telah dibuktikan bahwa IL-1 menghambat saraf sensitif terhadap hangat dan merangsang cold-sensitive neurons. Korpus kalosum lamina terminalis (OVLT) mungkin merupakan sumber prostatglandin. Selama demam, IL-1 masuk kedalam ruang perivaskular OVLT melalui jendela kapiler untuk merangsang sel memproduksi prostatglandin E-2 (PGE-2); secara difusi masuk kedalam regio preoptik hipotalamus anterior menyebabkan demam atau beraksi dalam serabut saraf dalam OVLT. PGE-2 memainkan peran penting sebagai mediator, terbukti dengan adanya hubungan erat antara demam, IL-1 dan peningkatan kadar PGE-2 di otak. Penyuntikan PGE-2 dalam jumlah kecil kedalam hipotalamus binatang, memproduksi demam dalam beberapa menit, lebih cepat dari demam yang diinduksi oleh IL-1. Hasil akhir makanisme kompleks ini adalah peningkatan thermostatic set-point yang akan memberi isyarat serabut saraf eferen, terutama serabut simpatis untuk memulai menahan panas (vasokonstriksi) dan produksi panas (menggigil). Keadaan ini dibantu dengan tingkah laku manusia yang bertujuan untuk menaikkan suhu dengan tingkah laku manusia yang bertujuan untuk menaikkan suhu tubuh, seperti mencari daerah hangat atau menutup tubuh dengan selimut. Hasil peningkatan suhu melanjut sampai suhu tubuh mencapai peningktan set-point. Peningkatan set-point kembali normal apabila terjadi penurunan konsentrasi IL-1 atau pemberian antipiretik dengan mengahambat sintesis PGE-2. PGE-2 diketahui mempengaruhi secara negative feed-back dalam pelaksanaan IL-1, sehingga dapat mengakhiri mekanisme ini yang awalnya diinduksikan demam. Sebagai tambahan, arginin vasopresin (AVP) beraksi dalam susunan saraf pusat untuk mengurangi pyrogen induced fever. Kembalinya suhu menjadi normal diawali oleh vasodilatasi dan berkeringat melalui peningkatan aliran darah kulit yang dikenadlikan oleh serbut saraf simpatis. PATOGENESIS DEMAM Definisi Demam Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal, yaitu diatas 37,2˚C (99,5˚F) sebagai akibat dari peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh interleukin-1 (IL-1). Demam sangat berguna sebagai penanda adanya suatu proses inflamasi, biasanya tingginya demam mencerminkan tingkat dari proses inflamasinya. Dengan oeningkatan suhu tubuh juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri maupun virus. Suhu tubuh normal adalah berkisar antara 36,6˚C-37,2˚C. Suhu oral sekitar 0,2-0,5˚C lebih rendah dari suhu rektal dan suhu aksila 0,5˚C lebih rendah dari sugu oral. Suhu tubuh terndah pada pagi hari dan meningkat pada siang dan sore hari. Pada cuaca yang panas dapat meningkat hingga 0,5˚C dari suhu normal. Pengaturan suhu pada keadaan sehat atau demam merupakan keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas. Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hospes. Pad kebnyakan anak demam disebakan oleh agen mikrobiologi yang dapat dikenali dan demam hilang sesudah masa yang pendek. Demam pada anak dapat digolongkan sebagai (1) Demam yang singkat dengan tanda-tanda yang khas terhadap suatu penyakit sehingga diagnosis dapat ditegakkan melalui riwayat klinis dan pemeriksaan fisik, dengan atau tanpa uji laboratorium; (2) Demam tanpa tanda-tanda yang khas terhadap suatu penyakit sehingga riwayat dan pemeriksaan fisik tidak memberi keasn diagnosis tetapi uji laboratorium dapat menegakkan etiologi; dan (3) Demam yang tidak diketahui sebabnya (Fever of Unknown Origin = FUO). Etiologi Demam Demam terjadi oleh karena perubahan pengaturan homestatik suhu normal pada hipotalamus yang dapat disebabkan antara lain oleh infeksi, vaksin, agen biologis (faktor perangsang koloni granulosit-makrofag, interferon dan interleukin), jejas jaringan (infark, emboli pulmonal, trauma, suntikan intramuskular, luka bakar), keganasan (leukimia, limfoma, hepatoma, penyakit metastasis), obat-obatan (demam obat, kokain, amfoterisin B), gangguan imunologik reumatologik (lupus eritomatosus sistemik, artritis reumatoid), penyakit radang (penyakit radang usus), penyakit granuomatosis (sarkoidosis), gangguan endokrin (tirotoksikosis, feokromositoma), gangguan metabolik (gout, uremia, penykit fbry, hiperlipidemia tipe 1), dan wujud-wujud yang belum diketahui atau kurang dimengerti )demam mediterania familial). Patogenesis Demam Tanpa memandnag etiologinya, jalur akhir penyebab demam yang paling sering adalah pirogen, yang kemudian secara langsung mengubah set-pount di hipotalamus, mengahsilkan pembentukan panas dan konversi panas. Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat 2 jenis pirogen yaitu pirogen eksogen da pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh seperti toksin, produk-produk bakteri dab bakteri itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merngsangn pelepasan pirogen endogen yang disebut dengan sitokin yang diantaranya yaitu: interleukin-1 (IL-1), Tuor Necrosis Factor (TNF), interferon (INF), interleukin-6 (IL-6) dan interlekin-11 (IL-11). Sebagian besar sitokin ini dihasilkan oleh makrofag yang merupakan akibat reaksi terhadap pirogen eksogen. Dimana sitokin-sitokin ini merangsang hipotalamus untuk meningkatkan sekresi prostatglandin, yang kemudian dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh. PIROGE EKSOGEN Pirogen eksogen biasanya merangsang demam dalam 2 jam setelah terpapar. Umumnya, pirogen berinteraksi dengan sel fagosit, makrofag atau monosit, untuk merangsang sintesis interleukin-1 (IL-1). Mekanisme lain yang mungkin berperan sebagai pirogen eksogen, misalnya endotoksin, beketja langsung pada hipotalamus untuk mengubah pengatur suhu. Radiasi, racun DTT dan racun kalajengking dapat pula menghasilkan demam dengan efek langsung terhadap hipotalamus. Beberapa bakteri memproduksi eksotoksin yang akan merangsang secara langsung makrofag dan monosit untuk melepas IL-1. Mekanisme ini dijumpai pada scarlet fever dan toxin shock synforme. Pirogen eksogen dapat berasal dari mikroba dan non-mikroba. PIROGEN EKSOGEN Pirogen eksogen biasanya merangsang demam dalam 2 jam setelah terpapar. Umumnya, pirogen berinteraksi dengan sel fagosit, makrofag atau monosit, untuk merangsang sintesis interleukin-1 (IL-1). Mekanisme lain yang mungkin berperan sebagai pirogen eksogen, misalnya endotoksin, bekerja langsung pada hipotalasmus untuk mengubah pengatur suhu. Radiasi, racun DDT dan racun kalajengking dapat pula menghasilkan demam dengan efek langsung terhdapa hipotalamus. Beberapa bakteri memproduksi eksotoksin yang akan merangsang secara langsung makrofag dan monosit untuk melepas IL_1. Mekanisme ini dijumpai pada scarlet fever dan toxin shock syndrome. Pirogen eksogen dapat berasal dari mikroba dan non-mikroba. PIROGEN MIKROBIAL Efek Pirogen Mikrobial BAKTERI GRAM-NEGATIF Pirogenitas bakteri Gram-negatif (misalnya Escherichia coli, Salmonela) disebabkan adanya heat-stable factor yaitu endotoksin, yaitu suatu pirogen eksogen yang pertama kali ditemukan. Komponen aktif endotoksin berupa lapisan luar bakteri yaitu lipopolisakarida (LPS). Endotoksin menyebabkan peningkatan suhu yang progesif tergantung dari dosis (dose-related). Apabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat dalam jaringan atau dalam darah keduanya akan difagositosis oleh leukosit, makrofag jaringan dan natural killer cell (NK cell). Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri dan melepaskan interleukin-1, kemudian menimbulakan demam. Endotoksin juga dapat mengaktifkan system komplemen dan aktifasi factor Hageman. BAKTERI GRAM-POSITIF Pirogen utama bakteri gram-positif (misalnya Stafilokokus) adalah peptidoglikan dinding sel. Bakteri gram-positif mengeluarkan eksotoksin, dimana eksotoksin ini dapat menyebabkan pelepasan daripada sitoksin yang berasal dari T-helper dan makrofag yang dapat mengnduksi demam. Per unit berat, endotoksin lebih aktif daripada peptidoglikan. Hal ini menerangkan perbedaan prognosis yang lebih buruk berhubungan dengan infeksi bakteri gram-negatif. Mekanisme yang bertanggung jawab terjadinya demam yang disebabkan infeksi pneumokokus diduga proses imunologik. Penyakit yang melibatkan produksi eksotoksin oleh basil gram-negatif (misalnya difteri, tetanus, dan botulinum) pada umumnya demam yang ditimbulkan tidak begitu tinggi dibandingkan dengan gram-positif piogenik atau bakteri gram-negatif lainnya. PIROGEN VIRUS Telah diketahui secara klinis bahwa virus dapat menyebabkan demam. Pada tahun 1958, dibuktkan adanya pirogen yang beredar dalam serum kelinci yang mengalami demam setelah disuntik virus influenza. Mekanisme virus memproduksi demam antara lain dengan cara melakukan invasi secara langsung ke dalam makrofag, reaksi imunologis terjadi terhadap komponen virus yang termasuk diantaranya yaitu pembentukan antibody, induksi oleh interferon dan nekrosis sel akibat virus. Jamur produk jamur baik yang mati maupun yang hidup, memproduksi pirogen eksogen yang akan merangsang terjadinya demam. Demam pada umumnya timbul ketika produk jamur berada dalam peredaran darah. Anak yang menderita penyakit keganasan (misalnya leukemia) disertai demam yang berhubungan dengan neutropenia sehingga mempunyai resiko tinggi untuk terserang infkesi jamur invasive. EFEK ENDOTOKSIN Pirogen Non-Mikrobial Fagisitosis Fagositosis antigeb non-mikrobial kemungkinan sangat bertanggung jawab untuk terjadinya demam, seperti dalam proses transfuse darah dan anemia hemolitik imun (immune hemolytic anemia). Kompleks Antigen-antibodi Demam yang disebabkan oleh reaksi hipersensitif dapat timbul baik sebagai akibat antigen terhadap anti bodi yang beredar, yang tersensitisasi (immune fever) atau oleh antigen yang teraktivasi sel-T untuk memproduksi limfokin, dan kemudian akan merangsang monosit dan makrofag untuk melepas interleukin-1 (IL-1). Contoh demam yang disebabkan oleh immunologically mediated diantaranya lupus eritmatosus sistemik (SLE) dan reaksi obat yang berat. Demam yang berhubungan dengan hipersensitif terhadap penisilin lebih mungkin disebabkan oleh akibat interaksi kompleks antigenantibodi dengan leukosit dibandingkan dengan pelepasan IL-1 Steroid Steroid tertentu pirogenik bagi manusia. Ethiocholanonlon dan metabolic androgen diketahui sebagai perangsang pelepasan interleukin-1 (IL-1). Ethiocholanolon dapat menyebabkan demam hanya bila disuntikan secara intramuscular (IM), maka diduga demam tersebut disebabkan oleh pelepasan interleukin-1 (IL-1) oleh jaringan subkutis pada tempat suntikan. Steroid ini diduga bertanggung jawab terhadap terjadinya demam pada pasien dengan sindrom adrogenital dan demam yang tidak diketahui sebabnya (fever of unknown origin = FUO). System Monosit-Makrofag Sel mononuclear bertanggung jawab terhadap produksi interleukin-1 (IL-1) dan terjadinya demam. Granulosit polimorfonuklear tidak lagi diduga sebagai penanggung jawab dalam memproduksi interleukin-1 (IL-1) oleh karena demam dapat timbul dalam keadaan agranulositosis. Sel mononuclear selain merupakan monosit yang beredar dalam darah perifer juga tersebar di dalam organ seperti paru (makrofag alveolar), nodus limfatik, plasenta, rongga peritoneum dan jaringan subkutan. Monosit dan makrofag berasal dari granulocyte-monocyte colony-forming unit (GM-CFU) dalam sumsum tulang, kemudian memasuki peredaran darah untuk tinggal selama beberapa hari sebagai monosit yang beredar atau bermigrasi ke jaringan yang akan berubah fungsi dan morfologi menjadi makrofag yang berumur beberapa bulan. Sel-sel ini berperan penting dalam pertahanan tubuh termasuk diantaranya merusak dan mengeliminasi mikroba, mengenal antigen dan mempresentasikannya untuk menempel pada limfosit, aktivasi limfosi-T dan direduksi sel tumor (Tabel 1.1). Keadaan yang berhubungan degan perubahan fungsi system monosit-makrofag diantaranya bayi baru lahir, kortikosteroid dan terapi imunosupresif lain, lupus eritematosus sistemik (SLE), sindrom Wiskott-Aldrich dan penyakit granulomatosus kronik. DUA PRODUK UTAMA MONOSIT-MAKROFAG ADALAH 1. Interleukin-1 (IL-1) dan Tumor necroting factor (TNF). Pirogen Endogen 1. Interleukin-1 (IL-1) Interleukin-1 (IL-1) disimpan dalam bentuk inaktif dalam sitoplasma sel sekretori, dengan bantuan enzim diubah menjadi bentuk aktif sebelum dilepas melalui membrane sel kedalam sirkulasi. Interleukin-1 (IL-1) dianggap sebagai hormone oleh kareba mempengaruhi organ-organ yang jauh. Penghancuran interleukin-1 (IL-1) terutama dilakukan di ginjal. Interleukin-1 (IL-1) terdiri atas 3 struktur polipeptida yang saling berhubungan, yaitu 2 agonis (IL-1α dan IL-1β) dan sebuah antagonis (IL-1 reseptor antagonis). Reseptor antagonis IL-1 ini berkompetensi dengan IL-1α dan IL-1β untuk berikatan dengan reseptor IL-1. Jumlah relative IL-1 dan reseptor antagonis IL-1 dalam suatu keadaan sakit akan mempengaruhi reaksi inflamasi menjadi aktif atau ditekan. Selain makrofag sebagai sumber utama produksi IL-1, sel kupfer di hati, keratinosit, sel Langerhans pancreas serta astrosit juga memproduksi IL-1. Pada jaringan otak, produksi IL-1 oleh astrosit diduga berperan dalam respon imun dalam susunan saraf pusat (SSP) dan demam sekunder terhadap perdarahan SSP. Fagositosis Antigen Mikrobial dan Nonmikrobial Memproses dan mempresentasikan peran uatam mekanisme pertahanan sebelum antigen antigen dipresentasikan pada sel-T Aktivasi sel- T. sel-T menjadi aktif hanya setelah kontak antigen pada permukaan monositmakrofag Tumorisidial umumnya disebabkan oleh TNF. Sekresi dari: Interferon α dan β Mempengaruhi respon imun, anti virus, anti proliferative IL-1. Efek primer pada hipotalamus untuk mengindusi demam, aktivasi sel-T dan produksi antibodi oleh sel-B IL-6 Induksi demam dan hepatic acute phase proteins, aktivasi sel-B dan stem cell, resistensi non spesifik pada infeksi IL-8 Aktivasi neutrophil dan sintesis IgE IL-11. Efek pada sel lomfopoetik dan myeloid/eritroid, perangsangan sekresi T-cell dependent B-cell Tumor necrosis factor aktivasi selular, aktivasi anti tumor. Prostaglandin beraksi sebagai supresi imun, mengurangi IL-1 Lisozim zat penting bagi proses peradangan Tabel 1.1. fungsi utama system MonositMakrofag Interleukin-1 mempunyai banyak banyak fungsi, fungsi primernya yaitu menginduksi demam pada hipotalamus untuk menaikkan suhu. Peran IL-1 diperlukan untuk proliferasi sel-T srta aktivasi sel-B, maka sebelumnya IL-1 dikenal sebagai lumphocyte activating factor (LAF) dan B-cell activating factor (BAF). Interleukin-1 merangsang beberapa protein tertentu di hati, seperti protein fase akut misalnya fibrinogen, haptoglobin, seruloplasmin dan CRP, sedangkan sintesis albumin dan transferrin menurun. Secara karakteristik akan terlihat penurunan konsentrasi zat besi (Fe) serta seng (Zn) dan peningkatan konsentrasi tembaga (Cu). Keadaan hipoferimia terjadi sebagai akibat penurunan asimilasi zat besi pada usus dan peningkatan cadangan zat besi dalam hati. Perubahan ini mempengaruhi daya tahan tubuh hospes oleh karena menurunkan daya serang mikroorganisme dengan mengurangi nutrisi esensialnya, seperti zat besi dan seng. Dapat timbul leukositosis, peningkatan kortisol dan laju endap darah. Fungsi utama Interleukin-1 induksi demam Stimulasi Prostaglandin E2 (PGE-2) Aktivasi sel-T dan sel-B. reaksi fase akut respon inflamasi Proteolisis otot Supresi nafsu makan Absorbsi tulang Stimulasi Kolagenase Rasa kantuk/tidur Tabel 1.2 Fungsi Utama Intereukin-1 2. Tumor Necrosis Faktor (TNF) Tumor necrosis factor ditemukan pafa tahun 1968. Sitokinin in selain dihasilkan ileh monosit dan makrofag, limfosit, natural killer cells (sel NK), sel kupferr juga oleh astrosit otak, sebagai respon tubuh terhadap rangsang atau luka uang invasif. Sitokin dalam jumlah yang sedikit mempunyai efek biologic yang menguntungkan. Berbeda dengan IL-1 yang mempunyai efek langsung terhadap sel tumor. Ia mengubah pertahanan tubuh terhadap infeksi dan merangsang pemulihan jaringan menajdi normal, termasuk penyembuhan luka. Tumor necrosis factor juga mempunyai efek untuk merangsang produksi IL-1, menambah aktivitas kemotaksis dan sitotoksik. Meskipun TNF mempunyai efek biologis yang serupa dengan IL-1, TNF tidak mempunyai efek langsung pada aktivasi sem cell dan limfosit. Seperti IL-1, TNF dianggap sebagai pirogen endogen oleh karena efeknya pada hipotalamus dalam menginduksi demam. Tumor necrosis factor identic dengan cachetin, yang menghambat aktivasi lipase lipoprotein dan menyebabkan hipertrigliseridemia serta cachexia, pertanda adanya hubungan dengan infeksi kronik. Tingginya kadar TNF dalam serum mempunyai hubungan dengan aktivitas atau prognosis derbagai penyakit infeksi, seperti meningitis bakterialis, leismaniasis, infeksi virus HIV, malaria dan penyakit peradangan usus. Tumor necrosis factor juga diduga berperan dalam kelainan klinis lain, seperti artritis rematoid, autoimmune disease, dan graft-versus-host disease 3. Limfosit yag Teraktivasi Dalam system imun, limfosit merupakan sel antigen spesifik dan terdri dari 2 jenis yaitu sel-B yang bertanggung jawab terhadap produksi antibody dan selT yang mengatur sintesis antibody dan secara tidak langsung berfungsi sebagai sitotoksis, serta memproduksi respon inflamasi hipersensitivit tipe lambat. Interleukin-1 berperan penting dalam aktivasi limfsit (dahulu disebut sebagau LAF). Sel limfosit hanya mengenal antigen dan menjadi aktif setelah antigen diproses dan dipresentasikan kepadanya oleh makrofag. Efek stimulasi IL-1 pada hipotalamus (seperti pirogen endogen menginduksi demam) dan pada limfosit-T (sebagai LAF) merupakan bukti kuat dari manfaat demam. Sebagai jawaban stimulasi IL-1, limfosit-T menghasilkan berbagai zat seperti yang terdapat dalam table 1.2 4. Interferon Interferon dikennal oleh karena kemampuan untuk menekan replikasi virus di dalam sel yang terinfeksi. Berbeda dengan IL-1 dan TNF, interferin diproduksi oleh limfosit-T yang teraktivasi. Terdapat 3 jenis molekul yang berbeda dalam aktivasi biologic dan urutasn asam aminonya, yaitu interferonα (INF alfa), interferon-β (INF beta) dan interferon gamma (INF gama). Interferon alfan dan beta diproduksi oleh hamper semua sel (seperti leukosit, fibroblast dan makrofag) sebagai respon terhadap infeksi virus, sedangkan sintesis interferin gama dibatasi oleh limfosiy-T. Meski fungsi sel limfosit-T pada neonates normal sama efektifitasnya dengan dewasa, namun interferon (khususnya interferon gama) fungsinya belum memadai, sehingga diduga menyababkan makin beratnya infeksi virus pada bayi baru lahir. Interferon gama dikenal sebagai penginduksi makrofag yang poten dan menstimulasi sel-B untuk meningkatkan antibody. Fungsi interferon gama sebagai pirogen endogen dapat secara tidak langsung merangsang makrofag untuk melepaskan iterleuikin-1 (macrophage-activating factor) atau secara langsung pada pusat pengatur suhu di hipotalamus. Interferon mungkin mempengaruhi aktivitas antivirus dan sitolitik TNF, serta meningkatkan efisiensi natural killer cell. Aktivitas antivirus disebabkan penyesuaian dari system interferon dengan berbagai jalur biokimia yang mempunyai efek anti virus dan bereaksi pada berbagai fase siklus repleksi virus. Interferon juga memperlihatkan aktivitas antitumor baik secara langsung dengan cara mencegah pembelahan sel melalui pemanjangan jalur siklus multiplikasi sel atau secara tidak langsung dengan mengubah respon imun. Aktivitas antvirus dan antitumor interferon terpengaruhi oleh meningkatnya suhu. Interleukin-4 9IL-4), yang menginduksi sintesis imunologi IgE an IgG4 oleh sel polimorfonukerklear, tonsil atau sel limpa dari manusia sehat dan pasien alergi, dihalangi oleh interferon gama dan interferon alfa, berarti limfokin ini beraksi sebagai antagonis IL-4. Interferin melalui kemampuan biologiknya, dapat digunakan sebagai obat pada berbagai penyakit. Interferon alfa semakin sering dipakai dalam pengobatan berbagai infeksi virus, seperti hepatitis B, C dan delta. Efek toksik preparatinterferon diantaranya demam, rasa dingin, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri kepala yang berat, somnolen dan muntah. Demam dapat muncul pada separuh pasien yang mendapat interferon, dan dapat mencapai 40˚C. efek samping ini dapat diatasi dengan pemberian parasetamol dan prednisolone. Efek samping berat diantaranya gagal hati, gagal jantung, neuropati dan pansitopenia. 5. Interleukin-2 (IL-2) Interleukin-2 merupakan limfokin penting kedua (setelah interferon) yang dilepas oleh limfosit-T yang teraktivasi sebagai respons stimulasi IL-1. Interleukin2 mempunyai efek penting pada pertumbuhan dan fungsi sel-T, Natural killer cell (sel NK) dan sel-B. telah dilaporkan adanya kasus defisiensi imun kongenital berat disertai dengan efek spesifik dari produksi IL-2. Interleukin-2 memperlihatkan efek sitotoksik antitumor (terhadap melanoma ginjal, usus besar dan paru) sebagai hasil aktivasi spesifik dari natural killer cell (lymphokine-activated killer cell atau LAK), yang memiliki aktivitas sitotoksik terhadap proliferasi sel tumor. Uji klinis dengan IL-2. Sedang dilakukan saat ini pada tumor terntentu pada anak. Respon neuroblastoma tampak cukup baik terhadap terapi imun dengan IL-2. Sayangnya, terapi imun dengan IL-2 dapat menyebabkan efek kemotaksis neutrophil yang reversible, diikuti peningkatan kerentanan terhadap infeksi pada pasien yang menerimanya. Efek samping lainnya diantaranya lemah badan, demam, anoreksia dan nyeri otot. Gejala ini dapat dikontrol denngan parasetamol. Interleukin-2 menstimulasi pelepasan sitokin lain, seperti IL-1, TNF dan INF alfa, yang akan menginduksi aktivitas sel endotel, mendahului bocornya pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan oedem paru dan resistensi cairan yang hebat. Penyakit yang berhubungan dengan defisiensi IL-2 diantaranya SLE (Systemic Lupus Erytematosus), diabetes mellitus (DM), luka bakar dan beberapa bentuk keganasan 6. Granulocyte-macrophage colony-stimulating factor (GM-CSF) Dari empat hemopotic colony-stimulating factor yang berpotensi tinggi menguntungkan adalah erotoprotein, granulocyte colony stimulating factor (G-CSF), da macrophage colony-stimulating factor (GM-CSF). Granulocyte- macrophage colony stimulating factor (GM-CSF) adalah limfokin, meskipun makrofag dan sel mast juga mempunyai kemampuan untuk memproduksinya. Fungsi utama GM-CSF adalah menstimulasi sel progenitor hemopoetik untuk berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi granulosit dan makrofag serta mengatur kematangan fungsinya. Penggunaan dalam pengobatan diantaranya digunakan untuk pengobatan mielodisplasia, anemia aplastic dan efek mielotoksik pada pengobatan keganasan serta transplantasi. Pemberian GMCSF dapat disertai dengan terjadinya demam, yang dapat dihambat dengan pemberian oat anti inflamasi non steroid (Non Steroid Anti Inflamastion Drug = NASAID) seperti ibuprofen. VI. KESIMPULAN Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal, yaitu diatas 37,2˚C (99,5˚F) sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di area preoptik hipotalamus anterior yang dipengaruhi oleh interleukin-1 (IL1). Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi berinteraksi dengan mekanisme tersebut menyebabkan perubahan hospes. Dimana mekanisme tersebut menyebabkan perubahan pengaturan homoestatik suhu normal pada hipotalamus yang dapat disebabkan antara lain oleh infeksi, vaksin, agen iologis, jejas jaringan, keganasan, obat-obatan, gangguan imunologik-reumatologik, penyakit peradangan, penyakit granulomatosis, gangguan endokrin, gangguan metabolic, dan bentuk-bentuk yang belum diketahui atau kurang dimengerti. Jalur akhir penyebab demam yang paling sering adalah adanya pirogen, yang kemudian secara langsung mengubah “sel-point” di hipotalamus, menghasilkan pembentukan panas dan konversi panas. Pirogen adalah suatu zat eksogen dan pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh yaitu pirogen microbial dan pirogen nonmikrobial. Pirogen microbial diantaranya seperti bakteri gram positif, bakteri gram negative, virus maupun jamur, sednagkan pirogen non-mikrobial antara lain proses fagositosis, kompleks antigen-antibodi, steroid dan system monosit-makrofag; yang keseluruhannya tersebut mempunyai kemampuan untuk merangsang pelepasan pirogen endogen yang disebut dengan sitokin yang diantaranya yaitu interleukin-1 (IL-1), Tumor Necrosis Factor (TNF), limosit yang teraktivasi, interferon (INF), interleukin-2 (IL-2) dan Granulocyte-macrophage colony-stimulating factor (GM-SCF). Sebagian besar sitokin ini dihasilkan oleh makrofag yang merupakan akibat reaksi terhadap pirogen eksogen. Dimana sitokin-sitokin ini merangsang hipotalamus untuk meningkatkan sekresi prostaglandin, yang kemudian dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh. 00o00 DAFTAR PUSTAKA A.Aziz, Alimul Hidayat. 2010. Metode Pendidikan Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Penerbit. Salemba Medika. Darwis, S.D.2003.Metode Penelitian. Jakarta: EGC. DepKes, RI. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Dibuka pada website: http//www.depkes.co.id. Pada tanggal 6 Januari 2008. DepKes, RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan kesehatan Kementrian Kesehatan RI.2010. Djuanda, Adhi. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Ditjen PP & PL Kementrian Kesehatan RI. 2013. Laporan Perkembangan Situasi HIV & AIDS di Indonesia Triwulan 2 Tahun 2013. Jakarta.DinKes Jawa Timur, 2013. Hawari, D. 2004. Al-Qur‟an: Ilmu Kedokteran Jika dan Kesehatan Jiwa. Edisi III (Revisi). Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa. Herwani, 2012. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC. Halim, M.S & Atmoko, W.D. 2005. Hubungan Antara Kecemasan Akna HIV/AIDS dan Psychologicsl Well-Being Pada Waria yang Menjadi Pekerja Seks Komersial. Jurnal Psikologi. 15: 17-31. Kurniawati, 2006. Coping Stres Pada Orang Dengan HIV/AIDS (Sebuah Studi Kasus). Skripsi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Lazarus, R.S & Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal and Coping New York: Spranger. AMndal, 2010. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series. Nihayati, A. 2012. Dukungan Sosial Pada Penyandang HIV/AIDS Dewasa. Skripsi.Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Metodologi Penelitian Ilmu Nugroho, P. 2009. Coping Stres Pada Orang Dengan HIV dan AIDS. Skripsi. Malang: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Nurbani, F. 2008. Dukungan Soisal Pada ODHA. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Philips, K.D. 2007. Social Support, Coping, and Medication Adherence Among HIV-Positive Women with Depresson Living in Rural Areas of the Southeastern United States. AIDS PATIENTS CARE and STDs. 21: 667680. Rasmun, 2004. Stres, Koping dan Adaptasi. Sagung Seto. Jakarta: EGC. Sugiyono. 2011. Metode Penilitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Edisi Revisi). Bandung: CV. Alfabeta. Stuart & Sunden, 2002. Principles and Practice of psychiatric nursing sixth edition. St. Louis Missouri: West Line Industrial Drive. Umar Zein, 2006. 100 Pertanyaan Seputar HIV/AIDS yang Anda Ketahui. USU Press, Medan. WHO. 2007. Pencegahan AIDS melalui promosi kesehatan: Masalah yang sensitive. Bandung: Penerbit ITB. Husband,A.J.1995. The immune system and integrated homeostatis. Immunology and Cell Biologi, 73: 377-382. Roit, I.M. 1991. Essential Immunlogy, 7nd ed. Blackwell Scientific Publication. London.Baratawidjadja KG dan Rengganis Iris. Imunologi Dasar. 2010. UI press. Jakarta. Jani dan Kuby. Immunology Basic.2007. Maurice R.G. O‟Gorman and Albert D. Donnenberg –Handbook of Human Immunology. 2008. 2 nd ed. 2008. By Taylor & Francis Group, LLC CRC Press is an imprint of Taylor & Francis Group, an Informa business. Akin, H.M. (2005). Virologi Tumbuhan )Digital oleh Google Penelusuran buku). Yogyakarta: Kaisius. Hlm. Hlm. 17. ISBN 9792111808, 978979111804 Check Iisbn= value (help). Diakses 2009-03-13. Campbell et al. (2002), hlm. 342. Diakses pada 26 MAret 2009. Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839 Check Iisbn= value (help) (lihat di Penelusuran Buku Google). Mahy, BWJ.; vsn Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1 Check Iisbn= value (help) (lihat di Penelusuran Buku Google) Strauss, JH.; Strauss, EG. (2008), Viruses and human Disease, London: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1 Check Iisbn= value (help) (lihat di Penelusuran Buku Google) Yongning H. (2000). “Interaction of the poliovirus receptor rithpoliovirus”(pdf). PNAS97: 79-84. Hidari KIPJ (2010). “Glycan Receptor for Influenza Virus”(pdf). The Open Antimicrobial Agents Journal 2: 26-33. Mahy, BWJ.; vsn Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1 Check Iisbn= value (help) (lihat di Penelusuran Buku Google) Cossart, P (2005), Cellular Microbiology, Washungton DC: Amrican Siety for Microbiology Press, ISBN 1-55581-302-X (lihat di Penulusuran Buku Google). Cheng, H.: Hammar, L. (2004). Celular Microbiology, Singapore: World Scientifis. Publishing Co. Pte. Ltd., ISBN 981-238-614-9 (lihat di Penulusuran Buku Google Carter, JB.; Saunders, VA. (2007). Virology: Principles and Appilacations, England: John Wiley & Sons, Ltd., ISBN 978-0-470-023860-0 Check Iisbn= value (help) (lihat di Penelusuran Buku Google). Wagner (2008). Basic Virology, Australia: Blackwell Pulishing, ISBN 2007019839 Check Iisbn= value (help) (lihat di Penelusuran Buku Google). Carter, JB.; Saunders, VA. (2007). Virology: Principles and Appilacations, England: John Wiley & Sons, Ltd., ISBN 978-0-470-023860-0 Check Iisbn= value (help) (lihat di Penelusuran Buku Google). Breeze, R.; Budowle, B.; Schutzer, SE. (2005). Microbial Forensics, London. Elsevier Inc, ISBN 0-12-088483-6 (lihat di Penelusuran Buku Google). Rapley, R. (2005), Nedical Biomedical Handbook, New Jersey: Human Press, ISBN 978-1-58829-288-9 (lihat di Penelusuran Buku Google). Zuckerman, AJ,; Banatvala, JE,; Grifths, P. (2009). Principles Practice of Clinical Virology, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-517994(lihat di Penelusuran Buku Google). Singh, M. (2007), Vaccine Adjuvants and Delivery Systems, New Jersey; Jhn Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-4771-73907-4 (lihat di Penelusuran Buku Google). http://khadirmuraj.blogspot.com/2009/06/askep-flu-burung.html. Cacar Air. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk_php?id=iddtl Price, Sylivia Andreson,, Lorrane <c Carty Wilson.2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakrta: EGC Aru w. Sudoyo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Corwin, Elizabeth. 2001 Buku Saku Patofisiologi. Jakarta. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Cetakan ke-7. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2006. Buku Pedoman Standar Pelayanan Medis dan Standar Pelayanan Operasional Neurologi. Jakarta: PERDOSSI. Gompf, S.G.. 2007. Rabies [online].[cited March 5th, 2008] ; [28 screens]. Available from: http://www.wmwdicine.com/med/topic1374.html. Brhamer J., Sande A.M. 2001. Fever of Unknown Origin. In: Walter R.W., Merles S.A. Current Diagnosis&Treatment in Infectious Disease. 7th edition. San Fransisco. Lange Medical Book Mc Graw Hill. 240-246. Belling L.L. 2005. Fever. http://www.eMedicine.com.Inc?fever?topic359.htm Dale C.D. 2004. The Febrile Patient. In: Lee Goldman., Dennis Ausiello. Cecil Textbook of Medicine. Volume 2. 22nd editin. Philadelpia. Saunders. 1729-1733. Dinarello A.C., Gelfan A.J. 2001. Fever and Hypertermia. http://www.harrisononline.com. Ganong F.W. 2003. Temperature Regulation of Medical Physiology. 21st edition. San Fransisco. Lange Medical Book Mc Graw Hill. 254-259. Guyton C.A., Hall E.J. 1997. Pengaturan Suhu. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakrta. EGC. 1141-1155. Hariyanto W. 1995. Mengapa Kita Demam. Jakrta. Penerbit Arcan. 1-23. Jawetz E. 2003. Toxin Production. In: Warren L., Ernest J. Medical Microbiology & Immunology. 7th edition. San Fransisco. Lange Medical Book. Mc Graw Hill. 35-44. Kaiser E.G. 2001. Microbiology Home Page. http://www.cat.cc.nd.us. Kirana S., Widjaja T. 2004. Pemeriksaan Keadaan Umum. Dalam: Edhiwan P., J Teguh W. Buku panduan Diagnosis Fisik di Klinik. Bandung. Concept Publishers. 28-29. Peterson J.C. 2002. Interleukin-1. http://www.rndsystem.com/image Powel R.K. 2004. Fever. In: Richard E.B., Robert M.K., Hal B.J. Nelson Textbook of Pediatrics. Volume 2. 17th edition. Philadeppia. Saunders. 839-941. Sumarno S.P.S., Herry G., Sri Rezeki s.H.2002. Demam, Patogenesis dan Pengobatan. Buku Ajar Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit Tropis. IDAI. Edisi 1. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 27-38. 00o00