ANALISIS PENGARUH PENGUNGKAPAN PIHAK BERELASI (PSAK

advertisement
ANALISIS PENGARUH PENGUNGKAPAN
PIHAK BERELASI (PSAK 7 REVISI 2010)
DALAM LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI
TERHADAP HARGA SAHAM
Stepfanie
Rosinta Ria Panggabean
Universitas Bina Nusantara
Jalan Rawa Belong Raya No.8, Kemanggisan – Jakarta Barat 11480
0857 160 12162
[email protected]
ABSTRAK
The purpose of this study is to analyze the stock price is affected by the disclosure of related
parties which are divided into two disclosures and related party transactions and balances in
the financial statements of listed companies in Indonesia Stock Exchange with multiple
regression analysis. The data used in this study are the financial statements of the company
which falls on financial reporting in 2011 most. With purposive sampling method obtained 93
financial statements of companies that were sampled. This study aimed to determine the effect of
independent variables either simultaneously or partially on stock prices. Based on these tests,
found that the disclosure of related party transactions and balances and disclosures
simultaneous significant effect on stock prices. While partially, related party disclosures
obtained no significant effect on stock prices. (S)
Keyword :
Stock Price, Related Parties, Disclosure, PSAK 7 (Revised 2010).
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini ialah menganalisis harga saham yang dipengaruhi oleh pengungkapan
pihak berelasi yang terbagi menjadi dua yakni pengungkapan pihak-pihak berelasi dan
transaksi dan saldo dalam laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan metode analisis regresi berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh laporan keuangan perusahaan yang jatuh pada tanggal penyampaian laporan
keuangan tahun 2011 terbanyak. Dengan metode purposive sampling diperoleh 93 laporan
keuangan perusahaan yang dijadikan sampel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen baik secara simultan maupun parsial terhadap harga saham.
Berdasarkan pengujian tersebut, diperoleh bahwa pengungkapan pihak berelasi dan
pengungkapan transaksi dan saldo simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Sedangkan secara parsial, diperoleh pengungkapan pihak berelasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. (S)
Kata kunci :
Harga Saham, Pihak Berelasi, Pengungkapan, PSAK 7 (Revisi 2010).
PENDAHULUAN
Di Indonesia, penyusunan laporan keuangan perusahaan berdasarkan standar yang dikeluarkan
oleh DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) yaitu PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan). PSAK diadopsi dari IFRS (International Financial Reporting Standard) yang dikeluarkan
oleh IASB (International Accounting Standard Board). Adopsi ini merupakan upaya untuk
menstandarkan pelaporan keuangan sehingga mudah dipahami oleh pengguna laporan keuangan di
berbagai belahan dunia.
Di dalam PSAK diatur mengenai standar dan metode yang dipakai dalam penyusunan laporan
keuangan maupun pengungkapannya. Salah satu pengungkapan yang diatur ialah Pengungkapan PihakPihak yang Memiliki Hubungan Istimewa yang diatur dalam PSAK 7 tahun 1994 yang dimuat dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan perusahaan. PSAK 7 tahun 1994 telah direvisi pada tahun 2009 dan
efektif per 1 Januari 2011. PSAK 7 ini diadopsi dari IAS (International Accounting Standard) 24
mengenai Related Party Disclosure. PSAK 7 (revisi 2010) tentang Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi
mewajibkan perusahaan mengungkapkan pihak mana saja yang merupakan pihak berelasi terlepas ada
tidaknya transaksi diantara pihak berelasi tersebut. Pihak-pihak berelasi yang dimaksud adalah pihakpihak yang terkait dengan entitas tertentu dan memiliki pengaruh dalam menyiapkan laporan keuangan
terlepas ada tidaknya transaksi antara kedua belah pihak. PSAK 7 ini dianggap perlu mengingat laporan
keuangan cenderung dipengaruhi oleh keberadaan pihak berelasi tersebut.
Dengan diterapkannya PSAK 7 (revisi 2010), manajemen perusahaan diwajibkan
mengungkapkan informasi mengenai pihak-pihak yang berelasi dengan perusahaan. Pengungkapan ini
bisa jadi mempengaruhi harga saham perusahaan yang memiliki pihak-pihak berelasi yang dapat
mempengaruhi perusahaan dikarenakan adanya hubungan istimewa. Oleh karena itu, pengungkapan
laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan maupun bagi investor. PSAK 7 (revisi 2010) mengatur
mengenai pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dengan
pihak-pihak tersebut.
Penelitian ini terbatas pada laporan keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 yang
menyampaikan laporan keuangannya pada tanggal 30 Maret 2012 dan sahamnya aktif diperdagangkan
pada 2 April 2012. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sebanyak 93 laporan keuangan yang dijadikan
sebagai sampel penelitian.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis apakah terdapat
pengaruh yang signifikan antara pengungkapan pihak-pihak berelasi dan transaksi dan saldo terhadap
harga saham perusahaan baik secara simultan maupun parsial dan menjadikan latar belakang tersebut
menjadi tujuan penelitian.
METODE PENELITIAN
Objek pada penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan tahun 2011 yang dipublikasikan
di BEI melalui situs www.idx.co.id dan menerapkan PSAK 7 (revisi 2010) mengenai Pengungkapan
Pihak-Pihak Berelasi. Penulis menjadikan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di BEI
sebagai populasi karena perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki
oleh publik, sehingga harga saham perusahaan merupakan hal yang sangat penting.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan
tahunan yang dipublikasikan secara terbuka dan dapat diunduh dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id.
Data kuantitatif berupa harga saham dan data kualitatif berupa pengungkapan yang ada di dalam Catatan
Atas Laporan Keuangan perusahaan yakni PSAK 7 (revisi 2010) mengenai Pengungkapan Pihak-Pihak
Berelasi. Sumber data lainnya berupa buku-buku, jurnal-jurnal, artikel dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan penelitian ini.
Dalam penelitian ini, jenis sampel yang digunakan adalah sampel purposive dimana penulis akan
memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian atau kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, uji
asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan menggunakan bantuan program Statistical Product and
Service Solution (SPSS) versi 20. SPSS merupakan program aplikasi komputer untuk menganalisis data
statistik.
Pengaruh Penerapan PSAK 7 (revisi 2010) Terhadap Harga Saham
Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi (PSAK 7 revisi 2010) secara keseluruhan meliputi pihak
berelasi dan transaksi dan saldo merupakan satu kesatuan.
H1:
Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi (PSAK 7 revisi 2010) secara simultan berpengaruh terhadap
harga saham.
Pengaruh Pengungkapan Pihak Berelasi Terhadap Harga Saham.
Pengungkapan hubungan pihak berelasi sangat diperlukan untuk memungkinkan pengguna
laporan keuangan memahami dampak yang mungkin terjadi sebagai akibat dari adanya hubungan antar
pihak berelasi terlepas dari terjadi atau tidaknya transaksi diantara pihak-pihak tersebut. Oleh karena itu
hipotesis yang diajukan adalah:
H2:
Pengungkapan pihak berelasi berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tahun 2011.
Pengaruh Pengungkapan Transaksi dan Saldo Terhadap Harga Saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Ningsih (2011) membuktikan bahwa saldo laba
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Maka dalam penelitian ini penulis pun ingin melihat
apakah saldo dari transaksi pihak berelasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Transaksi antar
pihak berelasi merupakan hal yang biasa dalam kegiatan bisnis.
Menurut Antonious et al, kepercayaan kepada perusahaan yang melakukan transaksi pihak
berelasi lebih kecil ketimbang perusahaan yang melakukan transaksi normal. Berdasarkan penemuan
Stauropoulos et al, yang menyatakan penilaian lebih rendah terjadi pada perusahaan yang melakukan
transaksi dengan pihak berelasi, hal ini sepaham dengan pemikiran penulis bahwa pengungkapan pihak
berelasi akan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. Transaksi penjualan dengan
pihak berelasi dipandang sebagai transaksi yang kredibilitasnya lebih diragukan dibandingkan transaksi
dengan pihak independen (Yie Ke Feliana, 2007:11). Oleh karena itu hipotesis yang diajukan adalah:
H3:
Pengungkapan transaksi dan saldo berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tahun 2011.
Operasionalisasi Variabel
Dalam melakukan penelitian, variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah
untuk menemukan hubungan dan pengukuran variabel yang satu dengan variabel yang lainnya (Jonathan
Sarwono, 2006). Ada dua variabel yang terdapat di dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel penelitian yang menjadi pusat perhatian utama dalam sebuah
pengamatan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham.
2. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat dan memiliki
hubungan positif maupun negatif bagi variabel terikat lainnya. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah pengungkapan mengenai pihak-pihak yang memiliki hubungan relasi yaitu mengenai
pengungkapan pihak berelasi berupa Pihak-Pihak Berelasi (X1) dan Transaksi dan Saldo (X2).
Pengukuran yang digunakan ialah metode skoring dengan memberikan nilai 1 atau 0 pada
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, yang terdapat pada Catatan Atas Laporan Keuangan
setiap perusahaan.
a) Pihak-Pihak Berelasi
Pihak-pihak berelasi adalah individu atau entitas yang terkait dengan entitas yang
menyiapkan laporan keuangannya. Menurut PSAK 7 (revisi 2010) butir 13 “Hubungan
antara entitas induk dan entitas anak diungkapkan terlepas dari apakah telah terjadi
transaksi antara mereka”. Hal tersebut guna memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk memahami dampak dari pihak berelasi terlepas dari apakah telah
terjadi transaksi.
Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Pihak-Pihak Berelasi
Variabel Pihak-Pihak Berelasi
Entitas Induk
Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan terhadap
entitas
Entitas Anak
Entitas Asosiasi
Ventura Bersama dimana entitas merupakan venturer
Personil Manajemen Kunci dari entitas atau entitas induknya
Pihak-pihak berelasi lainnya
Total Skor
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Skor
1
1
1
1
1
1
1
7
b) Transaksi dan Saldo
Transaksi pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau kewajiban
antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi, terlepas apakah ada harga yang
dibebankan (PSAK 7 Revisi 2010). Pengungkapan transaksi pihak-pihak berelasi
meliputi:
(i) nilai transaksi;
(ii) jumlah saldo, termasuk komitmen dan persyaratan terkait dan rincian
jaminan;
(iii) penyisihan piutang ragu-ragu terkait jumlah saldo; dan
(iv) beban yang diakui selama periode atas piutang ragu-ragu atau
penghapusan piutang pihak berelasi.
Tabel 2 Operasionalisasi Variabel Transaksi dan Saldo
Transaksi Pihak Berelasi
Transaksi
Pembelian atau penjualan barang
1
Pembelian atau penjualan property dan aset lainnya
1
Penyediaan atau penerimaan jasa
1
Sewa
1
Pengalihan riset dan pengembangan
1
Pengalihan di bawah perjanjian lisensi
1
Pengalihan di bawah perjanjian pembiayaan (termasuk
pinjaman, kontribusi ekuitas dalam bentuk tunai atau natura)
1
Provisi atas jaminan atau agunan
1
Komitmen untuk berbuat sesuatu jika peristiwa khusus terjadi
atau tidak
1
Penyelesaian liabilitas atas nama entitas atau pihak berelasi
1
Klasifikasi jumlah terutang dan tagihan kepada
1
Penyisihan Piutang Ragu-Ragu
1
Imbalan Kerja Jangka Pendek
1
Imbalan Pascakerja
1
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya
1
Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja
1
Pembayaran Berbasis Saham
1
Transaksi Lainnya
1
Total Skor
18
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Total
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
18
HASIL DAN BAHASAN
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan uji statistik deskriptif diperoleh perhitungan nilai minimum, maksimum, rata-rata
dan standar deviasi dari masing- masing variabel dengan total 93 pengamatan. Berikut ini adalah hasil uji
statistik deskriptif terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini:
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel, terdapat 93 pengamatan laporan keuangan yang
tanggal penyampaiannya paling banyak jatuh pada tanggal 30 Maret 2012. Berdasarkan tabel Statistik
Deskriptif diatas dapat diketahui sebaran data berdasarkan nilai minimum, maksimum, mean dan standar
deviation, dengan penjelasan sebagai berikut:
Minimum, untuk Harga Saham Sebesar Rp. 50 dimiliki oleh HD Capital Tbk dan Limas Centric
Indonesia Tbk. Pengungkapan Pihak Berelasi sebesar 0.286 dimiliki oleh 16 perusahaan sampel. Dan
Pengungkapan Transaksi dan Saldo sebesar 0.056 dimiliki oleh Hanson International Tbk dan Polaris
Investama Tbk.
Maksimum, untuk Harga Saham sebesar Rp. 147.000 dimiliki oleh Merck Tbk. Pengungkapan
Pihak Berelasi sebesar 0,857 dimiliki oleh Bukit Uluwatu Villa Tbk, Ciputra Development Tbk dan
Semen Gresik Tbk. Pengungkapan Transaksi dan Saldo paling tinggi sebesar 0.50 dimiliki oleh BISI
International Tbk dan ABM Investama Tbk.
Mean, untuk Harga Saham sebesar 5477.87, Pengungkapan Pihak Berelasi sebesar 0.48092 dan
Pengungkapan Transaksi dan Saldo sebesar 0.24315.
Standar Deviation, untuk Harga Saham sebesar 21623.446, Pengungkapan Pihak Berelasi
sebesar 0.143806 dan Pengungkapan Transaksi dan Saldo sebesar 0. 100182.
Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik adalah pengujian asumsi-asumsi statistik yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Uji Asumsi Klasik digunakan untuk
menguji keabsahan persamaan regresi. Model regresi dianggap baik jika memenuhi asumsi klasik yaitu
asumsi normalitas, tidak terjadi multikolinieritas dan heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian residual yang berdistribusi normal. Uji Normalitas bertujuan
untuk menguji apakah variabel yang diuji mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah model yang memenuhi asumsi normalitas. Penulis menggunakan grafik histogram dan normal
probability plot. Untuk uji normalitas menggunakan grafik histogram. Untuk lebih meyakinkan mengenai
hasil uji normalitas, penelitian ini juga menggunakan uji statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov
untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Gambar 1 Histogram Uji Normalitas
Dengan melihat tampilan grafik histogram yang kurvanya tidak condong ke kiri maupun ke
kanan. Ini menunjukkan bahwa data regresi terdistribusi secara normal.
Gambar 2 Uji Normalitas Scattrerplot
Gambar 4.2 diatas menunjukkan normal probability plot yang titik-titiknya menyebar di sekitar
garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Namun hasil uji
dengan menggunakan scatterplot bisa menimbulkan kebiasan, oleh karena itu diperlukan Uji Normalitas
yang dapat dipastikan dengan uji statistik berikut:
Tabel 3 Uji Normalitas Dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N
93
Mean
0E-7
a,b
Normal Parameters
Std. Deviation
1,53297049
Absolute
,074
Most Extreme Differences Positive
,074
Negative
-,033
Kolmogorov-Smirnov Z
,709
Asymp. Sig. (2-tailed)
,695
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20
Hasil uji statistik diatas menyatakan bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig. 2-tailed) sebesar
0.695 dan nilainya jauh diatas 0.05 (0.695 > 0.05) yang artinya hipotesis nol diterima yakni data
terdistribusi normal.
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolilneritas menyebabkan timbulnya masalahmasalah, dimana koefisien regresi yang bertanda positif dalam regresi sederhana bisa berubah negatif
dalam regresi berganda atau sebaliknya, fluktuasi nilai estimasi koefisien regresi sangat besar, dan jika
variabel-variabel independen terkolerasi satu sama lain, variabel-variabel tersebut menjelaskan varian
yang sama dalam mengestimasi variabel dependen, jadi penambahan variabel independen tidak
berpengaruh apa-apa. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas
(Ghozali, 2011). Uji ini dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika tolerance
lebih kecil daripada 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10, maka variabel tersebut memiliki masalah
multikolinearitas.
Model
Correlations
1
Covariances
Tabel 4 Uji Multikolinearitas Korelasi
transaksi
Transaksi
1,000
Pihak
-,252
transaksi
2,158
Pihak
-,252
1,000
-,374
a.
pihak
Dependent Variable: Saham
-,374
1,016
Berdasarkan hasil besaran korelasi antar variabel independen terlihat bahwa korelasi di antara
kedua variabel tersebut relatif kecil yakni sebesar -0.252 atau sekitar 25.2%. Dikarenakan tingkat korelasi
masih di bawah 95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius.
Tabel 5 Uji Multikolinearitas VIF
Unstandardized
Standardized
tSig.
Coefficients
Coefficients
Std.
B Error
Beta
(Constant) ,118
,540
,475
000
pihak
1
,613
1,008
,169
,600
1113
transaksi
,881
1,469
,207
,961
,053
a. Dependent Variable: LNSaham
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,936
,936
1,068
1,068
Nilai Tolerance lebih dari 0.10 yakni sebesar 0.936 dimiliki oleh variabel bebas pihak berelasi
dan transaksi dan saldo. Nilai VIF juga tidak lebih dari 10 yakni sebesar 1.068. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel independen dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas di dalam penelitian ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokesdastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homokesdastisitas dan tidak terjadi
Heteroskedastisitas (Ghozali, 2012). Dasar analisis menggunakan scatterplot adalah:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang menumpuk teratur akan mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4 Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20
Dari hasil pengamatan diatas terlihat pola menyebar merata di atas dan di bawah angka nol
sehingga disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi. Namun untuk lebih
memastikan hasil pengujian dilakukan uji statistik menggunakan uji Park. Park mengemukakan metode
bahwa variance (s2) merupakan fungsi dari variabel-variabel independen yang dinyatakan dalam
persamaan σ2i = α Xiβ. Persamaan ini dijadikan linear dalam bentuk persamaan logaritma sehingga
menjadi Lnσ2i = α + βLnXi + vi. Karena s2i umumnya tidak diketahui, maka dapat ditaksir dengan
menggunakan residual Ut sebagai proksi, sehingga persamaan menjadi LnU 2i = α + + βLnX1 + βLnX2 +
vi.
Tabel 6 Uji Statistik Heteroskedastisitas dengan Uji Park
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant) ,951
,734
1,296
1Pihak
,737
1,369
-,059
,538
Transaksi ,488
1,996
,190
,747
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20
Model
tSig.
,198
,592
,084
Hasil output SPSS diatas memberikan koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada
yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat hesterokedastisitas.
Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Gujarati dalam Ghozali (2012), analisis regresi pada dasarnya merupakan studi
mengenai ketergantungan antara variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas, yang bertujuan
mengestimasi atau memprediksi rata-rata variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas yang diketahui.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel bebas (Ghozali, 2012). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas
dalam menjelaskan variabel-variabel terikat amat terbatas sedangkan nilai R2 yang mendekati satu berarti
variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel terikat.
Tabel 7 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R
R Square
Adjusted
RStd. Error of the
Square
Estimate
1,320a
,103
,083
1,54991
a. Predictors: (Constant), Pihak Berelasi, Transaksi dan Saldo
b. Dependent Variable: Hrgsaham
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20
Dari tabel diatas dapat dilihat besarnya Adjusted R Square adalah 0.083, hal ini berarti 8.3%
variasi perubahan harga saham dapat dijelaskan dari ke dua variabel bebas pihak berelasi dan transaksi.
Sedangkan sisanya (100% - 8.3% = 91.7%) dijelaskan oleh sebab lain di luar model.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan yakni bila nilai
F lebih besar dari 4, maka semua variabel bebas dinyatakan mempengaruhi variabel terikat. Bila nilai F
hitung lebih besar daripada F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Model
Tabel 8 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Sum of Squares df
Mean Square
F
Sig.
Regression
24,707 2
12,353
5,142
,008b
1Residual
216,200 90
2,402
Total
240,907 92
a. Dependent Variable: Hrgsaham
b. Predictors: (Constant), Pihak Berelasi, Transaksi dan Saldo
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20
Dari tabel diatas didapat nilai F hitung sebesar 5.142 dengan probabilitas 0.008. Karena
probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi harga saham
atau dapat dikatakan bahwa Pengungkapan Pihak Berelasi dan Pengungkapan Transaksi dan Saldo secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Harga Saham.
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam
menerangkan variasi variabel terikat. Bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat
kepercayaan 5%, maka Ho dapat ditolak bila t lebih besar dari 2. Apabila nilai statistik t hasil
perhitungannya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai t tabel, maka kita menerima Ha yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
Tabel 9 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Unstandardized Coefficients Standardized
T
Coefficients
.
B
Std. Error
Beta
(Constant)
4,954 ,622
7,969
,000
Pihak
1 Berelasi
1,730 1,159
,154
1,493
,139
Transaksi dan Saldo
3,947 1,665
,245
2,370
,020
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20
Model
Sig
Dari 2 variabel independen yang dimasukkan ke dalam model dapat dilihat Pengungkapan Pihak
Berelasi tidak signifikan karena probabilitas signifikannya sebesar 0.139 jauh diatas 0.05. Sedangkan
untuk Pengungkapan Transaksi dan Saldo signifikan karena probabilitas signifikannya 0.02 jauh di bawah
0.05.
Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis
Pada bagian ini, penulis akan membahas hasil pengujian hipotesis yang berdasarkan kepada hasil
pengujian statistik dari analisis regresi berganda. Penulis menyimpulkan ringkasan pengujian hipotesis
sebagai berikut:
Tabel 10 Ringkasan Pengujian Hipotesis
Hipotesis
Hasil Pengujian
Kesimpulan
H1 : Pengungkapan Pihak- Hipotesis diterima (Ho ditolak Pengungkapan
Pihak-Pihak
Pihak Berelasi (PSAK 7 revisi atau H1 diterima)
Berelasi (PSAK 7 revisi 2010)
2010) berpengaruh signifikan
berpengaruh secara signifikan
terhadap
harga
saham
terhadap
harga
saham
(simultan).
(simultan).
H2 : Pengungkapan pihak Hipotesis ditolak(Ho diterima Pengungkapan pihak berelasi
berelasi berpengaruh signifikan atau H2 ditolak)
tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
terhadap harga saham.
H3 : Pengungkapan transaksi Hipotesis diterima(Ho ditolak Pengungkapan transaksi dan
dan saldo antar pihak berelasi atau H3 diterima)
saldo antar pihak berelasi
berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
Pada pengujian hipotesis pertama, didapatkan bahwa H1 diterima. Hal ini menyatakan bahwa
pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi (PSAK 7 revisi 2010) berpengaruh signifikan terhadap harga saham
pada tingkat signifikan 5% dengan hasil F hitung sebesar 5.142. Dalam hal ini pengungkapan Pihak-Pihak
Berelasi (PSAK 7 revisi 2010) berarti variabel pengungkapan pihak berelasi (X1) dan variabel
pengungkapan transaksi dan saldo (X2) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan.
Pada pengujian hipotesis kedua, didapatkan bahwa H2 ditolak. Hal ini menyatakan bahwa
pengungkapan pihak berelasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada tingkat signifikan
5% dengan hasil t hitung sebesar 1.493 dengan probabilitas signifikannya sebesar 0.139. Karena
probabilitasnya jauh diatas 0.05 maka hipotesis kedua ditolak yakni variabel pengungkapan pihak berelasi
menjadi tidak berpengaruh terhadap harga saham secara signifikan.
Pada pengujian hipotesis ketiga, didapatkan bahwa H3 diterima. Hal ini menyatakan bahwa
pengungkapan transaksi dan saldo berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada tingkat signifikan
5% dengan hasil t hitung sebesar 2.370 dengan probabilitas signifikannya sebesar 0.020. Karena
probabilitasnya masih jauh dibawah 0.05 maka hipotesis ketiga diterima yakni variabel pengungkapan
transaksi dan saldo berpengaruh terhadap harga saham secara signifikan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan pihak berelasi (PSAK 7)
yang ada di dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2011 terhadap harga saham
perusahaan per 2 April 2012. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi dan Pengungkapan Transaksi dan Saldo. Ringkasan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1) Hasil Uji F (Simultan) menunjukkan bahwa semua variabel independen yakni Pengungkapan
Pihak-Pihak Berelasi dan Pengungkapan Transaksi dan Saldo secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Harga Saham. Karena probabilitasnya 0.008<0.050
maka semua variabel independen dianggap secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga
saham.
2) Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham.
Setelah dilakukan uji t diperoleh hasil signifikansi sebesar 0.139>0.05 maka dapat diketahui
bahwa variabel Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Harga Saham.
3) Pengungkapan Transaksi dan Saldo mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Harga
Saham, artinya semakin banyak Pengungkapan Transaksi dan Saldo di dalam Catatan Atas
Laporan Keuangan Perusahaan maka akan meningkatkan Harga Saham dengan tingkat
probabilitas 0.020<0.050.
4) Penelitian ini mempunyai R2 yang relatif kecil, yaitu sebesar 8.3%. Hal ini menyatakan bahwa
masih banyak faktor-faktor lain di luar model ini yang mempengaruhi Harga Saham perusahaan.
Saran
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan implikasi terhadap berbagai pihak. Bagi investor,
untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengungkapan Pihak Berelasi (PSAK
7 revisi 2010) terhadap Harga Saham untuk digunakan sebagai salah satu pertimbangan pengambilan
keputusan investasi.
Hasil dari penelitian ini juga diharapkan agar perusahaan yang terdaftar di BEI untuk lebih
terbuka dan memberikan informasi seluas-luasnya terkait pihak-pihak berelasinya. Karena pengungkapan
pihak-pihak berelasi merupakan salah satu dasar investor untuk pengambilan keputusan.
Bagi penelitian selanjutnya, agar dapat menemukan model yang lebih sesuai untuk dapat
mengukur tingkat pengungkapan pihak berelasi beserta transaksi dan saldonya sehingga dapat
memberikan hasil penelitian yang lebih baik.
REFERENSI
Anisma, Y. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan Perbankan yang
Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan. Tahun II No. 5,
Maret 2012. Diakses pada tanggal 15 Maret 2013 pada pukul 15.30 dari
http://ejournal.unri.ac.id/
Antonios, S., Ioannis, S., dan Panagiotis, A. (2011). The Effect of International Accounting Standards on
the Related Party Transaction Disclosure. American Journal of Applied Research, 8 (2), hal
156-163. Diunduh dari http://thescipub.com/ pada tanggal 22 April 2013 pukul 17.00.
Darmadji dan Fakhruddin. (2006). Pasar Modal di Indonesia (Pendekatan Tanya Jawab). Edisi 2.
Semarang: Salemba Empat.
Dobre, M. (2011). Stock Investors’ Response to Disclosure of Material Weaknesses in Internal Control.
Accounting and Management Information Systems, 10 (3), hal 397-423. Diunduh dari
http://search.proquest.com/ pada tanggal 22 April 2013 pukul 20.00
Efni, Y. (2009). Pengaruh Suku Bunga Deposito, SBI, Kurs dan Inflasi Terhadap Harga Saham
Perusahaan Real Estate dan Property di BEI. Jurnal Ekonomi, Vol 17, No. 01. Pekanbaru.
Diunduh dari http://ejournal.unri.ac.id/ pada tanggal 17 Maret 2013 pukul 19.30.
Fajar, J. (2009). Pengaruh Pengungkapan Laporan Keuangan, Laba Akuntansi, Suku Bunga SBI, dan
Uang Beredar Terhadap Harga Saham. Jakarta: Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Feliana, Y. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan dan Transaksi Dengan Pihak-Pihak yang
Memiliki Hubungan Istimewa Terhadap Daya Informasi Akuntansi. Surabaya. Diunduh dari
http://repository.binus.ac.id/ pada tanggal 20 April 2013 pukul 21.00 wib.
Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Edisi 6. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntan Indonesia (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1, Revisi 2009.
Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia (2011). Exposure Draft (ED) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 7, Revisi 2009. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, Revisi 2010.
Jakarta: Salemba Empat.
Juniarti dan Yunita, F. (2003). Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya Ekuitas. Jakarta: Jurusan
Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Diunduh dari
http://dewey.petra.ac.id/ pada tanggal 18 April 2013 pukul 03.00
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2011). Intermediate Accounting (1st IFRS ed., Vol. 1).
New Jersey: John Wiley & Sons.
Ningsih, K. (2011). Faktor-Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham pada Perusahaan
Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Diunduh dari http://library.upnvj.ac.id/ pada
tanggal 23 April 2013 pukul 15.30.
Riza. 2010. Pengaruh Pilpres 2009 Terhadap Harga Saham. Diakses pada tanggal 23 Maret 2013 pukul
08.43 dari http://ekonomi.kompasiana.com/
Siregar, S. (2013). Statistika Parametrik untuk Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan perhitungan
manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Bumi Aksara.
Vazakidis, A. dan Athianos, S. (2010). Measuring Investors’ Reaction to the Adoption of International
Financial Reporting Standards in Greece, Using a Market-Based Model. American Journal of
Economics and Business Administration, 2 (1), hal 103-112. Diunduh dari http://ssrn.com/
pada tanggal 22 April 2012 pukul 21.00.
www.idx.co.id
Download