pemanfaatan arduino uno untuk sistem akuisisi data suhu ruangan

advertisement
PEMANFAATAN ARDUINO UNO UNTUK SISTEM AKUISISI DATA
SUHU RUANGAN DI STMIK AKBA
Ashari & Tigor Pilneser
Teknik Informatika STMIK AKBA
[email protected]
Abstrak
Pemanfaatan teknologi arduino yang dikombinasikan dengan personal komputer
sebagai sistem akuisisi data dapat digunakan untuk melakukan variasi pengukuran suhu secara
bersamaan. Pengukuran, pengumpulan data dan penyimpanan data suhu dpat dilakukan
sekaligus sehingga lebih praktis dan efisien. Sistem yang dibangun dalam bentuk prototype
menggunakan LM35 dengan pengambilan data suhu pada pada ruang laboratorium perangkat
keras STMIK AKBA menggunakan mikrokontroller arduino uno dengan antarmuka Borland
Delphi 7, dan database microsoft Access. Metode top down digunakan untuk membangun
system. Dibangun mulai dari membangun sistem secara keseluruhan untuk menentukan input
dan output sistem, selanjutnya menentukan sub sistem untuk perancangan keseluruhan sub
system yang ada. Pada saat sensor-sensor suhu bekerja arduino uno akan memproses data
yang diterima dan mengirimkan data dari sensor-sensor suhu untuk ditampilkan pada interface
dalam bentuk nilai dan grafik. Hasil penelitian pemanfaatan arduino uno sistem mampu
melakukan akuisisi data suhu ruang secara terpisah pada pergerakan 3 titik. Data suhu yang
terukur terlihat pada grafik hasil pengukuran tersimpan pada database dengan nilai error
sebesar 7,14% dengan selisih 20C dengan suhu acuan termometer.
Kata Kunci : Arduino Uno, Borland Delphi, LM35, Akuisisi Data
1. Pendahuluan
Seiring
dengan
perkembangan
teknologi, maka pemanfaatan teknologi
untuk melakukan sistem akuisisi data suhu
ruang
yang
terkomputerisasi
perlu
diterapkan. Pemanfaatan arduino uno untuk
sistem akuisisi data suhu ruangan pada
STMIK AKBA dapat dilakukan dengan
sistem komputer pengukuran beberapa titik
suhu ruang secara bersamaan. selain itu,
data suhu yang telah diakuisisi melalui
komputer dapat diperbandingkan dari hasil
pengukuran suhu di setiap titik pengukuran.
Selain sistem komputer, diperlukan
teknologi
yang
mampu
melakukan
pengukuran besaran fisis berupa arduino.
Teknologi seperti ini dapat dimanfaatkan
untuk mewujudkan suatu sistem yang
sederhana sampai yang kompleks. Dengan
adanya
teknologi
arduino
yang
dikombinasikan dengan personal komputer
sebagai sistem akuisisi data, untuk
melakukan beberapa pengukuran suhu
secara bersamaan serta pengambilan,
pengumpulan dan penyimpanan data suhu
ruangan pada STMIK AKBA sehingga
tidak perlu lagi dilakukan akuisisi data suhu
secara manual.
Sistem akuisisi data difungsikan
untuk mengambil, mengumpulkan dan
menyiapkan data, hingga memprosesnya
untuk menghasilkan data yang dikehendaki.
Jenis serta metode yang di pilih pada
umumnya bertujuan menyederhanakan
setiap langkah yang dilaksanakan pada
keseluruhan proses. Suatu sistem akuisisi
data pada umumnya dibentuk sedemikian
rupa sehingga sistem tersebut berfungsi
untuk mengambil, mengumpulkan dan
menyimpan data dalam bentuk yang siap
untuk diproses lebih lanjut
17
Sistem akuisisi data berkembang
pesat sejalan dengan kemajuan dibidang
teknologi digital dan komputer. Kini,
akuisisi data mengkonversikan besaran fisis
sumber data ke bentuk sinyal digital dan
diolah oleh suatu komputer. Pengolahan
dan pengontrolan proses oleh komputer
memungkinkan penerapan akuisisi data
dengan software. Software memberikan
harapan proses akuisisi data bisa divariasi
dengan mudah sesuai kebutuhan, dalam hal
ini menggunakan arduino uno. Pemanfaatan
Arduino uno dari Tool disesuaikan dengan
mikrokontroler
yang
digunakan.
Menggunakan
ATmega328
sangat
memungkinkan digunakan karena memiliki
bootloader untuk meng-upload program
baru tanpa menggunakan programmer
hardware eksternal.
Penelitian
dilakukan
untuk
mengidentifikasi
bagaimana
pemanfaatan
arduino uno untuk sistem akusisi data suhu
ruangan pada laboratorium perangkat keras
STMIK AKBA.
2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan
dilakukan dengan pemanfaatan arduino uno
untuk sistem akuisisi data suhu ruangan
pada laboratorium perangkat keras STMIK
AKBA adalah sebagai bahan referensi bagi
peneliti-peneliti lain untuk mengembangkan
penelitian yang berhubungan dengan
pengakuisisi data suhu secara bersamaan.
Selain itu data hasil akuisisi data dapat
digunakan untuk proses analisa data yang
berhubungan variabel suhu terhadap suatu
objek serta menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi arduino uno.
3. Tinjauan Pustaka
3.1 Arduino Uno
Arduino dikatakan sebagai sebuah
platform dari physical computing yang
bersifat open source (Djuandi, 2013).
Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat
pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi
dari hardware, bahasa pemrograman dan
Integrated
Development
Environment
(IDE) yang canggih. Menurut Kadir
(2013:16) arduino uno adalah salah satu
produk berlabel arduino yang sebenarnya
adalah papan elektronik yang mengandung
mikrokontroller Atmega328 (sebuah keping
yang secara fungsional bertindak seperti
sebuah komputer). Peranti ini dapat
dimanfaatkan untuk mewujudkan rangkaian
elektronuk dari yang sederhana hingga yang
kompleks. Pengendalian led hingga
pengontrolan
robot
dapat
di
implementasikan dengan menggunakan
papan yang berukuran relatif kecil yang
terdapat pada arduino.
Tabel 1. Deskripsi Arduio UNO:
Mikrokontroller
Atmega328
Operasi Voltage
5V
Input Voltage 7-12 V Input Voltage
(Rekomendasi)
6-20 V (limits)
I/O 14 pin (6 pin Arus 50 mA
untuk PWM)
Flash Memory 32KB
Bootloader
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Kecepatan
Mhz
16
Uno Arduino dapat diaktifkan melalui
koneksi USB atau dengan catu daya
eksternal. Sumber listrik dipilih secara
otomatis. Eksternal (non-USB) daya dapat
datang baik dari AC-DC adaptor atau
baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan
dengan cara menghubungkannya plug
pusat-positif 2.1mm ke dalam board
colokan listrik. Lead dari baterai dapat
dimasukkan ke dalam header pin Gnd dan
Vin dari konektor Power. Board dapat
beroperasi pada pasokan daya dari 6 -20
volt. Jika diberikan dengan kurang dari 7V,
bagaimanapun, pin 5V dapat menyuplai
kurang dari 5 volt dan board mungkin tidak
stabil. Jika menggunakan lebih dari 12V,
18
regulator tegangan bisa panas dan merusak
board. Rentang yang dianjurkan adalah 7 12 volt.
Uno memiliki 14 pin digital yang
dapat digunakan sebagai input atau output,
menggunakan
fungsi
pinMode(),
digitalWrite(), dan digitalRead(). Mereka
beroperasi di 5 volt. Setiap pin dapat
memberikan atau menerima maksimum 40
mA dan memiliki resistor pull-up internal
dari 20-50 K.
Uno Arduino memiliki sejumlah
fasilitas untuk berkomunikasi dengan
komputer,
Arduino
lain,
atau
mikrokontroler lain. ATmega328 ini
menyediakan UART TTL (5V) komunikasi
serial, yang tersedia pada pin digital 0 (RX)
dan 1 (TX). Sebuah ATmega16U2 pada
saluran board ini komunikasi serial melalui
USB dan muncul sebagai com port virtual
untuk perangkat lunak pada komputer.
Firmware Arduino menggunakan USB
driver standar COM, dan tidak ada driver
eksternal yang dibutuhkan. Namun, pada
Windows, file. Inf diperlukan. Perangkat
lunak Arduino termasuk monitor serial
yang memungkinkan data sederhana yang
akan dikirim ke board Arduino. RX dan TX
LED di board akan berkedip ketika data
sedang dikirim melalui chip USB-to-serial
dan
koneksi
USB
ke
komputer.
ATmega328
ini
juga
mendukung
komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Fungsi ini
digunakan untuk melakukan komunikasi
inteface pada sistem.
Lingkungan open-source Arduino
memudahkan untuk menulis kode dan
meng-upload ke board Arduino. Ini berjalan
pada Windows, Mac OS X, dan Linux.
Berdasarkan Pengolahan, avr-gcc, dan
perangkat lunak sumber terbuka lainnya.
3.2 Akuisisi Data
Sistem
akuisisi
data
dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem yang
berfungsi
untuk
mengambil,
mengumpulkan dan menyiapkan data,
hingga memprosesnya untuk menghasilkan
data yang dikehendaki. Jenis serta metode
yang di pilih pada umumnya bertujuan
untuk menyederhanakan setiap langkah
yang dilaksanakan pada keseluruhan proses.
Suatu sistem akuisisi data pada umumnya
dibentuk sedemikian rupa sehingga sistem
tersebut berfungsi untuk mengambil,
mengumpulkan dan menyimpan data dalam
bentuk yang siap untuk diproses lebih
lanjut.
Pada mulanya proses pengolahan data
lebih banyak dilakukan secara manual oleh
manusia, sehingga pada saat itu perubahan
besaran fisis dibuat ke besaran yang
langsung bisa diamati panca indra manusia.
Selanjutnya dengan kemampuan teknologi
pada bidang elektrikal besaran fisis yang
diukur sebagai data dikonversikan ke
bentuk sinyal listrik, data kemudian
ditampilkan ke dalam bentuk simpangan
jarum, pendaran cahaya pada layar monitor,
rekorder xy dan lain-lain. Sistem akuisisi
data berkembang pesat sejalan dengan
kemajuan dibidang teknologi digital dan
komputer.
Kini,
akuisisi
data
menkonversikan besaran fisis sumber data
ke bentuk sinyal digital dan diolah oleh
suatu
komputer.
Pengolahan
dan
pengontrolan proses oleh komputer
memungkinkan penerapan akuisisi data
dengan software. Software memberikan
harapan proses akuisisi data bisa divariasi
dengan mudah sesuai kebutuhan.
3.3 Sensor Suhu (LM35)
Menurut
Budiharto
(2006:106),
sensor suhu lm35 merupakan sensor
temperatur yang tidak membutuhkan
kalibrasi eksternal. Sensor suhu LM35
adalah komponen elektronika yang
memiliki fungsi untuk mengubah besaran
suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk
tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai
dalam penelitian ini berupa komponen
elektronika elektronika yang diproduksi
oleh National Semiconductor. LM35
memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan
perancangan jika dibandingkan dengan
19
sensor suhu yang lain, LM35 juga
mempunyai keluaran impedansi yang
rendah dan linieritas yang tinggi sehingga
dapat dengan mudah dihubungkan dengan
rangkaian kendali khusus serta tidak
memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat
mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan
kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga
dapat digunakan dengan catu daya tunggal
dengan ketentuan bahwa LM35 hanya
membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini
berarti LM35 mempunyai kemampuan
menghasilkan panas (self-heating) dari
sensor yang dapat menyebabkan kesalahan
pembacaan yang rendah yaitu kurang dari
0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
1. Struktur Sensor LM35
Gambar 1. Bentuk fisik LM35
Gambar 1 menunjukan bentuk dari
LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3
pin LM35 menujukan fungsi masingmasing pin diantaranya, pin 1 berfungsi
sebagai sumber tegangan kerja dari LM35,
pin 2 atau tengah digunakan sebagai
tegangan keluaran atau Vout dengan
jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan
1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor
LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt
sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan
naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius
sehingga diperoleh persamaan sebagai
berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV
Gambar 2. Skematik rangkaian dasar
sensor suhu LM35-DZ
Gambar 2 merupakan gambar
skematik rangkaian dasar sensor suhu
LM35-DZ.
Rangkaian
ini
sangat
sedeCrhana dan praktis. Vout adalah
tegangan keluaran sensor yang terskala
linear terhadap suhu terukur, yakni 10
milivolt per 1 derajad celcius. Jadi jika
Vout = 530mV, maka suhu terukur adalah
53 derajat Celcius. Dan jika Vout =
320mV, maka suhu terukur adalah 32
derajat Celcius. Tegangan keluaran ini
bisa
langsung
diumpankan
sebagai
masukan ke rangkaian pengkondisi sinyal
seperti rangkaian penguat operasional dan
rangkaian filter, atau rangkaian lain seperti
rangkaian pembanding tegangan dan
rangkaian Analog-to-Digital Converter.
Rangkaian dasar tersebut cukup
untuk sekedar bereksperimen atau untuk
aplikasi yang tidak memerlukan akurasi
pengukuran yang sempurna. Akan tetapi
tidak untuk aplikasi yang sesungguhnya.
Terbukti dari eksperimen yang telah saya
lakukan, tegangan keluaran sensor
belumlah stabil. Pada kondisi suhu yang
relatif sama, jika tegangan suplai saya
ubah-ubah (saya naikkan atau turunkan),
maka Vout juga ikut berubah. Memang
secara logika hal ini sepertinya benar, tapi
untuk instrumentasi hal ini tidaklah
diperkenankan.
Dibandingkan
dengan
tingkat kepresisian, maka tingkat akurasi
alat ukur lebih utama karena alat ukur
20
seyogyanya dapat dijadikan patokan bagi
penggunanya. Jika nilainya berubah-ubah
untuk kondisi yang relatif tidak ada
perubahan, maka alat ukur yang demikian
ini tidak dapat digunakan.
1. Karakteristik Sensor LM35.
Gambar 3. Bagian LM35
a. Memiliki sensitivitas suhu, dengan
faktor skala linier antara tegangan dan
suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat
dikalibrasi langsung dalam celcius.
b. Memiliki ketepatan atau akurasi
kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
dan Memiliki jangkauan maksimal
operasi suhu antara -55 ºC sampai
+150 ºC.
c. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30
volt.
d. Memiliki arus rendah yaitu kurang
dari 60 µA.
e. Memiliki pemanasan sendiri yang
rendah (low-heating) yaitu kurang
dari 0,1 ºC pada udara diam.
f. Memiliki impedansi keluaran yang
rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1
mA.
g. Memiliki
ketidaklinieran
hanya
sekitar ± ¼ ºC.
2. Prinsip Kerja Sensor LM35
Secara prinsip sensor akan melakukan
penginderaan pada saat perubahan suhu
setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan
sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35
dapat ditempelkan dengan perekat atau
dapat pula disemen pada permukaan akan
tetapi suhunya akan sedikit berkurang
sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu
permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini
diharapkan selisih antara suhu udara dan
suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor
LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika
suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi
atau jauh lebih rendah dari suhu
permukaan, maka LM35 berada pada suhu
permukaan dan suhu udara disekitarnya .
Jarak
yang
jauh
diperlukan
penghubung yang tidak terpengaruh oleh
interferensi dari luar, dengan demikian
digunakan kabel selubung yang ditanahkan
sehingga dapat bertindak sebagai suatu
antenna
penerima
dan
simpangan
didalamnya, juga dapat bertindak sebagai
perata arus yang mengkoreksi pada kasus
yang sedemikian, dengan mengunakan
metode bypass kapasitor dari Vin untuk
ditanahkan.
Prinsip kerja sensor LM35 sebagai
berikut:
a. Suhu
lingkungan
di
deteksi
menggunakan bagian IC yang peka
terhadap suhu
b. Suhu lingkungan ini diubah menjadi
tegangan listrik oleh rangkaian di
dalam IC, dimana perubahan suhu
berbanding lurus dengan perubahan
tegangan output.
c. Pada seri LM35 Vout=10 mV/oC
Tiap
perubahan
1oC
akan
menghasilkan perubahan tegangan
output sebesar 10mV
3. Kelebihan dan Kelemahan Sensors
LM35
a. Kelebihan :
1) Rentang suhu yang jauh, antara -55
sampai +150 oC
2) Low self-heating, sebesar 0.08 oC
3) Beroperasi pada tegangan 4 sampai
30 V
4) Rangkaian tidak rumit
5) Tidak memerlukan pengkondisian
sinyal
b. Kelemahannya
Membutuhkan sumber tegangan
untuk beroperasi
21
3.4 Pemrograman Delphi
Menurut buku Wahana Komputer
(2009:2), Bahasa delphi merupakan salah
satu bahasa pemrograman turunan turbo
pascal produk borland. Bahasa Delphi
merupakan bahasa pemrograman yang
dapat diatur sedemikian rupa sehingga
dapat bekerja sama dengan peranti lain
sehingga
membentuk
suatu
sistem
pengendali. Bahasa Delphi mempunyai
form dan editor program untuk membuat
program. Dengan menggabungkan form
dan editor program, Delphi dapat
digunakan sebagai software yang berisi
urutan perintah untuk mengendalikan suatu
alat terkendali.
Program Delphi mengkordinasikan
perintah-perintah
untuk
mengaktifkan
maupun
menonaktifkan
komponenkomponen yang sudah
kita pilih
sebelumnya dan diatur dalam sebuah form.
Form sama seperti window yang anda liat
di Word, Paradox dan aplikasi windows
lainnya. Komponen yang akan kita gunakan
sebelumnya kita tempatkan dalam sebuah
form dan dikelompkkan dengan komponen
lain yang sejenis sehingga menjadi sebuah
pengontrol. Cara kerja komponen ini bisa
kita atur sedemikian rupa melalui editor
program Delphi.
Program form dan program untuk
mengontrol form disimpan sebagai file
dengan ekstensi .pas, atau disebut juga
dengan
Unit. Setiap kali anda akan
menambahkan
event
handler
atau
menambahkan perintah,file ini akan diubah.
Delphi akan menempatkan kursor ditempat
dimana seharusnya anda menambahkan
program tersebut.jika anda menambahkan
form baru maka form tersebut akan
mempunyai file dengan ekstensi .dfm dan
.pas sendiri. Setiap form mempunyai
properti yang dapat diubah tampilannya
dengan mengubah warna,ukuran, lokasi,
dan lain-lain. Sejumlah form mempunyai
event handler
Pada awal pemrograman Delphi kita
dihadapkan pada suatu lingkungan Delphi
dimana semua tool yang akan digunakan
untuk
mendesain
dan
menjalankan
programaplikasiterhubung menjadi satu
kesatuan yang memudahkan pengembangan
program.lingkungan ini dinamakan IDE
(Integrated Development Environment).
IDE terdiri dari toolbar, debugger, editor
Program, dan lain-lain. Semua fasilitas ini
akan digunakan pada saat kita membuat
program.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Metode Perancangan
Perancangan hardware yang akan
dilakukan dalam pembuatan sistem akuisisi
data menggunakan arduino, perancangan ini
menggunakan komunikasi USB untuk
menghubungkan arduino dengan personal
komputer. Untuk menampilkan data hasil
pengukuran pada
interface, arduino
dihubungan dengan sensor-sensor suhu.
Dalam pembuatan sensor suhu akan
digunakan komponen LM35. Pada saat
sensor-sensor suhu bekerja arduino akan
memproses data yang diterima dan
mengirimkan data dari sensor-sensor suhu
untuk ditampilkan pada interface dalam
bentuk nilai dan grafik. Adapun blok
diagram pada perancangan ini:
Gambar 4. Blok Diagram Sistem
Langkah
selanjutnya
setelah
merancang
perangkat
keras
adalah
merancang perangkat lunak sistem akuisisi
data menggunakan arduino uno. Pada
perancangan perangkat lunak aplikasi yang
digunakan Borland delphi 7 dan arduino
IDE meliputi:
22
1. Program Komputer.
2. Program arduino.
Gambar 5 merupakan flowchart program
dari sistem yang dibangun:
didalamnya terdapat pengaturan lama waktu
untuk menampilkan data suhu, misalnya
data suhu akan ditampilkan setiap detik,
maka di setiap detik data suhu akan
ditampilan dalam bentuk grafik.
4.2 Metode Pengujian Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang selesai dibuat
perlu diuji kebenarannya. . Pengujian
dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja
dari sistem dan untuk mengetahui apakah
sistem sudah sesuai dengan perancanaan
atau belum. Pengujian terlebih dahulu
dilakukan secara terpisah pada masingmasing unit dan kemudian dilakukan ke
dalam sistem yang telah terintegrasi.
4.3. Hasil Pengujian
Pengujian program akuisisi data pada
software
arduino
berfungsi
untuk
mengetahui error yang disebabkan oleh
kesalahan pembuatan script dan untuk
melakukan pengambilan data suhu melalui
sensor suhu LM35.
Gambar 5. Flowchart Sistem
Pada perancangan perangkat lunak,
data suhu yang diakuisisi akan terkumpul
secara otomatis melalui pengaturan pada
perangkat lunak yang dibuat. Dalam
perangkat lunak yang dirancang akan dibuat
fungsi-fungsi yang akan melakukan
pengambilan data sesuai dengan keinginan
peneliti, misalnya data akan diakuisisi
setiap satu jam, peneliti hanya perlu
melakukan pemilihan lama pengambilan
data suhu dalam satuan jam dan
menentukan jumlah jam untuk pengambilan
data, maka data akan diambil sesuai dengan
pengaturan
yang
dilakukan.
Selain
pengambilan data suhu, pada perancangan
perangkat lunak juga akan dibuat suatu
tampilan pergerakan dari suhu yang terukur.
Pada perancangan tampilan pergerakan
suhu akan dibuat dalam bentuk grafik yang
Gambar 6. Tampilan hasil kompilasi yang
sukses
23
2. Pergerakan dari data suhu yang terukur
berdasarkan hasil pengukuran terlihat
pada grafik dan data-data suhu serta
tesimpan dalam database dengan nilai
error sebesar 7,14% dengan selisih 20C
dibandingkan dengan suhu acuan
termometer.
Daftar Pustaka
[1] Budiharto Widodo, 2006. Membuat
Robot Cerdas: Jakarta: Elex Media
Komputindo
Gambar 7. Tampilan Program Arduino Error
[2] Jogiyanto HM, 1990. Analisis dan
Desain Sistem Informasi : Pendekatan
terstruktur teori dan praktik aplikasi
bisnis. Yogyakarta: ANDI.
[3] Kadir Abdul, 2010. Mudah
Mempelajari Database Access.
Yogyakarta: ANDI.
[4] Kadir Abdul, 2013. Panduan Praktis
Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler
dan Pemrogramannya Menggunakan
Arduino. Yogyakarta: ANDI.
Gambar 8. Tampilan Rangkaian Sensor
Suhu Menggunakan LM35
Data rata-rata selisih yang diperoleh
dari perbandingan sistem akuisisi data suhu
yang dibuat dengan termometer sebesar
2 0C atau dengan tingkat errordibandingkan
dengan termometer diperoleh sebesar
7,14 %.
5. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem mampu melakukan akuisisi data
suhu ruangan laboratorium perangkat
keras STMIK AKBA dengan variasi
pengukuran suhu secara terpisah pada 1
titik, 2 titik dan 3 titik dengan rata-rata
25 0C
[5] Pitowarno Endra, 2006. ROBOTIKA:
Desain, Kontrol, dan Kecerdasan
Buatan. Yogyakarta: ANDI
[6] Sugiri, supriyadi, 2009. Pemrograman
Sistem Pengendali Dengan Delphi.
Yogyakarta: ANDI.
[7]
Supriyadi
Muhammad,
Pemrograman
IC
PPI
Menggunakan Delphi.
2009.
8255
[8] Fitriani Enis, 2012. Rancang Bangun
Data Akuisisi Temperatur 10 Kanal
Berbasis Mikrokontroller AVR
Atmega 16.
http://ejournal.narotama.ac.id
[9] Utomo Tri Ambar, 2011. Implementasi
Mikrokontroller sebagai Pengukur
Suhu Delapan Ruangan.
http://jurtek.akprind.ac.id
24
Download