BAB I Televisi adalah PENDAHULUAN suatu media komunikasi elektronik yang sangat efektif dalam menyampaikan informasi dan mempunyai peran besar terhadap perkembangan sosial , ekonomi, budaya dan politik. Program siaran televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan audio visual dengan disertai unsur gerak sehingga televisi merupakan media yang menarik .modern dan dapat memikiat perhatian dari penonton . Dalam pembuatan Program Siaran Televisi , banyak peralatan maupun profesi yang terlibat . Salah satu profesi yang utama adalah kameraman dan peralatan nya Kamera, hal ini disebabkan kamera mewakili mata penonton untuk melihat suatu adegan di lokasi peristiwa. Interaksi antara komunikator terhadap komunikan dalam menyampaikan pesan melalui media ini dapat ditentukan oleh kecanggihan teknologi yang akhir-akhir ini sangat pesat perkembangannya terutama kamera . Penyampaian pesan melalui layar kaca dengan bantuan peralatan komunikasi dapat digolongkan komunikasi dua arah tergantung proses yang dilakukan apakah langsung / live event dan tunda atau recorded. Sedangkan tingkat keberhasilan misi dan visi ditentukan juga oleh tingkat intelektual dan cara / modus dalam menyampaikan pesan tersebut dan bagaimana keahlian kamerawan menterjemah pesan tersebut melalui gambar yang cukup menarik sehingga mudah dipahami. Komposisi dalam pengambilan gambar oleh kamerawan dan transisi gambar yang bagus sangat berpengaruh terhadap program siaran gambar gambar dalam program siaran tersebut yang dihasilkan sehingga akan terlihat wajar dan tidak mengganggu konsentrasi penonton . Dengan pertimbangan tersebut maka perlu kiranya kita mempelajari apa dan bagaimana proses terbentuknya gambar dalam suatu acara televisi. Salah satunya adalah proses terciptanya suatu visualisasi atau pengambilan gambar. proses ini adalah tugas dari seorang juru kamera televisi Komposisi dan Transisi Gambar 1 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 sangat pesat perkembangannya terutama kamera . Penyampaian pesan melalui layar kaca dengan bantuan peralatan komunikasi dapat digolongkan komunikasi dua arah tergantung proses yang dilakukan apakah langsung / live event dan tunda atau recorded. Sedangkan tingkat keberhasilan misi dan visi ditentukan juga oleh tingkat intelektual dan cara / modus dalam menyampaikan pesan tersebut dan bagaimana keahlian kamerawan menterjemah pesan tersebut melalui gambar yang cukup menarik sehingga mudah dipahami. Komposisi dalam pengambilan gambar oleh kamerawan dan transisi gambar yang bagus sangat berpengaruh terhadap program siaran gambar gambar dalam program siaran tersebut yang dihasilkan sehingga akan terlihat wajar dan tidak mengganggu konsentrasi penonton . Dengan pertimbangan tersebut maka perlu kiranya kita mempelajari apa dan bagaimana proses terbentuknya gambar dalam suatu acara televisi. Salah satunya adalah proses terciptanya suatu visualisasi atau pengambilan gambar. proses ini adalah tugas dari seorang juru kamera televisi Komposisi dan Transisi Gambar 2 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 BAB II. KOMPOSISI GAMBAR Dalam memproduksi suatu acara televisi hendaklah seorang juru kamera harus handal dalam menangani peralatan kamera baik secara teknikal maupun non teknik agar memdapatkan hasil yang mempunyai nilai informasi dan nilai artistik. Kecepatan mengambil suatu keputusan / gagasan-gagasan dalam membaca situasi yang dituangkan dalam suatu pengambilan gambar yang tersusun dalam adegan / scene, sehingga sudah dapat dilihat alur ceritanya. . Seorang juru kamera harus mampu memvisualisasikan kehendak produser/pimpinan produksi dalam pembuatan paket acara, berarti seorang juru kamera harus dapat mengaplikasikan mulai dari naskah ke gambar dan tidak kalah pentingnya adalah kerja sama dalam satu team /bersinerji. Syarat-syarat yang harus dimiliki seorang juru kamera antara lain: Quality : juru kamera harus memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang teknik. Time : Service : juru kamera harus cekatan dan menghargai waktu. juru kamera harus mampu melayani / menyajikan tampilan yang baik sesuai kaidah yang berlaku. Creative : juru kamera harus dapat berwawasan luas dan dapat meningkatkan kreasi tampilan tanpa melupakan kode etik j jurnalistik. Agar dapat menghasilkan suatu produksi acara yang baik, seorang juru kamera harus pula bersinerji dengan kerabat kerja yang lain sebagai satu kesatuan kerja / teamwork. Sebagai apresiasi antara kerabat kerja, ada baiknya dipahami dan didiskusikan sesuatu maslah yang akan dihadapi ataupun yang telah berlalu. komunikasi merupakan suatu bentuk interaksi sosial antar manusia. Dua point utama yang perlu dipahami oleh juru kamera adalah: 1. Teknik Pengambilan Gambar. 2. Pengoperasian kamera. Komposisi dan Transisi Gambar 3 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 II.1. TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR Dalam Teknik Pengambilan Gambar untuk sebuah produksi acara televisi diperlukan kamerawan yang memahami kaidah-kaidah produksi acara televisi maupun penyiaran televisi, agar gambar yang dibuat terlihat wajar dan tidak mengganggu konsentrasi penonton, tanpa mengabaikan komposisi dan pergerakan. II.1.1. K O M P O S I S I : Komposisi dapat diartikan sebagai pengaturan / penataan dan penempatan secara tersusun terhadap unsur-unsur gambar dalam suatu peristiwa yang diambil secara keseluruhan, menyampaikan tujuan dan maksud/arti kedalam frame / bingkai. Komposisi sangat erat kaitannya dengan rasa seni, perasaan dan ekspresi seseorang. komposisi gambar harus memperhatikan faktor keseimbangan, keindahan, ruang dan warna dari unsur-unsur gambar serta daya tarik tersendiri. Teknik pengambilan gambar, melibatkan kedua-duanya, yakni komposisi statis dan komposisi dinamis. 1. Komposisi statis meliputi dari gambaran-gambaran yang telah . 2. Komposisi dinamis meliputi dari pengambilan gambar dengan mempertimbangkan secara seksama efek dari waktu / kontinuitas cerita dalam satu pengambilan gambar atau itu dapat diciptakan melalui penggabungan gambar.. Sebagai contoh pengambilan satu sore di balai kesenian tradisional apabila anda dapat menggambarkan beberapa aktivitas mulai dari keadaan tempatnya, apasaja kegiatannya, bagaimana penyampai, itu semua adalah sudah dapat dikatakan visual Misalkan anda sedang lakukan suatu bentuk pengambilan gambar dokumen pada pencemaran udara. anda bisa memperbicangkan tentang berbagai hal yang tidak baik atau anda dapat menggambarkan potongan satu peristiwa . Komposisi dan Transisi Gambar 4 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 Karena apa yang masyarakat dapat lihat di TV terkadang merupakan suatu rekayasa semata bukan merupakan suatu realita yang ada. Oleh karena itu adalah tugas kita sebagai broadcaster menyampaikan pesan yang nyata kepada masyarakat dengan cara wajar. Dalam beberapa hal ini, segala sesuatunya harus didiskusikan agar terbentuk visualisasi yang baik yang mencangkup susunan cerita/naskah, komposisi gambar (unsur-unsur gambar yang meliputi suatu peristiwa., mulai dari dimana lokasi kejadian itu, apa yang terjadi, bagaimana terjadinya, kenapa hal tersebut dapat terjadi, siapa yang terlibat dalam konflik, kapan terjadinya karena sisa dari bagian ini kita akan berkonsentrasi pada suatu yang lebih mendasar lengkap. Visualisasi yang baik yang mencakup susunan cerita/naskah, komposisi gambar (unsur-unsur gambar yang meliputi suatu peristiwa., mulai dari dimana lokasi kejadian itu, apa yang terjadi, bagaimana terjadinya, kenapa hal tersebut dapat terjadi, siapa yang terlibat dalam konflik, kapan terjadinya karena sisa dari bagian ini kita akan berkonsentrasi pada suatu yang lebih mendasar alisasi itu cukup Terlebih ditambah berkonsultasi dengan mereka yang sudah mencapai keberhasilan dalam produksi acara., akan dipastikan dapat menambah pengalaman yang berarti . Komposisi adalah suatu seni dan bukan satu ilmu pengetahuan. Jika komposisi adalah secara total suatu ilmu pengetahuan, itu berarti dapat didikte; tidak dinamis dan akan berakhir menjadi kaku dan dapat mematikan ruang kreativitas kita. Dan komposisi adalah suatu seni berarti tidak ada batasan tertentu untuk kita berkreasi dalam pembuatan pengambilan gambar asalkan mengikuti pakem yang berlaku di pertetevisian. Komposisi dan Transisi Gambar 5 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 II.1.2. UNSUR-UNSUR GAMBAR DALAM KOMPOSISI (VISUAL ELEMENT) Perlu dipahami, dalam membentuk suatu pengambilan gambar yang baik, seorang juru kamera harus mengetahui segala sesusatu gambar yang tertangkap oleh mata atau lensa kamera. Perlu kita ketahui bahwa seorang juru kamera merupakan mewakili mata penonton. Yang harus diketahui oleh juru kamera diantaranya - : Tokoh dan segala sesuatunya termasuk perlengkapan kostum dan make up - Lokasi gedung / tempat kejadian - Properti / perlengkapan dan dekorasi , warna, cahaya / lighting GBR 1. UNSUR GAMBAR DALAM KOMPOSISI II.1.2.1. FRAMING Pedoman penempatan unsur-unsur gambar kedalam bingkai. Yang bertujuan menempatkan suatu objek pada komposisi yang baik serta Komposisi dan Transisi Gambar 6 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 terpenuhinya unsur keseimbangan bingkai bagian kiri dan bingkai bagian kanan juga bagian atas dari bingkai dan bagian bawah dari bingkai dalam pengelompokan. Ini sering kita sebut framing atau membingkai. suatu unsur gambar itu yaitu misalnya letakkan objek orang di tengah bingkai/frame dengan dengan berpedoman pembagian pada 2 buah garis vertikal dan 2 buah garis horizontal dalam sebuah bingkai atau frame, sehingga membentuk suatu pertemuan garis vertikal dan garis horizontal , maka dapat kita dapati 2 titik bagian atas dan 2 titik bagian bawah yang membentuk titik pusat perhatian penonton atau interest point of object. Keseluruhan ini disebut juga THE RULE OF THIRDS atau THE GOLDEN MEAN GBR 2 . The Rule Of Thirds Untuk pengambilan gambar dengan objek orang, letakkan mata objek tersebut pada titik perhatian sepertiga bagian atas. Komposisi dan Transisi Gambar 7 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 GBR 3 . THE RULE OF THIRDS DENGAN OBYEK ORANG Sedangkan untuk pengambilan gambar panorama, letakkan batas cakrawala atau langit dan daratan pada titik sepertiga bagian bawah. ( lihat gmb diberikut) GBR 4 The Rule of Thirds dengan gambar Panorama Komposisi dan Transisi Gambar 8 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 II.1.2.2. HEAD ROOM Pertemuan titik perhatian itu akan membentuk batasan ruang diatas kepala sebesar sepuluh persen dari bingkai yang ada ini disebut head room. Juga sebagai panduan garis batas dalam bingkai yang akan hilang sekitar sepuluh persen mengelilingi setelah mengalami proses penyiaran melalui transmisi atau pemancar dan diterima di rumah-rumah yang disebut safety zone SAFETY ZONE GBR 5 SAFETY ZONE GBR 6. GAMBAR ORANG DALAM SAFETY ZONE Komposisi dan Transisi Gambar 9 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 II.1.2. 3. LOOKING ROOM/NOSE ROOM Dan untuk menunjukkan jarak pandang suatu objek, harus memberikan ruang di depan lebih luas dibanding ruang belakang, istilah ini disebut LOOKING ROOM / NOSE ROOM. GBR 7 LOOKING ROOM II.1.2.4. WALKING ROOM Untuk pengambilan gambar objek ( orang atau kendaraan) yang sedang bergerak ke depan, harus memberikan ruang di depan objek untuk menunjukkan arah lebih luas dibanding bagian belakang disebut juga dengan WALKING ROOM. GBR 8 Komposisi dan Transisi Gambar WALKING ROOM 10 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 II . 2. IMAGINARY LINE ( AXIS OF ACTION ) Pada produksi acara televisi sering penonton disajikan oleh shot-shot yang bagus, tetapi mereka tak nyana bahwa pengambilan gambar mempunyai aturan. Intercutting yang baik adalah dari shot-shot yang dihasilkan oleh kamera yang letaknya pada bagian yang sama dari imaginary line ( axis of action ) Imaginary line ( axis of action ) yaitu antara kamera 1 dan kamera 2, atau antara kamera 3 dan kamera 4. Akan tetapi intercutting antara kamera yang letaknya tidak pada satu bagian dari imaginary line akan mengakibatkan jump cuts. hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini GBR. 9. IMAGINARY LINE Berikut contoh yang benar: Komposisi dan Transisi Gambar 11 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 Berikut contoh yang salah GBR. 10. Contoh Sudut Pandang II.2.1. REVERSE ANGLE SHOT 1) Arah pandang akan terbalik pada saat melakukan cuting antara kamera 1 dan kamera 2. hal ini disebabkan salah satu kamera telah melewati imaginary line. 2) Pada situasi di bagian ini, reverse angle ahot dapat dipergunakan dengan ketentuan bahwasannya kamera berada pada satu bagian dari pada imaginary line. II.2.2 POSISI SUBJEK YANG MELIHAT KE DEPAN 1). Apabila posisi orang adalah seperti menunggang kuda, motor, berlari, kita harus perhatikan arah awal kuda itu berjalan, apabila dimulai dari arah kanan itu berarti pengambilannya harus terus mengarah ke kanan atau sebaliknya. 2) Kecuali terdapat netral shot atau pengambilan sebagai jembatan untuk merubah arah pengambilan untuk menghindari jump cuts, caranya adalan apabila itu seperti di atas netral shotnya adalah dengan mengambil gambar dari arah depan baru lakukan pengambilan dengan arah yang berlawanan. Komposisi dan Transisi Gambar 12 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 II.2 .3 BLOCKING CAMERA / PENEMPATAN KAMERA Penempatan atau peletakan sebuah kamera yang mengarah kepada suatu objek sesuai dengan tuntutan naskah atau story board yang dibuat. Peletakan ini akan membentuk sebuah arah pandang antara lain: frontal adalah penempatan kamera tepat didepan objek itu berarti gambar yang dihasilkan adalah objek berada ditengah frame, sedang profile adalah penempatan kamera menyamping dari objek, shot ini menghasilkan pengambilan gambar objek seperti layaknya wayang kulit. . GBR. 11. BLOKING CAMERA Komposisi dan Transisi Gambar 13 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 II.2.4 OVER SHOULDER SHOT Pengambilan gambar dua subjek yang sedang melakukan pembicaraan, sementara kamera diletakkan dibelakang pundak salah satu sehingga subjek, di dalam frame terdapat subjek yang menghadap sedikit serong dari kamera, dikarenakan subjek sedang menghadap lawan bicaranya dengan foreground atau latar depan. begitu sebaliknya atau shot berikutnya dengan shot yang sama. GBR. 12. Over Shoulder Shot Penyampaian suatu acara televisi baik dalam bentuk acara drama, sinetron dan perbincangan, dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya; Komposisi dan Transisi Gambar 14 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 II.3. PENGOPERASIAN KAMERA Sebagai juru kamera professional mempunyai prinsip-prinsip pengambilan yang harus dilaksanakan . Kameraman dituntut untuk menghasilkan suatu visual yang baik dan benar, untuk itu pastikan bahwa kamera adalah mewakili mata penonton untuk melihat suatu adegan dilokasi peristiwa. GBR. 13. Pengoperasian Kamera Masalah pengoperasional kamera yang terpenting adalah sebagai berikut : 1. Kedalaman lapangan yang terbatas (Depth of field) sehingga daerah focus kritis. 2. Penanganan lensa kamera sangat sulit (narrow angle lens) 3. Distorsi gambar. 4. Kesulitan dalam melakukan framing gambar dan dalam mengikuti pergerakan. Komposisi dan Transisi Gambar 15 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 BAB III. SUDUT PENGAMBILAN KAMERA (CAMERA ANGLE) Sudut pengambilan kamera ( camera angle ) yang dipergunakan untuk mengambil gambar sebuah objek, akan mempengaruhi sikap penonton. intercut yang dilakukan antara high angle dan low angle dari seseorang akan memperlihatkan pengaruh yang dimaksud atau ada kesan psikologis. Dalam sebuah drama, seorang yang diambil dengan high angle shot akan menghilangkan kesan kewibawaan subjek tersebut. dengan low angle shot adalah sebaliknya memberikan kekuatan pada subjek. Titik pandang yang normal adalah pada ketinggian mata seseorang. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAMERA ANGLE Prinsip-prinsip pengambilan harus dikuasai oleh seorang juru kamera professional , kita dituntut untuk menghasilkan suatu visual yang baik dan benar, untuk itu pastikan bahwa kamera adalah mewakili mata penonton untuk melihat suatu adegan dilokasi peristiwa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam menghasilkan suatu visual yang baik dan benar adalah sebagai berikut : III.1. UKURAN GAMBAR ( SHOT SIZE) Shot adalah bentuk pengambilan gambar sesuai dengan aturan yang berlaku dalam pertelevisian. Jadi, sebelum anda melakukan pengambilan gambar, ada dua hal menjadi acuan dalam pikiran anda, yaitu: A. alasan yang spesifik untuk melakukan pengambilan gambar. B. maksud dan tujuan dalam pengambilan gambar dalam keseluruhan produksi. pengambilan gambar Keseluruhan aspek pengambilan gambar ini disebut Komposisi dan Transisi Gambar 16 SHOT SIZE Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 ADA 3 (TIGA) KLASIFIKASI SHOT SIZE SBB : 1. LONG SHOT 2. MEDIUM SHOT 3. CLOSE SHOT III.1.1. Yang tergolong dalam LONG SHOT adalah A. EXTREME / EXTRA LONG SHOT ( E.L.S ) adalah pengambilan gambar suasana atau tempat yang tidak memilikki batasan ukuran, sedang objek hampir tidak terlihat. biasanya pengambilan gambar panorama dapat juga dikatakan SHOT ESTABLISHING. GBR. 14.. Extreme / Estra Long Shot B . LONG SHOT ( L.S ) adalah pengambilan gambar suasana dimana batasan objek sepertiga dari bingkai atau frame, latar belakang lebih dominan. GBR. 15. Long Shot (LS) Komposisi dan Transisi Gambar 17 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 C. FULL SHOT ( F.S ) adalah pengambilan gambar objek dimana batasan objek mulai ujung kepala sampai ujung kaki. latar belakang masih menjadi bagian dalam frame, akan tetapi mulai menyempit. GBR.16 FULLSHOOT (FS) D. KNEE SHOT / MEDIUM LONG SHOT ( K.S / M.L.S ) adalah pengambilan gambar objek dimana batasan objek mulai ujung kepala sampai lutut, latar belakang masih bagian dari frame, semakin sempit. Komposisi dan Transisi Gambar 18 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 GBR. 17. Knee Shot/Medium Long Shot ( KS /MLS) III.1.2. Yang tergolong dalam MEDIUM SHOT adalah: A. MEDIUM SHOT ( M.S ) adalah pengambilan gambar objek dimana batasan objek mulai dari ujung kepala sampai pinggang. GBR. 18. Medium Shot ( MS ) Komposisi dan Transisi Gambar 19 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 B. MEDIUM CLOSE UP ( M.C.U ) adalah pengambilan gambar objek dimana batasan objek mulai dari ujung kepala sampai dada atau batas saku. GBR. 19. Medium Close Up (MCU) III.1.3. Yang tergolong dalam CLOSE SHOT antara lain A. CLOSE UP ( C.U ) adalah pengambilan gambar objek dengan batasan objek mulai dari ujung kepala sampai dengan di bawah pundak. GBR. 20. Close Up ( CU ) Komposisi dan Transisi Gambar 20 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 B. BIG CLOSE UP ( B.C.U ) adalah pengambiilan gambar objek dimana batasannya ujung kepala sampai dengan bawah dagu. biasanya untuk menunjukkan ekspresi. GBR. 21. BIG CLOSE UP ( BCU ) C. VERY CLOSE UP ( V.C.U ) adalah pengambilan gambar objek dimana batasannya mulai dari dahi atau di bawah rambut sampai dengan dagu GBR. 22 . VERY CLOSE UP ( VCU ) Komposisi dan Transisi Gambar 21 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 D. EXTREME / EXTRA CLOSE UP ( E.C.U ) adalah pengambilan gambar detail dari bagian objek orang misalkan mata, telinga, tangan dll. GBR. 23.. Extreme / Extra Close Up) Dengan mempergunakan CLOSE SHOT akan menimbulkan anatara lain: 1. Efek yang kuat dari gambar. 2. Konsentrasi titik perhatian / point of interest. 3. TImbulnya reaksi, tanggapan dan emosi. 4. Informasi yang mungkin tidak terlihat penonton. Apabila dipergunakan shot ini, harus diperhatikan bahwa penonton berkeinginan untuk melihat ukuran gambar yang diisampaikan dan tidak merasa ; 1. Telah dirugikan, karena apabila diambil dengan shot yang lebih lebar, ada halhal yang menarik untuk dilihat. 2. Terlalu dekat dengan objek ( wajah manusia ) yang dapat memperlihatkan noda nyang tidak diinginkan pada wajah orang. 3. Penonjolan yang berlebihan terhadap subjek tertentu yang sebenarnya sudah umum diketahui oleh penonton. 4. Shot yang diambil tidak berkaitan dengan shot-shot lainnya sehingga penonton akan kehilangan orientasi terhadap lingkungan atau lupa akan hubungan dengan subjek utama. 5. Hillangnya informasi karena depth of field yang sempit Komposisi dan Transisi Gambar 22 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 III.2 .POSISI KAMERA Sudut pengambilan kamera ( camera angle ) yang dipergunnakan untuk mengambil gambar sebuah objek, akan mempengaruhi sikap penonton. intercut yang dilakukan antara high angle dan low angle dari seseorang akan memperlihatkan pengaruh yang dimaksud atau ada kesan psikologis. Dalam sebuah drama, seorang yang diambil dengan high angle shot akan menghilangkan kesan kewibawaan subjek tersebut. dengan low angle shot adalah sebaliknya memberikan kekuatan pada subjek. Ada 3 (tiga) jenis sudut pengambilan kamera yaitu :. III.2.1. HIGH ANGLE Shot yang memberikan penonton sesuatu kekuatan atau rasa superrioritas, efek ini akan meningkat dengan pertambahan jaraki yang ditimbulkan. Oleh karna iitulah high angle shot dibuat untuk mengurangi rasa superioritas dan sekaligus subjek akan lemah kelihatan kedudukannya yang berarti mempunyai kesan psikologis tertindas atau derajatnya dibawah pada umumnya. III.2.2. EYE ANGLE Shot ini yang normal atau umum dilakukan untuk pengambilan subjek yang setara atau sama derajatnya. Hal ini yang menjadikan seluruh subjek yang diambil adalah sama atau sederajat tanpa membedakan kedudukan. III.2.3. LOW ANGLE Dengan shot ini membuat subjek nnampak kelihatan mempunyai kekuatan yang lebih menonjol. disini seseorang ( subjek ) akan kelihaatan kekuasaannya atau autoritas atau mempunyi kesan psikologis kewibawaan dan derajat yang lebih tinggi. sebagai contoh seorang raja, presiden. Demikian juga dalam pergerakan akan menjadi lebih dramatik. lebih close gambar lebih kuat efek yang ditimbulkan Komposisi dan Transisi Gambar 23 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 high eye low GBR. 24. High Angle, Eye Angle, Low Angl III.2.4. OBJECTIVE SHOT Teknik pengambilan ini sering kali ditampilkan dalam hampir seluruh acara televisi, sebagai contoh acara perbincangan, kuis, pariwara/iklan. Dimana teknik pengambilan ini mempunyai kesan psikologis, bahwa penonton hanya sebagai pengamat atau peninjau ( observer ), jadi kesan yang ditimbulkan adalah penonton dimanjakan untuk menikmati oleh sajian-sajian yang ditayangkan oleh stasiun televise. III.2.5. SUBJECTIVE SHOT Teknik pengambilan gambar ini hanya dilakukan untuk menciptakan suasana dramatic khususnya acara sinetron yang memungkinkan suasana cerita ini menjadi bagian dari penonton. Untuk teknik pengambilan ini mempunyai kesan psikologis, bahwa seolah-olah penonton dilibatkan dalam acara tersebut sebagai pelaku dalam adegan ini. Komposisi dan Transisi Gambar 24 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 Sebagai contoh pengambilan gambar suasana pasar yang ramai, sementara juru kamera melakukan pergerakan kamera maju atau track ini diantara keramaian orang-orang, yang ingin disampaikan disini oleh pengarah acara adalah seorang pencuri melarikan diri dari kejaran seorang polisi, yang dirasakan oleh penonton adalah seolah-olah penonton yang berlari sebagai pencurinya III.3. TYPE OF SHOT Type of shot adalah proses pengambilan gambar yang dilihat dari pergerakan kamera maupun lensa. Ada 3 (tiga) type of shot sebagai berikut : III.3.1. SIMPLE SHOTS Proses pengambilan gambar dengan menggunakan pengambilan statis, yang dimaksud dengan statis adalah pengambilan gambar cut to cut tanpa mempergunakan pergerakan kamera atau lensa. III.3.2. COMPLEX SHOTS Proses pengambilan gambar dengan menggunakan pengambilan gambar yang bervariasi antara lain mengkombinasikan antarastatis dan menggunakan pergerakan kamera. Yang alhasil terciptalan suatu bentuk pengambilan yang dramatic dan nikmat ditonton. III.3.3. DEVELOPING SHOTS Proses pengamabilan gambar dengan memperlihatkan seluruh pergerakan kamera dari sebuah sudut pandang ke sudut pandang yang lain. Hal ini akan memperlihatkan hubgungan yang terdapat dalam gambar. Komposisi dan Transisi Gambar 25 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 Untuk mengikuti gambar memerlukan penanganan kamera yang baik, karena hasilnya akan sangat efektif. Pergerakan kamera yang kontinui akan menjelaskan suatu scene. Apabila dilakukan intercuting akan menghancurkan suasana yang diinginkan. Tujuanya antara lain : a) Merubah suasana. b) Merubah titik perhatian. c) Merubah dan memberikan informasi baru. d) Memberikan aksi reaksi. e) Merubah sudut pandang. MASALAH OPERASIONAL KAMERA : 1. Depth of field yang terbatas ( sempit ) sehingga daerah fokus kritis. 2. Penanganan lensa kamera sangat sulit ( narrow angle lens ). 3. Distorsi gambar. 4. Kesulitan dalam melakukan framing gambar dan dalam mengikuti pergerakan. Komposisi dan Transisi Gambar 26 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 BAB IV. PERGERAKAN KAMERA ( CAMERA MOVEAMENT) Mungkin kita hanya dapat menikmati hasil program acara televisi bahkan film layar lebar, tetapi bagaimana terbentuknya / terciptanya tontonan yang menarik itu. Sekelumit contoh pergerakan dari area gelap ke area yang bercahaya itu menandakan suatu kebebasan, pergerakan ini penting guna mengangkat emosional penonton. Pengambilan gambar dari dalam kendaraan mengarah kedepan dengan mengikuti alur jalan, setidak-tidaknya mengajak penonton itu ikut dalam cerita. Ini semua harus dilakukan dengan pedoman dalam proses pembuatan untuk menghasilkan pengambilan gambar yang tepat. PEDOMAN MELAKUKAN PERGERAKAN KAMERA 1. PAD ( PERSIAPAN ) 2. PACE ( KECEPATAN ) 3. PRECISSION ( KETEPATAN / AKURAT ) IV.1. P A D ( PERSIAPAN ) Persiapan sebelum melakukan pergerakan kamera atau lakukan ancangancang terlebih dahulu, dimana dengan dimulai melakukan perekaman / recording suatu gambar harus diawali dengan statis / tidak bergerak selama 5 detik diakhiri dengan statis selama 5 detik juga sebelum berhenti recording. Hal ini untuk memudahkan seorang editor melakukan penyambungan / penggabungan gambar, bahkan dapat pula menjadi bahan shot bila diperlukan. Contoh pengambilan gambar sebuah objek dengan menggunakan zoom untuk menghasilkan detailnya, janganlah setelah tombol record ditekan langsung bergerak dan pada saat masih melakukan pergerakan langsung pula berhenti recording, lakukanlah ancang-ancang terlebih dahulu dan diakhiri dengan ancang-ancang setelah itu barulah tekan tombol record. Komposisi dan Transisi Gambar 27 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 IV.2. P A C E ( KECEPATAN ) Kecepatan melakukan pergerakan kamera, lakukan pergerakan itu sesuai dengan kebutuhan kita karena kamera kita mewakili mata penonton, kita harus mengetahui seberapa cepat kita bergerak, karena kalau pergerakan kita lakukan terlalu cepat mengakibatkan hasil yang kita buat tidak dapat diterima / dinikmati penonton yang berarti kurang informatif. Contoh pengambilan gambar suatu seminar dimana dihadiri oleh berbagai kalangan, kita perlu mengambil detail gambar perorang guna mengetahui siapa saja yang hadir di seminar itu dengan melakukan panning yang terlalu cepat mengakibatkan penonton kurang mengetahui siapa saja yang hadir, karena terlalu cepat. Pergerakan kamera yang lambat juga kurang baik, karena mengakibatkan kejenuhan penonton dalam melihat / menikmati gambar. Sebagai contoh pengambilan gambar objek orang yang sedang dimeja kerja dengan beberapa teman kerja lainnya, sementara letak objek berjauhan, tetapi kita melakukan pergerakan panning lambat ke objek lain akibatnya penonton disajikan gambar yang tidak bermanfaat / kosong pada saat bergerak. IV.3. PRECISSION ( KETEPATAN / AKURASI ) Ketepatan pengambilan gambar dengan pergerakan yang sesuai dengan shot size dan ketepatan membingkai / framing yang tepat. mulai dengan ketepatan pada saat start recording dan melakukan pergerakan kamera dan melakukan stop recording secara tepat. Sebagai contoh pengambilan gambar suatu objek dengan pergerakan gambar haruslah tepat, apabila pengambilan awal dengan komposisi yang tepat diakhiri dengan komposisi yang tepat pula jangan sampai objek tersebut terpotong / tidak tepat. Komposisi dan Transisi Gambar 28 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 PAN ZOOM TILT START/ RECORD 5 DETIK STATIS STOP/ RECORD 5 DETIK STATIS TRACK SWING CRAB GBR. 26. PERHITUNGAN PRECISSION Maksud dan arti dari pergerakan kamera itu sendiri adalah: Pengambilan gambar dengan melakukan : 1. PERPINDAHAN / PERGERAKAN LENSA KAMERA, 2. PERGERAKAN BADAN KAMERA PADA POROS PENYANGGA (TRIPOT) 3. PERGERAKAN SELURUH BADAN KAMERA PADA DOLLY TRIPOT, Masing-masing pengambilan tersebut diatas mempunyai makna tersendiri. dan dengan menggunakan zoom dengan menjaga titik focus / ketajaman gambar dan irish / diafragma atau terang gelap objek Komposisi dan Transisi Gambar 29 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 IV..4.. PERGERAKAN LENSA KAMERA Dalam suatu program acara televisi banyak kita dapati pengambilanpengambilan yang fantastis diantaranya pengambilan gambar terhadap suatu objek dengan menggunakan wide lens / luas kemudian mendekat secara perlahan dengan menggunakan narrow lens / tele Tanpa menghiraukan latar belakang yang begitu cepat menyempit atau sebaliknya ini semua disebut PERGERAKAN LENSA ZOOM. Ada 2 (dua) pergerakan lensa ZOOM IV.4.1. ZOOM IN : : adalah pengambilan gambar terhadap suatu obyek dengan menggunakan wide lens/luas kemudian mendekat secara perlahan-lahan ini berarti secara psykologis adanya pusat perhatian yang utama ( point interest ) IV.4.2.. ZOOM OUT : adalah pengambilan gambar terhadap suatu objek dengan menggunakan narrow lens / tele kemudian menjauh secara perlahan dengan menggunakan wide lens berarti juga menjauhkan pusat perhatian GBR. 27. Pergerakan Lensa Zoom In Komposisi dan Transisi Gambar 30 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 Sebagai contoh di suatu sidang paripurna MPR misalnya terlihat pimpinan sidang sedang memaparkan hasil kesimpulan dari rapat yang sedikit panjang, sementara terlihat dari kejauhan meja sidang, para anggota sedang mendengarkan secara seksama, tetapi di tengah itu tiba-tiba lensa kamera itu mendekat ke salah satu sudut, dan terlihat salah satu anggotanya tertidur pulas, itu berarti yang awal secara keseluruhan penonton disajikan yang biasa-biasa saja tiba-tiba dipaksa untuk memusatkan perhatian pada orang yang sedang tidur. itulah fungsi dari zoom, atau sebaliknya. IV.5. PERGERAKAN PADA POROS PENYANGGA ( TRIPOT ) Pergerakan pada poros penyangga ada 2 (dua) gerakan yang disebut : 1. PAN 2. TILT Masing- masing gerakan dapat dijelaskan sbb : IV.5.1. P A N Pergerakan ini ingin menunjukkan keberadaan disekeliling pandangan mata, pengambilan gambar dengan melakukan pergerakan kamera masih pada poros penyangga ( tripot ) ke kiri atau ke kanan dapat juga berfungsi menjelaskan macam-macam objek yang masih berhubungan. Beberapa gerakan PAN sbb : IV.5.1.1. PAN LEFT : adalah pengambilan gambar dengan melakukan pergerakan kamera masih dalam poros kearah kiri. IV.5.1.2. PAN RIGHT : adalah pengambilan gambar dengan melakukan pergerakan kamera masih dalam poros kearah kanan IV.5.1.3. PANNING : adalah pengambilan gambar dengan melakukan pergerakan kamera masih dalam poros yang berfungsi menjelaskan macammacam objek yang masih berhubungan. Komposisi dan Transisi Gambar 31 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 GBR.28. PAN LEFT GBR 29. PAN RIGHT Sebagai contoh live event seorang reporter melakukan reportase tentang jatuhnya pesawat terbang dengan latar belakang puing pesawat, sambil dia melaporkan kepada penonton seorang juru kamera melakukan pergerakan kamera ke salah satu sisi dari reporter untuk menunjukan Komposisi dan Transisi Gambar 32 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 gambar puing-puing itu lebih detail sesuai dengan apa yang dibicarakan, tetapi dengan satu syarat lakukan pergerakan ini satu arah saja, itu berarti pada saat yang bersamaan reporter terus menyampaikan ulasannya, seandainya reporter itu di haruskan muncul kembali juga, hendaklah muncul dari arah yang berlawanan yaitu jikalau kamera itu berhenti bergerak dari salah satu sisi, berarti reporter harus masuk / inframe dari sisi yagng berlawanan, tetapi kalau dalam posisi kamera masih bergerak ingin juga muncul karena terbatasnya waktu live, seorang reporter harus melintasi belakang kamera sambil masih mereportasekan ulasan tersebut dan muncul dari sisi yang berbeda arah lalu kamera berhenti dengan komposisi yang baik tentunya perhatikan focus, irish / diafragma, looking room dan head room karena jarak kamera awal dengan setelah pergerakan mungkin saja berbeda. IV.5. 2. T I L T Pengambilan gambar dengan maksud menunjukan ketinggian dan keutuhan suatu objek mulai dari atas ke bawah dan mulai dari bawah ke atas juga untuk menunjukan kontinuitas / kesinambungan suatu gambar satu ke gambar yang lain. disebut juga tilting IV.5.2.1. Tilt down adalah Pengambilan gambar dengan maksud menunjukan ketinggian dan keutuhan suatu objek mulai dari atas ke bawah GBR 30. TILT DOWN Komposisi dan Transisi Gambar 33 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 GBR .31. TILT UP 2. TILT UP : adalah Pengambilan gambar dengan maksud menunjukan ketinggian dan keutuhan suatu objek mulai dari bawah ke atas 3. TILT ING : adalah Pengambilan gambar untuk menunjukan kontinuitas / kesinambungan suatu gambar satu ke gambar yang lain. Sebagai contoh sebuah gedung opera yang megah tempat para selebritis berkumpul menikmati malam dengan suguhan drama dan sendra tari yang menawan, akan tetapi bukan itu yang akan dtampilkan dilayar melainkan bentuk atau arnamen yang ada dalam gedung tersebut, karena naskah yang diangkat seperti itu, otomatis kita harus memberikan suatu gambaran gedung yang megah itu dengan detail-detail ornamen yang ada. disini fungsi dari tilting untuk menunjukan ketinggian suatu objek dan detailnya IV.6 .PERGERAKAN SECARA KESELURUHAN BADAN KAMERA Pergerakan secara keseluruhan badan kamera yang merubah pandangan penonton terhadap suatu objek seolah-olah mendekat dengan wide lens / tanpa menggunakan zoom, sehingga terlihat tidak mengubah background sedangkan objek semakin dekat, pergerakan kamera secara vertikal maju mundur pergerakan horizontal kanan dan Komposisi dan Transisi Gambar 34 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 kiri, gerakan setengah melingkar gerakan vertikal keatas kebawah dengan alat penyangga kamera serta gerakan kamera dengan menggunakan leher layaknya katrol . Beberapa pergerakan kamera diklasifikasikan sbb : 1.T R A C K 2.CRAB (TRUCK) 3. SWING 4. PEDESTAL 5. CRAIN IV.6.1. TRACK Pergerakan seluruh badan kamera yang mengubah pandangan penonton terhadap suatu obyek seolah-olah mendekat dengan wide lens/tanpa menggunakan zoom ,sehingga terlihat tidak mengubah background sedangkan obyek semakin dekat, pergerakan kamera secara vertikal maju mundur . Ada dua klasifikasi Trac : a. Track in : adalah pergerakan kamera secara vertikal maju b. Track out : adalah pergerakan kamera secara vertikal mundur GBR. 32 Track Sebagai contoh suasana dari balik kerumunan massa seseorang sedang berorasi didepan umum tiba-tiba dari sela-sela massa kamera bergerak maju mendekat hingga di depan beberapa meter dari seorang Komposisi dan Transisi Gambar 35 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 orator tadi ( track in ), tiba-tiba sepucuk pistol diacungkan mengarah masuk dalam frame lalu letupan mesiupun mengejutkan massa dan tersungkurlah orator tadi, secepat itulah kamera bergerak mundur menjauh dari kejadian itu ( track out ). Pengambilan gambar seperti ini sangat dramatik melibatkan penonton, yang awalnya merupakan objective shot yaitu hanya sebagai pengamat kemudian berubah menjadi subjective shot karena kamera itu bergerak mendekat dan menjauh. Dengan pemikiran ini disepakati secara psikologis melibatkan penonton. IV.6.2. CRAB (TRUCK) Pergerakan kamera dengan mengambil suatu objek secara horizontal dari kanan / crab right ke kiri / crab left disebut crab / truck. Tujuan mekanik melakukan crab/truck adalah sbb ; A) Untuk melihat sebuah subjek dari sudut pandang yang lain ( tanpa terjadi transisi gambar ) B) Unttuk mengikutiatau tidak mengikuti subjek-subjek pada foreground maupun background. C) Untuk memperbaiki posisi subjek yang salah letaknya. D) Untuk memperlihatkan informasi ataupun subjek baru yang muncul dalam gambar. E) Untuk meng-komposisi- kan kembali gambar. Tujuan artistik adalah untuk merubah titik perhatian pada penonton. Tujuan mekanik: melakukan subyek yang bergerak adalah : A. pada close shots. agar subjek tetap berada pada frame gambar untuk memperlihatkan reaksi atau informasi secara detail. B. pada long shots: untuk memperlihatkan aktivitas subjek pada suatu lingkungan atau hubungannya dengan subjek-subjek lainnya dalam gambar. Komposisi dan Transisi Gambar 36 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 Tujuan artistiknya : Untuk menghubungkan subjek dengan lingkungannya. Untuk menghindari transisi. Untuk menghindari perubahan sudut pandang. Untuk kontinuitas dapat dipertahankan denga GBR 33 Pengambilan gambar dengan mengikuti pergerakan obyek Dengan background yang berubah GBR.34. Pergambilan gambar dengan memanfaatkan foreground Komposisi dan Transisi Gambar 37 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 Pergerakan ini dapat dibagi dua arti A. Pergerakan secara umum lebih menunjukan perubahan tempat, apabila dengan menggunakan lensa narrow / tele untuk pengambilan medium sampai close dapat dirasakan perubahannya, karena seolah meninggalkan objek. tetapi kalau mencoba dengan objek yang bergerak baru telihat perubahannya. sebagai contoh bila kita melakukan pengambilan seseorang sedang berjalan di tepi jalan disekitar toko-toko dan kamera kita hanya tertuju kepada objek tersebut berarti kamera tersebut mengikuti orang / follow the subject, yang kita dapat adalah orang bergerak dengan background yang berubah. B. Yang paling menarik dari pergerakan ini, apabila pengambilan gambar dengan menggunakan kita melakukan wide lens untuk pengambilan suatu objek dengan memanfaatkan benda di depan objek / foreground dengan membedakan titik fokus dengan objek utama untuk menunjukan suatu dimensi gambar. seperti contoh pengambilan sebuah rumah, kalau dilakukan dengan crab tanpa menggunakan foreground tidak begitu terlihat perubahannya, tetapi dengan menggunakan foreground baru terlihat kalau kamera itu bergerak. IV.6.3. S W I N G Paling memikat jenis dari pergerakan adalah pergerakan kamera dengan membentuk setengah lingkaran / diagonal ke kiri / swing left atau ke kanan / swing right disebut juga swing, terutama bila itu dilakukan pergerakan yang diawali mulai dari bagian bawah objek menuju bagian atas. Konsep ini yang dihubungkan dengan suatu pengambilan gambar dengan miring / canted shot juga disebut dutch angle / sudut belanda.terutama dari satu penjuru / sudut rendah, adalah sering digunakan untuk mengartikan juga kekuasaan / tenaga atau energi. Sebagai contoh pengambilan gambar seorang mafia yang sedang menatap ke depan, diambil dengan miring / canted shot mulai dari sepatu yang bermerk dan berkilau kemudian kamera bergerak Komposisi dan Transisi Gambar 38 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 perlahan swing sambil badan kamera naik / crane up sampai wajah, ini menunjukan bahwa orang ini adalah seorang mafia yang berkuasa dan kejam. GBR.35. Pengambilan gambar dengan pergerakan Swing IV.6.4. PEDESTRAL Pergerakan pedestal ini adalah pergerakan kamera secara vertikal ke atas dan ke bawah dengan menggunakan alat penyangga kamera yang umum disebut pedestal Tujuannya adalah membuaat kesan psikologis high angle, eye angle dan low angle. Ada 2 (dua) gerakan pedestral yaitu : 1. Pedestral Up 2. Pedestral Down Tujuan mekanik melakukan Pedestral Up adalah : a. untuk melihat suatu pergerakan secaa keseleruhan. b. untuk menghindari objek dari foreground yang menghalangi Tujuan artistic Pedestral Up : a. untuk melihat suatu objek/subjek dari atas ke bawah. b. untuk mengurangi kekuatan dari subjek c. untuk mengurangi dominasi dari foreground. Komposisi dan Transisi Gambar 39 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 Sedangkan tujuan mekanik melakukan Pedestral Down : a. untuk mendpatkan level shots dari subjek yang rendah letak kedudukannya. b. untuk mengambil gambar dengan subjek/objek pada foreground gambar. c. agar action yang terdapat di bagian belakang gambar tidak kelihatan dengan jelas. Tujuan artistik: melakukan Pedestral Down : Untuk meningkatkan perhatian penonton.untuk menambah kekuatan subjek. GBR.36. Pengambilan gambar dengan pergerakan kamera Pedestral IV.6.5. CRAINE Pergerakan seluruh badan atau penyangga kamera dengan menggunakan leher layaknya katrol yang sering kita lihat sehari-hari. Craine tersebut ada kalanya ditunggangi oleh juru kamera dan peralatannya dan ada juga yang tidak. UP Tujuan penggunaan craine ini adalah untuk mendapatkan pengambilan yang dramatic mulai dari low angle sampai dengan top/over head shot dalam satu adegan/scene. Komposisi dan Transisi Gambar DOWN 40 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 GBR .37 MINI CRAINE GBR. 38. JIB Komposisi dan Transisi Gambar 41 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 BAB V. TRANSISI GAMBAR Dalam pertelevisian sering kita jumpai perubahan gambar ke gambar lain, hal tersebut muncul pada saat melakukan pasca produksi di meja editing, tetapi bukan ber arti seorang juru kamera tidak perlu tahu, justru hal itu menjadi panduan pada saat pengambilan gambar yang diperlukan. Perlu diketahui bahwa apa yang dilakukan di atas, akan mempunyai dampak terhadap penampilan, penyajian dan suasana acara. Secara artistik sebuah acara dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut: a. Sebuah acara dapat dilaksanakan dengan hanya sebuah kamera, walaupun demikian berkat editing yang trampil penonton akan disuguhkan sesuatu yang lain hasilnya. b. Dengan editing, peristiwa-peristiwa yang berlainan waktunya maupun tempatnya dapat diperlihatkan dalam satu bagian. c. Berkat editing, informai dapat ditambahkan, serta perbaikan dan sensor. d. Dengan editing dapat diciptakan hubungan, yng mungkin maupun yang tidak mungkin ada. e. Editing berarti dapat melakukan pemilihan gambar yang diinginkan dan penyusunan tersebut tentunya akan mempengaruhi reaksi dan interprestasi penonton. Adapun jenis-jenis transisi antara lain: 1. Cutting 2. Dissolving / mix 3. Fade V.1. CUTTING Perubahan atau peralihan gambar secara tiba-tiba, mulai dari gambar satu ke gambar yang lain, tanpa mengesampingkan urutan pengambilan gambar. Dengan kata lain penggabungan gambar secara tiba-tiba tetapi masih dalam satu adegan ( kontinuitas gambar ) .Yang dimaksud disini adalah masih dalam satu adegan yang sama atau terkait. Komposisi dan Transisi Gambar 42 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 V.2. MIX / DISSOLVING Perubahan atau peralihan gambar secara perlahan dengan cara menggabungkan atau mencampur dua buah gambar yang bebeda, mulai dari gambar pertama digantikan dengan gambar berikutnya. Hal tersebut untuk menjembatani gambar satu dengan yang lain yang berbeda suasana. V.3. FADE Perubahan atau peralihan gambar mulai dari blank atau gelap menuju ke gambar yang disebut fade in, ini berarti dimulainya atau dibuka acara tersebut atau sebaliknya mulai dari gambar menuju ke blank atau gelap disebut fade out, untuk mengakhiri acara. Untuk itu seorang juru kamera diharuskan mengetahui shot-shot mana yang nantinya dipergunakan untuk penggabungan gambar satu dengan yang lain dengan memberikan suatu transisi. Visual yang digunakan untuk transisi haruslah menambah sekitar lima sampai sepuluh detik dari yang biasanya. -----Semoga Sukses----- DAFTAR PUSTAKA 1. Production Television Broadcast 2. Cyber College.com Komposisi dan Transisi Gambar 43 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008 Komposisi dan Transisi Gambar 44 Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008