Komposisi Gambar

advertisement
BAB I
Televisi adalah
PENDAHULUAN
suatu media komunikasi elektronik yang sangat efektif dalam
menyampaikan informasi dan mempunyai peran besar terhadap perkembangan
sosial , ekonomi, budaya dan politik.
Program siaran televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan audio
visual dengan disertai unsur gerak
sehingga televisi merupakan media yang
menarik .modern dan dapat memikiat perhatian dari penonton .
Dalam pembuatan Program Siaran Televisi , banyak peralatan maupun profesi
yang terlibat . Salah satu profesi yang utama adalah kameraman dan peralatan nya
Kamera, hal ini disebabkan kamera mewakili mata penonton untuk melihat suatu
adegan di lokasi peristiwa.
Interaksi antara komunikator terhadap komunikan dalam menyampaikan pesan
melalui media ini dapat ditentukan oleh kecanggihan teknologi yang akhir-akhir ini
sangat pesat perkembangannya terutama kamera . Penyampaian pesan melalui
layar kaca dengan bantuan peralatan komunikasi dapat digolongkan komunikasi
dua arah tergantung proses yang dilakukan apakah langsung / live event dan tunda
atau recorded.
Sedangkan tingkat keberhasilan misi dan visi ditentukan juga oleh tingkat intelektual
dan cara / modus dalam menyampaikan pesan tersebut dan bagaimana keahlian
kamerawan
menterjemah pesan tersebut melalui gambar yang cukup menarik
sehingga mudah dipahami.
Komposisi dalam pengambilan gambar oleh kamerawan dan transisi gambar yang
bagus sangat berpengaruh terhadap program siaran
gambar gambar dalam program siaran tersebut
yang dihasilkan sehingga
akan terlihat wajar dan tidak
mengganggu konsentrasi penonton .
Dengan pertimbangan tersebut maka perlu kiranya kita mempelajari apa dan
bagaimana proses terbentuknya gambar dalam suatu acara televisi. Salah satunya
adalah proses terciptanya suatu visualisasi atau pengambilan gambar. proses ini
adalah tugas dari seorang juru kamera televisi
Komposisi dan Transisi Gambar
1
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
sangat pesat perkembangannya terutama kamera . Penyampaian pesan melalui
layar kaca dengan bantuan peralatan komunikasi dapat digolongkan komunikasi
dua arah tergantung proses yang dilakukan apakah langsung / live event dan tunda
atau recorded.
Sedangkan tingkat keberhasilan misi dan visi ditentukan juga oleh tingkat intelektual
dan cara / modus dalam menyampaikan pesan tersebut dan bagaimana keahlian
kamerawan
menterjemah pesan tersebut melalui gambar yang cukup menarik
sehingga mudah dipahami.
Komposisi dalam pengambilan gambar oleh kamerawan dan transisi gambar yang
bagus sangat berpengaruh terhadap program siaran
gambar gambar dalam program siaran tersebut
yang dihasilkan sehingga
akan terlihat wajar dan tidak
mengganggu konsentrasi penonton .
Dengan pertimbangan tersebut maka perlu kiranya kita mempelajari apa dan
bagaimana proses terbentuknya gambar dalam suatu acara televisi. Salah satunya
adalah proses terciptanya suatu visualisasi atau pengambilan gambar. proses ini
adalah tugas dari seorang juru kamera televisi
Komposisi dan Transisi Gambar
2
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
BAB II. KOMPOSISI GAMBAR
Dalam memproduksi suatu acara televisi hendaklah seorang juru kamera harus
handal dalam menangani peralatan kamera baik secara teknikal maupun non teknik
agar memdapatkan hasil yang mempunyai nilai informasi dan nilai artistik.
Kecepatan mengambil suatu keputusan / gagasan-gagasan dalam membaca situasi
yang dituangkan dalam suatu pengambilan gambar yang tersusun dalam adegan /
scene, sehingga sudah dapat dilihat alur ceritanya. .
Seorang
juru
kamera
harus
mampu
memvisualisasikan
kehendak
produser/pimpinan produksi dalam pembuatan paket acara, berarti seorang juru
kamera harus dapat mengaplikasikan mulai dari naskah ke gambar dan tidak kalah
pentingnya adalah kerja sama dalam satu team /bersinerji.
Syarat-syarat yang harus dimiliki seorang juru kamera antara lain:
Quality :
juru kamera harus memiliki kemampuan dan
pengetahuan tentang teknik.
Time
:
Service :
juru kamera harus cekatan dan menghargai waktu.
juru kamera harus mampu melayani / menyajikan
tampilan yang baik sesuai kaidah yang berlaku.
Creative :
juru kamera harus dapat berwawasan luas dan
dapat meningkatkan kreasi tampilan tanpa melupakan kode etik j
jurnalistik.
Agar dapat menghasilkan suatu produksi acara yang baik, seorang juru kamera
harus pula bersinerji dengan kerabat kerja yang lain sebagai satu kesatuan kerja /
teamwork.
Sebagai apresiasi antara kerabat kerja, ada baiknya dipahami dan didiskusikan
sesuatu maslah yang akan dihadapi ataupun yang telah berlalu. komunikasi
merupakan suatu bentuk interaksi sosial antar manusia.
Dua point utama yang perlu dipahami oleh juru kamera adalah:
1. Teknik Pengambilan Gambar.
2. Pengoperasian kamera.
Komposisi dan Transisi Gambar
3
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
II.1. TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
Dalam Teknik Pengambilan Gambar untuk sebuah produksi acara televisi
diperlukan kamerawan yang memahami kaidah-kaidah produksi acara televisi
maupun penyiaran televisi, agar gambar yang dibuat terlihat wajar dan tidak
mengganggu konsentrasi penonton, tanpa mengabaikan komposisi dan
pergerakan.
II.1.1. K O M P O S I S I :
Komposisi dapat diartikan sebagai pengaturan / penataan dan
penempatan secara tersusun terhadap unsur-unsur gambar dalam
suatu peristiwa yang diambil secara keseluruhan, menyampaikan
tujuan dan maksud/arti kedalam frame / bingkai.
Komposisi sangat erat kaitannya dengan rasa seni, perasaan dan
ekspresi seseorang. komposisi gambar harus memperhatikan faktor
keseimbangan, keindahan, ruang dan warna dari unsur-unsur gambar
serta daya tarik tersendiri.
Teknik
pengambilan
gambar,
melibatkan
kedua-duanya,
yakni
komposisi statis dan komposisi dinamis.
1. Komposisi statis meliputi dari gambaran-gambaran yang telah .
2. Komposisi dinamis meliputi dari pengambilan gambar dengan
mempertimbangkan secara seksama efek dari waktu /
kontinuitas cerita dalam satu pengambilan gambar atau itu
dapat diciptakan melalui penggabungan gambar..
Sebagai contoh pengambilan satu sore di balai kesenian tradisional
apabila anda dapat menggambarkan beberapa aktivitas mulai dari
keadaan tempatnya, apasaja kegiatannya, bagaimana penyampai, itu
semua adalah sudah dapat dikatakan visual
Misalkan anda sedang lakukan suatu bentuk pengambilan gambar
dokumen pada pencemaran udara. anda bisa memperbicangkan
tentang
berbagai
hal
yang
tidak
baik
atau
anda
dapat
menggambarkan potongan satu peristiwa .
Komposisi dan Transisi Gambar
4
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Karena apa yang masyarakat dapat lihat di TV terkadang merupakan
suatu rekayasa semata bukan merupakan suatu realita yang ada.
Oleh karena itu adalah tugas kita sebagai broadcaster menyampaikan
pesan yang nyata kepada masyarakat dengan cara wajar.
Dalam beberapa hal ini, segala sesuatunya harus didiskusikan agar
terbentuk
visualisasi
yang
baik
yang
mencangkup
susunan
cerita/naskah, komposisi gambar (unsur-unsur gambar yang meliputi
suatu peristiwa., mulai dari dimana lokasi kejadian itu, apa yang
terjadi, bagaimana terjadinya, kenapa hal tersebut dapat terjadi, siapa
yang terlibat dalam konflik, kapan terjadinya karena sisa dari bagian
ini kita akan berkonsentrasi pada suatu yang lebih mendasar lengkap.
Visualisasi yang baik yang mencakup susunan cerita/naskah,
komposisi
gambar
(unsur-unsur
gambar
yang
meliputi
suatu
peristiwa., mulai dari dimana lokasi kejadian itu, apa yang terjadi,
bagaimana terjadinya, kenapa hal tersebut dapat terjadi, siapa yang
terlibat dalam konflik, kapan terjadinya karena sisa dari bagian ini kita
akan berkonsentrasi pada suatu yang lebih mendasar alisasi itu cukup
Terlebih ditambah berkonsultasi dengan mereka yang sudah mencapai
keberhasilan dalam produksi acara., akan dipastikan dapat menambah
pengalaman yang berarti .
Komposisi adalah suatu seni dan bukan satu ilmu pengetahuan.
Jika komposisi adalah secara total suatu ilmu pengetahuan, itu berarti
dapat didikte; tidak dinamis dan akan berakhir menjadi kaku dan dapat
mematikan ruang kreativitas kita.
Dan komposisi adalah suatu seni berarti tidak ada batasan tertentu
untuk kita berkreasi dalam pembuatan pengambilan gambar asalkan
mengikuti pakem yang berlaku di pertetevisian.
Komposisi dan Transisi Gambar
5
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
II.1.2.
UNSUR-UNSUR GAMBAR DALAM KOMPOSISI
(VISUAL ELEMENT)
Perlu dipahami, dalam membentuk suatu pengambilan gambar yang
baik, seorang juru kamera harus mengetahui segala sesusatu gambar
yang tertangkap oleh mata atau lensa kamera.
Perlu kita ketahui bahwa seorang juru kamera merupakan mewakili
mata penonton.
Yang harus diketahui oleh juru kamera diantaranya
-
:
Tokoh dan segala sesuatunya termasuk perlengkapan kostum
dan make up
-
Lokasi gedung / tempat kejadian
-
Properti / perlengkapan dan dekorasi , warna, cahaya / lighting
GBR 1. UNSUR GAMBAR DALAM KOMPOSISI
II.1.2.1. FRAMING
Pedoman penempatan unsur-unsur gambar kedalam bingkai. Yang
bertujuan menempatkan suatu objek pada komposisi yang baik serta
Komposisi dan Transisi Gambar
6
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
terpenuhinya unsur keseimbangan bingkai bagian kiri dan bingkai
bagian kanan juga bagian atas dari bingkai dan bagian bawah dari
bingkai dalam pengelompokan. Ini sering kita sebut framing atau
membingkai. suatu unsur gambar itu yaitu misalnya letakkan objek
orang
di
tengah
bingkai/frame
dengan
dengan
berpedoman
pembagian pada 2 buah garis vertikal dan 2 buah garis horizontal
dalam sebuah bingkai atau frame, sehingga membentuk suatu
pertemuan garis vertikal dan garis horizontal , maka dapat kita dapati
2 titik bagian atas dan 2 titik bagian bawah yang membentuk titik
pusat perhatian penonton atau interest point of object.
Keseluruhan ini disebut juga THE RULE OF THIRDS atau THE
GOLDEN MEAN
GBR 2 . The Rule Of Thirds
Untuk pengambilan gambar dengan objek orang, letakkan mata objek
tersebut pada titik perhatian sepertiga bagian atas.
Komposisi dan Transisi Gambar
7
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
GBR 3 . THE RULE OF THIRDS DENGAN OBYEK ORANG
Sedangkan untuk pengambilan gambar panorama, letakkan batas
cakrawala atau langit dan daratan pada titik sepertiga bagian bawah. (
lihat gmb diberikut)
GBR 4 The Rule of Thirds dengan gambar Panorama
Komposisi dan Transisi Gambar
8
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
II.1.2.2. HEAD ROOM
Pertemuan titik perhatian itu akan membentuk batasan ruang diatas kepala
sebesar sepuluh persen dari bingkai yang ada ini disebut head room.
Juga sebagai panduan garis batas dalam bingkai yang akan hilang sekitar
sepuluh persen mengelilingi setelah mengalami proses penyiaran melalui
transmisi atau pemancar dan diterima di rumah-rumah yang disebut safety
zone
SAFETY ZONE
GBR 5 SAFETY ZONE
GBR 6. GAMBAR ORANG DALAM SAFETY ZONE
Komposisi dan Transisi Gambar
9
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
II.1.2. 3. LOOKING ROOM/NOSE ROOM
Dan untuk menunjukkan jarak pandang suatu objek, harus memberikan
ruang di depan lebih luas dibanding ruang belakang, istilah ini disebut
LOOKING ROOM / NOSE ROOM.
GBR 7 LOOKING ROOM
II.1.2.4. WALKING ROOM
Untuk pengambilan gambar objek ( orang atau kendaraan) yang sedang
bergerak ke depan, harus memberikan ruang di depan objek untuk
menunjukkan arah lebih luas dibanding bagian belakang disebut juga
dengan WALKING ROOM.
GBR 8
Komposisi dan Transisi Gambar
WALKING ROOM
10
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
II . 2. IMAGINARY LINE ( AXIS OF ACTION )
Pada produksi acara televisi sering penonton disajikan oleh shot-shot yang
bagus, tetapi mereka tak nyana bahwa pengambilan gambar mempunyai
aturan.
Intercutting yang baik adalah dari shot-shot yang
dihasilkan oleh kamera
yang letaknya pada bagian yang sama dari imaginary line ( axis of action )
Imaginary line ( axis of action ) yaitu antara kamera 1 dan kamera 2, atau
antara kamera 3 dan kamera 4.
Akan tetapi intercutting antara kamera yang letaknya tidak pada satu bagian
dari imaginary line akan mengakibatkan jump cuts.
hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini
GBR. 9. IMAGINARY LINE
Berikut contoh yang benar:
Komposisi dan Transisi Gambar
11
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Berikut contoh yang salah
GBR. 10. Contoh Sudut Pandang
II.2.1. REVERSE ANGLE SHOT
1) Arah pandang akan terbalik pada saat melakukan cuting antara
kamera 1 dan kamera 2. hal ini disebabkan salah satu kamera
telah melewati imaginary line.
2) Pada situasi di bagian ini, reverse angle ahot dapat dipergunakan
dengan ketentuan bahwasannya kamera berada pada satu bagian
dari pada imaginary line.
II.2.2 POSISI SUBJEK YANG MELIHAT KE DEPAN
1). Apabila posisi orang adalah seperti menunggang kuda, motor, berlari,
kita harus perhatikan arah awal kuda itu berjalan, apabila dimulai dari
arah kanan itu berarti pengambilannya harus
terus mengarah ke
kanan atau sebaliknya.
2) Kecuali terdapat netral shot atau pengambilan sebagai jembatan untuk
merubah arah pengambilan untuk menghindari jump cuts, caranya
adalan apabila itu seperti di atas netral shotnya adalah dengan
mengambil gambar dari arah depan baru lakukan pengambilan dengan
arah yang berlawanan.
Komposisi dan Transisi Gambar
12
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
II.2 .3 BLOCKING CAMERA / PENEMPATAN KAMERA
Penempatan atau peletakan sebuah kamera yang mengarah kepada
suatu objek sesuai dengan tuntutan naskah atau story board yang
dibuat.
Peletakan ini akan membentuk sebuah arah pandang antara lain: frontal
adalah penempatan kamera tepat didepan objek itu berarti gambar yang
dihasilkan adalah objek berada ditengah frame, sedang profile adalah
penempatan kamera menyamping dari objek, shot ini menghasilkan
pengambilan gambar objek seperti layaknya wayang kulit.
.
GBR. 11. BLOKING CAMERA
Komposisi dan Transisi Gambar
13
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
II.2.4 OVER SHOULDER SHOT
Pengambilan gambar dua subjek yang sedang melakukan pembicaraan,
sementara kamera diletakkan dibelakang pundak salah satu
sehingga
subjek,
di dalam frame terdapat subjek yang menghadap sedikit
serong dari kamera, dikarenakan subjek sedang menghadap lawan
bicaranya dengan foreground atau latar depan. begitu sebaliknya atau
shot berikutnya dengan shot yang sama.
GBR. 12. Over Shoulder Shot
Penyampaian suatu acara televisi baik dalam bentuk acara drama,
sinetron dan perbincangan, dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya;
Komposisi dan Transisi Gambar
14
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
II.3.
PENGOPERASIAN KAMERA
Sebagai juru kamera professional mempunyai prinsip-prinsip pengambilan
yang harus dilaksanakan . Kameraman dituntut untuk menghasilkan suatu
visual yang baik dan benar, untuk itu pastikan bahwa kamera adalah mewakili
mata penonton untuk melihat suatu adegan dilokasi peristiwa.
GBR. 13. Pengoperasian Kamera
Masalah pengoperasional kamera yang terpenting adalah sebagai berikut :
1. Kedalaman lapangan yang terbatas (Depth of field) sehingga daerah focus
kritis.
2. Penanganan lensa kamera sangat sulit (narrow angle lens)
3. Distorsi gambar.
4. Kesulitan dalam melakukan framing gambar dan dalam mengikuti
pergerakan.
Komposisi dan Transisi Gambar
15
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
BAB III. SUDUT PENGAMBILAN KAMERA (CAMERA ANGLE)
Sudut pengambilan kamera ( camera angle ) yang dipergunakan untuk mengambil
gambar sebuah objek, akan mempengaruhi sikap penonton. intercut yang dilakukan
antara high angle dan low angle dari seseorang akan memperlihatkan pengaruh
yang dimaksud atau ada kesan psikologis.
Dalam sebuah drama, seorang yang diambil dengan high angle shot akan
menghilangkan kesan kewibawaan subjek tersebut. dengan low angle shot adalah
sebaliknya memberikan kekuatan pada subjek.
Titik pandang yang normal adalah pada ketinggian mata seseorang.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAMERA ANGLE
Prinsip-prinsip pengambilan harus dikuasai oleh seorang juru kamera professional ,
kita dituntut untuk menghasilkan suatu visual yang baik dan benar, untuk itu
pastikan bahwa kamera adalah mewakili mata penonton untuk melihat suatu
adegan dilokasi peristiwa.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam menghasilkan suatu visual yang
baik dan benar adalah sebagai berikut :
III.1. UKURAN GAMBAR ( SHOT SIZE)
Shot adalah bentuk pengambilan gambar sesuai dengan aturan yang berlaku
dalam pertelevisian.
Jadi, sebelum anda melakukan pengambilan gambar, ada dua hal menjadi
acuan dalam pikiran anda, yaitu:
A. alasan yang spesifik untuk melakukan pengambilan gambar.
B. maksud dan tujuan dalam pengambilan gambar dalam keseluruhan
produksi. pengambilan gambar
Keseluruhan aspek pengambilan gambar ini disebut
Komposisi dan Transisi Gambar
16
SHOT SIZE
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
ADA 3 (TIGA) KLASIFIKASI SHOT SIZE SBB :
1.
LONG SHOT
2.
MEDIUM SHOT
3.
CLOSE SHOT
III.1.1. Yang tergolong dalam LONG SHOT adalah
A. EXTREME / EXTRA LONG SHOT ( E.L.S ) adalah pengambilan
gambar suasana atau tempat yang tidak memilikki batasan ukuran,
sedang objek hampir tidak terlihat. biasanya pengambilan gambar
panorama dapat juga dikatakan SHOT ESTABLISHING.
GBR. 14.. Extreme / Estra Long Shot
B . LONG SHOT ( L.S )
adalah pengambilan gambar suasana dimana batasan objek sepertiga
dari bingkai atau frame, latar belakang lebih dominan.
GBR. 15. Long Shot (LS)
Komposisi dan Transisi Gambar
17
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
C. FULL SHOT ( F.S ) adalah pengambilan gambar objek dimana batasan
objek mulai ujung kepala sampai ujung kaki. latar belakang masih
menjadi bagian dalam frame, akan tetapi mulai menyempit.
GBR.16 FULLSHOOT (FS)
D. KNEE SHOT / MEDIUM LONG SHOT ( K.S / M.L.S ) adalah
pengambilan gambar objek dimana batasan objek mulai ujung kepala
sampai lutut, latar belakang masih bagian dari frame, semakin sempit.
Komposisi dan Transisi Gambar
18
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
GBR. 17. Knee Shot/Medium Long Shot ( KS /MLS)
III.1.2. Yang tergolong dalam MEDIUM SHOT adalah:
A. MEDIUM SHOT ( M.S ) adalah pengambilan gambar objek dimana batasan
objek mulai dari ujung kepala sampai pinggang.
GBR. 18. Medium Shot ( MS )
Komposisi dan Transisi Gambar
19
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
B. MEDIUM CLOSE UP ( M.C.U ) adalah pengambilan gambar objek dimana
batasan objek mulai dari ujung kepala sampai dada atau batas saku.
GBR. 19. Medium Close Up (MCU)
III.1.3. Yang tergolong dalam CLOSE SHOT antara lain
A. CLOSE UP ( C.U )
adalah pengambilan gambar objek dengan batasan objek mulai dari ujung
kepala sampai dengan di bawah pundak.
GBR. 20. Close Up ( CU )
Komposisi dan Transisi Gambar
20
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
B. BIG CLOSE UP ( B.C.U ) adalah pengambiilan gambar objek dimana
batasannya ujung kepala sampai dengan bawah dagu. biasanya untuk
menunjukkan ekspresi.
GBR. 21. BIG CLOSE UP ( BCU )
C. VERY CLOSE UP ( V.C.U ) adalah pengambilan gambar objek dimana
batasannya mulai dari dahi atau di bawah rambut sampai dengan dagu
GBR. 22 . VERY CLOSE UP ( VCU )
Komposisi dan Transisi Gambar
21
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
D. EXTREME / EXTRA CLOSE UP ( E.C.U ) adalah pengambilan gambar detail
dari bagian objek orang misalkan mata, telinga, tangan dll.
GBR. 23.. Extreme / Extra Close Up)
Dengan mempergunakan CLOSE SHOT akan menimbulkan anatara lain:
1. Efek yang kuat dari gambar.
2. Konsentrasi titik perhatian / point of interest.
3. TImbulnya reaksi, tanggapan dan emosi.
4. Informasi yang mungkin tidak terlihat penonton.
Apabila dipergunakan shot ini, harus diperhatikan bahwa penonton berkeinginan
untuk melihat ukuran gambar yang diisampaikan dan tidak merasa ;
1. Telah dirugikan, karena apabila diambil dengan shot yang lebih lebar, ada halhal yang menarik untuk dilihat.
2. Terlalu dekat dengan objek ( wajah manusia ) yang dapat memperlihatkan noda
nyang tidak diinginkan pada wajah orang.
3. Penonjolan yang berlebihan terhadap subjek tertentu yang sebenarnya sudah
umum diketahui oleh penonton.
4. Shot yang diambil tidak berkaitan dengan shot-shot lainnya sehingga penonton
akan kehilangan orientasi terhadap lingkungan atau lupa akan hubungan
dengan subjek utama.
5. Hillangnya informasi karena depth of field yang sempit
Komposisi dan Transisi Gambar
22
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
III.2 .POSISI KAMERA
Sudut pengambilan kamera ( camera angle ) yang dipergunnakan untuk
mengambil gambar sebuah objek, akan mempengaruhi sikap penonton.
intercut yang dilakukan antara high angle dan low angle dari seseorang akan
memperlihatkan pengaruh yang dimaksud atau ada kesan psikologis.
Dalam sebuah drama, seorang yang diambil dengan high angle shot akan
menghilangkan kesan kewibawaan subjek tersebut. dengan low angle shot
adalah sebaliknya memberikan kekuatan pada subjek.
Ada 3 (tiga) jenis sudut pengambilan kamera yaitu :.
III.2.1. HIGH ANGLE
Shot yang memberikan penonton sesuatu kekuatan atau rasa
superrioritas, efek ini akan meningkat dengan pertambahan jaraki yang
ditimbulkan.
Oleh karna iitulah high angle shot dibuat untuk mengurangi rasa
superioritas dan sekaligus subjek akan lemah kelihatan kedudukannya
yang berarti mempunyai kesan psikologis tertindas atau derajatnya
dibawah pada umumnya.
III.2.2. EYE ANGLE
Shot ini yang normal atau umum dilakukan untuk pengambilan subjek
yang setara atau sama derajatnya.
Hal ini yang menjadikan seluruh subjek yang diambil adalah sama atau
sederajat tanpa membedakan kedudukan.
III.2.3. LOW ANGLE
Dengan shot ini membuat subjek nnampak kelihatan mempunyai
kekuatan yang lebih menonjol. disini seseorang ( subjek ) akan
kelihaatan kekuasaannya atau autoritas atau mempunyi kesan
psikologis kewibawaan dan derajat yang lebih tinggi. sebagai contoh
seorang raja, presiden.
Demikian juga dalam pergerakan akan menjadi lebih dramatik.
lebih close gambar lebih kuat efek yang ditimbulkan
Komposisi dan Transisi Gambar
23
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
high
eye
low
GBR. 24. High Angle, Eye Angle, Low Angl
III.2.4. OBJECTIVE SHOT
Teknik pengambilan ini sering kali ditampilkan dalam hampir seluruh
acara televisi, sebagai contoh acara perbincangan, kuis,
pariwara/iklan.
Dimana teknik pengambilan ini mempunyai kesan psikologis, bahwa
penonton hanya sebagai pengamat atau peninjau ( observer ), jadi
kesan yang ditimbulkan adalah penonton dimanjakan untuk menikmati
oleh sajian-sajian yang ditayangkan oleh stasiun televise.
III.2.5. SUBJECTIVE SHOT
Teknik pengambilan gambar ini hanya dilakukan untuk menciptakan
suasana dramatic khususnya acara sinetron yang memungkinkan
suasana cerita ini menjadi bagian dari penonton.
Untuk teknik pengambilan ini mempunyai kesan psikologis, bahwa
seolah-olah penonton dilibatkan dalam acara tersebut sebagai pelaku
dalam adegan ini.
Komposisi dan Transisi Gambar
24
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Sebagai contoh pengambilan gambar suasana pasar yang ramai,
sementara juru kamera melakukan pergerakan kamera maju atau track
ini diantara keramaian orang-orang, yang ingin disampaikan disini oleh
pengarah acara adalah seorang pencuri melarikan diri dari kejaran
seorang
polisi, yang dirasakan oleh penonton adalah seolah-olah
penonton yang berlari sebagai pencurinya
III.3. TYPE OF SHOT
Type of shot adalah proses pengambilan gambar
yang dilihat dari
pergerakan kamera maupun lensa.
Ada 3 (tiga) type of shot sebagai berikut :
III.3.1. SIMPLE SHOTS
Proses pengambilan gambar dengan menggunakan pengambilan
statis, yang dimaksud dengan statis adalah pengambilan gambar
cut to cut tanpa mempergunakan pergerakan kamera atau lensa.
III.3.2. COMPLEX SHOTS
Proses pengambilan gambar dengan menggunakan pengambilan
gambar yang bervariasi antara lain mengkombinasikan antarastatis
dan menggunakan pergerakan kamera. Yang alhasil terciptalan
suatu bentuk pengambilan yang dramatic dan nikmat ditonton.
III.3.3. DEVELOPING SHOTS
Proses pengamabilan gambar dengan memperlihatkan seluruh
pergerakan kamera dari sebuah sudut pandang ke sudut pandang
yang lain. Hal ini akan memperlihatkan hubgungan yang terdapat
dalam gambar.
Komposisi dan Transisi Gambar
25
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Untuk mengikuti gambar memerlukan penanganan kamera yang baik,
karena hasilnya akan sangat efektif.
Pergerakan kamera yang kontinui akan menjelaskan suatu scene.
Apabila dilakukan intercuting akan menghancurkan suasana yang
diinginkan.
Tujuanya antara lain :
a)
Merubah suasana.
b)
Merubah titik perhatian.
c)
Merubah dan memberikan informasi baru.
d)
Memberikan aksi reaksi.
e)
Merubah sudut pandang.
MASALAH OPERASIONAL KAMERA :
1.
Depth of field yang terbatas ( sempit ) sehingga daerah fokus kritis.
2.
Penanganan lensa kamera sangat sulit ( narrow angle lens ).
3.
Distorsi gambar.
4.
Kesulitan dalam melakukan framing gambar dan dalam mengikuti
pergerakan.
Komposisi dan Transisi Gambar
26
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
BAB IV. PERGERAKAN KAMERA ( CAMERA MOVEAMENT)
Mungkin kita hanya dapat menikmati hasil program acara televisi bahkan film
layar lebar, tetapi bagaimana terbentuknya / terciptanya tontonan yang
menarik itu.
Sekelumit contoh pergerakan dari area gelap ke area yang bercahaya itu
menandakan suatu kebebasan, pergerakan ini penting guna mengangkat
emosional penonton.
Pengambilan gambar dari dalam kendaraan mengarah kedepan dengan
mengikuti alur jalan, setidak-tidaknya mengajak penonton itu ikut dalam cerita.
Ini semua harus dilakukan dengan pedoman dalam proses pembuatan untuk
menghasilkan pengambilan gambar yang tepat.
PEDOMAN MELAKUKAN PERGERAKAN KAMERA
1. PAD ( PERSIAPAN )
2. PACE ( KECEPATAN )
3. PRECISSION ( KETEPATAN / AKURAT )
IV.1. P A D ( PERSIAPAN )
Persiapan sebelum melakukan pergerakan kamera atau lakukan ancangancang terlebih dahulu, dimana dengan dimulai melakukan perekaman /
recording suatu gambar harus diawali dengan statis / tidak bergerak
selama 5 detik diakhiri dengan statis selama 5 detik juga sebelum berhenti
recording.
Hal ini untuk memudahkan seorang editor melakukan penyambungan /
penggabungan gambar, bahkan dapat pula menjadi bahan shot bila
diperlukan.
Contoh pengambilan gambar sebuah objek dengan menggunakan zoom
untuk menghasilkan detailnya, janganlah setelah tombol record ditekan
langsung bergerak dan pada saat masih melakukan pergerakan langsung
pula berhenti recording, lakukanlah ancang-ancang terlebih dahulu dan
diakhiri dengan ancang-ancang setelah itu barulah tekan tombol record.
Komposisi dan Transisi Gambar
27
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
IV.2. P A C E ( KECEPATAN )
Kecepatan melakukan pergerakan kamera, lakukan pergerakan itu sesuai
dengan kebutuhan kita karena kamera kita mewakili mata penonton, kita
harus mengetahui seberapa cepat kita bergerak, karena kalau pergerakan
kita lakukan terlalu cepat mengakibatkan hasil yang kita buat tidak dapat
diterima / dinikmati penonton yang berarti kurang informatif.
Contoh pengambilan gambar suatu seminar dimana dihadiri oleh berbagai
kalangan, kita perlu mengambil detail gambar perorang guna mengetahui
siapa saja yang hadir di seminar itu dengan melakukan panning yang
terlalu cepat mengakibatkan penonton kurang mengetahui siapa saja yang
hadir, karena terlalu cepat.
Pergerakan kamera yang lambat juga kurang baik, karena mengakibatkan
kejenuhan penonton dalam melihat / menikmati gambar.
Sebagai contoh pengambilan gambar objek orang yang sedang dimeja
kerja dengan beberapa teman kerja lainnya, sementara letak objek
berjauhan, tetapi kita melakukan pergerakan panning lambat ke objek lain
akibatnya penonton disajikan gambar yang tidak bermanfaat / kosong
pada saat bergerak.
IV.3. PRECISSION ( KETEPATAN / AKURASI )
Ketepatan pengambilan gambar dengan pergerakan yang sesuai dengan
shot size dan ketepatan membingkai / framing yang tepat.
mulai dengan ketepatan pada saat start recording dan melakukan
pergerakan kamera dan melakukan stop recording secara tepat.
Sebagai contoh pengambilan gambar suatu objek dengan pergerakan
gambar haruslah tepat, apabila pengambilan awal dengan komposisi yang
tepat diakhiri dengan komposisi yang tepat pula jangan sampai objek
tersebut terpotong / tidak tepat.
Komposisi dan Transisi Gambar
28
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
PAN
ZOOM
TILT
START/
RECORD
5 DETIK
STATIS
STOP/
RECORD
5 DETIK
STATIS
TRACK
SWING
CRAB
GBR. 26. PERHITUNGAN PRECISSION
Maksud dan arti dari pergerakan kamera itu sendiri adalah:
Pengambilan gambar dengan melakukan :
1. PERPINDAHAN / PERGERAKAN LENSA KAMERA,
2. PERGERAKAN
BADAN
KAMERA
PADA
POROS
PENYANGGA
(TRIPOT)
3. PERGERAKAN SELURUH BADAN KAMERA PADA DOLLY TRIPOT,
Masing-masing pengambilan tersebut diatas mempunyai makna tersendiri.
dan dengan menggunakan zoom dengan menjaga titik focus / ketajaman
gambar dan irish / diafragma atau terang gelap objek
Komposisi dan Transisi Gambar
29
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
IV..4.. PERGERAKAN LENSA KAMERA
Dalam suatu program acara televisi banyak kita dapati pengambilanpengambilan yang fantastis diantaranya pengambilan gambar terhadap
suatu objek dengan menggunakan wide lens / luas kemudian
mendekat secara perlahan dengan menggunakan narrow lens / tele
Tanpa menghiraukan latar belakang yang begitu cepat menyempit atau
sebaliknya ini semua disebut PERGERAKAN LENSA ZOOM.
Ada 2 (dua) pergerakan lensa ZOOM
IV.4.1.
ZOOM IN
:
: adalah pengambilan gambar terhadap suatu
obyek
dengan
menggunakan
wide
lens/luas
kemudian mendekat secara perlahan-lahan ini
berarti secara psykologis adanya pusat perhatian
yang utama ( point interest )
IV.4.2.. ZOOM OUT
: adalah pengambilan gambar terhadap suatu
objek dengan menggunakan narrow lens / tele
kemudian
menjauh
secara
perlahan
dengan
menggunakan wide lens berarti juga menjauhkan
pusat perhatian
GBR. 27. Pergerakan Lensa Zoom In
Komposisi dan Transisi Gambar
30
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Sebagai contoh di suatu sidang paripurna MPR misalnya terlihat
pimpinan sidang sedang memaparkan hasil kesimpulan dari rapat yang
sedikit panjang, sementara terlihat dari kejauhan meja sidang, para
anggota sedang mendengarkan secara seksama, tetapi di tengah itu
tiba-tiba lensa kamera itu mendekat ke salah satu sudut, dan terlihat
salah satu anggotanya tertidur pulas, itu berarti
yang awal secara
keseluruhan penonton disajikan yang biasa-biasa saja tiba-tiba dipaksa
untuk memusatkan perhatian pada orang yang sedang tidur. itulah
fungsi dari zoom, atau sebaliknya.
IV.5. PERGERAKAN PADA POROS PENYANGGA ( TRIPOT )
Pergerakan pada poros penyangga ada 2 (dua) gerakan yang disebut :
1. PAN
2. TILT
Masing- masing gerakan dapat dijelaskan sbb :
IV.5.1. P A N
Pergerakan ini ingin menunjukkan keberadaan disekeliling
pandangan mata, pengambilan gambar dengan melakukan
pergerakan kamera masih pada poros penyangga ( tripot ) ke kiri
atau ke kanan dapat juga berfungsi menjelaskan macam-macam
objek yang masih berhubungan.
Beberapa gerakan PAN sbb :
IV.5.1.1. PAN LEFT
: adalah pengambilan gambar dengan
melakukan
pergerakan kamera masih dalam
poros kearah kiri.
IV.5.1.2. PAN RIGHT
: adalah pengambilan gambar dengan
melakukan
pergerakan kamera masih dalam
poros kearah kanan
IV.5.1.3. PANNING
: adalah pengambilan gambar dengan
melakukan
pergerakan kamera masih dalam
poros yang berfungsi menjelaskan macammacam objek yang masih berhubungan.
Komposisi dan Transisi Gambar
31
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
GBR.28. PAN LEFT
GBR 29. PAN RIGHT
Sebagai contoh live event seorang reporter melakukan reportase tentang
jatuhnya pesawat terbang dengan latar belakang puing pesawat, sambil
dia melaporkan kepada penonton seorang juru kamera melakukan
pergerakan kamera ke salah satu sisi dari reporter untuk menunjukan
Komposisi dan Transisi Gambar
32
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
gambar puing-puing itu lebih detail sesuai dengan apa yang dibicarakan,
tetapi dengan satu syarat lakukan pergerakan ini satu arah saja, itu
berarti pada saat yang bersamaan reporter terus menyampaikan
ulasannya, seandainya reporter itu di haruskan muncul kembali juga,
hendaklah muncul dari arah yang berlawanan yaitu jikalau kamera itu
berhenti bergerak dari salah satu sisi, berarti reporter harus masuk /
inframe dari sisi yagng berlawanan, tetapi kalau dalam posisi kamera
masih bergerak ingin juga muncul karena terbatasnya waktu live, seorang
reporter harus melintasi belakang kamera sambil masih mereportasekan
ulasan tersebut dan muncul dari sisi yang berbeda arah lalu kamera
berhenti dengan komposisi yang baik tentunya perhatikan focus, irish /
diafragma, looking room dan head room karena jarak kamera awal dengan
setelah pergerakan mungkin saja berbeda.
IV.5. 2. T I L T
Pengambilan gambar dengan maksud menunjukan ketinggian dan
keutuhan suatu objek mulai dari atas ke bawah dan mulai dari bawah ke
atas juga untuk menunjukan kontinuitas / kesinambungan suatu gambar
satu ke gambar yang lain. disebut juga tilting
IV.5.2.1.
Tilt down
adalah Pengambilan gambar dengan maksud
menunjukan ketinggian dan keutuhan suatu objek mulai
dari atas ke bawah
GBR 30. TILT DOWN
Komposisi dan Transisi Gambar
33
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
GBR .31. TILT UP
2. TILT UP : adalah Pengambilan gambar dengan maksud menunjukan
ketinggian dan keutuhan suatu objek mulai dari bawah ke
atas
3. TILT ING : adalah Pengambilan gambar untuk menunjukan kontinuitas
/ kesinambungan suatu gambar satu ke gambar yang lain.
Sebagai contoh sebuah gedung opera yang megah tempat para selebritis
berkumpul menikmati malam dengan suguhan drama dan sendra tari yang
menawan, akan tetapi bukan itu yang akan dtampilkan dilayar melainkan
bentuk atau arnamen yang ada dalam gedung tersebut, karena naskah
yang diangkat seperti itu, otomatis kita harus memberikan suatu gambaran
gedung yang megah itu dengan detail-detail ornamen yang ada. disini
fungsi dari tilting untuk menunjukan ketinggian suatu objek dan detailnya
IV.6 .PERGERAKAN SECARA KESELURUHAN BADAN KAMERA
Pergerakan
secara
keseluruhan
badan
kamera
yang
merubah
pandangan
penonton terhadap suatu objek seolah-olah mendekat
dengan wide lens / tanpa menggunakan zoom, sehingga terlihat tidak
mengubah background sedangkan objek semakin dekat, pergerakan
kamera secara vertikal maju mundur pergerakan horizontal kanan dan
Komposisi dan Transisi Gambar
34
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
kiri, gerakan setengah melingkar
gerakan vertikal keatas kebawah
dengan alat penyangga kamera serta gerakan kamera dengan
menggunakan leher layaknya katrol .
Beberapa pergerakan kamera diklasifikasikan sbb :
1.T R A C K
2.CRAB (TRUCK)
3. SWING
4. PEDESTAL
5. CRAIN
IV.6.1. TRACK
Pergerakan seluruh badan kamera yang mengubah pandangan
penonton terhadap suatu obyek seolah-olah mendekat dengan wide
lens/tanpa menggunakan zoom ,sehingga terlihat tidak mengubah
background sedangkan obyek semakin dekat, pergerakan kamera
secara vertikal maju mundur .
Ada dua klasifikasi Trac :
a. Track in : adalah pergerakan kamera secara vertikal maju
b. Track out : adalah pergerakan kamera secara vertikal mundur
GBR. 32 Track
Sebagai contoh suasana dari balik kerumunan massa seseorang
sedang berorasi didepan umum tiba-tiba dari sela-sela massa kamera
bergerak maju mendekat hingga di depan beberapa meter dari seorang
Komposisi dan Transisi Gambar
35
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
orator tadi ( track in ), tiba-tiba sepucuk pistol diacungkan mengarah
masuk dalam frame lalu letupan mesiupun mengejutkan massa dan
tersungkurlah orator tadi, secepat itulah kamera bergerak mundur
menjauh dari kejadian itu ( track out ). Pengambilan gambar seperti ini
sangat dramatik melibatkan penonton, yang awalnya merupakan
objective shot yaitu hanya sebagai pengamat kemudian berubah
menjadi subjective shot karena kamera itu bergerak mendekat dan
menjauh.
Dengan pemikiran ini disepakati
secara psikologis melibatkan
penonton.
IV.6.2. CRAB (TRUCK)
Pergerakan kamera dengan mengambil suatu objek secara horizontal
dari kanan / crab right ke kiri / crab left disebut crab / truck.
Tujuan mekanik melakukan crab/truck adalah sbb ;
A) Untuk melihat sebuah subjek dari sudut pandang yang lain ( tanpa
terjadi transisi gambar )
B) Unttuk
mengikutiatau
tidak
mengikuti
subjek-subjek
pada
foreground maupun background.
C) Untuk memperbaiki posisi subjek yang salah letaknya.
D) Untuk memperlihatkan informasi ataupun subjek baru yang muncul
dalam gambar.
E) Untuk meng-komposisi- kan kembali gambar.
Tujuan artistik adalah untuk merubah titik perhatian pada penonton.
Tujuan mekanik: melakukan subyek yang bergerak adalah :
A. pada close shots.
agar subjek tetap berada pada frame gambar
untuk
memperlihatkan reaksi atau informasi secara detail.
B. pada long shots:
untuk memperlihatkan aktivitas subjek pada suatu lingkungan
atau hubungannya dengan subjek-subjek lainnya dalam gambar.
Komposisi dan Transisi Gambar
36
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Tujuan artistiknya :

Untuk menghubungkan subjek dengan lingkungannya.

Untuk menghindari transisi.

Untuk menghindari perubahan sudut pandang.

Untuk kontinuitas dapat dipertahankan denga
GBR 33 Pengambilan gambar dengan mengikuti pergerakan obyek
Dengan background yang berubah
GBR.34. Pergambilan gambar dengan memanfaatkan foreground
Komposisi dan Transisi Gambar
37
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Pergerakan ini dapat dibagi dua arti
A. Pergerakan secara umum lebih menunjukan perubahan tempat,
apabila dengan menggunakan lensa narrow / tele untuk pengambilan
medium sampai close dapat dirasakan perubahannya, karena seolah
meninggalkan objek. tetapi kalau mencoba dengan objek yang
bergerak baru telihat perubahannya. sebagai contoh bila kita
melakukan pengambilan seseorang sedang berjalan di tepi jalan
disekitar toko-toko dan kamera kita hanya tertuju kepada objek tersebut
berarti kamera tersebut mengikuti orang / follow the subject, yang kita
dapat adalah orang bergerak dengan background yang berubah.
B. Yang paling menarik dari pergerakan ini, apabila
pengambilan
gambar
dengan
menggunakan
kita melakukan
wide
lens
untuk
pengambilan suatu objek dengan memanfaatkan benda di depan objek
/ foreground dengan membedakan titik fokus dengan objek utama
untuk menunjukan suatu dimensi gambar. seperti contoh pengambilan
sebuah rumah, kalau dilakukan dengan crab tanpa menggunakan
foreground
tidak
begitu
terlihat
perubahannya,
tetapi
dengan
menggunakan foreground baru terlihat kalau kamera itu bergerak.
IV.6.3. S W I N G
Paling memikat jenis dari pergerakan adalah pergerakan kamera
dengan membentuk setengah lingkaran / diagonal ke kiri / swing left
atau ke kanan / swing right
disebut juga swing, terutama bila itu
dilakukan pergerakan yang diawali mulai dari bagian bawah objek
menuju bagian atas.
Konsep ini yang dihubungkan dengan suatu pengambilan gambar
dengan miring / canted shot juga disebut dutch angle / sudut
belanda.terutama dari satu penjuru / sudut rendah, adalah sering
digunakan untuk mengartikan juga kekuasaan / tenaga atau energi.
Sebagai contoh pengambilan gambar seorang mafia yang sedang
menatap ke depan, diambil dengan miring / canted shot mulai dari
sepatu yang bermerk dan berkilau kemudian kamera bergerak
Komposisi dan Transisi Gambar
38
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
perlahan swing sambil badan kamera naik / crane up sampai wajah, ini
menunjukan bahwa orang ini adalah seorang mafia yang berkuasa dan
kejam.
GBR.35. Pengambilan gambar dengan pergerakan Swing
IV.6.4. PEDESTRAL
Pergerakan pedestal ini adalah pergerakan kamera secara vertikal ke
atas dan ke bawah
dengan menggunakan alat penyangga kamera
yang umum disebut pedestal
Tujuannya adalah membuaat kesan psikologis high angle, eye angle
dan low angle.
Ada 2 (dua) gerakan pedestral yaitu :
1. Pedestral Up
2. Pedestral Down
Tujuan mekanik melakukan Pedestral Up adalah :
a. untuk melihat suatu pergerakan secaa keseleruhan.
b. untuk menghindari objek dari foreground yang menghalangi
Tujuan artistic Pedestral Up :
a. untuk melihat suatu objek/subjek dari atas ke bawah.
b. untuk mengurangi kekuatan dari subjek
c. untuk mengurangi dominasi dari foreground.
Komposisi dan Transisi Gambar
39
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Sedangkan tujuan mekanik melakukan Pedestral Down :
a. untuk
mendpatkan
level
shots
dari
subjek
yang
rendah
letak
kedudukannya.
b. untuk mengambil gambar dengan subjek/objek pada foreground gambar.
c. agar action yang terdapat di bagian belakang gambar tidak kelihatan
dengan jelas.
Tujuan artistik: melakukan Pedestral Down :
Untuk meningkatkan perhatian penonton.untuk menambah kekuatan subjek.
GBR.36. Pengambilan gambar dengan pergerakan kamera Pedestral
IV.6.5. CRAINE
Pergerakan seluruh badan atau penyangga kamera dengan menggunakan
leher layaknya katrol yang sering kita lihat sehari-hari. Craine tersebut ada
kalanya ditunggangi oleh juru kamera dan peralatannya dan ada juga yang
tidak.
UP
Tujuan penggunaan craine ini adalah untuk mendapatkan pengambilan yang
dramatic mulai dari low angle sampai dengan top/over head shot dalam satu
adegan/scene.
Komposisi dan Transisi Gambar
DOWN
40
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
GBR .37 MINI CRAINE
GBR. 38. JIB
Komposisi dan Transisi Gambar
41
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
BAB V. TRANSISI GAMBAR
Dalam pertelevisian sering kita jumpai perubahan gambar ke gambar lain, hal
tersebut muncul pada saat melakukan pasca produksi di meja editing, tetapi
bukan ber arti seorang juru kamera tidak perlu tahu, justru hal itu menjadi
panduan pada saat pengambilan gambar yang diperlukan.
Perlu diketahui bahwa apa yang dilakukan di atas, akan mempunyai dampak
terhadap penampilan, penyajian dan suasana acara.
Secara artistik sebuah acara dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
a.
Sebuah acara dapat dilaksanakan dengan hanya sebuah kamera,
walaupun demikian berkat
editing
yang trampil penonton akan
disuguhkan sesuatu yang lain hasilnya.
b.
Dengan editing, peristiwa-peristiwa yang berlainan waktunya maupun
tempatnya dapat diperlihatkan dalam satu bagian.
c.
Berkat editing, informai dapat ditambahkan, serta perbaikan dan sensor.
d.
Dengan editing dapat diciptakan hubungan, yng mungkin maupun yang
tidak mungkin ada.
e.
Editing berarti dapat melakukan pemilihan gambar yang diinginkan dan
penyusunan
tersebut
tentunya
akan
mempengaruhi
reaksi
dan
interprestasi penonton.
Adapun jenis-jenis transisi antara lain:
1. Cutting
2. Dissolving / mix
3. Fade
V.1. CUTTING
Perubahan atau peralihan gambar secara tiba-tiba, mulai dari gambar satu ke
gambar yang lain, tanpa mengesampingkan urutan pengambilan gambar.
Dengan kata lain penggabungan gambar secara tiba-tiba tetapi masih dalam
satu adegan
( kontinuitas gambar ) .Yang dimaksud disini adalah
masih dalam satu adegan yang sama atau terkait.
Komposisi dan Transisi Gambar
42
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
V.2. MIX / DISSOLVING
Perubahan atau peralihan gambar secara perlahan dengan cara
menggabungkan atau mencampur dua buah gambar yang bebeda, mulai dari
gambar pertama digantikan dengan gambar berikutnya. Hal tersebut untuk
menjembatani gambar satu dengan yang lain yang berbeda suasana.
V.3. FADE
Perubahan atau peralihan gambar mulai dari blank atau gelap menuju ke
gambar yang disebut fade in, ini berarti dimulainya atau dibuka acara tersebut
atau sebaliknya mulai dari gambar menuju ke blank atau gelap disebut fade
out, untuk mengakhiri acara.
Untuk itu seorang juru kamera diharuskan mengetahui shot-shot mana yang
nantinya dipergunakan untuk penggabungan gambar satu dengan yang lain
dengan memberikan suatu transisi. Visual yang digunakan untuk transisi
haruslah menambah sekitar lima sampai sepuluh detik dari yang biasanya.
-----Semoga Sukses-----
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Production Television Broadcast
2.
Cyber College.com
Komposisi dan Transisi Gambar
43
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Komposisi dan Transisi Gambar
44
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Download