BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembaharuan diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Pembaharuan pendidikan diterapkan di dalam berbagai jenjang pendidikan. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan pembaharuan pendidikan agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal. Salah satu bentuk pembaharuan pembelajaran adalah dengan memanfaatkan metode-metode pembelajaran yang efektif, menarik dan bermakna bagi siswa. Selain itu, materi pelajaran hendaknya disajikan dengan cara yang menarik sehingga rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran meningkat (Dimyati, 2006: 82). Bukan masanya lagi seorang guru hanya mengandalkan ceramah dalam menyampaikan materi, guru dituntut untuk aktif dan kreatif membimbing siswa mencapai tujuan pembelajaran. Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih para siswa-siswinya. Agar mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik, guru harus mampu menguasai berbagai kemampuan. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah mengembangkan diri secara professional. Ini berarti, guru tidak hanya dituntut menguasai materi ajar atau mampu menyajikannya secara tepat, tetapi juga dituntut mampu menilai kinerjanya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan penelitian yang terutama difokuskan pada keadaan seputar kelas, yaitu penelitian dikelas sendiri. PTK menjadi alternatif pembaharuan pembelajaran yang peneliti tempuh untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa-siswi kelas IV di SD Negeri 1 Rojoimo Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, karena hasil belajar salah satunya ditentukan oleh bagaimana kondisi belajar yang berlangsung pada saat pembelajaran dilakukan oleh guru dan siswa. Dari 1 2 penelitian yang dilakukan Gordon Dryden dan Jeannette Vos (2004: 301) diperoleh informasi apabila siswa berpendapat bahwa belajar itu menyenangkan, serta secara pribadi sangat bermakna dan relevan, ditambah lingkungan yang mendorong siswa untuk mempunyai kendali terhadap proses dan hasil belajar, maka motivasi belajar dan kecenderungan untuk mengatur sendiri proses belajar (self-regulate) akan muncul dengan sendirinya. Pakar lain juga menyebutkan bahwa siswa yang termotivasi belajar dan senang berada di sekolah menggambarkan sekolahnya sebagai tempat belajar yang mendukung usaha siswa (Johnson, 2006: 141). Kondisi pembelajaran di SD Negeri 1 Rojoimo, khususnya di kelas IV dilihat dari sisi guru nampak bahwa guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran, guru kurang memberikan pembelajaran menyenangkan kepada siswa untuk memotivasi siswa dalam belajarnya, dan guru kurang memberi pengawasan sewaktu siswa mengerjakan tugas yang diberikan. Sedangkan dari sisi siswa diantaranya adalah siswa sering bermain sendiri di dalam kelas sewaktu pembelajaran berlangsung, berjalan-jalan di dalam kelas, kurang memperhatikan guru sewaktu menerangkan suatu materi pelajaran, keluar masuk kelas tanpa seizin guru, kurang memiliki keberanian dalam bertanya maupun dalam mengutarakan pendapatnya baik kepada guru maupun kepada sesama teman waktu proses pembelajaran berlangsung. Kondisi pembelajaran yang kurang menyenangkan dan tidak membiasakan siswa untuk mengembangkan potensi berpikirnya mengakibatkan siswa cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri sehingga hasil belajar siswa sebagian besar rendah ( di bawah KKM yaitu 60). Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil ulangan harian siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA. Dari 35 siswa, hanya (45,7%) 16 siswa yang tuntas mencapai KKM sedangkan (54,3%) 19 siswa belum tuntas belajarnya dengan nilai rata-rata kelasnya yaitu 59,3. Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran guru tidak menggunakan metode yang tepat untuk menyajikan bahan pelajaran, khususnya mata pelajaran IPA. Salah satau strategi untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa merasa senang dalam 3 menerima berbagai informasi di kelas salah satunya adalah dengan menerapkan metode Brain Gym, dimana dalam metode ini terdapat berbagai gerak sederhana yang merangsang otak kanan dan kiri bekerja secara bersamaan (seimbang). Metode Brain Gym dapat digunakan untuk mengoptimalkan fungsi kerja otak sehingga dapat merespon dan mengaplikasikan informasi yang diterima melalui berbagai gerakan atau permainan. Melalui optimalisasi fungsi kerja otak tersebut, maka akan menunjang pada perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pengalaman yang mencakup substansi keterampilan, nilai dan sikap. Selanjutnya perubahanperubahan yang terjadi dalam bidang pengetahuan/pengalaman akan berpotensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka penulis menganggap berkaitan dengan hal tersebut maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan metode Brain Gym dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 1 Rojoimo dengan maksud menciptakan suasana atau kondisi belajar yang menyenangkan selama proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa belajar dan hasil belajar menjadi lebih optimal. 1. Identifikasi Masalah Permasalahan yang dapat diidentifikasi dari pembelajaran pada Kompetensi Dasar menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda dikelas IV SD Negeri 1 Rojoimo Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru diantaranya adalah sebagai berikut: Dari sisi siswa 1. Terdapat 10 siswa yang bermain sendiri pada saat pembelajaran berlangsung. 2. Siswa suka berjalan-jalan di dalam kelas. 3. Siswa kurang memperhatikan guru sewaktu menerangkan suatu materi pelajaran. 4. Siswa suka keluar masuk kelas tanpa seizin guru saat pembelajaran berlangsung. 4 5. Siswa kurang memiliki keberanian bertanya maupun mengutarakan pendapat, baik kepada guru maupun kepada sesama teman waktu proses pembelajaran berlangsung. Dari sisi guru 1. Guru menggunakan metode ceramah yang dominan selama pembelajaran. 2. Guru kurang memahami akan fase perkembangan siswa, dimana dalam fase ini anak senang akan bermain. 3. Guru belum menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. 4. Guru kurang memotivasi interaksi tanya jawab antara guru dan siswa. 5. Kurangnya pengawasan guru pada saat siswa mengerjakan tugas. 2. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan dengan memperhatikan beberapa identifikasi masalah, baik dari siswa maupun oleh guru. Hasil analisa masalah pembelajaran yang perlu diungkap adalah: Perlunya penerapan metode Brain Gym dalam pembelajaran untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa senang belajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Melalui penggunaan metode Brain Gym sesuai dengan materi atau Kompetensi Dasar yang akan disampaikan oleh guru, maka diharapkan para siswa akan antusias dalam menerima berbagai informasi yang diberikan oleh guru karena kondisi pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan, B. Pembatasan Masalah Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini dengan mengangkat Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning) melalui penerapan metode Brain Gym untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA semester II Tahun 2012 di SD Negeri I Rojoimo Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:” Apakah dengan Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning) melalui penerapan Brain 5 Gym dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA di SD Negeri 1 Rojoimo? ”. D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning) dengan penerapan metode Brain Gym. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi siswa a. Pemahaman materi tentang menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda menjadi meningkat. b. Memperoleh metode belajar yang baru yaitu pembelajaran yang mengedepankan berbagai permainan gerak sederhana dalam kegiatan pembelajaran. c. Dengan menerapkan metode Brain Gym, diharapkan kesenangan dan hasil belajar siswa menjadi meningkat. 2. Manfaat bagi guru kelas a. Memperoleh umpan balik untuk kemajuan pembelajaran. b. Mengetahui dampak penggunaan metode Brain Gym, jika dampaknya dapat meningkatkan rasa senang dan hasil belajar siswa, maka dapat diterapkan oleh rekan-rekan guru yang lain . c. Sebagai bahan pertimbangan dalam merancang kegiatan pembelajaran 3. Manfaat bagi sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembelajaran yang lebih bermakna dalam pelaksanaan pendidikan.