penulisan berita televisi

advertisement
Modul ke:
Fakultas
Ilmu
Komunikasi
Program Studi
Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
PENULISAN BERITA
TELEVISI
KAIDAH DAN PRINSIP
JURNALISTIK, KODE ETIK
JURNALISTIK TELEVISI
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Menjadi wartawan profesional, seorang wartawan harus membekali
dirinya dengan naluri berita, observasi, keingintahuan, mengenal
berita, menangani berita, ungkapan yang jelas, kepribadian yang jelas
Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (2001), dalam bukunya The Elements
of Journalism merumuskan prinsip-prinsip itu dalam Sembilan
Elemen Jurnalisme. Kesembilan elemen tersebut adalah:
• 1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran
2. Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga (citizens)
• 3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
• 4. Jurnalis harus tetap independen dari pihak yang mereka liput
5. Jurnalis harus melayani sebagai pemantau independen
terhadap kekuasaan
6. Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik maupun
komentar dari publik
7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting itu
menarik dan relevan
8. Jurnalis harus menjaga agar beritanya komprehensif dan
proporsional
9. Jurnalis memiliki kewajiban untuk mengikuti suara nurani
10. Warga juga memiliki hak dan tanggung jawab dalam hal-hal
yang terkait dengan berita.
KODE ETIK JURNALISTIK TELEVISI
• Kode etik jurnalistik diperlukan karena membantu para
wartawan menentukan apa yang benar dan apa yang salah, baik
atau buruk, dan bertanggung jawab atau tidak dalam proses
kerja kewartawanan.
Undang-Undang Kode Etik Jurnalistik
Kode Etik Jurnalistik pertama kali dikeluarkan oleh
PWI (Persatuan Wartawan Indonesia)
1. Berita diperoleh dengan cara jujur.
• 2. Meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan
sebelum disiarkan (check dan recheck).
• 3. Sebisanya membedakan yang nyata (fact) dan
pendapat (opinion).
• 4. Menghargai dan melindungi kedudukan sumber
yang tidak mau disebut namanya.
• 5. Tidak memberitakan berita yang diberikan secara off
the record (four eyes only).
• 6. Dengan jujur menyebutkan sumber dalam mengutip
berita atau tulisan dari suatu surat kabar atau
penerbitan, untuk kesetiakawanan profesi.
KODE ETIK JURNALISTIK TELEVISI
Pada prinsipnya menurut Undang-undang No.
40 Tahun 1999 menganggap bahwa kegiatan
jurnalistik/kewartawanan merupakan
kegiatan/usaha yang sah yang berhubungan
dengan pengumpulan, pengadaan dan
penyiaran dalam bentuk fakta, pendapat atau
ulasan, gambar-gambar dan sebagainya,
untuk perusahaan pers, radio, televisi dan
film.
• Berita yang bersifat dusta atau fitnah dan
ditambah lagi tidak akurat dilarang untuk
disampaikan kepada khalayak karena melanggar
kode etik jurnalistik
• Sesuai pengertian kode etik jurnalistik, jika
terjadi pelanggaran terhadap kode etik
jurnalistik ini akan diselesaikan oleh majelis
kode etik
Kode Etik Jurnalistik (KEJ)
Berita diperoleh dengan cara yang jujur
MENELITI KEBENARAN BERITA
MEMBEDAKAN FAKTA DAN PENDAPAT
Kode Etik Jurnalistik (KEJ)
MELINDUNGI NARASUMBER
OFF THE RECORD
MENGUTIP SUMBER BERITA DENGAN JUJUR
CONTOH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK
JURNALISTIK
• Program Apa Kabar Indonesia Pagi tanggal 18 Maret 2010 yang
menghadirkan narasumber seorang markus (makelar kasus) pajak,
Andreas Ronaldi, diduga adalah markus palsu. TVOne menghadirkan
Andreas Ronaldi, pria yang mengaku markus di Mabes Polri. Pada
waktu itu, Andreas mengenakan topeng dan menggunakan nama
samaran Roni. Selain itu, suaranya pun diubah sedemikian rupa
sehingga tak tampak suara aslinya. Andreas mengaku ia telah
menjadi markus selama 12 tahun di lingkungan Mabes Polri. Mabes
Polri kemudian menangkap seorang yang diklaim sebagai
narasumber program acara Apa Kabar Indonesia Pagi tersebut pada
tanggal 7 April 2010, dengan landasan dugaan rekayasa berita
• Maka kasus pelanggaran ini akan diselesaikan sesuai
dengan aturan Kode Etik Jurnalistik, yaitu dengan
pemberian hak jawab, hak koreksi, meralat informasi
yang salah, dan memohon maaf kepada pihak-pihak
yang telah dirugikan akibat kasus rekayasa ini.
Terima Kasih
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Download