1 PENDAHULUAN

advertisement
KOMBINASI TRANSFORMA TOR DdO DAN Dyl UNTUK MENGURANGI
DISTORSI HARMONIK SISTEM TENAGA LISTRIK
Himma Firdaus
Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian - LIPI
Kawasan Puspiptek Gd. 410, Cisauk, Tangerang 15314
INTISARI
Arus-arus harmonik yang dibangkitkan oleh beban-beban tak-linier dapat menyebabkan munculnya
berbagai masalah dalam sistem tenaga. Hal ini menimbulkan tambahan tekanan mekani/c, tekanan
dielektri/c, dan panas lebih. Transformator (trafo) adalah salah satu komponen sistem tenaga yang
riskan untuk terbebani lebih dengan adanya harmoni/c,bahkan ia sendiri adalah penghasil harmonik.
Namun demikian, trafo mampu mengurangi tingkat distorsi harmonik arus beban dengan
memanfaatkan konflgurasi kumparannya. Konflgurasi deltanya mampu mengeblok arus harmonik
ketiga. Dan dalam penelitian ini, kombinasi geser fasanya terbukti mampu mengurangi arus harmonik
orde 5, 7, 17 dan 19 berturut-turut sebesar 88.6 %,86.4 %,91.0 % dan 88.9 %.
Kata kunci: pengurangan harmoni/c, geser fasa,
transformator
ABSTRACT
Harmonic currents generated by nonlinear loads cause some problems in power system. These create
additional dielectric, thermal, and mechanical stress. Transformer is one of power system components,
susceptible to overload because of harmonic current existence, although transformer itself is a
harmonic current source. However, transformer can reduce the level of its load current distortion. Its
delta configuration blocks the third harmonic current. In this research, the combination of phase
shifting is proven to reduce the 5,h, 1h, 11h and /9'h harmonic currents about 88.6 %,86.4 %, 9/.0 %
and 88.9 % respectively.
Key words: harmonic mitigation, phase shifting, transformer
1
PENDAHULUAN
Sistem tenaga listrik dirancang untuk beroperasi pada frekuensi 50 Hz atau 60 Hz.
Namun demikian, ada beberapa tipe beban tertentu menghasilkan arus dan tegangan
dengan frekuensi yang merupakan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi dasamya.
Frekuensi yang lebih tinggi ini merupakan sebuah bentuk polusi listrik yang disebut
sebagai harmonik sistem tenaga. Harmonik sistem tenaga bukanlah sebuah fenomena
baru.
Perhatian terhadap distorsi harmonik telah mengalami pasang surut dalam sejarah
ketenagalistrikan. Steinmeltz telah mempublikasikan sebuah buku pada taboo 1916
yang membahas tentang studi harmonik pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Ia
menekankan perhatiannya pada arus ketiga yang disebabkan oleh saturasi inti besi
rSSN /907-7459, AMTeQ 2006
163
dalam transformator dan mesin-mesin Iistrik. Dialah yang pertama kali mengajukan
hubungan delta untuk mengeblok arus harmonik ketiga.
Saat ini, sumber-sumber harmonik yang paling besar adalah beban-beban peralatan
elektronika daya. Tipe beban ini menggunakan dioda, SC~ transistor daya atau saklar
elektronis lainnya untuk memotong bentuk gelombang sinusoidal tegangan.
Pemotonganini berfungsi untuk mengendalikandaya atau mengubah sumber AC
menjadi DC. Tingginya efisiensi dan kemampuan pengendalian menyebabkan bebanbeban elektronika daya semakin meningkat dan dapat diperoleh pada semua level
tegangan dari peralatan rumah tangga sampai konverter tegangan tinggi.
Berbagai kesalahan operasi bahkan sampai kerusakan peralatan tenaga listrik dapat
teIjadi akibat adanya harmonik yang terlalu besar. Karena harmonik, transformator
bisa mengalami kerusakan akibat panas lebih meskipun pembebanannya belum
mencapai KVA nominal. Dampak lain dari harmonik adalah berkurangnya kecerahan
gambar televisi, kesalahan operasi rele proteksi digital, memberikan tambahan torsi
pada kWH meter jenis elektromekanis dan juga menginterferensi sinyal telepon [1].
Besar dan luasnya pengaruh ini menuntut perhatian lebih terhadap penanganan
harmonik. IEEE membatasi nilai Total Harmonic Distortion (THD) yang diizinkan
pada titik temu beban adalah sebesar 5 % [5]. Oleh karena itu, metode mitigasi
harmonik pun terus bermunculan dan terus dalam penelitian para ahli.
Meskipun trafo menjadi salah satu komponen sistem tenaga yang sangat terpengaruh
dengan adanya harmonik, bahkan sebagai penyumbang harmonik, ia mampu menekan
penyebaran harmonik ke seluruh jaringan sistem. Trafo dapat digunakan untuk
penekanan harmonik dengan memanfaatkan konflgurasi hubungan kumparan primer
dan sekunder. Karakteristik geser fasa trafo mendukung upaya ini. Kombinasi trafo
penggeser fasa O~(~-~) dan penggeser fasa - 30~ (~-Y), biasa disebut DdOdan Dyl,
diusulkan sebagai sebuah cara mitigasi harmonik sistem tenaga menggunakan trafo.
2
DASAR TEORI
Ada dua teori yang mendasari prinsip mitigasi harmonik dengan kombinasi trafo yaitu
teori gelombang periodik dan teori konverter dua bridge. Teori pertama, Joseph
Fourier menyatakan bahwa gelombang periodik s(t) dengan periode T dapat
dinyatakan sebagai penjumlahan dari komponen-komponen gelombang sinusoidal
ditambah komponen de. Setiap komponen harmonik dapat dinyatakan dalam bentuk
vector pada persamaan (1).
(I)
I
Ih
I
dan <Ph,masing-masing adalah magnitude dan sudut fasa arus harmonik ke-h [2]
Teori kedua, Arrillaga menyatakan bahwa apabila sebuah konverter terdiri atas dua
bridge, dan salah satunya dilayani oleh trafo bintang-bintang atau delta-delta,
sedangkan yang lain dengan trafo delta-bintang atau bintang-delta, maka tegangan
164
/SSN /907-7459, AMTeQ 2006
yang berurutan akan tergeser fasanya 30°. Oemikian pula tegangan harmoniknya [1].
Karena fasa 30° pada frekuensi dasar adalah setengah periode dari harmonik ke-7,
maka harmonik ini akan saling berlawanan di antara dua bridge tersebut.
Pergeseran fasa dapat diperoleh dengan menggunakan transformator. Karakteristik
geser fasa transformator dapat diketahui dengan memahami pola hubungan antar
kumparannya. Pola hubungan antar kumparan trafo dapat direpresentasikan dalam
bentuk diagram fasor, seperti tampak pada Gambar 1 dan 2 [4]. Gambar 1
merepresentasikan pola hubungan kumparan pada trafo OdO. Trafo OdO menjaga
sudut fasa arus sekunder sama dengan sudut fasa arus primemya. Gambar 2
menunjukkan bahwa sudut fasa arus sekunder Ia pada trafo konfigurasi Oyl tertinggal
30° terhadap arus primemya IA.
A Hi
Xi
a
c
b
B
c
IA
IC
a
ISA
IB Ic
Fasor aros
lba
Ib
Gambar 1. Konfigurasi dan fasor arus trafo DdO
A Hi
IA
c
a
c2
...J
81c"
n'
IC
ISA
IC1
Ib
Gambar 2. Konfigurasi daD fasor arus trafo Dyl
Adapun model konfigurasi jaringan listrik yang digunakan untuk memanfaatkan
geseran fasa trafo untuk mengurangi distorsi harmonik, ditunjukkan pada Gambar 3.
Busbar
Primer
Beban
Harmonik
Gambar 3. Kombinasi DdO dan Dyl untuk mitigasi harmonik
ISSN 1907-7459. AMTeQ 2006
165
Busbar primer merupakan titik temu arus keluaran sisi primer trafo DdO dan Dyl.
Pengurangan hannonik terjadi pada titik ini. Beban hannonik 1 dan 2 adalah
rangkaian penyearah tiga fasa 6 pulsa berbeban resistor. Dari gambar di atas, arus
hannonik pada primer dan sekunder trafo serta busbar primer akan dianalisis sebagai
berikut:
.
Arus harmonik pada sisi sekunder trafo
Sumber hannonik 1 dan 2 menghasilkan arus kompleks periodik yang sama. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa konverter 6 pulsa meniadakan trip/en hannonik, yaitu
hannonik urutan nol, dan menghasilkanhannonik orde 6k
:f:
1 dengan k adalah
bilangan bulat positif. Harmonik orde 6k + 1 adalah urutan positif sedangkan 6k - 1
adalah urutan negatif. Oleh karena itu, arus terdistorsi pada beban hannonik 1 dan 2
diasumsikan membentuk deret Fourier pada persamaan (2).
dengan:
Idadalah arus DC [3].
Deret tersebut mempresentasikan arus saluran fasa a pada sisi sekunder trafo DdO.
.
Arus harmonik pada sisi primer trafo
Trafo DdO tidak menggeser fasa arus sekunder. Dengan perbandingan lilitan trafo
N. : N2 = 1 : I, arus di sisi primer memiliki bentuk gelombang dengan amplitudo dan
fasa yang sarna dengan arus di sisi sekunder, sehingga komponen hannonik arusnya
terdiri atas hannonik 1,5, 7, 11, 13, 19 dan seterusnya, kelipatan dari 6k:f:1dengan k
bilangan bulat positif. Semakin tinggi orde hannonik, semakin kecil magnitudenya.
Mitigasi yang dihasilkan tidak signiftkan dalam menurunkan nilai THD, oleh karena
itu pembahasan penelitian ini lebih fokus pada harmonik-harmonik terbesar.
Trafo Dyl menggeser fasa tegangan dan arus sekunder sejauh -30°, sehingga bentuk
gelombang arus di sisi primer dan sekunder berbeda. Arus fasa A pada sisi primer
Dyl didefinisikan sebagai persamaan (3) [6].
I A = (Ia - Ib)x rasio kumparan trafo
(3)
dengan:
Iadan Ibadalah arus fasa a dan fasa b di sekunder trafo Dy1
Apabila rasio kumparan trafo:
N2
k = N I = 1 maka IA= (Ia- Ib).
Analisis vektor dari arus sisi primer trafo ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Arus Ia tergeser sejauh -30°, dan -Ib tergeser +30° dengan IA sebagai vektor acuan.
Aturan pergeseran gelombang menyatakan bahwa apabila sebuah gelombang digeser
sejauh 9 diukur menurut periode fundamental, maka gelombang harmonik akan
166
ISSN /907-7459, AMTeQ 2006
tergeser sejauh h9 menurut ukuran periode harmonik ke-h. Harmonik urutan negatif
digeser searah arab jarum jam sejauh h9 sedangkan harmonik urutan positif digeser
sebaliknya. Harmonik urutan nol dalam sistem tiga fasa selalu dalam kondisi sefasa
[I]. Magnitude, fasa dan pergeseran fasa dari tiap komponen harmonik dari arus fasa
A dan dua arus pembentuknya dapat dilihat pada Tabell.
IA
-I BA~-I b +30
ICB
la
~-\
Ie
IBA
IC
IB
Ib
Gambar 4. Fasor arus pembentuk arus primer fasa A trafo Dyl
Tabell.
Komponen arus harmonik di sisi primer trafo Dyl
SudutGau r.sa (8)
Urutan
f. thd f.
daD Orde
-Ib thd -Ib
f.
-fb
+1
lLOO
(/5)L 1800
0/7) LO°
(1/11) L180°
(1/13) LOO
(/17) L180°
0/19) LO°
-300
+1500
-2100
+3300
-3900
+5100
-5700
+300
-1500
+2100
-3300
+3900
-5100
+5700
-5
+7
-II
+13
-17
+19
Terhadap fA
f.
+1
lLO°
(/5)L180°
(1/7) LO°
(1/11) LI800
(1/13) LO°
0/17) L180°
(/19) LO°
-5
+7
-II
+13
-17
+19
-300
+ 1500
-2100
+3300
-3900
+5100
-5700
rika rasio kumparan trafo dibuat menjadi k = J3, komponenarus harmonikmenjadi
ieperti yang ditunjukkan oleh Tabel 2.
Tabel 2. KomponeD arus harmonik sisi primer trafo Dyl
Urutan
dan Orde
I
IA
-I
b
= 8.[3
+1
-5
+7
-II
+13
-17
+19
SSN /907-7459. AMTeQ 2006
167
. Arus harmonik pad a Busbar Primer
Arus primer DdOdan Dyl bertemu pada Busbar Primer, sehingga terjadi penjumlahan
dua vektor arns yang berbeda. Persamaan (4) adalah persamaan matematis yang
berlaku untuk penjumlahan dua vektor, A dan B, yang menghasilkan vektor barn C.
ALa. + BLI3 = (A cos a. + B cos 13)+ j (A sin a. + B sin 13)= CL9
(4)
Jika selisih (a. -13) =180° dan A = B , maka C = O.
Tabel 4 adalah tabel penjumlahan beberapa komponen harmonik di busbar primer.
Tabel 4. Penjumlahan komponen harmonik di sisi primer trafo DdOdan Dyl
Urutan
IAdi
IAdi
Penjumlahan Arus Fasa A
dan Orde
Primer DdO
Primer DyI
Primer DdOdan DyI
+1
I LO°
-5
(1I5) L180°
+7
-II
(1/7) LO°
(III I) L180°
+13
-17
(1/13) Loo
+19
(1I17) L180°
(1/19) Loo
I Loo
2 Loo
0
(1I5) Loo
(1I7) L180°
0
(III I) L180°
(2/11) L180°
(1/13) LOo
(1/17) Loo
(1I19) L180°
(2/13) LOo
0
0
Kebanyakan beban-beban harmonik menghasilkan harmonik ke-5, 7, 11 dan 13,
sehingga keempat komponen ini merupakan harmonik yang paling dominan pada
jaringan sistem tenaga listrik. Tabel 4 menunjukkan bahwa ada dua komponen
harmonik terbesar mampu dimitigasi dengan sangat signifikan menggunakan metode
kombinasi trafo ini, yaitu orde 5 dan 7, dan dua komponen harmonik yang lain yaitu
orde 17 dan 19. Hal ini dapat mengurangi nilai THD yang terukur pada titik temu
beban tanpa harns memasang filter ~~onik khusus.
3
METODEDANTEKNIKPENGUKURAN
Metodologi penelitian yang ditempuh adalah studi eksperimental yaitu pengujian
secara langsung pada konfigurasi trafo yang akan diteliti dan mengukur besaranbesaran yang dibutuhkan untuk keperluan analisis selanjutnya.
3.1
Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Trafo
Trafoyangakan diujimemilikispesifikasisebagaiberikut:
KapasitasNominal
: 3 KVA
168
/SSN /907-7459. AMTeQ 2006
Rating Tegangan
:240V
Trafo yang digunakan telah dirancang secara khusus oleh TecQuiptment Ltd.
untuk keperluan penelitian berbagai karakteristik dan unjuk kerja trafo daya dan
trafo distribusi di laboratorium.
2. Beban
Beban yang digunakan meliputi :
Penyearah tiga fasa gelombang penuh dengan menggunakan 6 buah diode
berkapasitas beban total 1350 VA.
3. Regulator Tegangan
Regulator tegangan tiga fasa memiliki rentang tegangan 0-240 V.
3.2
Konfigurasi Pengukuran
Peralatan utama yang dipakai untuk mengambil data pengukuran adalah Universal
Power Analyzer PM3000A (upA PM3000A). UPA PM3000A adalah alat ukur
besaran-besaran listrik 1 fasa dan 3 fasa. Besaran masukan analog diubah menjadi
digital dan selanjutnya diproses oleh mikroprosesor untuk menghitung besaranbesaran listrik yang diinginkan. PM300A akan mengukur kandungan harmonik
tegangan dan arus beserta sudut fasanya sampai harmonik ke-99. Konfigurasi
pengukuran, PM3000A dengan trafo dan sumber tegangan adalah seperti pada
Gambar 5.
Sumber
3Fasa
Trafo
3Fasa
Y atau6.
Gambar 5. Konfigurasi pengukuran, PM3000A dengan trafo dan sumber tegangan
3.3
Metode Pengukuran
Pengambilan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Perhitungan rasio kumparan trafo dan pengujian jam trafo meliputi trafo DdOdan
Dy!.
2. Pengujian watak harmonik tegangan sumber.
ISSN 1907-7459, AMTeQ 2006
169
3. Pengujian watak arus hannonik pada primer trafo DdO dan Dyl berbeban
penyearah 1350 VA
4. Menjumlahkan arus di sisi primer trafo DdOdan DdO,Dyl dan Dyl, DdOdan Dyl
berbeban penyearah dengan menggunakan Microsoft Excel.
5. Membuat grafik arus komponen
hannonik beserta sudut fasanya.
.
4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Rasio Kumparan dan Pengujian Jam Trafo
4. 1.1 Perhitungan Kumparan
Hal yang ingin diperoleh dari perhitungan rasio kumparan trafo adalah kesamaan
antara nilai arus yang mengalir pada primer trafo DdO dengan Dy I. Kesamaan ini
menjadi faktor utama dalam memaksimalkan mitigasi hannonik sesuai dengan prinsip
kerja yang telah dijelaskan sebelumnya. Trafo uji memiliki jumlah kumparan primer
(NI) dan sekunder (N2) berturut-turut sebanyak 240 dan 120 lilit. Keduanya memiliki
beberapa tap untuk mengatur jumlah lilitan yang digunakan.
Trafo DdO dipakai sebagai acuan untuk menentukan rasio kumparan trafo Dy!.
Dengan mempertimbangan tegangan input trafo sebesar 240 V, maka kumparan
primer trafo DdO dipilih sebanyak 240 lilit dan sekunder ditentukan sebanyak 120
lilit, sehingga rasio kumparan per fasa adalah:
N1
N2
= 240 =2.
120
Pada trafo hubungan Delta-delta berlaku:
N2
I I =-xI
P
NI
2
P
=-I1
2
2
P
(5)
dengan:
Ipl = arus
Ip2 = arus
fasa primer
fasa sekunder
dan
Iu =.J3 Ip2
(6)
dengan:
ILl
= arus saluran primer
Iu = arus saluransekunder
sehingga:
170
/SSN /907-7459, AMTeQ 2006
(7)
Arus saluran primer merupakan setengah dari arus saluran sekunder. Untuk
memperoleh perbandingan arus saluran primer dan sekunder pada trafo Dyl sarna
dengan DdO, maka rasio kumparan per fasa untuk trafo Dy1 harus dihitung.
Perbandingan arus saluran primer (Ill) dengan arus saluran sekunder (Ill) adalah:
(8)
Pada trafo hubungan Delta-bintang berlaku:
Iu
= Ip2
dan
ILl
=..fj
Ip,
(9)
sehingga rasio arus dapat ditulis :
III
Iu
=..fjIp,
Ip2
=.!..
2
(10)
Dari persarnaan di atas dapat diketahui rasio kumparan trafo Dyl yaitu:
(11)
Dengan mempertimbangkan tegangan masukan trafo Dyl sebesar 240 V, jumlah Nl
ditentukan 240 lilit. Untuk mendapatkan rasio 2..fj maka jumlah kumparan sekunder
Dyl dapat dihitung berdasarkan persarnaan (11):
1
1
N2 = r;;N, = r;;x 240= 69.28
2,,3
2,,3
(12)
Jumlah kumparan sekunder Dyl ditentukan sebanyak 69lilit.
Dengan perbandingan ILi/ILlpada Dyl dan DdO bernilai sarna yaitu Y2maka kedua
konfigurasi trafo menghasilkan arus harmonik yang sarna besar pada sisi primer,
sehingga pengurangan yang diperoleh dengan kombinasi kedua trafo ini dapat
mencapai maksimum. .
4.1.2
Pengujian Jam Trafo
Pengujian jarn trafo ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa konfigurasi trafo yang
dirangkai sesuai dengan karakteristik tegangan untuk trafo DdO dan Dy1, sehingga
sudut pergeseran gelombang harmonik sesuai dengan yang diinginkan. Metode yang
ISSN /907-7459. AMTeQ 2006
171
digunakan yaitu dengan mengukur tegangan beberapa titik uji. Nilai ini kemudian
dibandingkan dengan nilai tegangan hasil perhitungan untuk membuktikan bahwa
konfigurasi trafo uji sesuai dengan diagram vektor tegangannya. Acuan penentuan
titik pengujianjam trafo ini didasarkan pada Gambar 6.
Ai
a14
81
81
C1
Gambar 6. Diagram fasor tegangan untuk trafo DdOdan Dyl standar
Sisi primer trafo diberi tegangan (E) sebesar 24 V, sehingga tegangan yang muncul di
sisi sekunder (e) sebesar 11.5 V. Tabel 5 berisi perbandingan antara data hasil
pengukuran tegangan dengan perhitungan berdasarkan Gambar 6.
Tabel 5. Pengujian jam trafo DdOdan Dyl
Nilai Tegangan (V) Untuk Trafo DdO
Titik-titik
yang
ditinjau
BI-bI4
Hasil
Pengukuran
Hasil Perhitungan
11.5
= 24 - 11.5 = 12.5
11.8
19
= 24 - 11.5 = 12.5
Bl-cl4
Cl - b14
18.4
CI
- c14
Nilai Tegangan (V) Untuk Trafo Dyl
Hasil
Hasil Perhitungan
Pengukuran
14.5
=b.r +11.52-./3x24xl 1.5=lil7
=b.r+ 11.52-./3 x24xll.5 = li17
-.J242 + 11.52- 24 x 11.5 = 20.79
14.5
27
-.J242 +11.52 =26.61
-.J242 + 11.52- 24x 11.5 = 20.79
13.8
-b.r
+11.52-./3x24xl1.5
= lil7
Hasil pengukuran rata-rata tegangan antar titik uji pada trafo DdO memiliki rentang
kesalahan di bawah 20 % dan Dy1 dibawah 2 %. Kesalahan ini masih dalam batas
toleransi karena tidak lebih dari 70%. Apabila terjadi kesalahan sampai dengan 70%
untuk DdO dan 25% untuk Dyl, maka konfigurasi yang dibuat tidak tepat.
Kemungkinan konfigurasi yang terbentuk adalah Dy5 atau Dd6 yang karakteristik
pergeseran fasanya berbeda dengan DdOdan Dyl.
Hasil perhitungan dan pengukuran tersebut menunjukkan bahwa hasil pengujian jam
nol untuk konfigurasi Delta-delta dan jam satu untuk konfigurasi Delta-bintang
dinyatakan benar.
172
ISSN /907-7459, AMTeQ 2006
4.2
Watak Harmonik Tegangan Sumber
Hasil pengukuran tegangan menunjukkan adanya ketidakseimbangan pada tegangan
sumber, yakni berturut-turut untuk fasa R,
S dan T
sebesar:
220.7L - 328.6°, 223.6L - 208.8°, 222.8L - 88.10. Hasil pengukuran tegangan
harmonik ditampilkan dalam bentuk diagram spektrum harmonik tegangan seperti
pada Gambar 7.
- 2.4
~GI 2.22
g
'C 1.6
"
-
1.8
§
-----------------._-.
"..-------------------------------------------
-- -
-.---------.--------.
,------------------------------------------.8FaseR
1.4
._-.-------.-..------_._----------------------_..--_..
U. 1.2
"-----------
Ii 1
'C 0.8
~ 0.6
------------------------------.--._----._-.--.-......----.-.-
DFaseT
DFaseS
Ii; 0.4
~
e;:::
0.2
0
2
4
6
8
ro n
M
re re ~
~
~
~
~
~
OrelaHannonlk
Gambar 7. Spektrum tegangan sumber
Selain itu, tegangan sumber juga mengandung komponen harmonik. Tegangan
harmonik terbesar adalah harmonik ke-5, diikuti oleh harmonik ke-7, 3, 13, 11, dan
17.
Dari hasil perhitungan, THD tegangan sumber untuk fasa R, T, dan S berturut-turut
terukur sebesar 1.26 %, 1.28 %, 2.03 % . Nilai ini masih dalam batas yang ditetapkan
standard sebesar 5 %.
4.3
Watak Harmonik Arus Primer Trafo Berbeban Penyearah Tiga Fasa
Trafo dibebani hingga meneapai 48.6 % dari KVA nominalnya dengan menggunakan
penyearah tiga fasa untuk menghindari dominasi harmonik yang dihasilkan trafo.
Pada kondisi beban keeil, komponen harmonik akibat magnetisasi inti besi akan
tampak lebih dominan pada sisi pimer trafo. Hasil pengukuran arus harmonik sisi
primer trafo DdOdan Dyl untuk fasa T yang ditunjukkan oleh Gambar 8.
Ada kesamaan antara magnitude arus komponen harmonik pada sisi primer trafo DdO
dengan Dy!. Keduanya memiliki empat komponen harmonik terbesar yaitu orde 5, 7,
11 dan 13. Dua komponen yang pertama merupakan komponen yang akan
dieliminasi, sedangkan dua komponen selanjutnya dimitigasi dengan tidak signiftkan.
Demikian juga orde 17, 19, 23 dan 25. Untuk melihat seberapa besar efektifitas
pengurangannya, kita perlu melihat sudut fasa harmonik yang terbentuk. Sudut yang
dibentuk antara komponen harmonik ganjil pada sisi primer trafo DdOdan Dyl dapat
ditampilkan seperti dalam Gambar 9.
/SSN /907-7459, AMTeQ 2006
173
1.00
0.90+--- --- - -- ---- -- - --- --. --. ----. --. ---------- . --- ------- . --- -- -------. ----_._-----------------------_.._----.---.------.----.-----0.80
----------.---.-.._.._---_.._------------------------------0.70
3:0.60
:;
0.50
oC 0.40
---------------------------------------------.---------
0.30
0.20
0.10
0.00
2
4
8
8
ro
~
w
0nIe
~
~
20
~
~
~
~
30
Harmonik
Gambar 8. Spektrum harmODikarus sisi primer trafo DdOdaDDyt
i"180
e160
!14O
. 120
-
- ----
: 100
-g
(/I
i
m
-
- _A.
- __
.__- - ____
--....-----.----------------------------------------------------------.-----.----
II.
;;
-
-----.--...----.-.---
80
60
40
20
--------------------------------------...
------------------------------------------.--.-.---.--------.
-----------------
0
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Onte Harmonlk
Gambar 9 Beda fasa arus harmoDik pada sisi primer trafo DdO daD Dyt
Komponen hannonik ke-3 dan hannonik orde 5, 7, 17, 19 dan seterusnya (6k:i:I,
dengan k=I,3,5, ...) dari arus primer DyI memiliki beda sudut fasa mendekati 180°
(lebih dari 160°) terhadap komponen hannonik yang bersesuaian pada arus primer
trafo DdO. Semakin mendekati 180°. sudutnya, semakin besar efektifitas
pengurangnya. Berdasarkan pada garnbar 8 dan 9 di atas, arus dengan magnitude
sarna dan dengan sudut fasa yang saling bertolak belakang apabila digabungkan akan
saling mengurangkan, sehingga penjumlahan kedua arus primer trafo akan
menghasilkan pengurangan cukup signifikan pada hannonik ke-3, 5, 7, 17 dan
seterusnya sebagaimana ditunjukkan oleh Garnbar 11.
Sedangkan harmonik orde 11, 13 (6k:i:I, dengan k=2,4,6,...) dari kedua arus tersebut
cenderung membentuk sudut mendekati 0° (kurang dari 15°) satu sarna lain, oleh
karena itu pengurangan arus hannonik orde-orde tersebut tidak signifikan. Garnbar 10
menunjukkan perbandingan spektrum hannonik hasil penjumlahan arus dari kedua
primer trafo antara kombinasi dua trafo DdO,dua trafo DyI, dan kombinasi trafo DdO
dan Dy1. Persentase pengurangan komponen hannonik orde 6k:i:1 yang diperoleh
dengan menggunakan kombinasi trafo DdOdan Dy1 lebih besar dibandingkan dengan
dua kombinasi yang lain. Presentase ini dapat dilihat pada Garnbar 11.
Secara teoritis, orde 5, 7, 17, dan 19 seharusnya berkurang 100% (hilang sarna sekali).
Narnun hasil penelitian ini hanya menghasilkan rata-rata pengurangan hannonik orde
5, 7, 17 dan 19 berturut-turut sebesar 88.6 %, 86.4 %, 91.0 % dan 88.9 %.
Komponen-komponen hannonik yang masih tersisa merupakan arus hannonik yang
bersumber dari hannonik sumber tegangan, hannonik trafo dan sebagian keeil dari
174
ISSN 1907-7459, AMTeQ 2006
harmonik penyearah akibat ketidakseimbangan sudut fasa tegangan sumber, sehingga
penggeseran fasa oleh trafo tidak sempuma.
1.8
1.6
. -. . - - .. -. - - - - . - - - - ~.. - -. - - - - - - -. . - - -. - - - - - - - - - -. - - - . - - -. -. - - - - - - - - - - - - -. - - . - - -. -. - - - - --
1.4
-----.--------------.-..-..---------.-.-----------..--.--------------.----------....----
1.2
.
1
_ _ __ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _
_ _. _ __ __ ___ __ _ _ _ _ _ _ _ _ ___ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _. _ _ _, I.
DdO
+ DdO
[J Dy1 + Dy1
2 0.8
- - - - - - __ - _u_
«
_ _ _ u
_ __ _ _ __ _ _ u
u_
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ u_
_ _ _ _ u
_ _ _ _ _ _ _ _ u
_ _ - - - - - - - - - - - - - - -II
[JDdO + Dy1
0.6
------..-------------.-----.---...----------------.---------.--.-...--.--..-......-
0.4
-------------..---------------------------------------._----_.------------.------
0.2
0
2
6
4
8
10
12
14
18
18
20
22
24
26
28
30
Orde Harmonlk
Gambar 10. Perbandingan arus harmonik primer kombinasi dua trafo DdO,
dua trafo Dyl, dan DdOdengan Dyl
100
90
N
u
70
1
§
J"
f
-
60
50
l; 40
30
---------.--...-----.--......------------
u
.-.--------.-.--.....
u
0
.,. -10
-------_.-------..---.-----------------.
--..--------.......--
--
--
20
10
i
.--.-----.-----.----------------
-----
80
--.----.---------..
-------.-"-----------------.--------.---------.-..----. I 8F... R
u
-----...--.-------.----..--.------...-.---------_...---
--
.-----------.-.----
u
---_._----_.-._-.--.----..---------.--.-
u
_ _ ....r;....,
___ ________!. ____ __ _11 U_ ___ _H_ ___...
.-.-
-..
---
- __uu -- uu
H_ U ___ __1_9_
_____V
__2
OF.s. T
CF... S
n --___
-20
Orde Harmonilt
Gambar 11. Persentase pengurangan komponen harmonik
yang diperoleh dengan kombinasi trafo DdO dan Dyl
5
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengurangan yang dihasilkan dengan
kombinasi trafo Ddo dan Dy1 berturut-turnt untuk arus harmonik orde 5, 7, 17, dan 19
sebesar 88.6 %, 86.4 %, 91.0 % dan 88.9 %. Sedangkan pengurangan komponen
harmonik orde 11 dan 13 hanya sebesar 2.0 % dan 3.8 %. Pengurangan dua
komponen harmonik terbesar dalam sistem tenaga listrik ini ditambah dua harmonik
lainnya merupakan satu metode untuk menurunkan nilai Total Harmonic Distortion
(THD) langsung dari titik sumber harmonik tanpa harns memasang filter khusus
untuk memitigasi dua orde harmonik tersebut sehingga dapat memenuhi batas THD
berdasar standar IEEE 519-1992 sebesar 5 % pada titik temu beban.
Beberapa persyaratan yang harns dipenuhi dalam penggunaan kombinasi trafo DdO
dan Dy1 untuk mitigasi harmonik adalah:
ISSN 1907-7459, AMTeQ 2006
175
(a) Beban harmonik yang dilayani oleh kedua trafo yang dikombinasikan tersebut
memiliki karakteristik harmonik yang sarna dan komponen harmonik terbesarnya
adalah, dengan k bilangan bulat ganjit.
1
(b) Rasio kumparan trafo Dyl sebesar
J3 rasio kumparan
DdO.
Apabila persyaratan tersebut dapat dipenuhi, komponen harmonik orde orde 6k:l::l(5,
7, 17, ...) akan dapat dikurangi secara signifikan sehingga tidak akan mengalir dan
menyebar ke seluruhjaringan sistem tenaga listrik.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
Arillaga, J., D.A. Bradley, P.S. Bodger, 1985, Power System Harmonics, John
Wiley and Sons, Singapore.
Christophe Preve, Robert Jeannot, Industrial Electrical Network Design
Guide, volume 2, Groupe Schneider, 1997.
Cyril W.Lander, 1993, Power Electronic, McGraw-Hill Book Company, New
York.
IEEE, 1978, An American National Standard: IEEE Guidefor Application of
Transformer Connections in Three-Phase Distribution Systems (ANSUIEEE
C57.105-1978), Published by the Institute of Electrical and Electronics
Engineer, Inc., New York.
IEEE, 1993, IEEE Recommended Practices and Requirements for Harmonic
Control in Electrical Power Systems (IEEE Std 519-1992), Published by the
Institute of Electrical and Electronics Engineer, Inc., New York.
Kimbark, Edward W., 1971, Direct Current Transmission, Wiley-Interscience,
New York.
Nama Penanya
Instansi
: Dwi Mandaris
: Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian
LIPI
-
Pertanyaan:
1.
Apakah ada fasa-fasa lain?
2.
Kenapa fasa A yang dikurangi harmoniknya?
Jawab:
Ada 3 fasa RST tetapi mirip sehingga diarnbil satu, yaitu fasa A
176
/SSN /907-7459, AMTeQ 2006
Download