GRAPHOLOGY 1. Apa Itu Graphology Graphology merupakan ilmu yang dapat mengungkapkan kepribadian seseorang melalui analisa pola dan model tulisan tangan. Tulisan tangan merupakan pintu masuk menuju alam bawah sadar. Alam ini dapat diibaratkan sebagai gudang memori kolektif yang terbangun sejak usia dini. Pakar neuroscience bahkan mengungkap jika tindakan seseorang dikendalikan oleh 88% pikiran bawah sadar dan hanya 12% dikendalikan pikiran sadar. Dalam sudut pandang graphology, ‘apa yang kita tulis’ datang dari alam sadar tetapi ‘bagaimana kita menulis’ merupakan hasil dari pikiran bawah sadar. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa ketika seseorang menulis, sel otak yang aktif bekerja sangat tinggi yakni 85-90%, berbanding terbalik dengan berbicara yang hanya mengaktifkan 15-20% sel otak. Tidak mengherankan jika tulisan tangan disebut sebagai tulisan otak yang bersifat jujur, tidak dapat direkayasa dan itulah yang membuat tulisan tangan menjadi bersifat unik dan sangat personal. Oleh sebab itu, di dalam memahami seseorang, graphology dapat memberikan hasil analisa yang sangat komprehensif. ‘Kode rahasia’ dan success story seseorang seluruhnya terekam dalam tulisan tangannya. 2. Sejarah Graphology Early Graphology Early Graphology Tahun 330 SM mulai tumbuh pemikiran bahwasanya terdapat hubungan antara tulisan tangan dengan tipe kepribadian seseorang. Pada prinsipnya, Aristoteles menyatakan jika kemampuan menulis tidak berbeda dengan kegiatan berbicara dan hal tersebut mampu menggambarkan pemikiran, emosi maupun karakter dasar dari si penulis. Selanjutnya, analisa tulisan tangan pertama berhasil dibuat seorang penulis Roma, Suetonius pada tahun 120 SM. Melihat surat tanpa spasi yang dibuat Kaisar Romawi, Octavianus Augustus, Suetonius berpendapat jika Kaisar Romawi ini tidak dapat mempercayai siapapun. Modern Graphology Era awal modern graphology ditandai oleh lahirnya “The Means of Knowing The Habits and Qualities of a Writer from His Letters” karya Camillo Baldi, seorang Profesor Filsafat dan Kesehatan dari University of Bologna, Italia, pada tahun 1622. Namun istilah graphology baru diperkenalkan oleh Jean Hippolyte Michon pada tahun 1870. ‘Graph’ dalam bahasa Yunani berarti menulis dan ‘logos’ yang berarti ilmu atau ajaran. Pada masa ini graphologist asal Perancis dengan sistem trait atau sign yang dibuat Jean Hippolyte Michon mendominasi ilmu graphology. Pada tahun 1880, Dr. Ludwig Klages, Philosophy dan Psychologist Jerman melakukan eksperimen mendalam mengenai graphology. Teori-teori Dr. Klages diumumkan pada tahun 1904. Mulai saat itu, pendekatan graphology terbagi menjadi dua yaitu pendekatan trait atau sign yang berasal dari Perancis dan pendekatan gestalt dari Jerman. Setelah masa-masa itu, terdapat banyak graphologist yang melakukan penelitian dan memberikan kontribusi berarti bagi perkembangan ilmu graphology. Graphologist tersebut antara lain Robert Saudek, Max Pulver, Klara Roman dan Dr. Alfred Kanfer. Selain itu terdapat pula nama-nama lain seperti Freud, Jung, Jacoby, Eynsyck, Klein, Hilliger, Nezos, Karohs, Yalon, Seifer, dll. 3. Benefit Graphology Bagaimana graphology dapat bermanfaat bagi kehidupan kita? Pemahaman Diri Graphology dapat membuat seseorang mengenal lebih dekat kepribadiannya. Selain itu, graphology dapat membuka berbagai macam hambatan yang ada di dalam kehidupan seseorang dan melihat alasan dibalik lahirnya hal tersebut. Memahami Teman, Partner Kerja Dan Relasi Ilmu graphology juga dapat membantu kita mengenal bagaimana sesungguhnya watak dan kepribadian seseorang. Dengan kemampuan ini secara aktual kita dapat beradaptasi dengan lingkungan baru maupun memperbaiki relasi yang ada. Memilih Pasangan Hidup Sebelum menikah, banyak laki-laki menjanjikan harapan dan impian yang indah. Namun, setelah menikah banyak wanita yang merasa kecewa karena apa yang dijanjikan tidak sesuai dengan realita yang ada. Dalam kasus ini, graphology dapat membantu kita memilih pasangan yang tepat, dengan gambaran yang jelas. Memilih Partner Bisnis Dalam dunis bisnis, menetapkan partner yang jujur dan dapat diandalkan merupakan kunci keberhasilan. Melalui graphology kita dapat mengerti dan memahami cara berfikir calon partner bisnis kita sehingga kelak ia dapat membantu mengembangkan perusahaan dan membuat keputusan yang tepat. Perkembangan Anak Melalui graphology, orang tua dapat mengerti kemampuan anak mereka dengan perspektif yang lebih baik. Orang tua akan dengan mudah memahami kekurangan dan kelebihan sang anak dan membantu mereka mengeluarkan potensi-potensi yang selama ini belum terasah. Melalui graphology, orang tua akan dengan mudah memahami kemampuan anak dan membantu mereka mengembangkan potensi yang belum terasah. Beberapa contoh yang menjadi problem anak adalah: Mengapa hasil-hasil akademis anak saya kurang baik? Mengapa anak saya kurang menyukai olah raga? Bagaimana anak saya melihat saya sebagai orang tuanya? Apakah saya sudah mengenali anak saya seutuhnya? Bagaimana saya dapat membentuk anak saya agar lebih percaya diri? Bagaimana saya dapat mengubah anak saya agar lebih dapat mengekspresikan diri? Kriminalitas Graphology dapat membantu menangani kejahatan yang berhubungan dengan pencurian, perampokan, bunuh diri dan pemerasan. Graphology juga dapat membantu proses investigasi bank dan perusahaan asuransi dalam mendeteksi tanda tangan palsu maupun melihat keabsahan suatu dokumen. Sumber Daya Manusia Graphology dapat berperan dalam proses rekruitmen karyawan maupun proses pembentukan tim. Dengan graphology kapasitas dan karakter calon karyawan dapat disesuaikan dengan jabatan yang ada. Hal-hal yang dapat diungkapkan melalui tulisan tangan antara lain: Manajemen waktu Pola komunikasi yang tepat dengan tim Kapasitas dalam menghadapi tekanan Kemampuan untuk berfikir kreatif dalam menghadapi masalah Kejujuran, dll. Deteksi Dini Penyakit Kondisi mental dan fisik kita juga dapat diketahui melalui graphology. Dari beberapa tanda yang ada di dalam tulisan tangan, kita dapat mengetahui problem kesehatan kita. 4. Beberapa Fakta Tentang Graphology Graphology Memiliki Akurasi Tinggi The University of New York Buffalo yang dipublikasi di New York Time pada tahun 2002 menyimpulkan bahwa tulisan tangan dapat memberikan identitas dari penulisnya dengan tingkat akurasi yang sama dengan sidik jari (98%). Graphology Merupakan Senjata Strategis Dalam Area Bisnis Maupun Organisasi Saat ini, graphology banyak digunakan di Amerika, Eropa, Israel dan Amerika Latin di area bisnis, pertahanan, psikiater dan juga area lainnya dimana dibutuhkan pemahaman mengenai manusa secara mendalam. Diperkirakan 10% bisnis di Inggris menggunakan jasa graphology untuk proses rekrutmen staf. Sementara di Perancis sekitar 80% menggunakan grafologi sebagai alat untuk mengukur kandidat. NEUROSCIENCE Handwriting is brainwriting is it's not debatable! Adalah sebuah anggapan yang keliru jika mengira menulis adalah aktivitas yang tidak berarti, lama, kuno dan tidak praktis. Sebaliknya, menurut neuroscientist dan psychologist, kegiatan menulis memiliki arti dan benefit yang sangat mendalam bagi otak kita. Proses Kerja Otak Pada Saat Aktivitas Menulis Tulisan tangan adalah tulisan otak dan hal tersebut telah dibuktikan melalui scientific research jangka panjang. Otak adalah organ tubuh yang sangat kompleks di tubuh kita. Ia merupakan pusat sistem syaraf yang terdiri dari 100 juta sel neuron yang saling berkomunikasi melalui triliunan synase (sambungan). Otak berukuran sebesar buah jeruk besar atau kira-kira 1,5 kg dan jika dihamparkan, ia akan memenuhi luas setengah lapangan bola. Dalam proses kerjanya, otak menerima input atau data dari sistem sensorik dan mengeluarkan output ke syaraf-syaraf seluruh bagian tubuh. Pada saat kegiatan menulis sekitar 80-90% bagian otak terlibat; dan bukan pada kegiatan bicara ataupun mengetik. Pada saat itu proses kompleks yang melibatkan kemampuan berbahasa, kognisi, persepsi dan saraf motorik bekerja secara simultan. Ketika sebuah peristiwa (atau rangsangan) diterima oleh panca indera, seluruhnya tersimpan sebagai sebuah kilas memori. Prefrontal Cortex kemudian memainkan peran untuk membangun pemaknaan, membuat justifikasi, perencanaan, maupun membuat keputusan dari setiap peritiwa atau rangsangan yang masuk. Fleksibilitas dalam berpikir dan kemampuan menyesuaikan dengan stimulus yang datang dari luar kemudian diatur oleh anterior cingulat cortex. Dan proses selanjutnya diteruskan oleh hippocampus yang berperan mengkonsolidasikan memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Hippocampus mengelola conscious mind, adapun subconscious dikelola oleh basal ganglia. Tugas basal ganglia adalah membuat peta kebiasaan, termasuk menyelaraskan pemikiran, perasaan, gerak tubuh dan membangun respon pekerjaan yang disimpan dalam memori subconscious. Secara otomatis ia berfungsi pada situasi tertentu atau bekerja dengan kondisi ‘jikamaka’. Setelah proses pengolahan informasi dilalui maka wernicke akan bekerja untuk memahami kata yang didengar ataupun objek yang dilihat. Wernicke merupakan bagian otak yang menjadi pintu gerbang untuk memahami rangsangan verbal. Setelah melewati prabrik bahasa, broca akan bekerja untuk memproses pembentukan kata sekaligus membangun makna kata tersebut. Menulis menstimulasi sel neuron yang disebut dengan reticular activating system (RAS). RAS berada di dalam otak tengah dan merupakan serabut neuron yang esensial bagi pengaturan kesadaran (tidur, keterjagaan, bangun dari tidur dan bahkan perhatian pada sejumlah dan bagi fungsi-fungsi vital seperti detak jantung dan pernapasan). Sebenarnya, RAS juga meluas hingga otak belakang. Baik RAS maupun talamus esensial bagi kemampuan mengendalikan eksistensi kita. Pada proses menulis RAS akan memfilter atau menyaring semua informasi yang dibutuhkan oleh otak untuk diproses serta memberi perhatian khusus pada objek yang menjadi fokus pada momen tersebut; dan itulah mengapa aktivitas fisik menulis dapat terwujud. Menulis vs Mengetik (Handwriting in Digital Age) Aktivitas fisik menulis di atas kertas ternyata memiliki banyak manfaat. Para peneliti menemukan, ketimbang mereka yang mengetik, orang-orang yang menulis tangan mampu menangkap pelajaran lebih baik, menyimpan informasi lebih lama dan lebih mudah memahami ide-ide baru. Dua orang Psychologist yaitu Pam A. Mueller dari University Princeton dan Daniel M. Openheimer dari Univeristy of California melakukan riset tentang dua group pelajar yang menulis dan mengetik pada saat mereka menerima pelajaran di kelas. Hasil riset menunjukkan group pelajar yang menulis memiliki pemahaman jauh lebih dalam dibandingkan dengan mereka yang mengetik. Hal ini disebabkan karena pada saat menulis seseorang cenderung membuat catatan berdasarkan pemahaman dengan bahasa mereka sendiri. Artinya, pertama, terjadi proses pematangan pemahaman makna dari informasi yang ada. Dan yang kedua, setelah itu otak akan melakukan proses reframing dan hal itulah yang membuat informasi menjadi lebih lekat di dalam memori para penulis tangan. Hal yang sama tidak terjadi ketika seseorang mengetik. Meski mengetik menghasilkan jumlah kata lebih banyak ketimbang menulis tangan, namun mereka yang mengetik cenderung untuk mengandalkan informasi yang apa adanya dan hanya membuat catatan verbatim atau salinan kata demi kata yang persis sebagaimana yang diucapkan penutur. Mereka yang mengetik hanya melakukan copy-paste tanpa sempat membangun pemahaman di dalamnya. Itulah mengapa group pelajar yang mencatat menggunakan laptop ternyata memiliki pemahaman yang lebih dangkal dibandingkang pelajar yang menulis tangan. Tulisan Sambung vs Cetak Jika anda ingin memaksimalkan potensi yang ada ataupun menyelesaikan masalah yang menghimpit dada maka menulislah dengan huruf sambung.* Dr. Virginia Berninger dari University of Washington melakukan riset Brain-Imaging terhadap tiga kelompok anak yang melakukan aktivitas menulis sambung, menulis cetak dan mengetik. Ternyata, tiga aktivitas ini menggunakan tiga bagian otak yang berbeda dan menghasilkan output yang juga berbeda. Anak-anak yang menulis dengan tulisan sambung terbukti memiliki kosa-kata yang baik. Pemahaman mereka terhadap subjek pun cukup tinggi. Selain itu, mereka juga dapat mengeluarkan ide lebih banyak, lebih cemerlang dan mampu meng-compose ide tersebut dengan lebih baik dan terstruktur. Dr. Berninger menyimpulkan jika hal tersebut terjadi karena bagian otak mereka bekerja jauh lebih optimal dibanding kedua group yang lain (group tulis cetak dan mengetik). Dibandingkan menulis, mengetik merupakan aktivitas yang jauh lebih praktis, cepat dan efisien. Namun demikian, beberapa fungsi otak justeru menurun lantaran minimnya stimulus yang masuk untuk memproses informasi baru. Selain itu, Dr. Berninger mengungkapkan jika menulis sambung dapat digunakan sebagai medium untuk mengontrol diri, termasuk bagi mereka yang mengalami dyslexic dan dysgraphic. Dengan menulis sambung, proses belajar tidak saja menjadi lebih mudah namun memori pun menjadi terasah jauh lebih baik lagi.