sistematika proposal ptk - Data Center SMK Negeri 1 Surabaya

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, program pembangunan pendidikan diarahkan pada upaya mewujudkan
kondisi yang diharapkan, dan difokuskan pada tiga pilar kebijakan pendidikan yaitu :
pemerataan dan perluasan akses pendidikan; peningkatan mutu, relevansi, dan daya
saing keluaran pendidikan; serta peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik
tentang pengelolaan pendidikan. Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting
dalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan individu, bangsa maupun Negara. Oleh
karena itu, pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik – baiknya, sehingga sesuai
dengan tujuan. Keberhasilan suatu bangsa terletak pada mutu pendidikan yang dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
Pendidikan
pada
dasarnya
suatu
proses
untuk
membantu
manusia
dalam
mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan
permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan – pendekatan yang kreatif tanpa
harus kehilangan identitas dirinya. Sekolah merupakan bagian dari system pendidikan
formal yang mempunyai aturan – aturan jelas atau lebih dikenal sebagai GBPP (Garisgaris Besar Program Pembelajaran) sebagai acuan proses pembelajaran dan guru
sebagai fasilitator yang berperan dalam memilih metode pembelajaran yang akan
digunakan.
Keberhasilan metode Project Based Learning ini ditentukan oleh besarnya partisipasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran, makin aktif siswa mengambil bagian dalam
kegiatan pembelajaran, maka makin berhasil kegiatan pembelajaran tersebut. Tanpa
aktifitas belajar tidak akan memberikan hasil yang baik.
Pada kenyataannya, guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas
cenderung berlangsung secara konvensional atau menggunakan strategi pembelajaran
1
berpusat pada guru (Teacher Centered). Padahal menurut kurikulum 2006, kegiatan
belajar mengajar harus berpusat pada siswa yang artinya siswa harus lebih aktif
menggali informasi sendiri. Selain itu kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa
siswa SMK Negeri 1 Surabaya khususnya kelas XI MM 2 kurang berminat terhadap
pembelajaran yang cenderung dianggap sebagai pelajaran yang membosankan.
Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, perlu diupayakan suatu pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk membuat pembelajaran lebih aktif. Salah
satunya dengan menerapkan pendekatan Project Based Learning (PBL) yang
merupakan konsep belajar untuk membantu guru mengaitkan antara pengetahuan awal
siswa dengan penerapan dalam kehidupan sehari – hari siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan awal siswa dengan penerapan dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Blanhard, 2001).
Dalam kelas yang diajarkan dengan metode PBL, tugas guru adalah membantu siswa
dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi
daripada memberikan informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang
bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa) dengan
membentuk kelompok. Kebiasaan dikelas, kelompok dibuat sendiri oleh kelompok
yang terbentuk bersifat homogen dan kelas didominasi oleh kelompok yang aktif. Dari
kenyataan tersebut, digunakan model pembelajaran PBL karena merupakan
pembelajaran yang sederhana sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami dan
melakukan belajar mengajar dalam kelompok. Pembentukan kelompok yang heterogen
dilakukan dengan cara melihat hasil belajar siswa terdahulu.
Pembelajaran PBL diterapkan untuk mengelompokkan kemampuan yang berbeda
sehingga memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa serta antara
siswa dengan siswa secara aktif sehingga diharapkan siswa yang pandai dapat belajar
secara kelompok sehingga akan memperbaiki kualitas pembelajaran dan meningkatkan
hasil belajarnya. Berdasarkan uraian diatas penelitian bermaksud mengadakan
2
penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Siswa Kelas XI MM 2 SMK Negeri 1
Surabaya Pada Kompetensi Etimologi Multimedia Melalui PBL”
2. PERMASALAHAN
Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
a.
Bagaimana kemampuan guru dalam menglolah KBM melalui penerapan
metode pembelajaran PBL?
b.
Bagaimana aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dengan PBL?
c.
Bagaimana ketuntasan belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran
PBL?
3. BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Tindakan kelas tentang ketuntasan belajar siswa dan pengelolaan guru
dalam menerapkan model pembelajaran PBL.
b. Materi pembelajaran dibatasi pada Kompetensi Etimologi Multimedia
melalui metode pembelajaran PBL.
c. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dibatasi pada 2 siklus, yaitu :
d. Siklus I : Kategori, Karakteristik dan Manfaat Multimedia
e. Siklus II : Perencanaan dan Pembuatan Project Multimedia.
f. Sasaran penilaian adalah siswa kelas X MM 2 SMK Negeri 1 Surabaya
tahun pelajaran 2008/2009.
4. TUJUAN PENELITIAN
Secara umum tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kajian dan upaya untuk
meningkatkan keterampilan tentang etimologi bidang multimedia siswa kelas XI MM
2 SMK Negeri 1 Surabaya melalui kegiatan mencari dan mengolah berbagai fenomena
3
sebagai bahan pembuatan makalah dan pemanfaatannva untuk penilaian autentik.
Tujuan penelitian umum itu diuraikan secara khusus sebagai berikut :
a. Mendapatkan kajian tentang etimologi multimedia siswa kelas XI MM 2
SMK Negeri 1 Surabaya tahun pelajaran 2008/2009 melalui tindakan
pemahaman konsep dan pemodelan.
b. Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan membuat
makalah siswa kelas XI MM 2 SMK Negeri 1 Surabaya melalui tindakan
pelaksanaan dan pembiasaan dalam proses pembelajaran
c. Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan membuat
makalah siswa kelas XI MM 2 SMK Negeri 1 Surabaya melalui tindakan
penilaian autentik dengan memanfaatkan fenomena yang ada.
5. MANFAAT PENELITIAN
Kegiatan dan laporan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat; baik yang
bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat teoritisnya yaitu memberi sumbangan
informasi dan masukan bagi pengembangan teori pembelajaran berbasis project.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan pertimbangan
empiris dalam memilih strategi alternatif dan menerapkan penilaian autentik dalam
pembelajaran berbasis project. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat
mendorong guru untuk meneliti lebih lanjut tentang berbagai strategi pembelajaran dan
proses penilaian keterampilan, dalam kaitannya dengan pengembangan profesi.
Bagi siswa, kegiatan atau tindakan dilakukan dalam penelitian ini juga bermanfaat
yaitu memberikan variasi kegiatan pembelajaran vang lebih menarik dan bermakna.
Bagi sekolah atau lembaga pendidikan, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan
pertimbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan kualitas
sekolah. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi dan bahan pertimbangan
bagi pengemhangan kurikulum, perangkat pembelajaran; dan proses penilaian
pembelajaran yang lebih baik.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
1. PENGERTIAN PROJECT BASED LEARNING
Project Based Learning (PBL ) merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. PBL
juga merupakan suatu reaksi terhadap teori yang pada dasarnya behaviorostik yang
telah mendominasi pendidikan selama puluhan tahun. Pendekatan PBL merupakan
suatu proses kompleks dan banyak fase berlangsung jauh melampaui drill oriental dan
metologi stimulus dan response yang dikembangkan oleh pembelajaran berorientasi
pada psikologi behaviorisme. Berdasarkan teori tersebut belajar terjadi hanya jika
siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sehingga dirasakan masuk akal
sesuai dengan kerangka berfikir yang dimilikinya ( Nur, 2002).
Penggunaan metode Project Based Learning dapat diterapkan dengan salah satu mata
diklat atau mata pelajaran yang sesuai dan hasilnya cukup bagus untuk perkembangan
jiwa siswa serta sebagai guru karena sebagai salah satu upaya untuk merubah system
convensional ke system modern dalam kegiatan belajar mengajar, dimana pihak guru
yang aktif ( teacher-centered) menjadi student-centered.
Dalam PBL, para peserta didik belajar dan bekerja dengan cara kerja sama untuk
memecahkan permasalahan dan akhirnya menyajikan hasil pekerjaan mereka kepada
audience untuk di presentasikan. Memilih topik, object dan metode yang tepat
hendaknya direncanakan dahulu. Adapun beberapa kelebihan metode pembelajaran
berbasis project, diantaranya :
5
1. Relevant, PBL menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan para peserta
didik secara kompleks, dan dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia
nyata.
2. Challenging, PBL mendorong para peserta didik untuk memecahkan
permasalahan secara kompleks.
3. Motivating, PBL dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar,
mendorong kemampuan mereka untuk lakukan pekerjaan penting, dan mereka
perlu untuk dihargai.
4. Interdisciplinary,
PBL
memerlukan
pengetahuan,
kemampuan
dan
keterampilan peserta didik untuk menggunakan informasi dengan beberapa
disiplin ilmu yang dimiliki.
5. Authentic, PBL melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi
dan
menunjukkan
pengetahuan
yang
dimiliki,
kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
6. Collaborative, PBL mengadakan kerja sama/kolaborasi antara peserta didik
dengan peserta didik, peserta didik dengan instruktur, untuk memperluas
komunitas, sehingga terjadi saling memberi dan menerima.
7. Fun, membuat suasana kelas menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
instruktur menikmatinya. (Bamboomedia, 2006)
Peran instruktur atau guru dalam PBL sebaiknya sebagai Fasilitator, Pelatih,
Penasehat dan Perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan
daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
Dalam PBL disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran,
dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa
contoh perubahan lay out ruang kelas, seperti : traditional class (teori), discussion
group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat
mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar
menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman artinya belajar tidak
harus di dalam ruang kelas.
6
Selanjutnya dijelaskan bahwa langkah – langkah untuk membuat sebuah project dapat
dilakukan seperti contoh dibawah ini :
Gambar 2.1 Pembentukan kelompok dan pembagian tugas
Gambar 2. 2 Gambaran simulasi dalam kerja kelompok
7
Gambar 2. 3 Pembuatan project bersama
Gambar 2. 4 Pengembangan potensi individu dalam kelompok
Dari ilustrasi tersebut siswa diharapkan dapat melakukan kegiatan serupa dengan
mengambil topik yang terkait dengan multimedia, kemudian mempraktekkannya
dengan pembuatan makalah tentang etimologi multimedia.
8
Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal, dalam pembelajaran berbasis project
diperlukan tiga kondisi, seperti yang dijelaskan dalam website http://pbl-online.org
(Boise State University and the Buck Institute for Education, July, 2007) dibawah ini :
1.
2.
3.
Prior to planning your project, you may want to take a look at your teaching style and
classroom environment. There are three ‘conditions’ that are necessary for successful Project
Based Learning:
A strong teacher-student relationship. PBL works best when you have established a positive,
communicative relationship with your students. PBL is a community-oriented, relationshipdriven style of teaching and learning. If you enjoy working closely with students, you will
enjoy Project Based Learning.
An atmosphere that emphasizes rigor and accountability: If you have set high standards for
your students—and they know what is expected of them—they will perform much more
successfully in projects. Project Based Learning requires that students take responsibility for
their own learning. The more they understand the importance of solid learning and being
accountable for results, the more they will be self-directed and high-performing.
An opportunity for student involvement. Project Based Learning does not require that your
classroom be ‘student-centered.’ However, it does require process-oriented instruction.
That is, you are in a constant dialogue with your students about what they are learning and
what is important to them. Respectful listening and good communication will improve the
quality of your projects.
Dalam pembelajaran berbasis project dapat terjadi apabila siswa memproses informasi
dan pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga informasi itu bermakna bagi mereka
dalam kerangka acuan mereka sendiri. Pembelajaran berbasis project mengasumsikan
bahwa otak secara alami mencari makna dalam konteks yaitu dalam hubungan dengan
lingkungan mutakhir tersebut dan tampak berguna. Orang dapat secara baik dalam
konteks, dalam suatu yang terkait dengan kebutuhannya. Belajar terbaik dapat
dikatakan dengan mengerjakan pekerjaan itu sendiri dalam proses penyelaman kembali
( refleksi ).
Secara lebih rinci diuraikan tujuh prinsip dalam proses pembelajaran yang baik :
a. Penemuan ( Inquiry )
Kegiatan pembelajaran diawali dengan pengamatan dalam rangka untuk
memahami suatu konsep. Dalam praktek pembelajaran melewati siklus
mengamati, bertanya, menyelidiki, menganalisa dan merumuskan teori baik
secara individu maupun bersama - sama dengan teman lainnya. Penemuan juga
merupakan aktivitas untuk mengembangkan dan sekaligus
menggunakan
keterampilan berfikir secara kritis.
9
b. Konstruktivisme ( Contructivism )
Siswa membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman –
pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal. Pengalaman awal selalu
merupakan dasar dan tumpuan yang digabung dengan siswa dilatih untuk
mengenali ide – ide baru yang muncul. Bentuk refleksi yang digunakan dalam
penelitian berupa diskusi.
c. Pemodelan ( Modelling )
Aktivitas guru dikelas memiliki efek modal bagi siswa. Jika guru mengajar
dengan berbagai varian metode dan teknik pembelajaran, maka secara tidak
langsung siswa pun akan meniru metode atau teknik yang dilakukan guru.
Guru dapat melakukan aktivitas mengucapkan hal – hal yang difikirkan. Guru
juga dapat melakukan sesuatu yang diinginkan agar siswa melakukannya.
Beberapa kompetensi yang dapat dilihat dalam proses pembelajaran berbasis
project antara lain adalah : belajar berbasis sebuah project, pengajar autentik,
siswa dapat melihat dunia nyata, belajar secara terstuktur dan belajar bekerja
sama dalam kelompok (team teaching).
2. STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT
Agar pelaksanaan pembelajaran berbasis project lebih efektif, guru harus berperan
dengan baik dalam merencanakan, mengimplementasikan, merefleksikan dan
menyempurnakan kegiatan belajar mengajar dengan cara :
a. Menekankan pada pemecahan masalah atau problem. Pengajar diawali dengan
penyajian masalah nyata yang relevan dengan keluarga siswa, pengalaman,
sekolah, tempat kerja dan masyarakat yang mempunyai arti penting bagi siswa.
Siswa didorong berfikir kritis dan sistematis untuk menemukan masalah dan
menggunakan isi materi pembelajaran dalam menyelesaikan masalah.
b. Mengakui bahwa kebutuhan belajar siswa terjadi dalam berbagai kenyataan,
seperti dunia bisnis, implementasi dan adanya berbagai tantangan. Pengetahuan
yang diperoleh siswa tidak lepas darimana dan bagaimana siswa mendapatkan
10
pengetahuan semakin bertambah jika siswa belajar dari lingkungan yang
bervariasi.
c. Mengontrol dan mengarahkan siswa menjadi pelajar yang mandiri, dengan cara
memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan uji coba.
d. Memahami keragaman pembelajaran berbasis project dapat bermanfaat sebagai
daya dorong untuk belajar sekaligus menambah kompleksitas pembelajaran itu
sendiri, melalui kerjasama dan aktifitas kelompok belajar sehingga siswa berfikir
melalui komunikasi dengan orang lain.
e. Guru bertindak sebagai fasilitator, pelatih dan pembimbing akademis dalam
mendorong siswa untuk melakukan kerja sama dalam belajar. Komunikasi
pembelajaran terbentuk di dalam tempat kerja dan sekolah kaitannya dengan suatu
usaha bersama – sama menggunakan pengetahuan, memusatkan tujuan
pembelajaran dan memperkenalkan semua orang untuk belajar dari sesamanya.
f. Menggunakan obyek belajar dengan dunia nyata. Proses ini tidak hanya mengukur
seberapa banyak pengetahuan yang telah dikumpulkan oleh siswa, tetapi juga
dapatkah siswa menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari – hari meskipun trafnya sederhana. Rumusan intruksi guru dalam
kelas dan dalam lember kerja siswa dengan mengarahkan siswa menerapkan
pemahaman untuk memecahkan masalah adalah contoh teknik penilaian nyata.
3. EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT
Untuk menentukan apakah lingkungan pembelajaran berbasis project dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, diperlukan strategi penilaian yang beragam. Hal
yang berkaitan dengan hasil belajar meliputi penilaian apakah dengan pembelajaran
berbasis project dapat membangun dan memperluas pengalaman siswa dibandingkan
sebelumnya. Apakah pembelajaran berbasis project dapat membantu siswa dalam
menyelesaikan atau memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari – hari, atau siswa
mengalami peningkatan dalam mengekspresikan apa yang mereka ketahui termasuk
bagaimana menggunakan pengetahuan didalam dan diluar sekolah.
11
Strategi penilaian dan alat ukurnya dikaitkan baik jika ada kesesuaian dengan tujuan
dan dampak nyata yang diharapkan dari materi pembelajaran tertentu. Dari tujuan dan
umpan balik materi pembelajaran, muncul ragam strategi penilaian yang dapat
mengukur prestasi siswa dan pengetahuan proses di dalam aktivitas pembelajaran.
Salah satu prinsip penilaian pada pendekatan berbasis project sangat berbeda dengan
teknik penilaian pendekatan konvensional. Sasaran penilaian berubah dari mengukur
seberapa banyak pengetahuan siswa ke arah mengukur bagaimana siswa mengunakan
pengetahuannya untuk membedahkan persoalan yang ada di dunia nyata.
4. PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT
Vigotsky ( dalam Nur, 2002 ) menyatakan bahwa kostruktivis adalah suatu pendapat
yang menyatakan bahwa siswa membangun pemahaman oleh diri sendiri dari
pengalaman – pengalaman awal. Pengalaman awal selalu merupakan dasar atau
tumpuhan yang digabungkan dengan pengalaman baru untuk mendapatkan
pemahaman baru. Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman
yang bermakna.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa prinsip
konstuktivisme yang dapat diambil untuk pengembangan kegiatan pembelajaran, yaitu
: (a) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun social; (b)
pengetahuan tidak dapat dialihkan dari guru kepada siswa tanpa aktivitas siswa itu
sendiri untuk menalar; (c) siswa secara terus-menerus aktif mengkostruksikan realita,
sehingga selalu terjadi perubahan menuju konsep yang lebih rinci, lengkap, serta
sesuai dengan konsep ilmiah, dan (d) tugas guru adalah membantu menciptakan situasi
yang memungkinkan terjadinya proses kostruksi oleh siswa ( Jalal dan Supriyadi
dalam Rahma Y. 2000 ). Pembelajaran konstruksi dalam pengajaran menerapkan
pembelajaran kooperatif secara luas, berdasarkan teori bahwa siswa lebih mudah
menemukan dan memahami konsep – konsep yang sulit jika mereka saling
mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
12
Dalam kegiatan pembelajaran, guru menekankan pada penjembatan ( Scoffolding ),
yaitu memberi siswa tugas-tugas yang kompleks, sulit namun realistic dan memberi
cukup bantuan menyelesaikan tugas ini ( Nur, 2002 ). Bantuan dikurangi sedikit demi
sedikit sampai siswa dapt menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Pengajaran
ditekannkan pada proses top-down yang berarti siswa mulai dengan masalah masalah
yang kompleks untuk dipecahkan dan selanjutnya memecahkan atau menemukan
keterampilan – keterampilan dasar yang diperlukan.
5. PEMBELAJARAN
Unsur – unsur dasar yang perlu ditanamkan pada diri siswa agar pembelajaran lebih
efektif adalah sebagai berikut ( Lundgren, 1994:5 ).
a. Para siswa harus mempunyai presepsi bahwa mereka tenggelam atau berenang
bersama.
b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya,
disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi yang
dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan mereka semua memiliki tujuan yang sama.
d. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya
diantara para anggota kelompoknya.
e. Para siswa akan diberi satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh
terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
f. Para siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.
Beberapa keuntungan dalam pembelajaran PBL, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan menjunjung tinggi norma – norma
kelompok.
b. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama – sama berhasil.
13
c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok.
d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat.
e. Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan kognotif yang
non – konservatif.
6. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PBL
Terdapat
lima
langkah
utama
atau
tahapan
didalam
pembelajaran
yang
mempergunakan pembelajaran berbasis project. Pembelajaran dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pelajaran atau indicator pencapaian dan memotivasi siswa untuk
belajar sampai evaluasi. Langkah ini diikuti oleh penyajian informasi. Selanjutnya
siswa dikelompokkan kedalam tim-tim belajar. Untuk lebih jelasnya tahap
pembelajaran berbasis project lebih lanjut terdapat pada table dibawah ini :
Tabel 2.1 Langkah - langkah PBL
LANGKAH - LANGKAH
KEGIATAN GURU
Langkah 1
Guru menyampaikan semua tujuan yang ingin
Menyampaikan tujuan dan
dicapai pada pembelajaran berbasis project dan
memotivasi siswa
memotivasi siswa belajar
Langkah 2
Guru menyampaikan informasi kepada siswa
Menyajikan informasi
dengan demonstrasi atau lewat internet
Langkah 3
Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk
Mengorganisasikan siswa
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
kedalam kelompok belajar
agar bekerja sama
Langkah 4
Guru membimbing kelompok belajar pada saat
Membimbing kelompok bekerja
mereka mengerjakan tugas dan teknik – teknik
dan belajar
mencari dan mengolah informasi
Langkah 5
Guru mengevaluasi hasil karya siswa serta
Evaluasi
mempresentasikan hasil kerja masing – masing
kelompok.
14
7. TUJUAN PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
Model pembelajaran berbasis project dikembangkan untuk mencapai setidak –
tidaknya tiga tujuan pembelajaran, yaitu :
a). Hasil belajar akademik
Pembelajaran berbasis project bertujuan untuk meningkatkan kerja siswa
memahami konsep – konsep yang sulit. Pembelajaran berbasis project ini dapat
memberi keuntungan pada siswa kelompok rendah maupun kelompok tinggi yang
bekerjasama menyelesaikan tugas – tugas akademik. Siswa kelompok tinggi akan
menjadi tutor bagi kelompok rendah. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok
tinggi akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberikan
pelayanan sebagai tutor.
b). Penerimaan terhadap perbedaan individu
Pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan kemampuan individu
berkembang secara lebih baik karena masing – masing anggota mendapatkan peran
dan tanggung jawab melalui pembagian tugas sesuai dengan kebutuhan kelompok.
c). Belajar bersama dalam kelompok (team work)
Pembelajaran berbasis project memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar
belakang dan kondisi untuk saling bekerjasama, saling bergantung satu sama lain
atas tugas – tugas bersama dan melalui penggunaan penghargaan project, belajar
untuk menghargai satu sama lain atas tugas bersama.
8. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN PBL
Tujuan dari pembelajaran PBL adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan
individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa teknik – teknik pembelajaran berbasis project lebih
banyak meningkatkan hasil belajar daripada pembelajaran berbasis project dan
kelompok pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut :
15
Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran berbasis project dan Pembelajaran Konvensional
Kelompok Pembelajaran
Kelompok Pembelajaran berbasis project
Konvensional
 Kepemimpinan Bersama
 Satu pemimpin

Saling ketergantungan positif

Tidak ada saling ketergantungan

Keanggotan yang heterogen

Keanggotaan yang homogen

Mempelajari keterampilan –

Asumsi adanya keterampilan –
keterampilan project

Tanggung jawab terdapat hasil
keterampilan social yang efektif

belajar seloruh anggota kelompok

Menekankan pada tugas dan
Tanggung jawab terhadap hasil
belajar sendiri

Hanya menekan pada tugas
hubungan dalam sebuah project

Difasilitasi oleh guru

Diterangkan oleh guru

Satu hasil kelompok

Beberapa hasil individu

Evaluasi kelompok

Evaluasi individu
Berdasarkan hasil penelitian Thomson (Lundgren 1, 1994) pembelajaran PBL sangat
kooperatif karena mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut :
a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
b. Meningkatkan rasa harga diri
c. Memperbaiki kehadiran
d. Saling memahami adanya perbedaan individu
e. Mengurangi perilaku yang mengganggu
f. Mengurangi konflik antara pribadi
g. Mengurangi sikap apatis
h. Meningkatkan hasil belajar
i. Memperbesar retensi
j. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
16
Selain mempunyai kelebihan pembelajaran berbasis project juga mempunyai
kekurangan yang harus dihindari, yakni adanya anggota kelompok yang tidak aktif.
Hal ini terjadi bila dalam satu kelompok hanya mempunyai permasalahan. Kelemahan
ini dapat dihindari dengan cara sebagai berikut :
a. Tiap – tiap anggota kelompok bertanggung jawab pada bagian – bagian kecil dari
permasalahan kelompok.
b. Tiap – tiap anggota kelompok mempelajari materi secara keseluruhan. Hal ini
dikarenakan hasil kelompok ditentukan pada hasil diskusi dari anggota kelompok
yang ada, maka tiap anggota kelompok harus benar – benar mempelajari isi
permasalahan secara keseluruhan.
c. Tiap kelompok mencari informasi fenomena – fenomena etimologi multimedia
dari berbagai sumber kemudian diolah menjadi sebuah makalah
d. Setelah selesai, masing – masing kelompok mempresentasikan makalahnya untuk
mempertanggung jawabkan tulisannya serta mendapatkan kritik – saran dari guru
dan audience kelompok lain.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
1.
SETTING PENELITIAN
Karakteristik sekolah
1. Karakteristik Lokasi :
a. Nama Sekolah
: SMKN 1 Surabaya
b. Alamat Sekolah
: Jl. SMEA No. 4 Surabaya
c. Kelas / Semester
: XI/Genap
d. Lingkungan Fisik
: Lokasi sekolah adalah dikota, dekat
dengan
jalan raya (strategis)
2. Karakteristik siswa
a. Komposisi siswa
: 35 ( Perempuan dan Laki - laki )
b. Kemampuan Akademis
: Heterogen
c. Motivasi belajar
: Kurang
d. Latar Belakang Sosial / Ekonomi
: Menengah kebawah
3. Karakteristik Guru
a. Nama Guru
: Dra. M. Endah Setyaningsih
b. Tempat Tanggal Lahir
: Yogyakarta, 12 Nov 1957
c. Pendidikan
: S1 – Ekonomi Koperasi
d. Agama
: Islam
e. Kebangsaan
: Indonesia
18
2.
PERSIAPAN PENELITIAN
Persiapan ini merupakan tindakan kelas ( Action Research Classroom ) karena penelitian
ini bertujuan menganalisis atau memecahkan suatu masalah yang nyata dalam pendidikan.
Hal – hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan penelitian adalah memilih model
pembelajaran yang dinilai sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dalam hal ini
penelititan memilih metode pembelajaran berbasis project yang kemudian membuat satuan
pelajaran, rencana pelajaran dan perangkat pembelajaran dll.
3.
SIKLUS PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini dilakukan dalam 2 siklus, sesuai dengan waktu yang
telah direncanakan, yakni 3 jam pelajaran untuk pokok bahasan sebagai berikut :
1. Materi pembelajaran siklus 1 : Kategori, Karakteristik dan Manfaat Multimedia
2. Materi pembelajaran siklus 2 : Perencanaan dan Pembuatan Project Multimedia
Pada tiap putaran terdiri atas 4 tahap, yaitu :
1. Rancangan
2. Kegiatan dan pengamatan
3. Refleksi
4. Revisi
Adapun putaran dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai
berikut :
19
SILABUS I
Revisi
Revisi
Kegiatan dan Pengamatan
SILABUS II
Revisi
Revisi
Kegiatan dan Pengamatan
Gambar 1 : Alur Penelitian Tindakan Kelas
20
4.
INSTRUMEN
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
a. Konsep Makalah
Dalam penelitian ini konsep digunakan untuk merancang kegiatan dan materi yang
akan dicari untuk menyusun makalah yang berisi tentang : Judul, isi, pembagian
kerja kelompok, target penyelesaian tugas dll.
b. Lembar Observasi
Lembar Observasi yang dipergunakan berupa lembar pengamatan pengelolaan
pembelajaran berbasis project dan lembar observasi aktifitas guru dan siswa,
apakah kegiatan pembelajaran tersebut berpusat pada guru atau berpusat pada
siswa dan kekompakan dalam kerja kelompok.
c. Hasil Penulisan Makalah
Makalah yang sudah dipresentasikan dan sudah mendapat pengesahan dari guru
dapat dicetak, yang selanjutnya dipergunakan untuk mengambil nilai terhadap
beberapa kompetensi yang terkait dengan etimologi multimedia, baik dari segi
teknik penulisan, judul dan isi, bentuk makalah dsb.
5.
ANALISIS DAN REFLEKSI
a) Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran
konvensional dikelas XI MM 2 pada kompetensi dasar “Kategori, Karakteristik
dan Manfaat Multimedia “ dan penjelasan teknik membuat makalah.
2. Metode Penilaian
Dalam penelitian ini digunakan teknik penilaian pada saat masing – masing
kelompok membuat konsep, proses pembuatan makalah, saat presentasi dan hasil
akhir untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketuntasan belajar siswa terhadap
materi yang disampaikan melalui model pembelajaran berbasis project.
21
b) Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif. Data yang dianalisis ini adalah nilai tes presentasi belajar Etimologi
Multimedia pada kompetensi dasar “Perencanaan dan Pembuatan Project
Multimedia“, data pengamatan keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran
berbasis project. Analisis data yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1. Data hasil ketuntasan belajar siswa.
Secara individual, siswa telah tuntas belajar jika mencapai skor 65 % atau nilai 65 dengan
perhitungan sebagai berikut ( Depdikbud, 1994 ):
Skor Siswa =
Skoryangdiperoleh
x 100%
Skormaksimum
Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar jika terdapat  85 % dari jumlah siswa telah tuntas
belajar. Perhitungan untuk menyatakan ketuntasan belajar siswa secara klasikal :
Skor Siswa =
jumlahsiswayangtuntas
x 100%
jumlahsiswakeseluruahan
2. Data hasil pengamatan aktifitas guru dan aktifitas siswa
Observasi terhadap aktifitas siswa terhadap aktifitas siswa yang dilakukan selama
pembelajaran berlangsung 1 menit. Hasil observasi dianalisis dengan jumlah aktifitas
siswa yang dilakukan dibagi jumlah siswa yang melakukan aktifitas dibagi waktu
keseluruhan dikali 100 %.
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.
KEMAMPUAN
GURU
MENGELOLA
PEMBELAJARAN
BERBASIS
PROJECT
Hasil Pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran berbasis project pada setiap siklus
menggunakan instrumental, yang rinci perhitungan reliabilitas instrumen pengelolaan PBL
dapat dilihat pada lampiran instrumen 1a, 1b. secara ringkas hasil pengelolaan tersebut
disajikan dalam tabel 4.1
TABEL 4.1
PENILAIAN PENGELOLAAN MELALUI PBL
No.
Aspek yang diamati
Skor Tiap RP
RP 1
RP 2
RP 3
Rata-rata
Katagori
1
Pembuatan Konsep
3,33
3,40
3,60
3,42
Baik
2
Kerjasama Kelompok
3,08
3,57
3,77
3,38
Baik
3
Proses Penyusunan Makalah
3,00
3,50
3,50
3,25
Baik
4
Presentasi
3,00
3,00
3,00
3,00
Baik
5
Hasil Akhir (Print Out)
3,25
3,65
3,85
3,50
Baik
Dari data tabel 4.1 menunjukkan skor rata-rata untuk masing –masing kategori
pengamatan KBM secara umum kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berbasis
project adalah baik. Guru mampu mengoperasikan pembelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Pengamatan dilakukan oleh rekan guru sebanyak dua orang pengamat Sri Retna Pratiwi,
S.Pd dan Achmad Solikun, S. Pd sehingga hasil pengamatan dapat dipercaya dalam
penghitingan reliabilitas instrumen yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :
23
TABEL 4.2
RELIABILITAS INSTRUMEN PENGELOLAAN PBL
Reliabilitas Tiap RP ( % )
Pengamatan Terhadap
Guru
RP 1
RP 2
76,94 %
88,17 %
RP 3
90,75 %
Dari data tabel 4.2 terlihat reliabilitas pengelolaan melalui pembelajaran berbasis project
pada masing masing RP melebihi 75% sehingga instrumen yang digunakan (Instrumen )
termasuk katagori instrumen yang baik.
2.
RESPON SISWA TERHADAP KBM
TABEL 4.3
RESPON SISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No.
I.
Uraian Kegiatan Belajar Mengajar
Respon Siswa
Senang
Tidak
Pendapat Siswa terhadap komponen Kegiatan
Belajar Mengajar sebagai berikut :
II.
1.
Materi
32
3
2.
Bahan Tertulisnya
35
-
3.
Lembar Kerja Siswa
35
-
4.
Suasana Kelas
33
2
5.
Penampilan Gurunya
34
-
6.
Cara Guru Mengajar
34
1
Baru
Lama
Pendapat Siswa terhadap komponen Kegiatan sbb :
1.
Materi
35
-
2.
Bahan Tertulisnya
35
-
3.
Lembar Kerja Siswa
35
-
4.
Suasana Kelas
34
1
5.
Penampilan Gurunya
34
1
6.
Cara Guru Mengajar
34
1
24
Dari tabel 4.3 tersebut diketahui bahwa sebagian besar siswa berminat mengikuti kegiatan
belajar mengajar berikutnya dengan metode Pembelajaran berbasis project.
3.
KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA
Evaluasi hasil belajar siswa diperoleh dari setiap individu dan kerja kelompok dengan
kemampuan masing – masing untuk dapat melihat tingkat keberhasilan proses
pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis project. Evaluasi hasil belajar yang
diberikan kepada siswa berupa kuis dimana RP-1 selama 30 menit siswa menyelesaikan 5
soal essay dan pada RP-2 selama 25 menit siswa menyelesaikan 5 soal essay. Serta
presentasi per kelompok 15 menit dengan tanya jawab. Soal evaluasi 1 dan 2 terlampir
pada lampiran 3. Hasil evaluasi ini bersifat sebagai data kemudian diperoleh prosentase
ketuntasan belajar berdasarkan standart ketuntasan minimal (SKM).
Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Siswa
Rencana
Ketuntasan
Jumlah
Presentase
Keterangan
Pembelajaran
Tuntas
Belum
Siswa
Ketuntasan
RP – 1
32
3
35
76,94 %
Siklus 1
RP – 2
33
2
35
88,17 %
Siklus 2
RP – 3
34
1
35
90,75 %
Siklus 3
Dari tabel 4.4 diperoleh gambaran bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar pada
setiap pelaksanaan pembelajaran. Rencana umum dapat dikatakan bahwa siswa semakin
dapat menyesuaikan keadaan hal yang baru.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I rata-rata kemampuan mencapai 76,94 dengan ketuntasan
hasil belajar secara klasikal sebesar 76,94%, pada siklus II rata-rata kemampuan siswa mencapai
88,17 dengan ketuntasan hasil belajar secara klasikal 88,17%. Hasil observasi suasana kelas
selama proses Metode PBL meningkat pada siklus III rata-rata kemampuan mencapai 90,79 dan
ketuntasan hasil belajar secara umum meningkat mencapai 90,75% yang termasuk sangat baik..
Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian tersebut yaitu melalui Metode PBL prestasi
belajar siswa pada mata diklat Etimologi bidang Multimedia.
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian perangkat pembelajaran berbasis project dengan
kompetensi Kategori, Karakteristik dan Manfaat Multimedia dan Perencanaan dan
Pembuatan Project Multimedia di SMK Negeri 1 Surabaya yang dilakukan dengan siklus
dapat disimpulkan :
1. Secara umum kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berbasis project
adalah baik. Guru dapat mengoperasikan dan alokasi waktu yang sesuai dengan
skenario sehingga membuat siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran.
2. Menurut data hasil pengelolan diskriptif tentang respon siswa dalam KBM
menunjukkan bahwa terbesar guru digunakan untuk membimbing siswa,
mendorong dan melatih kemampuan mencari, mengolah informasi, kerjasama
dalam kelompok, kooperatif dan keterampilan proses, sedang waktu sebanyak
siswa digunakan untuk mengerjakan LKS dalam kelompok belajar, diskusi antar
siswa dan guru dengan demikian secara umum proses pembelajaran ini berpusat
pada siswa merasa senang mengikuti KBM.
3. Pada pembelajaran berbasis project terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa
dari kedua siklus.
B.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran –saran sebagai berikut :
4. Kegiatan yang saat itu sehingga berlangsung secara alami hanya mengalami
perubahan system/strategi mengajar.
5. Untuk lebih memperkuat wawasan penelitian tindakan kelas diperlukan kolabratif
dengan sekolah lain khususnya para guru yang serumpun bidang keilmuannya dan
kolaboratif pula dengan Kepala Sekolah serta rekan guru agar lebih mendapat
dukungan moril dan material.
26
6. Perlu diketahui bersama bahwa tidak ada satu strategi belajar/model pembelajaran
yang ampuh untuk dilakukan pada setiap topik/konsep pembelajaran, oleh karena
itu untuk memilih strategi pembelajaran diperlukan beberapa analisis.
7. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti sampai siklus berikutnya sehingga dapat
diperoleh hasil pengamatan yang lebih valid mengingat hasil yang diperoleh dari
dua siklus menujukkan keterampilan proses yang meningkat dan kompetisi
kelompok yang sedang berlangsung.
8. Project Based Learning adalah salah satu metode yang sangat efektif untuk
meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
9. Dengan Project Based Learning dapat menimbulkan suasana menyenangkan
dalam proses belajar mengajar dan dalam melaksanakan tugas.
10. Dengan Project Based Learning kita dapat meningkatkan improvisasi, kreasi dan
inovasi baik untuk siswa maupun guru.
\
27
DAFTAR PUSTAKA
Bamboomedia. 2006. Pengembangan Metode Project Based Learning sebagai metode
dalam kegiatan belajar mengajar.
Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan (Action Research). Bahan Pelatihan Jakarta:
Dikdasmen Depdikbud.
Microsoft. 2007. website http://pbl-online.org. Boise State University and the Buck Institute
for Education
Tompkins, G.E & Hoskisson, K. 1991. Language Arts : Content and Teaching Strategis.
New York: Macmillan.
Undang – Undang. 2003. Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta : Depdiknas.
28
Lampiran 1
Penilaian Pengelolaan Pembelajaran Siklus 1
No.
I.
Penilaian
Aspek yang diminati
Nilai
Kreteria
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Motivasi Siswa
2. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah – langkah kegiatan
bersama siswa
2. Menyampaikan materi kepada siswa
3. Mengatur siswa dalam kelompok – kelompok
belajar
4. Membimbing siswa belajar dan bekerja kelompok
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan hasil pekerjaan mereka.
C. Penutup
Memberikan Evaluasi
II.
Pengelolaan Waktu
III.
Pengamatan Suasana Kelas
Jumlah
Keterangan :
Nilai
: Kriteria
1
: Tidak Baik
2
: Kurang Baik
3
: Cukup Baik
4
: Baik
Surabaya, Agustus 2008
Pengamat
29
Lampiran 2
Penilaian Pengelolaan Pembelajaran Siklus 2
No.
I.
Penilaian
Aspek yang diminati
Nilai
Kreteria
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Motivasi Siswa
2. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah – langkah kegiatan
bersama siswa
2. Menyampaikan materi kepada siswa
3. Mengatur siswa dalam kelompok – kelompok
belajar
4. Membimbing siswa belajar dan bekerja kelompok
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan hasil pekerjaan mereka.
C. Penutup
Memberikan Evaluasi
II.
Pengelolaan Waktu
III.
Pengamatan Suasana Kelas
Jumlah
Keterangan :
Nilai
: Kriteria
3
: Tidak Baik
4
: Kurang Baik
3
: Cukup Baik
4
: Baik
Surabaya, Agustus 2008
Pengamat
30
Lampran 3
RESPON SISWA TERHADAP KBM
Nama
:
Kelas
:
Berilah tanda Check ( V ) untuk jawaban yang dipilih
No.
1.
Uraian Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )
Respon Siswa
Senang
Tidak
Baru
Tidak
Pendapat siswa terhadap komponen KBM
berikut ini :
1. Materi
2. Bahan Tertulisnya
3. Lembar Kerja Siswa
4. Suasana Kelas
5. Penampilan Gurunya
6. Cara Guru Mengajar
2.
Pendapat siswa terhadap komponen KBM
berikut ini :
7. Materi
8. Bahan Tertulisnya
9. Lembar Kerja Siswa
10. Suasana Kelas
11. Penampilan Gurunya
12. Cara Guru Mengajar
31
Lampiran 4
Relibilitas Instrumen Pengelolaan Pembelajaran berbasis project
No.
Aspek yang dinilai
Nilai Rata-rata
RP 1
1.
Materi
2.
Bahan Tertulisnya
3.
Lembar Kerja Siswa
4.
Suasana Kelas
5.
Penampilan Gurunya
6.
Cara Guru Mengajar
Keterangan
RP 2
Jumlah
Presentase
Keterangan :
Nilai
: Kriteria
5
: Tidak Baik
6
: Kurang Baik
3
: Cukup Baik
4
: Baik
32
Lampiran 5
Penilaian Pengelolaan Pembelajaran berbasis project
No.
I.
Penilaian
Aspek yang diminati
Nilai
Kreteria
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Motivasi Siswa
2. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah – langkah kegiatan
bersama siswa
2. Menyampaikan materi kepada siswa
3. Mengatur siswa dalam kelompok – kelompok
belajar
4. Membimbing siswa belajar dan bekerja kelompok
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan hasil pekerjaan mereka.
C. Penutup
Memberikan Evaluasi
II.
Pengelolaan Waktu
III.
Pengamatan Suasana Kelas
Jumlah
Keterangan :
Nilai
: Kriteria
7
: Tidak Baik
8
: Kurang Baik
3
: Cukup Baik
4
: Baik
Surabaya, Agustus 2008
Pengamat
33
Download