BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, program pembangunan pendidikan diarahkan pada upaya mewujudkan kondisi yang diharapkan, dan difokuskan pada tiga pilar kebijakan pendidikan yaitu : pemerataan dan perluasan akses pendidikan; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; serta peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik tentang pengelolaan pendidikan. Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan individu, bangsa maupun Negara. Oleh karena itu, pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik – baiknya, sehingga sesuai dengan tujuan. Keberhasilan suatu bangsa terletak pada mutu pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan pada dasarnya suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan – pendekatan yang kreatif tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Sekolah merupakan bagian dari system pendidikan formal yang mempunyai aturan – aturan jelas atau lebih dikenal sebagai GBPP (Garisgaris Besar Program Pembelajaran) sebagai acuan proses pembelajaran dan guru sebagai fasilitator yang berperan dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan. Keberhasilan metode Project Based Learning ini ditentukan oleh besarnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, makin aktif siswa mengambil bagian dalam kegiatan pembelajaran, maka makin berhasil kegiatan pembelajaran tersebut. Tanpa aktifitas belajar tidak akan memberikan hasil yang baik. Pada kenyataannya, guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung berlangsung secara konvensional atau menggunakan strategi pembelajaran 1 berpusat pada guru (Teacher Centered). Padahal menurut kurikulum 2006, kegiatan belajar mengajar harus berpusat pada siswa yang artinya siswa harus lebih aktif menggali informasi sendiri. Selain itu kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa siswa SMK Negeri 1 Surabaya khususnya kelas XI MM 2 kurang berminat terhadap pembelajaran yang cenderung dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, perlu diupayakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk membuat pembelajaran lebih aktif. Salah satunya dengan menerapkan pendekatan Project Based Learning (PBL) yang merupakan konsep belajar untuk membantu guru mengaitkan antara pengetahuan awal siswa dengan penerapan dalam kehidupan sehari – hari siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan awal siswa dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Blanhard, 2001). Dalam kelas yang diajarkan dengan metode PBL, tugas guru adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberikan informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa) dengan membentuk kelompok. Kebiasaan dikelas, kelompok dibuat sendiri oleh kelompok yang terbentuk bersifat homogen dan kelas didominasi oleh kelompok yang aktif. Dari kenyataan tersebut, digunakan model pembelajaran PBL karena merupakan pembelajaran yang sederhana sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami dan melakukan belajar mengajar dalam kelompok. Pembentukan kelompok yang heterogen dilakukan dengan cara melihat hasil belajar siswa terdahulu. Pembelajaran PBL diterapkan untuk mengelompokkan kemampuan yang berbeda sehingga memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa secara aktif sehingga diharapkan siswa yang pandai dapat belajar secara kelompok sehingga akan memperbaiki kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan uraian diatas penelitian bermaksud mengadakan 2 penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Siswa Kelas XI MM 2 SMK Negeri 1 Surabaya Pada Kompetensi Etimologi Multimedia Melalui PBL” 2. PERMASALAHAN Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : a. Bagaimana kemampuan guru dalam menglolah KBM melalui penerapan metode pembelajaran PBL? b. Bagaimana aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dengan PBL? c. Bagaimana ketuntasan belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran PBL? 3. BATASAN MASALAH Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Tindakan kelas tentang ketuntasan belajar siswa dan pengelolaan guru dalam menerapkan model pembelajaran PBL. b. Materi pembelajaran dibatasi pada Kompetensi Etimologi Multimedia melalui metode pembelajaran PBL. c. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dibatasi pada 2 siklus, yaitu : d. Siklus I : Kategori, Karakteristik dan Manfaat Multimedia e. Siklus II : Perencanaan dan Pembuatan Project Multimedia. f. Sasaran penilaian adalah siswa kelas X MM 2 SMK Negeri 1 Surabaya tahun pelajaran 2008/2009. 4. TUJUAN PENELITIAN Secara umum tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kajian dan upaya untuk meningkatkan keterampilan tentang etimologi bidang multimedia siswa kelas XI MM 2 SMK Negeri 1 Surabaya melalui kegiatan mencari dan mengolah berbagai fenomena 3 sebagai bahan pembuatan makalah dan pemanfaatannva untuk penilaian autentik. Tujuan penelitian umum itu diuraikan secara khusus sebagai berikut : a. Mendapatkan kajian tentang etimologi multimedia siswa kelas XI MM 2 SMK Negeri 1 Surabaya tahun pelajaran 2008/2009 melalui tindakan pemahaman konsep dan pemodelan. b. Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan membuat makalah siswa kelas XI MM 2 SMK Negeri 1 Surabaya melalui tindakan pelaksanaan dan pembiasaan dalam proses pembelajaran c. Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan membuat makalah siswa kelas XI MM 2 SMK Negeri 1 Surabaya melalui tindakan penilaian autentik dengan memanfaatkan fenomena yang ada. 5. MANFAAT PENELITIAN Kegiatan dan laporan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat; baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat teoritisnya yaitu memberi sumbangan informasi dan masukan bagi pengembangan teori pembelajaran berbasis project. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan pertimbangan empiris dalam memilih strategi alternatif dan menerapkan penilaian autentik dalam pembelajaran berbasis project. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru untuk meneliti lebih lanjut tentang berbagai strategi pembelajaran dan proses penilaian keterampilan, dalam kaitannya dengan pengembangan profesi. Bagi siswa, kegiatan atau tindakan dilakukan dalam penelitian ini juga bermanfaat yaitu memberikan variasi kegiatan pembelajaran vang lebih menarik dan bermakna. Bagi sekolah atau lembaga pendidikan, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan kualitas sekolah. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi dan bahan pertimbangan bagi pengemhangan kurikulum, perangkat pembelajaran; dan proses penilaian pembelajaran yang lebih baik. 4 BAB II KAJIAN TEORI 1. PENGERTIAN PROJECT BASED LEARNING Project Based Learning (PBL ) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. PBL juga merupakan suatu reaksi terhadap teori yang pada dasarnya behaviorostik yang telah mendominasi pendidikan selama puluhan tahun. Pendekatan PBL merupakan suatu proses kompleks dan banyak fase berlangsung jauh melampaui drill oriental dan metologi stimulus dan response yang dikembangkan oleh pembelajaran berorientasi pada psikologi behaviorisme. Berdasarkan teori tersebut belajar terjadi hanya jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berfikir yang dimilikinya ( Nur, 2002). Penggunaan metode Project Based Learning dapat diterapkan dengan salah satu mata diklat atau mata pelajaran yang sesuai dan hasilnya cukup bagus untuk perkembangan jiwa siswa serta sebagai guru karena sebagai salah satu upaya untuk merubah system convensional ke system modern dalam kegiatan belajar mengajar, dimana pihak guru yang aktif ( teacher-centered) menjadi student-centered. Dalam PBL, para peserta didik belajar dan bekerja dengan cara kerja sama untuk memecahkan permasalahan dan akhirnya menyajikan hasil pekerjaan mereka kepada audience untuk di presentasikan. Memilih topik, object dan metode yang tepat hendaknya direncanakan dahulu. Adapun beberapa kelebihan metode pembelajaran berbasis project, diantaranya : 5 1. Relevant, PBL menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan para peserta didik secara kompleks, dan dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata. 2. Challenging, PBL mendorong para peserta didik untuk memecahkan permasalahan secara kompleks. 3. Motivating, PBL dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk lakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai. 4. Interdisciplinary, PBL memerlukan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan peserta didik untuk menggunakan informasi dengan beberapa disiplin ilmu yang dimiliki. 5. Authentic, PBL melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata. 6. Collaborative, PBL mengadakan kerja sama/kolaborasi antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan instruktur, untuk memperluas komunitas, sehingga terjadi saling memberi dan menerima. 7. Fun, membuat suasana kelas menyenangkan, sehingga peserta didik maupun instruktur menikmatinya. (Bamboomedia, 2006) Peran instruktur atau guru dalam PBL sebaiknya sebagai Fasilitator, Pelatih, Penasehat dan Perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa. Dalam PBL disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay out ruang kelas, seperti : traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman artinya belajar tidak harus di dalam ruang kelas. 6 Selanjutnya dijelaskan bahwa langkah – langkah untuk membuat sebuah project dapat dilakukan seperti contoh dibawah ini : Gambar 2.1 Pembentukan kelompok dan pembagian tugas Gambar 2. 2 Gambaran simulasi dalam kerja kelompok 7 Gambar 2. 3 Pembuatan project bersama Gambar 2. 4 Pengembangan potensi individu dalam kelompok Dari ilustrasi tersebut siswa diharapkan dapat melakukan kegiatan serupa dengan mengambil topik yang terkait dengan multimedia, kemudian mempraktekkannya dengan pembuatan makalah tentang etimologi multimedia. 8 Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal, dalam pembelajaran berbasis project diperlukan tiga kondisi, seperti yang dijelaskan dalam website http://pbl-online.org (Boise State University and the Buck Institute for Education, July, 2007) dibawah ini : 1. 2. 3. Prior to planning your project, you may want to take a look at your teaching style and classroom environment. There are three ‘conditions’ that are necessary for successful Project Based Learning: A strong teacher-student relationship. PBL works best when you have established a positive, communicative relationship with your students. PBL is a community-oriented, relationshipdriven style of teaching and learning. If you enjoy working closely with students, you will enjoy Project Based Learning. An atmosphere that emphasizes rigor and accountability: If you have set high standards for your students—and they know what is expected of them—they will perform much more successfully in projects. Project Based Learning requires that students take responsibility for their own learning. The more they understand the importance of solid learning and being accountable for results, the more they will be self-directed and high-performing. An opportunity for student involvement. Project Based Learning does not require that your classroom be ‘student-centered.’ However, it does require process-oriented instruction. That is, you are in a constant dialogue with your students about what they are learning and what is important to them. Respectful listening and good communication will improve the quality of your projects. Dalam pembelajaran berbasis project dapat terjadi apabila siswa memproses informasi dan pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga informasi itu bermakna bagi mereka dalam kerangka acuan mereka sendiri. Pembelajaran berbasis project mengasumsikan bahwa otak secara alami mencari makna dalam konteks yaitu dalam hubungan dengan lingkungan mutakhir tersebut dan tampak berguna. Orang dapat secara baik dalam konteks, dalam suatu yang terkait dengan kebutuhannya. Belajar terbaik dapat dikatakan dengan mengerjakan pekerjaan itu sendiri dalam proses penyelaman kembali ( refleksi ). Secara lebih rinci diuraikan tujuh prinsip dalam proses pembelajaran yang baik : a. Penemuan ( Inquiry ) Kegiatan pembelajaran diawali dengan pengamatan dalam rangka untuk memahami suatu konsep. Dalam praktek pembelajaran melewati siklus mengamati, bertanya, menyelidiki, menganalisa dan merumuskan teori baik secara individu maupun bersama - sama dengan teman lainnya. Penemuan juga merupakan aktivitas untuk mengembangkan dan sekaligus menggunakan keterampilan berfikir secara kritis. 9 b. Konstruktivisme ( Contructivism ) Siswa membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman – pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal. Pengalaman awal selalu merupakan dasar dan tumpuan yang digabung dengan siswa dilatih untuk mengenali ide – ide baru yang muncul. Bentuk refleksi yang digunakan dalam penelitian berupa diskusi. c. Pemodelan ( Modelling ) Aktivitas guru dikelas memiliki efek modal bagi siswa. Jika guru mengajar dengan berbagai varian metode dan teknik pembelajaran, maka secara tidak langsung siswa pun akan meniru metode atau teknik yang dilakukan guru. Guru dapat melakukan aktivitas mengucapkan hal – hal yang difikirkan. Guru juga dapat melakukan sesuatu yang diinginkan agar siswa melakukannya. Beberapa kompetensi yang dapat dilihat dalam proses pembelajaran berbasis project antara lain adalah : belajar berbasis sebuah project, pengajar autentik, siswa dapat melihat dunia nyata, belajar secara terstuktur dan belajar bekerja sama dalam kelompok (team teaching). 2. STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT Agar pelaksanaan pembelajaran berbasis project lebih efektif, guru harus berperan dengan baik dalam merencanakan, mengimplementasikan, merefleksikan dan menyempurnakan kegiatan belajar mengajar dengan cara : a. Menekankan pada pemecahan masalah atau problem. Pengajar diawali dengan penyajian masalah nyata yang relevan dengan keluarga siswa, pengalaman, sekolah, tempat kerja dan masyarakat yang mempunyai arti penting bagi siswa. Siswa didorong berfikir kritis dan sistematis untuk menemukan masalah dan menggunakan isi materi pembelajaran dalam menyelesaikan masalah. b. Mengakui bahwa kebutuhan belajar siswa terjadi dalam berbagai kenyataan, seperti dunia bisnis, implementasi dan adanya berbagai tantangan. Pengetahuan yang diperoleh siswa tidak lepas darimana dan bagaimana siswa mendapatkan 10 pengetahuan semakin bertambah jika siswa belajar dari lingkungan yang bervariasi. c. Mengontrol dan mengarahkan siswa menjadi pelajar yang mandiri, dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan uji coba. d. Memahami keragaman pembelajaran berbasis project dapat bermanfaat sebagai daya dorong untuk belajar sekaligus menambah kompleksitas pembelajaran itu sendiri, melalui kerjasama dan aktifitas kelompok belajar sehingga siswa berfikir melalui komunikasi dengan orang lain. e. Guru bertindak sebagai fasilitator, pelatih dan pembimbing akademis dalam mendorong siswa untuk melakukan kerja sama dalam belajar. Komunikasi pembelajaran terbentuk di dalam tempat kerja dan sekolah kaitannya dengan suatu usaha bersama – sama menggunakan pengetahuan, memusatkan tujuan pembelajaran dan memperkenalkan semua orang untuk belajar dari sesamanya. f. Menggunakan obyek belajar dengan dunia nyata. Proses ini tidak hanya mengukur seberapa banyak pengetahuan yang telah dikumpulkan oleh siswa, tetapi juga dapatkah siswa menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah kehidupan sehari – hari meskipun trafnya sederhana. Rumusan intruksi guru dalam kelas dan dalam lember kerja siswa dengan mengarahkan siswa menerapkan pemahaman untuk memecahkan masalah adalah contoh teknik penilaian nyata. 3. EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT Untuk menentukan apakah lingkungan pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan hasil belajar siswa, diperlukan strategi penilaian yang beragam. Hal yang berkaitan dengan hasil belajar meliputi penilaian apakah dengan pembelajaran berbasis project dapat membangun dan memperluas pengalaman siswa dibandingkan sebelumnya. Apakah pembelajaran berbasis project dapat membantu siswa dalam menyelesaikan atau memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari – hari, atau siswa mengalami peningkatan dalam mengekspresikan apa yang mereka ketahui termasuk bagaimana menggunakan pengetahuan didalam dan diluar sekolah. 11 Strategi penilaian dan alat ukurnya dikaitkan baik jika ada kesesuaian dengan tujuan dan dampak nyata yang diharapkan dari materi pembelajaran tertentu. Dari tujuan dan umpan balik materi pembelajaran, muncul ragam strategi penilaian yang dapat mengukur prestasi siswa dan pengetahuan proses di dalam aktivitas pembelajaran. Salah satu prinsip penilaian pada pendekatan berbasis project sangat berbeda dengan teknik penilaian pendekatan konvensional. Sasaran penilaian berubah dari mengukur seberapa banyak pengetahuan siswa ke arah mengukur bagaimana siswa mengunakan pengetahuannya untuk membedahkan persoalan yang ada di dunia nyata. 4. PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT Vigotsky ( dalam Nur, 2002 ) menyatakan bahwa kostruktivis adalah suatu pendapat yang menyatakan bahwa siswa membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman – pengalaman awal. Pengalaman awal selalu merupakan dasar atau tumpuhan yang digabungkan dengan pengalaman baru untuk mendapatkan pemahaman baru. Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman yang bermakna. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa prinsip konstuktivisme yang dapat diambil untuk pengembangan kegiatan pembelajaran, yaitu : (a) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun social; (b) pengetahuan tidak dapat dialihkan dari guru kepada siswa tanpa aktivitas siswa itu sendiri untuk menalar; (c) siswa secara terus-menerus aktif mengkostruksikan realita, sehingga selalu terjadi perubahan menuju konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah, dan (d) tugas guru adalah membantu menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses kostruksi oleh siswa ( Jalal dan Supriyadi dalam Rahma Y. 2000 ). Pembelajaran konstruksi dalam pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara luas, berdasarkan teori bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep – konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. 12 Dalam kegiatan pembelajaran, guru menekankan pada penjembatan ( Scoffolding ), yaitu memberi siswa tugas-tugas yang kompleks, sulit namun realistic dan memberi cukup bantuan menyelesaikan tugas ini ( Nur, 2002 ). Bantuan dikurangi sedikit demi sedikit sampai siswa dapt menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Pengajaran ditekannkan pada proses top-down yang berarti siswa mulai dengan masalah masalah yang kompleks untuk dipecahkan dan selanjutnya memecahkan atau menemukan keterampilan – keterampilan dasar yang diperlukan. 5. PEMBELAJARAN Unsur – unsur dasar yang perlu ditanamkan pada diri siswa agar pembelajaran lebih efektif adalah sebagai berikut ( Lundgren, 1994:5 ). a. Para siswa harus mempunyai presepsi bahwa mereka tenggelam atau berenang bersama. b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi. c. Para siswa harus berpandangan mereka semua memiliki tujuan yang sama. d. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara para anggota kelompoknya. e. Para siswa akan diberi satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. f. Para siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Beberapa keuntungan dalam pembelajaran PBL, antara lain adalah sebagai berikut : a. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan menjunjung tinggi norma – norma kelompok. b. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama – sama berhasil. 13 c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. e. Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan kognotif yang non – konservatif. 6. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PBL Terdapat lima langkah utama atau tahapan didalam pembelajaran yang mempergunakan pembelajaran berbasis project. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran atau indicator pencapaian dan memotivasi siswa untuk belajar sampai evaluasi. Langkah ini diikuti oleh penyajian informasi. Selanjutnya siswa dikelompokkan kedalam tim-tim belajar. Untuk lebih jelasnya tahap pembelajaran berbasis project lebih lanjut terdapat pada table dibawah ini : Tabel 2.1 Langkah - langkah PBL LANGKAH - LANGKAH KEGIATAN GURU Langkah 1 Guru menyampaikan semua tujuan yang ingin Menyampaikan tujuan dan dicapai pada pembelajaran berbasis project dan memotivasi siswa memotivasi siswa belajar Langkah 2 Guru menyampaikan informasi kepada siswa Menyajikan informasi dengan demonstrasi atau lewat internet Langkah 3 Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk Mengorganisasikan siswa kelompok belajar dan membantu setiap kelompok kedalam kelompok belajar agar bekerja sama Langkah 4 Guru membimbing kelompok belajar pada saat Membimbing kelompok bekerja mereka mengerjakan tugas dan teknik – teknik dan belajar mencari dan mengolah informasi Langkah 5 Guru mengevaluasi hasil karya siswa serta Evaluasi mempresentasikan hasil kerja masing – masing kelompok. 14 7. TUJUAN PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA Model pembelajaran berbasis project dikembangkan untuk mencapai setidak – tidaknya tiga tujuan pembelajaran, yaitu : a). Hasil belajar akademik Pembelajaran berbasis project bertujuan untuk meningkatkan kerja siswa memahami konsep – konsep yang sulit. Pembelajaran berbasis project ini dapat memberi keuntungan pada siswa kelompok rendah maupun kelompok tinggi yang bekerjasama menyelesaikan tugas – tugas akademik. Siswa kelompok tinggi akan menjadi tutor bagi kelompok rendah. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok tinggi akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberikan pelayanan sebagai tutor. b). Penerimaan terhadap perbedaan individu Pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan kemampuan individu berkembang secara lebih baik karena masing – masing anggota mendapatkan peran dan tanggung jawab melalui pembagian tugas sesuai dengan kebutuhan kelompok. c). Belajar bersama dalam kelompok (team work) Pembelajaran berbasis project memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk saling bekerjasama, saling bergantung satu sama lain atas tugas – tugas bersama dan melalui penggunaan penghargaan project, belajar untuk menghargai satu sama lain atas tugas bersama. 8. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN PBL Tujuan dari pembelajaran PBL adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik – teknik pembelajaran berbasis project lebih banyak meningkatkan hasil belajar daripada pembelajaran berbasis project dan kelompok pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut : 15 Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran berbasis project dan Pembelajaran Konvensional Kelompok Pembelajaran Kelompok Pembelajaran berbasis project Konvensional Kepemimpinan Bersama Satu pemimpin Saling ketergantungan positif Tidak ada saling ketergantungan Keanggotan yang heterogen Keanggotaan yang homogen Mempelajari keterampilan – Asumsi adanya keterampilan – keterampilan project Tanggung jawab terdapat hasil keterampilan social yang efektif belajar seloruh anggota kelompok Menekankan pada tugas dan Tanggung jawab terhadap hasil belajar sendiri Hanya menekan pada tugas hubungan dalam sebuah project Difasilitasi oleh guru Diterangkan oleh guru Satu hasil kelompok Beberapa hasil individu Evaluasi kelompok Evaluasi individu Berdasarkan hasil penelitian Thomson (Lundgren 1, 1994) pembelajaran PBL sangat kooperatif karena mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut : a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas b. Meningkatkan rasa harga diri c. Memperbaiki kehadiran d. Saling memahami adanya perbedaan individu e. Mengurangi perilaku yang mengganggu f. Mengurangi konflik antara pribadi g. Mengurangi sikap apatis h. Meningkatkan hasil belajar i. Memperbesar retensi j. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 16 Selain mempunyai kelebihan pembelajaran berbasis project juga mempunyai kekurangan yang harus dihindari, yakni adanya anggota kelompok yang tidak aktif. Hal ini terjadi bila dalam satu kelompok hanya mempunyai permasalahan. Kelemahan ini dapat dihindari dengan cara sebagai berikut : a. Tiap – tiap anggota kelompok bertanggung jawab pada bagian – bagian kecil dari permasalahan kelompok. b. Tiap – tiap anggota kelompok mempelajari materi secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan hasil kelompok ditentukan pada hasil diskusi dari anggota kelompok yang ada, maka tiap anggota kelompok harus benar – benar mempelajari isi permasalahan secara keseluruhan. c. Tiap kelompok mencari informasi fenomena – fenomena etimologi multimedia dari berbagai sumber kemudian diolah menjadi sebuah makalah d. Setelah selesai, masing – masing kelompok mempresentasikan makalahnya untuk mempertanggung jawabkan tulisannya serta mendapatkan kritik – saran dari guru dan audience kelompok lain. 17 BAB III METODE PENELITIAN 1. SETTING PENELITIAN Karakteristik sekolah 1. Karakteristik Lokasi : a. Nama Sekolah : SMKN 1 Surabaya b. Alamat Sekolah : Jl. SMEA No. 4 Surabaya c. Kelas / Semester : XI/Genap d. Lingkungan Fisik : Lokasi sekolah adalah dikota, dekat dengan jalan raya (strategis) 2. Karakteristik siswa a. Komposisi siswa : 35 ( Perempuan dan Laki - laki ) b. Kemampuan Akademis : Heterogen c. Motivasi belajar : Kurang d. Latar Belakang Sosial / Ekonomi : Menengah kebawah 3. Karakteristik Guru a. Nama Guru : Dra. M. Endah Setyaningsih b. Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 12 Nov 1957 c. Pendidikan : S1 – Ekonomi Koperasi d. Agama : Islam e. Kebangsaan : Indonesia 18 2. PERSIAPAN PENELITIAN Persiapan ini merupakan tindakan kelas ( Action Research Classroom ) karena penelitian ini bertujuan menganalisis atau memecahkan suatu masalah yang nyata dalam pendidikan. Hal – hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan penelitian adalah memilih model pembelajaran yang dinilai sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dalam hal ini penelititan memilih metode pembelajaran berbasis project yang kemudian membuat satuan pelajaran, rencana pelajaran dan perangkat pembelajaran dll. 3. SIKLUS PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini dilakukan dalam 2 siklus, sesuai dengan waktu yang telah direncanakan, yakni 3 jam pelajaran untuk pokok bahasan sebagai berikut : 1. Materi pembelajaran siklus 1 : Kategori, Karakteristik dan Manfaat Multimedia 2. Materi pembelajaran siklus 2 : Perencanaan dan Pembuatan Project Multimedia Pada tiap putaran terdiri atas 4 tahap, yaitu : 1. Rancangan 2. Kegiatan dan pengamatan 3. Refleksi 4. Revisi Adapun putaran dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut : 19 SILABUS I Revisi Revisi Kegiatan dan Pengamatan SILABUS II Revisi Revisi Kegiatan dan Pengamatan Gambar 1 : Alur Penelitian Tindakan Kelas 20 4. INSTRUMEN Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : a. Konsep Makalah Dalam penelitian ini konsep digunakan untuk merancang kegiatan dan materi yang akan dicari untuk menyusun makalah yang berisi tentang : Judul, isi, pembagian kerja kelompok, target penyelesaian tugas dll. b. Lembar Observasi Lembar Observasi yang dipergunakan berupa lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran berbasis project dan lembar observasi aktifitas guru dan siswa, apakah kegiatan pembelajaran tersebut berpusat pada guru atau berpusat pada siswa dan kekompakan dalam kerja kelompok. c. Hasil Penulisan Makalah Makalah yang sudah dipresentasikan dan sudah mendapat pengesahan dari guru dapat dicetak, yang selanjutnya dipergunakan untuk mengambil nilai terhadap beberapa kompetensi yang terkait dengan etimologi multimedia, baik dari segi teknik penulisan, judul dan isi, bentuk makalah dsb. 5. ANALISIS DAN REFLEKSI a) Metode Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran konvensional dikelas XI MM 2 pada kompetensi dasar “Kategori, Karakteristik dan Manfaat Multimedia “ dan penjelasan teknik membuat makalah. 2. Metode Penilaian Dalam penelitian ini digunakan teknik penilaian pada saat masing – masing kelompok membuat konsep, proses pembuatan makalah, saat presentasi dan hasil akhir untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang disampaikan melalui model pembelajaran berbasis project. 21 b) Metode Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis ini adalah nilai tes presentasi belajar Etimologi Multimedia pada kompetensi dasar “Perencanaan dan Pembuatan Project Multimedia“, data pengamatan keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran berbasis project. Analisis data yang dipergunakan adalah sebagai berikut : 1. Data hasil ketuntasan belajar siswa. Secara individual, siswa telah tuntas belajar jika mencapai skor 65 % atau nilai 65 dengan perhitungan sebagai berikut ( Depdikbud, 1994 ): Skor Siswa = Skoryangdiperoleh x 100% Skormaksimum Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar jika terdapat 85 % dari jumlah siswa telah tuntas belajar. Perhitungan untuk menyatakan ketuntasan belajar siswa secara klasikal : Skor Siswa = jumlahsiswayangtuntas x 100% jumlahsiswakeseluruahan 2. Data hasil pengamatan aktifitas guru dan aktifitas siswa Observasi terhadap aktifitas siswa terhadap aktifitas siswa yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung 1 menit. Hasil observasi dianalisis dengan jumlah aktifitas siswa yang dilakukan dibagi jumlah siswa yang melakukan aktifitas dibagi waktu keseluruhan dikali 100 %. 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT Hasil Pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran berbasis project pada setiap siklus menggunakan instrumental, yang rinci perhitungan reliabilitas instrumen pengelolaan PBL dapat dilihat pada lampiran instrumen 1a, 1b. secara ringkas hasil pengelolaan tersebut disajikan dalam tabel 4.1 TABEL 4.1 PENILAIAN PENGELOLAAN MELALUI PBL No. Aspek yang diamati Skor Tiap RP RP 1 RP 2 RP 3 Rata-rata Katagori 1 Pembuatan Konsep 3,33 3,40 3,60 3,42 Baik 2 Kerjasama Kelompok 3,08 3,57 3,77 3,38 Baik 3 Proses Penyusunan Makalah 3,00 3,50 3,50 3,25 Baik 4 Presentasi 3,00 3,00 3,00 3,00 Baik 5 Hasil Akhir (Print Out) 3,25 3,65 3,85 3,50 Baik Dari data tabel 4.1 menunjukkan skor rata-rata untuk masing –masing kategori pengamatan KBM secara umum kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berbasis project adalah baik. Guru mampu mengoperasikan pembelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh rekan guru sebanyak dua orang pengamat Sri Retna Pratiwi, S.Pd dan Achmad Solikun, S. Pd sehingga hasil pengamatan dapat dipercaya dalam penghitingan reliabilitas instrumen yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini : 23 TABEL 4.2 RELIABILITAS INSTRUMEN PENGELOLAAN PBL Reliabilitas Tiap RP ( % ) Pengamatan Terhadap Guru RP 1 RP 2 76,94 % 88,17 % RP 3 90,75 % Dari data tabel 4.2 terlihat reliabilitas pengelolaan melalui pembelajaran berbasis project pada masing masing RP melebihi 75% sehingga instrumen yang digunakan (Instrumen ) termasuk katagori instrumen yang baik. 2. RESPON SISWA TERHADAP KBM TABEL 4.3 RESPON SISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR No. I. Uraian Kegiatan Belajar Mengajar Respon Siswa Senang Tidak Pendapat Siswa terhadap komponen Kegiatan Belajar Mengajar sebagai berikut : II. 1. Materi 32 3 2. Bahan Tertulisnya 35 - 3. Lembar Kerja Siswa 35 - 4. Suasana Kelas 33 2 5. Penampilan Gurunya 34 - 6. Cara Guru Mengajar 34 1 Baru Lama Pendapat Siswa terhadap komponen Kegiatan sbb : 1. Materi 35 - 2. Bahan Tertulisnya 35 - 3. Lembar Kerja Siswa 35 - 4. Suasana Kelas 34 1 5. Penampilan Gurunya 34 1 6. Cara Guru Mengajar 34 1 24 Dari tabel 4.3 tersebut diketahui bahwa sebagian besar siswa berminat mengikuti kegiatan belajar mengajar berikutnya dengan metode Pembelajaran berbasis project. 3. KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA Evaluasi hasil belajar siswa diperoleh dari setiap individu dan kerja kelompok dengan kemampuan masing – masing untuk dapat melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis project. Evaluasi hasil belajar yang diberikan kepada siswa berupa kuis dimana RP-1 selama 30 menit siswa menyelesaikan 5 soal essay dan pada RP-2 selama 25 menit siswa menyelesaikan 5 soal essay. Serta presentasi per kelompok 15 menit dengan tanya jawab. Soal evaluasi 1 dan 2 terlampir pada lampiran 3. Hasil evaluasi ini bersifat sebagai data kemudian diperoleh prosentase ketuntasan belajar berdasarkan standart ketuntasan minimal (SKM). Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Siswa Rencana Ketuntasan Jumlah Presentase Keterangan Pembelajaran Tuntas Belum Siswa Ketuntasan RP – 1 32 3 35 76,94 % Siklus 1 RP – 2 33 2 35 88,17 % Siklus 2 RP – 3 34 1 35 90,75 % Siklus 3 Dari tabel 4.4 diperoleh gambaran bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar pada setiap pelaksanaan pembelajaran. Rencana umum dapat dikatakan bahwa siswa semakin dapat menyesuaikan keadaan hal yang baru. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I rata-rata kemampuan mencapai 76,94 dengan ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 76,94%, pada siklus II rata-rata kemampuan siswa mencapai 88,17 dengan ketuntasan hasil belajar secara klasikal 88,17%. Hasil observasi suasana kelas selama proses Metode PBL meningkat pada siklus III rata-rata kemampuan mencapai 90,79 dan ketuntasan hasil belajar secara umum meningkat mencapai 90,75% yang termasuk sangat baik.. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian tersebut yaitu melalui Metode PBL prestasi belajar siswa pada mata diklat Etimologi bidang Multimedia. 25 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian perangkat pembelajaran berbasis project dengan kompetensi Kategori, Karakteristik dan Manfaat Multimedia dan Perencanaan dan Pembuatan Project Multimedia di SMK Negeri 1 Surabaya yang dilakukan dengan siklus dapat disimpulkan : 1. Secara umum kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berbasis project adalah baik. Guru dapat mengoperasikan dan alokasi waktu yang sesuai dengan skenario sehingga membuat siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran. 2. Menurut data hasil pengelolan diskriptif tentang respon siswa dalam KBM menunjukkan bahwa terbesar guru digunakan untuk membimbing siswa, mendorong dan melatih kemampuan mencari, mengolah informasi, kerjasama dalam kelompok, kooperatif dan keterampilan proses, sedang waktu sebanyak siswa digunakan untuk mengerjakan LKS dalam kelompok belajar, diskusi antar siswa dan guru dengan demikian secara umum proses pembelajaran ini berpusat pada siswa merasa senang mengikuti KBM. 3. Pada pembelajaran berbasis project terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari kedua siklus. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran –saran sebagai berikut : 4. Kegiatan yang saat itu sehingga berlangsung secara alami hanya mengalami perubahan system/strategi mengajar. 5. Untuk lebih memperkuat wawasan penelitian tindakan kelas diperlukan kolabratif dengan sekolah lain khususnya para guru yang serumpun bidang keilmuannya dan kolaboratif pula dengan Kepala Sekolah serta rekan guru agar lebih mendapat dukungan moril dan material. 26 6. Perlu diketahui bersama bahwa tidak ada satu strategi belajar/model pembelajaran yang ampuh untuk dilakukan pada setiap topik/konsep pembelajaran, oleh karena itu untuk memilih strategi pembelajaran diperlukan beberapa analisis. 7. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti sampai siklus berikutnya sehingga dapat diperoleh hasil pengamatan yang lebih valid mengingat hasil yang diperoleh dari dua siklus menujukkan keterampilan proses yang meningkat dan kompetisi kelompok yang sedang berlangsung. 8. Project Based Learning adalah salah satu metode yang sangat efektif untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar. 9. Dengan Project Based Learning dapat menimbulkan suasana menyenangkan dalam proses belajar mengajar dan dalam melaksanakan tugas. 10. Dengan Project Based Learning kita dapat meningkatkan improvisasi, kreasi dan inovasi baik untuk siswa maupun guru. \ 27 DAFTAR PUSTAKA Bamboomedia. 2006. Pengembangan Metode Project Based Learning sebagai metode dalam kegiatan belajar mengajar. Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan (Action Research). Bahan Pelatihan Jakarta: Dikdasmen Depdikbud. Microsoft. 2007. website http://pbl-online.org. Boise State University and the Buck Institute for Education Tompkins, G.E & Hoskisson, K. 1991. Language Arts : Content and Teaching Strategis. New York: Macmillan. Undang – Undang. 2003. Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas. 28 Lampiran 1 Penilaian Pengelolaan Pembelajaran Siklus 1 No. I. Penilaian Aspek yang diminati Nilai Kreteria Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Motivasi Siswa 2. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran B. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah – langkah kegiatan bersama siswa 2. Menyampaikan materi kepada siswa 3. Mengatur siswa dalam kelompok – kelompok belajar 4. Membimbing siswa belajar dan bekerja kelompok 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaan mereka. C. Penutup Memberikan Evaluasi II. Pengelolaan Waktu III. Pengamatan Suasana Kelas Jumlah Keterangan : Nilai : Kriteria 1 : Tidak Baik 2 : Kurang Baik 3 : Cukup Baik 4 : Baik Surabaya, Agustus 2008 Pengamat 29 Lampiran 2 Penilaian Pengelolaan Pembelajaran Siklus 2 No. I. Penilaian Aspek yang diminati Nilai Kreteria Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Motivasi Siswa 2. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran B. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah – langkah kegiatan bersama siswa 2. Menyampaikan materi kepada siswa 3. Mengatur siswa dalam kelompok – kelompok belajar 4. Membimbing siswa belajar dan bekerja kelompok 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaan mereka. C. Penutup Memberikan Evaluasi II. Pengelolaan Waktu III. Pengamatan Suasana Kelas Jumlah Keterangan : Nilai : Kriteria 3 : Tidak Baik 4 : Kurang Baik 3 : Cukup Baik 4 : Baik Surabaya, Agustus 2008 Pengamat 30 Lampran 3 RESPON SISWA TERHADAP KBM Nama : Kelas : Berilah tanda Check ( V ) untuk jawaban yang dipilih No. 1. Uraian Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) Respon Siswa Senang Tidak Baru Tidak Pendapat siswa terhadap komponen KBM berikut ini : 1. Materi 2. Bahan Tertulisnya 3. Lembar Kerja Siswa 4. Suasana Kelas 5. Penampilan Gurunya 6. Cara Guru Mengajar 2. Pendapat siswa terhadap komponen KBM berikut ini : 7. Materi 8. Bahan Tertulisnya 9. Lembar Kerja Siswa 10. Suasana Kelas 11. Penampilan Gurunya 12. Cara Guru Mengajar 31 Lampiran 4 Relibilitas Instrumen Pengelolaan Pembelajaran berbasis project No. Aspek yang dinilai Nilai Rata-rata RP 1 1. Materi 2. Bahan Tertulisnya 3. Lembar Kerja Siswa 4. Suasana Kelas 5. Penampilan Gurunya 6. Cara Guru Mengajar Keterangan RP 2 Jumlah Presentase Keterangan : Nilai : Kriteria 5 : Tidak Baik 6 : Kurang Baik 3 : Cukup Baik 4 : Baik 32 Lampiran 5 Penilaian Pengelolaan Pembelajaran berbasis project No. I. Penilaian Aspek yang diminati Nilai Kreteria Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Motivasi Siswa 2. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran B. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah – langkah kegiatan bersama siswa 2. Menyampaikan materi kepada siswa 3. Mengatur siswa dalam kelompok – kelompok belajar 4. Membimbing siswa belajar dan bekerja kelompok 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaan mereka. C. Penutup Memberikan Evaluasi II. Pengelolaan Waktu III. Pengamatan Suasana Kelas Jumlah Keterangan : Nilai : Kriteria 7 : Tidak Baik 8 : Kurang Baik 3 : Cukup Baik 4 : Baik Surabaya, Agustus 2008 Pengamat 33