BAB III TINJAUAN TEORI A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Lahirnya konsep Manajemen ditengah gejolak masyarakat sebagai konsekuensi akibat tidak seimbangnya pengembangan teknis dengan kemampuan sosial. Istilah Manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi, dan sebagainya. Masing-masing pihak dalam memberikan istilah diwarnai oleh latar belakang pekerjaan mereka, meskipun pada kenyataannya bahwa istilah tersebut memiliki perbedaan makna.1 Menurut Kusnadi Manajemen adalah setiap kerjasama dua orang atau lebih guna mencapai tujuan bersama dengan cara yang efektif dan efisien.2 Sementara itu, Griffin berpendapat bahwa Manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik, da informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.3 Menurut Mary Parker Follet (1997), Manajemen adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.4 Sementara itu, John F Mee 1 H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara), h.1 Kusnadi, dkk, Pengantar Manajemen, (Bandung: Unibraw Malang, 1999), hlm. 3 3 Griffin, Manajemen Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2004), h.27 4 Ernie Tisnawati, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 5 2 21 menjelaskan bahwa Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal, demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebagahagiaan maksimal baik bagi pemimpin maupun para pekerja serta memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada masyarakat.5 Sofyan Assauri menjelaskan bahwa Manajemen adalah sebutan yang sebenarnya mempunyai prinsip dan fungsi manajemen yang sama. Keduanya memberikan arahan agar bertindak sistematis dalam mencapai apa yang telah direncanakan dengan tepat, efektif dan efisien. Adapun yang menjadi ciri khas atau membedakan keduanya adalah bahwa manajemen itu berlaku untuk umum dan diterapkan pada bidang apapun yang memerlukan aplikasi manajemen.6 2. Fungsi-Fungsi Manajemen a. Perencanaan (Planning) Planning adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatifalternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk mendatang. b. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian berhubungan erat dengan manusia, sehingga pencaharian dan penugasannya ke dalam unit-unit organisasi dimasukkan sebagai bagian dari unsur organizing. Ada yang tidak berpendapat 5 Panji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm.109 Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, (Jakarta: FE-UI Jakarta, 1997), Ed. Revisi, hlm.197 6 demikian, dan lebih condong memasukkan staffing sebagai fungsi utama. Di dalam setiap kejadian, pengorganisasian melahirkan peranan kerja dalam struktur formal dan dirancang untuk memungkinkan manusia bekerja sama secara efektif guna mencapai tujuan bersama. c. Memberi Dorongan (Actuating) Actuating atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuantujuan dapat tercapai. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan dan memberi komponsasi kepada mereka. d. Pengarahan (Directing) Directing merupakan pengarahan yang diberikn kepada bawahan sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Directing juga mencakup kegiatan yang dirancang untuk memberi orientasi kepada pegawai, seperti misalnya menyediakan informasi tentang hubungan antar bagian, antar pribadi dan tentang sejarah, kebijaksanaan dan tujuan dari perusahaan. e. Pengawasan (Controlling) Controlling mencakup kelanjutan tugas untu melihat apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana.Pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik. Ada berbagai cara untuk mengadakan perbaikan, termasuk merubah rencana dan bahkan tujuannya, mengatur kembali tugas-tugas atau merubah wewenang, tetapi perubahan tersebut dilakukan melalui manusianya.7 Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen: a. Untuk mencapai tujuan Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi. b. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuantujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah. c. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efentifitas. 8 7 George R.Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm.17-18 8 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta, BPFE Yogyakarta, 2003), hlm.6-7 3. Manajemen dalam Islam Menurut bahasa Manajemen (Tanzhim) berasal dari kata nazhamal asy yaa nazhman artinya: menyusun berbagai hal dan menggabungkan sebagiannya pada sebagian yang lain.9 Manajemen dalam Bahasa Arab disebut dengan Idarah yang berarti suatu aktivitas khusus yang menyangkut kepemimpinan, pengarahan, pengembangan personal, perencanaan, dan pengawasan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan dengan unsur-unsur pokok dalam suatu proyek, tujuannya adalah agar hasil-hasil yang ditargetkan dapat tercapai dengan cara yang efektif dan efisien.10 Manajemen menurut Islam adalah seni dalam mengelola semua sumber daya yang dimiliki dangan tambahan sumber daya dan metode syariah yang telah tercantum dalam kitab suci atau yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Konsep syariah yang diambil dari hukum Al-Quran sebagai dasar pengelolaan unsur-unsur manajemen agar dapat mencapai target yang dituju.11 Manajemen merupakan salah satu sarana yang digunakan negara Islam untuk mewujudkan tujuan dan menjalankan tugas. Agar manajemen mampu merealisasikan itu semua, maka ia harus berhubungan dengan konsep dasar dan falsafah masyarakat muslim. Manajemen harus terkait dengan lingkungan dan 9 M. Ahmad Abdul Jawwad, Manajemen Diri, (Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2007), hlm. 41 10 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPM, 2002), Cet.10, hlm.147 11 http://bprsdharmakuwera.co.id/2011/pengertian-manajemen-syariah. Html. Kamis 22 Agustus 2013 pribadi muslim yang berpegang teguh pada nilai-nilai syariah Islam pada setiap kondisi dan tempat.12 Proses manajemen pada dasarnya adalah dengan merencanakan segala sesuatu secara mantap untuk melahirkan keyakinan sehingga dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan aturan serta akan menghasilkan manfaat. Perbuatan yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan perbuatan yang tidak pernah direncanakan. Jika perbuatan itu tidak pernah direncanakan maka tidak termasuk pada kategori manajemen yang baik. Allah SWT sangat mencintai perbuatan-perbuatan yang termenej dengan baik, sebagaimana dijelaskan dalam surat Ash-Shaff : 4 Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang dijalanNya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yag tersusun kokoh”.13 B. Pengelolaan Sumber Daya Alam Pengelolaan berarti proses, cara, atau perbuatan mengelola, sedangkan mengelola berarti proses yang menyelenggarakan atau memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan agar sesuatu yang dikelola dapat 12 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 239 13 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: PT. Syamilil Cipta Media, 2005), h.805 berjalan lancar, efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan14. Pengelolaan juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang berintikan perencanaan atau perusahaan lebih mampu mempertahankan hidupnya dan mengembangkan usahanya.15 Sumber Daya Alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera. Sumber Daya Alam bisa terdapat dimana saja seperti didalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya.16 Sumber Daya Alam juga dapat diartikan sebagai segala sumber daya hayati dan non-hayati yang dimanfaatkan umat manusia sebagai sumber pangan, bahan baku dan energi. Dengan kata lain, sumber daya alam adalah faktor produksi dari alam yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi.17 Sumber Daya Alam adalah semua bahan yang ditemukan manusia di alam yang dapat dipakai untuk kepentingan hidupnya baik itu yang bersifat biotik maupun abiotik. Faktor abiotik, meliputi tanah, air, udara, cuaca, suhu, dan sejenisnya. Sedangkan Faktor biotik, meliputi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia.18 14 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka Utama, 2008), Cet. Ke-4, h.657 15 Richardus Eko Indrajit, Strategi Manajemen Pembelian dan Supply, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h.122 16 M. H. Thalhah, Fiqih Ekologi, (Total Media, 2008) Cet. 1, hlm.192 17 Akhmad Fauzi, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm. 4 18 http://nifahanifa.blogspot.com/2013/04/pengertian-sumber-daya-alam.html. pukul 11.00 WIB, tanggal 2 September 2013 Adapun pembagian sumber daya alam dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Sumber Daya Alam berdasarkan jenis a. Sumber Daya Alam Hayati/Biotik Yaitu sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. Contoh: tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain sebagainya. b. Sumber Daya Alam Non Hayati/Abiotik Yaitu sumber daya alam yang berasal dari benda mati. Contoh: bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain sebagainya. 2. Sumber Daya Alam berdasarkan sifat pembaharuan a. Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui/renewable Yaitu sumber daya alam yang dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan. Contoh: air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lain sebagainya. b. Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui/non renewable Yaitu sumber daya alam yang tidak dapat didaur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah. Contoh: minyak bumi, batu bara, timah, gas alam. c. Sumber Daya Alam yang tidak terbatas jumlahnya/unlimited Contoh: sinar matahari, arus air laut, udara, dan lain sebagainya. 3. Sumber Daya Alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya a. Sumber Daya Alam penghasil bahan baku Adalah sumber daya alam yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi. Contoh: hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan lain sebagainya. b. Sumber Daya Alam penghasil energi Adalah sumber daya alam yang dapat menghasilkan atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia dimuka bumi. Contoh: ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari, minyak bumi, gas bumi, dan lain sebagainya. Salah satu jenis sumber daya alam yang memberikan banyak manfaat untuk kesejahteraan hidup manusia adalah sumber daya air. Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik untuk dikonsumsi atau digunakan untuk kepentingan lain.19 Air adalah anugerah Tuhan yang paling berharga. Sebagaimana udara, air juga menjadi sandaran komunitas kemanusiaan untuk kehidupan dimasa-masa mendatang.20 Air sebagai sumber daya alam, sangat penting dan mutlak diperlukan semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Air merupakan unsur utama dalam tumbuhan, tubuh hewan dan tubuh manusia.21 Sumber daya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan, dan lainlain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumber daya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia dimuka bumi ini. 19 Maulida Khiatuddin, Melestarikan Sumber Daya Air dengan Teknologi Rawa Buatan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010), hlm.1 20 Nadjamuddin Ramly, Membangun Lingkungan Hidup, (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005), hlm.67 21 Karden Eddy Sontang Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2007), hlm.131 Pengelolaan sumber daya alam yang baik akan meningkatkan kesejahteraan umat manusia, dan sebaliknya pengelolaan sumber daya alam yang tidak baik akan berdampak buruk bagi umat manusia. Oleh karena itu, persoalan mendasarsehubungan dengan pengelolaan sumber daya alam adalah bagaimana mengelola sumber daya alam tersebut agar menghasilkan manfaat yang sebesarbesarnya bagi manusia dengan tidak mengorbankan kelestarian sumber daya alam itu sendiri.22 Sebagai makhluk ciptaan-Nya yang bernalar dan berbudaya, manusia wajib mengelola sumber daya alam secara bijaksana. Dengan pengelolaan sumber daya alam yang berasaskan pada pelestarian fungsi lingkungan, maka kegiatan pembangunan dan hasilnya tidak menjadi bumerang bagi manusia. C. Faktor-faktor dalam Pengelolaan Usaha/Produksi Pada prinsipnya Islam lebih menekankan berproduksi demi untuk memenuhi kebutuhan orang banyak. Sebagai modal dasar berproduksi, Allah telah menyediakan bumi beserta isinya bagi manusia untuk diolah bagi kemaslahatan bersama seluruh umat manusia. Hal ini terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 22 yang berbunyi: 22 Akhmad Fauzi, ibid. hlm. 2 Artinya: “Dia-lah yang menjadikan bukmi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui”.(Q.S Al-Baqarah: 22) Dikalangan para ekonom muslim, belum ada kesepakatan tentang faktorfaktor produksi. Namun secara umum faktor produksi terdiri dari lima macam, yaitu23: 1. Tanah dan segala potensi ekonomi, dianjurkan Al-Qur’an untuk diolah dan tidak dapat dipisahkan dari proses produksi. Faktor Alam merupakan faktor yang cukup mendasar dalam hal produksi. Alam yang dimaksudkan disini adalah bumi dengan segala isinya, baik berada diatas permukaan bumi Allah SWT ini maupun yang terkandung dalam perut bumi yang paling dalam sekalipun. Islam telah mengakui tanah sebagai suatu faktor produksi tetapi tidak setepat dalam arti sama yang digunakan di zaman modern. Dalam tulisan klasik tanah yang dianggap sebagai suatu faktor produksi penting mencakup semua sumber daya alam yang digunakan dalam proses produksi, umpamanya permukaan bumi, kesuburan tanah, sifat-sifat sumber daya udara, air, mineral dan sebagainya.24 23 Mawardi, Ekonomi Islam, (Pekanbaru: Alaf Riau Graha Unri Press, 2007), hlm. 69-72 Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Primayasa, 1997), hlm. 56 24 2. Tenaga kerja terkait langsung dengan tuntutan hak milik melalui produksi. Tenaga kerja merupakan faktor pendaya guna dari faktor produksi sebelumnya. Dalam perspektif ekonomi Islam diskursus tentang tenaga kerja bermuara sekitar hakikat bekerja, kewajiban pekerja, hak pekerja. Bekerja merupakan amalan yang dipandang sebagai bentuk ibadah kepada Allah. 3. Modal, juga terlibat langsung dengan proses produksi karena pengertian modal mencakup modal produktif yang menghasilkan barang-barang yang dikonsumsi dan modal individu yang dapat menghasilkan kepada pemiliknya. 4. Manajemen, karena adanya tuntutan leadership dalam Islam. Dengan manajemen pelaku ekonomi dapat memperhitungkan keuntungan yang diperoleh dan resiko keruguian yang mungkin akan dideritanya. 5. Teknologi, adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia. D. Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam Pandangan Islam Alam semesta, termasuk manusia, adalah milik Allah SWT yang memiliki kemahakuasaan (kedaulatan) sepenuhnya dan sempurna atas makhluk-makhlukNya. Manusia diberi hak untuk memanfaatkan semuanya, karena manusia telah diangkat sebagai khalifah atau pengemban amanat Allah. Manusia diberi kekuasaan untuk melaksanakan tugas kekhalifaan (khilafah) ini dan unuk mengambil keuntungan dan manfaat sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemampuannya dari semua ciptaan Allah SWT.25 25 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.29 Allah SWT telah menghalalkan hak milik dalam batas-batas manusia sebagai khalifah, yang berfungsi sebagai pengatur dan pengelola alam, agar dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusiapada umumnya. Islam memberikan kesempatan kepada umat manusia untuk dapat memiliki dan mengelola sumber daya alam itu melalui dua cara. Pertama, bekerja keras dengan cara membuka lahan yang mati atau tidak bertuan. Kedua, pewarisan dan akad pemindahan hak milik seperti penjualan, hibah, wasiat, dan transaksi-transaksi lain yang dibenarkan dalam Syariat Islam. Namun yang perlu ditekankan disini adalah bahwa hak milik dalam Islam pada hakikatnya adalah titipan Allah untuk dimanfaatkan dan didistribusikan kepada orang lain dalam batas-batas kedudukan manusia sebagai khalifah. Sedangkan pemilik mutlak adalah Allah. Oleh karena itu, manusia dengan sumber daya alam yang ada mempunyai hak pemanfaatan (haq al-intifa’) bukan hak kepemilikan (haq al-tamlik). Dengan menyadari posisi ini, sebagai khalifah, manusia wajib memelihara apa yang ada di alam ini untuk kemaslahatan manusia sendiri dan mencegah kerusakan alam yang timbul akibat ulah tangan manusia. 1. Jenis-jenis Sumber Daya Alam a. Tanah Sumber produksi yang paling penting adalah permukaan bumi, tempat kita berjalan, bekerja, membangun rumah, pabrik dan mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan keinginan kita. Al-qur’an menyebutkan dalam surat Al-baqarah ayat 36 bahwa manusia diberikan tempat tinggal dan kesenangan di atas bumi ini. Kesenangan mencakup semua kebutuhan manusia yang muncul pada saat ini maupun yang akan datang. Kehidupan manusia dijamin oleh kekayaan sumber daya alam secara terus-menerus dari bumi guna memenuhi kebutuhan hidupnya di planet ini. Namun jika sebidang tanah yang menjadi sumber penghidupan manusia mengalami tingkat produktivitas yang rendah, maka hal ini jelas membutuhkan kerja keras pemiliknya untuk mengolah secara intensif. b. Mineral Bumi ini penuh dengan sumber-sumber mineral yang dapat dimanfaatkan olh manusia untuk berproduksi dan mendapatkan kekayaan yang lebih besar. c. Pegunungan Pegunungan juga merupakan sumber kekuatan alam yang ikut mendorong usaha manusia dalam memproduksi kekayaan. Al-qur’an selalu menyebutkan pegunungan dan kemungkinan kegunaannya bagi manusia. Dalam surat Al-Nazi’at ayat 32-33 disebutkan bahwa pegunungan merupakan sumber kekayaan yang potensial bagi manusia yang yang berbunyi: Artinya: “Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,. Semua itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”. Arti ayat ini menyiratkan adanya keragaman manfaat pegunungan bagi manusia. Pegunungan dapat menarik curah hujan dan menjadi sumber bagi sungai-sungai, dan melalui ini semua, kehidupan binatang-binatang di atas bumi mendapatkan rizkinya. d. Hutan Hutan merupakan bagian yang sangat penting dari kekayaan alam yang ada disuatu negara. Besarnya manfaat hutan, tidak hanya membutuhkan pemeliharaan, namun juga pengembangannya. Perkembangan hutan selain berimplikasi pada pemenuhan kebutuhan, juga memberi manfaat spiritual. Penanaman pohon demi kepentingan masyarakat dan demi mencari ridha Tuhan, dalam Islam, juga disebut sebagai amal. Diterangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “kapan saja seorang Muslim mengolah tanah atau menanam pohon kemudian burungburung, manusia serta binatang-binatang memakan pohonnya, maka ini merupakan amal baginya.” (HR. Bukhari) Segala sumber daya alam tersebut ditundukkan oleh Allah SWT untuk diserahkan pengelolaannya kepada manusia. Hal ini terungkap dalam berbagai ayat sebagai berikut: Artinya: Dan (Dialah) yang menundukkan untuk kalian apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. (Q.S. Al-Jatsiyat: 13) Artinya: Maka, hendaknya manusia itu memperhatikan makanannya. Seungguhnya, Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun yang lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan untuk kesenanganmu dan untuk binatangbinatang ternakmu. (Q.S. Abasa: 24-32) Namun, penundukkan sumber daya tersebut bukan untuk diserahkan kepemilikannya kepada manusia secara mutlak.Hanya Allah lah satu-satunya pemilik hakiki atas sumber daya tersebut.Allah SWT senantiasa menjadikan diri sebagai pemilik atas segala sesuatu yang kemudian menganugerahkan kepada umat manusia. Dan selanjutnya, atas penganugerahaan tersebut, Allah memberikan wewenang kepada manusia untuk mengusahakan dan memanfaatkan sumber daya tersebut. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa alam memberi kita begitu banyak barang yang gratis, mulai dari sungai dengan segala maanfaatnya, gununggunung, pantai, danau, dan lautan.26 Karena sumber daya tersebut tidak dimiliki secara mutlak oleh manusia, maka tugas manusia adalah mengemban amanah pengelolaan sumber daya tersebut. Manusia tidak dapat membuat semaunya sehingga 26 N. Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 283 dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian bagi dirinya atau sumber daya itu sendiri. Oleh karenanya Allah SWT berfirman: Artinya: Dan (Ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku Telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)[55]. makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. Pemanfaatan sumber daya yang diperoleh tidak dapat dilakukan kecuali untuk kepentingan sesuai dengan ketentuan amanah yang diberikan.Sumber daya tidak diartikan sebagai alat pemuas kesenangan dunia, namun merupakan sarana mewujudkan kesejahteraan dunia dan akhirat. Oleh karenanya, seseorang pengemban amanat tidak akan menjadi seorang yang buas, tanpa aturan, egois, rakus, dan boros.27 Sumber daya dipandang sebagai Amanah Allah kepada manusia, sehingga pemanfaatannya haruslah bisa dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Implikasinya adalah manusia harus menggunakannya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Oleh karena manusia itu berfungsi sebagai Khalifah yang berkewajiban untuk 27 M. Solahuddin, Asas-Asas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 28-29 mengelola alam ini guna kepentingan umat manusia maka ia berkewajiban mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya alam.28 28 Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hlm. 3-4