BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan, yang artinya sebagai penelitian
yang datanya diperoleh dengan cara mengumpulkannya dari pengalaman empiris
di lapangan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian kualitatif ini
adalah deskriptif, yang selanjutnya disebut deskriptif kualitatif, artinya bahwa
penelitian ini bermaksud melakukan penyelidikan dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan objek/subjek penelitian pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Robert, S Bogdan dan Sari
Knope Biklan, 1982).
Menurut Moleong (2005) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi , tindakan, dll. secara holistic, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dahn dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Data penelitian yang dikumpulkan bersifat deskriptif. Peneliti mengumpulkan
data dan mencatat fenomena yang terkait langsung atau tidak langsung dengan
fokus penelitian. Karakteristik ini berimplikasi pada data yang terkumpul, yaitu
cenderung berupa kata-kata atau uraian deskriptif, tanpa mengabaikan data
berbentuk angka-angka. Tujuan penelitian yakni mendeskripsi kreativitas siswa
dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari kemampuan matematika.
Dengan demikian yang ditekankan dalam penelitian adalah bagaimana melihat,
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mendokumentasikan hasil tertulis maupun wawancara dan dianalisis untuk
mendeskripsikan kreativitas yang sesuai dengan masalah yang diberikan. Metode
deskriptif merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
data dari hasil interview, catatan lapangan, foto, ataupun data-data yang dapat
dijadikan petunjuk lainnya untuk digunakan dalam mencari data dengan
interpretasi yang tepat. Metode ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana
kondisi di lapangan, proses apa-apa saja yang telah berlangsung dengan cara
diagnosa dan menerangkan hubungan yang terjadi di lapangan dengan kajian
teori, untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan dari masalah yang ada sekarang,
yang kesemuanya disusun secara sistematis berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan (Moleong, 2005).
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah siswa kelas VI SD Negeri
Angkasa I Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang, sekolah yang sudah RSBI,
sehingga peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan kreativitasnya serta dari
observasi
lapangan
ternyata
guru
masih
mengalami
kesulitan
dalam
mengembangkan kreativitas siswa, sehingga belum diketahui pasti bagaimana
kretivitas siswa dalam memecahkan masalah.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Angkasa I yang beralamat di jalan
Protokol TNI AU Suryadarma Kalijati, Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang
Provinsi Jawa Barat.
Adapun karakteristik dari subjek penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
-
Letak geografis SD Negeri Angkasa I terletak di lingkungan Komplek TNI
AU.
-
Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa pada umumnya sebagai TNI, PNS,
dan wiraswasta, rata-rata siswa yang masuk ke sekolah ini berlatar
belakang social ekonomi menengah ke atas.
-
Kualifikasi pendidikan guru yang bertugas mengajar di SD ini ada 23 (dua
puluh tiga) orang termasuk kepala sekolah, 11 (sebelas) orang PNS, 7
(tujuh) orang honorer, kualifikasi pendidikan S-2 dan S-1 PGSD.
-
Termasuk
Sekolah
Standar
RSBI
(Rintisan
Sekolah
Berstandar
Internasional) merupakan sekolah satu-satunya yang RSBI di Kabupaten
Subang dan merupakan sekolah unggulan.
Jumlah siswa kelas VI A pada sekolah ini adalah 26 (dua puluh enam) siswa.
Pengambilan
sampel
dilakukan
secara
Non-Probabilitas
(Non-Acak).
Pengambilan sampel Non-Acak dilakukan terhadap siswa Kelas VI A SDN I
Angkasa. Jumlah subjek penelitian dikelompokan sebanyak 3 level, yang terdiri
dari kemampuan rendah, sedang dan tinggi masing-masing 2 subjek. Pengambilan
sampel dari tiap tingkatan kemampuan matematika siswa dilakukan dengan teknik
Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu
yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah
diketahui sebelumnya serta berdasarkan hasil rekomendasi dari guru kelas VI A.
Subjek ini ditelaah kreativitasnya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
matematika. Subjek ini masing-masing diberikan soal pemecahan masalah
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemudian untuk memperjelas kreativitas pada subjek juga dilakukan wawancara
mendalam.
Subjek yang diambil adalah siswa kelas VI, hal ini dikarenakan :
1. Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, siswa pada jenjang ini
telah berada pada tahap operasional formal sehingga sudah mampu
berpikir secara abstrak dalam memecahkan masalah-masalah matematika.
2. Siswa sudah memiliki bekal pengetahuan dasar dan pengalaman yang
sesuai dengan masalah yang akan diberikan. Pemilihan subjek didasarkan
pada 2 kriteria yakni 1) nilai tes kemampuan matematika yang hasilnya
dibagi dalam tiga kelompok yakni rendah, sedang dan tinggi, 2) informasi
guru kelas VI tentang kemampuan siswa.
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pemberian tes kemampuan
masalah matematika
Pengelompokan siswa berdasarkan
kemampuan
Kemampuan
Tinggi
Kemampuan
Sedang
Kemampuan
Rendah
Pilih subjek penelitian
Apakah subjek
sdh memenuhi
kriteria ?
Diperoleh 2 siswa dari tiap
kelompok
Keterangan :
: urutan kegiatan
: kegiatan
: hasil kegiatan
: keputusan
Gambar 3.1
Alur pemilihan subjek penelitian
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Tehnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui
dokumentasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data tersebut dapat diharapkan
dapat saling melengkapi, sehingga diperoleh suatu informasi yang diharapkan.
1. Tes
Menurut (Arikunto, 2006) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kepompok. Tes dapat juga diartikan sebagai alat pengukur yang
mempunyai standar objektif, sehingga dapat dipergunakan secara meluas,
serta betul-betul dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan
keadaan pskis atau tingkah laku individu. Tes merupakan suatu prosedur
yang sistematis untuk mengamati atau mendeskripsikan satu atau lebih
karakteristik seseorang dangan menggunakan standar numeric atau system
kategori. Tes merupakan prosedur sistematik di mana individual yang dites
direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat
menunjukkan ke dalam angka. Subjek dalam hal ini, harus bersedia
mengisi item-item dalam tes yang sudah direncanakan sesuai dengan
pilihan hati dan pikiran guna menggambarkan respons subjek terhadap
item yang diberikan. Respons yang telah diberikan oleh subjek, kemudian
diolah
secara
sistematis
menuju
suatu
arah
kesimpulan
yang
menggambarkan tingkah laku atau kemampuan subjek tersebut. Jenis tes
yang dilakukan merupakan tes prestasi yang bertujuan untuk mengukur
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
prestasi subjek. tes prestasi ini dilakukan dengan menggunakan soal tes
yang sudah diuji tes validitas dan reliabilitasnya. Bentuk tes yang
digunakan berupa soal pilihan ganda.
2. Dokumen
Dokumen adalah suatu teknik dimana data diperoleh dari dokumendokumen yang ada pada benda-benda tertulis seperti buku-buku notulensi,
makalah,
peraturan-peraturan,
buletin-buletin,
catatan
harian
dan
sebagainnya (Arikunto, 2006). Dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karyakarya dari seseorang. Dokumen dalam penelitian ini berupa hasil siswa
dalam mengerjakan tes yang diberikan gurunya yaitu hasil pekerjaan siswa
dalam memecahkan soal pemecahan masalah.
3. Wawancara
Esterberg (dalam Sugiyono, 2012) mendefinisikan wawancara adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai tehnik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Esterberg (dalam Sugiyono, 2012) mengemukakan beberapa macam
wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak
terstruktur.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai tehnik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara, pengumpul data telah mempersiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini, pengumpulan data dapat
menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya
setiap pewawancara
mempunyai
keterampilan
yang sama, maka
diperlukan training kepada calon pewawancara. Dalam melakukan
wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu
seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat
membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
Wawancara semistruktur, tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan
wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa
yang dikemukakan oleh informan. Wawancara merupakan tanya jawab
antara peneliti dengan responden atau informan yang diperlukan untuk
dimintai keterangan atau pendapatnya tentang suatu masalah yang sedang
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diteliti. Semi-terstruktur adalah sesuatu yang bersifat fleksibel, tidak
terpatok pada tatacara yang ada. Adapaun definisi wawancara semiterstruktur adalah wawancara fleksibel, petuntuk wawancara (pertanyaan)
akan
dikembangkan
dilapangan
yang memungkinkan
pertanyaan-
pertanyaan baru akan muncul. Namun pedoman wawancara tetap
membantu para peneliti untuk berfokus pada topik penelitian. Kebebasan
ini dapat membantu pewawancara untuk menyesuaikan pertanyaanpertanyaan berdasarkan isi dan situasi kepada orang-orang yang
diwawancara (Lindlof dan Taylor, 2002).
Wawancara tak berstruktur, merupakan wawancara yang bebas, peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Wawancara tidak berstruktur atau terbuka sering
digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian
yang lebih mendalam tentang subjek yang diteliti. Pada penelitian
pedahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang
berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek, sehingga peneliti
dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus
diteliti. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih lengkap,
maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang
mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam objek. Untuk mendapatkan
informasi yang lebih dalam tentang responden, maka peneliti dapat juga
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menggunakan wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara tidak
terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang
diceritakan oleh responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban
dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai
pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan. Dalam
melakukan wawancara peneliti dapat menggunakan cara “berputar-putar
baru menukik” artinya pada awal wawancara, yang dibicarakan adalah halhal yang tidak terkait dengan tujuan, bila sudah terbuka kesempatan untuk
menanyakan sesuatu yang menjadi tujuan, maka segera ditanyakan.
Wawancara baik yang dilakukan dengan face to face maupun yang
menggunakan pesawat telepon, akan selalu terjadi kontak pribadi, oleh
karena itu pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi sehingga
dapat memilih waktu yang tepat dalam melakukan wawancara. Pada saat
responden sedang sibuk bekerja, sedang mempunyai masalah berat, sedang
mulai istirahat, sedang tidak sehat, sedang marah, maka harus hati-hati
dalam melakukan wawancara. Kalau dipaksakan wawancara dalam
kondisi itu maka akan menghasilkan data yang tidak valid dan akurat.
Bila responden yang akan diwawancarai telah ditentukan orangnya, maka
sebaiknya sebelum melakukan wawancara, pewawancara minta waktu
terlebih dahulu kepada subjek untuk melaksanakannya. Dengan cara ini
maka suasana wawancara akan lebih baik, sehingga data yang diperoleh
akan lebih lengkap dan valid. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ini dengan cara melakukan kutipan langsung terhadap narasumber tentang
pengalaman, opini, persepsi dan pengetahuan serta pengalamannya.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah yang telah
dikerjakan dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah serta alasannya.
Adapun jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam
(Indepth Interview). Wawancara mendalam merupakan proses menggali
informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan masalah dan fokus
penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian (Moleong, 2005 : 186).
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau
kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang
diri sendiri atau self-report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan
atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to
face) maupun dengan menggunakan telepon (Sugiyono, 2012: 137).
Wawancara mendalam bersifat luwes, terbuka, tidak berstruktur, dan tidak
baku. Intinya ialah pertemuan untuk memahami pandangan subjek
penelitian, sebagaimana diungkapkan dalam bahasanya sendiri. Dalam
penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dengan tidak
bertruktur. Jenis wawancara ini bersifat fleksibel dan memungkinkan
peneliti mengikuti minat dan pemikiran partisipan. Pewawancara dengan
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada partisipan dalam urutan
manapun bergantung pada jawaban. Hal ini dapat ditindak lanjuti, tetapi
peneliti juga mempunyai agenda sendiri yaitu tujuan penelitian yang
dimiliki dalam pikirannya dan isu tertentu yang akan digali. Namun
pengarahan dan pengendalian wawancara oleh peneliti sifatnya minimal.
Umumnya, ada perbedaan hasil wawancara pada tiap partisipan, tetapi dari
yang awal biasanya dapat dilihat pola tertentu. Partisipan bebas menjawab,
baik isi maupun panjang pendeknya paparan, sehingga dapat diperoleh
informasi yang sangat dalam dan rinci.
Atau bisa dikatakan wawancara klinis terhadap sumber data. Hal ini
umumnya sepakat bahwa asal-usul metode klinis sebagai alat penelitian
formal bertepatan dengan penyelidikan awal Piaget ke dalam pemikiran
anak-anak. Dalam sebuah wawancara klinis dialog atau percakapan yang
diadakan antara seorang pewawancara dewasa dan subjek. Dialog ini
berpusat di sekitar masalah atau tugas yang telah dipilih untuk
memberikan subjek setiap kesempatan untuk menampilkan perilaku dari
mana mekanisme mental yang digunakan dalam berpikir tentang tugas itu
atau pemecahan masalah yang dapat disimpulkan (Opper, 1977).
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Subjek I
Pemberian Tes Pemecahan
Masalah
Masalah 1
Masalah 2
Analisis Data Sesuai Indikator
Analisis Data Sesuai Indikator
Data tertulis
hasil analisis
Data tertulis
hasil analisis
Wawancara
Wawancara
Data valid
masalah 1
Data valid
masalah 2
Analisis data masalah 1
Analisis data masalah 1
Hasil Penelitian
Gambar 3.2
Teknik Pengumpulan Data
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti bertindak sebagai peran utama, serta
penelitian ini lebih menekankan proses dan hasil dalam penelitian. Dalam
penelitian ini digunakan instrumen pendukung sebagai berikut :
1. Indikator Kreativitas
Instrumen ini berisi petunjuk atau keterangan tentang aktivitas kreatif yang
diperoleh dari kajian teori kreativitas dari para ahli. Dalam penelitian ini
kreativitas dilihat dari aspek proses kreatif dan poduk kreatif yakni
kefasihan/kelancaran (fluency), keluwesan/luwes (flexibility), kebaruan
(novelty) serta keterincian (elaboration).
2. Soal Tes Kemampuan Matematika
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kemampuan matematika siswa
secara keseluruhan, butir soal tes ini tidak terbatas pada sebuah materi
tertentu namun matematika secara umum yang pernah dipelajari siswa. Hal
ini dilakukan karena soal-soal pemecahan masalah yang digunakan
merupakan soal yang dirancang dengan penyelesaian yang melibatkan
banyak pengetahuan matematika.
3. Soal Tes Pemecahan Masalah
Soal tes pemecahan masalah terdiri dari dua buah soal yang digunakan
untuk mengetahui bagaimana siswa memecahkan masalah kemudian
ditelusuri kreativitasnya berdasarkan indikator yang ditetapkan. Dua buah
soal tersebut terdiri dari soal geometri tentang volume bangun datar dan
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KPK. Soal tes ini dikonsultasikan dengan pembimbing dan divalidasi oleh
beberapa ahli.
4. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dalam penelitian ini berupa pertanyaan garis
besarnya saja. Dalam kegiatan wawancara, pertanyaan yang diajukan
disesuaikan dengan kondisi proses dan hasil pemecahan yang disajikan
oleh siswa .pedoman wawancara ini dikonsultasikan dengan pembimbing
dan divalidasi oleh beberapa ahli.
Pengembangan instrumen penelitian dilakukan untuk mendapatkan instrumen
yang valid yang dapat digunakan dalam penelitian. Bentuk instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk soal tes kemampuan matematika
dan soal tes pemecahan masalah. Soal tes pemecahan masalah menggunakan
berbagai konsep dan aturan dalam matematika dengan kemungkinan proses yang
berbeda sesuai dengan tuntutan indikator proses dan produk kreativitas yang
digunakan. Selain itu menggunakan bahasa Indonesia yang baku, mudah di
pahami dan tidak menimbulkan berbagai penafsiran. Validator yang dipercaya
peneliti untuk memvalidasi instrumen penelitian ini terdiri dari 2 orang dosen
matematika dan seorang guru mata pelajaran matematika.
Validator dipilih sesuai dengan kriteria yang ditetapkan peneliti meliputi:
1) Validator (dosen) memiliki tingkat pendidikan minimal S3, sebanyak dua
orang yakni Dosen Matematika.
2) Validator (guru) memiliki pengalaman mengajar yang cukup dan
dipandang mampu memberikan masukan yang baik.
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman (Sugiyono,
2012).
Miles and Huberman (Sugiyono, 2012), mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya
sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display,
dan conclusion drawing/verification.
Langkah-langkah analisis ditunjukan pada gambar berikut :
Data collection
Data display
Data reduction
Conclusions :
Drawing / verifying
Gambar 3.3
Komponen dalam analisis data
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Prosedur Penelitan
Secara ringkas prosedur penelitian dimulai dengan mengadakan observasi ke
sekolah untuk melihat bagaimana pembelajaran dilaksanakan di kelas, apakah
siswa terbiasa mengerjakan masalah matematika baik secara individu maupun
kelompok juga bagaimana keterlibatan siswa di dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan berikutnya adalah mengkaji teori tentang kreativitas sebagai bagian
dariusaha memperoleh indikator kreativitas yang dapat digunakan untuk
mengukur kreativitas siswa dalam memecahkan masalah matematika. Selain itu
disusun juga instrumen pendukung lainnya yakni tes kemampuan matematika dan
soal pemecahan masalah. Instrumen tes pemecahan masalah kemudian
dikonsultasikan dengan pembimbing dan divalidasi oleh beberapa ahli serta
diujicobakan untuk mendapatkan instrumen mudah dipahami serta dapat
mengukur kreativitas siswa. Kegiatan penelitian dimulai dengan memberikan soal
tes kemampuan matematika. Tes ini bertujuan untuk melihat kemampuan awal
siswa untuk dikelompokkan dalam tiga tingkatan yakni rendah, sedang dan tinggi.
Hasil tes kemudian dianalisis dan siswa dikelompokkan dalam tiga tingkatan
tersebut. Pemilihan subjek dilakukan dengan mengambil masing-masing dua
siswa dari tiap tingkatan dengan mempertimbangkan informasi dari guru mata
pelajaran tentang kemampuan komunikasi siswa. Subjek penelitian yang dipilih
adalah wakil dari masing-masing tingkatan yang mampu mengungkapkan
pendapat atau pikirannya secara lisan maupun tulisan. Subjek penelitian kemudian
diberikan tes pemecahan masalah. Kegiatan akhir penelitian adalah analisis data
hasil pekerjaan siswa dan wawancara untuk melihat kreativitas yang ditampilkan
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berdasarkan indikator kreativitas yang ada untuk selanjutnya dituangkan dalam
bentuk laporan hasil penelitian.
Kegiatan penelitian tersebut dilakukan dalam tiga tahapan kegiatan pokok,
yaitu:
1. Tahap Persiapan
1) Orientasi lapangan atau observasi ke sekolah
2) Pengkajian teori kreativitas dan penyusunan indikator kreativitas
3) Pengembangan instrumen
a. Menyusun kisi-kisi soal tes kemampuan matematika
b. Menyusun instrumen soal tes kemampuan matematika
c. Menyusun instrumen soal pemecahan masalah.
d. Validasi instrumen oleh ahli
e. Uji coba instrumen
f. Menyiapkan instrumen dan administrasi penelitian
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap ini adalah kegiatan utama penelitian yang meliputi :
1) Memberikan soal tes kemampuan metematika dengan tujuan
memperoleh gambaran pengelompokan kemampuan siswa.
2) Pemilihan subjek berdasarkan tiap tingkat kemampuan matematika
yakni masing-masing 2 siswa dari kelompok dengan kemampuan
rendah, sedang dan tinggi.
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Memberikan soal pemecahan masalah dan hasilnya akan dianalisis
dengan indikator kreativitas dan diadakan wawancara terhadap subjek
penelitian.
3. Tahap Penyelesaian
1) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian
2) Penyusunan laporan hasil penelitian
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menyusun indikator
kreativitas
Mengkaji teori
kreativitas
Indikator
kreativitas
Validasi instrument
Instruments
Valid?
tidak
Menyusun
instrument
Revisi instrument
ya
Pengelompokan
siswa
Pemberian tes kemampuan
matematika
Pelaksanaan penelitian
Subjek penelitian
penelitian
Subjek
ya
Apakah
subjek sudah
memenuhi
kriteria
Pemilihan subjek
penelitian
tidak
Pengumpulan
data
Data tertulis
Pemberian tes
pemecahan
masalah
Pemberian tes
pemecahan masalah
2
Data subjek yang
valid
Wawancara
Analisis dan penarikan
kesimpulan
Data subjek yang
valid
Analisis hasil tes
Hasil penelitian
Data kreativitas
Analisis dan
penarikan
kesempulan
Gambar 3.4
prosedur penelitian secara lengkap
Johan Subur, 2013
Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Maslah Matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuanmatematika Di Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Download