294 PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MIKROMINERAL PADA

advertisement
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MIKROMINERAL PADA FERTILITAS
MENCIT BETINA GALUR DDY
(Effect of Microminerals against Fertility Mice Female DDY Strain)
Ros Sumarny 1 & Pudjiastuti 1
1
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta
email: [email protected]
ABSTRACT
Microminerals were needed by the body in very small amounts in which they have important
physiological roles in the body including the fertilization of living things. This study aimed to
observe the dose and period of administration of the preparation of microminerals in order to
improve the fertilization in female mice of DDY strain. The study was conducted on 60
female mice of DDY strain with five different concentration of microminerals namely 1.5 ;
3.0 ; 6.0 ; 12 and 24 % (v/v). The study was continued using three different period of
administration namely 10 days before the mating, 18 days after the mating and 28 days (10
days followed by 18 days after mating) in which the method used was designed in the manner
of bigamy ie 1 male mouse caged with 2 female mice. The preparation was given every day
during three different period of the observation. The indicator of fertilization was
macroscopically observed by counting the number of fetus in the uterus of female mice on
19th day after the appearance of a vaginal plug. As conclusion, the greatest number of fetus
was obtained from the administration of the preparation with concentration of 6 % that was
given for 10 days before the mating.
Keywords: microminerals, fertilization, female mice
PENDAHULUAN
Mikromineral adalah mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh kurang 100 mg/hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
menetapkan 14 jenis mikromineral yang
esensial bagi kehidupan manusia dan hewan
yaitu: besi, iodium, tembaga, seng, mangan,
kobalt, molibdenum, selenium, kromium,
nikel, timah, silikon, fluor, dan vanadium.
Vitamin dan mikromineral disebut sebagai
gizi mikro bermanfaat untuk pengaturan dan
pemeliharaan proses biokimia seperti
aktivitas
enzim,
pembekuan
darah,
pengangkutan molekul melalui membran sel,
dan pembentukkan struktur organ (Muhtadi,
1993).
Beragam masalah kesehatan akan
muncul bila terdapat kekurangan satu atau
beberapa mikromineral yang dibutuhkan
oleh tubuh untuk melaksanakan fungsi
fisiologis normal. Akibat ketidakseimbangan
mikromineral dalam tubuh manusia antara
lain defisiensi Fe menyebabkan anemia dan
kelelahan; defisiensi Zn menimbulkan
hambatan pertumbuhan, penyakit genetik,
stres, depresi imunitas; defisiensi Cu
menyebabkan malnutrisi, anemia dan
neutropenia; defisiensi Co berakibat pada
kekurangan vitamin B12 (Darmono, 1995).
Defisiensi Fe sering terjadi pada anak
umur 1 sampai 3 tahun, pria dewasa dan
wanita hamil dengan faktor penyebab antara
lain
malnutrisi,
hambatan
absorpsi,
pendarahan dan hamil yang berulang kali.
Iodium merupakan komponen penting dalam
pembentukkan hormon tiroid yaitu triodo
tironin (T3) dan tetra iodo tironin (T4).
294
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
Hormon ini bermanfaat untuk perkembangan
mental, fungsi saraf, jaringan otot,
metabolisme energi dan perkembangan fetus.
Kekurangan asupan iodium merupakan
penyebab
utama
penyakit
gondok
(goiter)/pembesaran
glandula
tiroidea
sebagai kompensasi kekurangan asupan
iodium dari bahan pangan (Darmono,1995)
Berbagai usaha telah dilakukan oleh
WHO
untuk
mengatasi
kekurangan
mikromineral antara lain dengan kampanye
konsumsi garam beryodium, fortifikasi
bahan pangan dengan vitamin dan mineral,
demikian pula industri farmasi melengkapi
komposisi vitamin dengan mineral esensial
yang dibutuhkan oleh tubuh. Industri yang
bergerak dalam bidang suplemen juga
memasarkan sediaan trace mineral yang
berisi sampai 58 jenis mikromineral dengan
indikasi yang beragam terutama dalam kaitan
pemeliharaan kesehatan dan meningkatkan
fertilitas.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi
kebenaran ilmiah salah satu indikasi yang
ditawarkan oleh industri mikromineral yaitu
meningkatkan
kesuburan.
Penelitian
dilakukan pada hewan model mencit, karena
memiliki siklus estrus periodik dalam satu
tahun (poliestrus). Fase estrus mencit betina
diketahui dengan mengamati gambaran
mikroskopis apusan vagina mencit yaitu
adanya epitel bertanduk dengan bentuk yang
besar, sedangkan semua lekosit dan sel
berinti tidak kelihatan (Ganong. 2009).
METODOLOGI PENELITIAN
ke dalam vagina mencit. Cairan apusan
vagina dioleskan dengan gerakan
memutar pada objek gelas yang telah
ditetesi NaCL 0,9%. Preparat diamati di
bawah
mikroskop
cahaya
dan
mencocokkan
dengan
gambar
mikroskopis fase estrus apusan vagina
mencit.
Alat
Alat yang diperlukan yaitu: alat
gelas, perlengkapan bedah, objek dan cover
glass, kandang hewan, sonde oral, mikroskop
cahaya.
Bahan
Bahan kimia yang digunakan:
sediaan mikromineral yang memiliki nomor
registrasi BPOM (Perusahaan X), larutan
natrium klorida 0,9%, eter, akuades. Hewan
coba dan makanan mencit diperoleh dari
PPOM, Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta. Mencit (Mus musculus L.) galur
ddY (usia 8 minggu); dibutuhkan 60 ekor
mencit betina (berat 18 – 35 gram) dan 30
ekor mencit jantan (berat 20-40 gram).
Penelitian
dilaksanakan
di
Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila Jakarta
Prosedur Penelitian
1. Pemeriksaan fase estrus mencit betina
pada melalui apusan Vagina mencit
betina.
Digunakan kapas oles (cotton bud) yang
telah dicelupkan ke dalam larutan NaCl
0,9%, kapas dimasukkan dengan hati-hati
2. Pemberian sediaan mikromineral
a. Kadar 1,5%, 3%, 6%, 12% dan 24%
v/v, pemberian secara oral setiap hari
selama 10 hari pada masa estrus. Pada
hari kesebelas 1 ekor mencit jantan
dikandangkan dengan 2 ekor mencit
betina (metode bigami). Setiap hari
setelah
dikandangkan
dilakukan
pemeriksaan vagina plug (sekret yang
mengering pada vagina mencit betina)
yang menandakan telah terjadi
perkawinan mencit jantan dan betina.
Adanya tanda vaginal plug dihitung
sebagai hari ke-1 masa bunting
mencit, selanjutnya mencit betina
dipisahkan dari mencit jantan. Pada
hari ke-19 masa bunting, mencit
betina dibedah dan dihitung jumlah
fetus yang terdapat uterus tuba
ovarium kanan dan kiri. Fetus
295
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
dianggap hidup apabila terlihat jelas
vaskularisasi pada plasenta dan fetus
berwarna kemerahan.
Kadar 1,5%, 3%, 6% v/v diberikan secara
oral setiap hari dengan periode waktu
pemberiaan sediaan yaitu: T1; 10 hari
sebelum kawin, T2; 18 hari setelah kawin,
T3; 10 hari sebelum kawin dan 18 hari
setelah kawin. Pengamatan jumlah fetus
dilakukan pada hari ke-19 masa bunting.
HASIL DAN DISKUSI
Pemberian 5 (lima) tingkat kadar
sediaan mikromineral setiap hari selama 10
hari setelah diketahui fase estrus mencit
betina. Diperoleh peningkatan jumlah
fetus/ekor mencit pada pemberian kadar 1,5
% - 6 %, jumlah fetus malahan berkurang
pada pembeian kadar 12 % dan 24%.
Gambar 1. Jumlah fetus/ekor mencit setelah pemberian sediaan mikromineral selama
10 hari
Berdasarkan
data yang diperoleh pada
penelitian kadar, maka penelitian dilanjutkan
dengan meneliti 3 (tiga) variasi periode
waktu pemberian yaitu T1; pemberian
selama 10 hari pra kawin, T2; pemberian
selama 18 hari pasca kawin dan T3; 10 hari
pra dan 18 hari pasca kawin dengan kadar
1,5 %, 3% dan 6 %. Pemberian sediaan uji
dilakukan secara oral setiap hari selama
masing-masing periode waktu pemberian
(anggota setiap kelompok 5 ekor mencit
betina)
296
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
Gambar 2. Jumlah fetus/ekor mencit dengan variasi periode waktu pemberian sediaan uji
Mencit memiliki fase estrus berkala
sepanjang tahun (poliestrus) dan memiliki
masa bunting selama 21 hari. Pada fase
estrus: folicle de Graaf akan membesar dan
ovum mengalami pematangan diikuti dengan
persiapan saluran reproduksi
untuk
menerima hasil pembuahan. Hormon yang
berperanan pada fertilitas dihasilkan oleh
kelenjar pituitari anterior yang mensekresi
hormon Gonadotropin yaitu Follicle
Stimulating Hormon (FSH), dan Luteinizing
Hormon (LH). Fungsi mikromineral pada
fertilitas adalah mengaktifkan enzim
katalisator yang akan merangsang sekresi
hormonal pada proses reproduksi (Ganong,
2009). Mikromineral yang berperanan pada
fungsi reproduksi adalah selenium (Se) dan
mangan (Mn). Sumber selenium yang utama
adalah makanan yang berasal laut, hati dan
ginjal, kebutuhan Selenium pada orang
dewasa sebanyak 80 – 200 ug/hari. Manfaat
Selenium dalam tubuh berhubungan dengan
fungsi vitamin E, kofaktor enzim arginase
hati dan alkali fosfatase se rum, memelihara
struktur dan fungsi otot, antioksidan dan
antikarsinogenik
(Syukuria
K,2010).
Selenium merupakan bagian dari enzim
glutathion hidroksilase, xanthin oksidase dan
aldehid oksidase Sumber Mangan yang baik
adalah padi-padian dan biji-bijian dengan
rekomendasi konsumsi orang dewasa adalah
2,5-5 mg/hari. (Muchtadi,1993).
KESIMPULAN
Pemberian sediaan mikromineral
kadar 6% b/v selama 10 hari berturut-turut
dapat meningkatkan fertilisasi mencit betina
dengan pertambahan jumlah fetus yang
diproduksi 2 kali lebih banyak dibandingkan
kelompok kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem
Biologi Makhluk Hidup. Penerbit
Universitas Indonesia
Ganong W.F. 2009, Textbook of Medical
Physiology, 11th Ed., Philadelphia:
Elsevier Science.
297
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
Muchtadi D., Nurheni S.P., Made A.1993.
Metabolisme zat gizi, Jilid 2. Pustaka
Sinar Harapan.
Syukuria K., et al.2011.Aplikasi teknik AAN
dan SSA dalam penentuan nilai asupan
298
harian unsur Ca, Fe dan Zn pada anak
usia sekolah di kota Bandung. J.Sains
dan Teknologi Nuuklir Indonesia, XII
(2): 95-104.
Download