BAB IV STRATEGI

advertisement
BAB IV
STRATEGI
IV.1. Strategi Komunikasi
IV.1.1. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional dilakukan melalui penggunaan pola
rancangan visual yang memberikan hirarki yang jelas pada bacaan
sehingga pembaca dapat dengan mudah menavigasi isi bacaan, juga
memberikan kenyamanan dalam membaca.
“Good design is about striking the correct balance between the
two: designing a strong layout and clear hierarchial structure that is
both easy to navigate and read – and a pleasure to look at.”
(Bhaskaran, 2007:61).
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dalam membaca
sehingga pembaca mendapatkan informasi secara cepat dan mudah,
sekaligus menghindari kebosanan dalam membaca isi teks yang panjang.
IV.1.2. Pendekatan Moral
Melalui isi pengajaran dan gambar-gambar pendukung yang
bertujuan untuk membantu anak muda bertumbuh dalam iman dan lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan.
IV.2. Strategi Kreatif
IV.2.1. Positioning
Sebuah buku religius bagi anak muda yang memiliki keunggulan
dalam penggunaan visual hirarki pada desain, sehingga pembaca dapat
mendapatkan informasi secara cepat dan mudah.
IV.2.2. Keywords
1) Religious: memiliki nilai spiritual, rohani.
2) Fun: menyenangkan dan nyaman untuk dibaca, didukung
dengan penggunaan warna-warna yang cerah.
IV.3. Strategi Visual
IV.3.1. Tema
Dalam pembuatan buku ini, penulis berusaha menggabungkan
nilai-nilai religius yang dianggap kuno dan membosankan oleh kaum
muda, dengan sesuatu yang modern, ceria, dan menyenangkan. Maka dari
itu penulis menggunakan Francisco Ceron sebagai artis acuan dalam
pembuatan buku ini. Gaya lukisan Fransisco Ceron ini terlihat seperti
gabungan dari bentuk-bentuk geometris yang akan memancing ingatan
pada karya-karya stained glass yang biasa terdapat pada kaca-kaca jendela
di gereja, secara khusus gereja Katolik. Stained glass dalam gereja Katolik
biasanya berisi kisah-kisah dalam Alkitab atau gambar-gambar lain yang
bersifat religius. Stained glass ini mulai digunakan pada arsitektur gereja
pada abad ke-12.
Gambar 4.1. Romanesque Period Stained glass
“The Prophet Daniel”,
Augsburg Cathedral, akhir abad 11
Sumber: Web Gallery of Art. www.wga.hu
Gambar 4.2. Modern Stained glass Window
Almudena Cathedral (Madrid, Spain)
Sumber: www.traveladventures.org
Francisco Ceron sendiri adalah seorang artis visual yang berasal
dari Columbia, ia telah mengerjakan karya ilustrasi untuk sejumlah besar
klien dan berbagai proyek dari seni komersial, ilustrasi iklan, sampul buku,
buku anak, poster, logo, dan banyak lagi. Ia menggabungkan elemenelemen pop-art, cubism, dan urban art menjadi suatu gaya yang unik. Gaya
tersebut ia namakan Neo-Pop Cubism. Gaya ini merupakan pencampuran
antara elemen klasik dan modern, kaya akan symbol dan pesan.
Menggunakan karakter dan warna-warna yang ceria.
Gambar 4.3. Fruit of The Earth (Francisco Ceron)
Sumber: www.ceronart.com
Penulis akan menggunakan versi digital art dari karya-karya
Francisco Ceron sebagai acuan dalam pembuatan ilustrasi-ilustrasi dalam
buku. Versi digital art ini menggunakan warna primer yang lebih cerah
tanpa menggunakan gradasi dan tidak memiliki kedalaman (depth).
Gambar-gambar dalam bentuk vector ini digabungkan dengan
tektur kertas kuno dan jenis-jenis huruf yang mendukung agar lebih
terlihat konsep penggabungan elemen klasik dan modern seperti yang telah
penulis jelaskan sebelumnya.
Gambar 4.4. From The Hearth (Francisco Ceron)
Sumber: www.ceronart.com
Pop Art sendiri adalah gerakan seni dari abad ke-20. Ciri yang
khas dari gerakan ini adalah tema dan teknik yang diambil dari budaya
massa populer, seperti iklan, buku komik dan benda-benda budaya
duniawi, pop art secara luas ditafsirkan sebagai reaksi terhadap gagasan
dominan kemudian-ekspresionisme abstrak, serta perluasannya. Seniman
Pop Art seringkali menggunakan pendekatan imagery dalam karyanya.
(http://www.ceronart.com/Ceron_Bio.html)
Cubism adalah gerakan seni yang dimulai pada tahun 1907 dan
dipelopori oleh Pablo Picasso dan Georges Braque. Cubism merupakan
gaya abstrak pertama dalam seni modern. Para penganut gaya Cubism
dipengaruhi oleh seni-seni dari budaya lain, khususnya African Art.
Cubism ini ditandai dengan penggunaan obyek geometris yang dipecahpecah
dan
disatukan
kembali
dalam
bentuk
yang
abstrak.
(http://www.artyfactory.com/art_appreciation/art_movements/cubism.htm)
IV.3.2. Ukuran Buku
Ukuran buku tentunya sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan
kenyamanan dalam membaca. Seorang desainer perlu menentukan format
yang tepat untuk buku sesuai dengan fungsi buku tersebut. (Bhaskaran,
2007:52). Buku “Jesus for Youth Teaching Ministry Materials” dibuat
dalam ukuran 6” x 9” yang merupakan ukuran strandar untuk buku-buku
non-fiksi.
IV.3.3. Margin dan Grid
Berikut ini adalah pembagian grid yang penulis gunakan untuk
membantu penyusunan layout.
Gambar 4.2. Margin dan Grid
Margin:

Atas: 2 cm

Bawah: 2 cm

Dalam: 2.5 cm

Luar: 2 cm
IV.3.4. Tipografi
Penulis menggunakan 3 jenis huruf. Untuk judul buku,
menggunakan tipografi yang dibuat sendiri oleh penulis untuk mendukung
gaya gambar dari Francisco Ceron, untuk judul dan sub-judul
menggunakan jenis huruf Kingthings Exeter, dan untuk bodytext
menggunakan jenis huruf Calibri.
1) Judul buku
Penggunaan pada judul buku dan huruf pertama sub-judul:
Penggunakan pada halaman pembatas bab:
Jenis huruf ini dibuat seperti potongan-potongan bidang geometris
dengan warna-warna yang cerah untuk mendukung perpaduan gaya
Pop Art dan Cubism pada gambar. Memiliki kesan kuat dan kokoh.
2) Judul dan Sub-judul:
Kingthings Exeter, 18 pt.
ABCDEFGHIJKLMNOP
QRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnop
qrstuvwxyz
1234567890
Kingthings Exeter merupakan sebuah jenis huruf sans serif sederhana
yang menyerupai goresan pena pada kertas sehingga dapat
menambahkan kesan klasik pada buku ini.
3) Bodytext:
Calibri Bold, 10 pt.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz1234567890
Calibri Bold Italic, 10 pt.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz1234567890
Calibri Regular, 10 pt.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz1234567890
Calibri Italic, 10 pt.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz1234567890
Calibri adalah jenis huruf sans serif dengan sudut bulat yang
lembut. Jenis huruf ini memiliki karakteristik huruf ini hangat dan
bersahabat yang dapat digunakan dalam berbagai ukuran, baik ukuran
teks
maupun
untuk
headline.
(http://www.poynter.org/how-
tos/newsgathering-storytelling/visual-voice/32588/the-next-big-thingin-online-type/).
“The rounded corners create a smooth reading experience. The
family has a generous width that makes reading easier by
emphasizing the reading direction.” (Lucas de Groot, Calibri’s
designer).
Calibri digunakan pada bodytext karena tingkat readibilitynya
yang tinggi. Jenis huruf ini tidak menimbulkan kesan kaku dan
membosankan sehingga menghindari kesulitan dan kejenuhan dalam
membaca teks dalam jumlah yang banyak.
“The family has a generous width that makes reading easier by
emphasizing the reading direction.” (Lucas de Groot, Calibri’s
designer)
IV.3.5. Warna
Palet warna yang penulis gunakan diambil dari karya-karya
Francisco
Ceron
yang
merupakan
warna-warna
cerah
menggambarkan keceriaan, semangat, dan dinamika kaum muda.
untuk
Gambar 4.3. Palet Warna
IV.3.6. Cover
Gambar 4.4. Cover
Cover buku ini dibuat menggunakan elemen gelembung bicara
seperti didalam komik dan judul buku diletakkan dalam gelembung
tersebut. Gelembung ini digunakan untuk memrepresentasikan bahwa
target buku ini adalah para pengajar / pembicara. Cover buku dibuat
hardcover agar buku lebih tahan lama dan terlihat lebih eksklusif. Cover
depan buku berisi judul buku, dan pengarang. Cover belakang buku ini
berisi rangkuman dari isi buku dan tujuan dari pembuatan buku.
IV.3.7. Lidah Cover
Lidah cover bagian depan berisi latar komunitas Jesus for Youth
dan diberi sebuah ilustrasi. Ilustrasi di lidah cover ini menggambarkan
Yesus yang akrab dengan anak muda, dibelakangnya terdapat sebuah
gereja. Gereja melambangkan suatu komunitas rohani dan pelangi
melambangkan sukacita.
Gambar
4.8.
Lidah Cover
Secara keseluruhan arti dari ilustrasi yang terdapat di kedua lidah
cover tersebut adalah sukacita yang terdapat dalam suatu komunitas rohani
yang saling mengasihi di dalam Yesus.
IV.3.8. Pembatas Bab
Buku ini terdiri atas 10 bab, setiap pergantian bab diberi pembatas
yang berisi ilustrasi yang mewakilkan isi bab tersebut. Pemilihan gambar
diambil dari ayat-ayat Alkitab atau penjelasan yang terdapat dalam bab
tersebut. Penempatan pembatas bab ini selalu disebelah kanan buku.
Berikut ini adalah contoh ilustrasinya:
Gambar 4.9. Pembatas Bab
IV.3.9. Layout
Layout dalam buku ini menggunakan layout 1 kolom. Judul
artikel menggunakan elemen gelembung yang sama dengan cover disertai
dengan tujuan dari bacaan tersebut. Huruf pertama pada sub-judul dibuat
lebih besar dan menggunakan jenis huruf yang berbeda untuk menarik
perhatian pembaca.
Gambar 4.10. Penggunaan gelembung pada judul bacaan
Gambar 4.11. Penempatan ayat Alkitab, sub-judul, dan kolom renungan
Ayat-ayat alkitab yang merupakan pendukung artikel dibuat lebih
masuk kedalam untuk menarik perhatian pembaca. Semua bodytext dibuat
rata kiri untuk menghindari adanya river dan word spacing yang terlalu
besar pada teks. Pada bagian akhir bacaan, terdapat kolom renungan yang
dibuat terpisah dari inti bacaan.
Download