Lampiran-1 PERJANJIAN PENGGUNAAN DAN

advertisement
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/ 36/DPM tanggal 3 Agustus 2005
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Lampiran-1
PERJANJIAN PENGGUNAAN DAN PENGAGUNAN
FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI
No. …………………..
Pada hari ini, ……………., tanggal ……bulan……tahun……(tanggal dalam angka), yang
bertandatangan dibawah ini : ----------------------------------------------------------------1. ...........Nama..............., jabatan dan satuan kerja Bank Indonesia, bertempat tinggal di
………., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut,
untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia
berdasarkan Peraturan Dewan Gubernur Bank Indonesia Nomor
1/11/PDG/1999 tanggal 30 November 1999 dan dengan
demikian mewakili Bank Indonesia berdasarkan Pasal 39 ayat
(3) Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun
2004, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA ------------Khusus untuk komparisi PIHAK KEDUA perlu tidaknya surat kuasa tergantung pada
Anggaran Dasar masing-masing PT. Dalam hal berdasarkan Anggaran Dasar PT yang
bersangkutan tidak diperlukan surat kuasa maka komparisi adalah sebagai berikut :
2. .........Nama……….., Direktur .... (Jabatan)...., bertempat tinggal di ..............., dalam
hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian
mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama
serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT Bank …..,
berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam
Akta Notaris ...........……, Nomor ….., tanggal ….. (tanggal
dalam angka), yang termuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor …..,
berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris
……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat dalam Berita
Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan
Nomor ….., untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA--------atau ( Jika Direksi harus mendapat persetujuan dari komisaris ) :
2. ............Nama………, Direktur ... (Jabatan)..., bertempat tinggal di .............., dalam hal
ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian
mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama
serta sah mewakili Perusahaan Peseroan PT Bank …..,
berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam
Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor
Tambahan …
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/ 36 /DPM tanggal 3 Agustus 2005
-------------------------------------------------------------------------------------------------….., Tambahan Nomor ….., berikut perubahan-perubahan
terakhir dengan Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal …..,
yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
…., Nomor ….., Tambahan Nomor …..,
dan untuk
melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah
mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris Perseroan,
sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Tertulis tanggal
….., bermeterai cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini,
untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA-------Kata-kata Surat Persetujuan dapat diganti dengan surat kuasa, hal ini tergantung pada
Anggaran Dasar masing-masing perusahaan yaitu apakah penunjukan wakil perusahaan
cukup dengan menggunakan surat persetujuan dari komisaris/pengurus atau harus
menggunakan surat kuasa.
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal menjadikan jaminan
utang seluruh atau sebagian besar kekayaan perseroan (eks Pasal 88 UU Perseroan
Terbatas)) :
2. ..........Nama..……...., Direktur ... (Jabatan)..., bertempat tinggal di .............., dalam hal
ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian
mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama
serta sah mewakili Perusahaan Peseroan PT Bank …..,
berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam
Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor
….., Tambahan Nomor ….., berikut perubahan-perubahan
terakhir dengan Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal …..,
yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
…., Nomor ….., Tambahan Nomor …..,
dan untuk
melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah
mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
tanggal ……, sebagaimana ternyata dalam ……… yang
dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA--------------------------------------------------------atau (Jika diwakili oleh pejabat Bank dengan surat kuasa dari Direksi):
2. .............Nama..........., ..............(Jabatan).........., bertempat tinggal di ..............., dalam
hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian
mewakili Direksi berdasarkan Surat Kuasa Nomor ......... tanggal
........ dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili Perusahaan Perseroan PT Bank ..........., berkedudukan
dan berkantor pusat di .... .........yaitu suatu perseroan yang
didirikan berdasarkan hukum dan peraturan perundangundangan negara Republik Indonesia yang Anggaran Dasarnya
dimuat dalam Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang
termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ….,
Nomor ….., Tambahan Nomor ….., berikut perubahanperubahan terakhir dengan Akta Notaris ……, Nomor …..,
tanggal…
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/ 36 /DPM tanggal 3 Agustus 2005
-------------------------------------------------------------------------------------------------tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor …..,
Jika PIHAK KEDUA adalah Bank Asing maka komparisi adalah sebagai berikut :
2. ............Nama............, Jabatan, bertempat tinggal di ......, dalam hal ini bertindak
berdasarkan kekuatan Akta Power of Attorney tertanggal
..........nomor .........dibuat di hadapan ..............., Notaris di
Jakarta, demikian bertindak untuk dan atas nama ....................,
cabang Indonesia, suatu bank yang didirikan berdasarkan hukum
.... (negara kantor pusat bank asing)...., dan dalam hal ini
bertindak melalui kantor cabangnya di Indonesia, berkedudukan
di Jakarta, ...alamat...., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Keduabelah Pihak menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjian Penggunaan dan
Pengagunan Fasilitas Likuiditas Intrahari, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai
berikut :
Pasal 1
(1) PIHAK PERTAMA memberikan Fasilitas Likuiditas Intrahari kepada PIHAK
KEDUA paling banyak sebesar jumlah agunan berupa Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia (SWBI), surat berharga dan atau tagihan yang diterbitkan pemerintah
berdasarkan prinsip syariah yang diagunkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA pada rekening agunan di Bank Indonesia.
(2) PIHAK KEDUA menerima dan menggunakan Fasilitas Likuiditas Intrahari
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari PIHAK PERTAMA yang besarnya
tercantum dan tercetak pada Hasil Olahan Komputer (HOK) dari Scripless
Securities Settlement System Central Computer (SCC) yang terdapat dalam sarana
Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI SSSS).
(3) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerima dengan baik HOK
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai satu-satunya dokumen yang
membuktikan besarnya Fasilitas Likuiditas Intrahari yang digunakan oleh PIHAK
KEDUA sekaligus merupakan dokumen yang membuktikan besarnya utang PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang timbul sebagai akibat digunakannya
Fasilitas Likuiditas Intrahari oleh PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menerima dan
menggunakan HOK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai alat bukti yang
sah, otentik, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pasal 2
(1)
PIHAK KEDUA menggunakan Fasilitas Likuiditas Intrahari untuk mengatasi
kesulitan pendanaan pada saat saldo rekening giro rupiah PIHAK KEDUA di Bank
Indonesia tidak mencukupi untuk penyelesaian transaksi keluar (outgoing
transaction …
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/ 36 /DPM tanggal 3 Agustus 2005
-------------------------------------------------------------------------------------------------transaction) yang terjadi dalam sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
(BI-RTGS) dan atau kewajiban PIHAK KEDUA untuk penyelesaian akhir kliring
debet.
(2)
(3)
Fasilitas Likuiditas Intrahari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) yang
digunakan oleh PIHAK KEDUA terdiri dari :
a.
FLI RTGS, sejak jam Operasional BI RTGS dibuka sampai dengan cut-off
warning sistem BI RTGS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur tentang BI RTGS.
b.
FLI Kliring, apabila PIHAK KEDUA memiliki kewajiban penyelesaian akhir
kliring debet sampai dengan cut-off warning sistem BI RTGS sepanjang
PIHAK KEDUA telah menjadi peserta Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI).
FLI RTGS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a juga dapat digunakan
untuk :
a. menutup kewajiban penyelesaian akhir kliring debet dalam hal pendanaan awal
(prefund) dalam bentuk dana tunai (cash prefund) dan atau SWBI, surat
berharga dan atau tagihan yang diterbitkan pemerintah berdasarkan prinsip
syariah (collateral prefund) yang disediakan PIHAK KEDUA tidak mencukupi
untuk penyelesaian kewajiban PIHAK KEDUA yang timbul dari penyelesaian
akhir kliring debet;
b. menutup penyelesaian akhir kliring hasil kliring yang terjadi sebelum cut off
warning Sistem BI-RTGS bagi PIHAK KEDUA yang :
1) berkantor pusat di wilayah kliring yang belum menerapkan SKNBI;
2) memiliki kantor sebagai peserta kliring yang berada di wilayah Kliring yang
belum menerapkan SKNBI
sepanjang PIHAK KEDUA telah memindahkan SWBI, surat berharga dan atau
tagihan yang diterbitkan pemerintah berdasarkan prinsip syariah ke rekening
agunan FLI RTGS dalam jumlah yang cukup sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai FLI.
Pasal 3
(1)
PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan menggadaikan SWBI, surat berharga dan
atau tagihan pemerintah yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA dengan nomor
seri Surat Berharga sebagaimana tercatat dalam rekening agunan BI-SSSS, untuk
menjamin pembayaran kembali dengan tertib dan sebagaimana mestinya setiap dan
seluruh jumlah uang yang terutang dan wajib dibayar oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA baik untuk utang pokok, imbalan, biaya, dan jumlah lain yang
terutang oleh PIHAK KEDUA sebagai akibat penggunaan Fasilitas Likuiditas
Intrahari yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
(2)
PIHAK KEDUA dengan ini menyerahkan hak atas SWBI, surat berharga dan atau
tagihan pemerintah yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang tercatat dalam rekening agunan pada BI-SSSS
kepada PIHAK PERTAMA guna melaksanakan hak-haknya berdasarkan gadai ini.
(3) Penggadaian …
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/ 36 /DPM tanggal 3 Agustus 2005
-------------------------------------------------------------------------------------------------(3)
Penggadaian SWBI, surat berharga dan atau tagihan pemerintah yang diterbitkan
berdasarkan prinsip syariah dan penyerahan hak atas SWBI, surat berharga dan atau
tagihan pemerintah yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) dinyatakan mulai berlaku efektif pada saat PIHAK
KEDUA menggunakan Fasilitas Likuiditas Intrahari sebagaimana dimaksud pada
Pasal 2
(4)
PIHAK KEDUA menerima dengan baik nomor seri SWBI, surat berharga dan atau
tagihan pemerintah yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah yang diagunkan
oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana tercatat dalam
rekening agunan BI-SSSS berdasarkan pembukuan dan HOK pada Bank Indonesia
sebagai bukti yang sempurna,.
Pasal 4
(1)
PIHAK KEDUA wajib melunasi Fasilitas Likuiditas Intrahari yang digunakan pada
hari penggunaannya selambat-lambatnya sampai dengan pre cut-off Sistem BIRTGS sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas
Likuiditas Intrahari.
(2)
PIHAK KEDUA dapat memindahkan kembali SWBI, surat berharga dan atau
tagihan pemerintah yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah yang diagunkan
dari rekening agunan ke rekening perdagangan milik PIHAK KEDUA sesuai
dengan nilai pelunasan setelah PIHAK KEDUA melakukan pelunasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3)
Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melunasi nilai Fasilitas Likuiditas Intrahari yang
digunakan pada hari penggunaan Fasilitas Likuiditas Intrahari sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), terhadap nilai Fasilitas Likuiditas Intrahari yang tidak
dilunasi oleh PIHAK KEDUA diberlakukan sebagai Fasilitas Pembiayaan Jangka
Pendek tanpa perlu mengajukan permohonan.
(5)
Untuk pengalihan nilai Fasilitas Likuiditas Intrahari yang tidak dapat dilunasi
PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud ayat (4), jenis dan nilai agunan yang telah
diagunkan PIHAK KEDUA dalam rangka Fasilitas Likuiditas Intrahari menjadi
agunan Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek sebesar nilai Fasilitas Likuiditas
Intrahari yang tidak dapat dilunasi.
(6)
Dalam hal nilai Fasilitas Likuiditas Intrahari yang tidak dilunasi oleh PIHAK
KEDUA diberlakukan sebagai Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4), PIHAK KEDUA dengan ini memberikan kuasa kepada
PIHAK PERTAMA untuk menuangkan pengikatan agunan gadai dalam akta
pengikatan agunan secara gadai sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek Bagi Bank Syariah yang berlaku, kuasa mana
tetap berlaku dan tidak dapat dicabut kembali dan tidak akan berakhir karena sebabsebab yang tercantum dalam Pasal 1813 Kitab Undang-undang Hukum Perdata atau
sebab-sebab lain apapun sepanjang PIHAK KEDUA menggunakan Fasilitas
Pembiayaan …
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/ 36 /DPM tanggal 3 Agustus 2005
-------------------------------------------------------------------------------------------------Pembiayaan Jangka Pendek yang berasal dari Fasilitas Likuiditas Intrahari yang
diberikan PIHAK PERTAMA.
Pasal 5
Dengan diberlakukannya Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek terhadap Fasilitas Likuiditas
Intrahari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4), PIHAK KEDUA berkewajiban
memenuhi ketentuan yang berlaku mengenai Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dan
wajib menandatangani Perjanjian Pembiayaan Dalam Rangka Fasilitas Pembiayaan Jangka
Pendek.
Pasal 6
Dalam hal PIHAK KEDUA tidak menandatangani Perjanjian Pembiayaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) menit sejak waktu penutupan
window time Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek, dengan ini PIHAK KEDUA
memberikan kuasa kepada PIHAK PERTAMA dengan hak substitusi untuk
menandatangani Perjanjian Pembiayaan Dalam Rangka Fasilitas Pembiayaan Jangka
Pendek/Addendum Perjanjian Pembiayaan Dalam Rangka Fasilitas Pembiayaan Jangka
Pendek untuk dan atas nama PIHAK KEDUA, kuasa mana tetap berlaku dan tidak dapat
dicabut kembali dan tidak akan berakhir karena sebab-sebab yang tercantum dalam Pasal
1813 Kitab Undang-undang Hukum Perdata atau sebab-sebab lain apapun sepanjang
PIHAK KEDUA menggunakan Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek yang berasal dari
Fasilitas Likuiditas Intrahari yang diberikan PIHAK PERTAMA.
Pasal 7
Dalam hal Perjanjian ini berakhir karena sebab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(1), PIHAK PERTAMA berwenang untuk melakukan pendebetan rekening giro Rupiah
PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA untuk pelunasan Fasilitas Likuiditas Intrahari
yang diperoleh PIHAK KEDUA.
Pasal 8
(1)
Dalam hal menurut perkiraan yang wajar dari PIHAK KEDUA dan/atau perkiraan
yang wajar dari PIHAK PERTAMA pendebetan rekening giro Rupiah PIHAK
KEDUA pada PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
mengakibatkan rekening giro Rupiah PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA
bersaldo negatif, PIHAK KEDUA dengan ini memberikan kuasa khusus yang tidak
dapat dicabut kembali oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, untuk
melakukan pencairan atau penjualan agunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dan Pasal 4 ayat (5), serta mengambil hasil pencairan atau penjualan agunan
tersebut untuk pelunasan seluruh utang PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA yang timbul sebagai akibat penggunaan Fasilitas Likuiditas Intrahari
oleh …
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/ 36 /DPM tanggal 3 Agustus 2005
-------------------------------------------------------------------------------------------------oleh PIHAK KEDUA, kuasa mana tetap berlaku dan tidak dapat dicabut kembali
dan tidak akan berakhir karena sebab-sebab yang tercantum dalam Pasal 1813 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata atau sebab-sebab lain apapun.
(2)
Dalam hal hasil penjualan agunan tidak mencukupi untuk pelunasan Fasilitas
Likuiditas Intrahari ditambah dengan imbalan maka PIHAK KEDUA wajib
melunasi kekurangannya dari harta kekayaan PIHAK KEDUA.
(3)
Dalam hal hasil penjualan agunan lebih besar dari jumlah Fasilitas Likuiditas
Intrahari yang diperoleh PIHAK KEDUA ditambah dengan imbalan Fasilitas
Likuiditas Intrahari maka PIHAK PERTAMA mengkredit rekening giro Rupiah
PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA sebesar nilai kelebihan dimaksud.
Pasal 9
PIHAK PERTAMA mengenakan imbalan atas penggunaan Fasilitas Likuiditas Intrahari
sebagaimana diatur dalam ketentuan tentang Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank
Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
Pasal 10
(1)
Perjanjian ini berakhir apabila :
a. PIHAK PERTAMA mencabut ketentuan yang mengatur tentang pemberian
FLI;
b. PIHAK KEDUA dicabut izin usahanya atau dibekukan kegiatan usahanya oleh
lembaga/instansi yang berwenang;
(2)
Berakhirnya perjanjian ini tidak menghapuskan seluruh kewajiban PIHAK KEDUA
yang timbul sebagai akibat dari pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari.
Pasal 11
(1)
PIHAK KEDUA setuju bahwa PIHAK PERTAMA berwenang menentukan
terjadinya pelanggaran/kealpaan PIHAK KEDUA menurut perjanjian ini.
(2)
Dalam hal suatu kewajiban PIHAK KEDUA menurut perjanjian ini wajib
dilakukan dalam batas tertentu, lewatnya waktu saja telah memberikan bukti cukup
bahwa PIHAK KEDUA telah melalaikan kewajibannya, sehingga suatu peringatan
dengan juru sita atau serupa itu tidak diperlukan lagi.
(3)
PIHAK KEDUA menyatakan melepaskan hak-haknya untuk menyangkal jumlah
yang terutang oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
Pasal …
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/ 36 /DPM tanggal 3 Agustus 2005
-------------------------------------------------------------------------------------------------Pasal 12
Apabila untuk sesuatu tindakan diperlukan suatu Surat Kuasa tersendiri (khusus) maka
kekuasaan yang dimaksud itu harus dianggap telah tercantum dalam Perjanjian ini.
Pasal 13
Dalam hal perjanjian berakhir sebagaimana dimaksud pada Pasal 10, para pihak sepakat
bahwa :
a.
pembatalan perjanjian akan berlaku secara otomatis;
b.
pembatalan perjanjian tidak mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal
1266 KUHPerdata dan Pasal 1267 KUHPerdata.
Pasal 14
(1)
Semua pemberitahuan dan atau surat menyurat antara PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan
diangap telah disampaikan kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima
tertulis dari PIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA.
(2)
Pemberitahuan dan atau surat menyurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dialamatkan kepada :
a.
PIHAK PERTAMA
: BANK INDONESIA
Direktorat Pengelolaan Moneter
u.p. Bagian ...
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10010
b.
PIHAK KEDUA
: ..................................
Pasal 15
(1)
Apabila timbul perselisihan sebagai akibat dari pelaksanaan perjanjian ini, kedua
belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.
(2)
Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak tercapai, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui
pengadilan dan memilih tempat kediaman dan domisili yang tetap di Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat.
Pasal 16
Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam perjanjian ini dan segala
perubahan atas kesepakatan dalam perjanjian ini akan diatur kemudian dalam bentuk
addendum atau surat yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pasal …
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/ 36 /DPM tanggal 3 Agustus 2005
-------------------------------------------------------------------------------------------------Pasal 17
Perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal sebagaimana dimaksud pada awal perjanjian,
dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama.
PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
Lamp. Surat Edaran Bank Indonesia No.7/36/DPM tanggal 3 Agustus 2005
------------------------------------------------------------------------------------------
Lampiran-2
CONTOH PEMBULATAN WAKTU PENGGUNAAN FLIS
Tabel Ilustrasi Pembulatan waktu penggunaan FLIS
Waktu penggunaan
No.
Transaksi
Nominal
FLIS
(Extend)
Pelunasan
FLIS
(Redeem)
(1)
1
2
3
4
5
6
(2)
500.000
300.000
1.200.000
-
(3)
1.000.000
1.000.000
Saldo
penggunaan
FLIS
(4)
500.000
800.000
800.000
2.000.000
1.000.000
-
Waktu
Sebenarnya
(5)
10:00:00
10:30:00
11:00:00
11:29:11
14:00:00
14:55:50
Pembulatan (menit)
(6)
(7)
30:00
30:00
29:11
150:49
55:50
60:00
30:00
151:00
56:00
Penjelasan:
1. Kolom 2: Bank menggunakan FLIS (extend) untuk pertama kalinya pada hari transaksi
sebesar Rp500 juta pada pukul 10:00:00. Selanjutnya pada pukul 10:30:00 dan pukul
11:29:11, Bank menggunakan FLIS masing-masing sebesar Rp300 juta dan Rp1.200
juta.
2. Kolom 3: Pada pukul 14:00:00 dan 14:55:50 terdapat transfer masuk (incoming
transaction) di Sistem BI-RTGS masing-masing sebesar Rp1.000 juta. Transfer masuk
tersebut digunakan terlebih dahulu untuk menutupi penggunaan FLIS (redeem).
3. Kolom 4: saldo penggunaan FLIS diperoleh dari hasil bersih dari nilai penggunaan dan
pelunasan FLIS.
4. Kolom 5: waktu pada saat penggunaan FLIS
5. Kolom 6: Lama waktu penggunaan FLIS yang sebenarnya
6. Kolom 7: Lama waktu penggunaan FLIS yang dibulatkan
Contoh perhitungan imbalan FLIS:
Bank A menggunakan FLIS sebesar Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dengan waktu
penggunaan selama 1 jam. Perhitungan imbalan FLIS adalah sbb:
Rumus:
X
=
Keterangan:
X
=
P
=
R
=
N
=
T
=
10,5 jam =
P x R x N x [T/ (10,5 jam x 60 menit)] x [1/360 ]
besarnya imbalan yang diterima Bank Indonesia
nominal penggunaan FLIS, yaitu Rp1.000.000.000,00
rata-rata tertimbang PUAS terakhir, yaitu 4%
nisbah bagi hasil bagi Bank Indonesia (sebesar 90%)
waktu penggunaan FLIS (dihitung dan dibulatkan ke atas
sampai dengan perhitungan menit terdekat), yaitu 60 menit
jangka waktu dari mulai dibukanya jam operasional Sistem
BI-RTGS (Pk.06.30 WIB) sampai dengan cut off warning Sistem BI RTGS
(Pk.17.00 WIB).
Besarnya …
Lamp. SE No.7/36/DPM tanggal 3 Agustus 2005
------------------------------------------------------------
Besarnya imbalan FLIS adalah sebagai berikut:
X
=
1.000.000.000,00 x 4% x 90% x [60 / (10,5 jam x 60 menit)] x
[1/360 ]
=
=
36.000.000 x [ 60 / 630 ] x [ 1 / 360 ]
Rp9.523,81 (sembilan ribu lima ratus dua puluh tiga rupiah delapan
puluh satu sen.
Download