PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN DI KELAS II SDN 20 KAMPUNG DALAM PADANG PARIAMAN Santi Erman1,Niniwati1, Yulfia Nora1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta e-mail : [email protected] ABSTRACT This research of background overshadow by lowering of result learn student mathematics specially operation items count/calculate mixture in class of II SDN 20 V Koto Kampong In. One of the low cause factor of him result of learning the student mathematics is usage of less precise approach. To overcome the the problems used by approach of realistic mathematics ( PMR). Approach of PMR is approach which is its orientation go to to penalaran of student having the character of realistik and addressed to development of patterned thinking, practical, logical, critical, downright with orienting at penalaran of mathematics in finishing this research masalah.Tujuan is the make-up of result learn operation count/calculate mixture with approach of PMR. this Type Research is research of class action ( PTK). Subjek research of class student of II SDN 20 V Koto Kampong In Padang Pariaman, amounting to 14 student people. this Research location is SDN 20 V Koto Kampong In Sub-Province Padang Pariaman. Result of research at cycle of I, execution phase of aspect learn is 71,7% and mean result of learning student 70,00. While cycle of II at execution phase of aspect learn 81,7% and mean result of learning student mount to become 79,00.Berdasarkan Result of Research at cycle of I and cycle of II, can be concluded that approach of Education Of Mathematics of Realistik ( PMR) can improve result learn student mathematics at operation items count/calculate mixture in class of II SDN 20 V Koto Kampong In Padang Pariaman Keyword : result learn, education of mathematics of realistik memahami suasana kelasnya dengan baik. PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan Dengan demikian guru akan mengetahui penting dalam menghadapi era globalisasi, problematika apa yang dihadapi oleh karena pendidikan dapat mengembangkan siswanya potensi diri siswa dan juga merupakan titik pembelajaran di kelas. tolak dari berkembangnya suatu bangsa. Pemerintah melakukan inovasi-inovasi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tinggi rendahnya mutu dalam Pada pelaksanaan pelaksanaan proses proses pembelajaran, siswa diberikan beraneka ragam mata pelajaran setiap harinya, akan dari tetapi belum tentu semua materi dalam pendidikan tidak terlepas dari peranan mata pelajaran tersebut dapat dikuasai oleh seorang guru. Seorang guru harus dapat siswa, salah satunya mata pelajaran matematika, yaitu tentang materi Penjumlahan bilangan dua angka. dibawah KKM, sedangkan standar minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah Problema dari salah satu masalah yaitu 65, untuk membantu menyelesaikan yang ditemui adalah dari salah satu aspek masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut, pada ruang lingkup matematika tersebut peneliti yang selama menggunakan pendekatan pembelajaran mengajar di SD Negeri 20 Kec V Koto yaitu pendekatan Pendidikan Matematika Kampung Dalam khususnya siswa di kelas Realistik I yang tahun ajaran 2014/2015 sudah naik (2008:1) “PMR pada dasarnya adalah ke kelas II. Berdasarkan hasil refleksi awal pemanfaatan realitas dan lingkungan yang yang peneliti lakukan pada semester I dipahami tahun ajaran 2014/2015, masalah yang memperlancar dihadapinya materi matematika, sehingga mencapai tujuan pembelajaran menyelesaikan penjumlahan pendidikan matematika secara lebih baik bilangan cacah. dari pada yang lalu”. ditemui oleh yaitu, peneliti tentang Hal ini terjadi karena pembelajaran memberikan (PMR). solusi Menurut peserta dengan massofa didik proses untuk pembelajaran Pembelajaran matematika dengan yang masih berpusat kepada guru dan guru pendekatan tidak menggunakan media yang konkrit. realistik akan memberikan kesempatan Guru langsung saja memberi penjelasan kepada siswa untuk menemukan dan tentang cara menjumlahkan bilangan cacah mengkonstruksi dan guru tidak memberi kesempatan pada matematika sehingga mempunyai konsep siswa untuk membangun ide pengertian yang kuat. Sesuai dengan sehingga pernyataan dari Gravemeijer (dalam Hadi, mengakibatkan siswa belajar secara pasif. 2006:9) menyatakan “siswa perlu diberi Hal ini dapat terlihat pada siswa yang kesempatan untuk menemukan kembali mengganggu teman sebelahnya saat proses ide-ide dan konsep matematika dengan belajar mengajar berlangsung. bimbingan orang dewasa”. Hal tersebut matematika siswa, sendiri Dampak dari hal tersebut adalah pendidikan matematika kembali konsep dapat dilakukan dengan mengupayakan hasil belajar siswa tentang penjumlahan berbagai bilangan cacah belum dapat mencapai permasalahan-permasalahan yang realistik, standar minimal yang ditetapkan sekolah. sehingga pembelajaran Walau pun peneliti sudah melaksanakan membuat siswa tertarik untuk belajar remedial namun rata-rata nilai siswa masih kondisi dan situasi serta bermakna dan matematika serta dapat meningkatkan hasil orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki belajar. dan 9 orang perempuan.Penelitian ini Berdasarkan masalah tersebut, dilaksanakan pada semester II, tahun maka peneliti tertarik mengambil judul pelajaran penelitiannya “Peningkatan Hasil Belajar perencanaan sampai laporan penelitian, matematika Pendekatan yang terdiri dari beberapa siklus dan 1 Pendidikan Matematika Realistik (PMR) siklus direncanakan 4 kali pertemuan dan pada Materi operasi hitung campuran di pada setiap akhir siklus diadakan tes. Dengan kelas II SDN 20 Kampung Dalam Padang Pariaman”. terhitung dari Penelitian ini dilaksanakan dengan metode siklus. Yang masing-masing siklus Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dengan pendekatan terdiri dari meningkatan hasil perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. PMR pada materi operasi hitung campuran dapat 2014/2015 Penelitian ini dikatakan berhasil belajar apabila hasil belajar siswa meningkat matematika siswa di kelas II SDN 20 menjadi 70% atau lebih dan rata-rata Kampung Dalam Padang Pariaman. ketuntasan telah mencapai acuan standar METODOLOGI PENELITIAN Kriteria Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan oleh sekolah tempat penelitian peneliti yaitu 65. karena berkenaan dengan perbaikan atau Instrumen pengumpulan data lembar peningkatan proses pembelajaran operasi kegiatan guru adalah untuk mengetahui hitung campuran. kegiatan Menurut Arikunto (2008:58) peneliti pembelajaran dalam mengelola matematika dengan “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pendekatan matematika realistik selama penelitian tindakan (action researh) yang pembelajaran dilakukan dengan tujuan memperbaiki belajar digunakan untuk mendapatkan data mutu pembelajaran di kelasnya”. hasil belajar pada setiap siklus. Tes yang berlangsung. Tes hasil Penelitian ini dilaksanakan di kelas peneliti susun terdiri dari soal-soal dalam II SDN 20 Kampung Dalam Padang bentuk tes uraian. Masing-masing soal Pariaman pada semester II tahun ajaran diberi bobot dengan pertimbangan waktu 2014/2015.Subjek dalam penelitian ini penyelesaian soal dan tingkat kesukaran. adalah siswa kelas II SDN 20 Kampung Dalam Padang Pariaman sebanyak 14 Data pengamatan kegiatan peneliti adalah data yang diperoleh melalui pengamatan. Data ini diklasifikasikan melaporkan kegiatan peneliti dalam proses berdasarkan aspek yang dijadikan fokus pembelajaran adalah sebagai berikut: penelitian yaitu kegiatan peneliti dalam 1) Data hasil pengamatan PBM.Data penelitian yang bersumber dari peneliti hasil belajar siswa dianalisis dengan pembelajaran. Kriteria ketuntasan. Siswa dikatakan tuntas dalam kegiatan melaksanakan Data hasil pengamatan ini dapat dari proses belajar apabila nilai telah siswa dilihat melalui mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal kegiatan guru. Lembar pengamat ini (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. digunakan untuk melihat proses dan HASIL PENELITIAN DAN perkembangan PEMBAHASAN terjadi 1. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Pembelajaran pada pertemuan I kegiatan selama terhadap Siklus 1 lembar proses pengamatan peneliti pembelajaran Hasil analisis peneliti kegiatan peneliti dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel siklus I ini diamati oleh observer selaku berikut: Guru Tabel 1 : Kegiatan Guru Pada Tahap Agama SDN 20 Sedangkan proses Kp. Dalam. pembelajarannya dilaksanakan oleh peneliti sendiri sebagai peneliti kelas. Dimana Guru Agama tersebut mengamati jalannya pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar kegiatan peneliti. yang Siklus 1 Pertemuan Jumlah I 14 II 14 III 15 Rata-rata Persentase Persentase 70% 70% 75% 71,7% Dapat disimpulkan bahwa pada Pengamatan ini dilakukan secara siklus I ini, kegiatan yang dilakukan oleh berkelanjutan mulai dari tindakan awal peneliti pada pertemuan I sampai tindakan akhir berlangsung cukup baik. pada pertemuan II. Hal ini dikarenakan 2) Data hasil belajar siswa selama proses pembelajaran oleh pengamatan terhadap satu tindakan Berdasarkan hasil tes siklus I, akan berpengaruh pada tindakan yang dapat dilihat hasil belajar siswa, persentase lainnya. Hasil pengamatan ini kemudian siswa yang tuntas belajar dan rata-rata skor direfleksi untuk perencanaan pada siklus tes dapat dilihat pada tabel 2 berikut: II. Berdasarkan pada siklus I hasil ini, pengamatan maka observer Tabel 2 : Ketuntasan dan Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Uraian Nilai Jumlah siswa yang 14 orang mengikuti tes Jumlah siswa yang tuntas 9 orang belajar Jumlah siswa yang tidak 5 orang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 64 % siswa Rata-rata skor tes 70,00 berlangsung. terhadap mencapai KKM yang ditetapkan sekolah, yaitu 65.Persentase ketuntasan secara 2. Desekripsi Kegiatan Pembelajaran guru dalam pada Tahap Persentase 75% 80% 90% 81,7% Dari table di atas apat disimpulkan bahwa pada siklus II ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti selam proses pembelajaran berlangsung sudah sangat 2) Data hasil belajar siswa Berdasarkan hasil tes siklus II Pengamatan ini dilakukan secara berkelanjutan mulai dari tindakan awal pada pertemuan I sampai tindakan akhir pada pertemuan II. Hal ini dikarenakan oleh pengamatan terhadap satu tindakan akan berpengaruh pada tindakan yang lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan melaporkan kegiatan Tabel 3 : Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan Jumlah I 15 II 16 III 18 Rata-rata Persentase Siklus II siklus peneliti baik. klasikal belum juga tercapai. pada analisis pembelajaran terlihat pada tabel 3 berikut: Melihat uraian pada tabel di atas, masih terdapat 5 (36%) siswa yang belum Hasil II ini, kegiatan maka observer peneliti dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Data hasil pengamatan kegiatan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa, persentase siswa yang tuntas belajar dan rata-rata skor tes dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4 : Ketuntasan dan Rata-rata Hasil Belajar siswa pada siklus II Uraian Nilai Jumlah siswa yang 14 orang mengikuti tes Jumlah siswa yang tuntas 12 orang belajar Jumlah siswa yang tindak 2 orang tuntas belajar Persentase ketuntasan 85% belajar siswa Rata-rata skor tes 79 Data hasil pengamatan ini didapat melalui lembar pengamatan kegiatan guru Melihat uraian pada tabel di atas yang digunakan untuk melihat proses dan terlihat sekali bahwa rata-rata hasil belajar perkembangan siswa terjadi selama kegiatan proses peneliti yang pembelajaran sudah mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Persentase ketuntasan secara berdasarkan ketuntasan klasikal klasikal belajar yang telah peneliti tercapai disimpulkan bahwa persentase ketuntasan secara belajar siswa dari siklus I ke siklus II tetapkan sebelumnya. mengalami peningkatan sebesar 21% sedangkan untuk nilai rata-rata hasil Data mengenai hasil belajar siswa belajar secara klasikal juga mengalami diperoleh melalui tes hasil belajar di akhir peningkatan dan sudah mencapai standar siklus.Berdasarkan pengamatan dan tes nilai KKM dan indikator keberhasilan hasil belajar maka tujuan yang diharapkan secara klasikal. pada pembelajaran siklus II telah tercapai. Dalam hal ini terlihat perbedaan Penelitian instrumen ini penelitian menggunakan berupa lembar peningkatan ketuntasan hasil belajar pada pengamatan aktivitas guru dan tes hasil siklus I dan siklus II, seperti pada tabel 5 belajar siswa. berikut: a. Aktivitas guru Tabel 5 : Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Persentase Persentase dan dan jumlah jumlah siswa siswa yang Siklus yang telah telah mencapai nilai ≥ mencapai 65 nilai < 65 64% 9 36% - 5 I orang orang 85% 12 15 % - 2 II orang orang Hasil Pembahasan berdasarkan Nilai ratarata 70,00 hasil aktivitas guru pengamatan ini yang dilanjutkan dengan refleksi. Dilihat dari kegiatan guru, peneliti kurang membimbing siswa dalam menyampaikan ide/gagasan yang ditemukannya. Peneliti juga kurang membimbing 79,00 siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran. Oleh sebab itu, sebaiknya Berdasarkan tabel di atas tentang penelitilah yang lebih bersemangat dalam hasil belajar siswa dalam 2 siklus, terlihat membimbing siswa untuk menyampaikan bahwa pada siklus I, siswa yang tuntas ide/gagasan yang mereka temukan dalam belajar ada 9 orang (64%) dan yang belum melakukan tuntas belajar ada 5 orang (36%) dengan Peneliti juga harus membimbing siswa nilai 70,00. untuk membuat simpulan pembelajaran Sedangkan pada siklus II, siswa yang dan membimbing siswa untuk dapat tuntas belajar ada 12 orang (85%) dan memindahkan yang belum tuntas belajar hanya 2 orang matematika. Hal ini karena siswa baru (15%), secara pertama kali melaksanakan pembelajaran demikian dapat seperti ini . Berdasarkan hasil refleksi pada rata-rata klasikal dengan secara nilai 88. Dengan klasikal rata-rata operasi hitung permasalahan campuran. dalam siklus I serta lembar pengamatan kegiatan tersebut, perlu adanya siklus II agar hasil guru didapat persentase rata-rata 71,7%. belajar Pada siklus II dalam pembelajaran lebih matematika dapat meningkat. Berdasarkan meningkatkan lagi dalam memberikan hasil pengamatan dan refleksi siklus II, respon positif atas jawaban yang diberikan terlihat bahwa rata-rata hasil belaja siswa siswa, sehingga siswa lebih semangat meningkat sebesar 21% yakni dari 64% dalam menjadi 85%. menerima peneliti siswa pelajaran. Peneliti membacakan dulu LKS yang diberikan kepada siswa sebelum siswa Peningkatan rata-rata aktivitas guru dan hasil belajar tersebut terjadi karena menjawabnya, serta membimbing siswa beberapa faktor, antara lain: dalam mengerjakan soal saat melakukan 1. Penggunaan media diskusi kelompok. Berdasarkan hasil Media yang digunakan dalam pengamatan dan refleksi siklus II, terlihat proses pembelajaran pada siklus II bahwa persentase rata-rata kegiatan guru lebih menarik dan bervariasi dari yang sudah meningkat menjadi 81,7%. sebelumnya. b. Hasil Belajar 2. Diskusi kelompok Pada siklus I, didapat persentase Pelaksanaan diskusi kelompok ketuntasan tes hasil belajar siswa sebanyak pada siklus II ini sudah berjalan 64% dan rata-rata hasil belajar 70,00. Pada dengan baik, tidak ada lagi siswa yang siklus I ini, siswa kurang aktif dalam bermain-main saat melakukan diskusi menjawab pertanyaan karena guru kurang kelompok. membimbing mengerjakan siswa dalam diskusi, Sebelum LKS, siswa peneliti sehingga siswa yang berani mempersentase membacakan terlebih dahulu LKS hasil kerjanya di depan kelas masih yang akan dikerjakan oleh siswa, kurang. sehingga Selain itu dalam siklus I ini siswa belum bisa mengerjakan LKS dan ada siswa lebih jelas dan mengerti atas jawaban yang ada dalam LKS. sebagian siswa yang belum lancar dalam SIMPULAN DAN SARAN membaca. Hal tersebut disebabkan karena Simpulan peneliti tidak membacakan LKS di depan Pelaksanaan pembelajaran operasi kelas, dan kurangnya pantauan peneliti hitung campuran di kelas II SD Negeri 20 terhadap siswa V Koto Kampung Dalam sudah terlaksana kelompok. saat melakukan diskusi Untuk mengatasi masalah sesuai dengan langkah-langkah pendekatan PMR yang berpedoman pada karakteristik guru yang telah membawa perubahan atas pendekatan peningkatan hasil belajar. PMR. Pelaksanaan pembelajaran operasi hitung campuran DAFTAR PUSTAKA dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus Bintunabel.Pembelajaran Matematika Realistik Memiliki Lima Karakteristik. (Online) http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2120624konsepsi-pendidikan-matematikarealistikindonesia/#ixzz1lxhQTehH pertama belum berjalan dengan baik, hal ini terbukti pada saat pemanfaatan hasil konstruksi siswa, siswa belum mampu memanfaatkan hasil konstruksinya tersebut dengan baik. Hasil yang diperoleh pada siklus I untuk aktivitas guru adalah 71,7% dan dan rata-rata hasil belajar siswa 70,00. Sedangkan siklus II pada tahap pelaksanaan dari aspek guru 81,7% dan rata-rata hasil belajar siswa meningkat Depdikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Faturochman. 2006. Rumus Lengkap Matematika. Jakarta: Wahyu Media Hadibowo. 2008. Pintar rahasia matematika. Jakarta: Pustaka ilmu hasil belajar siswa dalam belajar operasi Hartono, Yusuf. 2008. Pendekatan matematika realistik. (Online) Http// www.pengembanganpembelajaran matematikaunit7//diakses tanggal 20 januari 2012 hitung campuran di kelas II SD Negeri 20 Jihad, menjadi 79,00. Berdasarkan hasil belajar pendekatan PMR dapat meningkatkan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. Saran Peneliti menyarankan agar peneliti lain menggunakan pendekatan PMR ini dalam penelitiannya. Hal ini disebabkan Pendekatan PMR dapat dijadikan acuan dalam perencanaan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkahnya yang berpedoman pada karakteristik pendekatan PMR. Pendekatan PMR juga dapat dijadikan sebagai pemicu penambahan wawasan pengetahuan, yang akan selalu meningkatkan keprofesionalan sebagai Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika (Tinjauan Teoritis dan Historis). Bandung: Multi Pressindo. Purwanto, evaluasi Hasil Belajar.2008.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Suharsimi, Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Tarigan, daitin. 2006. Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Depdiknas Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu