Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Materi

advertisement
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika
Volume 1, Nomor 1, Hal 1-8
Agustus 2016
Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah
Materi Aljabar di Kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh
Tahun Pelajaran 2015/2016
Putri Inda Sari*, Salasi R, Budiman
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah
*E-Mail: [email protected]
Abstrak
Matematika memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Matematika
selalu diperlukan oleh semua bidang ilmu pengetahuan lainnya, karena
matematika selalu digunakan dalam segala segi kehidupan manusia. Salah satu
materi dalam mata pelajaran matematika adalah materi Aljabar, yang diajarkan
kepada siswa kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh semester 2. Namun, para siswa
sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal aljabar. Pada
kesempatan ini, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Diagnosis
Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Materi Aljabar di Kelas VIII SMPN 1 Banda
Aceh Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan kesulitan yang dialami siswa dan upaya yang harus dilakukan
untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh sebanyak
30 orang siswa. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis jawaban siswa
tentang kesulitan yang dihadapi adalah tes essay. Sedangkan wawancara
digunakan untuk mengetahui penyebab kesulitan yang dialami siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa siswa SMPN 1 Banda Aceh masih banyak
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal aljabar. Dari 30 orang
siswa yang diteliti, 5 yang dikategorikan menguasai materi aljabar. Kesulitan
yang dialami siswa tersebut berupa: 1) Kesulitan dalam mengenali unsur-unsur
bentuk aljabar; 2) Kesulitan dalam operasi hitung pada bentuk aljabar; 3) Kesulitan
dalam pemfaktoran bentuk aljabar; 4) Kesulitan dalam operasi hitung pada pecahan
bentuk aljabar. Alternatif untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memecahkan
masalah pada materi aljabar yaitu pengajaran remedial, pengayaan dan latihanlatihan.
Kata kunci: Diagnosis Kesulitan, Aljabar
PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk yang diciptakan secara sempurna dengan
potensinya berupa akal dan fitrah yang telah ada sejak ia dilahirkan didunia ini.
Manusia juga telah dikaruniakan panca indera sebagai salah satu unsur penting
dalam proses berpikir. Pengaruh globalisasi dalam hal kemajuan ilmu pengetahuan
1
2
Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah ...
dan teknologi membuat manusia dituntut untuk terus berkarya untuk tetap dapat
bersaing. Hal ini memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri
sendiri dan berusaha untuk mengejar ketertinggalan, salah satunya melalui
pendidikan. Pendidikan sebagai suatu kekuatan yang dinamis dan dapat
mempercepat perkembangan daya pikir, pendidikan merupakan keharusan bagi
eksistensi manusia dalam mengemban tugas yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidikan juga merupakan pilar penting dalam kemajuan sebuah
negara. Hal ini membuat pendidikan selalu mendapatkan perhatian penuh di
Indonesia. Perbaikan dan perubahan sering terjadi dalam pendidikan agar
tercapainya pendidikan yang lebih baik dan berkompeten. Belajar adalah kunci
penting dalam setiap usaha pendidikan. Sebagimana diketahui bahwa pendidikan
tidak terlepas dari kegiatan belajar, sebab tanpa belajar manusia tidak mungkin
dapat melakukan sesuatu. Hanya dengan belajar manusia dapat mengembangkan
bakat, minat, dan kepribadian yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Di Indonesia ada beberapa bidang ilmu yang diajarkan di setiap sekolahsekolah seperti ilmu pengetahuan, ilmu sosial, bahasa dan matematika. Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa mulai dari Sekolah
Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan pada perguruan tinggi,
hampir semua program studi juga mempelajari matematika. Hal ini dikarenakan
matematika dikenal sebagai ilmu dasar yang berperan dalam melatih kemampuan
bernalar siswa yang terlihat melalui kemampuan berpikir kritis, logis, analitis dan
sistematis. Dalam perkembangan pola pikir manusia, matematika sangat berperan
karena perilaku dalam mempertahankan eksistensinya, baik terhadap diri sendiri
maupun lingkungan senantiasa disertai dengan perhitungan-perhitungan dan aturan
tertentu.
Riedesel (Supatmono, 2009:6) merangkum beberapa pandangan siswa
tentang apa yang dimaksud dengan pelajaran matematika, diantaranya:
1. Siswa tidak perlu mengerti mengapa aturan berlaku, tetapi cukup
menghafalkannya saja.
2. Hanya para jenius sajalah yang dapat menemukan atau menciptakan
matematika. Siswa tidak dapat memikirkan matematika menurut
pemikirannya sendiri.
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
Putri Inda Sari, dkk.
3
3. Soal matematika hampir tidak ada hubungannya dengan dunia nyata.
Dalam dunia nyata, kita mengerjakan apa yang bermaksna, sedangkan
dalam matematika kita tinggal mematuhi aturan-aturan.
Berdasarkan uraian pendapat siswa diatas didapatkan bahwa matematika
terkesan sebagai suatu pelajaran yang sulit karena berisi aturan-aturan yang harus
dihafal, sementara kedudukannya bersifat abstrak. Sehingga memberikan gambaran
bahwa matematika itu sulit untuk dipelajari dan dijangkau keabstrakannya dan
membuat siswa kurang menyenanginya. Kesulitan-kesulitan dalam mempelajari
matematika salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai matematika siswa yang tidak
mencapai standar ketuntasan nilai yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah.
Aktivitas belajar setiap siswa dalam belajar matematika tidak selamanya
dapat berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Terkadang lancar, terkadang tidak, terkadang siswa cepat memahami apa yang
dipelajari, terkadang tidak. Variasi keadaan didalam kelas seperti ini bukanlah suatu
hal baru bagi seorang guru. Untuk itu, kesulitan belajar yang dialami siswa
merupakan salah satu tanggung jawab guru. Guru dalam hal ini adalah orang yang
bertanggung jawab yang seharusnya dapat memahami kesulitan belajar anak
didiknya dan kemudiaan memberikan bantuan pemecahannya. Dalam memberikan
bantuan ini, pengetahuan guru tentang latar belakang terjadinya kesulitan belajar
merupakan hal yang sangat penting.
Berdasarkan hasil penelitian Daod (Mustika, 2011:2) menunjukkan bahwa,
“Kesulitan siswa terhadap materi pelajaran matematika masih tinggi, sehingga
menuntut kreativitas guru untuk dapat meningkatkan hasil belajar sebagaimana
yang diharapkan”. Mengingat hal tersebut, perlu sekiranya guru membekali siswa
untuk membangkitkan motivasi siswa agar matematika tidak dipandang sulit
walaupun terkadang menyulitkan.
Salah satu materi pelajaran matematika pada kelas VIII adalah aljabar.
Standar kompetensi yang harus dikuasai siswa pada pembelajaran aljabar di kelas
VIII ialah menerapkan operasi aljabar yang melibatkan bilangan rasional
(Kemdikbud, 2014). Materi aljabar yang dipelajari pada kelas VIII merupakan
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
4
Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah ...
dasar mempelajari aljabar di tingkatan selanjutnya, sebab materi ini akan
berhubungan dengan materi lainnya.
Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa akan memungkinkan terjadinya
kesalahan sewaktu menjawab soal-soal aljabar. Kesalahan yang dilakukan siswa
dalam menjawab soal aljabar bukti adanya kesulitan yang dialamai oleh siswa pada
materi tersebut. Pada hakikatnya, jika seorang siswa mengalami kesulitan, maka ia
akan membuat kesalahan. Ini menegaskan bahwa kesulitan merupakan salah satu
penyebab terjadinya kesalahan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Banda Aceh yang
beralamat di Jalan Prof. A. Madjid Ibrahim 1 Banda Aceh. Waktu penelitian
dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di kelas VIII-6 yang
dilaksanakan pada tanggal 5 April 2016 dan di kelas VIII-7 pada tanggal 6 April
2016 dengan pemberian tes selama 2x40 menit. Wawancara siswa dilaksanakan
pada tanggal 9 April 2016. Subjek penelitian sebanyak 30 siswa.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan
instrumen tes diagnosis, dan pedoman wawancara. Wawancara yang dilakukan
bertujuan untuk mengetahui lebih jauh informasi mengenai kesulitan dan penyebab
kesulitan yang dialami siswa dalam memahami aljabar. Selanjutnya, 6 siswa
sebagai keterwakilan subjek penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil tes kemampuan aljabar yang diperoleh setiap siswa.
No.
1
2
3
4
5
Kode
Siswa
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Subjek 4
Subjek 5
1.a
10
10
0
10
1
1.b
10
10
1
10
1
Nilai Siswa Tiap 1 Butir Soal
1.c 1.d 2.a 2.b 2.c
10
10
9
8
1
1
10
10
7
0
1
1
10
1
1
10
10
10 10
1
1
1
1
1
1
2.d
1
0
1
8
1
3
0
0
1
0
1
Total
Nilai
59
48
17
69
9
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
5
Putri Inda Sari, dkk.
No.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Kode
Siswa
Subjek 6
Subjek 7
Subjek 8
Subjek 9
Subjek 10
Subjek 11
Subjek 12
Subjek 13
Subjek 14
Subjek 15
Subjek 16
Subjek 17
Subjek 18
Subjek 19
Subjek 20
Subjek 21
Subjek 22
Subjek 23
Subjek 24
Subjek 25
Subjek 26
Subjek 27
Subjek 28
Subjek 29
Subjek 30
Jumlah
Rata-rata
1.a
10
10
1
10
5
1
10
1
0
1
10
1
10
10
1
10
10
1
0
10
10
10
5
10
10
188
6.3
Nilai Siswa Tiap 1 Butir Soal
1.b 1.c 1.d 2.a 2.b 2.c
10
10
10
10 10 10
10
10
1
1
1
1
1
1
1
10 10
8
10
10
10
10 10 10
1
10
1
10 10
0
1
1
1
10
8
9
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
10 10 10
1
1
1
1
1
1
10
10
10
10 10
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
10
10
1
10
8
10
1
1
1
8
10
0
10
10
10
10 10 10
10
10
10
1
10 10
1
1
1
1
1
1
0
0
0
10 10 10
10
10
10
10 10
1
1
10
1
10 10
1
10
10
10
10 10 10
1
10
1
9
6
1
10
10
10
9
9
1
10
10
10
10 10 10
172 172 136 214 205 123
5.7 5.7 4.5 7.1 6.8 4.1
5.566666667
5.116666667
2.d
5
0
1
5
0
5
0
1
5
0
10
0
0
5
0
0
0
1
1
0
0
10
1
1
10
72
2.4
3
1
0
0
8
0
1
0
1
1
1
20
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
20
0
0
15
73
2.4
2.4
Total
Nilai
76
34
33
83
37
37
25
9
36
8
91
7
25
65
22
70
61
9
32
61
43
100
34
60
95
1355
45.166667
45.166667
Berdasarkan tabel terlihat bahwa siswa memperoleh nilai untuk setiap butir
soal dapat diuraikan sebagai berikut. Nilai minimum 7, nilai maksimum 100 dan
nilai rata-rata 45,16. Pada setiap butir soal, nilai rata-rata siswa tidak ada yang
mencapai ketuntasan. Untuk soal nomor 1, siswa mendapatkan nilai rata-rata 5,56.
Untuk soal nomor 2, siswa mendapatkan nilai rata-rata5,11. Serta untuk soal nomor
3, siswa mendapatkan nilai rata-rata 2,4. Dari ketiga nilai tersebut, terlihat bahwa
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
6
Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah ...
nilai rata-rata untuk soal nomor 3 paling rendah. Selain itu, nomor 1 dan 2 siswa
juga mendapatkan nilai jauh dibawah angka ketuntasan. Dengan kata lain, siswa
pada umumnya perlu untuk mengulang-mengulang kembali materi ini untuk
meningkatkan pemahamannya. Hasil ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa
yang belum memahami materi aljabar dengan soal-soal yang berkaitan dengan
materi lain seperti soal nomor 3. Kurang nya kemampuan siswa dalam
mengkoneksikan suatu materi dengan materi yang lainnya adalah suatu bentuk
kurangnya kemampuan nalar siswa untuk menjangkau jawaban soal dalam
menjawab soal. Maka dibutuhkannya penanganan lanjut oleh guru mata pelajaran
untuk menanggapi keadaan siswa yang belum memenuhi ketuntasan seperti dengan
mengadakan remedial. Pada saat remedial, guru hendaknya memberikan soal-soal
yang belum dipahami oleh siswa dan sudah menjadi tanggung jawab seorang guru
untuk membuat siswa paham akan materi yang diajarkannya.
Secara umum kesulitan yang dialami siswa antara lain:
-
Kesulitan dalam mengenali unsur-unsur bentuk aljabar
-
Kesulitan dalam operasi hitung pada bentuk aljabar
-
Kesulitan dalam pemfaktoran bentuk aljabar
-
Kesulitan dalam operasi hitung pada pecahan bentuk aljabar
Jika kesulitan-kesulitan diatas dikelompokkan kedalam kesulitan konsep,
kesulitan prinsip, maka kesulitan-kesulitan yang dialami siswa antara lain:
a. Kesulitan Konsep
Siswa mengalami kesulitan dalam mengenali unsur-unsur bentuk aljabar
dan kesulitan dalam menjabarkan operasi hitung pada bentuk aljabar (penjumlahan,
pengurangan, pembagian dan perpangkatan) karena siswa tidak menguasai konsep
dasar materi aljabar yang telah dipelajari di kelas VIII. Siswa salah dalam
menentukan variabel, koefisien dan konstanta dikarenakan siswa tidak mengetahui
perbedaan variabel, koefisien, dan konstanta. Selain itu, siswa berasumsi bahwa
tanda positif dan negatif tidak berpengaruh terhadap koefisien dan konstanta. Selain
itu, ketidakseriusan siswa dalam belajar matematika dan kurangnya perhatian
sehingga menyebabkan siswa sulit untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan.
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
Putri Inda Sari, dkk.
7
b. Kesulitan Prinsip
Kesulitan siswa dalam menggunakan prinsip adalah ketidakmampuan siswa
dalam mengembangkan konsep-konsep yang sudah ada seperti
saat
menyederhanakan aljabar bentuk pangkat dan pecahan. Kesulitan prinsip lainnya
adalah dalam memfaktorkan bentuk aljabar sehingga siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal pecahan. Hal ini disebabkan karena siswa tidak menganalisis
soal bagaimana cara termudah dalam menjawab soal kemudian terjebak dengan
menggunakan cara yang lebih sulit dan akhirnya membuat siswa kebingungan
dalam menyelesaikan soal. Selain itu, siswa hanya menguasai beberapa konsep
yang sudah ada, hal ini mungkin karena siswa terpusat pada contoh yang diberikan
gurunya sehingga siswa kebingungan kalau dihadapkan pada soal dalam bentuk
lain.
Untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa, telah diwawancarai 6 orang
siswa yang mengalmi kesulitan dalam menjawab soal. Dari hasil penelitian ini,
telah ditemukan beberapa faktor penyebab kesulitan siswa dalam memecahkan
masalah aljabar, yaitu:
1. Materi yang sulit dipahami
2. Kurangnya latihan dalam menjawab soal
3. Metode penyampaian materi oleh guru
4. Buku cetak yang sulit dipahami siswa
Selain itu kesulitan juga disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam siri
siswa itu sendiri seperti kurangnya minat siswa untuk belajar, kurangnya perhatian
siswa terhadap guru pada saat menjelaskan.
Alternatif untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memecahkan masalah
matematika pada aljabar disesuaikan dengan kesulitan-kesulitan dan penyebab
yang dialami siswa, yang dikategorian ke dalam kesulitan konsep dan kesulitan
prinsip.
1. Kesulitan Konsep
Bagi siswa yang mengalami kesulitan konsep atau yang belum memahami
konsep dasar aljabar diupayakan untuk diberikan pelayanan pengajaran remedial
serta pengayaan. Bentuk pengajaran remedial yang diberikan adalah mengajarkan
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
8
Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah ...
kembali bahan yang sama kepada siswa tersebut, misalnya menjelaskan kembali
tentang unsur-unsur bentuk aljabar, operasi aljabar dan pecahan aljabar.
2. Kesulitan Prinsip
Bagi siswa yang dikategorikan dalam kesulitan prinsip akan diberikan
pengayaan dan latihan-latihan baik latihan yang dilakukan disekolah maupun
dikerjakan dirumah, misalnya memberikan soal yang berkaitan dengan pembagian
dan perkalian pada pecahan aljabar.
DAFTAR PUSTAKA
Supatmono, Catur. 2009. Matematika Asyik. Jakarta: Grasindo.
Kemdikbud. 2014. Silabus Matematika SMP 2014.[doc]. Jakarta.
Mustika, Ika. (2011). Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Sistem
Persamaan Linear di Kelas X MAN Sigli 1 Tahun Pelajaran 2011/2012,
Skripsi. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
Download