2. KERABAT DUGONG

advertisement
2. KERABAT DUGONG
D
alam klasifikasi hewan, dugong termasuk Class Mammalia yang mempunyai
karakterisktik menyusui anaknya. Di bawah Class Mammalia dugong tergolong
dalam Ordo Sirenia. Seluruh anggota Ordo Sirenia mempunyai ciri yang khas
sebagai berikut:
- seluruh masa hidupnya berada dalam air;
- makanan utamanya adalah tumbuhan;
- mempunyai badan besar, berbentuk seperti ikan, tetapi dengan ekor yang pipih
mendatar;
- tidak mempunyai kaki belakang;
- kaki depan telah telah mengalami modifikasi sebagai sirip(flipper);
- hewan betina mempunyai sepasang kelenjar susu, masing-masing di ketiak sirip.
Gambar 2.1. Taksonomi dugong dan kerabatnya
Dugong dugon adalah satu-satunya spesies yang masih eksis di bawah suku (Familia)
Dugongidae.
Spesies lainnya dari suku Dugongidae ini adalah Hydrodamalis gigas, yang juga dikenal
sebagai Steller’s sea cow atau sapi laut Steller. Tetapi spesies ini telah punah di abad 18
hanya sekitar 30 tahun sejak pertama kali ditemukan.
Punahnya Hydrodamalis gigas, Sapi Laut Steller
Hydrodamalis gigas atau yang juga dikenal dengan Steller’s sea cow atau Sapi Laut
Steller adalah kerabat dekat Dugong dugon, satu-satunya spesies selain dugong yang
bernaung di bawah suku Dugongidae. Hewan ini merupakan raksasa laut yang bisa
tumbuh sampai berukuran panjang 10 meter dengan bobot 6.000 kg. Jenis ini telah
punah karena perburuan berlebihan (over-hunting) yang dilakukan oleh para pemburu
anjing laut (sealers) dari Eropa di tahun 1768, kurang dari 30 tahun setelah hewan ini
pertama kali ditemukan oleh para pemburu Rusia. Populasi hewan ini dulunya pernah
terdapat di pesisir Pasifik, yang terbentang dari Meksiko sampai ke Jepang, tetapi
berangsur-angsur semakin terdesak dan akhirnya hanya terdapat di perairan dingin Laut
Bering, antara daratan semenanjung Kamchatka dan Kanada. Sapi laut ini hidup dari
makanannya yang berupa kelp atau ganggang laut yang bisa tumbuh sangat lebat di laut
yang dingin dan dangkal di perairan itu. Hewan raksasa ini sudah beradaptasi
sepenuhnya di lingkungan dangkal sedemikian rupa hingga ia sudah kehilangan
kemampuan untuk menyelam. Oleh karena itu, raksasa ini menjadi sasaran empuk
untuk diburu dan dibantai oleh para pemburu untuk menjadi sumber pangan. Punahnya
sapi laut ini merupakan rekaman pertama punahnya species mamalia laut di abad-abad
terakhir ini.
Spesies lainnya di bawah Ordo Sirenia yang masih hidup sekarang berada di bawah suku
(Familia) Trichechidae, yang dikenal dengan nama umum manatee atau sea cow (sapi laut).
Tidak seperti ekor dugong, ekor manatee tidak bercabang, tetapi berbentuk bundar pipih
bagaikan dayung.
Manatee Trichechus manatus, dikenal sebagai West Indian Manatee. Hewan ini dapat
tumbuh sampai panjang 3,3 meter, yang hidup di perairan tenggara Amerika Serikat, pantai
timur Meksiko, Amerika Tengah, Greater Antilles (West Indies), dan sepanjang pantai utara
dan timur Amerika Selatan. Hewan ini hidup di
perairan laut, perairan tawar atau payau, dan
memakan beragam tumbuhan laut sampai
tumbuhan air tawar.
Trichechus inunguis atau Amazonian Manatee,
hidup di perairan tawar di Sungai Amazon dan
Gambar 2.2. West Indian Manatee
anak-anak sungainya di Amerika Selatan. Jenis
(Trichechus manatus)
manatee ini adalah yang mempunyai ukuran
terkecil di antara anggota Familia Trichecidae (panjang sampai 2,8 meter), kulitnya halus, tak
mempunyai kuku di ujung siripnya, dan makanannya adalah tumbuhan air tawar, baik yang
mengapung di permukaan maupun rumputrumputan akuatik yang hidup di tepian perairan.
Trichechus senegalensis (West African Manatee)
hidup di perairan pantai, estuaria, hingga sungaisungai di Afrika Barat, dan bisa berukuran
panjang 3 – 4 meter. Hewan ini lebih banyak
memakan tumbuhan yang menjuntai ke perairan
seperti mangrove dari pada tumbuhan akuatik.
Gambar 2.3. Amazonian Manatee
(Trichechus inunguis)
Suatu hal yang menarik bahwa paus dan lumbalumba adalah mamalia laut, seperti juga pada
dugong. Tetapi ternyata kekerabatannya jauh dari
dugong. Dugong dan Sirenia pada umumnya, dari
segi
evolusinya,
ternyata
lebih
dekat
kekerabatannya dengan gajah. Dalam sejarah
evolusinyanya, memang nenek moyang dugong
Gambar 2.4. West African Manatee
bermula dari hewan daratan pemakan tumbuhan,
(Trichechus senegalensis)
seperti halnya gajah, yang kemudian perlahan-lahan
beralih ke pantai dan beradaptasi hidup sebagai
hewan akuatik pemakan tumbuhan di perairan dangkal. Sistem pencernaan dugong lebih
mirip dengan sistem pencernaan gajah, seperti pada Gajah Afrika, Loxodonta africana.
Gambar 2.5. Sebaran
Sirenia di dunia
Darai segi evolusi, Sirenia yang paling primitif adalah Prorastomus yang diperkirakan hidup
mulai di awal kala Eosin, sekitar 50 juta tahun lalu. Kajian fossil menunjukkan bahwa hewan
purba ini adalah herbivor berkaki
empat, berukuran kurang lebih
sebesar babi, yang bisa hidup di
darat maupun di dalam air.
Hewan ini dipercaya sebagai
awal perkembangan evolusi
Sirenia selanjutnya.
Pada akhir kala Eosin (25 juta
tahun lalu) perjalanan evolusi
Sirenia menuju keanekaragaman
hayati yang makin beragam
namun
kemudian
menyusut
kembali
terutama
karena
pengaruh
perubahan
global
iklim
Gambar 2.6. Atas: Fossil Prorastomus, yang
merupakan Sirenia primitif herbivor, yang mempunyai dan laut. Pada akhir kala Eosin
empat kaki, dan dapat hidup di darat dan di dalam air, ini juga mulai berkembang
yang
telah
dari kala Eosin, sekitar 50 juta tahun lalu Dugongidae
sepenuhnya
berciri
akuatik
(hidup
(www.cnrs.fr/Domning) . Bawah: Gambar rekaan
dalam air) yang mempunyai
bentuk Prorastomus (www.palaeocritti.com)
bentuk
stream-line,
dengan
dilengkapi sirip (flipper) yang
kuat, dan tanpa kaki belakang. Kaki belakangnya sudah sangat tereduksi dalam bentuk
tulang yang sangat kecil dan internal, dan tak lagi berfungsi (vestigial). Sementara itu
ekornya telah berkembang menjadi pipih horizontal yang bila diayunkan akan menjadi
sumber
tenaga
penggerak
utamanya.
Sementara itu di awal
kala
Miosin, sekitar 16 juta tahun lalu,
berkembang pula Metaxytherium
yang kaki belakangnya juga telah
mengalami reduksi menjadi
vestigial,
yang evolusinya
mengarah ke terbentuknya sapi
laut Hydrodamalis
gigas
(Steller’s sea cow)
Gambar 2.7. Fossil Metaxytherium, sekitar 16 juta
tahun lalu, yang merupakan pendahulu Hydrodamalis
gigas (Steller’s sea cow), yang sudah tak mempunyai
kaki dan hidup sepenuhnya sebagai hewan akuatik.
(www.edwardtbabinski.us/manatee)
Manatee (Trichechidae) merupakan sempalan dari Dugongidae yang mulai berkembang
sekitar akhir kala Eosin atau awal kala Oligosin (kurang lebih 38 juta tahun lalu). Ribodon
adalah bentuk primitif dari Trichechus (manatee) yang menyebar sampai ke perairan laut
Amerika Utara. Rekaman fossilnya menunjukkan telah tereduksinya kaki belakang secara
ekstrim hingga hanya meninggalkan bagian yang sangat kecil dan yang sudah tak berfungsi,
yang mencerminkan perubahan morfologi yang sangat signifikan dari kehidupan darat ke
kehidupan akuatik.
Garis besar perubahan morfologi Sirenia dalam proses evolusi dari yang berkaki empat
hingga menjadi satwa akuatik yang tak berkaki, disajikan dalam Gambar 2.8 .
Gambar 2.8. Evolusi Sirenia dari
hewan berkaki empat menjadi
hewan akuatik sepenuhnya yang
bersirip dan berekor untuk
berenang. (Domning, 2000)
Download