hubungan self management pasien diabetes mellitus tipe ii dengan

advertisement
SEL Vol. 3 No. 2 November 2016: 56-63
HUBUNGAN SELF MANAGEMENT PASIEN DIABETES
MELLITUS TIPE II DENGAN KADAR GULA DARAH DI
RUMAH SAKIT KOTA BANDA ACEH
Nunung Sri Mulyani
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh
Email : [email protected]
ABSTRAK
Upaya yang sangat penting dilakukan oleh penderita diabetes mellitus adalah
dengan mengatur pola makan (diet), olahraga/aktifitas fisik, dan pengontrolan kadar
gula darah secara rutin hal ini dinamakan dengan self management.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan self management pasien diabetes mellitus tipe
II dengan kadar gula darah di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh.Penelitian ini bersifat deksriptif analitik dengan desain
cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Kuota Sampling.
Instrumen penelitian adalah kuesioner, data dikumpulkan dengan cara wawancara
dan observasidi Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh pada bulan Agustus 2015. Data dianalisa secara univariat dan bivariat,
dengan uji statistik chi-square test dengan tingkat kepercayaan 0,05
(95%).Didapatkan bahwa self management pasien diabetes mellitus tipe II berada
pada kategori kurang baik , yaitu 13 responden (52%), sedangkan tingkat kadar gula
darah (KGD) sebagian besar berada pada kategori tidak normal, yaitu 13 responden
(52%).Dari hasil uji statistik diperoleh nilai 0,001 (<0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa adahubungan self management pasien diabetes mellitus tipe II
dengan kadar gula darah di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh.
Kata Kunci : Self Management, Diabetes Mellitus, Kadar Gula Darah.
ABSTRACT
The disease affected the woman more than the man. The most important efforts to do
by patient with diabetic were diet, exercise/physical activity, and control the sugar
blood level routinely. Those efforts were commonly called self- management.The aim
of the research was to find out the correlation between self-management of patient
with diabetic types II with blood sugar level at Endokrin Polyclinic of dr.
ZainoelAbidin General Hospital Banda Aceh.The research was descriptive analytic
with cross sectional design. The research samples were 32 patients with diabetes
mellitus type II chosen by quota sampling. The research was conducted at Polyclinic
Endokrin of dr. ZainoelAbidil General Hospital Banda Aceh started from August
2015. The research found that the “self-management” of patient with diabetes
mellitus type II categorized not good of 13 respondents (52%), while the blood sugar
which categorize not normal also came from 13 respondents (52%). The statistic test
showed that the value was on 0,001 (<0,05),therefore it concluded that there was
correlation between self-management of patient with diabetic types II with blood
56
Hubungan Self Management Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Dengan… (Nunung Sri Mulyani)
sugar level at Endokrin Polyclinic of dr. ZainoelAbidin General Hospital Banda
Aceh in 2015.
Keywords :Self Management, Diabetes Mellitus, blood sugar level
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus tipe II adalah
suatu kelainan metabolisme glukosa
yang disebabkan oleh resistensi insulin
dan gangguan sekresi insulin dan
dapat
menyebabkan
berbagai
komplikasi kronik.1 Diabetes mellitus
tipe II dulu dikenal sebagai tipe
dewasa atau tipe onset maturitas dan
tipe non-independent diabetes mellitus
(NIDDM). Diabetes mellitus tipe II
sering dikaitkan dengan obesitas.2
Diabetes mellitus tipe II dapat
mempengaruhi
seluruh
aspek
kehidupan penderitanya dan pasien
DM tipe II memiliki peningkatan
resiko terjadinya komplikasi dan dapat
mengancam jiwa apabila tidak segera
ditangani dan dilakukan pengontrolan
yang tepat.3
Menurut laporan World Health
Organization(WHO)
Indonesia
menempati urutan keempat terbesar
dari jumlah penderita diabetes mellitus
dengan prevalensi 8,6% dari total
penduduk sedangkan posisi urutan
diatasnya yaitu India, China, dan
Amerika
Serikat
dan
(WHO)
memprediksi
kenaikan
jumlah
penyandang diabetes mellitus di
Indonesia dari jumlah 8,4 juta pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030. Senada dengan
WHO
International
Diabetes
Foundation(IDF) pada tahun 2009
memprediksi
kenaikan
jumlah
penyandang diabetes mellitus dari 7
juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta
pada tahun 2030.
Berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013
menyebutkan terjadi peningkatan
prevalensi pada penderita diabetes
mellitus yang diperoleh berdasarkan
wawancara 1,1% pada tahun 2007
menjadi 1,5% pada tahun 2013
sedangkan prevalensi diabetes mellitus
berdasarkan diagnosis dokter atau
gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1%
dengan
prevalensi
terdiagnosis
tertinggi pada daerah Sulawesi Tengah
(3,7%) dan paling rendah pada daerah
Jawa Barat (0,5%). Dari data
Riskesdas
tersebut
menyebutkan
prevalensi dari penderita diabetes
mellitus cenderung meningkat pada
wanita dibandingkan dengan laki-laki
dan terjadi peningkatan prevalensi
diabetes mellitus sesuai dengan
pertambahan umur namun mulai umur
≥ 65 tahun cenderung menururn dan
cenderung lebih tinggi pada penderita
yang
tinggal
di
perkotaan
dibandingkan dengan perdesaan. Hasil
Riskesdas tahun 2013 menyebutkan
prevalensi
dari
pengonsumsian
makanan atau minuman yag manis
sebesar 53,1% dan makanan dengan
penyedap rasa sebesar 77,3%.4
Berdasarkan data dari RSUD
dr.Zainoel Abidin Banda Aceh dalam
tahun 2014 jumlah pasien rawat jalan
menurut golongan umur 40-60 tahun
sebanyak 873 pasien dan menurut
jenis kelamin kasus diabetes mellitus
tipe II lebih banyak diderita oleh
wanita dibandingkan laki-laki dengan
jumlah kasus baru diabetes mellitus
selama tahun 2014 yang diderita oleh
wanita sebanyak 858 kasus sedangkan
laki-laki sebanyak 650 kasus. Diantara
beberapa kasus diabetes mellitus tipe
II yang terjadi di RSUD dr.Zainoel
Abidin Banda Aceh, penyebab salah
satunya adalah diakibatkan oleh
pengelolaan diri (self management)
yang kurang baik yang menyebabkan
peningkatan kadar gula darah.
57
SEL Vol. 3 No. 2 November 2016: 56-63
Diabetes mellitus tipe II dapat
mempengaruhi
seluruh
aspek
penderitanya dan pasien diabetes
mellitus tipe II memiliki peningkatan
resiko terjadinya komplikasi dan dapat
mengancam jiwa apabila tidak
ditangani dan dilakukan pengontrolan
yang tepat. Masalah-masalah tersebut
dapat
diminimalkan
dengan
melakukan pengelolaan terhadap
penyakitnya yaitu dengan cara self
management.
Self
management
menggambarkan perilaku individu
yang dilakukan secara sadar, bersifat
universal, dan terbatas pada diri
sendiri.3Self management diabetes
adalah tindakan yang dilakukan
perorangan untuk mengontrol diabetes
meliputi tindakan pengobatan dan
pencegahan komplikasi. Tujuan self
management adalah untuk mencapai
pengontrolan gula darah secara
optimal serta mencegah terjadinya
komplikasi, karenaself management
memiliki peranan penting dalam
meningkatkan kualitas kesehatan dan
kesejahteraan pasien.3
Menurut
Perkeni
(2011)
manajemen diabetes mellitus terdiri
dari edukasi, terapi gizi medis, latihan
jasmani, intervensi farmakologis, dan
monitoring keton dan gula darah.
Kadar gula darah dipengaruhi oleh
olahraga, diet, pola hidup, obatobatan/terapi insulin, genetik, obesitas,
usia, dan self management.
Self management (manajemen
diri) pada penderita diabetes mellitus
dilakukan untuk mengontrol kadar
gula darah dan mengurangi resiko
serius terhadap komplikasi penyakit.
Self management yang efektif terhadap
58
diabetes
mellitus
seringkali
mengharuskan perubahan gaya hidup
pasien diabetes mellitus, meliputi
pengawasan diri terhadap gula darah,
obat-obatan, mengontrol kandungan
gula dan nutrisi dalam makanan,
olahraga yang teratut, dan perawatan
kaki dan kulit.
METODE
Penelitian ini bersifat deksriptif
analitik dengan desain cross sectional
yaitu
melihat
Hubungan
Self
Management Pasien Diabetes Mellitus
tipe II dengan Kadar Gula Darah di
Poliklinik Endokrin RSUD dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh.Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal Januari
2015 di RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh. Pengambilan sampel
dilakukan
dengan
cara
Kuota
Sampling yaitu teknik menentukan
sampel dari populasi yang memiliki
ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang
diinginkan dengan kriteria inklusi :
bersedia menjadi sampel, penderita
dewasa berumur > 40 tahun, pasien
dalam keadaan sadar dan dapat
berkomunikasi, tidak membedakan
jenis kelamin.Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 32 orang.
Data self management pasien
yang diperoleh dengan menggunakan
kuesioner dan observasi dimana data
management diet pasien diperoleh
dengan menggunakan food recalldan
data kadar gula darah yang didapat
dari hasil pemeriksaan kadar gula
darah.
Analisis
statistik
yang
digunakan
adalah
ChiSquaremenggunakan perangkat lunak
analisia data.
Hubungan Self Management Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Dengan… (Nunung Sri Mulyani)
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Sampel
Usia
40-60 tahun
60-75 tahun
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Pendidikan
Dasar
Menengah
Tinggi
Pekerjaan
Buruh
Ibu Rumah Tangga (IRT)
Nelayan
Pensiunan
PNS
Swasta
Jumlah
Tabel. 1
Karakteristik Sampel
n
20
12
%
62,5
37,5
22
10
68,8
31,2
19
8
5
59,4
25,0
15,6
1
9
1
4
3
14
32
3,1
28,1
3,1
12,5
9,4
43,8
100
Berdasarkan tabel. 1 didapatkan
karakteristik pasien penderita Diabetes
Mellitus Tipe II yang menjadi
responden dalam penelitian ini dari
segi usia sebagian besar responden
yaitu berusia 40-60 tahun sebanyak 20
orang responden (62,5%). Responden
dengan jenis kelamin didominasi oleh
2.
laki-laki yaitu sebanyak 22 orang
responden
(68,8%).
Sedangkan
responden terbanyak pendidikan dasar
yaitu sebanyak 19 orang responden
(59,4%). Pekerjaan responden yang
dominan adalah pekerjaan swasta
yaitu sebanyak 14 orang responden
(43,8%).
Management Diet, Olagraga dan Pengontrolan Gula Darah
Tabel 2.
Management Diet, Olahraga dan Pengontrolan Kadar GulaDarah
n
%
Diet
Baik
19
59,3
Kurang Baik
13
40,7
Olahraga
Baik
17
53,1
Kurang Baik
15
46,9
Pengontrolan Kadar Gula Darah
Baik
29
90,7
59
SEL Vol. 3 No. 2 November 2016: 56-63
Kurang Baik
Berdasarkan tabel 2 diketahui
bahwa sebagian besar responden
menerapkan, diet yang baik sebanyak
19
orang
responden
(59,3%).
Responden sebagian besar melakukan
olahraga dan termasuk dalam kategori
3.
3
32
9,3
100
baik sebanyak 17 orang responden
(53,1%). Sedangkan responden yang
sebagian
besar
melakukan
pengontrolan kadar gula darah secara
rutin sebanyak 29 orang responden
(90,7%).
Self Management Pasien Diabetes Mellitus
Tabel 4.
Self Management(Diet, Olahraga, dan Pengontrolan Kadar Gula Darah)
No
Self Management
n
%
1 Baik
16
50
2 Kurang Baik
16
50
Jumlah
32
100
Berdasarkan tabel. 4 dapat
diketahui bahwa self management
pasien Diabetes Mellitus Tipe II yang
meliputi
diet,
olahraga,
dan
pengontrolan kadar gula darah. Dari
aspek diet dilihat penerapan prinsip 3J
(tepat jumlah, tepat jenis, tepat jadwal)
jika diterapkan ketiganya maka
termasuk dalam self management baik,
dari aspek olahraga dilihat penerapan
prinsip olahraga bagi penderita
diabetes mellitus jika diterapkan
prinsip olahraganya maka termasuk
dalam self management baik, dan dari
4.
aspek pengontrolan KGD dilihat
frekuensi pengontrolan KGD yang
dilakukan jika pengontrolan KGD
dilakukan secara rutin maka termasuk
dalam self management baik. Jika
ketiga aspek diet, olahraga, dan
pengontrolan KGD dilakukan maka
dikatakan self management baik. Self
management pasien Diabetes Mellitus
Tipe II dalam jumlah yang sama yaitu
baik sebanyak 16 orang responden
(50%) dan kurang baik sebanyak 16
orang
responden
(50%).
Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus
Tabel 5.
Kadar Gula DarahPada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik
Endokrin RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh
No
Kadar Gula Darah
n
%
1 Normal
16
50
2 Tidak Normal
16
50
Jumlah
32
100
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat
dilihat bahwa kadar gula darah pasien
Diabetes Mellitus Tipe II dalam
60
jumlah yang sama yaitu kategori
normal sebanyak 16 orang responden
Hubungan Self Management Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Dengan… (Nunung Sri Mulyani)
(50%) dan kategori tidak normal
5.
sebanyak 16 orang responden (50%).
Hubungan Self Management dengan Kadar Gula Darah
Tabel 6.
Hubungan Self Management Pasien Diabetes Mellitus Tipe II dengan Kadar
Gula Darah di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh
KGD
Self Management
Normal
Tidak Normal
Total
p
N
%
n
%
Baik
11
68,75
5
31,25
16
0,001
Kurang Baik
5
31,25
11
68,75
16
Jumlah
16
100
16
100
32
Berdasarkan tabel 6 didapatkan
bahwa dari 16 responden yang
menerapkan self management yang
baik terdapat 11 orang responden
(68,75%) responden yang memiliki
KGD normal, sedangkan dari 16 orang
responden
yang
memiliki
self
managementkurang baik terdapat 11
orang responden (68,75%) yang
memiliki KGD tidak normal.
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik didapatkan nilai
p=0,034 (<0,05) berarti penelitian ini
menemukan hubungan yang bermakna
antara self management pasien
Diabetes Mellitus Tipe II dengan
Kadar Gula Darah di Poliklinik
Endokrin RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh. Diabetes mellitus banyak
ditemukan pada kelompok usia
pertengahan (40-60 tahun) yaitu
sebesar 62,5% dan menurun pada
kelompok usia lanjut (60-75 tahun)
dengan persentase 37,5%. Hal ini
sesuai dengan data yang didapatkan
dari
Riskesdas
(2013)
yang
menyebutkan
bahwa
prevalensi
diabetes mellitus meningkat sesuai
dengan pertambahan umur namun
mulai umur ≥ 65 tahun cenderung
menurun. Status gizi responden yang
dilihat dari Indeks Massa Tubuh
(IMT) sebagian besar responden
memiliki status gizi gemuk yaitu
34,4%,
gizi
lebih
(obesitas)
merupakan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan
diabetes
mellitus.
Peningkatan kasus diabetes mellitus
yang disebabkan oleh obesitas terjadi
setiap tahunnya, hal ini mencerminkan
bahwa ada hubungan yang sangat erat
antara obesitas dan diabetes mellitus.
Obesitas merusak pengaturan energi
metabolisme dengan dua cara, yaitu
obesitas menimbulkan resistensi leptin
dan meningkatkan resistensi insulin
(Adamo dan Whitney, 2006).
Sulitria (2013) Penyakit diabetes
mellitus
dapat
menyebabkan
komplikasi apabila tidak ditangani dan
dilakukan self management yang baik,
komplikasi dapat terjadi seiring
berjalannya waktu. Lama menderita
penyakit diabetes mellitus sebagian
besar >5 tahun yaitu 52% dimana
kemungkinan untuk terjadi komplikasi
ke penyakit lain lebih besar
dikarenakan penyakit diabetes mellitus
termasuk penyakit kronis yang
memerlukan perawatan sepanjang
hidup. Dengan menerapkan self
management yang baik meliputi diet
dengan menarapkan prinsip 3J (tepat
jenis, tepat jumlah, tepat jadwal),
olahraga dengan menerapkan prinsip
61
SEL Vol. 3 No. 2 November 2016: 56-63
olahraga bagi penderita diabetes
mellitus, olahraga dilakukan minimal
3-4 seminggu, durasi waktunya
minimal 30 menit, dan jenis olahraga
yang dilakukan merupakan jenis
olahraga ringan seperti jogging dan
bersepeda, dan pengontrolan KGD
yang dilakukan setiap bulannya untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita
diabetes mellitus dan mencegah
terjadinya
komplikasi
penyakit.
Komplikasi yang diderita oleh
responden sebagian adalah hipertensi
(18,8%).
Self management merupakan
upaya individu untuk mengatur atau
mengendalikan perilakunya sendiri.
Melalui self management,individu
dapat melatih dirinya, pelatihan untuk
mengevaluasi, memonitor, mengatur,
dan bertanggung jawab untuk individu
itu sendiri. Self management pasien
diabetes mellitus tipe II adalah suatu
cara yang dilakukan penderita diabetes
mellitus tipe II untuk mengatur pola
makan (diet), pemeriksaan kadar gula
darah secara rutin, dan olahraga. Diet
merupakan dasar pengobatan individu
dengan diabetes mellitus. Menjaga
berat badan adalah salah satu faktor
dalam
memantau
pengendalian
diabetes mellitus dan mempertahankan
berat badan ideal merupakan kriteria
utama dalam manajemen diabetes.
Kenaikan kadar gula darah yang
terlalu sering dan tidak terkontrol
dapat
menyebabkan
rusaknya
pembuluh darah, saraf, dan struktur
internal lainnya. Mengontrol KGD
bagi penderita diabetes mellitus sangat
penting karna karena dapat membantu
menentukan penanganan medis yang
tepat sehingga mengurangi resiko
komplikasi
yang
berat
dan
menyesuaikan/mengontrol,
aktifitas
fisik, dan kebutuhan kadar insulin
untuk memperbaiki KGD sehari-hari.
Menurut Askandar (2007) manajemen
yang efektif terhadap diabetes mellitus
62
mengharuskan perubahan gaya hidup
pasien diabetes mellitus, meliputi
pengawasan diri terhadap kadar gula
darah pengkonsumsian obat-obatan,
mengontrol kandungan gula dan
nutrisi dalam makanan, olahraga yang
teratur, dan perawatan kaki dan kulit.
Self management merupakan
pengelolaan diri dari penderita
diabetes mellitus meliputi diet,
olahraga, dan pengontrolan kadar gula
darah. Kadar gula darah yang
terkontrol merupakan hal yang dapat
menentukan kualitas hidup penderita
diabetes mellitus. Cara yang dapat
dilakukan yaitu dengan menerapkan
self management, mempertahankan
berat badan ideal dan status gizi
normal (Sidiq, 2014).
Penelitian Sutandi (2012) Self
ManagementEducation
(DSME)
sebagai Metode Alternatif Dalam
Perawatan Mandiri Pasien Diabetes
Mellitus di Dalam Keluarga, hasil
penelitiannya menjelaskan bahwa
perawatan mandiri pasien diabetes
mellitus meliputi diet, olahraga,
pengontrolan kadar gula darah,
perawatan kaki dan kulit, serta terapi
obat-obatan dapat menjaga kadar gula
darah dalam batas normal dan
terkontrol, dan penelitian Sulistria
(2013) mengenai Tingkat Self Care
Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus
Tipe II di Puskesmas Kalirungkut, dari
hasil penelitiannya dijelaskan bahwa
pasien diabetes mellitus tipe II yang
memiliki tingkat self care(diet,
olahraga, pengukuran kadar gula
darah, perawatan kaki dan kulit, dan
terapi obat-obatan) yang tinggi dapat
memiliki kadar gula darah dalam batas
normal dan dapat mencegah terjadinya
komplikasi yang berat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Ada hubungan self management
pasien diabetes mellitus tipe II dengan
kadar gula darah di Poliklinik
Hubungan Self Management Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Dengan… (Nunung Sri Mulyani)
Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah
dr.
Zainoel
Abidin
Banda
Aceh.Diharapkan pada pihak rumah
sakit untuk selalu meningkatkan upaya
promosi kesehatan khususnya kepada
pasien penderita diabetes mellitus tipe
II, agar pasien dapat mencapai kualitas
hidup yang optimal.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima
kasih kepada manajemen Poliklinik
Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dan
semua pihak yang telah membantu
kelancaran pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuanita, dkk. 2014. Pengaruh
Diabetes
Self
Management
Education (DSME) Terhadap
Resiko Terjadinya Ulkus Diabetik
pada Pasien Rawat Jalan dengan
Diabetes Mellitus Tipe II RSD dr.
Soebandi Jember. Vol.2, No. 1,
Tahun 2014
2. Price, SA. 2005. Patofisiologi:
Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Penerbit EGC. Jakarta
3. Sulistria, YM. 2013. Tingkat Self
Care Pasien Rawat Jalan Diabetes
Mellitus Tipe II di Puskesmas
Kalirungkut Surabaya. Vol.2, No.
2, Tahun 2013.
4. Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan
Dasar. Jakarta.
5. Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan
Diet RumahSakit. Penerbit EGC.
Jakarta.
6. Masthura.
2013.
Pengaruh
Pemberian
Jus
Mengkudu
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Terhadap Kadar Gula Darah pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe
II di BLUD RSUD Meuraxa
Banda Aceh. KTI Jurusan Gizi :
Aceh.
Maulida, M. 2013. Pengaruh
Pemberian Serat Apel terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah
pada Penderita Diabetes Mellitus
Tipe II di Gampong Mulia
Kecamatan Kuta Alam Kota
Banda Aceh. KTI Jurusan Gizi :
Aceh.
Putri, NM. 2013. Hubungan Pola
Makan dan Dukungan Keluarga
dengan Kadar Gula Darah Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II RSUD
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
KTI Jurusan Gizi : Aceh.
Sutandi,
A.
2012.
Self
Management Education (DSME)
sebagai Metode Alternatif Dalam
Perawatan
Mandiri
Pasien
Diabetes Mellitus di Dalam
Keluarga. No.31, Tahun 2012
Whitney, C. 2006. Penemuan
Baru Memerangi Diabetes melalui
Diet Golongan Darah. Penerbit Bfirst PT. Bentang Pustaka.
Yogyakarta.
Price, SA. 2005. Patofisiologi:
Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Penerbit EGC. Jakarta.
Moore, MC. 1997. Buku Pedoman
Terapi Diet dan Nutrisi. Penerbit
Hipokrates. Jakarta.
Pranadji, DK. 2004. Perencanaan
Menu untuk Penderita Diabetes
Mellitus. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta.
63
Download