Pimpin Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

advertisement
Edisi IV 2016
Ir. Antonius Tonny Budiono, MM
Pimpin Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
KOLOM
REDAKSI
DIRJEN BARU HARAPAN BARU
P
ada bulan Mei 2016 yang lalu, tepatnya hari Senin, 16 Mei
2016, merupakan hari istimewa bagi Direktor Jenderal Perhubungan Laut. Pada hari itu Menteri Perhubungan Ignasius Jonan melantik Ir. Antonius Tonny Budiono, MM sebagngai
Direktur Jenderal Perhubungan Laut definitif menggantikan DR.
Umar Aris, SH, MM, MH, yang selama tiga bulan lebih menjabat
sebagai pelaksana tugas.
Dengan dilantiknya Dirjen Perhubungan Laut yang definitif
tentunya membawa harapan baru. Dengan harapan roda organisasi
beserta program-program pembangunan sektor transportasi laut
dapat berala lebih maksimal, sesuai dengan target-target yang telah
ditetapkan. Dengan adanya Dirjen Perhubungan Laut yang definitif juga diharapkan pelayanan terhadap masyarakat semakin meningkat. Apalagi bertepatan dengan menjelang Bulan Ramadhan
dan Angkutan Lebaran 2016 yang membutuhkan kesiapsiagaan
seluruh moda transportasi, termasuk moda transportasi laut.
Kapasitas dan kapabilitas Ir. Antonius Tonny Budiono, MM
sebagai Dirjen Perhubungan Laut sudah tidak diragukan lagi. Pejabat karir yang telah lama mengabdi di Kementerian Perhubung­
an ini memiliki prestasi kerja yang mumpuni, terutama pada saat
menjabat sebagai Direktur Kenavigasian dengan mengukir kisah
sukses, berhasil menemukan kotak hitam atau black box pesawat
Air Asia QZ8501 yang jatuh di perairan Bangka-Belitung akhir
Desember 2014 lalu.
Kini, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memberikan keper­
ca­yaan kepadanya sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Laut untuk mengukir kisah sukses serupa dalam memberikan pelayanan terbaik kepada bangsa dan negara melalui sektor transportasi laut yang
full regulated dan bersentuhan langsung dengan dunia internasional.
Apa­lagi Presiden Joko Widodo telah mendeklarasikan bahwa sektor ma­ritim sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional
dan peningkatan kesejahteraan rakyat dengan konsep Nawa Cita-nya.
Pada edisi kali ini juga disajikan banyak berita menarik seperti
peresmian pelabuhan-pelabuhan yang di kawasan timur Indonesia
oleh Presiden Jokow Widodo seperti Pelabuhan Wasior di Pepua
Barat dan 5 pelabuhan di Maluku Utara yaitu Pelabuhan Tobelo,
Pelabuhan Galela, Pelabuhan Tutu Kembong, Pelabuhan Wonreli,
dan Pelabuhan Pulau Teor.
Pembangunan infrastruktur pelabuhan tersebut bertujuan
untuk menghubungkan antarpulau, antarprovinsi, dan antarkabupaten di seluruh Indonesia. Selain itu, sebagai wujud Kementerian
Per­hubungan dalam mengimplementasi program Tol Laut.
Di edisi ini juga diberitakan tentang kegiatan Marpolex 2016
yang diselenggarakan di Banten. Selain itu ada juga berita tentang
penyelesaian kontrak pembangunan dan keel laying 20 kapal kelas
1 Direktorat Kenavigasian, peluncuran Sistem Informasi Manajemen Lalu Lintas Angkutan Laut (SIMLALA), pembukaan gerai
izin bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),
dan berita-berita lainnya. Bambang
2
MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT
SUSUNAN PENGURUS
Penanggung Jawab
Direktur Jenderal Perhubungan Laut
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Pengarah
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut
Direktur Kepelabuhanan
Direktur Perkapalan dan Kepelautan
Direktur Kenavigasian
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
Redaktur Pelaksana
Kepala Bagian Organisasi dan Hubungan Masyarakat
Redaktur
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat
Penyunting/Editor
Silo Darmono
Staf Redaksi
Presti Febriana
Kandi Tri Astuti
Deni Wisnu Anggoro
Erawati
Laura T. Amelia
Achmad Sopandji
Desain Grafis & Fotografer
Tim Desain Grafis
Indi Astono
Syahroni
Sekretariat
Rustam Hidayat
Alamat Redaksi
Gedung Karya Lt. 14, Kementerian Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Barat No. 8, Jakarta 10110
Telp/Fax. 021. 3450982, 3811308 ext. 5136
e-mail : [email protected]
Ditjen Hubla Gelar Latihan
Marpolex 2016 di Banten
Halaman 6
Mempercepat Pelayanan
dengan Fasilitas SIMLALA
Halaman 11
Ditkappel Melaksanakan Workshop
Persiapan Sidang MEPC ke-16
Halaman 13
PT Dumas Selesaikan
Pembangunan Satu Unit
Kapal Perintis
Edisi IV 2016
Halaman 16
WASIOR, PELABUHAN DI TITIK
TERLUAR TOL LAUT
K
ementerian
Perhubungan
(Ke­­­menhub) telah meram­
pung­
kan pembangunan fa­
sili­
tas Pelabuhan Wasior, Kabupa­
ten Teluk Wondama, Papua Barat.
Pelabuhan yang menjadi titik terluar
tol laut tersebut telah diresmikan oleh
Presiden Joko Widodo pada 5 April
2016 lalu.
Pembangunan pelabuhan ini untuk mendukung konektivitas moda
transportasi laut dan menggerakkan
roda perekonomian di Provinsi Pa­
Edisi IV 2016
3
pua Barat. Pengembangan pelabuhan
tersebut dibangun secara multiyears
dari dana APBN Kementerian Perhubungan tahun anggaran 2005-2015
dengan nilai investasi sekitar Rp79
miliar.
Dalam sambutan peresmian,
Pre­­siden Jokowi mengemukakan
Pe­la­buhan Wasior merupakan salah
satu pelabuhan yang menjadi bagian
dari tol laut yang berfungsi menghubungkan seluruh kabupaten di tanah air.
FASILITAS PELABUHAN WASIOR
Luas lahan
Dermaga Trestle I
Trestle II
Causeway I
Causeway II Gudang
Faceline Dermaga Menampung Kapal
Fasilitas Darat
: 55.718 meter persegi
: 174×10 meter persegi
: 48×8 meter persegi
: 47×8 meter persegi
: 160×6 meter persegi
: 127×8 meter persegi
: 15×40 meter persegi
: -10 mLWS
: 3.500 DWT
: Kantor, Terminal Penumpang, Pos Jaga, Rumah
Pompa, Genset, dan Lapangan penumpukan seluas
10.000 meter persegi.
Fasilitas Pelabuhan Tobelo
Dermaga General Kargo : 174 meter
Dermaga Peti Kemas : 170 meter
Dermaga Penumpang
: 135 meter
Menampung Kapal
: 1.000 DWT – 10.000 DWT
Fasilitas Darat
: Lapangan penumpukan (3 hektare), gudang (300 meter
per segi), dan Terminal penumpang
(125 meter per segi).
Tahun ini, Pelabuhan Wasior baru dilewati satu rute
dari tiga rute tol laut dan diharapkan dilewati 6 rute tahun
depan. Tarif tiket kapal di tol laut ini, presiden mengutarakan nantinya dapat disubsidi. Dengan begitu masyarakat
dapat menggunakannya.
Selain untuk angkutan penumpang, Jokowi menga­
takan pelabuhan juga untuk mempermudah angkutan barang. Namun, keberadaan pelabuhan di beberapa lokasi tidak serta merta menurunkan harga barang-barang, karena
untuk pengangkutan barang masih memerlukan konektivitas dengan moda transportasi lainnya. Hal itu sangat
tergantung dengan sarana infrastruktur yang dimiliki.
Jokowi memberikan gambaran di Papua, Merauke
telah ada pelabuhan, sehingga barang dari mana pun sudah bisa tiba di Merauke. Namun, untuk melanjutkan
pengirim­an kebutuhan masyarakat atau logistik ke wilayah
Pegunungan Tengah masih diperlukan jalan darat.
“Harga bensin hingga Rp60 ribu, semen Rp800 ribu
karena jalan darat tidak ada. Tahun ini jalan darat bisa
tembus,” katanya.
Presiden mengatakan jalan darat juga tengah diba­
ngun dari Manokwari-Wendesi-Wasior dan hanya tersisa
30 km yang belum terselesaikan. Tahun depan, kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat berkomitmen
mengerjakannya. Presiden menjelaskan bahwa konektivitas antar kota-kabupaten dan juga lintas moda transportasi
akan menjadikan harga barang-barang menjadi sama di
semua tempat.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan
Pelabuhan Wasior semula dibangun untuk menjadi
pelabuhan rakyat. Sejak tahun 2010 diperbaiki hingga tahun lalu dan kini telah menjadi pelabuhan yang memiliki
fasilitas cukup baik.
“Pelabuhan Wasior merupakan pelabuhan yang pen­
ting untuk melayani wilayah di sekitar Kabupaten Teluk
Wondama dan telah menjadi bagian dari kapal tol laut,”
kata Menhub. silo
4
Fasilitas Pelabuhan Galela
Dermaga : 80 meter
Menampung Kapal : 1.000 DWT
Fasilitas Darat
: Lapangan penumpukan dan terminal penumpang
seluas 150 meter per segi.
Fasilitas Pelabuhan Tutu Kembong
Dermaga
: 70 meter
Menampung Kapal
: 1.000 DWT
Fasilitas Darat
: Lapangan penumpukan (176 meter per segi), gudang
(100 meter per segi), dan terminal penumpang (150
meter per segi).
Fasilitas Pelabuhan Teor
Dermaga
: 70 meter
Menampung Kapal
: 1000 DWT - 1300 DWT
Fasilitas Darat
: Lapangan penumpukan, gudan, dan terminal
penumpang.
Fasilitas Pelabuhan Wonreli
Dermaga
: 120 meter
Menampung Kapal : 2.000 DWT
Fasilitas Darat
: Lapangan penumpukan barang (2.000 meter per segi),
gudang, dan terminal penumpang (300 meter per segi).
KRONOLOGIS
PEMBANGUNAN
PELABUHAN GALELA
TAHUN KEGIATAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN
2008
Talud dan urugan tanah (50x60)m2, causeway (17x6)m2
2009
Dermaga (50x8)m2 TP baja dia. 45,72 cm, trestle (26x6) m2 + pelebaran 16 m2
2010
Pemancangan 14 titi (45,72 cm), pekerjaan pemancangan 14 titik (45,72 cm), pemasangan selimut tiang pancang dan
beton isian tiang pada dermaga
2011
lanjutan Pembangunan dermaga TP baja 45,72 cm (50x8) m2
2013
Pembangunan kantor pelabuhan, pembangunan gedung serbaguna/terminal 150 m2, pembangunan
gudang pelabuhan 300 m2, Pek, talud dan reklamasi (50x60) m2
2014
- Dermaga (30x8) m2
- Pekerjaan Gedung Serbaguna (12x8) m2
2015
-Pembangunan Causeway (17x6) m2
- Pembangunan Trestle (26x6) m2 + Pelebaran 30 m2
- Pekerjaan Kubus Beton (1x1x1) m3 sebanyak 28 unit
Edisi IV 2016
PAGU DIPA
(RP. X 1.000)
3.000.000
4.357.700
1.986.000
10.000.000
6.150.000
5.000.000
5.000.000
LIMA PELABUHAN
MALUKU UTARA DIRESMIKAN
S
etelah meresmikan Pelabuh­
an Wasior di Papua Barat,
hari be­rikutnya yakni 6 April
2016 Presiden Jokowi didampingi
oleh Menteri Perhubungan Ignasius
Jonan dan Plt. Dirjen Perhubungan
Laut Umar Aris, Presiden Jokowi
meresmikan Pelabuhan Tobelo,
Pelabuhan Galela, Pelabuhan Tutu
Kembong, Pelabuhan Wonreli, dan
Pelabuhan Pulau Teor yang tersebar
di Provinsi Maluku Utara.
Peresmian kelima pelabuhan
yang biaya pembangunannya mencapai Rp450,04 miliar tersebut dipusatkan di Pelabuhan Tobelo, Kabupaten
Halmahera Utara, Provinsi Maluku
Utara.
Presiden dalam sambutannya
menegaskan tentang upaya pemerintah mempercepat pembangunan yang
bertitik tolak pada tiga hal pokok,
yaitu deregulasi atau penyederhanaan
perizinan, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia (SDM).
Pembangunan
infrastruktur
pe­la­­buh­an bertujuan untuk menghubungkan antarpulau, antarprovinsi,
dan antarkabupaten di seluruh Indonesia. Program tol laut yang su­
dah terlaksana sejak tahun lalu, menyediakan tiga unit kapal yang secara reguler singgah
di pelabuhan-pelabuhan besar dan akan ditambah lagi
frekuensinya, pada tahun ini.
Usai meresmikan pelabuhan yang ditandai dengan
penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti,
Presiden beserta Ibu Negara, didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera) Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan,
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan sejumlah
pejabat Provinsi Maluku Utara selanjutnya meninjau fasi­
litas Pelabuhan Tobelo.
Dalam kesempatan itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, mulai akhir April 2016, kapal Tol
Laut akan singgah di Pelabuhan Tobelo. silo
Edisi IV 2016
5
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PELA­BUHAN BERTUJUAN
UNTUK MENGHUBUNGKAN
ANTARPULAU, ANTARPROVINSI,
DAN ANTARKABUPATEN
DI SELURUH INDONESIA.
DITJEN HUBLA GELAR LATIHAN
MARPOLEX 2016 DI BANTEN
D
irektorat Jenderal Perhu­
bungan Laut (Ditjen Hubla)
Kementerian Perhubungan
akan menggelar latihan penanggulangan pencemaran di laut tahun
2016 atau National Marine Pollu­
tion Exercise (Marpolex) 2016 yang
pelaksanaannya akan dilaksanakan
pada 23-27 Mei 2016 mendatang.
Latihan ini upaya dalam mewujudkan kesiapan dan kesiagaan dalam
penanggulangan tumpahan minyak
di laut sekaligus menjaga kelestarian
lingkungan perairan.
Kegiatan National Marpolex
2016 ini bertujuan untuk menguji
coba dan mengevaluasi prosedur penanggulangan tumpahan minyak baik
dalam skala lokal, daerah, dan nasio­
nal, serta melatih dan meningkatkan
kerjasama dan kapabilitas dalam ope­
rasi pengamatan, pengamanan, pencarian dan pertolongan, pemadaman
kebakaran, penanggulangan tumpahan minyak, penanggulangan dampak
tumpahan minyak di laut.
Kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap dua tahun tersebut merupakan kegiatan latihan gabungan antar instansi atau mitra kerja yang juga
mempunyai tugas dan fungsi di kawasan perairan dan pelabuhan se­perti
Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),
Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK), PT. Pelindo, Terminal Untuk Kepentingan
Sendiri (TUKS), TNI AL, POLAIR,
Kesehatan Pelabuhan, SKK Migas,
dan instansi terkait lainnya.
Pelaksanaan National Marpolex
2016 merupakan implementasi dari
amanat Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,
Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2010 tentang Perlindungan
6
Edisi IV 2016
Lingkungan Maritim dan Peraturan
Presiden Nomor 109 Tahun 2006
tentang Penanggulangan Keadaan
Darurat Tumpahan Minyak di Laut,
Peraturan Menteri Perhubungan No.
PM 58 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan
dan Pelabuhan, dan Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 355 Tahun
2008 tentang Pembentukan Pusat
Komando dan Pengendali Nasional
Operasi Penanggulangan Keadaan
Darurat Tumpahan Minyak di Laut
(Puskodalnas).
Berdasarkan Peraturan Pre­siden
Nomor 109 Tahun 2006 telah ditetapkan bahwa Menteri Perhubungan selaku Ketua Tim Nasio­nal Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan
Minyak di Laut Tingkatan Tier 3.
Tier 1 adalah kategorisasi pe­
nanggulangan keadaan darurat tum­
pahan minyak yang terjadi di dalam
atau di luar Daerah Lingkungan
Kepentingan Pelabuhan (DLKP)
dan Daerah Lingkungan Kerja Pela­
buhan (DLKR) Pelabuhan, atau unit
pengusahaan minyak dan gas bumi
atau unit kegiatan lain, yang mampu ditangani oleh sarana, prasarana
dan personel yang tersedia pada
pela­
buhan atau unit pengusahaan
minyak dan gas bumi atau unit kegiatan lain.
“Salah satu contoh kejadian pen­
cemaran yang ditangani oleh Tier 1
yaitu kasus tumpahan minyak akibat
bocornya Subsea Hose PT. JOB PPEJ
di Tuban tahun 2015,” kata Kepala
Bagian Organisasi dan Humas Ditjen
Hubla Bambang Sutrisna.
Sementara Tier 2 adalah ka­te­
gorisasi penanggulangan keadaan
darurat tumpahan minyak yang terjadi di dalam atau di luar DLKP dan
DLKR Pelabuhan, atau unit peng­
usahaan minyak dan gas bumi atau
unit kegiatan lain, yang tidak mampu
ditangani oleh sarana, prasarana dan
personel yang tersedia pada pela­
buhan atau unit pengusahaan minyak
dan gas bumi atau unit kegiatan lain
berdasarkan tingkatan Tier 1.
Sedangkan Tier 3 adalah ka­
tegorisasi penanggulangan keadaan
darurat tumpahan minyak yang terEdisi IV 2016
jadi di dalam atau di luar DLKP
dan DLKR Pelabuhan atau unit
pengusahaan minyak dan gas bumi
atau unit kegiatan lain, yang tidak
mampu ditangani oleh sarana, prasarana dan personel yang tersedia di
suatu wilayah berdasarkan tingkatan
Tier 2, atau menyebar melintasi batas
wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Adapun contoh kejadian yang
pernah ditangani oleh Tier 3 yaitu kasus penanggulangan pencemaran akibat meledaknya Montara Wellhead
Platform di Perairan Australia serta
kasus penanggulangan pencemaran
dari kapal MT. Alyarmouk di Per­
airan Selat Singapura akibat tubrukan
dengan kapal MV. Sinar Kapuas.
Selain National Marpolex, Kementerian Perhubungan juga terlibat dalam kegiatan Regional Marpolex yang dilaksanakan setiap dua
tahun sekali namun dilaksanakan
secara bergantian dengan National
Marpolex.
Pada prinsipnya, National Mar­
polex dilaksanakan untuk memastikan
kesiapsiagaan seluruh potensi dan
aset penanggulangan pencemaran di
laut baik level lokal, daerah, dan nasional, sedangkan Regional Marpolex
untuk memastikan koordinasi dan
7
kerjasama jika ada pencemaran lintas
batas Negara sebagai implementasi
perjanjian kerjasama Sulawesi Sea
MoU antara Indonesia, Filipina, dan
Malaysia.
Latihan pertama Regional Mar­
polex telah dilaksanakan pada tahun
1986 bertempat di Davao, Filipina,
dan terakhir dilaksanakan di Perairan
Cebu, Filipina pada Mei 2015. Saat
itu Kementerian Perhubungan me­
ngirimkan lima kapal Negara Kelas I
dari lim) Pangkalan Penjagaan Laut
dan Pantai serta 200 orang personel
yang merupakan perwakilan dari Tim
Nasional, Tim Daerah, dan Tim Lokal penanggulangan tumpahan mi­
nyak di laut.
Sedangkan untuk tahun 2017
mendatang, rencananya Regional
Marpolex akan dilaksanakan di Bali,
Indonesia. Rencananya akan dihadiri oleh perwakilan dari Indonesia
(Ditjen Hubla), Phillipine (Phil­
lipine Coast Guard), Malaysia (Ma­
rine Department of Malaysia), Ob­
server Japan Coast Guard ( JCG) dan
China Marine Safety Agency (MSA).
Sebagai rangkaian dari Regional
Marpolex 2017 akan dilaksanakan
Planning and Signing Conference di
Manila, Filipina pada bulan September 2016. Presti
IR. ANTONIUS TONNY BUDIONO, MM
PIMPIN DIREKTORAT JENDERAL P
I
r. Antonius Tonny Budiono,
MM, diangkat sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Laut
(Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan, setelah sekitar 3 bulan
dipimpin oleh Pelaksana Tugas DR.
Umar Aris, SH, MM, MH. Upacara
pelantikan dipimpin langsung oleh
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan
pada Senin (16/5/2016).
Setelah melalui serangkaian
pro­ses assessment, Tonny yang la­
hir
di Pekalongan 13 Juli 1958 di­
per­
caya untuk menjabat sebagai Di­
rektur Jenderal Perhubungan La­
ut
yang baru. Pada tahun 2015, be­liau
diangkat sebagai Staf Ahli Bidang
Logistik, Multimoda, dan Ke­
se­
la­
matan Transportasi dengan tugas
memberi telaahan kepada Men­
te­
ri Perhubungan dalam bidang
logistik, multimoda, dan keselamatan
sehingga perannya begitu besar untuk
ikut berkontribusi memajukan sektor
transportasi di Indonesia.
Selain itu, Tonny Budiono juga
pernah menjabat sebagai Direktur
Pelabuhan dan Pengerukan (2015)
dan Direktur Kenavigasian (2012 –
2015).
Dedikasinya yang begitu besar di
sektor perhubungan laut menjadikannya dipercaya untuk menjadi seorang
kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut khususnya di bidang kenavigasian, di mana tercatat Tonny pernah
menjadi Kepala Distrik Navigasi Kelas I Samarinda (2010 – 2012), dan
Kepala Distrik Navigasi Kelas I Surabaya (2009 – 2010).
Setelah lulus dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta, jurusan Teknik
Geodesi, pria berusia 58 tahun ini
mengawali karirnya di Kementerian
Perhubungan pada tahun 1986.
Dalam bekerja Tonny selalu berpegang teguh pada prinsip kompeten, profesionalisme, dan kejujuran.
Tahun 1999, beliau menyelesaikan
program pascasarjana di Universitas
Pancasila untuk gelas Master Manajemen dan berhasil menjadi lulusan
terbaik sehingga menyandang predikat Cum Laude.
Saat kejadian jatuhnya pesawat
Air Asia QZ8501 di perairan perairan Selat Karimata menjelang akhir
tahun 2014 lalu, Tonny Budiono,
yang bertindak selaku Koordinator Tim Operasi SAR di Kapal KN
Jadayat berhasil menemukan black
box (kotak hitam) pesawat AirAsia
QZ8501. Hal tersebut merupakan
pencapaian besar yang mendapat ap­
resiasi dari berbagai pihak.
Di balik proses pencarian yang
terbilang tak mudah, Tonny menyebut keberhasilan tim menemukan kotak hitam merupakan kerja keras dan
dibantu oleh “tangan Tuhan” atau atas
kehendak Sang Maha Kuasa.
Di luar karir profesionalnya se­
bagai Pagawai Negeri Sipil (PNS),
saat ini Tonny Budiono menjabat
se­bagai Komisaris Utama PT. Prima
8
Edisi IV 2016
Terminal Peti Kemas (anak perusahaan PT. Pelindo I).
Tonny juga pernah mengikuti
beberapa pendidikan dan pelatihan
internasional, di antaranya Hydro­
AL PERHUBUNGAN LAUT
graphic Survey di Tokyo, Jepang dan
Technical Aids to Navigation di Houston, Amerika Serikat, serta telah
mengikuti pendidikan di Lembaga
Pertahanan Nasional (Lemhanas) seEdisi IV 2016
lama 7,5 bulan.
Selain dikenal sebagai pribadi
yang religius, Tonny Budiono juga
begitu dekat dengan keluarga dan
menganggap keluarga sebagai pendu-
9
kung utama karirnya. Beliau memiliki
seorang istri bernama Dra. Sri Laksmani dan dikaruniai 2 orang anak
bernama Marinda Anggana Putri
dan Hadi Prabowo. Silo
DIREKTORAT KPLP
LAKUKAN PENGUATAN
32 PPNS DITJEN HUBLA
S
ebanyak 32 Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS) Unit
Pe­laksana Teknis Ditjen Perhubungan Laut (Hubla) se-Aceh
men­
dapatkan penguatan berbagai
hal menyangkut penyidikan dan
pemberkasan perkara. Acara yang
digelar oleh Direktorat Penjagaan
Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen
Hubla Kementerian Perhubungan
tersebut digelar selama empat hari
di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam.
Direktur KPLP Capt. Karolus
G Sengadji mengemukakan mereka
dibekali pengetahuan komperhensif
menyangkut penyidikan berbagai
tindak pelanggaran dalam undang – undang. Karenanya,
pembicara tak hanya dari Kemenhub, tetapi juga dari Polri, Kejaksaan dan pengadilan.
“Dengan beragamnya narasumber terkait, maka kami
harapkan pengetahuan PPNS menjadi lebih luas lagi, termasuk dalam mena­ngani perkara-perkara tergolong baru
dan kontemporer,” kata Capt. Karolus dalam pengarahannya, Kamis (7/4/2016).
Dengan semakin luas kemampuan penyidian tersebut, dia me­negaskan maka PPNS semestinya lebih kompeten dan tangguh lagi dalam menyelesaikan perkaraperkara sesuai dengan ketentuan perundang – undangan
yang berlaku.
“Bapak Menteri Perhu­
bung­
an dan Bapak Dirjen
Perhu­bungan Laut selalu menegaskan kepada kita bahwa
kita harus berani, tangguh dan berkarakter dalam mene­
gakkan aspek regulasi,” ujar Capt. Karolus Se­ngadji. Era
10
Edisi IV 2016
S
MEMPERCEPAT PELAYANAN
DENGAN FASILITAS SIMLALA
ekretaris Jendral Kementerian
Perhu­
bungan (Sekjen Kemenhub) Ir. Sugihardjo,
M.Si meresmikan commer­
cial loun­ching Sistem Informasi Ma­najemen Lalu Lintas Angkutan Laut (SIMLALA) yang Ditjen Perhubungan Laut di Jakarta
pada Senin (4/4/2016).
Dengan sistem baru ini,
proses pengurusan berbagai
perizinan akan bisa lebih ce­
pat dari sebelumnya. Selain
itu, masyarakat yang membutuhkan perizinan juga tidak
perlu lagi harus datang untuk mendaftar dan mengurus
langsung.
“Dengan SIMLALA, membuat simpel pelayanan izin
di bidang Kelautan. Fitur-fiturnya diantaranya, la­yanan
publik dan monitoring progres layanan,” kata Sekjen.
Sekjen Kemenhub mengungkapkan, ujicoba SIMLALA sudah dilakukan sejak 2011 dan terus dievaluasi,
hingga akhirnya dapat dilaunching pada 2016 ini.
SIMLALA sudah bersifat full online. Artinya sudah
bisa dikerjakan prosesnya secara langsung oleh user atau
applicant. Dengan cara seperti itu, maka tidak boleh sembarang input data. Proses aplikasi IT, tidak akan berjalan
efektif bila hanya menyentuh software saja tanpa menyentuh brand awareness, culture set, dan the man behind the gun.
Untuk itu, sebelum peluncuran SIMLALA, dilakukan bimbingan tekniis (bimtek). Hal tersebut dilakukan
sebagai upaya untuk pengenalan dini teknologi informa-
Edisi IV 2016
sinya. Selain itu juga dilakukan pengecekan kelengkap­
an dokumen, monitoring
proses dan informasi prosedur, juga validitas dokumen.
Layanan berbasis Tek­
nologi Informasi ini juga
untuk mendukung penerapan aplikasi Inaportnet yang
diberlakukan di 16 pelabuh­
an di seluruh Indonesia
yang telah diluncurkan awal
Maret 2016 lalu.
“Sistem informasi ma­
najemen lalu lintas ang­kutan
laut ini untuk memperkuat aplikasi Inaportnet yang telah
diterapkan di 16 pelabuhan di seluruh Indonesia, terutama
dalam penyediaan data,” kata Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Drs.
Ridwan Setiawan, M.Si, M.Mar.E.
Saat ini terdapat 12 fitur layanan SIMLala yang
semuanya dapat memudahkan para pengguna jasa. Ke12 fitur layanan itu adalah: Layanan SIUPAL (PMA/
PMDN), SIOPSUS (PMA/PMDN), Spesifikasi kapal, Pembukaan kantor cabang, Rencana Pengoperasian
Kapal(RPK) Liner, RPK Tramper, RPK Khusus, Pemberitahuan Keagenan Kapal Asing (PKKA), Penambahan
pelabuhan, Penambahan muatan, Omisi dan deviasi, dan
memonitor progres layanan.
Sejak Januari hingga 1 April 2016, data cleansing
SIMLALA menghasilkan RPK liner dan tramper sebanyak 3839 dan RPK Angkutan Laut Khusus sebanyak
1378. Laura
11
DITJEN HUBLA DAN KKP MEMBUKA
GERAI PERIZINAN BERSAMA
D
irektorat Jenderal Perhu­
bungan Laut (Ditjen
Hub­la) melalui Direktorat Per­kapal­an dan Kepelautan (Ditkapel) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka gerai per­izinan
bersama di Pelabuhan Per­ikanan Samudera Kendari, Sulawesi Tenggara, mulai Selasa – Sabtu (19 – 23/4/2016).
Direktur Perkapalan dan Kepelautan Sugeng Wibowo mengatakan, penyelenggaraan gerai perizinan bersama
ini untuk melakukan pengukur­an ulang terhadap kapalkapal ikan yang beroperasi di wilayah tersebut.
“Ini dalam rangka percepatan pelayanan publik di
sektor transportasi khususnya bidang perhubungan laut,”
kata Direktur Perkapalan dan Kepelautan.
Pembukaan gerai perizinan ber­
sama tersebut digunakan untuk me­lakukan pengukuran ulang terhadap
kapal-kapal penangkap ikan yang beroperasi di wilayah
Sulawesi Tenggara, khususnya Kendari. Hasil peng­ukuran
tersebut kemudian disahkan dengan Penerbitan Grosse
Akta, Su­rat Tanda Kebanggaan Kapal, dan Surat Ukur.
Untuk kepentingan itu, Ditkapel mengeluarkan surat
keputusan No. 003/7/1/DK-19 Tentang Tata Cara Prosedur Pengesahan Daftar Ukur Hasil Pengukuran Ulang
pada Kapal Penangkap Ikan.
Selama tiga hari pelaksanaan ke­giatan pengukuran
ulang kapal pe­nangkap ikan, ahli ukur kapal Ditjen Hubla
telah mengukur ulang seba­nyak 100 kapal ikan. Dari jumlah itu, sekitar 19 kapal ikan sudah mengajukan pembetul­
an data dan penyesuaian dengan data di KKP. Sisa
Bagi yang belum melakukan pembetulan hingga
pelayanan gerai bersama berakhir pada Sabtu 23 April
2016 mendatang, mereka dapat mendatang Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kendari untuk mendapatkan layanan tersebut. Pandji
12
KAPAL-KAPAL IKAN YANG SUDAH DIUKUR ULANG DAN
MENGAJUKAN PEMBETULAN DATA KAPAL:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Tiara Deli II
Tiara Deli III
Tiara Deli IV
Subur 02
Anugerah 02
Tiara Indah 02
Anugerah 03
Sukma Jaya
Bone People 3
Fatma Jaya 03
Edisi IV 2016
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Asmedi MS
Bone People 02
Setia Jaya 03
Setia Jaya 01
Hidup Setia
Tiara Indah 02
Nafisah 01
Mato Angin 02
Mustika
DITKAPPEL MELAKSANAKAN WORKSHOP
PERSIAPAN SIDANG MEPC KE-16
D
irektorat Perkapalan dan
Kepelautan
(Ditkappel)
Dit­
jen Perhubungan Laut
melaksanakan workshop persiapan
bahan sidang ke-69 Marine En­viron­
ment Protection Committee (MEPC)
Organisasi Maritim Interna­
sional
(IMO) pada Jumat 8 April 2016.
MEPC merupakan organ IMO,
yang membidangi bidang pence­gah­
an pencemaran lingkungan maritim.
Sidang ke-69 IMO MEPC ke 69
akan dilaksanakan di kantor pusat
IMO di London, Inggris, 18-22
April 2016.
Workshop diikuti oleh perwakilan dari kantor pusat Ditkappel,
UPT Ditjen Hubla, Kementerian
Luar Negeri, Kementerian Kelautan
dan Perikanan, Kementerian Per­
industrian, PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Indonesia sebagai anggota Dewan IMO kategori C berkomitmen
Edisi IV 2016
untuk turut aktif menjaga kelestarian
lingkungan maritim dengan mene­
rapkan aturan-aturan tentang pencegahan pencemaran lingkungan maritim baik aturan internasional yang
dikeluarkan IMO maupun aturanaturan nasional.
Dalam sambutan Direktur Per­
ka­palan dan Kepelautan Ir. Sugeng
Wi­bowo, MM yang dibacakan oleh
Kasubdit Pencegahan Pencemaran
dan Manajemen Keselamatan Kapal
dan Perlindungan Lingkungan Maritim Capt. Barlet, MM, menyatakan
ber­
bagai aksi dan agenda dalam
mencegah pencemaran lingkungan
maritim telah dan akan terus dite­
rapkan.
Pelaksanaan workshop ini sangat
diapresiasi oleh Ketua Komite Kebijakan Publik dan juga selaku Utusan
Khusus Menteri Perhubungan untuk
IMO Dr. Laksamana (Pur) Marsetio MM. Pada sidang IMO MEPC,
13
Marsetio akan bertindak sebagai Ke­
tua Delegasi Indonesia.
Bahan workshop ini telah disiapkan secara matang oleh tim
yang di­
pimpin oleh Kasie Pence­
gahan Pen­cemaran dan Manajemen
Keselamatan Kapal Barang dan
Kontainer Capt. Cristiana Yustita
dan anggo­tanya di antaranya Stepanus Risdiyanto, Wahyu Ardhiyanto,
ST. MT., Dedy Erianto ST. dan
Adib Zuhairi ST. serta dari para staf
divisi statutori PT Biro Klasifikasi
Indonesia.
Salah satu peserta workshop
dari KSOP Gresik dan juga anggota De­legasi IMO yang akan hadir pada sidang IMO MEPC ke
69 Ir. Junaidi, MM, menyebutkan
bahwa beberapa bahan sidang IMO
telah disiapkan bahan masukan
yang nantinya akan disampaikan
oleh delegasi Indonesia pada sidang
IMO MEPC. Laura
DEWAN PENGUJI KEAHLIAN PELAUT
MILIKI DUA SIMULATOR
D
ewan Penguji Keahlian Pe­
laut (DPKP) Direktorat
Jen­deral Perhubungan La­
ut Kementerian Perhubungan kini
telah memiliki berbagai peralatan
penguji. Diantaranya adalah Full
Mission Bridge Simulator seharga
Rp69,9 miliar dan Engine Room
Simulator seharga Rp54,02 miliar.
Alat tersebut telah diresmikan
penggunaannya oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ir. Sugeng
Wibowo, MM mewakili Pelaksana
Tugas Direktur Jenderal Perhubung­
an Laut DR. Umar Aris, SH, MM,
MH., pada 15 Maret 2016 lalu.
DPKP wajib mengimprovisasi
sistem pengujian pelaut melalui be­
r­
bagai terobosan. Tentu saja harus
memperhatikan aspek integritas yang
tinggi, objektivitas dan per­kembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penggunaan
simulator
su­
dah menjadi kewajiban sesuai ama­­
nat Konvensi Standard of Training,
Certification and Watch Keeping
(STCW) 1978 dan amandemennya
Regulasi I/12 yang diimplementasikan
dengan PM 70 tahun 2013 pasal 16
baik dalam rangka diklat maupun
pengujian atau assessment.
Fungsi kegiatan Sistem Peng­
ujian Kompetensi Pelaut menggunakan Engine Room Simulator
adalah agar para pelaut dapat di uji
secara lebih objektif terutama dalam
mengimplementasikan Knowledge,
Skill, dan Attitude yang telah diterima dari lembaga Diklat maupun dari
pengalaman yang telah dialami.
Dengan dukungan fasilitas ini,
Umar Aris berharap menjadi momentum pengembangan DPKP secara kelembagaan yang mandiri.
DPKP MERUPAKAN SUATU
LEMBAGA PENGUJIAN PELAUT
YANG SECARA INDEPENDEN
BERFUNGSI MEMASTIKAN
BAHWA PELAUT SETELAH
MELAKSANAKAN DIKLAT DAN
PENGALAMAN MASA LAYAR
TELAH MEMENUHI KOMPETENSI
YANG DIPERSYARATKAN BAIK
DARI SKILL, KNOWLEDGE, DAN
ATTITUDE.
Hal ini sejalan kebijakan Peme­
rintah Indonesia untuk mewujudkan Negara Indonesia sebagai poros
maritim dunia pada tahun 2019.
Untuk itu, Dirjen menegaskan, perlu
usaha keras bersama dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana
dan prasarana serta sumber daya manusianya.
Manfaatkan semua fasilitas
14
Edisi IV 2016
peng­ujian komprehensif secara mak­
simal. Dan terus menggali, da­
lam
me­
ningkatkan ilmu pengetahuan
mau­
pun teknologi, khususnya yang
mendukung kemajuan dunia maritim.
Selain itu, untuk membangun global
knowledge diperlukan pengembangan
kemampuan dalam segi bahasa internasional dan sistem teknologi informasi. Namun ke­se­muanya itu, akan
menjadi tidak ber­manfaat tanpa pe­
nguatan dalam penilaian kepribadian,
moral atau attitude yang baik.
Kepala Bagian Organisasi dan
Humas Ditjen Hubla Bambang Sutrisna mengatakan, pemerintah Indonesia telah meratifikasi STCW
dengan Keputusan Presiden nomor
60 tahun 1986 tentang pengesahan
International Convention on Standard
of Training, Certification and Watch
keeping for Seafarers 1978.
Sesuai Konvensi STCW 1978
beserta Amandemennya pada Re­
gulasi I/6 yang telah di Implementasikan dengan Peraturan Menteri
Nomor PM 70 tahun 2013 tentang
Pendidikan dan Pelatihan, Sertifikasi
serta Dinas Jaga Laut. pada pasal 10
bahwa penyelenggaraan dan pengawasan Ujian Keahlian Pelaut dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
Untuk melaksanakan tugas dan
wewenangnya kemudian Dirjen
Hubla membentuk Dewan Penguji
Keahlian Pelaut (DPKP) dengan
Surat Keputusan Dirjen Hubla No.
HK.103/2/16/DJPL-13 tanggal 24
Desember 2013.
“DPKP merupakan suatu lembaga pengujian pelaut yang secara
independen berfungsi memastikan
bahwa pelaut setelah melaksanakan
diklat dan pengalaman masa layar
telah memenuhi kompetensi yang
dipersyaratkan baik dari segi kete­
rampilan (skill), ilmu pengetahuan
(knowledge) dan cara berpikir (atti­
tude),” kata Bambang. Silo
DIREKTORAT KENAVIGASIAN
SELESAIKAN PELETAKAN LUNAS 20 KAPAL
D
irektorat Kenavigasian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan telah
menyelesaikan pengadaan 20 kapal kenavigasian
dengan sumber pendanaan dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN). Penyelesaian pengadaan
tersebut ditandai dengan peletakan lunas atau keel laying
3 kapal kelas 1 yang dilakukan di Tanjung Balai Karimun,
Kepulauan Riau dan di Gresik, Jawa Timur.
Peletakan lunas kapal di Tanjung Balai Karimun sebanyak 2 kapal kelas 1 dilaksanakan di galangan kapal PT
Multi Ocean Shipyard pada 30 April 2016. Sedangkan 1
kapal lagi diresmikan di galangan kapak PT Orela Shipyard Gresik, Jawa Timur pada 2 Mei 2016.
Direktur Kenavigasian Ditjen Perhubungan Laut,
Bambang Wiyanto, dalam laporannya mengatakan, kontrak pembangunannya sudah diselesaikan. Demikian pula
20 kapal sudah peletakan lunas sebagai pertanda dimulainya pembangunan kappa.
Diharapkan penyelesaian pembangunan tepat waktu,
bahkan didorong untuk lebih cepat dengan tetap menge­
de­pankan aspek kualitas. Penyelesaian kontrak dan dimulainya proses pembangunan tepat waktu tersebut merupakan bagian dari perintah Menteri Perhubungan dan
Dirjen Perhubungan Laut.
“Penyelesaiannya bisa sesuai target juga karena kerja
keras dan cerdas tim Direktorat Kenavigasian bersama unsur – unsur lainnya di Kementerian Perhubungan. Mereka
luar biasa. Bekerja sesuai target dan berbasis kepada kepa­
tuhan terhadap good and clean government,” kata Bambang.
Keberhasilan penyelesaian kontrak dan peletakan lunas 20 kapal kenavigasian senilai Rp2,4 triliun tepat waktu
tersebut mendapatkan dukungan serta arahan yang tiada
Edisi IV 2016
henti dari Menteri Perhubungan dan Dirjen Perhubungan.
Untuk selanjutnya, Direktorat Kenavigasian berencana membuat program pembangunan 20 kapal kenavigasian lagi dengan pendanaan dari investor luar negeri. Saat
ini masih dalam proses pembahasan antar departemen,
termasuk Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Ke-20 kapal kenavigasian yang ditawarkan kepada pihak asing tersebut terdiri dari 16 unit kapal kelas I dan 4
unit kapal induk perambuan atau mother vessel.
“Bila program pembangunan 20 kapal kenavigasian
tahap kedua telah selesai, dilanjutkan pembangunan 10
kapal kenavigasian lagi, sehingga total pembangunannya
mencapai 50 unit,” kata Bambang.
Pembangunan kapal-kapal kenavigasian tersebut
dilakukan sebagian untuk mengganti kapal-kapal kenavigasian yang telah berumur tua. Sebagian besar kapalkapal yang ada sekarang telah berusia tua. Bahkan ada
yang telah berusia di atas 40 tahun. Sehingga sudah tidak
efektif dan efisien untuk bekerja karena biaya perawatannya sangat tinggi. Silo
15
PT DUMAS SELESAIKAN PEMBANGUNAN
SATU UNIT KAPAL PERINTIS
D
irektorat Jenderal Perhu­
bungan Laut (Ditjen Hubla)
Kementerian Perhubung­
an (Kemenhub) meresmikan penye­
lesaian pembangunan 1 unit kapal
perintis tipe 750 DWT KM Sabuk
Nusantara 58 di Galangan Kapal
PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard
Surabaya pada Rabu 20 April 2016.
Dalam sambutan Direktur Lalu
Lintas dan Angkutan Laut Ditjen
Hubla Drs. Ridwan Setiawan, M.Si,
M.Mar.E yang dibacakan oleh Kepala Syahbandar Utama Pelabuhan
Tanjung Perak Capt. Hari Setyobudi
mengatakan, pembangunan kapal pe­
rintis KM Sabuk Nusantara 58 telah
dimulai sejak ditanda-tanganinya
per­
janjian kontrak kontrak antara
PPK Pembangunan Kapal Perintis
Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Per­hubungan Laut dengan Galang­
an Kapal PT. Dumas Tanjung Perak
Shipyard pada tanggal pada tanggal
11 Agustus 2015 lalu.
Program pengadaan kapal pe­
rintis merupakan salah satu langkah
nyata Direktorat Jenderal Perhu­
bungan Laut dalam mengimplementasikan program nawacita pemerintah
Jokowi-JK khususnya dalam meningkatkan konektivitas antar pulau serta
memberikan pelayanan di bidang
transportasi laut di daerah perbatasan
yang masih terpencil, terluar dan belum berkembang.
Sebanyak 100 unit kapal perintis pesanan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut saat ini sedang dalam
tahapan pembangunan oleh beberapa
galangan kapal di Indonesia, dimana
salah satunya adalah di Galangan Ka-
16
Edisi IV 2016
pal PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard Surabaya ini.
Dengan diluncurkannya kapal
ini, maka realisasi fisik pembangun­
an kapal sudah mencapai sektar 74
persen.
Rencananya kapal perintis tipe
750 DWT ini akan ditempatkan
di wilayah perairan yang melewati
ketinggian gelombang rata-rata di
atas 2 meter yang umumnya terdapat di wilayah Samudera Hindia
dan Indonesia Bagian Tengah dan
Timur. Silo
Download