INTEGRASI BUDAYA LOKAL DENGAN MATERI KIMIA INTEGRASI BUDAYA LOKAL DENGAN MATERI KIMIA KELAS X SEMESTER 2 A. Upacara Melasti Setiap tahun menjelang hari raya nyepi, umat Hindu Bali melakukan upacara melasti ke laut untuk menyucikan pretima dan benda-benda pusaka. Upacar melasti dilakukan di pinggir pantai dengan tujuan menyucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut. Air laut merupakan air suci yang dapat menghilangkan mala/leteh atau kotoran. Air laut mengandung ion-ion terlarut dan jika dikristalkan akan diperoleh garam dapur. Jika diuji, air laut lebih mudah mengantarkan listrik karena mengandung NaCl atau garam. NaCl memiliki daya penghantar yang sangat kuat. Maka Aspek kimia yang terkandung dalam air laut adalah larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit merupakan materi kimia kelas X semester 2. B. Panca Mahabhuta Ngaben merupakan salah satu upacara yang dilakukan oleh Umat Hindu Bali yang bertujuan menyucikan dan mempercepat kembalinya unsur-unsur panca mahabhuta yang terdapat dalam tubuh manusia (bhuwana alit) ke alam semesta (bhuwana agung). Ngaben digolongkan menjadi 2 macam, yaitu Ngaben Sawaprateka dan Ngaben Nyawa Wedana. Ngaben Sawa-prateka adalah ngaben dengan mengupacarai jenazah, sedangkan Ngaben Nyawa wedana adalah ngaben tanpa mengupacarai jenazah, tetapi yang diu-pacarai adalah roh orang yang meninggal. Pada upacara Ngaben Sawaprate-ka dilakukan pembakaran jenazah. Pembakaran jenazah merupakan reaksi antara senyawa penyusun tubuh manu-sia dan oksigen, menghasilkan, gas CO2, uap air, dan abu. Reaksi pembakaran bersifat eksoterm, yaitu reaksi yang melepaskan panas (kalor). Seperti telah disebutkan di atas, upacara ngaben dimaksudkan untuk mempercepat kembalinya unsur-unsur panca mahabutha tubuh manusia (bhu-wana alit) ke alam semesta (bhuwana agung). Panca mahabhuta merupakan lima unsur penyusun alam semesta beserta isinya. Unsur-unsur Panca mahabhuta terdiri atas: (1) perthiwi (zat padat), (2) apah (zat cair) (3) teja (cahaya), (4) bayu (gas) dan (5) ether/ akasa (ruang kosong) (Raras, 2004). Panca mahabhuta dalam tubuh manusia terdiri atas: (1) perthiwi terda-pat dalam kulit, daging, tulang; (2) apah terdapat sebagai segara banyu (urin), cairan asam lambung, larutan buffer H 2 CO 3 -HCO 3 – dan buffer H 2 PO 4 dalam plasma darah, air mata, dan lendir; (3) teja berupa panas/suhu tubuh (4) bayu berupa angin yang keluar masuk pernapasan, dan (5) ether/akasa (kekosongan). Unsur apah seperti sega-ra banyu bersifat basa; cairan asam lambung bersifat asam, larutan buffer H 2 CO 3 -HCO 3 – dan buffer H 2 PO 4 dalam plasma darah menjaga pH agar stabil sekitar 7,4. Larutan asam, basa, dan buffer merupakan larutan elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik. Aspek kimia yang terdapat dalam penjelasan di atas adalah larutan elektrolit yang merupakan materi kimia kelas X semester 2. C. Pembuatan Tuak dan Cuka Perubahan tuak menjadi cuka sebagai hasil reaksi fermentasi secara aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Cuka adalah elektrolit lemah yang bersifat asam dan dapat ditentukan konsentrasinya melalui titrasi asam-basa. Materi kimia SMA yang relevan dikaitkan pembuatan tuak dan cuka meliputi: laju reaksi, pengaruh katalis terhadap laju reaksi, larutan elektrolit, dan larutan asam. Sifat-sifat cuka berdasarkan asam basa adalah: 1) memiliki rasa asam/kecut bila dikecap, + 2) menghasilkan ion H jika dilarutkan dalam air, 3) memiliki pH kurang dari 7, 4) bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam. Secara umum asam memiliki sifat: a) rasa masam ketika dilarutkan dalam air, b) sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, c) kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, d) hantaran listrik: asam, merupakan elektrolit walaupun tidak selalu ionic Rasa manis pada tuak disebabkan karena adanya gula-gula reduksi seperti dextrose, fruktosa, dan sukrosa. Rasa manis dari tuak lama-kelamaan akan hilang atau akan berkurang karena gula yang terdapat dalam tuak akan segera difermentasi oleh mikroorganisme menjadi alcohol dan karbondioksida. Hal inilah yang menyebabkan rasa tuak menjadi keras, atau disebut dengan tuak wayah. Dengan berlangsungnya kegiatan fermentasi oleh mikroorganisme terhadap tuak maka akan terjadi perubahan kimiawi pada tuak. Pembuatan tuak tidak terlepas dari proses fermentasi. Fermentasi adalah suatu proses penghasilan energi utama dari berbagai mikroorganisme yang hidup dalam keadaan anaerob. Dalam keadaan anaerob asam piruvat tidak dirubah menjadi Asetil-KoA tetapi akan dirubah menjadi etanol (etil alcohol) dalam 2 langkah. Langkah pertama dengan melepaskan CO2 dari piruvat, yang diubah menjadi senyawa asetal dehida berkarbon 2. Dalam langkah kedua, asetal dehida direduksi oleh NADH menjadi etanol. Hal ini bertujuan untuk meregenerasi pasokan NAD+ yang dibutuhkan untuk glikolisis. Cara memisahkan tuak menjadi komponen-komponenya adalah: Tuak yang notabene adalah fermentasi dari karbohidrat bila ditambahkan dengan gula (karbohidrat juga) kemudian difermentasi lagi, otomatis akan meningkatkan kadar alkohol dalam minuman tersebut. Setelah difermentasi beberapa hari, dilakukan proses penyulingan (distilasi) untuk memisahkan alkohol dengan bahan lainnya. Dimana itu merupakan suatu proses penguapan yang diikuti pengembunan. Apabila cuka direaksikan dengan basa akan membentuk garam dan air contohnya : CH3COOH + KOH Cuka (asam) + → basa CH3COOK + H2O → garam (sabun) + air Asam asetat, CH 3 COOH, bereaksi dengan KOH, menghasilkan garam (sabun) dan air yang bersifat basa (reaksi semacam ini dinamakan saponifikasi, penyabunan). Sedangkan apabila cuka direksikan dengan alcohol akan membentuk metal etanoat dan air. D. Pembuatan Garam Dapur Pembuatan garam dapur banyak dilakukan oleh petani garam Desa Tejakula Buleleng Bali. Proses pembuatannya adalah sebagai berikut. Air laut dipekatkan dengan cara dituangkan ke tanah tempat pemekatan. Kemudian tanah ini dijemur sambil di-aduk supaya lekas kering. Tanah yang sudah kering, selanjutnya ditaruh di atas penyaringan dan direndam dengan air laut. Keesokan harinya hasil saringan diuapkan menggunakan sinar matahari. Kristal-kristal garam dapur yang terbentuk dikumpulkan menjadi satu. Garam dapur merupakan senyawa ion yang tersusun dari ion-ion Na+ dan ion-ion Cl–. Proses pembuatan garam dapur melibatkan proses filtrasi dan kristalisasi. Filtrasi dilakukan untuk memisahkan zat padat yang tidak larut dalam zat cair. Kristalisasi dilakukan untuk memisahkan zat padat terlarut dalam zat cair. Elektrolisis leburan NaCl menggunakan elektroda inert akan menghasilkan logam Na dan gas klorin. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam larutan elektrolit molekul-molekulnya terurai (terdisosiasi) menjadi partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positifion negatif). Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan dinamakan anion. Jumlah dari muatan ion positif dan ion negatif akan sama sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang kemudian menghantarkan arus listrik. Perubahan kimia larutan ini ditandai dengan perubahan warna, timbulnya gelembung gas dan adanya endapan, serta bila diuji dengan alat uji elektrolit larutan ini dapat menyalakan sebuah lampu. Semakin banyak ion yang terbentuk, maka semakin kuat sifat elektrolit larutan tersebut. "Ikatan ion adalah" ikatan yang terjadi akibat gaya tarikmenarik antara ion positif dan ion negatif. Ikatan ini terjadi antara unsur logam dan unsur nonlogam. Suatu senyawa yang mengandung ikatan ion disebut senyawa ionik. "Contoh ikatan ion" : NaCl → Na+ + Cl– Bedasarkan contoh diatas, NaCl terurai menjadi ion positif + – (Na ) dan ion negatif (Cl ). Senyawa ionik memiliki "ciri-ciri ikatan ion" sebagai berikut : 1. mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi; 2. berwujud padat pada suhu kamar; 3. bersifat konduktor dalam keadaan murni. Aspek kimia yang terdapat dalam penjelasan di atas adalah materi larutan elektrolit dan senyawa ion (ikatan kimia) yang dipelajari di kelas X semester 2. REFERENSI Suardana, I Nyoman. 2014. “Analisis Relevansi Budaya Lokal dengan Materi Kimia SMA untuk Mengembangkan Perangkat Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Budaya”. Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol 3 (1). Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Sakti. 2014. Pengertian Ikatan Kimia. http://saktitekhnologi.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-ika tan-kimia-danjenis_17. (diaskes tanggal 3 Desember 2016) Anonim. 2016. Redoks. https://id.wikipedia.org/wiki/Redoks. (diakses tanggal 3 Desember 2016) Anonim. 2015. Larutan Elektrolit. http://kimiadasar.com/larutan-elektrolit/. (diakses tanggal 3 Desember 2016) Anonim. 2012. Panca Maha Butha. http://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/2012/05/panca-mahabutha.(diakses tanggal 3 Desember 2016) Donny. 2013. Proses Pembuatan Tuak. http://pendas2013.blogspot.co.id/2013/01/laporan-study-wisatamengenai-proses. (diakses tanggal 3 Desember 2016)