Menelusuri Jejak, Hubungan dan Perbandingan Dua Kebudayaan

advertisement
MENELUSURI JEJAK, HUBUNGAN DAN PERBANDINGAN DUA KEBUDAYAAN
KLASIK, YUNANI DAN ROMAWI
Ir. N Vinky Rahman
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Kebudayaan adalah merupakan hasil penerapan realita dari buah pikiran, seni
dan kreatititas dari kehidupan suatu alam pikiran manusia dengan tanpa melepaskan
aspek-aspek alam dan religi sebagai hal-hal yang mempengaruhi. Dengan
mempelajari kebudayaan suatu bangsa, kita dapat mengikuti dan menelusuri ciri dan
tarat kehidupan yang pernah dicapai oleh bangsa tersebut.
Di dalam membahas arsitektur di masa era klasik, tentu tidak terlepas dan
menjadi suatu keharusan untuk mempelajari pula kebudayaan dunia klasik tersebut
pada masanya. Kebudayaan Yunani dan Romawi adalah dua kebudayaan klasik dunia
yang amat menonjol dan menarik untuk di telusuri. Seberapa jauh pengaruh dari
kebudayaan mereka tersebut mempengaruhi ciri dan ungkapannya dalam arsitektur
mereka. maupun terhadap kebudayaan dan peradaban lain di dunia adalah inti dan
maksud dari penelusuran ini.
Yunani
Wilayah Yunani memiliki keadaan alam yang cukup unik, beragam dan
kontras, antara daratan dengan lautan yang mengelilinginya, pegunungan yang
ganas dan dingin di satu sisi dengan lembah-lembah sungai yang subur dan
senantiasa disinari matahari di sisi lainnya. Kondisi alamnya dikenal tidak
mempunyai kekayaan yang melimpah. Keadaan alam inilah yang kemudian
diperkirakan membentuk masyarakat dengan perbedaan watak yang beragam dan
kontras pula.
Ada dua suku asli yang besar yang membentuk bangsa Yunani yaitu, suku
Dorians dan suku lonians. Suku lonians dikenal mempunyai sifat yang lembut,
sederhana dan terbuka, sementara Suku Dorians memiliki sifat kekasaran, kekakuan
dan kebanggaan yang berlebih terhadap dirinya. Yang unik dari perbedaan kedua
watak kedua suku tersebut muncul dualisme sistem ketatanegaraan Yunani yang
terkenal itu : "Sparta dan Athena."
Begitupun mereka cenderung berpikiran moderat, yang merupakan ciri masyarakat
Yunani pada umumnya, dan dengan perbedaan yang menyolok tersebut justru
mereka
dapat
menciptakan
keseimbangan
pada
kemasyarakatan
dan
ketatanegaraannya.
Sparta memiliki penduduk mayoritas orang/suku Dorian. Dunia kehidupan
mereka menunjukkan gambaran akan kegagahan, kekerasan, dan kepraktisan,
tetapi juga terdapat kelembutan yang terlihat dalam karya-karya seni mereka yang
kreatif dan artistik yang tidak terpengaruh oleh sifat militeristik yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari di Sparta ini.
Athena merupakan negara yang penduduknya kebanyakan merupakan orangorang Ionian yang datang dan menetap di Attica dan di sebelah Selatan Euboes.
Salah satu ciri khas dari penduduk Athena ini adalah keinginan dan usaha mereka
dalam menciptakan apa yang kemudian amat terkenal dengan istilah "demokrasi".
Ada keterkaitan antara masalah kemiskinan yang mereka alami dengan munculnya
idealisme demokrasi yang mereka ciptakan tersebut, dimana kemiskinan yang
©2003 Digitized by USU digital library
1
diakibatkan oleh keadaan alam mereka yang kurang baik melahirkan ide demokrasi,
berupa pemikiran-pemikiran yang mencoba mencari jalan keluar dari kesulitankesulitan tersebut. Walaupun begitu, orang-orang Athena menganggap bahwa
kemiskinan yang ada adalah sesuatu yang alamiah buat mereka (order of thing) dan
ini memberikan mereka kewajaran dan kesederhanaan dalam kehidupannya. Segala
sesuatu yang berlebihan menurut mereka hanya pantas diperuntukkan untuk para
dewa mereka, dan hal ini mereka lakukan dengan penuh kesadaran. Kalau di daerah
Spalia para budak-budak dapat dilihat dengan jelas, maka di Athena hampir tidak
dapat di bedakan antara mana yang budak dengan yang bukan budak. Orang-orang
Athena dikenal lebih suka hidup di luar rumah, di Gymnasium, Agora (tempat
peliemuan) dan di jalan-jalan dalam kota dari pada di dalam rumah yang hanya
mereka lakukan hanya untuk tidur dan beristirahat.
Kecenderungan mereka yang mengarah pada kemoderatan, menyebabkan
bentuk keseimbangan/balance selia keharmonisan dalam mencapai kesempurnaan
karya kebudayaan mereka. Kewajaran yang ada pada orang-orang Yunani
memberikan simplicity/kesederhanaan di samping keaslian yang di sebabkan oleh
tidak adanya sikap-sikap berpretensi dari kehidupan mereka.
Walaupun dikenal mempunyai kebudayaan yang tinggi (terutama dalam hal
seni, politik dan filsafat ) dan kebijaksanaan pemerintahan Yunani di masa itu yang
sedikit tertutup terhadap masuknya budaya dari luar (yang mereka anggap dapat
merusak intelektualitas bangsanya), merekapun ternyata tidak murni terlepas dari
serapan-serapan kebudayaan dari luar.
Beberapa kebudayaan yang terlihat mempengaruhi kebudayaan mereka adalah:
Kebudayaan Cretan, Mesir, Dorians, dan kebudayaan Indo European. Pengaruh
masuknya budaya asing tersebut membuat mereka menjadi semakin dapat
merefleksikan diri, kemampuan untuk berfikir kritis serta menambah kemampuan
imajinasi mereka. Bentuk-bentuk abstrak dan geometris yang merupakan pola pikir
dasar mereka kemud,ian berkembang dan bertambah dengan bentukan-bentukan
naturalis klasik. Begitupun ada terlihat perbedaan pola pikir yang cukup kontras dan
unik antara kebudayaan dari luar dengan kebudayaan yang mereka punyai,
(terutama antara kebudayaan Yunani dan Mesir, dalam hal kepercayaan dan aktifitas
pemujaan mereka). Bila orang Mesir membangun kuil atau temple untuk tempat
mereka melakukan pemujaan terhadap para dewanya, di Yunani (Sparta dan
Athena), dengan penduduknya yang lebih sekuler, membangun kuil-kuil adalah tidak
sebagai tempat mereka melakukan pemujaan tetapi sebagai tempat tinggal para
dewa yang melindungi mereka. Di tempat inilah mereka mencurahkan segala
keahlian dekorasi dan seni bangunan.
Dalam buku "Encyclopedie of The Art" oleh Runes & Schrickel, sejarah
kebudayaan Yunani dapat di klasifikasikan dalam 6 fase yaitu:
1. Fase Proto Geometric (1100-900 SM),
2. Fase Geometric (900-700 SM)
3. Orientalizing (700 -600 SM)
4. Archaic (600- 500 SM)
5. Classical (500-300 SM); dan
6. Hellenistis (300-100 SM).
Tetapi dari ke enam fase tersebut di atas, yang dikenal bisa dibedakan
berdasarkan karya-karya arsitektur yang di hasilkan pada masanya hanya ada pada
4 (empat) fase, yaitu:
1. rase Geometric,
2. rase Archaic,
3. rase Classic; dan
4. rase Hellenistic
©2003 Digitized by USU digital library
2
1. Fase Geometric (900-700 SM)
Era ini dinamakan geometric, karena karya-karya yang dibuat pada masa ini,
baik itu berupa. bangunan-bangunan maupun patung-patung, dibuat dengan
berdasarkan perhitungan-perhitungan matematis, dengan bentukan-bentukan yang
geometris (misalnya: lingkaran, garis-garis sejajar, segitiga dan sebagainya.). Pada
masa ini sistem pemerintahan negara adalah "City-state", yang dicirikan dengan
posisi kedudukan rakyat yang dinilai sama oleh negara. Mereka (rakyat)
diperbolehkan dan diberi kebebasan membicarakan apa saja yang ingin mereka
ungkapkan, baik itu mengenai keadaan politik, perkembangan-perkembangan,
filosofi, olah raga, seni dan sebagainya.
Hal tersebut mereka lakukan di ruangan terbuka yang kemudian dikenal
dengan sebutan "Agora". Sistem tatanegara seperti ini pula yang kemudian memicu
banyaknya lahir golongan kaum yang mempunyai tingkat intelektualas yang tinggi di
Yunani.
Pada era ini, dewa-dewa oleh mereka sangat diagungkan dan dihormati.
Untuk menunjukkan penghormatan mereka terhadap dewa-dewa tersebut, mereka
kemudian membuat patung-patung dewa tersebut dengan skala yang besar dan
kemudian mereka tempatkan dalam suatu kuil yang besar dan megah pula. Ciri khas
karya desain bangunan-bangunan yang mereka buat untuk ini (kuil) adalah
berbentuk solid, masif dan hanya sedikit sekali memikirkan bagaimana hubungan
dan kaitanya dengan desain interiornya.
Selain hal di atas, ciri khas yang lain adalah adanya 3 tiga macam "order"
(identifikasi bentuk tertentu) yang muncul pada jaman ini, yaitu:
1. Doric (dengan ciri desain bentukan kepala kolom pada bangunan yang masih
berbentuk sederhana dan sedikit sekali menampilkan hiasan)
2. Ionic (dimana desain bentukan kepala kolom sudah mulai menampilkan corakcorak hiasan)
3. Corinthian (dengan pol a hiasan-hiasan yang lebih semarak)
DORIC
©2003 Digitized by USU digital library
3
IONIC
CORINTHIAN
©2003 Digitized by USU digital library
4
2. Archaic (600-500 SM)
Era ini ditunjukkan dengan adanya perkembangan dalam karya-karya
arsitektur temple (kuil tempat para dewa). Panggambaran sculpture/patung-patung
tampil lebih rasional dan naturalis dengan skala ukuran dibuat dengan ukuran yang
sebenarnya. Walau masih deagan ekspresi yang sederhana, kuil-kuil di era ini tampil
monumental dengan ciri geometris yang masih kuat, baik bentukan maupun ukuran.
Contoh yang terbaik adalah kuil dewa Zeus di Olympia.
3. Classic (500-300 SM)
Masa ini ditandai dengan mulai dikembangkannya sistem interior pada karyakarya arsitekturnya. Gubahan bangunannya mulai menampilkan dan memadukan
eksterior dan interiornya. Karya-karya arsitektur yang lahir pada era ini banyak yang
menjadi fenomenal sebagai wujud karya Arsitektur Yunani. Beberapa contohnya
antara lain:kompleks Acropolis di Athena dengan bangunan-bangunan: -Parthenon
(Doric); -Erectheum (dengan gaya Ionic); -Kuil Nike Apteros; dan -Propyle. (bergaya
Doric dan Ionic).
Temple of Zeus Olympius.c. 170 B.C.
©2003 Digitized by USU digital library
5
View from the northwest, Parthenon
Plan, Erechtheum. Acropolis. Athens
c. 420 B.C.
Porch of the Maidens, Erechtheum
©2003 Digitized by USU digital library
6
Propylaea from the east
4. Hellenistic
Masa ini berkembang pada masa jayanya kerajaan yang dipimpin oleh
Alexander Yang Agung, dimana sistem pemerintahan "City-State" mulai ditinggalkan
dalam sistem ketatanegaraannya dan berganti dengan sistem kerajaan. Kaisar
Alexander ini juga dikenal sebagai raja yang sangat rajin berperang, sehingga karya
seni di Yunani kurang mendapat perhatian pemerintahannya. Tapi pada masa ini
ditandai pula dengan lahirnya filosof-filosof Yunani yang besar, yang ajaranajarannya kemudian menjadi panutan bangsanya (bahkan dunia). Mereka antara lain
Socrates, Plato dan Aristoteles, yang banyak memberi sumbangan-sumbangan besar
dalam membetuk kepribadian bangsanya.
Dalam karya arsitektur, pada masa fase hellenistic ini, gaya Ionic kemudian
mencapai puncak keemasannya dimana penampilan detail-detail bangunan dibuat
degan sangat sempurna. "Interior Space" dan volume bangunan pun sudah
mendapat perhatian yang besar, hal ini dapat dilihat pada beberapa bangunan,
antara lain: Apollo Temple (Kuil Apollo) dan Puri Basilica di Delos. Pembuatan
patung-patung ditampilkan mereka dengan wujud tiga dimensional yang tampil lebih
utuh. Pada masa ini pula telah mulai dikenal konsep yang dinamakan City Planning
(Miletus dan Priene), yang didasari atas perhitungan matematik, rectanguler, sistemsistem grid desain dan garis-garis geometris. Fase terakhir dari sejarah Yunani inilah
yang kemudian banyak mempengaruhi kebudayaan dan karya-karya arsitektur
dunia, terutama arsitektur Romawi.
Plan, Temple of Apollo
Temple of Apollo. Bassae.c. 420-410 B.C.
©2003 Digitized by USU digital library
7
Peta Yunani & Romawi
ROMAWI (100 SM-400 M)
Kawasan Romawi adalah daerah berupa semenanjung (yang sekarang dikenal
dengan semenanjung Italia). yang menjorok ke Laut Mediterania. Di bagian sebelah
Barat semenanjung adalah daerah pantai yang berkontur landai dengan sungai Tiber
bermuara di sisinya, sehingga kemudian daerah ini dikenal sebagai daerah
pelabuhan dan pelayaran yang cukup baik dan strategis. Berbeda halnya dengan sisi
bagian Timur yang tanahnya sedikit berpegunungan dengan kontur pantai yang
curam. Di sisi Utara jajirah Romawi adalah merupakan daerah pegunungan
(pegunungan Alpen) yang walaupun mempunyai iklim dan keadaan alam yang tidak
terlalu baik, tapi masih cukup mudah dan selalu dilalui dan didaki. Di sisi
pegunungan ini mengalir sungai Po yang sangat membantu menyuburkan kawasan
sekitar alirannya.
Dari kondisi alamnya yang tidak terlalu beragam dan adanya kemudahan
akses pencapaian ke kawasan lain disekitarnya (melalui darat maupun laut), diduga
menyebabkan bangsa Romawi ini mempunyai kebiasaan hidup yang tidak terlalu
variatif dan kreatif pula. Mereka dikenal sebagai bangsa yang tidak terlalu
memperhatikan unsur seni. Hal yang lebih terpikirkan oleh mereka dan diupayakan
adalah bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya. Umumnya bangsa Romawi
dikenal berprofesi sebagai petani, pekerja di pemerintahan ataupun sebagai prajurit
kerajaan. Begitupun, mereka dikenal sebagai bangsa yang terampil di bidang
administrasi dan pemerintahan.
Leluhur bangsa Romawi adalah bangsa Latium, disamping itu ada pula
percampuran dengan bangsa Atrusia dan bangsa Yunani yang umumnya pendatang
dari sisi Utara pegunungan Alpen. Hal ini tentunya mempengaruhi dan memberi
sumbangan besar kepada kebudayaan mereka (Romawi), karena bangsa-bangsa
pendatang ini membawa serta pula kebudayaan asal daerah dan bangsa mereka
Budaya Yunani yang terbawa dan mempengaruhi kebudayaan asli mereka misalnya
adanya gaya Ionic dan Doric dalam style disain mereka. Dari bangsa kawasan
Mesopotamia dibawa bentukan-bentukan model struktur Busur Lengkungan dan
Kubah. Kebudayaan-kebudayaan tersebut selanjutnya sesampainya di Romawi
kemudian
mengalami
penyesuaian
dan
terasimilasi
dengan
kebudayaan
setempat.Hal ini bisa terlihat pada jenis karya "Corinthian" dan "Composit" yang
berasal dari Ionic dan Doric di Yunani. Kalau di daerah asalnya Yunani, tiang-tiang
©2003 Digitized by USU digital library
8
(kolom) Ionic dan Doric tersebut dibuat mempunyai landasan/dasar secara bersamasama, di Romawi tiang-tiang tersebut kemudian diubah dengan masing-masing
mempunyai landasannya sendiri-sendiri.
Disamping itu, kebudayaan Romawi ini selain didapat dari bangsa Yunani
sendiri, juga diperoleh dari orang-orang Etruscan yaitu bangsa-bangsa pelaut dari
Mesopotamia, yang kemudian mengajarkan mereka tentang batu cetak dan struktur
Arch (busur/lengkungan) untuk banguanan-bangunan dengan bentangan yang lebar.
Selain itu, karena letaknya yang cukup strategis ini, dan adanya pelabuhanpelabuhan di sisi Barat Semenanjung Italia tersebut, membuat bangsa ini
mempergunakan kesempatan ini untuk menguasai daerah penjelajahannya yaitu
daerah sekitarediteranian. Kegemaran bangsa ini
menjelajah, kemudian
menyebabkan mereka menjadi banyak menyerap kebudayaan-kebudayaan dari luar
kawasannya dan tentunya semakin memperkaya pengetahuan dan sekaligus
menambah keragaman budaya mereka. Walaupun demikian, ciri khas kepribadian
orang Romawi yang berpikiran amat strategis, dengan sifat yang suka menonjolkan
kekuatan & kebesaran, fungsional dan realistis, membuat campuran kebudayaankebudayaan serapan mereka tersebut kemudian berubah menjadi suatu kebudayaan
baru yang eksis dan selanjutnya diakui dunia. Sebagai bangsa yang dikenal kuat dan
haus dalam berperang dan tidak pernah berhenti memperluas daerah jajahannya,
kepribadian mereka tersebut selanjutnya mereka tuangkan dalam karya-karya
arsitektur bangunan mereka yang mempunyai ciri menonjolkan kemegahan,
kekuatan dan besaran mereka. Beberapa contoh karya mereka yang terkenal
adalah:
- Temple of Fortune Virilis,
- The temple of Venus,
- Aquaduct dan
- Kuil Pantheon.
Hal yang unik, sampai untuk urusan rekreasipun sifat kepribadian mereka
ditampilkan. Hal ini dapat dilihat melalui arena gladiator (pertarungan manusia
dengan binatang, yang konon budaya inipun dibawa oleh orang-orang Etruscan)
yang dikenal dengan bangunan "Colosseum" di Roma.
Temple of Venus and Rome. Rome. 135 A.D.
Temple of Fortuna Virilis. Rome. Late 2 nd century B.C.
©2003 Digitized by USU digital library
9
View from the north, Pantheon. Rome.c. 118-126 A.D.
Colosseum. Rome. 72-80 A.D.
©2003 Digitized by USU digital library
10
Banyak orang lebih mengenal bahwa: tidak banyak bentukan-bentukan baru
yang asli merupakan milik budaya bangsa Romawi, dikarenakan arsitektur dan
kebudayaan mereka yang berupa asimilasi dari kebudayaan bermacam-macam
bangsa. Hal ini didasari oleh pola kebudayaan masyarakatnya yang cenderung
sekuler, berpikir fungsional serta sangat mencintai dan mengagungkan
kemonumentalan. Karya-karya arsitektur bangunan mereka sering dikritik sebagai
karya arsitektur yang kurang kreatif dengan ruang-ruang yang dihasilkan cenderung
amat stastis. Begitupun, dengan pola bentukan kebudayaan yang bermacam ragam
tersebut pula, karya-karya mereka dinilai menjadi lebih tahan terhadap kemajuan
jaman dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan peradaban lain pada masanya
maupun di masa berikutnya..
Orang Romawi dikenal sebagai seniman yang kurang baik, tetapi mereka merupakan
engineer arsitektur yang ulung. Hal ini disebabkan oleh pandangan dan pola
hidupn'ia yang lebih realistis tersebut.
Puncak kebudayaan Romawi antara lain ditandai dengan hadirnya bangunanbangunan yang besar dan monumental. Meskipun menghadapi masalah dengan
pertumbuhan penduduk yang sejalan dengan makin meningkatnya kekuasaan
Kekaisaran Romawi, para kaisar dan pemimpin Romawi tetap berusaha untuk
membangun monumen-monumen tersebut untuk menunjukkan kebesaran mereka.
Setiap adanya pergantian kekuasaan, para kaisar membangun mimbar-mimbar baru
yang lebih besar dari yang dibuat oleh kaisar pendahulunya. Dari peninggalan yang
masih ada dapat diketahui bahwa tindakan mereka tersebut ternyata dapatterwujud
oleh karena didukung oleh teknologi yang paling maju yang dikenal pada masanya.
Kuil Pantheon (120-24 SM) yang saat ini merupakan gereja Santa Maria Rotunda
adalah merupakan bukti dari peninggalan kebesaran arsitektur Romawi yang terbaik.
Meski banyak dekorasi asli bangunannya telah lama hilang, skala bangunan
Pantheon yang cenderung gigantis (raksasa), dengan kesederhanaan bentuk
geometrisnya serta perencanaan sistem interiornya yang baik, menjadikan bangunan
ini tampil amat mengagumkan. Pada masa ini kepentingan akan ruang dalam
"Interior Space" sangat diperhatikan. Hal ini ("Interior Space") adalah menjadi unsur
paling utama pada arsitektur Romawi selanjutnya, dimana penggunaan struktur
lengkungan dan lipatan, selain amat fungsional untuk ukurannya juga menjadi ciri
dari keindahan strukturnya dari sisi interior.
Mereka senang dengan rancangan ruangan yang besar-besar, sehingga
Arsitektur Romawi cenderung dan umumnya mempunyai skala yang monumental,
©2003 Digitized by USU digital library
11
dimana bentangan-bentangan bangunan dibuat dengan struktur lengkungan/busur.
Disamping itu mereka juga berusaha semaksimal mungkin menghindarkan
penggunaan tiang-tiang/kolom penyangga yang banyak (untuk mendapatkan "space'
yang besar dalam bangunan). Disamping itu, upaya pengidentifikasian/pengenalan
jenis bangunan berdasarkan fungsinya pun sudah mulai mereka kembangkan. Hal ini
dapat dilihat pada cara mereka dalam membedakan bentuk tampilan maupun
perletakan suatu bangunan yang diidentifikasikan berdasarkan penempatannya di
suatu kawasan.
Satu lagi hal lain yang tidak kalah pentingnya, walaupun kebudayaan dan
desain arsitektur dari bangunannya banyak dipengaruhi oleh kebudayaan berbagai
bangsa yang berinteraksi dengan kebudayaan mereka, orang Romawi tidak secara
total meniru dan mengambil semua ide-ide tersebut untuk dipergunakan secara
langsung pada karya-karya mereka. Mereka mempunyai alasan yang praktis dan
cukup rasional dalam menyerap dan mempergunakan masukan-masukan yang
mereka peroleh, untuk kemudian diasimilasikan dengan kebudayaan dan
pengetahuan yang mereka miliki.
Bangsa Romawi juga dikenal banyak memberi sumbangan karya yang
kemudian menjadi panutan untuk kebudayaan bangsa-bangsa lain di dunia. Salah
satu karya teknologi yang menonjol dari bangsa ini adalah sistem penataan jalan
rayanya yang dikemudian hari dibuat menjadi acuan dasar sistem jalan raya di Eropa
pada saat itu, bahkan sistem ini masih dipergunakan hingga saat ini. Begitu juga
dengan kualitas pekerjaannya, orang-orang Romawi juga dikenal banyak
memberikan contoh bagaimana cara bekerja dengan ketepatan dan ketelitian, yang
kemudian hal ini diakui oleh dunia.
Daftar Pustaka
Adam, Robert, "Clasical Architecture", Comprehensive Handbook to The Traditional of
Clasical Style, (NY, Henry N Abrams Inc Published)
"ARCHITECTURE, From Prehistory to Post Modernism/The Western Tradition",
Published: Prentice Hall Inc, New Jersey and Harry N Abrams Inc, New York,
1986
Doxiadis C.A, translated and edited by Tyewhitt, Jaqueline, "Architectural Space in
An Greek", (The M.I.T Published, 1972)
Kuliah "AR-641 (Sejarah & Kritik Arsitektur)" Pasca Sarjana oleh: Ir Yuswadi Salija
March., Sem-1 1999-2000
Runes & Schrickel, "Encyclopedia of The Arts", volume-1, (New York, Philosopphical
Library, 1956)
©2003 Digitized by USU digital library
12
Download