Erna Roostin, Menuju Perspektif Baru…

advertisement
Erna Roostin, Menuju Perspektif Baru…
Menuju Perspektif Baru Dalam Pembelajaran dengan
Pendekatan Sosial-Budaya Pada Anak
Erna Roostin1
Abstrak
Pendekatan sosial-budaya merupakan salah satu pengembangan dari kurikulum. Pendekatan ini
dipengaruhi oleh pemikiran Piaget, Bruner dan Vygotsky. Sosio-budaya sangat terpengaruh oleh
pandangan-pandangan dari Vygotsky (1978) . Seiring dengan Piaget penekanan terhadap
pemahaman perkembangan ditinjau dari sisi genetik . Pendekatan lainnya mengarah pada perhatian
asal muasal “Sosial”, dimana kapasitas intelektual berhubungan erat dengan aktifitas sosial , semakin
tinggi intelektual seseorang maka aktivitas sosialnya juga akan semakin banyak, hal ini dikarenakan
aktivitas sosial sebagai tuntutan dari intektual sesuai dengan pengamatan dan analisis Vygotsky.
Kemampuan dan hubungan antar manusia selalu dikaitkan dengan penggunaan alat alat dan teknologi
fisik. Akan tetapi sosial-budaya mengarahkan pemikiran kita bukan kepada fisiknya akan tetapi
bagaimana cara-cara dan ketersediaan alat tersebut, dengan kata lain sosial-budaya mengambil
pandangan/perspektif dari sudut pemikirannya, sedangkan realitanya diwujudkan dengan bentuk alatalat tadi. Pendidikan diperoleh dari pemaknaan terhadap tradisi dan budaya, dan pengetahuan dapat
diperoleh dari masyarakat. Bruner juga berpendapat bahwa pendidikan harus membantu siswa tumbuh
besar dalam suatu budaya, membantu menemukan identitas diri dan membantu menemukan makna
hidup dari budaya tersebut. Alat dan tanda serta simbol sesuatu adalah produk dari sejarah sosialbudaya yang diinterpestasikan kedalam pemikiran orang-orang/masyarakat sesuai perkembangan
didalam masyarakat. Pada kenyataan terdapat begitu banyak budaya dimuka bumi ini, termasuk pola
pengasuhan anak. Di Indonesia pola orang tua untuk mendidik dan mengasuh putra putrinya dikenal
dengan istilah asuh, asah dan asih.
Kata Kunci : Perspektif, Pembelajaran, Anak, Pendekatan , Sosial, Budaya
1
Erna Roostin, dosen STKIP Sebelas April Sumedang. Email: [email protected]
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |82
Erna Roostin, Menuju Perspektif Baru…
b. Bruner
PENDAHULUAN
Perkembangan manusia adalah sesuatu
Pendidikan diperoleh dari pemaknaan
yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan
terhadap tradisi dan budaya, dan pengetahuan
sosial dan budaya, yang merupakan suatu
dapat diperoleh dari masyarakat. Bruner juga
proses perkembangan mental seperti ingatan,
berpendapat
perhatian, dan penalaran yang melibatkan
membantu siswa tumbuh besar dalam suatu
pembelajaran dengan menggunakan temuan-
budaya, membantu menemukan identitas diri
temuan masyarakat. Setiap anak diharapkan
dan membantu menemukan makna hidup dari
dapat berkembang secara sempurna baik
budaya tersebut.
dalam perkembangan fisik, kejiwaan dan juga
bahwa
pendidikan
harus
c. Vygotsky
sosialnya sesuai dengan standar kesehatan,
Pendekatan ini mengarahkan perhatian
yaitu sehat jasmani, rohani dan sosial. Anak-
pada asal muasal sosial pemungsian mental
anak lahir dengan fungsi mental yang relatif
dimana kapasitas intelektual di pengaruhi oleh
dasar seperti kemampuan untuk memahami
aktifitas sosial. Vygotsky menganalisis cara-
dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun,
cara berpikir di modelkan dalam hubungan
anak-anak tak banyak memiliki fungsi mental
dan aktifitas sosial sebelum di internalisasi dan
yang lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan
tersedia untuk pemikiran yg lebih mandiri
menyelesaikan masalah. Anak seusia ini akan
sama halnya dengan konsep perkembangan
lebih mudah belajar dan paham dengan
proksimal
melakukan aktifitas, bukan dengan diceramahi
pengaruh untuk perkembangan pengetahuan .
atau sekadar kata-kata.
Lev
Pendekatan sosial-budaya merupakan
salah
satu
dimana
pengembangan
pendidikan
orang
Vygotsky
yang
lain
memiliki
adalah
melihat
tokoh
bagaimana
kurikulum.
pembelajaran itu terjadi dipandang dari sisi
Pendekatan ini dipengaruhi oleh pemikiran
sosial. Perkembangan kognitif dan bahasa
Piaget, Bruner dan Vygotsky.
anak-anak tidak berkembang dalam suatu
a. Piaget
situasi sosial yang hampa. Teori Vygotsky
Pembelajaran pada anak diperoleh
menawarkan
suatu
sesuatu
perkembangan
sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.
manusia
Piaget menekankan pada aspek perkembangan
terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan
fisik sebagai
pemenuhan potensi biologis.
budaya.
Faktor-faktor
biologis
yang
tidak
mudah
Menurut Vygotsky, fungsi-fungsi ini
dipahami, baik dalam hal variasi gen maupun
dianggap sebagai ”alat kebudayaan” tempat
dalam hal pemungsian syaraf otak.
individu hidup dan alat-alat itu berasal dari
ISSN 2086 – 1397
semakin
sebagai
potret
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |83
Erna Roostin, Menuju Perspektif Baru…
budaya. Alat-alat itu diwariskan pada anak-
psikomotorik.
Pola
anak oleh anggota-anggota kebudayaan yang
pembentukan
intelektualitas,
lebih tua selama pengalaman pembelajaran
bahasa, keruntutan logika dan nalar, serta
yang dipandu. Pengalaman dengan orang lain
ketangkasan dalam mengolah gerak tubuh.
secara berangsur menjadi semakin mendalam
Sedangkan pola asih merupakan perawatan
dan membentuk gambaran batin anak tentang
anak
dunia. Karena itulah berpikir setiap anak
emosional dan spiritual sehingga mampu
dengan cara yang sama dengan anggota lain
menyuburkan rasa kasih sayang, empati,
dalam kebudayaannya
memiliki norma dan nilai sosial yang bisa
dalam
asah
ini
meliputi
kecakapan
mengembangkan
kecerdasan
Selain itu peran orang tua sangat
diterima oleh masyarakat. Pola asih ini akan
penting dalam mendidik anak, dan akan
mempengaruhi perkembangan afeksi anak,
mempengaruhi tumbuh-kembang anak, akan
meliputi moral, akhlak, emosi dan perilaku.
tetapi orangtua merupakan significant other
1. Pendekatan
Sosial
terhadap
bagi anak dan role model bagi seorang anak
Pembelajaran
dalam proses pembentukan kepribadiannya.
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia
Dengan demikian pada tahap awal, orangtua
(1984:961) sosial diartikan sebagai segala
memiliki peran penting dalam pertumbuhan
sesuatu
dan perkembangan anak termasuk dalam
kemasyarakatan. Arti lain dari sosial adalah
pembentukan karakter dan penanaman nilai-
masyarakat atau orang-orang yang hidup
nilai budi pekerti pada anak. Karena orangtua
dalam masyarakat, sedangkan masyarakat
merupakan sosok pertama dan utama dalam
sendiri diartikan
melindungi, merawat, dan mencurahkan kasih-
memiliki kebutuhan hidup bersama.
mengenai
masyarakat
atau
sekelompok orang yang
sayang sebelum anak mengenal orang lain. Di
Secara umum pengertian Sosial adalah
Indonesia orangtua mengenal istilah asuh,
sesuatu sifat dasar yang dimiliki oleh setiap
asah dan asih yang dijadikan pola untuk
individu
mendidik putra-putrinya. Pola asuh adalah
lingkungannya.
perlakuan orangtua dalam rangka memenuhi
Yang termasuk pendekatan sosial terhadap
kebutuhan, memberi
perlindungan, dan
pembelajaran untuk tumbuh kembang anak
mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari.
usia dini yaitu setting individual di mana anak
Pola asuh lebih menyangkut pada perawatan
tumbuh
dan
keluarga,
perlindungan
anak
yang
sangat
untuk
dan
berinteraksi
berkembang
teman
sebaya,
meliputi
sekolah
lingkungan
anak. Pola asah menyangkut perawatan anak
pengalaman-pengalaman yang di dapatkan di
dalam menyuburkan kecerdasan majemuk,
dalam keluarga, pengalaman dengan teman
utamanya terkait dengan aspek kognitif dan
sebaya,
pengalaman
tempat
dan
menentukan pembentukan fisik dan mental
ISSN 2086 – 1397
sekitar
yang
dengan
di
tinggal,
sekolah
dan
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |84
Erna Roostin, Menuju Perspektif Baru…
pengalaman
lingkungan
tempat
tinggal.
kebudayaan ini, perkembangan mental anak-
Pengaruh pendekatan sosial dipengaruhi juga
anak
oleh media masa seperti TV, majalah anak-
akhirnya anak-anak akan mempelajari sendiri
anak, film dan lingkungan pekerjaan orang
beberapa konsep melalui pengalaman sehari-
tua.
hari, Vygotsky percaya bahwa anak akan jauh
Menurut pandangan Piaget (Wortham,
2006:
36)
bahwa
anak
membangun
menjadi
matang.
Meskipun
lebih berkembang jika berinteraksi dengan
orang lain. Anak-anak tidak akan pernah
pengetahuannya melalui interaksi aktif denga
mengembangkan
lingkungan, dan pengalaman belajar anak
formal tanpa bantuan orang lain.
sejak
dini
sangatlah
perkembangan
penting
bagi
anak
didik.
kecerdasan
pada
pemikiran
2. Pendekatan
Budaya
operasional
terhadap
Pembelajaran
Pengalaman belajar ini diperoleh karena
Budaya dapat diartikan sebagai pikiran
adanya interaksi dengan orang lain, baik itu
atau
akal
guru, orang tua dan teman sebaya. Sedangkan
diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan
menurut teori belajar sosial Albert Bandura
akal
(Wortham, 2006: 35) bahwa perilaku dibentuk
kesenian, adat istiadat, dan lain sebagainya.
budi
budi
sedangkan
manusia
seperti
kebudayaan
kepercayaan,
karena proses meniru terhadap perilaku yang
Budaya dipelajari dan diwariskan dari
dilakukan oleh orang lain, adanya interaksi
satu generasi ke generasi berikutnya atau dari
anak
disekitarnya.
orang tua ke anak-anaknya dalam suatu
Vygotsky (Wortham, 2006: 37) berpendapat
masyarakat karena hal-hal yang dianggaap
bahwa interaksi sosial dan fisik memiliki
baik perlu untuk dipertahankan dan diteruskan
peranan yang sangat penting dalam perilaku
kepada generasi berikutnya, serta mungkin
pengetahuan
seorang
hendaknya
guru
terhadap
lingkungan
individu
sehingga
saja suatu masyarakat menganggap bahwa hal-
memahami
tentang
hal tertentu ada yang perlu dirubah atau
lingkungan sosial, latar belakang budaya, latar
diperbaiki dalam budaya mereka. Bruner juga
belakang keluarga sebelum melakukan proses
berpendapat
pembelajaran dan keterampilan-keterampilan
membantu siswa tumbuh besar dalam suatu
dalam
berkembang
budaya, membantu menemukan identitas diri
melalui interaksi sosial. Informasi tentang alat-
dan membantu menemukan makna hidup dari
alat,
budaya tersebut.
keberfungsian
mental
keterampilan-keterampilan
hubungan-hubungan
interpersonal
dan
bahwa
pendidikan
harus
kognitif
Pada kenyataan terdapat begitu banyak
dipancarkan melalui interaksi langsung dengan
budaya dimuka bumi ini, termasuk pola
manusia.
pengasuhan
Melalui
pengorganisasian
anak.
Pola
pengasuhan
ini
pengalaman-pengalaman interaksi sosial yang
terbentuk tradisi dan peralatan budaya dangan
berada
pendidikan sebagai proses utama sehingga
di
dalam
ISSN 2086 – 1397
suatu
latar
belakang
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |85
Erna Roostin, Menuju Perspektif Baru…
setiap masyarakat dapat berbagi dengan
luar biasa sehingga sangat dinantikan oleh
sesamanya.
anggota keluarganya. Refleksi syukuran atas
Lembaga/sekolah/institusi
pendidikan
sangat
mengembangkan
berperan
pola
aktif
dalam
kehadiran anak ditunjukan dengan hadirnya
pengasuhan
secara
berbagai upacara syukuran untuk menyambut
tradisional.
kehadiran anak misalnya di daerah Sunda
Di Amerika, trend memasukkan anak
dalam
program
tersebut
a. 4 bulanan yang ditujukan untuk
sebenarnya lebih banyak dilakukan oleh para
memohon doa keselamatan bagi calon
wanita yang bekerja sehingga mereka harus
bayi yang baru diberi ruh agar selamat
menitipkan anaknya. Di Indonesia sendiri,
sampai kelahirannya.
kecenderungan
child
untuk
day-care
contohnya :
memasukkan
anak
b. 7 bulanan ditujukan untuk memohon
dalam program child day-care tampaknya
doa keselamatan bagi calon bayi dapat
sudah mengalami perubahan karena anak-anak
lahir dengan lancar dan selamat
yang mengikuti program bukanlah disebabkan
sampai
karena ibunya harus bekerja sepanjang hari.
membagikan
Sekarang
ini,
memasukkan
dalam
keluarga yang datang , dan sesaji
program
child
day-care
banyak
kelapa muda yang diberi gambar
dipengaruhi oleh alasan trend atau mode
wayang Arjuna dan Sri Kandi dengan
sehingga seringkali lupa untuk melihat pada
harapan bila nanti bayi lahir untuk
kebutuhan sebenarnya dari sang anak. Tidak
laki-laki setampan Arjuna dan bila
jarang anak-anak tersebut dimasukkan oleh
perempuan secantik Sri Kandi.
anak
lebih
orang tuanya karena mereka tidak mau repot-
kelahirannya,
rujakan
bagi
dan
sanak
c. Barokahan untuk bayi yang baru lahir
repot untuk mendidik atau mengajari beberapa
dengan
keterampilan pada anak-anak mereka atau
kemudian dimalam harinya diberi
karena para orang tua berpikir, semakin cepat
lilin.
dimasukkan
ke
day-care
program, anak
d. Puput
menanam
yang
ari-ari,
ditujukan
yang
untuk
mereka akan semakin cepat
memohon keselamatan bagi bayi yang
pintar
dilaksanakan pada tali pusat putus
Fungsi
budaya
adalah
untuk
dengan mengadakan syukuran dan
membantu anak-anak dalam mengadaptasi
pemberian nama bayi.
dengan kondisi yang diperlukan ketika mereka
pembagian sesaji kepada tetangga.
hidup di lingkungannya.
Begitupun dengan daera-daerah lain
Di masyarakat Indonesia terdapat perpaduan
yang ada di Indonesia tentunya akan
agama dan kebudayaan dalam menyambut
memiliki adat istiadat dan kebudayaan
kelahiran seorang anak sebagai anugerah yang
yang beragam.
ISSN 2086 – 1397
Ari-ari dan
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |86
Erna Roostin, Menuju Perspektif Baru…
3. Pendekatan
yang
Sosial-
Budaya
konflik yang dihadapinya. Permainan diyakini
terhadap Pembelajaran
mampu
Sosial budaya adalah segala sesuatu
membantu anak dalam menyelesaikan masalah
dihasilkan
sehingga
dan konflik yang dihadapi dalam hidupnya.
kelangsungan kehidupan bermasyarakat, salah
Optimalisasi alat permainan tradisional yang
satu yang termasuk dalam pembelajaran sosial
mampu mengembangkan kecerdasan majemuk
budaya
perlu mendapatkan perhatian serius dari semua
tradisional
manusia
ketegangan
untuk
adalah
oleh
meredakan
permainan
karena
selain
anak-anak
dapat
pihak. Diharapkan alat permainan tidak saja
berinteraksi dengan lingkungan dan teman
mampu merangsang kecerdasan anak tetapi
sebayanya juga dapat melestarikan budaya
juga memperkenalkan identitas dan keunikan
permainan tradisional yang ada di daerahnya
bangsa terhadap anak sejak dini. Permainan
masing-masing.
tradisional mampu mengasah kemampuan
Permainan tradisional yang kini ada telah
yang
banyak
memadai dengan biaya dan kemudahan dalam
dihilangkan
permainan
moderen
anak
tergantikan
padahal
oleh
permainan
dibutuhkan
anak
secara
intensif,
membuatnya.
tradisional mampu memacu perkembangan
Selain permainan tradisional intensitas
syaraf anak secara seimbang sehingga anak
penggunaan televisi tidak dibarengi dengan
tidak hanya pintar secara intelektual, tapi juga
berkembangnya budaya dan melek media
cerdas secara emosional, spiritual dan sosial.
(media literacy) sehingga orang tua memiliki
Sedangkan
keterbatasan waktu dan pengetahuan dalam
permainan
modern
cenderung
mendidik anak untuk bersikap individual,
mendampingi
egois, dan anti sosial. Mengenal permainan
televisi. Hal ini mengakibatkan perubahan
tradisional
misalnya,
perilaku anak yang menjadi cepat dewasa
memacu
secara seksual dibandingkan kematangan umur
keseimbangan otak kanan dan otak kiri serta
dan mentalnya. Hal ini diperparah dengan
koordinasi antara kaki dan tangan, permainan
banyaknya
dhakon/congklak dapat membantu anak untuk
gampang
memahami strategi untung-rugi,
berkembang
perilaku
bola bekel dapat merangsang kecerdasan
kecenderungan
melakukan
emosional, keseimbangan, koordinasi saraf
kalangan anak-anak. Berbagai acara televisi
mata dan tangan dan sosial anak.
menawarkan berbagai tayangan menarik ke
permainan
untuk
anak-anak,
engrang
dapat
permainan
anaknya
visualisasi
ditiru
yang
menonton
kekerasan
oleh
anak
yang
sehingga
agresif
kekerasan
dan
di
Menurut Freud dan Erikson (Santrock,
ruang pribadi keluarga dan anak sehingga
1998) Bermain bagi anak sangat berguna
banyak waktu yang terbuang untuk menonton
sebagai salah satu bentuk penyesuaian diri,
televisi yang secara bertahap memunculkan
membantu anak menguasai kecemasan dan
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |87
Erna Roostin, Menuju Perspektif Baru…
sikap malas belajar karena tergoda tayangan
Indonesia
memiliki
kekayaan
televisi.
permainan anak tradisional yang luar biasa.
KESIMPULAN
Namun sekarang ini permainan tradisional
Terkait
dengan
di
mulai banyak ditinggalkan dan dilupakan dan
sosial-budaya
digantikan dengan permainan modern, di sisi
tercantum dalam peraturan
lain alat permainan modern belum cukup
mentri No 16 tahun 2007 tentang kompetensi
tersedia sehingga tidak cukup alternative bagi
guru PAUD.
anak
Tradisi yang berkembang dalam masyarakat
majemuknya. Di samping itu, ada beberapa
ada yang kondusif untuk perkembangan anak
permainan tradisional yang tidak aman bagi
juga ada yang menghambat tumbuh kembang
anak sehingga mengkahawatirkan. Selajutnya,
anak untuk itu diperlukan kemampuan untuk
beberapa
mengambil
dan
membuat anak menjadi individual, soliter, dan
menghilangkan tradisi yang kurang baik
anti sosial. Pembedaan jender juga masih
menjaga yang lama dan baik serta melakukan
berlaku di sebagian besar permainan anak
inovasi baru yang lebih baik. Tradisi baik
tradisional.
misalnya sambutan hangat terhadap kehadiran
Untuk mengantisipasi berbagai permasalahan
seorang
tersebut diperlukan upaya sebagai berikut:
Indonesia,
pendidikan
pendekatan
pembelajaran
tradisi
anak
yang
keceriaan
anak.
perempuan
dan
yang
baik
melahirkan
Tingkat
kondisi
sosial
aroma
pendidikan
ekonomi
dalam
mengembangkan
permainan
kecerdasan
moderen
cenderung
1. Menggali dan mempromosikan berbagai
tradisi
dan
budaya
lokal
yang
masyarakat yang bervariasi dan umumnya
konstruktif dalam
didominasi oleh pendidikan rendah dengan
dan meminimalisasi tradisi lokal yang
ekonomi
tidak konstruktif.
yang terbatas berdampak pada
pengasuhan anak
beragamanya pola dan kualitas pengasuhan
2. Melakukan sosialisasi dan advokasi pola
pada anak. Pola asuh, asah dan asih orangtua
asuh, asah, dan asih yang holistik dan
terhadap anak dipengaruhi oleh banyak hal,
terintegrasi, termasuk mendorong pada
seperti latar belakang budaya, status sosial-
penggunaan pola asuh yang positif
ekonomi, kondisi geografis, dan pemahaman
berdasarkan kearifan lokal (local genius
nilai – nilai. Dengan demikian masing-masing
and wisdom) dan mengarahkan pada
ranah kebudayaan memiliki pola asuh, asah
proses tumbuh kembang, interaksi, dan
dan asih yang berbeda-beda. Orang tua di
sosialisasi
beberapa daerah menerapkan pola asuh, asah
sekitarnya.
dan asih secara turun temurun dari nenek
moyang.
dengan
3. Memadukan permainan tradisional dan
modern dalam memperkuat kecerdasan
majemuk anak,
ISSN 2086 – 1397
lingkungan
serta mendorong
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |88
Erna Roostin, Menuju Perspektif Baru…
berkembangnya alat permainan anak
yang ramah jender (gender friendly).
6. Melakukan
berbagai
sosialisasi
dan
komunikasi,
edukasi
dalam
4. Revitalisasi permainan tradisional anak-
meningkatkan tingkat melek media
anak nusantara antara lain mealui
(media literacy) orang tua sehingga
pemetaan, pengenalan dan promosi,
mampu menyikapi kehadiran televisi
serta mendorong terwujudnya kerjasama
secara
yang sinergis antar pihak terkait dalam
mendampingi
upaya
anaknya ketika menonton televisi.
melestarikan
permainan
tradisional.
5. Memperkuat sinergi Komisi Penyiaran
arif
7. Menumbuh
dan
peduli
dan
untuk
membimbing
kembangkan
berbagai
partisipasi dan keswadayaan masyarakat
Indonesia dan pemerintah dalam menata
dalam
melakukan
dan mengatur ruang publik, khususnya
media
program dan frekuensi televisi yang
misalnya
massa,
melalui
kontrol
terhadap
terutama
televisi,
media
wacth.
ramah anak.
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |89
Erna Roostin, Menuju Perspektif Baru…
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hafizh Mushlihin. (2012) .Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky
http://www.referensimakalah.com/2012/09/teori-pembelajaran-sosial-vygotsky.html
Diakses tanggal 3 April 2014
Bacthiar.( 2013). Kebijakan Pendidikan Indonesia: Kebijakan Berbasis Riset.UPI:Konferensi
pendidikan Anak Usia Dini dan pendidikan Dasar.
Hermawan dan Kanda. (2006). Perspektif Sosial Budaya. Bandung :UPI Press.
Kementrian Pendidikan Nasional. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta:
Kemendiknas.
Khaerudin, H. (2002). Sosiologi Keluarga.Yogyakarta : Liberty.
Muttaqin Tatang. (2007) . Meneropong Tumbuh Kembang Anak : Persfektif Sosio-Budaya http ://
referensimakalah.com /2007/04/ meneropong-tumbuh-kembang-anak : Persfektif-sosiobudaya. Html. Diakses tanggal 3 April 2014
Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta :Pusat Bahasa.
Santrock. (1998) . Perkembangan Anak : Jakarta :Erlangga.
Senjaya Wina.(2013).Strategi Pembelajaran.Jakarta.Kencana .
Shochib, M. (2010). Pola asuh orangtua. Jakarta:Rieneka Cipta.
Sujiyono Yuliani.( 2011). Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
Undang undang. (2003). Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.
Wortham,sue c.( 2006). Earyl Childhood Curriculum. Developmental Bses for Learing And
Teaching. Columbus Ohaio, Pearson.
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |90
Download