CITY BRANDING SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI PARIWISATA

advertisement
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
CITY BRANDING SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI PARIWISATA
KABUPATEN BUTON TENGAH
SITTI UTAMI REZKIAWATY KAMIL
Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Halu Oleo
[email protected]
Abstract
Inter-regional tourism competition lately more competitive, to compete needed an effective strategy to
develop the potential and uniqueness of the area to be competitive. For that management must be increasingly
innovative attraction so tourists who come, want to repeat their visit in the tourist area. Which became the main issue
raised related to tourism in the area today is how to improve the competitiveness of the region so that its potential can
be explored to the fullest. Low regional competitiveness is often associated with a lack of knowledge (awareness)
investors and tourists to the potential of the region and therefore many areas later realized the importance of branding
the region to attracting investors and tourists as much as possible. Central Buton regency official blooms of
administrative Buton since June 24, 2014 and is currently developing a tourism strategy which is owned given the
enormous potential. City branding is judged to be the right strategy to be run by the Department of Culture and Tourism
Central Buton regency in developing the tourism potential of the area. City branding is formed by elaborating on the
brand image and brand Identity will be able to develop the potential and uniqueness of the area into a power of tourism.
Keyword: City Branding, Branding, Tourism
Abstrak
Persaingan pariwisata antar-daerah belakangan ini semakin kompetitif, untuk bisa bersaing dibutuhkan
strategi yang efektif untuk mengembangkan potensi dan keunikan daerah agar berdaya saing. Untuk itu pengelolaan
objek wisata harus semakin inovatif sehingga wisatawan yang dating, mau untuk mengulang kunjungan mereka di
daerah wisata tersebut. Yang menjadi persoalan utama yang mengemuka terkait pariwisata di daerah saat ini adalah
bagaimana meningkatkan daya saing daerah sehingga potensinya dapat tergarap dengan maksimal. Daya saing daerah
yang rendah seringkali berkaitan dengan kurangnya pengetahuan (awareness) investor maupun wisatawan terhadap
potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut oleh sebab itu banyak daerah kemudian menyadari pentingnya melakukan
branding terhadap daerah guna menjaring investor dan wisatawan sebanyak mungkin. Kabupaten Buton Tengah yang
resmi mekar dari adminstratif Kabupaten Buton sejak 24 Juni 2014 lalu saat ini tengah mengembangkan strategi
pariwisata yang dimiliki mengingat potensinya yang cukup besar. City branding dinilai menjadi strategi yang tepat
untuk dijalankan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buton Tengah dalam mengembangkan potensi
wisata daerah. City branding dibentuk dengan mengelaborasi brand image dan brand Identity akan dapat
mengembangkan potensi dan keunikan daerah menjadi kekuatan pariwisata.
Keyword: City Branding, Branding, Pariwisata.
PENDAHULUAN
salah satu modal strategis sebuah daerah.
City Branding bukanlah praktik pemasaran
Persaingan pariwisata antar-daerah yang
baru dalam penyelenggaraan pariwisata suatu
semakin kompetitif, mendorong lahirnya
daerah. Praktik pemasaran daerah telah lama
strategi
dipakai sebagai strategi untuk menjual
promosi dan pemasaran daerah yang efektif,
destinasi wisata dan berkembang seiring
didukung dengan pengelolaan objek wisata
dengan semakin kuatnya pariwisata sebagai
yang harus semakin inovatif sehingga
1
komunikasi
dalam
melakukan
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
wisatawan yang akan datang nanti mau untuk
berkarakter diperlukan kajian mendalam
mengulang kunjungan mereka di daerah
sehingga
wisata tersebut. Persoalan utama kemudian
keunggulan-keunggulan
yang
adalah
komparatif di Kabupaten Buton Tengah.
bagaimana meningkatkan daya saing daerah
Keputusan suatu daerah untuk melakukan city
sehingga potensinya dapat tergarap dengan
branding
maksimal.Otonomi
kebijakan komunikasi sekaligus kebijakan
mengemuka
menyediakan
belakangan
daerah
kesempatan
kemudian
dapat
mengkomunikasikan
daerah
dilihat
sebagai
yang
suatu
seluas-
publik yang diambil oleh pemerintah daerah.
luasnya kepada daerah memanfaatkan sember
Menyadari keunggulan dan daya saing saja
daya, ide dan orang untuk memaksimalkan
tidak
pembangunan. Otonomi pula yang kemudian
menciptakan citra atau reputasi, oleh sebab
mendorong semakin sengitnya
kompetisi
itu city branding merupakan bagian yang
antar-daerah,
menuntut
inheren dalam pengembangan daya saing
yang
yang
mampu
kemudian
cukup,
daerah
harus
mampu
kesiapan daerah untuk lebih inovatif dan
daerah.
berdaya saing. Kabupaten Buton Tengah
seringkali
merupakan salah satu daerah administratif
pengetahuan (awareness) investor maupun
yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara
wisatawan terhadap potensi yang dimiliki
yang merupakan wilayah pemekaran dari
oleh daerah tersebut, oleh sebab itu banyak
Kabupaten Buton dan secara resmi dibentuk
daerah kemudian menyadari pentingnya
pada tahun 2014 ini melalui UU Nomor 5.
melakukan branding guna menjaring investor
Sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) dan
dan wisatawan sebanyak mungkin.
membutuhkan perencanaan yang baik untuk
Kabupaten Buton Tengah memiliki potensi
pembanggunan dimasa mendatang. Salah
pariwisata bahari dan alam, potensi ini
satu
dapat
ibaratnya sebuah produk atau jasa yang
dikembangkan didaerah ini adalah sektor
dikemas dan diberi merek (branding) agar
pariwisata
identifikasi
memiliki ciri yang dapat membedakannya
potensi wisata haruslah dilakukan lebih
dengan daerah lainnya. Branding daerah yang
terukur dan sistimatis. Proses branding yang
baik tentu saja akan berpengaruh pada
dilakukan oleh daerah merupakan sebuah
pembentukan identitas (brand identity) dan
strategi komunikasi yang kompleks sebab
citra (brand image). Sayangnya persoalan
untuk menghasilkan brand yang kuat dan
yang kerap kali terjadi adalah pencitraan
faktor
potensial
sehingga
yang
proses
2
Daya saing daerah yang rendah
berkaitan
dengan
kurangnya
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
daerah seringkali terjebak sekedar pada
kota
aktivitas yang bersifat artifisial semata.
branding melibatkan keterkaitan berbagai
Daerah hanya membuat jargon-jargon tetapi
pihak untuk sampai pada citra yang hendak
tidak
dibangun
disesuaikan
dengan
potensi
dan
tersebut.
Dalam
oleh
pelaksanaannya
sebuah
kota;
karakteristik daerah. Jargon-jargon yang
komunikasi
dibuat juga tidak diintegrasikan dan tidak
komunikasi formal, intensif yang biasa
representatif dengan masterplan pembangun
dikenal dalam praktek pemasaran seperti
daerah yang telah direncanakan, padahal
periklanan, kehumasan, desain grafis dan
kesesuaian antara citra yang diciptakan
sebagainya;
melalui jargon-jargon daerah haruslah sesuai
berkaitan dengan word of mouth, yang
dengan rencana pembangunan daerah seperti
diperkuat
yang dikemukakan oleh Kavaratzis (2004)
kompetitor yang tidak dapat dikontrol oleh
menyatakan bahwa penggunaan jargon, iklan,
pemasar. Keseluruhan proses branding dan
humas dan sejenisnya itu adalah tahapan
dua
kedua/sekunder dari proses pencitraan kota.
bertujuan
Tahapan utama/primer adalah justru pada
memperkuat komunikasi tersier yang positif
pengelolaan ruang, perilaku, infrastruktur dan
khususnya pada warga kota yang pada saat
struktur organisasi.
bersamaan merupakan khalayak sasaran
Saat ini sektor pariwisata Buton Tengah
sekaligus pemasar kota yang paling penting.
terkenal dengan wisata bahari dan gua,
Citra dan Identitas Daerah
bahkan ada banyak gua diwilayah ini yang
Daerah dengan citra yang positif mampu
terletak dibawah laut. Keunikan dan potensi
menyihir pikiran orang lain. Citra tempat
ini yang coba diwujudkan melalui branding.
biasanya akan dikumpulkan dari karakteristik
Kavaritzis (2004) mengatakan lebih lanjut
tempat yang inheren dengan perspektif
bahwa city branding dilihat sebagai bentuk
manusianya.
komunikasi citra (image communication)
disebabkan oleh dua alasan yakni sebagai
yang melibatkan tiga aspek komunikasi yaitu:
entitas politik dan entitas ekonomi. Tidak
pertama, komunikasi primer yang merupakan
dapat disangkal bahwa pariwisata melibatkan
semua
banyak pemangku kepentingan untuk bisa
tampilan
landscape,
kota
infrastruktur,
seperti
strategi
birokrasi
serta
sekunder
kedua,
ketiga,
komunikasi
oleh media
tipe
komunikasi
untuk
Daerah
merupakan
dan
yang
tersier
komunikasi
terkontrol
menimbulkan
membutuh
dan
citra
mewujudkan keberhasilannya. Aspek penting
semua perilaku atau tindakan menyangkut
yang
3
harus
saling
bersinergi
dalam
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
mensukseskan strategi city branding adalah
METODE PENELITIAN
pemerintah, investor dan pelaku bisnis,
Penelitian ini menggunakan studi deskriptif
wisatawan serta komunitas dan masyarakat
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
setempat. Pariwisata juga bertindak sebagai
dilakukan di Kabupaten Buton Tengah
pusat pertumbuhan ekonomi daerah yang
dimana data-data yang peneliti analisis
harus mampu membuat pelaku bisnis dan
merupakan hasil wawancara mendalam yang
investor
untuk
dilakukan kepada tiga orang informan di
menanamkan modalnya. Citra positif yang
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buton
dimiliki sebuah daerah menjadi semacam
Tengah yakni Lukman, S.Pd, M.Si selaku
jaminan bagi pelaku bisnis dan investor untuk
kepala dinas kebudayaan dan pariwisata
melakukan
Kabupaten Buton Tengah, Hidayat Halidin
masuk
dan
investasi
tertarik
didaerah
tersebut.
Daerah dengan brand yang kuat mampu
yang
menjadi berbeda dengan daerah lainnya,
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
sehingga masing-masing daerah harus jeli
Kabupaten Buton Tengah dan Ibu Wa Ode
mencari identitas apa yang akan dijadikan
Siti Mutfiah S.Km kepala Bidang Promosi
keunikan wilayahnnya. Dengan branding,
budaya dan pariwisata Dinas Kebudayaan
sebuah
memenangkan
dan Pariwisata Kabupaten Buton Tengah.
persaingan antara daerah Karena mampu
Selain itu peneliti juga melakukan observasi
mengarahkan preferensi dan pilihan yang
terhadap city branding kabupaten buton
dimiliki oleh pemangku kepentingan darah
tengah. Penelitian ini dilakukan untuk
tersebut. Dengan menerapkan branding,
melihat bagaimana penerapan city branding
sebuah kota mampu membangun identitas
sebagai strategi pariwisata Kabupaten Buton
yang
dan
Tengah.
menyematkan atribut positif agar mampu
HASIL
menempatkan daerahnya dan memenangkan
PEMBAHASAN
persaingan dengan daerah lain. Branding
City Branding Sebagai Strategi Pariwisata
tempat dipercaya sebagai cara ampuh untuk
Buton Tengah
membuat sebuah kota dapat dikenal, ini
Dalam usia yang masih relatif belia,
adalah paradigma cara baru mengenai
Kabupaten Buton Tengah terus melakukan
bagaimana sebuah daerah harus dikelola
pembenahan dan pengembangan potensi
dimasa yang akan datang.
daerah wisata. Dilihat dari letak geografis
daerah
jelas,
dapat
asosiasi
yang
kuat
4
juga
memegang
jabatan
PENELITIAN
sebagai
DAN
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
Kabupaten Buton Tengah memiliki wilayah
oleh pemerintah. Dinas Kebudayaan dan
laut yakni 1.377,76 kilometer persegi yang
Pariwisata Kabupaten Buton Tengah melalui
lebih luas dari daratan yang hanya 958,31
kepala
kilometer persegi saja. Tentu saja wilayah
menyatakan:
laut yang lebih luas ini dapat dilihat sebagai
domestic tetapi juga menyasar hingga ke
“ditahun 2017 pihaknya akan
mengusahakan penyediaan fasilitas
pendukung daerah potensi wisata
yang tengah dikembangkan oleh
Buton Tengah, alat-alat selam dan
pelatihan diving akan disediakan bagi
wisatawan yang ingin menikmati
wisata unik Buton Tengah. Tidak
hanya kepada wisatawan, pelatihan
juga
akan
diberikan
kepada
masyaakat pesisir Buton Tengah”
(Wawancara
Kepala
Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Kabupaten Buton Tengah, 15 April)
Tidak terelakkan, branding saat ini semakin
mancanegara.
diperlukan jika daya Tarik daerah ingin
potensi besar Kabupaten Buton Tengah untuk
mengembangkan wisata kawasan laut dan
perikanan yang dapat diekmbangkan sebagai
kawasan wisata bahari. Kekuatan potensial
lain yang dikembangkan adalah wisata Gua.
Tercatat lebih dari 300 Gua dalam data Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Kabupaten
Buton Tengah yang coba dikembangkan tidak
hanya
Tidak
kepada
investor dan wisatawan
mengherankan
bila
kemudian
dinasnya
menonjol,
akan
Lukman,
tetapi
S.Pd,
sebuah
M.Si
strategi
Kabupaten Buton Tengah dijuluki sebagai
pariwisata akan berlangsung dengan baik
“negeri seribu gua”. Dua kekuatan potensial
apabila terdapat sinergi antara pemerintah,
yang dimiliki, laut dan gua, dikembangkan
investor atau penggiat bisnis, wisatawan dan
sebagai tujuan wisata baru yang unik, sebab
masyarakat setempat. semua memainkan
tidak ada satu wilayah di Sulawesi Tenggara
peran yang sama pentingnya.
yang memiliki banyak Gua seperti di
Lukman S.Pd, M.Si selaku kepala dinas
Kabupaten Buton Tengah, bahkan daerah ini
pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Buton
memiliki wisata gua bawah laut. Lebih dari
Tengah melanjutkan bahwa:
“kedepan pengembangan wisata
bawah laut dikolaborasikan dengan
gua akan diusung sebagai unggulan
wisata Buton Tengah dan untuk itu
pemerintah Kabupaten Buton Tengah
telah menyiapkan sumber daya
manusia yang kedepannya dapat
menjawab segala tantangan selain itu
satu gua bawah laut dimiliki oleh Kabupaten
Buton Tengah. Gua bawah laut kemudian
menjadi primadona wisata dan menjadi
andalan, gua bawah laut di desa Desa
Waturumbe dan desa Gundu-gundu adalah
sedikit lokasi yang tengah dikembangkan
5
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
penyediaan saran dan prasarana
penunjang
untuk
mendukung
kelancaran pariwisata Buton Tengah
mulai diusahakan oleh pemerintah
daerah guna menggaet tidak hanya
wisatawan tetapi juga sekaligus
investor.” (Wawancara Kepala Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Kabupaten Buton Tengah, 15 April)
Sebagai perwakilan dari pemerintah daerah,
rencana strategis sehingga apa yang tertuang
didalamnya,
Pariwisata
kebudayaan
strategi yang matang
Tengah.
Adapun tahapan-tahapan strategi komunikasi
yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan
dan
Pariwisata Buton Tengah dalam membentuk
branding daerahnya adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan Khalayak
dapat melakukan barbagai usaha untuk
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
membentuk branding wisata daerahnya serta
Buton Tengah menetapkan khalayak sasaran
meningkatkan potensi yang dimiliki oleh
yakni calon wisatawan. Dengan disesuaikan
daerah sehingga dapat menjadi objek wisata
pada motif berwisata yang beragam dari
unggulan. Tantangan semakin besar sebab
calon wisatawan lokal
sebagai daerah otonomi baru Kabupaten
yang
strateginya. Kebijakan yang belum banyak
memegang
jabatan
sebagai
menyatakan
bahwa :
”pengenalan khalayak kami lakukan
sebagai
tahapan
awal
untuk
melakukan analisis potensi wisata
yang dimiliki daerah kami agar
strategi komunikasi yang dilakukan
dapat
tepat
sasaran.
Strategi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buton
telah
juga
Kabupaten Buton Tengah
harus
dihadapi dan ditaktisi.
sebelumnya
dengan
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
mendukung, kurangnya sumberdaya dan dana
Tengah
sampai
wisatawan mancanegara. Hidayat Halidin
Buton Tengah kerap menemui hambatan pada
yang
dalam melalukan
kunjungan wisatawan di Kabupaten Buton
Pariwisata Kabupaten Buton Tengah dituntut
persoalan-persoalan
untuk
promosi dan pemasaran dalam meningkatkan
dan
wisatawan maka Dinas Kebudayaan dan
adalah
Tengah
yang direncanakan melalui tahapan dan
semakin kompleks dan tingginya tingkat
investor
Buton
Berdasarkan hal tersebut maka segala sesuatu
saat ini telah memasuki tataran industri yang
mendatangkan
tujuan,
city branding di Kabupaten Buton Tengah.
pariwisata. Perkembangan pariwisata yang
persaingan
dan
mengimplementasikan strategi komunikasi
Buton Tengah adalah unit kerja yang
otoritas
target
menjadi dasar bagi Dinas Kebudayaan dan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
memegang
seperti
melakukan
perumusan tujuan terkait strategi pariwisata
yang telah tertuang dalam rencana kerja dan
6
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
komunikasi sendiri akan dilakukan
berbeda pada dua jenis wisatawan
yang berbeda, wisatawan lokal dan
mancanegara tentu saja diterapkan
strategi yang berbeda dikarenakan
karakteristik yang berbeda pula, ini
tentu saja akan berbeda treatment
branding untuk mempromosikan
daerah kami” (Wawancara Sekretaris
Dinas Pariwisata, Tanggal 15 April)
kami juga disesuaikan city branding
yang ditetapkan oleh daerah,
bekerjasama dengan kementrian
pariwisata telah ada buku panduan
wisata Buton Tengah “negeri seribu
gua” yang biasa diikutkan dalam expo
pariwisata Indonesia” (Wawancara
Kepala
Dinas Pariwisata dan
Kebudaaya tanggal 15 april 2016)
3. Penetapan Metode
Ada tiga metode strategi komunikasi yang
dilakukan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan
2. Penyusunan Pesan
Pariwisata Buton Tengah yakni repetisi atau
Dalam Penyusunan pesan, Dinas Kebudayaan
pengulangan, informatif, dan persuasive.
dan Pariwisata Kabupaten Buton Tengah
Hidayat Halidin selaku Sekretaris Dinas
menyesuaikan dengan khalayak sasaran.
Kebudayaan
Berbeda sasaran maka pesan yang dikemas
akan
berbeda
pula.
Pun
media
dan
Pariwisata
Kabupaten
Buton Tengah:
yang
“Pengulangan jelas harus dilakukan
sebab branding tempat wisata tidak
bisa dilakukan hanya satu kali. Hal ini
agar citra bisa tertanam dalam benak
khalayak sasaran. Secara informatif
kami juga harus membarikan
informasi baik secara vertikal maupun
horizontal, baik bagi pelaku usaha,
investor,
wisatawan
maupun
masyarakat itu sendiri. Secara
persuasif kami juga selalu mengajak,
bagaimana kita harus menjaga rasa
aman
dan
keramahan
bagi
wisatawan.” (Wawancara Sekretaris
Dinas Pariwisata, Tanggal 15 April
2016)
4. Penggunaan Media
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
tersebut juga akan berbeda. Hidayat Halidin
lebih lanjut mengemukakan bahwa:
"khalayak sasaran kami beragam
namun fokus kami adalah kepada
mereka
yang
ingin
memiliki
pengalaman berwisata alam yang
betul-betul murni dengan tantangan
petualangan unik yakni menyelam di
gua bawah laut. Metode penyampaian
pesan menyesuaikan kepada siapa
khalayaknya, akan tetapi saat ini kami
menyasar wisatawan mancanegara
sebagai sasaran utama pesan
komunikasi kami. Dimana wisatawan
mancanegara cenderung mencari
objek wisata yang kaya dengan
keindahan alam serta budaya yang
tidak dimiliki di negara mereka.
Pesan-pesan
tersebut
kemudian
dikemas
lebih
persuasif
dan
informatif
agar
wisatawan
mancanegara mau benkunjung di
Buton Tengah. Penyusunan
pesan
Telah dijelaskan sebelumnya faktor khalayak
sasaran dan pesan yang disusun akan
berpengaruh
pada
penggunaan
media
sehingga sebagai salah satu penentuan
keberhasilan strategi komunikasi adalah
7
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
pemilihan media yang digunakan sebagai
gua
serta
website
untuk
menyampaikan informasi – informasi
seputar lokasi objek daerah tujuan
wisata yang ada di Kabupaten Buton
Tengah. Hanya saja pemanfaaatan
media kami seringkali terkendala
dana sehingga kami harus kreatif
membuat sosialisasi sederhana yang
bias menjangkau khalayak luas.
Hingga saat ini menggandeng
komunitas adalah salah satu trik jitu
yang cukup efektif menjaring
pengunjung (Wawancara Sekretaris
Dinas Pariwisata, Tanggal 15 April
2016).
Pengembangan City Branding Kabupaten
penyampaian pesan.
Seperti yang di kemukakan oleh Ibu Wa Ode
Siti Mutfiah S.Km kepala Bidang Promosi
budaya dan pariwisata Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Buton Tengah:
“city branding daerah kami adalah
negeri seribu gua dan hal tersebut
kemudian menjadi dasar Kami dalam
menyusun pesan-pesan komunikasi
dengan menggunakan beragam media
disesuaikan dengan khalayak. Media
paling sederhana adalah melalui
media sosial, ini biasanya kami
lakukan tidak hanya pada akun milik
anggota dinas kebudayaan dan
pariwisata Buton Tengah tetapi juga
bekerjasama dengan akun sosial
media dari masyarakat ataupun
komunitas.
Komunitas
pecinta
adventure, penyelam, traveller, dan
banyak komunitas lainnya kami
gandeng untuk ikut membantu
mempromosikan citra daerah kami.
Biasanya kami akan membuat event
yang disesuaikan dengan peminatan
komunitas tersebut. Dengan begitu
kami berharap mereka akan mereview potensi wisata daerah kami
sekaligus mensosialisasikan citra
daerah kami. Media sosial dapat
dikatakan bisa menjangkau khalayak
luas
termasuk
wisatawan
mancanegara, zaman masyarakat
informasi membuat kita tidak berjarak
lagi. Selain itu media elektronik
(televisi dan radio) tetap kami
manfaatkan, Buku-buku yang dibuat
oleh
Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata yang berjudul Negeri 1000
Buton Tengah
Secara definisi dapat diuraikan bahwa city
branding sebagai sebuah strategi komunikasi
dapat berupa identitas, simbol, logo atau
merek yang melekat pada suatu daerah.
Pemerintah daerah harus dapat membangun
brand untuk daerahnya disesuaikan dengan
berlandaskan pada potensi dan keunikan yang
dimilikinya. Berbagai benefit didapatkan
melalui strategi ini diantaranya adalah
awareness, citra, serta persepsi yang baik
mengenai wisata pada sebuah daerah. Selain
itu city branding dapat mendorong iklim
investasi
maupun
peningkatan
jumlah
kunjungan wisata.
Menurut Morgan & Pritchard (2004) terdapat
lima tahapan pengembangan city branding
yaitu tahapan pertama investigasi pasar,
analis dan rekomendasi strategis. Tahap
8
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
kedua adalah pengembangan brand identity,
pengembangan identitas adalah langkah
tahap ketiga adalah peluncuran brand, tahap
pertama dalam pembentukan citra sebuah
empat adalah implementasi brand dan tahap
kota, identias adalah penopang citra yang
kelima adalah melakukan monitoring dan
ingin diraih. Kabupaten Buton Tengah
evaluasi.
memiliki potensi besar pada wilayah kelautan
1. Investigasi Pasar, Analis dan Rekomendasi
dan gua. Dua aspek ini kemudian diangkat
Strategis
sebagai identitas kota. Disesuaikaan dengan
Pada tahap ini dimulai dari proses sebuah
rencana pemerintah yang telah ditetapkan
daerah mengetahui potensi unggulan yang
sebelumnya, identitas ini kemudian dijaga
dimiliki
hendak
secara konsisten. Melalui corong-corong
diberikan pemerintah daerah dalam proses
media yang telah dipiilih, perkenalan Buton
branding yang dilakukan. Selain itu pada
Tengah sebagai “negeri seribu gua” dimulai
tahapan ini penentuan khalayak sasaran yang
dan tidak sampai disitu saja, melalui
menjadi
dilakukaan.
penerbitan buku panduan wisata berjudul
Kabupaten Buton Tengah yang memiliki
sama, Kabupaten ini ingin semakin dikenal.
potensi alam laut dan gua kemudian
Identitas daerah haruslah memiliki unsur
mengkolaborasikan ini sebagai kekuatan
keunikan yang akan menjadi karakter daerah
utama branding-nya. Pengembangan brand
dan ini adalah esensi ketika ingin membentuk
image Kabupaten Buton Tengah kemudian
identitas yang tidak mudah dilupakan.
disesuaikan dengan rencana
kerja dan
Keunikan Buton tengah yang memiliki
rencana strategis yang telah ditetapkan oleh
banyak sekali gua dengan wilayah lautan
dinas kebudayaan dan pariwisata setempat.
yang
2. Pengembangan Brand Identity
mencitrakan
Pengembangan Brand Identity berguna untuk
dimilikinya. “negeri seribu gua” diusung
menciptakan
pada
sebagai jargon Buton Tengah, identitas ini
akhirnya akan mendukung city branding yang
pula yang dipakai mengembangkan daerah
dilakukan oleh daerah. Kota dengan identitas
tujuan wisata, gua bawah laut disebut-sebut
yang kuat memiliki modal besar untuk
menjadi pilihan utama berwisata ke Buton
menjadi kota dengan citra yang kuat. Baik
Tengah. Penataan kawasan wisata unggulan
identitas maupun citra adalah produk dari
dan
tindak
nasional dan internasional adalah bentuk lain
serta
keunikan
tujuan
yang
branding
brand
komunikasi.
image
yang
Pencarian
dan
9
luas
membawa
Kabupaten
diri
keunikan
peningkatan
pada
event–event
ini
yang
bertaraf
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
dari strategi komunikasi Kabupaten Buton
banyak memiliki gua, komunita travelers,
Tengah untuk lebih dikenal identitasnya.
adventure
Tidak
berpartisipasi dalam event yang digelar oleh
mudah
memang
dengan
segala
dan
komunitas
lain
diajak
keterbatasan daerah otonomi baru tetapi
pemerintah
daerah.
Selain
potensi ini coba dimaksimalkan melalui cara-
menggelar
event
secara
cara sederhana dengan jangkauan yang luas.
intensif, branding Kabupaten Buton Tengah
3. Peluncuran brand
dilakukan melalui penataaan objek wisata
Proses city branding Kabupaten Buton
unggulan.
Tengah telah berlangsung tidak secara instan.
5. Monitoring dan Evaluasi
Proses ini telah dimulai sejak pemekaran
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan
daerah. Potensi wisata telah dimiliki, hanya
melihat capaian rencana kerja dan rencana
saja, memiliki potensi saja tidaklah cukup,
strategis kabupaten buton tengah. Kesesuaian
harus ada pengembangan dalam rencana kerja
visi dengan branding yang dijalankan adalah
pemerintah daerah, pada tataran inilah
salah satu indikator capaian keberhasilan.
kemudian
mulai
Acapkali persoalan yang dihadapi kemudian
dikembangkan city branding Buton Tengah.
oleh daerah yang telah menatapkan branding
Tahapan selanjutnya adalah pengembangan
adalah inkonsistensi pemerintah setempat
brand dengaan menentukan slogan atau
untuk
tagline daerah yang disesuaikaan dengan
ditetapkan sehinga image yang dibentuk tidak
potensi, visi daerah dan rencana kerja
berganti begitu cepat ketika perpindahan
pemerintah maka lahirlah tagline “negeri
pemerintahan terjadi. Perlu adanya kebijakan
seribu gua”
berkelanjutan agar city branding yang
4. Implementasi brand
ditetapkan
Agar branding dikenal lebih luas dengan
Pengawasan keberhasilan
keterbatasan sebagai daerah otonomi baru,
dilakukan
Kabupaten Buton Tengah menggandeng
pariwisata Kabupaten Buton, hanya saja
komunitas-komunitas yang peminatannya
belum ada badan khusus yang memonitoring
sesuai dengan potensi wisata buton tengah,
branding daerah ini secara khusus padahal
diharapkan komunitas ini secara viral akan
badan
menginformasikan potensi wisata Buton
keberhasilan dapat diketahui secara terukur.
Tengah lebih luas lagi. Sebagai daerah yang
Tengah belum memanfaatkan penggunaan
secara
intensif
10
menjalankan
bisa
oleh
khusus
tagline
yang telah
konsisten
dinas
patut
city
dijalankan.
branding
kebudayaan
dibentuk
dan
agar
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
media komunikasi dengan baik, selain itu
terselenggara serta tidak berlangsung dalam
rencana strategis dan rencana kerja yang
skala besar membuat target yang hendak
dijalankan belum dalam konteks atau skala
dicapai oleh Kabupaten Buton Tengah belum
besar padahal sasaran khalayak yang ingin
begitu maksimal dan harus dilakukan revisi
dicapai adalah menjadi tujuan wisata gua dan
khalayak
laut bagi wisatawan khususnya mancanegara
Tengah.
d wilayah Sulawesi Tenggara. Status sebagai
Meskipun begitu city branding yang telah
daerah otonomi baru cukup mempengaruhi
dilakukan oleh Kabupaten Buton Utara sudah
segala
oleh
sesuai dengan visi pemerintah dan potensi
pemerintah, persoalan dana juga menjadi isu
daerah yang dimilikinya, artinya Kabupaten
lain yang cukup mengemuka, sebab tidak
ini
dapat dipungkiri city branding membutuhkan
pembentukan image yang sesuai, ini sinyal
dana yang tidak sedikit untuk menciptaakan
positif yang mengindikasikan Kabupaten
citra,
Buton Tengah melihat sektor pariwisata
kebijakan
yang
menjaga
diambil
lalu
kemudian
utama
telah
sasaran
wisata
menemukan
identitas
Buton
serta
mengembangkan citra yang dimiliki.
sebagai sesuatu yang penting dan harus
City branding sebagai strategi komunikasi
diseriusi
pariwisata
Tengah
Branding ini juga kemudian melahirkan
menempatkan posisi Buton Tengah sebagai
publikasi yang cukup baik yang membantu
“negeri seribu gua” akan tetapi branding ini
menanamkan image “negeri seribu gua”
tidak lantas diikuti oleh positioning yang
dibenak khalayak. Berstatus sebagai daeerah
pasti oleh pemerintah. Dua potensi kuat yakni
otonomi baru, tentu saja hal ini dapat diitung
laut dan gua terkadang sulit untuk disatukan
sebagai prestasi bagi Kabupaten Buton
dalam tagline branding daerah akan tetapi
Tengah
rencana kerja dan rencana strategis dalam
potensi wisatanya yang unik dan layak
branding Kabupaten Buton Tengah berjalan
bersaing dengan daerah lain.
secara
SIMPULAN
Kabupaaten
sinergis
dan
Buton
berusaha
untuk
disesuaikan.
dalam
yang
pembangunan
berhasil
daerah.
mengidentifikasi
City Branding sebagai bagian dari strategi
Kabupaten
Buton
Tengah
menargetkan
komunikasi dinas kebudayaan dan pariwisata
khalayak
sasaran
dari
wisatawan
Buton Tengah telah masuk dalam agenda
mancanegara akan tetapi Event terkait untuk
rencana kerja dan rencana strategis dengan
meraih khalayak sasaran yang belum banyak
dukungan penuh oleh pemerintah daerah.
11
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
Kabupaten Buton Tengah telah menetapkan
dibenahi
demi
mendukung
identitas daerah (brand identity) dan brand
branding
image. “negeri seribu gua menjadi jargon
Keberlanjutan
andalan untuk memasarkan pariwisata di
ditetapkan
Buton Tengah.
pariwisata setelah pergantian pemerintahanan
Pada tahapan formulasi, city branding
yang baru nanti dapat menjadi ancaman sebab
sebagai strategi komunikasi dinas pariwisata
tidak adanya jaminan strategi yang sama akan
Buton Tengah bersumber pada visi dan misi
tetap digunakan, padahal identitas daerah
daerah yang disesuaikan dengan potensi dan
sudah cukup unik dan kuat untuk secara
keunikan yang dimiliki oleh daerah itu
berkelanjutan dilaksanakan sebagai
sendiri. Hal inilah kemudian menjadikan
branding Buton Tengah.
promosi wisata Buton Tengah konsisten pada
DAFTAR PUSTAKA
branding yang telah ditetapkan. Semua pihak
Aaker, David A. 2004. Manajemen Ekuitas
satu suara mengusung branding yang dimiliki
Merek. Jakarta, Mitra Utama.
kabupaten tersebut.
A. B. Susanto, Himawan Wijanarko.
daerah
yang
branding
sebagai
strategi
tercapainya
diinginkan.
yang
telah
komunikasi
Kerjasama dengan pihak terkait khususnya
2004. Power branding,
komunitas
Membangun merek unggul dan
yang
menyebarkan
dapat
pesan-pesan
daerah-daerah
wisata
membantu
viral
tentang
unggulan
Buton
organisasi pendukungnya. Jakarta,
Penerbit Mizan.
Tengah terus digalakan, meski tidak dalam
Abidin, Said Zainal (2012). Kebijakan
skala besar tetapi, event yang dapat menarik
Publik. Jakarta: Salemba Humanika
wisatawan
Abrar, Ana Nadya. (2008). Kebijakan
khususnya
city
wisatawan
mancanegara digelar. Meskipun harus ada
Komunikasi : Konsep, Hakekat dan
evaluasi terhadap khalayak sasaran. Selain itu
Praktek. Yogyakarta: Gava Media
kendala sebagai daerah otonomi baru yang
Avraham, Elli. (2008). Media Strategies For
baru saja dimekarkan juga harus menjadi
Marketing Places In Crisis.
perhatian
Butterworth-Heineman, Burlington
khusus,
masih
lemahnya
kelembagaan yang memantau jalannya prosesDaymon, Christine dan Holloway, Immy.
branding yang dilakukan ditambah lagi masih
(2008). Metode Riset Kualitatif dalam Public
terbatasnya sumber daya manusia serta masih
Relations dan Marketing
banyaknya hal yang harus dipersiapkan dan
12
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies
Vol 2 No 1 Maret 2017
Communications. Yogyakarta: Penerbit
Bentang
Eushuis, Jasper & Klijn, Erik-Hans. (2010).
Branding in governance processes: a
theoretical perspective. Paper for the 14th
International Research Seminar of Public
Management: “The crisis: challenges for
management”, Panel Public Branding,
Bern: University of Berne.
Kavaritzis, Michalis. (2004). From Marketing to
City Branding: Towards a Theoritical
Framework for Developing City
Brands. Place Branding and Public
Diplomacy, 1 (1), 58-73
Kertajaya, Hermawan. (2005). Attracting Tourist,
Trader, Investor Strategi Memasarkan
Daerah di Era Otonomi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Morgan, Nigel & Pritchard, Annete.
(2004). Destination Branding. Creating the
Unique Destination Proposition. Elsevier
Butterworth-Heinemann
13
P-ISSN : 2356-4490
E-ISSN : 2549-693X
Download