Pengobatan TORCH secara medis Pengobatan TORCH bisa menggunakan obat-obatan seperti isoprinocin, repomicine, valtrex, spiromicine, spiradan, acyclovir, azithromisin, klindamisin, alancicovir, dan lainnya. Namun tentu pengobatannya membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang cukup lama. Selain itu, terdapat pula cara pengobatan alternatif yang mampu menyembuhkan penyakit TORCH ini, dengan tingkat kesembuhan mencapai 90 %. Pengobatan TORCH secara medis pada perempuan hamil dengan obat Pada perempuan hamil pengobatan bisa menggunakan Spiramisin (spiromicine), azithromisin dan klindamisin misalnya bertujuan untuk menurunkan dampak (resiko) infeksi yang timbul pada janin. Namun sayangnya obat-obatan tersebut seringkali menimbulkan efek mual, muntah dan nyeri perut. Sehingga perlu disiasati dengan meminum obatobatan tersebut sesudah atau pada waktu makan. Lalu, bagaimana cara pencegahan agar tidak terkena TORCH? Cara yang paling efektif adalah dengan sebisa mungkin menghindari hal-hal yang bisa menyebabkan terinfeksi TORCH. Perilaku hidup bersih amat dibutuhkan. Misalnya, mencuci tangan sebelum makan, mencuci makanan daging dan sayuran sampai bersih kemudian dimasak sampai matang (jangan setengah matang, apalagi mentah), sedapat mungkin menjauhi hewan-hewan yang bisa menularkan TORCH. Apabila ingin memelihara hewan seperti kucing dan anjing misalnya, harus benarbenar dirawat dan dijaga kebersihannya. Pastikan juga hewan-hewan tersebut dalam kondisi yang baik dan sehat. TORCH, Waspadai Bahaya dan Infeksinya Selalulah hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum makan, mencuci makanan, daging dan sayuran sampai bersih dan memasaknya sampai matang Kalyanamitra Pusat Komunikasi dan Informasi Perempuan Jl. Kaca Jendela II No. 9 Rawajati-Kalibata, Jak-Sel Telp. 021-7902109 Fax. 021-7902112 Pengantar TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma gondii (toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) and other diseases. Penyakit ini sering menimbulkan berbagai masalah kesuburan (fertilitas) wanita dan pria sehingga menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Apabila hamil pun bisa menyebabkan keguguran dan mengancam keselamatan janin yang akan dilahirkan nanti (bayi lahir cacat). Beberapa kecacatan yang bisa timbul akibat TORCH yang menyerang wanita hamil antara lain kelainan pada saraf, mata, kelainan pada otak, paru-paru, mata, telinga, terganggunya fungsi motorik, hidrosepalus, dan lain sebagainya. Penyebab utama dari TORCH Penyabab utama dari TORCH adalah sebagian besar adalah hewan-hewan yang ada di sekitar kita seperti kucing, ayam, burung, tikus, kambing, sapi, anjing, babi, dan lainnya yang mengandung virus dan parasit TORCH di dalam darahnya. Hewan-hewan tersebut bisa sebagai pembawa langsung TORCH melalui interaksi dengan manusia, dan bisa juga sebagai perantara (pembawa tak langsung) TORCH melaui kotorannya. Kotorannya yang mengandung TORCH bisa mencemari tanah, sehingga juga bisa mencemari sayuran yang tumbuh di tanah. Kotoran hewan yang terinfeksi TORCH bisa terbang terbawa bersama lalat, serangga atau burung dan menempel pada makanan, kemudian makanan tersebut masuk ke dalam mulut manusia dan hidup dalam darah manusia. TORCH menganggu kesuburan tak hanya bagi perempuan, namun juga bagi laki-laki Pada perempuan TORCH menginfeksi sel telur sehingga sel telur dan inti sel menjadi rusak, mengecil dan tidak bisa dibuahi. Infeksi tersebut pada wanita juga bisa menyebabkan timbulnya miom, penyumbatan atau pelengketan saluran telur sehingga sel telur tidak bisa dibuahi dan mengakibatkan sulitnya terjadi kehamilan. Sementara pada laki-laki, TORCH menginfeksi sel sperma sehingga akan memperburuk dan menurunkan kualitas sperma, mengurangi kekentalan sperma, dan menurunkan kemampuan gerak (motilitas) sel sperma sehingga sulit mencapai sel telur. Penularan TORCH Melalui Manusia Toxo karena bukan merupakan virus maka tidak menular melalui hubungan seksual kepada pasangan. Toxo bisa menular pada keturunan (misalnya ibu hamil ke bayi yang dilahirkannya nanti). Sedangkan Rubella, CMV, dan Herpes bisa menular ke pasangan (suami atau istri) melalui hubungan seksual, karena merupakan virus. Selain hubungan seksual, penularan Rubella, CMV, dan Herpes juga dapat melalui air liur, keringat, urin, darah, dan Air Susu Ibu (ASI). Gejala-gejala terinfeksi TORCH pada masa kehamilan Timbul flek berkepanjangan pada wanita hamil, janin tidak berkembang, hamil anggur, atau bayinya meninggal pada trimester akhir kehamilan, dan seringkali menimbulkan keguguran. Namun ada juga kasus dimana infeksi yang terjadi pada ibu hamil tidak disertai dengan gejala dan akan berlalu begitu saja tanpa diketahui. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi TORCH adalah dengan pemeriksaan darah di laboratorium. Kemungkinan terinfeksi TORCH pada trimester pertama cukup kecil (sekitar 15 %), namun tingkat kerusakannya cukup parah, seperti janin cacat bahkan kematian. Pada trimester kedua kemungkinan terinfeksi TORCH lebih besar, namun tingkat kerusakannya tidak separah bila terinfeksi pada trimester pertama. Sedangkan kemungkinan terinfeksi TORCH pada trimester ketiga cenderung paling besar, namun resiko kerusakan atau bahaya yang ditimbulkan lebih kecil, namun tetap berbahaya. Bahaya TORCH tidak hanya berkaitan dengan masalah kehamilan saja TORCH juga bisa meyerang orang tua, anak muda, dari berbagai kalangan, usia, dan jenis kelamin. TORCH bisa menyerang otak (timbul gejala sering sakit kepala misalnya), menyebabkan sering timbul radang tenggorokan (seperti yang dulu selalu penulis alami), flu berkepanjangan, sakit pada otot, persendian, pinggang, sakit pada kaki, lambung, mata, dan sebagainya. Meskipun demikian, kita tidak bisa langsung menyimpulkan seseorang pasti terkena TORCH bila menderita salah satu penyakit yang telah disebutkan di atas. Diperlukan pemeriksaan yang valid dan akurat melalui pemeriksaan darah di laboratorium, yaitu dengan mendeteksi adanya antibodi dalam darah. Wanita hamil yang sudah posistif terinfeksi TORCH sebaiknya juga melakukan pemeriksaan Protein C Reaktif (PCR). Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas yang cukup tinggi untuk dapat mendeteksi TORCH pada darah, amnion (cairan ketuban), cairan otak. Hal tersebut nantinya dapat digunakan untuk mendeteksi apakah ada kelainan pada janin yang dikandung sehingga bisa segera diberikan penanganan yang tepat.