PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI LUBUK LINGGAU 2016/2017 Oleh: Isa Nova Rina1, Anna Fauziah ,M.Pd2, Idul Adha, M.Pd.3 Email : [email protected] ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Negeri Lubuklinggau?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Negeri Lubuklinggau. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni yang dilaksanakan dengan adanya kelompok pembanding, dengan desain yang digunakan pre-test-post-test control group design. Sebagai populasinya adalah seluruh kelas VIII MTs Negeri Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016, yang terdiri dari 363 siswa dan sebagai sampelnya adalah dua kelas yang diambil secara acak dengan teknik random sampling, yaitu kelas VIII.5 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 363 siswa dan kelas VIII.10 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 23 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan teknik tes, data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis uji t pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh t hitung (5,275) > ttabel (2,00), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Negeri Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Kata Kunci : Team Assisted Individualization (TAI), Matematika 1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II 2 1 2 Pendahuluan Menurut (Rusman, 2010:134), sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berlangsung secara formal yang dimulai dari sekolah sampai Pengguruan Tinggi. Sekolah juga merupakan tempat berlangsungnya pelaksanaan proses pembelajaran. Pada hakikatnya pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam pendidikan di sekolah, dikarenakan matematika merupakan ilmu dasar bagi ilmu lain. Menurut Hamzah (2009:129), “Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas serta mempunyai cabangcabang ilmu lain aritmatika, aljabar, geometri dan analisis”. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi matematika di MTs Negeri Lubuklinggau bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70. Hal ini dilihat dari ulangan harian siswa kelas VIII MTs Negeri Lubuk linggau yang berjumlah 363 siswa. Adapun jumlah siswa yang tuntas sebanyak 132 siswa sebesar 36,36% dan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 234 siswa sebesar 64,46% dari 363. Mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu mencoba salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat menciptakan kondisi siswa aktif, berani belajar mengemukakan pendapat, dan menyenangkan. Salah satu alternatif dalam mengatasi masalah tersebut peneliti mencoba untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) 3 Menurut Suyatno (2009:57) “ Team Assisted Individualization (TAI) adalah bantuan individu dalam kelompok (bidak) dengan karateristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individu. Karena model pembelajaran ini memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain dan akan menambah variasi model pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan, meningkatkan aktivitas dan kerja sama siswa dalam belajar matematika. Selain itu, dengan aktifnya pembelajaran diharapkan nilai hasil belajar siswa bisa meningkat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Negeri Lubuklinggau?. LANDASAN TEORI Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) termasuk pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI), siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil 4-5 siswa yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan individu bagi siswa yang memerlukannya. Keheterogenan kelompok mencakupi tingkat kemampuan (tinggi, sedang, rendah) jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, suku, agama, dan jenis kelamin yang berbeda. Menurut Suyatno (2009:57) “ Team Assisted Individualization (TAI) adalah bantuan individu dalam kelompok (bidak) dengan karateristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Team Assisted Individualization (TAI) 4 mengabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individu. Sedangkan menurut Slavin (2005:190) model ini adalah mengkombinasikan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual, dan model Team Assisted Individualization (TAI) disusun untuk memecahkan masalah dalam program pembelajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2010:207) bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenal pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan. Pada kelas eksperimen selama proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team assisted Individualization sedangkan pada kelas kontrol selama proses belajar mengajar menggunakan pembelajaran konvensional. Menurut Arikunto (2010:125) model eksperimen yang digunakan berbentuk pre-test and post-test control group design dengan satu macam perlakuan. Didalam model ini sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal (O1). Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada kelompok pembanding tidak diberi. Sesudah diberi perlakuan kedua kelompok diberi tes sebagai post test (O2). Dalam penelitian ini ada dua bentuk variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan model pembelajaran konvensional sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika 5 siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri Lubuklinggau berjumlah 363 siswa, sedangkan sampel pada penelitian ini adalah kelas VIII.5 menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan kelas VIII.10 menggunakan model pembelajaran Konvensional. Teknik pengumpulan data hasil belajar yang digunakan adalah teknik tes. Tes yang diberikan berbentuk soal uraian. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 25 Oktober 2015 sampai dengan 25 November 2015 di Kelas VIII MTs Negeri Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Sebelum pelaksanaan penelitian ini dilakukan diadakan uji coba instrumen terlebih dahulu yang dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2015 pada kelas IX.2 dengan jumlah seluruh siswa 34 dengan materi SVLDV. Sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh model kooperatif tipe Team Assisted Individualization terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Negeri Lubuklinggau”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua kelas, yaitu kelas VIII.5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.10 sebagai kelas kontrol. Setelah pemberian pre-test siswa pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Kemudian kedua kelas tersebut diberikan post-test untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada kedua kelas tersebut. Sebelum diberikan tes awal peneliti mengadakan uji coba pada tanggal 5 oktober 2015. di kelas IX.2, yang diikuti dengan 34 orang siswa, soal yang diberikan berbentuk essay sebanyak 6 soal. Hasil uji coba instrumen dianalisis dan didapatkan 5 soal yang valid. Sehingga hanya 5 soal yang digunakan sebagai soal instrumen. Pemberian pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal 6 siswa pada materi SPLDV. Dengan pemberian tes essai sebanyak 6 soal. Setelah kemampuan awal siswa diketahui dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dimana setiap kelompok harus mengerjakan soal secara individu untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebanyak tiga kali. Pada akhir penelitian dilakukan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dilakukan. Adapun grafik perbandingan skor rata-rata (𝑥̅ ) pre-test dan post-test pada kelas eksprimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.1 sebagai berikut: Grafik 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Hasil Pre-Test dan Post-Test 73.42 80 58.65 70 60 50 40 Eksperimen 26.09 30 Kontrol 21.39 20 10 0 Pre-Test Post-Test Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil siswa berdistribusi normal atau tidak. Kelas Eksperimen Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Skor Pre-Test 2 χ hitung Dk χ2tabel Kesimpulan 0,485 5 11,170 Normal Kontrol 2,081 5 11,170 Normal 7 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai χ2hitung data pre-test untuk kelas eksperimen adalah 0,485 dengan χ2tabel = 11,170, berarti χ2hitung < χ2tabel, maka data berdistribusi normal. Pada kelas kontrol juga ditunjukkan bahwa χ2hitung data pretest adalah 1,250 dengan χ2tabel = 9,488, berarti χ2hitung < χ2tabel, maka data berdistribusi normal. Berdasarkan ketentuan uji normalitas dengan menggunakan uji x2 (chi kuadrat) dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelompok data untuk pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf signifikan α=0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 5. Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Skor Pre-test Kelas Eksperimen Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan 1,72 54 1,91 Homogen Kontrol Tabel 4.2 menunjukan bahwa skor kedua kelas yang dibandingkan pada pretest dan post-test setelah dianalisis menggunakan uji homogenitas (uji F) pada tarapan signifikan α = 0,05 dengan dk = (32:22) adalah homogen karena Fhitung< Ftabel. Kelas Eksperimen Kontrol Tabel 4.3 Hasil Uji-t terhadap Skor Pre-Test t hitung Kesimpulan Dk t tabel 1,958 54 2,021 Berdasarkan tabel 4,3 di atas diperoleh nilai t hitung H0 diterima = 1,958 dan nilai ttabel = 2,021 (Lampiran C), maka thitung < ttabel, artinya H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan. 8 PEMBAHASAN Pada pertemuan pertama (18 Nopember 2015) pembelajaran siswa mengalami kesulitan dan menemukan beberapa hambatan. Adanya perubahan cara mengajar guru dirasakan siswa sebagai hal yang baru dan memerlukan penyesuaian terhadap model pembelajaran baru tersebut. Salah satu kekurangannya adalah Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan mengantungkan pada siswa yang pandai. hal ini disebabkan karena siswa terbiasa hanya menerima materi pelajaran yang diberikan oleh seorang guru. Dengan demikian peneliti memberi pengarahan dan bimbingan supaya siswa aktif dalam kegiatan diskusi. Pada pertemuan kedua siswa mulai tertarik dan berminat dalam belajar. Ini dapat dilihat pada saat pemberian materi yang berisi materi pembelajaran dan pertanyaan setelah diberi penjelasan oleh guru, siswa langsung mengklarifikasi permasalahan yang akan dibahas sehingga siswa mengetahui solusinya. Siswa lebih aktif karena merasa dilibatkan dalam belajar, dimana setiap siswa berusaha untuk mengungkapkan pendapat dan mendiskusikan untuk dapat diambil dalam menyelesaikan masalah kemudian mencari jawabannya. Pertemuan ketiga, dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Team Assisted individualization, siswa aktif mencari informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan, siswa cenderung siap mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas secara individu siswa sudah terbiasa mendiskusi hasil kerja secara individu kedalam kelompok untuk mencari jawaban, Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya kemudian saling bertukar ide untuk mencari jawaban yang paling benar. Dengan model pembelajaran Team 9 Assisted Indualization ini kecenderungan guru memberi bimbingan secara individu kepada siswa yang membutuhkan. Setelah diberikan pembelajran selama tiga pertemuan peneliti mengadakan tes akhir untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah diberikan pembelajaran dari kedua kedua kelas apakah hasil belajar kedua tersebut apakah sama atau bebeda. Berdasarkan hasil analisis pre-test dan post-test terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen nilai rata-rata hasil pre-test yang sebesar 26,09 dan nilai rata-rata hasil post-test 78,42 berarti adanya peningkatan rata-rata sebesar 47,33. Sedangkan untuk kelas kontrol nilai rata-rata hasil pre-test yang diproleh sebesar 21,39 dan nilai rata-rata hasil post-test yang diperoleh sebesar 58,65 berarti adanya peningkatan nilai rata-rata sebesar 37,26. Hasil perhitungan uji-t mengenai kemampuan akhir bahwa thitung < ttabel (5,257 > 1,684). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen secara signifikan lebih besar dari pada peningkatan nilai rata-rata kela kontrol saat dilakukan tes awal kemuadian tes akhirnya. Maka penggunaan model pembelajaran Team assisted Individualization (TAI). Ini dapat dijadikan alternatif dalam variasi proses belajar mengajar untuk menarik minat belajar siswa agar tidak mudah atau bosan dalam belajar. Berdasarkan analisis secara statistik terbukti bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Negeri Lubuklinggau dengan model pembelajaran 10 kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). lebih dari atau sama dengan 70. Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Menurut Unesa (2013) pembelajaran matematika dengan menggunakan model tipe Team Assisted Individualization (TAI) artinya terdapat perbedaan anatara kelas yang menerapkan model kooperatif tipe TAI dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe TAI berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Jogjakarta. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa “ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Negeri Lubuklinggau. Dengan hasil pre-test kelas eksperimen sebesar 26,09 dan post-test 73,42, maka terdapat peningkatan sebesar 47,33. Kelas kontrol hasil pretest 21,35 dan post-test 58,70 terdapat peningkatan sebesar 37,35. 11 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktk. Jakarta: RinekeCipta. Hamzah, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: BumiAksara. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionlisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slavin, Robert, E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Suherman.E danSukjaya. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jawa Timur: Masmedia Buana Pustaka. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Unesa, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Assited Individualization www.unesa ejurnal.5https://www.google.com/search?q=unesa+e+jurnal+pengaruh+m odel+team+Assisted+individualization&ie=utf-8&oe=utf-8 [22 Juli 2016]