7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Data
Data merupakan bentuk jamak dari datum yang berasal dari bahasa
Latin. Data menggambarkan dunia nyata yang mewakili entitas seperti
manusia, event, konsep, dan keadaan. Untuk mendefinisikan sesuatu,
dibutuhkan data yang mendukung definisi tersebut. Data dikumpulkan dan
disimpan dari fakta atau pernyataan yang dapat berbentuk angka, kata atau
kalimat, gambar, audio, atau video. Data masih berupa pernyataan yang
belum mempunyai makna dalam artian belum mempunyai arti yang
mempengaruhi pengguna dalam sistem dan kemudian akan diukur dan
diolah untuk menjadi informasi yang berguna dan dimengerti oleh
pengguna dari data tersebut.
Dalam sistem informasi maka data juga menjadi peran yang
penting untuk mendefinisikan sistem informasi. Dalam sistem informasi,
data akan di-capture, disimpan, dan kemudian akan diolah untuk menjadi
informasi yang berguna bagi sistem. Contohnya adalah pada sistem
recruitment, salah satu data penting untuk disimpan dan diolah adalah data
kandidat. Data kandidat akan disimpan untuk diproses ke tahap interview,
training, dan selanjutnya.
Menurut O’Brien & Marakas (2010, p. 34), data merupakan fakta –
fakta yang belum diolah, atau hasil dari observasi, yang berhubungan
7
8
dengan fenomena fisik atau transaksi – transaksi bisnis. teknologi
informasi seperti multimedia sebagai alat penyampaian materi.
Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 21), data merupakan
kumpulan fakta mentah tentang orang, tempat, kejadian, dan sesuatu
penting pada organisasi. Tiap fakta masih belum memiliki arti.
Menurut Rainer & Cegielski (2011, p. 10), data adalah deskripsi
dasar dari suatu entitas, event, aktifitas, dan transaksi yang disimpan dan
dikelompokkan namun belum memiliki suatu arti yang spesifik. Data
dapat berupa angka, huruf, citra, suara ataupun gambar.
Menurut Cooper (2014), data adalah sesuatu yang kasar, yang
hanya ada, dan tidak memiliki pengaruh lain selain keberadaannya. Data
memiliki banyak bentuk.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan, data adalah
kumpulan fakta – fakta yang masih abstrak dan belum memiliki arti yang
berguna bagi pengguna dari berbagai sumber dan kemudian fakta tersebut
akan disimpan dan diolah untuk menjadi sesuatu yang berguna bagi sistem
informasi.
2.2
Informasi
Informasi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi sebuah
sistem informasi. Informasi bersifat individu berdasarkan sejauh mana
nilai dari data bermakna bagi penggunanya. Akurasi dari informasi yang
dimiliki menentukan pencapaian tujuan dari sistem. Data yang belum
memiliki arti atau masih abstrak akan diolah dan kemudian akan
9
menghasilkan data yang terpilih menjadi suatu informasi. Informasi
tersebut akan digunakan oleh pengguna dalam sistem untuk menjadi suatu
knowledge yang membantu menghasilkan suatu keputusan yang tepat.
Menurut Rainer & Cegielski (2011, p. 10), informasi adalah data
yang telah diolah sehingga data tersebut memiliki arti dan nilai terhadap
penggunanya.
Menurut O’Brien & Marakas (2010, p. 34), informasi adalah data
yang telah diubah menjadi sesuatu yang bermakna dan berguna bagi enduser tertentu.
Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 21), informasi adalah data
yang telah diproses atau diolah menjadi sesuatu bentuk yang lebih
bermakna. Informasi dibentuk dari kombinasi beberapa data yang
memiliki makna bagi pengguna.
Menurut Cooper (2014), informasi adalah data yang sudah diproses
sehingga memiliki kegunaan, dapat menjawab pertanyaan siapa, apa,
dimana, dan kapan. Informasi adalah data yang diberikan arti dengan cara
menghubungkan dengan data lain.
Simpulan dari definisi informasi adalah hasil pengolahan data yang
belum memiliki arti bagi pengguna sistem menjadi suatu bentuk yang
memiliki
arti/makna
yang
berguna.
Pengelola
informasi
dapat
menyediakan informasi dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dan sumber
informasi dapat berasal dari internal maupun eksternal.
10
2.3
Knowledge
Data dan informasi pada suatu organisasi/perusahaan yang telah
disimpan akan digunakan untuk diolah dan menghasilkan knowledge yang
berguna bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Keputusan
tersebut akan dilanjutkan menjadi suatu aksi dengan tujuan akan
menguntungkan organisasi/perusahaan tersebut.
Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 21), knowledge adalah data
dan informasi yang lebih disaring berdasarkan fakta, kebenaran,
kepercayaan, keputusan, pengalaman, dan keahlian dari pengguna.
Menurut Vercellis (2009, p. 7), knowledge adalah hasil
pengeloalan informasi pada saat digunakan untuk membuat suatu
keputusan dan dikembangkan menjadi suatu aksi yang berdasarkan dengan
keputusan tersebut.
Menurut Rainer & Cegielski (2011, p. 10), knowledge adalah
sesuatu yang terdiri dari data dan/atau informasi yang telah diolah dan
diproses untuk menyampaikan suatu pemahaman, pengalaman, akumulasi
pelajaran, dan keahlian yang berlaku untuk masalah bisnis pada saat itu.
Menurut Cooper (2014), knowledge adalah pengaplikasian dari
data dan informasi, digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaiamana.
Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan,
knowledge adalah hasil dari data dan/atau informasi yang telah diolah dan
digunakan oleh pihak manajemen untuk membuat suatu keputusan yang
menguntungkan bagi organisasi/perusahaan
11
2.4
Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani
(sustema) yang mempunyai arti kumpulan komponen yang saling
berhubungan dan memiliki tujuan yang sama. Untuk menentukan lingkup
dari suatu sistem perlu ditentukan batasannya terlebih dahulu. Sebagai
contoh suatu organisasi hanya mempunyai kemampuan untuk membeli
bahan baku, memproduksi barang, dan menjual barang. Maka batasan
sistem dari organisasi tersebut hanya terbatas pada subsistem pembelian,
produksi dan penjualan saja. Kemudian ditentukan komponen – komponen
terkait dengan masing – masing subsistem. Setelah mendapatkan
komponen – komponennya maka perlu untuk menghasilkan penghubung
untuk ketiga subsistem tersebut sehingga menjadi satu kesatuan sistem
pada organisasi tersebut.
Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 6), sistem adalah kumpulan
komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama dalam mencapai
hasil yang diinginkan.
Menurut O’Brien & Marakas (2010, p. 26), sistem adalah suatu
kelompok atau kumpulan dari komponen – komponen yang saling
berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama
dengan menerima suatu input dan menghasilkan suatu hasil (output) dalam
proses transformasi yang terorganisir. Sistem dibagi menjadi 3 fungsi
utama yaitu:
1. Input melibatkan penangkapan dan pengumpulan data yang masuk
ke dalam sistem untuk diproses.
12
2. Processing melibatkan transformasi yang mengkonversi input
menjadi output.
3. Output melibatkan pengiriman informasi yang telah dihasilkan dari
transformasi ke tujuan utama.
Berdasarkan kutipan di atas simpulan dari sistem adalah satu
kesatuan dari beberapa benda/komponen yang saling berhubungan untuk
mencapai tujuan yang sama. Contohnya adalah dalam sistem informasi
terdapat software, hardware, dan brainware sebagai komponennya yang
saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang sama.
2.5
Teknologi Informasi
Menurut William dan Sawyer (2010 : 4) “Information technology
is a general term that describes any technology that helps to produce,
menupulate, store, communicate, and/or disseminate information”.
Definisi tersebut dapat diartikan teknologi informasi adalah istilah umum
untuk mendeskripsikan teknologi apapun yang membantu menghasilkan,
memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan/atau menyebarkan
informasi.
Hamidah, Arifin dan Suhatman (2009 : 1) teknologi informasi
adalah teknologi yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan,
pengolahan dan penyebaran informasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi (IT) merupakan
sebuah kombinasi teknologi komputer dengan teknologi komunikasi yang
13
berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan
penyebaran informasi.
2.6
Sistem Informasi
Menurut O'Brien & Marakas (2011, p4), sistem informasi (IS)
merupakan kombinasi yang terorganisir dari
orang, perangkat keras,
perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber daya data, dan kebijakan
dan
prosedur
mendiseminasi
yang
menyimpan,
informasi
dalam
mengambil,
sebuah
mengubah,
organisasi.
dan
Orang-orang
bergantung pada sistem informasi modern untuk berkomunikasi dengan
satu sama lain menggunakan berbagai perangkat fisik (hardware),
petunjuk prosedur pengolahan informasi (perangkat lunak), jaringan
komunikasi, dan data yang disimpan (data sumber daya).
Menurut O’Brien & Marakas (2011, p6), ada tiga peran utama dari
aplikasi bisnis yang sistem informasi dapat lakukan dari sebuah business
enterprise :

Mendukung proses bisnis dan operasi (support of business processes and
operations).

Mendukung pengambilan keputusan oleh karyawan dan manajer (support
of decision making by employees and managers).

Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif (support of strategies for
competitive advantage).
14
Gambar 2.1 – Tiga Peran Utama dari Aplikasi Bisnis Sistem Informasi
(Sumber: O’Brien & Marakas, 2011, p6)
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi merupakan kombinasi dari orang, perangkat keras, perangkat
lunak, jaringan komunikasi, sumber daya data, dan kebijakan dan prosedur
yang menyimpan, mengambil, mengubah, dan mendiseminasi informasi
dalam sebuah organisasi yang berperan untuk mendukung proses bisnis
dan operasi, mendukung pengambilan keputusan oleh karyawan dan
manajer, dan mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif.
Terdapat beberapa peran dari sistem informasi yang menjelaskan
alasan penggunaan aplikasi bisnis dalam teknologi informasi. Berdasarkan
gambar 2.1, ditemukan 3 peran penting sistem informasi dari aplikasi
bisnis, yaitu mendukung strategi untuk keuntungan dalam bersaing,
mendukung pembuat keputusan bisnis, dan mendukung proses dan
operasional bisnis.
15
Tingkat dari peranan business application juga menentukan tingkat
pengguna. Tingkat pengguna eksekutif akan menggunakan aplikasi bisnis
untuk mendukung pembuatan strategi yang meningkatkan keuntungan
dalam bersaing dengan perusahaan lainnya. Tingkat pengguna manajemen
menggunakan aplikasi bisnis untuk mendukung pengambilan keputusan
yang meningkatkan keuntungan dalam bisnisnya serta mengurangi resiko
dalam pengambilan keputusan. Sedangkan pada tingkat terendah adalah
tingkat operator yang menjalan kegiatan operasional sesuai dengan proses
bisnisnya, aplikasi bisnis membantu pengguna tingkat operator dalam
penyimpanan data, sekuritas, dan pembuatan laporan.
2.7
Area Pengetahuan Sistem Informasi
Gambar 2.2 Area Pengetahuan Sistem Informasi
Sumber : O’Brien & Marakas (2010, p. 7)
Dalam sistem informasi terdapat beberapa area pengetahuan yang
perlu diketahui oleh para pelaku bisnis yang profesional. Seperti pada
gambar 2.2, area tersebut dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
16
1.
Foundation Concepts. Area ini membicarakan tingkah laku dasar,
teknikal, bisnis, dan konsep manajerial tentang komponen dan peran
dari sistem informasi
2.
Information Technologies. Area ini membicarakan konsep utama, dan
permasalahan tentang teknik informasi yang mencakup hardware,
software, jaringan, manajemen data, dan berbagai macam teknologi
berbasis internet.
3.
Business Applications. Area ini membicarakan kegunaan utama dari
sistem informasi untuk kegiatan operasional, manajerial, dan
keuntungan kompetitif dari sebuah bisnis.
4.
Development Processes. Area ini membicarakan bagaimana business
professionals
dan
information
specialists
merencanakan,
mengembangkan dan mengimplementasi sistem informasi agar sesuai
dengan bisnis tertentu.
5.
Management Challenges. Area ini membicarakan tantangan pada saat
mengatur teknologi informasi secara efisien dan etikal untuk
pengguna akhir dari bisnis.
2.8
Evaluasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Evaluasi adalah
suatu proses penilaian yang sistematis, mencakup pemberian nilai, atribut,
apresiasi, pengenalan masalah dan pemberian solusi atas permasalahan
yang ditemui
17
Menurut Umar (2005) evaluasi adalah suatu proses untuk
menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah
dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu
untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana
manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapanharapan yang ingin diperoleh.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
suatu proses mengumpulkan dan menyediakan informasi sebagai proses
yang sistematis untuk mencari kesesuaian keaadaan sekarang dengan
harapan.
2.9
Evaluasi Sistem Informasi
Dalam prakteknya, pengukuran kesuksesan diperlukan untuk
mengevaluasi praktek sistem informasi, kebijakan dan prosedur.
Walaupun keinginan untuk mendapatkan satu ukuran keberhasilan sistem
informasi atau efektifitasnya terus diteliti, namun hal ini tidak mungkin
dapat ditemukan. Sebaliknya, penelitian telah memberikan taksonomi dari
varabel keberhasilan, yang dapat diterapkan di berbagai situasi (DeLone &
McLean 1992; Grover et al. 1996).
Secara umum, keberhasilan sebuah informasi sistem dapat
dievaluasi melalui :
a. Kualitas informasi yang disediakan untuk pengguna (Kepuasan
Pengguna)
18
b. Dampak dari sistem informasi bagi pemikiran, keputusan dan aksi
pengguna (Dampak Bagi Pengguna)
c. Dampak dari sistem informasi terhadap cost dan benefit pada level
organisasi (Dampak Bagi Organisasi)
Kepuasan Pengguna Karena sulitnya menilai dampak dari sistem
informasi baik pada individu atau organisasi, maka pengukuran
berdasarkan persepsi pengguna menjadi menonjol dalam literatur
mengenai sistem informasi (Galetta & Lederer 1989).
User Information Satisfactory (UIS) merupakan pengukuran
kesuksesan sistem informasi yang paling banyak digunakan. Beberapa
peneliti menganggap UIS sangat berhubungan dengan penggunaan sistem
yang lebih tinggi, yang pada akhirnya berhubungan dengan performa
individu dan organisasi (DeLone & McLean 1994; Grover et al. 1996).
2.10
Delone & McLean IS Success Model
Menurut Lavazza, Frumento, & Mazza, (2015) kesuksesan
sistem informasi dibagi dalam beberapa level :
• Kesuksesan level teknikal didefinisikan
dengan akurasi dan
efisiensi sistem.
• Kesuksesan
level
semantik
adalah
dapat
menyampaikan
informasi sesuai dengan maksudnya.
• Kesuksesan level efektivitas adalah dampak informasi untuk
penerima informasi.
19
• Kesuksesan level fungsional fokus pada usaha memghasilkan
functional scorecard
untuk
mengukur
kinerja
sistem
informasi, berdasarkan tiga dimensi output, yaitu kinerja
sistem, efektivitas informasi, dan kinerja servis.
The DeLone and McLean
(D&M)
Information
Systems
Success Model adalah framework dan model untuk mengukur variabel
complex-independent pada penelitian sistem informasi. DeLone dan
McLean, menekankan pada kebutuhan untuk memvalidasi instrumen
efektifitas sistem informasi, yaitu menyediakan standarisasi untuk
proses mekanisme evaluasi perbandingan pada departemen, sistem,
user, dan organisasi (Ozkan, 2006).
D&M
model
adalah
pengukuran kesuksesan
IS.
framework
Ada
6
yang
dimensi
digunakan
untuk
untuk
mengukur
kesuksesan model IS, yaitu (Petter, DeLone, &McLean, 2008).:
• Kualitas
sebuah
sistem
: karakteristik
yang
diinginkan
dari
sistem informasi, Contohnya : mudah digunakan,
fleksibel, system reliability, mudah dipelajari, dan fitur sistem
yang intuitif, sophistication, flexibility, functionality,
data,
portability,
integration,
importance,
kualitas
dan response
times.
• Kualitas informasi : karakteristik yang diinginkan dari output
sistem, yaitu management reports dan halaman Web. Contohnya
:
relevan,
mudah
dimengerti,
akurat,
keamanan, currency, timeliness, dan usability.
ringkas,
lengkap,
20
• Kualitas servis : kualitas dalam mendukung sistem yang
diterima user dari anggota departemen IS dan IT support.
Contohnya : responsiveness, accuracy, reliability, technical
competence, dan empati dari anggota staf.
• Penggunaan sistem : tingkat/kadar dan sikap pada staf dan
customer dalam menggunakan kapabilitas sistem informasi.
Contohnya : waktu penggunaan, jumlah penggunaan, frekuensi
penggunaan, nature of use, kalayakan penggunaan, perluasan
penggunaan, dan tujuan penggunaan.
• Kepuasan pengguna : level kepuasan user terhadap report, web
sites, dan servis pendukung. Contohnya : tingkah laku
pengguna.
• Manfaat bersih : perluasan pada IS dalam berkontribusi untuk
kesuksesan individu, grup, organisasi, industri, dan nations.
Contohnya
meningkatkan
:
meningkatkan
produktivitas,
pengambilan
keputusan,
meningkatkan
penjualan,
mengurangi biaya, meningkatkan keuntungan, efesiensi pasar,
kesejahteraan pemakai, dan membangun ekonomi.
21
Gambar 2.3 DeLone and McLean IS success model
(Sumber : Devos, Landeghem, & Deschoolmeester, 2012)
2.11
Pengukuran Terhadap Dimensi D&M Model
Untuk
mengukur dimensi
kesuksesan
model
informasi,
berikut adalah parameter-parameter yang dapat diukur (Urbach &
Mueller, 2011):
• System Quality
Merupakan karakteristik yang diinginkan dari sebuah sistem
informasi. Hal hal yang diukur adalah penggunaan sistem
tersebut. Misalnya, akses, kemudahan, kustomisasi, efisensi,
fleksibilitas, intregritas, navigasi, waktu response, dan fitur
sistem.
• Information Quality
Merupakan
kunci
dari
kepuasan pemakaian. Dimensi ini
mengukur karateristik dari output sebuah sistem informasi.
22
akurasi, timeliness, kelengkapan, relevansi, format, presisi,
kegunaan dan konsistensi.
• Service Quality
Merupakan dimensi yang merepresentasikan kualitas dukungan
yang user terima dari departemen IS dan IT Support. Misalnya
pelatihan,
help
desk,
empati,
fleksibiltas,
tangible,
dan
responsivitas.
• Intention to Use/Use
Merupakan
dimensi yang mengukur bagaiamana sebuah IS
digunakan oleh user. hal hal yang diukur adalah : penggunaan
sehari-hari, frekwuensi penggunaan, dan jumlah transaksi
• User Satisfaction
Merupakan dimensi yang mengukur tingkat kepuasan user saat
menggunakan IS. Dimensi ini merupakan salah satu dimensi
yang paling penting sebab hampir mencakup penilaian sistem
secara keseluruhan. Hal hal yang diukur adalah : Penerimaan,
efektifitas, efisiensi, kepuasan terhadap hasil informasi, kepuasan
terhadap sistem, dan kepuasan secara menyeluruh.
• Net Benefit
Merupakan dimensi yang mengukur seberapa sukses IS terhadap
kepentingan para stakeholder. Hal hal yang diukur adalah :
Decision
Effectiveness,
peningkatan
individu,
pembelajaran,
inovasi,
menjalankan sebuah pekerjaan.
dan
produktifitas
secara
kemudahan
dalam
23
2.12
Gap Analysis
Menurut (Adi, 2015) Gap analysis digunakan untuk menentukan
langkah-langkah apa yang perlu diambil untuk berpindah dari kondisi saat
ini ke kondisi yang diinginkan atau keadaan masa depan yang diinginkan.
Banyak orang menyebutnya menjadi analisa kebutuhan dan gap, penilaian
kebutuhan atau analisis kebutuhan saja. Gap analysis dapat juga diartikan
sebagai perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial atau yang
diharapkan. Sebagai metoda, gap analysis digunakan sebagai alat evaluasi
bisnis yang menitikberatkan pada kesenjangan kinerja perusahaan saat ini
dengan kinerja yang sudah ditargetkan sebelumnya. Analisis ini juga
mengidentifikasi tindakan-tindakan apa saja yang diperlukan untuk
mengurangi kesenjangan atau mencapai kinerja yang diharapkan pada
masa datang. Lebih dari itu analisis ini juga memperkirakan waktu, biaya,
dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan perusahaan
yang diharapkan.
Gap analysis terdiri dari tiga komponen faktor utama yaitu: 1).
daftar karakteristik (seperti atribut, kompetensi, tingkat kinerja) dari situasi
sekarang (apa yang saat ini), 2). daftar apa yang diperlukan untuk
mencapai tujuan masa depan (apa yang harus), dan 3). daftar kesenjangan
apa yang ada dan perlu diisi. Analisis kesenjangan akan memicu
organisasi atau perusahaan untuk merenung status dan kemampuan apa
yang saat ini dimiliki oleh organisasi dan bertanya ingin berada dimana di
masa depan. Jadi dengan lain kata gap analysis adalah studi yang dibuat
untuk mengidentifikasi apakah sistem saat ini telah memenuhi kebutuhan.
24
Gap analysis mengidentifikasikan gap (kesenjangan) antara bagaimana
operasi bisnis diperlukan untuk melawan apa yang dinginkan tetapi belum
atau tidak bisa penuhi. Dengan sendirinya alternatif-alternatif akan
dikembangkan pada saat gap fungsi ditemukan. Gap diubah sesuai dengan
proses bisnis, laporan yang diinginkan atau penyesuaian perangkat yang
digunakan.
Sasaran
awal
dari
analisa
gap
adalah:
mengumpulkan requirement dari perusahaan, menentukan penyesuaian
(customization) yang diperlukan, memastikan sistem yang baru memenuhi
kebutuhan proses bisnis perusahaan, memastikan bahwa proses bisnis akan
menjadi best practice,
membutuhkan
dan
perubahan
mengidentifikasikan
kebijakan
permasalahan
perusahaan.
Langkah
yang
untuk
melakukan gap analysis adalah :
1. Ranking Requirements, yaitu memastikan proses bisnis dapat
diakomodasikan selama implementasi sistem yang baru dan
memastikan area-area yang penting bagi organisasi yang
memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam meningkatkan
proses bisnis.
2. Degree of Fit yaitu menentukan sejauh mana kebutuhan dapat
diakomodir oleh sistem yang baru.
3. Gap
Resolution yaitu
menentukan
alternative
merekomendasikan solusi untuk mengatasi gap yang ada.
dan
25
2.13 Review Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Godana Platisa dan Nedo
Balaban yang berjudul "Methodological Approaches to Evaluation of
Information System Functionality Performances and Importance of
Successfulness Factors Analysis" (2009) membahas mengenai kesuksesan
implementasi sistem informasi dari segi kualitas sistem, informasi, dan
kepuasan pengguna. Namun, tidak dengan memperhitungkan dimensi lain
dari sudut pandang manusia
Delone dan McLean memperbaharui kerangka kerja mereka pada
tahun 2003 dengan menambahkan dimensi Service Quality sebagai salah
satu dimensi penting mereka (Peter, DeLone, & McLean, 2013), cara
penggunaan sebagai ukuran alternatif, dan menggabungkan impact
individual dan organisasi menjadi satu dimensi yaitu Net Benefit sehingga
kerangka kerja mereka melingkupi manusia dan perlakunya sebagai salah
satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan implementasi sistem informasi
(Delone & McLean, 2003).
Seperti yang dikatakan oleh Ghobakhloo, Aranda, & Amado
(2011), Sebuah sistem tidak dapat dikatakan sukses diterapkan apabila
hanya semata-mata digunakan, namun agar sebuah sistem dapat dikatakan
sukses, maka sistem tersebut harus dapat melakukan sebuah pekerjaan lebih
cepat dibandingan dengan cara sebelumnya, namun dengan hasil yang
berkualitas dan dapat diandalkan. Hal ini diperkuat oleh Urbach & Mueller
(2011) bahwa menggunakan sebuah sistem informasi saja tidak dapat
26
menjadi
sebuah
faktor
yang
menggambarkan
kesuksesan
sebuah
implementasi sistem informasi.
Perusahaan perlu mengeluarkan investasi yang cukup besar untuk
mengimplementasi sistem informasi, (Manchanda, 2013). Evaluasi sistem
informasi adalah sebuah proses evaluasi performa perangkat keras,
perangkat lunak, jaringan, data, dan sumber daya manusia. Tujuan utama
evaluasi sistem informasi adalah untuk meningkatkan kualitas sebuah sistem
informasi beserta menaksir seberapa sukses sebuah implementasi sistem
informasi dalam mencapai tujuan organisasi (Platiša & Balaban, 2009), serta
mengevaluasi area-area mana saja yang perlu perbaikan agar implementasi
sistem informasi dapat mencapai tingkat kesuksesan yang diinginkan
(Goldkuhl & Lagsten, 2012).
Evaluasi sistem informasi tidak dapat hanya mengevaluasi dari satu
dimensi saja sebab sebuah sistem informasi tidak hanya memiliki satu
dimensi, namun terdiri dari beberapa dimensi yang terkaitan (Delone &
McLean, 2003). Kerangka kerja Delone dan McLean merupakan kerangka
kerja yang mengidentifikasi enam dimensi sukses dari sebuah sistem
informasi (Cecez-Kecmanovic, Kautz, & Abrahall, 2014) yang sudah
banyak diterapkan untuk mengevaluasi sistem informasi (Halone et al.,
2009). Namun kerangka kerja Delone dan McLean (versi 1992) hanya
merujuk pada dimensi sistem informasi tanpa melihat aspek dari manusia
(Platiša & Balaban, 2009). Pada 2003, Delone dan McLean memperbaharui
kerangka kerja mereka dengan menambahkan dimensi Service Quality
sebagai salah satu dimensi penting mereka (Peter, DeLone, & McLean,
27
2013), cara penggunaan sebagai ukuran alternatif, dan menggabungkan
impact individual dan organisasi menjadi satu dimensi yaitu Net Benefit
sehingga kerangka kerja mereka melingkupi manusia dan perlakunya
sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan implementasi
sistem informasi (Delone & McLean, 2003).
Download