ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017 Upaya Meningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah Melalui Penggunaan Strategi Kooperatif Think Pair Share Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 01 Karanglo Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 Marsini Kristanti SD Negeri 01 Karanglo Tawangmangu Abstract - The purpose of this study is to: "Knowing the Increase in learning mathematics material Using Fractions In Problem Solving through the use of cooperative strategies think pair share on Students class V SD Negeri 01 Karanglo second semester Year Lesson 2016/2017". This research takes place in SD Negeri 01 Karanglo Tawangmangu. This research was conducted from February 1, 2017 until April 29, 2017. Subject in Action Research This class is a student of class V SD Negeri 01 Karanglo Tawangmangu Lesson Year 2016/2017 which amounted to 33 students. Data collection techniques with observation and documentation. Data analysis by using descriptive analysis of comparative and critical analysis. The research procedure using Classroom Action Research Method (PTK) consists of two cycles, namely cycle I and cycle I. Result of research: In pre cycles obtained unsatisfactory results where as many as 14 students or 42% of students are not complete as Minimum Exhaustiveness Criterion (KKM) that has been set that is 65. While who have 65 and above value as much as 19 students or 58%. . The results of cycle I is as many as 25 students or 76% complete, while 8 students or 24% of students are not complete. This means there is an increase to the students' learning mastery. But this increase is not as expected, above 90% of the number of students. In the second cycle of 31 students complete or 93% complete and 2 students who are not complete or 7%. This means there is an increase to the students' learning mastery. This increase is as expected above 90% of the number of students. This 93% completeness criteria above 90% indicates that the improvement of learning in cycle II has been successful. Based on the results of research from Cycle I to Cycle I, the hypothesis of research that says, "Through cooperative strategies think pair sharedapat improve mathematics learning achievement materials Using Fractions In Solving Problems Class V student SD Negeri 01 Karanglo Lesson 2016/2017" proved the truth . Keywords: cooperative method, think pair share, learning result Abstraksi - Tujuan Penelitian ini adalah untuk: “Mengetahui Peningkatan belajar matematika materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalahmelalui penggunaan strategi kooperatif think pair share pada Siswa kelas V SD Negeri 01 Karanglo semester II Tahun Pelajaran 2016/2017”. Penelitian ini mengambil lokasi di SD Negeri 01 Karanglo Tawangmangu. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 1 Pebruari 2017 sampai dengan tanggal 29 April 2017. Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Karanglo Tawangmangu Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan dokumentasi. Analisis Data dengan menggunakan analisis diskriptif komparatif dan analisis kritis. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dua siklus yaitu siklus I dan siklus I. Hasil penelitian: Pada pra siklus diperoleh hasil yang tidak memuaskan dimana sebanyak 14 siswa atau 42% siswa tidak tuntas sebagaimana Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 65. Sedangkan yang mempunyai nilai 65 ke atas sebanyak 19 siswa atau 58%. . Hasil siklus I adalah sebanyak 25 siswa atau 76% tuntas, sedangkan 8 siswa atau 24% siswa tidak tuntas. Hal ini berarti ada peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Tetapi peningkatan ini belum seperti yang diharapkan yaitu di atas 90% dari jumlah siswa. Pada siklus II sebanyak 31 siswa Tuntas atau 93% tuntas dan 2 siswa yang tidak tuntas atau 7%. Hal ini berarti ada peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Peningkatan ini sudah seperti yang diharapkan yaitu di atas 90% dari jumlah siswa. Kriteria ketuntasan 93% yang berada di atas 90% ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II telah berhasil. Berdasarkan hasil penelitian dari Siklus I sampai pada Siklus I, maka hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa, “Melalui strategi kooperatif think pair sharedapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan MasalahSiswa kelas V SD Negeri 01 Karanglo Tahun Pelajaran 2016/2017”, terbukti kebenarannya. Kata kunci:metode kooperatif, think pair share, hasil belajar ISSN : 2541-4704 41 ijer.web.id 1.1. Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasi dalam kurikulum sebagai kebutuhan siswa. Karena itu pembelajaran yang dilakukan hendaknya menjabarkan nilainilai yang terkandung di dalam kurikulum dengan menganalisa tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bidang studi di dalam kurikulum. Selanjutnya dilakukan kegiatan untuk memilih, menetapkan dan mengembangkan cara-cara pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada agar kurikulum dapat diaktualisasikan dalam proses pembelajaran sehingga hasil pembelajaran terwujud dalam diri siswa. Selama ini matematika merupakan salah satu diantara mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah dengan persentase jam pelajaran yang lebih banyak bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Tetapi kenyataan menunjukkan prestasi yang dicapai siswa pada bidang studi matematika lebih rendah dibanding mata pelajaran yang lain. Prestasi yang kurang memuaskan ini tidak mutlak disebabkan karena kurangnya kemampuan siswa dalam belajar matematika, tetapi ada faktor-faktor lain yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor eksternal yang berpengaruh diantaranya adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Hal ini dikarenakan tidak setiap metode pembelajaran cocok dengan Materi yang diajarkan. Pada proses pembelajaran tradisional, kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru artinya kegiatan belajar mengajar hanya terpusat pada guru. Sedangkan siswa hanya duduk mendengarkan, meniru pola-pola yang diberikan guru, mencontoh cara-cara guru menyelesaikan soal-soal dan siswa hanya bekerja prosedural tanpa atau sedikit penalaran. Hasilnya siswa kurang mandiri, tidak berani mengungkapkan pendapatnya sendiri dan kurang gigih melakukan uji coba. ISSN : 2541-4704 Pada akhirnya target keaktifan siswa menjadi kurang ketika mengikuti pelajaran. Adanya tingkat partisipasi aktif (keaktifan) akan berpengaruh pada keberhasilan proses belajar mengajar. Siswa yang aktif belajar akan lebih mudah menerima pelajaran di sekolah. Jadi semakin anak didik aktif dalam kegiatan pendidikan, maka semakin cepat tercapainya proses pendidikan. Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana pembelajaran lebih didominasi oleh siswa artinya siswa dituntut lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Di sini peran guru yang dulunya sebagai pusat pembelajaran berangsur-angsur berkurang dan sedikit demi sedikit siswa diharapkan mampu meningkatkan keaktifan dan kemandiriannya dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai hal tersebut, sebaiknya siswa dilibatkan dalan kegiatan-kegiatan pendidikan misalnya bertanya, menjawab, mengerjakan soal-soal, berdiskusi antar siswa dan sebagainya. Salah satu materi yang harus dikuasai oleh siswa SD Negeri 01 Karanglo pada kelas V Semester II adalah Materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah. Ketika menyampaikan materi ini dengan menggunakan metode ceramah, siswa hanya memperhatikan dan mendengarkan kemudian mengerjakan tugas, sementara itu metode diskusi kelompok jarang dilaksanakan. Hal ini menyebabkan belajar menjadi tidak bermakna karena siswa hanya mengetahui apa yang dipelajarinya bukan mengalaminya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif model pembelajaran lain yang diharapkan mampu meningkatkan prestasi matematika. Salah satu model pembelajaran selain metode ceramah yaitu pendekatan struktural dengan struktur Think-Pair-Share. Dalam pendekatan ini memberi penekanan pada penguasaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaktif siswa. Struktur ini menghendaki siswa belajar saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif dari pada penghargaan individual. 42 ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017 Selain keaktifan, keberhasilan proses belajar juga ditentukan oleh faktor internal siswa itu sendiri misalnya minat, kondisi psikologis maupun kemampuan awal yang dimiliki masing-masing siswa. Cepat atau lambatnya seorang siswa dalam menguasai mata pelajaran yang diberikan sangat dipengaruhi kemampuan awal tersebut. Siswa yang berkemampuan awal tinggi tidak mengalami kesulitan dalam belajar sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang baik dalam arti menguasai seluruh bahan pelajaran. Tetapi untuk siswa yang berkemampuan awal rendah mungkin mengalami kesulitan dalam belajarnya. Oleh karena itu kemampuan awal siswa harus diperhatikan sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran. Berangkat dari kondisi tersebut, perlu diadakan penelitian tentang penggunaan pendekatan struktural melalui strategi ThinkPair-Share terhadap prestasi belajar matematika pada Materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini mengambil judul: “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah Melalui Penggunaan Strategi Kooperatif Think Pair Share Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 01 Karanglo Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017” 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah melalui Strategi Think-Pair-Share dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika Materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Karanglo Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017?” 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan acuan dari suatu kegiatan yang dapat dijadikan petunjuk dan alat kontrol untuk mencapai hasil yang diharapkan agar dapat terlaksana dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran dengan pendekatan struktural melalui strategi kooperatif tipe Think-Pair-Share terhadap prestasi belajar matematika. 2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika ISSN : 2541-4704 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengharapkan penilitian ini bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Memberikan suasana pembelajaran yang menggairahkan b. Memupuk pribadi siswa aktif dan kreatif c. Memupuk tanggung jawab individu maupun kelompok d. Meningkatkan prestasi khususnya pembelajaran matematika 2. Bagi Guru a. Memberikan pengalaman dalam penerapan beberapa metode pembelajaran yang berbeda-beda. b. Mengembangkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. c. Melatih guru agar lebih jeli dalam memperhatikan kesulitan belajar siswa 3. Bagi Sekolah Melahirkan siswa-siswa yang aktif dan kreatif dalam menghadapi permasalahan di lingkungannya. 2.1. LANDASAN TEORI Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar merupakan penilaian hasil belajar sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan seseorang. Purwadarminta (1976:768) berpendapat bahwa, “Prestasi adalah hasil yang dicapai atau dilakukan atau dikerjakan”. Menurut Suratinah Tirtonagoro (1984:43), “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dalam bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu”. Dalam pendapat ini berisi segala sesuatu yang telah dicapai dalam rentangan waktu yang ada sebagai sebuah hasil dalam proses belajar yang diwujudkan dalam bentuk angka atau huruf atau yang lain. Pendekatan Struktural dengan Strategi Think-Pair-Share Menurut Muslim Ibrahim (2000:25), pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan yang ada dalam pembelajaran kooperatif. Dalam pendekatan ini memberikan penekanan pada penggunaan struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi polapola interaksi siswa. Struktur yang dikembangkan Kagan ini mengembangkan 43 ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017 agar para siswa bekerja sama saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Adapun langkah-langkah model pembelajaran struktural adalah: a. Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. b. Dalam aplikasi pembelajarannya di kelas, guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil. c. Dalam melakukan observasi kegiatan siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok. d. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Think-Pair-Share adalah struktur yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan akademik atau untuk pemahaman siswa terhadap isi tertentu. Dalam pelaksanaannya, metode thinkpair-share mempunyai tiga langkah utama yakni thinking (berfikir), pairing (berpasangan) dan sharing (berbagi). Pada metode ThinkPair-Share melibatkan tiga langkah struktur kerja sama: a. Langkah pertama memikirkan secara individu pertanyaan yang diajukan instruktur. b. Langkah kedua memasangkan individu untuk bertukar pikiran. c. Langkah ketiga berbagi mengenai tanggapan mereka dengan pasangan regu lain atau keseluruhan kelompok. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah metode Think-Pair-Share adalah: a. Merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran di sini adalah tujuan akademik (academic objectives) yang dirumuskan sesuai dengan taraf perkembangan siswa dan analisis tugas atau analisis konsep. b. Guru membentuk kelompok dengan jumlah anggota 2 anak. Cara menempatkan siswa dengan menggunakan teknik acak berstata artinya para siswa dikelompokkan atas dasar kemampuan awal. Setelah itu siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dikelompokkan dengan siswa yang kemampuan awalnya rendah, dan ISSN : 2541-4704 seterusnya. Guru menjelaskan sedikit mengenai bahan ajar. b. Guru memberikan lembar kerja siswa dan siswa diberi waktu untuk berpikir sendiri mengenai jawaban dari lembar kerja siswa. Waktu yang dibutuhkan kira-kira 2 menit. Inilah yang dimaksud dengan tahap thinking (berpikir). c. Selanjutnya guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan, waktu yang dibutuhkan adalah 10 menit. Inilah tahap pairing (berpasangan). d. Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka diskusikan. e. Guru memberikan reward bagi kelompok yang telah berprestasi. Kelebihan Cooperative Learning melalui pendekatan struktural adalah: a. Adanya interaksi antara siswa melalui diskusi untuk menyelesaikan masalah dan meningkatkan ketrampilan sosial siswa. b. Baik siswa yang pandai maupun siswa yang kurang pandai sama-sama memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar kooperatif. c. Kemungkinan siswa lebih mudah memahami konsep dan memperoleh kesimpulan. d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ketrampilan bertanya, berdiskusi dan mengembangkan bakat kepemimpinan. Sedangkan kelemahan Cooperative Learning melalui pendekatan struktural adalah: a. Siswa yang pandai cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang kurang pandai. b. Diskusi tidak akan berjalan lancar jika siswa hanya menyalin pekerjaan siswa yang pandai. c. Pengelompokan siswa membutuhkan tempat berbeda dan membutuhkan waktu. 3.1. Kerangka Berfikir Seperti diketahui bahwa kondisi siswa Kelas V SD Negeri 01 Karanglo pada penguasaan Materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah masih rendah. Hal ini berarti perlu diupayakan pemecahannya, sehingga penguasaan materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah menjadi lebih baik. Salah satu upaya yang dilakukan 44 ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017 adalah pembelajaran matematika dengan pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Dengan pembelajaran ini diharapkan penguasaan matematika khususnya Materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah menjadi lebih baik. Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan puncak dari suatu proses pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika masih banyak ditemukan masalah-masalah antara lain masih rendahnya prestasi belajar siswa, masih rendahnya tingkat partisipasi siswa, masih rendahnya kreativitas siswa dan masih rendahnya tingkat kemandirian siswa. Hal inilah yang terjadi pada siswa Kelas V dimana pada materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah mengalami prestasi yang tidak memuaskan. Rendahnya prestasi belajar siswa disikapi oleh peneliti dengan mengadakan penelitian tindakan kelas. Salah satu faktor terpenting dalam pencapaian hasil belajar adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Dalam proses belajar mengajar, pemilihan dan penggunaan pendekatan mengajar yang tepat dan sesuai dengan materi atau bahan pelajaran akan membantu siswa dalam mentransfer segala sesuatu yang disampaikan oleh guru. Dalam perbaikan pembelajaran guru menggunakan pembelajaran struktural dengan struktur Think-Pair-Share. Pembelajaran ini lebih menekankan tentang penggunaan struktur tertentu untuk mengubah pola interaksi siswa, artinya siswa diharapkan lebih aktif dan dilaksanakannya diskusi kelompok untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas. Dengan penggunaan metode pembelajaran yang berbeda, kemungkinan akan memberikan prestasi belajar matematika yang berbeda pada masing-masing tingkat kemampuan awal siswa serta pada tingkat kemampuan awal yang berbeda kemungkinan akan memberikan prestasi belajar matematika yang berbeda pada setiap metode pembelajaran. Hal ini berarti terjadi interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan awal siswa. meningkatkan prestasi belajar Matematika materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Karanglo Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017”. 3.2. Perumusan Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir, maka dapat dikemukakan perumusan hipotesis sebagai berikut: “Melalui strategi kooperatif Think-Pair-Share dapat 4.1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Diskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa pada pengajaran ISSN : 2541-4704 3.3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di SD Negeri 01 Karanglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dengan pertimbangan: (a) Di SD Negeri 01 Karanglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar belum pernah diadakan penelitian dengan strategi sehingga perlu adanya penelitian tentang pendekatan pembelajaran yang paling efektif sehingga prestasi matematika siswa tersebut sesuai dengan harapan. (b) kemudahan dalam pelaksanaan penelitian karena peneliti merupakan staf pengajar di SD Negeri 01 Karanglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. (c) Adanya ikatan batin yang baik antara peneliti dengan seluruh warga sekolah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari bulan Pebruari 2017 sampai dengan bulan April 2017, menggunakan jenis perlakuan tindakan kelas (class room action research) dengan menggunakan 2 siklus. Adapun kegiatan penelitiannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas V SD Negeri 01 Karanglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017. Pengambilan subyek penelitian ini didasarkan pada kondisi kelas V yang sebentar lagi akan mengikuti Ulangan Akhir Semester sehingga memerlukan kesiapan yang matang dalam penguasaan konsep. Diharapkan dengan strategi ini akan efektif untuk meningkatkan penguasaan Materi Menggunakan Pecahan Dalam Menyelesaikan Masalah. Perbaikan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus meliputi empat komponen pokok penelitian, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi. 45 ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017 yang dilakukan, guru masih menggunakan cara pengajaran yang tradisional yaitu guru sebagai pusat pembelajaran dan pengajaran Materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah tersebut diajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Pada pembelajaran berlangsung terlihat siswa asyik dengan kegiatannya sendiri yang tidak ada kaitannya dengan apa yang disampaikan guru. Justru masih terlihat anak-anak yang bermainmain dengan temannya tanpa memperdulikan apa yang disampaikan oleh guru pengajar. Berikut ini adalah tabel dari hasil belajar pada kondisi awal. Rentang Nilai Ulangan Harian Pra Siklus No Rentang Nilai 1. 91-100 2. 76-90 3. 65-75 4. 50-64 Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai rata-rata Jumlah Persentase Keterangan 4 8 7 14 12 % 24 % 22 % 42 % Siswa tuntas belajar sebanyak 19 siswa atau sebesar 58% 96 51 69,69 Dari hasil pengerjaan siswa pada alat tes yang telah dirancang oleh guru setelah diadakan koreksi maka didapatkan hasil yang kurang memuaskan. Hasil koreksi tes awal dari 33 siswa didik yang ada di kelas tersebut didapatkan hasil 14 siswa mendapatkan nilai kurang dari 65. sedangkan 19 siswa mendapatkan nilai lebih dari 65. Dari paparan hasil nilai yang didapatkan siswa maka tampak bahwa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 58%. Deskripsi Siklus I Setelah lembar kerja yang mengarahkan siswa untuk menemukan suatu masalah Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah dibagikan maka tampak siswa antusias dalam mengerjakan lembar kerja tersebut. Pada pengerjaan lembar kerja yang dibagikan ini tak terlihat adanya siswa yang bermain-main ataupun asyik mengerjakan pekerjaan yang lain, semuanya asyik dalam mengerjakan lembar kerja yang dibagikan. Pada pelaksanaan pengerjaan lembar kerja tersebut tampak adanya siswa yang mengalami hambatan dalam menyelesaikan bertanya pada teman terdekatnya, namun ada pula siswa yang mengalami hambatan dalam mengerjakan lembar kerja tersebut langsung bertanya kepada guru pengajar. Pada ISSN : 2541-4704 pengerjaan lembar kerja ditemukan siswa yang belum memahami konsep dasar Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah. Pada post test yang diberikan setelah dikoreksi oleh guru pengajar dan peneliti didapatkan hasil sebagai berikut : Dari hasil ulangan harian siklus I di atas dapat dibuat rentang nilai ulangan harian akhir siklus I sebagai berikut : Rentang Nilai Ulangan Harian Siklus I No Rentang Nilai 1. 91-100 2. 76-90 3. 65-75 4. 50-64 Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai rata-rata Jumlah Persentase Keterangan 5 8 12 8 15 % 24 % 37 % 24 % Siswa tuntas belajar sebanyak 25 siswa atau sebesar 76 % 97 53 71,82 Dan dari hasil pengerjaan siswa pada alat tes yang telah dirancang oleh guru setelah diadakan koreksi maka didapatkan hasil yang meningkat. Hasil koreksi tes siklus I dari 33 siswa didik yang ada di kelas tersebut didapatkan hasil sebanyak 8 siswa atau 24% mendapatkan nilai kurang dari 65. Sedangkan 25 siswa atau 76% mendapatkan nilai lebih dari 65. Sementara nilai rata-rata yang diperoleh adalah 71,82, sehingga terjadi peningkatan dari pra siklus. Peningkatan ini masih di bawah dari indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 90% siswa tuntas dalam pembelajaran dan rata-rata secara klasikal adalah minimal 70. Dari paparan hasil nilai yang didapatkan siswa maka tampak bahwa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 76% masih kurang dari 90% dan rata-rata 71,82sudah lebih dari 70. Deskripsi Siklus II Pada pelaksanaan siklus II ini tampak sekali bahwa siswa sangat antusias dalam mengerjakan tugas kelompok kecil, semua siswa terlihat aktif bersama dalam menyelesaikan lembar kerja yang diberikan peneliti. Pengaturan kelompok dimana satu anak mendapatkan satu teman yang lain dengan perbedaan karakter antara yang sudah mampu dengan yang belum memberikan kontribuasi yang baik terhadap peningkatan pemahaman materi bagi yang belum mampu. Pada saat diskusi pembahasan Pokok Bahasan yang diberikan siswa untuk ditanggapi oleh siswa lain, kadang terlihat perbedaan pola berfikir dari masing-masing 46 ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017 individu dalam menyampaikan ide pemecahan masalah yang diberikan. Dari hasil ulangan harian siklus II di atas dapat dibuat rentang nilai ulangan harian akhir siklus II sebagai berikut : Rentang Nilai Ulangan Harian Siklus II No 1. 2. Rentang Nilai 91-100 76-90 65-75 3. 50-64 Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai rata-rata Jumlah 5 9 17 2 Persentase 16 % 25 % 52 % 7% Keterangan Siswa tuntas belajar sebanyak 31 siswa atau sebesar 93 % 98 60 73,78 Dan dari hasil pengerjaan siswa pada alat tes yang telah dirancang oleh guru setelah diadakan koreksi pada siklus II, maka didapatkan hasil yang meningkat. Hasil koreksi tes siklus II dari 33 siswa didik yang ada di kelas tersebut didapatkan hasil sebanyak 2 siswa atau 7% mendapatkan nilai kurang dari 65. Sedangkan 31 siswa atau 93% mendapatkan nilai lebih dari 65.. Sementara nilai rata-rata yang diperoleh adalah 73,78 lebih dari indikator yang ditetapkan yaitu 70, sehingga pada siklus II ini terjadi peningkatan dari dan telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 90% siswa tuntas dalam pembelajaran dan rata-rata secara klasikal adalah minimal 70. Dari paparan hasil nilai yang didapatkan siswa maka perbaikan pembelajaran pada siklus II dinyatakan berhasil. 4.2. Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan mulai pemantauan keadaan awal hingga pelaksanaan tindakan pada siklus II maka dapat digambarkan seperti dibawah : Diskripsi Antar Siklus Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Persentasi taraf ketuntasan siswa No 1 2 Indikator Siswa tuntas dalam pokok bahasan Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah Siswa belum tuntas dalam Materi Menggunakan Pecahan Dalam ISSN : 2541-4704 Awal N P Siklus I N P Siklus II N P 19 58% 25 76% 31 93% 14 42% 8 24% 2 7% Pemecahan Masalah Jumlah 33 100 % 33 100% 33 100 % Perbandingan tingkat ketuntasan belajar siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dari tabel di atas adalah: 1. Pada keadaan awal siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran matematika Materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah sebanyak 14 siswa atau 42% sedangkan yang tuntas sebanyak 19 siswa atau 58%. 2. Pada Siklus I, siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran matematika Materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah sebanyak 8 siswa atau 24% sedangkan yang tuntas sebanyak 25 siswa atau 76%. 3. Pada Siklus II, siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran matematika Materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah sebanyak 2 siswa atau 7% sedangkan yang tuntas sebanyak 31 siswa atau 93% . Dilihat dari indikator rata-rata kelas dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II diperoleh data sebagai berikut : Diskripsi Antar Siklus Rata-rata Prestasi Belajar Matematika No Siklus 1 2 3 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Nilai Ratarata 69,69 71,82 73,78 Peningkatan 2,13 1,96 Berdasarkan tabel dapat dijelaskan pada keadaan awal rata-rata prestasi belajar siswa 69,69. Pada siklus I, rata-rata yang berhasil dicapai adalah 71,82 sehingga terjadi peningkatan 2,13 daripada kondisi awal. Pada siklus II yang rata-rata yang dicapai adalah 73,78 sehingga terjadi peningkatan rata-rata kelas sebesar 1,96 dari siklus I. Dari tabel antar siklus di atas tampak adanya hasil dari masing-masing indikator yang harus dikuasai siswa setelah diberi tindakan mengalami peningkatan yang sangat luar biasa. Peningkatan hasil penguasaan Materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah ini bila dilihat dari tindakan yang dilakukan telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka hipotesis yang mengatakan: “Melalui strategi kooperatif Think-Pair-Share dapat 47 ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017 meningkatkan prestasi belajar Matematika materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Karanglo Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017”, terbukti kebenarannya. materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Karanglo Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017”, terbukti kebenarannya. 5.1. PENUTUP Kesimpulan Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siswa Kelas VSD Negeri 01 Karanglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Pembelajaran aktif dengan Think Phair Share merupakan strategi yang efektif untuk menyampaikan materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah bagi siswa Kelas V. pada pembelajaran ini dibentuk kelompok kecil yang dapat meningkatkan kemampuan penguasaan materi matematika dari siswa, selain itu dengan kelompok ini kerjasama diantara siswa dapat tercipta dengan lebih baik. 2 Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Pada keadaan awal siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran matematika materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah sebanyak 14 siswa atau 42% sedangkan yang tuntas sebanyak 19 siswa atau 58%. Sementara rata-rata prestasi belajar matematika hanya 69,69. (2) Pada Siklus I, siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran matematika materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah sebanyak 8 siswa atau 24% sedangkan yang tuntas sebanyak 25 siswa atau 76%. Rata-rata prestasi belajar matematika adalah 71,82, terjadi peningkatan 2,13 poin dari siklus I. (3) Pada Siklus II, siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran matematika materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalah sebanyak 2 siswa atau7% dan yang tuntas sebanyak 31 siswa atau 93% . Ratarata prestasi belajar matematika adalah 73,78pada siklus II.Sehingga terjadi peningkatan rata-rata kelas sebesar 1,96 dari siklus I. 3 Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka hipotesis yang mengatakan: “Melalui strategi kooperatif Think-Pair-Share dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika DAFTAR PUSTAKA [1] Achmad Djausak.S., 1996. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud. [2] Anita Lie 2002. EffectiveTteaching Teori dan Aplikasi (edisi ke -2 ) Yogyakarta : Pustaka Pelajar. [3] Djamarah dan Zain. A., 1997. Komponen Pembelajaran. Bandung: Angkasa. [4] Hamalik. O. 1989. Pengukuran Media Pembelajaran dan Implementasinya. Bandung: Tarsito. [5] Kline dan Mulyono. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta. [6] Muslim Ibrahim. Pengajaran Kooperatif. Jakarta : Ghalia Indonesia. [7] Purwanto Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. [8] Purwoto. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. [9] Purwodarminto, WJS. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. [10] Rifa’i. A. 1991. Administrasi Pendidikan. Bandung : Jemmars. [11] Syaiful. 2002. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Gramedia. [12] Sudjana. N. 1992. Dasar-dasar Media Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya. [13] Suratinah Tirtonagoro. 1984. Pengantar Media Pendidikan. Jakarta : Ghalia Indonesia. [14] Suratman. M. 1998. Pengantar Media Pendidikan. Jakarta : Ghalia Indonesia. [15] Tim Khusus. 1992. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. [16] Uleh bukit Karo-karo.sman. U.M., 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya. [17] Winkel. 1996. Pengantar Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. [18] Russeffendi 1988. Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito ISSN : 2541-4704 48 ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017 [19] Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. [20] Andi Hakim Nasution. 1982. Landasan Matematika. Jakarta : Bharata Karya Aksara. [21] Gagne, Robert M and Leslie J. Briggs, 1978. Principles of Instructional ISSN : 2541-4704 Design. 2nd Ed, New York : Holt Rinehart and Winstons. [22] Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani, 2003, Strategi PembelajaranAktif, CTSD,IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 49