ijer.web.id 41 Upaya Meningkatan Prestasi Belajar Matematika

advertisement
ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
Upaya Meningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Menggunakan Pecahan
Dalam Pemecahan Masalah Melalui Penggunaan Strategi Kooperatif Think Pair
Share Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 01 Karanglo
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
Marsini Kristanti
SD Negeri 01 Karanglo Tawangmangu
Abstract - The purpose of this study is to: "Knowing the Increase in learning mathematics material
Using Fractions In Problem Solving through the use of cooperative strategies think pair share on
Students class V SD Negeri 01 Karanglo second semester Year Lesson 2016/2017".
This research takes place in SD Negeri 01 Karanglo Tawangmangu. This research was conducted
from February 1, 2017 until April 29, 2017. Subject in Action Research This class is a student of class
V SD Negeri 01 Karanglo Tawangmangu Lesson Year 2016/2017 which amounted to 33 students.
Data collection techniques with observation and documentation. Data analysis by using descriptive
analysis of comparative and critical analysis. The research procedure using Classroom Action
Research Method (PTK) consists of two cycles, namely cycle I and cycle I.
Result of research: In pre cycles obtained unsatisfactory results where as many as 14 students or 42%
of students are not complete as Minimum Exhaustiveness Criterion (KKM) that has been set that is 65.
While who have 65 and above value as much as 19 students or 58%. . The results of cycle I is as
many as 25 students or 76% complete, while 8 students or 24% of students are not complete. This
means there is an increase to the students' learning mastery. But this increase is not as expected,
above 90% of the number of students. In the second cycle of 31 students complete or 93% complete
and 2 students who are not complete or 7%. This means there is an increase to the students' learning
mastery. This increase is as expected above 90% of the number of students. This 93% completeness
criteria above 90% indicates that the improvement of learning in cycle II has been successful. Based
on the results of research from Cycle I to Cycle I, the hypothesis of research that says, "Through
cooperative strategies think pair sharedapat improve mathematics learning achievement materials
Using Fractions In Solving Problems Class V student SD Negeri 01 Karanglo Lesson 2016/2017"
proved the truth .
Keywords: cooperative method, think pair share, learning result
Abstraksi - Tujuan Penelitian ini adalah untuk: “Mengetahui Peningkatan belajar matematika materi
Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan Masalahmelalui penggunaan strategi kooperatif think pair
share pada Siswa kelas V SD Negeri 01 Karanglo semester II Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Penelitian ini mengambil lokasi di SD Negeri 01 Karanglo Tawangmangu. Penelitian ini dilakukan dari
tanggal 1 Pebruari 2017 sampai dengan tanggal 29 April 2017. Subyek dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Karanglo Tawangmangu Tahun Pelajaran 2016/2017
yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan dokumentasi. Analisis
Data dengan menggunakan analisis diskriptif komparatif dan analisis kritis. Prosedur penelitian
dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dua siklus yaitu siklus I dan
siklus I.
Hasil penelitian: Pada pra siklus diperoleh hasil yang tidak memuaskan dimana sebanyak 14 siswa
atau 42% siswa tidak tuntas sebagaimana Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan
yaitu 65. Sedangkan yang mempunyai nilai 65 ke atas sebanyak 19 siswa atau 58%. . Hasil siklus I
adalah sebanyak 25 siswa atau 76% tuntas, sedangkan 8 siswa atau 24% siswa tidak tuntas. Hal ini
berarti ada peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Tetapi peningkatan ini belum seperti yang
diharapkan yaitu di atas 90% dari jumlah siswa. Pada siklus II sebanyak 31 siswa Tuntas atau 93%
tuntas dan 2 siswa yang tidak tuntas atau 7%. Hal ini berarti ada peningkatan terhadap ketuntasan
belajar siswa. Peningkatan ini sudah seperti yang diharapkan yaitu di atas 90% dari jumlah siswa.
Kriteria ketuntasan 93% yang berada di atas 90% ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran
pada siklus II telah berhasil. Berdasarkan hasil penelitian dari Siklus I sampai pada Siklus I, maka
hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa, “Melalui strategi kooperatif think pair sharedapat
meningkatkan prestasi belajar matematika materi Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan
MasalahSiswa kelas V SD Negeri 01 Karanglo Tahun Pelajaran 2016/2017”, terbukti kebenarannya.
Kata kunci:metode kooperatif, think pair share, hasil belajar
ISSN : 2541-4704
41
ijer.web.id
1.1.
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, proses
pembelajaran terkait dengan bagaimana
membelajarkan siswa dapat belajar dengan
mudah dan terdorong oleh kemauannya
sendiri
untuk
mempelajari
apa
yang
teraktualisasi
dalam
kurikulum
sebagai
kebutuhan siswa. Karena itu pembelajaran
yang dilakukan hendaknya menjabarkan nilainilai yang terkandung di dalam kurikulum
dengan menganalisa tujuan pembelajaran dan
karakteristik isi bidang studi di dalam
kurikulum. Selanjutnya dilakukan kegiatan
untuk
memilih,
menetapkan
dan
mengembangkan cara-cara pembelajaran
yang ditetapkan sesuai dengan kondisi yang
ada agar kurikulum dapat diaktualisasikan
dalam proses pembelajaran sehingga hasil
pembelajaran terwujud dalam diri siswa.
Selama ini matematika merupakan
salah satu diantara mata pelajaran yang
diajarkan
di
sekolah-sekolah
dengan
persentase jam pelajaran yang lebih banyak
bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang
lain. Tetapi kenyataan menunjukkan prestasi
yang dicapai siswa pada bidang studi
matematika lebih rendah dibanding mata
pelajaran yang lain. Prestasi yang kurang
memuaskan ini tidak mutlak disebabkan
karena kurangnya kemampuan siswa dalam
belajar matematika, tetapi ada faktor-faktor lain
yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan
siswa dalam belajar matematika.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
adalah faktor dari dalam diri siswa (faktor
internal) maupun faktor dari luar diri siswa
(faktor eksternal). Faktor eksternal yang
berpengaruh diantaranya adalah penggunaan
metode pembelajaran yang tepat. Hal ini
dikarenakan tidak setiap metode pembelajaran
cocok dengan Materi yang diajarkan.
Pada proses pembelajaran tradisional,
kegiatan belajar mengajar didominasi oleh
guru artinya kegiatan belajar mengajar hanya
terpusat pada guru. Sedangkan siswa hanya
duduk mendengarkan, meniru pola-pola yang
diberikan guru, mencontoh cara-cara guru
menyelesaikan soal-soal dan siswa hanya
bekerja prosedural tanpa atau sedikit
penalaran. Hasilnya siswa kurang mandiri,
tidak berani mengungkapkan pendapatnya
sendiri dan kurang gigih melakukan uji coba.
ISSN : 2541-4704
Pada akhirnya target keaktifan siswa menjadi
kurang ketika mengikuti pelajaran.
Adanya
tingkat
partisipasi
aktif
(keaktifan)
akan
berpengaruh
pada
keberhasilan proses belajar mengajar. Siswa
yang aktif belajar akan lebih mudah menerima
pelajaran di sekolah. Jadi semakin anak didik
aktif dalam kegiatan pendidikan, maka
semakin cepat tercapainya proses pendidikan.
Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana
pembelajaran lebih didominasi oleh siswa
artinya siswa dituntut lebih aktif dalam
kegiatan belajar mengajar. Di sini peran guru
yang dulunya sebagai pusat pembelajaran
berangsur-angsur berkurang dan sedikit demi
sedikit
siswa
diharapkan
mampu
meningkatkan keaktifan dan kemandiriannya
dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai
hal tersebut, sebaiknya siswa dilibatkan dalan
kegiatan-kegiatan
pendidikan
misalnya
bertanya, menjawab, mengerjakan soal-soal,
berdiskusi antar siswa dan sebagainya.
Salah satu materi yang harus dikuasai
oleh siswa SD Negeri 01 Karanglo pada kelas
V Semester II adalah Materi Menggunakan
Pecahan Dalam Pemecahan Masalah. Ketika
menyampaikan
materi
ini
dengan
menggunakan metode ceramah, siswa hanya
memperhatikan dan mendengarkan kemudian
mengerjakan tugas, sementara itu metode
diskusi kelompok jarang dilaksanakan. Hal ini
menyebabkan belajar menjadi tidak bermakna
karena siswa hanya mengetahui apa yang
dipelajarinya
bukan
mengalaminya.
Pembelajaran
yang
berorientasi
target
penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetisi mengingat jangka pendek tetapi
gagal dalam membekali anak memecahkan
persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif
model pembelajaran lain yang diharapkan
mampu meningkatkan prestasi matematika.
Salah satu model pembelajaran selain
metode ceramah yaitu pendekatan struktural
dengan struktur Think-Pair-Share. Dalam
pendekatan ini memberi penekanan pada
penguasaan struktur tertentu yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaktif siswa.
Struktur ini menghendaki siswa belajar saling
membantu dalam kelompok kecil dan lebih
dicirikan oleh penghargaan kooperatif dari
pada penghargaan individual.
42
ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
Selain keaktifan, keberhasilan proses
belajar juga ditentukan oleh faktor internal
siswa itu sendiri misalnya minat, kondisi
psikologis maupun kemampuan awal yang
dimiliki masing-masing siswa. Cepat atau
lambatnya seorang siswa dalam menguasai
mata pelajaran yang diberikan sangat
dipengaruhi kemampuan awal tersebut. Siswa
yang berkemampuan awal tinggi tidak
mengalami kesulitan dalam belajar sehingga
dapat mencapai prestasi belajar yang baik
dalam arti menguasai seluruh bahan pelajaran.
Tetapi untuk siswa yang berkemampuan awal
rendah mungkin mengalami kesulitan dalam
belajarnya. Oleh karena itu kemampuan awal
siswa harus diperhatikan sehingga siswa tidak
mengalami
kesulitan
dalam
menerima
pelajaran.
Berangkat dari kondisi tersebut, perlu
diadakan penelitian tentang penggunaan
pendekatan struktural melalui strategi ThinkPair-Share
terhadap
prestasi
belajar
matematika pada Materi
Menggunakan
Pecahan
Dalam
Pemecahan
Masalah.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam
penelitian ini mengambil judul: “Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Materi
Menggunakan Pecahan Dalam
Pemecahan Masalah Melalui Penggunaan
Strategi Kooperatif Think Pair Share Pada
Siswa Kelas V Sd Negeri 01 Karanglo
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017”
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas,
dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut: “Apakah melalui Strategi
Think-Pair-Share dapat meningkatkan prestasi
belajar Matematika Materi
Menggunakan
Pecahan Dalam Pemecahan Masalah pada
siswa Kelas V SD Negeri 01 Karanglo
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017?”
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan acuan dari suatu kegiatan
yang dapat dijadikan petunjuk dan alat kontrol
untuk mencapai hasil yang diharapkan agar
dapat terlaksana dengan baik. Tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui
apakah
terdapat
pengaruh
penggunaan
pembelajaran
dengan pendekatan struktural melalui
strategi kooperatif tipe Think-Pair-Share
terhadap prestasi belajar matematika.
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam pelajaran matematika
ISSN : 2541-4704
1.4.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah
diuraikan di atas, maka peneliti mengharapkan
penilitian ini bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Memberikan suasana pembelajaran
yang menggairahkan
b. Memupuk pribadi siswa aktif dan kreatif
c. Memupuk tanggung jawab individu
maupun kelompok
d. Meningkatkan
prestasi
khususnya
pembelajaran matematika
2. Bagi Guru
a. Memberikan
pengalaman
dalam
penerapan
beberapa
metode
pembelajaran yang berbeda-beda.
b. Mengembangkan kemampuan guru
dalam proses belajar mengajar.
c. Melatih guru agar lebih jeli dalam
memperhatikan kesulitan belajar siswa
3. Bagi Sekolah
Melahirkan siswa-siswa yang aktif dan
kreatif
dalam
menghadapi
permasalahan di lingkungannya.
2.1.
LANDASAN TEORI
Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar merupakan penilaian hasil
belajar sebagai akibat dari proses belajar yang
dilakukan
seseorang.
Purwadarminta
(1976:768) berpendapat bahwa, “Prestasi
adalah hasil yang dicapai atau dilakukan atau
dikerjakan”.
Menurut
Suratinah
Tirtonagoro
(1984:43), “Prestasi belajar adalah penilaian
hasil usaha kegiatan belajar yang dalam
bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat yang
dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai
oleh anak dalam periode tertentu”. Dalam
pendapat ini berisi segala sesuatu yang telah
dicapai dalam rentangan waktu yang ada
sebagai sebuah hasil dalam proses belajar
yang diwujudkan dalam bentuk angka atau
huruf atau yang lain.
Pendekatan Struktural dengan Strategi
Think-Pair-Share
Menurut
Muslim
Ibrahim
(2000:25),
pendekatan struktural merupakan salah satu
pendekatan yang ada dalam pembelajaran
kooperatif. Dalam pendekatan ini memberikan
penekanan pada penggunaan struktur khusus
yang dirancang untuk mempengaruhi polapola
interaksi
siswa.
Struktur
yang
dikembangkan Kagan ini mengembangkan
43
ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
agar para siswa bekerja sama saling
bergantung pada kelompok-kelompok kecil
secara kooperatif.
Adapun
langkah-langkah
model
pembelajaran struktural adalah:
a. Guru
merancang
pembelajaran,
mempertimbangkan
dan
menetapkan
target pembelajaran yang ingin dicapai
dalam pembelajaran.
b. Dalam aplikasi pembelajarannya di kelas,
guru
merancang
lembar
observasi
kegiatan siswa dalam belajar secara
bersama-sama dalam kelompok-kelompok
kecil.
c. Dalam melakukan observasi kegiatan
siswa,
guru
mengarahkan
dan
membimbing siswa baik secara individual
maupun kelompok.
d. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
Think-Pair-Share adalah struktur yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
penguasaan akademik atau untuk pemahaman
siswa terhadap isi tertentu.
Dalam pelaksanaannya, metode thinkpair-share mempunyai tiga langkah utama
yakni thinking (berfikir), pairing (berpasangan)
dan sharing (berbagi). Pada metode ThinkPair-Share melibatkan tiga langkah struktur
kerja sama:
a. Langkah pertama memikirkan secara
individu
pertanyaan
yang
diajukan
instruktur.
b. Langkah kedua memasangkan individu
untuk bertukar pikiran.
c. Langkah
ketiga
berbagi
mengenai
tanggapan mereka dengan pasangan regu
lain atau keseluruhan kelompok.
Dari beberapa pendapat di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
metode Think-Pair-Share adalah:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran di sini adalah tujuan
akademik (academic objectives) yang
dirumuskan
sesuai
dengan
taraf
perkembangan siswa dan analisis tugas
atau analisis konsep.
b. Guru membentuk kelompok dengan jumlah
anggota 2 anak.
Cara
menempatkan
siswa
dengan
menggunakan teknik acak berstata artinya
para siswa dikelompokkan atas dasar
kemampuan awal. Setelah itu siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi
dikelompokkan
dengan
siswa
yang
kemampuan
awalnya
rendah,
dan
ISSN : 2541-4704
seterusnya. Guru menjelaskan sedikit
mengenai bahan ajar.
b. Guru memberikan lembar kerja siswa dan
siswa diberi waktu untuk berpikir sendiri
mengenai jawaban dari lembar kerja siswa.
Waktu yang dibutuhkan kira-kira 2 menit.
Inilah yang dimaksud dengan tahap thinking
(berpikir).
c. Selanjutnya
guru
meminta
siswa
berpasangan dan mendiskusikan mengenai
apa yang telah dipikirkan, waktu yang
dibutuhkan adalah 10 menit. Inilah tahap
pairing (berpasangan).
d. Pada langkah akhir ini guru meminta
pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi
atau bekerja sama dengan kelas secara
keseluruhan mengenai apa yang telah
mereka diskusikan.
e. Guru memberikan reward bagi kelompok
yang telah berprestasi.
Kelebihan Cooperative Learning
melalui pendekatan struktural adalah:
a. Adanya interaksi antara siswa melalui
diskusi untuk menyelesaikan masalah dan
meningkatkan ketrampilan sosial siswa.
b. Baik siswa yang pandai maupun siswa
yang
kurang
pandai
sama-sama
memperoleh manfaat melalui aktivitas
belajar kooperatif.
c. Kemungkinan
siswa
lebih
mudah
memahami konsep dan memperoleh
kesimpulan.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk
mengembangkan
ketrampilan
bertanya, berdiskusi dan mengembangkan
bakat kepemimpinan.
Sedangkan kelemahan Cooperative
Learning melalui pendekatan struktural adalah:
a. Siswa yang pandai cenderung mendominasi
sehingga dapat menimbulkan sikap minder
dan pasif dari siswa yang kurang pandai.
b. Diskusi tidak akan berjalan lancar jika
siswa hanya menyalin pekerjaan siswa
yang pandai.
c. Pengelompokan
siswa
membutuhkan
tempat berbeda dan membutuhkan waktu.
3.1. Kerangka Berfikir
Seperti diketahui bahwa kondisi siswa Kelas V
SD Negeri 01 Karanglo pada penguasaan
Materi
Menggunakan
Pecahan
Dalam
Pemecahan Masalah masih rendah. Hal ini
berarti perlu diupayakan pemecahannya,
sehingga penguasaan materi Menggunakan
Pecahan Dalam Pemecahan Masalah menjadi
lebih baik. Salah satu upaya yang dilakukan
44
ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
adalah pembelajaran matematika dengan
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.
Dengan
pembelajaran
ini
diharapkan
penguasaan matematika khususnya Materi
Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan
Masalah menjadi lebih baik.
Prestasi belajar atau hasil belajar
merupakan puncak dari suatu proses
pembelajaran.
Dalam
pembelajaran
matematika
masih
banyak
ditemukan
masalah-masalah antara lain masih rendahnya
prestasi belajar siswa, masih rendahnya
tingkat partisipasi siswa, masih rendahnya
kreativitas siswa dan masih rendahnya tingkat
kemandirian siswa. Hal inilah yang terjadi pada
siswa Kelas V dimana pada materi
Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan
Masalah mengalami prestasi yang tidak
memuaskan.
Rendahnya prestasi belajar siswa
disikapi oleh peneliti dengan mengadakan
penelitian tindakan kelas. Salah satu faktor
terpenting dalam pencapaian hasil belajar
adalah penggunaan metode pembelajaran
yang tepat. Dalam proses belajar mengajar,
pemilihan dan penggunaan pendekatan
mengajar yang tepat dan sesuai dengan
materi atau bahan pelajaran akan membantu
siswa dalam mentransfer segala sesuatu yang
disampaikan oleh guru.
Dalam perbaikan pembelajaran guru
menggunakan pembelajaran struktural dengan
struktur Think-Pair-Share. Pembelajaran ini
lebih menekankan tentang penggunaan
struktur tertentu untuk mengubah pola
interaksi siswa, artinya siswa diharapkan lebih
aktif dan dilaksanakannya diskusi kelompok
untuk kemudian dipresentasikan di depan
kelas.
Dengan
penggunaan
metode
pembelajaran yang berbeda, kemungkinan
akan memberikan prestasi belajar matematika
yang berbeda pada masing-masing tingkat
kemampuan awal siswa serta pada tingkat
kemampuan awal yang berbeda kemungkinan
akan memberikan prestasi belajar matematika
yang
berbeda
pada
setiap
metode
pembelajaran. Hal ini berarti terjadi interaksi
antara
metode
pembelajaran
dengan
kemampuan awal siswa.
meningkatkan prestasi belajar Matematika
materi
Menggunakan
Pecahan
Dalam
Pemecahan Masalah pada siswa Kelas V SD
Negeri 01 Karanglo Semester II Tahun
Pelajaran 2016/2017”.
3.2. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka
berpikir, maka dapat dikemukakan perumusan
hipotesis sebagai berikut: “Melalui strategi
kooperatif
Think-Pair-Share
dapat
4.1. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh
peneliti didapatkan bahwa pada pengajaran
ISSN : 2541-4704
3.3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
dengan mengambil lokasi di SD Negeri 01
Karanglo
Kecamatan
Tawangmangu
Kabupaten
Karanganyar
dengan
pertimbangan: (a) Di SD Negeri 01 Karanglo
Kecamatan
Tawangmangu
Kabupaten
Karanganyar
belum
pernah
diadakan
penelitian dengan strategi sehingga perlu
adanya
penelitian
tentang
pendekatan
pembelajaran yang paling efektif sehingga
prestasi matematika siswa tersebut sesuai
dengan harapan. (b) kemudahan dalam
pelaksanaan
penelitian
karena
peneliti
merupakan staf pengajar di SD Negeri 01
Karanglo
Kecamatan
Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar. (c) Adanya ikatan
batin yang baik antara peneliti dengan seluruh
warga sekolah.
Penelitian
tindakan
kelas
ini
dilaksanakan dari bulan Pebruari 2017 sampai
dengan bulan April 2017, menggunakan jenis
perlakuan tindakan kelas (class room action
research) dengan menggunakan 2 siklus.
Adapun kegiatan penelitiannya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini
Subyek dari penelitian tindakan kelas
ini adalah siswa Kelas V SD Negeri 01
Karanglo
Kecamatan
Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2016/2017. Pengambilan subyek penelitian ini
didasarkan pada kondisi kelas V yang
sebentar lagi akan mengikuti Ulangan Akhir
Semester sehingga memerlukan kesiapan
yang matang dalam penguasaan konsep.
Diharapkan dengan strategi ini akan efektif
untuk meningkatkan penguasaan Materi
Menggunakan Pecahan Dalam Menyelesaikan
Masalah.
Perbaikan penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari dua siklus meliputi empat komponen
pokok penelitian, yaitu: 1) Perencanaan, 2)
Tindakan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi.
45
ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
yang dilakukan, guru masih menggunakan
cara pengajaran yang tradisional yaitu guru
sebagai pusat pembelajaran dan pengajaran
Materi
Menggunakan
Pecahan
Dalam
Pemecahan Masalah tersebut diajarkan
dengan menggunakan metode ceramah. Pada
pembelajaran berlangsung terlihat siswa asyik
dengan kegiatannya sendiri yang tidak ada
kaitannya dengan apa yang disampaikan guru.
Justru masih terlihat anak-anak yang bermainmain dengan temannya tanpa memperdulikan
apa yang disampaikan oleh guru pengajar.
Berikut ini adalah tabel dari hasil belajar pada
kondisi awal.
Rentang Nilai Ulangan Harian Pra
Siklus
No
Rentang
Nilai
1.
91-100
2.
76-90
3.
65-75
4.
50-64
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai rata-rata
Jumlah
Persentase
Keterangan
4
8
7
14
12 %
24 %
22 %
42 %
Siswa tuntas
belajar sebanyak
19 siswa atau
sebesar 58%
96
51
69,69
Dari hasil pengerjaan siswa pada alat tes yang
telah dirancang oleh guru setelah diadakan
koreksi maka didapatkan hasil yang kurang
memuaskan. Hasil koreksi tes awal dari 33
siswa didik yang ada di kelas tersebut
didapatkan hasil 14 siswa mendapatkan nilai
kurang dari 65. sedangkan 19 siswa
mendapatkan nilai lebih dari 65. Dari paparan
hasil nilai yang didapatkan siswa maka tampak
bahwa yang mencapai ketuntasan belajar
hanya 58%.
Deskripsi Siklus I
Setelah
lembar
kerja
yang
mengarahkan siswa untuk menemukan suatu
masalah Menggunakan Pecahan Dalam
Pemecahan Masalah dibagikan maka tampak
siswa antusias dalam mengerjakan lembar
kerja tersebut.
Pada pengerjaan lembar kerja yang
dibagikan ini tak terlihat adanya siswa yang
bermain-main ataupun asyik mengerjakan
pekerjaan yang lain, semuanya asyik dalam
mengerjakan lembar kerja yang dibagikan.
Pada pelaksanaan pengerjaan lembar
kerja tersebut tampak adanya siswa yang
mengalami hambatan dalam menyelesaikan
bertanya pada teman terdekatnya, namun ada
pula siswa yang mengalami hambatan dalam
mengerjakan lembar kerja tersebut langsung
bertanya kepada guru pengajar. Pada
ISSN : 2541-4704
pengerjaan lembar kerja ditemukan siswa
yang belum memahami konsep dasar
Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan
Masalah.
Pada post test yang diberikan setelah
dikoreksi oleh guru pengajar dan peneliti
didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari hasil ulangan harian siklus I di atas dapat
dibuat rentang nilai ulangan harian akhir siklus
I sebagai berikut :
Rentang Nilai Ulangan Harian Siklus I
No
Rentang
Nilai
1.
91-100
2.
76-90
3.
65-75
4.
50-64
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai rata-rata
Jumlah
Persentase
Keterangan
5
8
12
8
15 %
24 %
37 %
24 %
Siswa tuntas
belajar sebanyak
25 siswa atau
sebesar 76 %
97
53
71,82
Dan dari hasil pengerjaan siswa pada
alat tes yang telah dirancang oleh guru setelah
diadakan koreksi maka didapatkan hasil yang
meningkat. Hasil koreksi tes siklus I dari 33
siswa didik yang ada di kelas tersebut
didapatkan hasil sebanyak 8 siswa atau 24%
mendapatkan nilai kurang dari 65. Sedangkan
25 siswa atau 76% mendapatkan nilai lebih
dari 65. Sementara nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 71,82, sehingga terjadi
peningkatan dari pra siklus. Peningkatan ini
masih di bawah dari indikator keberhasilan
yang ditetapkan yaitu 90% siswa tuntas dalam
pembelajaran dan rata-rata secara klasikal
adalah minimal 70. Dari paparan hasil nilai
yang didapatkan siswa maka tampak bahwa
yang mencapai ketuntasan belajar hanya 76%
masih kurang dari 90% dan rata-rata
71,82sudah lebih dari 70.
Deskripsi Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II ini tampak sekali
bahwa siswa sangat antusias dalam
mengerjakan tugas kelompok kecil, semua
siswa
terlihat
aktif
bersama
dalam
menyelesaikan lembar kerja yang diberikan
peneliti. Pengaturan kelompok dimana satu
anak mendapatkan satu teman yang lain
dengan perbedaan karakter antara yang sudah
mampu dengan yang belum memberikan
kontribuasi yang baik terhadap peningkatan
pemahaman materi bagi yang belum mampu.
Pada saat diskusi pembahasan Pokok
Bahasan yang diberikan siswa untuk
ditanggapi oleh siswa lain, kadang terlihat
perbedaan pola berfikir dari masing-masing
46
ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
individu dalam menyampaikan ide pemecahan
masalah yang diberikan.
Dari hasil ulangan harian siklus II di
atas dapat dibuat rentang nilai ulangan harian
akhir siklus II sebagai berikut :
Rentang Nilai Ulangan Harian Siklus
II
No
1.
2.
Rentang Nilai
91-100
76-90
65-75
3.
50-64
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai rata-rata
Jumlah
5
9
17
2
Persentase
16 %
25 %
52 %
7%
Keterangan
Siswa tuntas belajar
sebanyak 31 siswa
atau sebesar 93 %
98
60
73,78
Dan dari hasil pengerjaan siswa pada
alat tes yang telah dirancang oleh guru setelah
diadakan koreksi pada siklus II, maka
didapatkan hasil yang meningkat. Hasil koreksi
tes siklus II dari 33 siswa didik yang ada di
kelas tersebut didapatkan hasil sebanyak 2
siswa atau 7% mendapatkan nilai kurang dari
65. Sedangkan 31 siswa atau 93%
mendapatkan nilai lebih dari 65.. Sementara
nilai rata-rata yang diperoleh adalah 73,78
lebih dari indikator yang ditetapkan yaitu 70,
sehingga pada siklus II ini terjadi peningkatan
dari
dan
telah
memenuhi
indikator
keberhasilan yang ditetapkan yaitu 90% siswa
tuntas dalam pembelajaran dan rata-rata
secara klasikal adalah minimal 70. Dari
paparan hasil nilai yang didapatkan siswa
maka perbaikan pembelajaran pada siklus II
dinyatakan berhasil.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan mulai
pemantauan
keadaan
awal
hingga
pelaksanaan tindakan pada siklus II maka
dapat digambarkan seperti dibawah :
Diskripsi Antar Siklus Tingkat
Ketuntasan Belajar Siswa
Persentasi taraf ketuntasan siswa
No
1
2
Indikator
Siswa tuntas
dalam pokok
bahasan
Menggunakan
Pecahan
Dalam
Pemecahan
Masalah
Siswa belum
tuntas dalam
Materi
Menggunakan
Pecahan
Dalam
ISSN : 2541-4704
Awal
N
P
Siklus I
N
P
Siklus II
N
P
19
58%
25
76%
31
93%
14
42%
8
24%
2
7%
Pemecahan
Masalah
Jumlah
33
100
%
33
100% 33
100
%
Perbandingan tingkat ketuntasan
belajar siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
dari tabel di atas adalah:
1. Pada keadaan awal siswa yang tidak tuntas
dalam pembelajaran matematika Materi
Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan
Masalah sebanyak 14 siswa atau 42%
sedangkan yang tuntas sebanyak 19 siswa
atau 58%.
2. Pada Siklus I, siswa yang tidak tuntas
dalam pembelajaran matematika Materi
Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan
Masalah sebanyak 8 siswa atau 24%
sedangkan yang tuntas sebanyak 25 siswa
atau 76%.
3. Pada Siklus II, siswa yang tidak tuntas
dalam pembelajaran matematika Materi
Menggunakan Pecahan Dalam Pemecahan
Masalah sebanyak 2 siswa atau 7%
sedangkan yang tuntas sebanyak 31 siswa
atau 93% .
Dilihat dari indikator rata-rata kelas dari
kondisi awal, siklus I, dan siklus II diperoleh
data sebagai berikut :
Diskripsi Antar Siklus Rata-rata
Prestasi Belajar Matematika
No
Siklus
1
2
3
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Nilai Ratarata
69,69
71,82
73,78
Peningkatan
2,13
1,96
Berdasarkan tabel dapat dijelaskan pada
keadaan awal rata-rata prestasi belajar siswa
69,69. Pada siklus I, rata-rata yang berhasil
dicapai adalah 71,82 sehingga terjadi
peningkatan 2,13 daripada kondisi awal. Pada
siklus II yang rata-rata yang dicapai adalah
73,78 sehingga terjadi peningkatan rata-rata
kelas sebesar 1,96 dari siklus I.
Dari tabel antar siklus di atas tampak
adanya hasil dari masing-masing indikator
yang harus dikuasai siswa setelah diberi
tindakan mengalami peningkatan yang sangat
luar biasa. Peningkatan hasil penguasaan
Materi
Menggunakan
Pecahan
Dalam
Pemecahan Masalah ini bila dilihat dari
tindakan yang dilakukan telah memenuhi
indikator yang telah ditetapkan.
Berdasarkan temuan dalam penelitian
ini, maka hipotesis yang mengatakan: “Melalui
strategi kooperatif Think-Pair-Share dapat
47
ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
meningkatkan prestasi belajar Matematika
materi
Menggunakan
Pecahan
Dalam
Pemecahan Masalah pada siswa Kelas V SD
Negeri 01 Karanglo Semester II Tahun
Pelajaran 2016/2017”, terbukti kebenarannya.
materi Menggunakan Pecahan Dalam
Pemecahan Masalah pada siswa Kelas V
SD Negeri 01 Karanglo Semester II Tahun
Pelajaran
2016/2017”,
terbukti
kebenarannya.
5.1. PENUTUP
Kesimpulan
Dari penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan pada siswa Kelas VSD Negeri 01
Karanglo
Kecamatan
Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar ini, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1 Pembelajaran aktif dengan Think Phair
Share merupakan strategi yang efektif
untuk menyampaikan materi Menggunakan
Pecahan Dalam Pemecahan Masalah bagi
siswa Kelas V. pada pembelajaran ini
dibentuk kelompok kecil yang dapat
meningkatkan kemampuan penguasaan
materi matematika dari siswa, selain itu
dengan kelompok ini kerjasama diantara
siswa dapat tercipta dengan lebih baik.
2 Hasil penelitian yang diperoleh adalah:
(1) Pada keadaan awal siswa yang tidak
tuntas
dalam
pembelajaran
matematika materi Menggunakan
Pecahan Dalam Pemecahan Masalah
sebanyak 14 siswa atau 42%
sedangkan yang tuntas sebanyak 19
siswa atau 58%. Sementara rata-rata
prestasi belajar matematika hanya
69,69.
(2) Pada Siklus I, siswa yang tidak tuntas
dalam
pembelajaran matematika
materi Menggunakan Pecahan Dalam
Pemecahan Masalah sebanyak 8
siswa atau 24% sedangkan yang
tuntas sebanyak 25 siswa atau 76%.
Rata-rata prestasi belajar matematika
adalah 71,82, terjadi peningkatan 2,13
poin dari siklus I.
(3) Pada Siklus II, siswa yang tidak tuntas
dalam
pembelajaran matematika
materi Menggunakan Pecahan Dalam
Pemecahan Masalah sebanyak 2
siswa atau7% dan yang tuntas
sebanyak 31 siswa atau 93% . Ratarata prestasi belajar matematika
adalah 73,78pada siklus II.Sehingga
terjadi peningkatan rata-rata kelas
sebesar 1,96 dari siklus I.
3 Berdasarkan temuan dalam penelitian ini,
maka hipotesis yang mengatakan: “Melalui
strategi kooperatif Think-Pair-Share dapat
meningkatkan prestasi belajar Matematika
DAFTAR PUSTAKA
[1] Achmad
Djausak.S.,
1996.
Pengelolaan
Kegiatan
Belajar
Mengajar. Jakarta : Depdikbud.
[2] Anita Lie 2002. EffectiveTteaching
Teori dan Aplikasi (edisi ke -2 )
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
[3] Djamarah dan Zain. A., 1997.
Komponen Pembelajaran. Bandung:
Angkasa.
[4] Hamalik. O. 1989. Pengukuran Media
Pembelajaran dan Implementasinya.
Bandung: Tarsito.
[5] Kline dan Mulyono. 1999. Profesi
Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta.
[6] Muslim Ibrahim. Pengajaran
Kooperatif. Jakarta : Ghalia Indonesia.
[7] Purwanto Ngalim. 1997. Psikologi
Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
[8] Purwoto. 1999. Psikologi Pendidikan.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
[9] Purwodarminto, WJS. 1976. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka.
[10] Rifa’i. A. 1991. Administrasi
Pendidikan. Bandung : Jemmars.
[11] Syaiful. 2002. Strategi Pembelajaran.
Jakarta : Gramedia.
[12] Sudjana. N. 1992. Dasar-dasar Media
Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya.
[13] Suratinah
Tirtonagoro.
1984.
Pengantar Media Pendidikan. Jakarta :
Ghalia Indonesia.
[14] Suratman. M. 1998. Pengantar Media
Pendidikan.
Jakarta
:
Ghalia
Indonesia.
[15] Tim Khusus. 1992. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
[16] Uleh bukit Karo-karo.sman. U.M.,
1995. Menjadi Guru Profesional.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
[17] Winkel. 1996. Pengantar Psikologi
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
[18] Russeffendi 1988. Pengantar kepada
membantu guru mengembangkan
kompetensinya dalam pengajaran
matematika
untuk
meningkatkan
CBSA. Bandung : Tarsito
ISSN : 2541-4704
48
ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
[19] Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
[20] Andi Hakim Nasution. 1982. Landasan
Matematika. Jakarta : Bharata Karya
Aksara.
[21] Gagne, Robert M and Leslie J. Briggs,
1978. Principles of Instructional
ISSN : 2541-4704
Design. 2nd Ed, New York : Holt
Rinehart and Winstons.
[22] Hisyam Zaini, Bermawy Munthe &
Sekar Ayu Aryani, 2003, Strategi
PembelajaranAktif, CTSD,IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
49
Download