KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS X SMK BERBUDI DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI KELURAHAN JABUNG KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : SOFIRA LAILA RAHMAWATI A610100078 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2014 i KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS X DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMK BERBUDI GANTIWARNO, KELURAHAN JABUNG, KECAMATAN GANTIWARNO, KABUPATEN KLATEN Sofira Laila Rahmawati, A610100078 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapsiaagaan siswa kelas X SMK Berbudi Gantiwarno dalam menghadapi bencana gempabumi. Populasi kelas X di SMK Berbudi Gantiwarno adalah 73 siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan penghitungan prosentase. Teknik pengambilan sampel untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa kelas X dalam menghadapi bencana gempabumi yang dilakukan oleh siswa kelas X SMK Berbudi Gantiwarno adalah sampling jenuh, istilah sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan siswa kelas X jurusan Teknik Otomotif dan kelas jurusan Keperawatan A adalah hampir siap dalam menghadapi bencana gempabumi sedangkan kelas jurusan Keperawatan B dan kelas X jurusan Teknik Pengelasan adalah siap dalam mengahadapi bencana gempabumi. Kata kunci : Bencana Gempabumi, Kesiapsiagaan. 1 bangunan dan genteng yang sedikit PENDAHULUAN bergeser. Kabupaten Klaten Fokus terletak utama dalam pada 110°26’14’’ - 110°47’51’’ BT pengajaran kebencanaan di sekolah dan atau 7°32’19’’ - 7°48’33’’ LS. institusi pendidikan adalah Wilayah Kabupaten Klaten sebelah pemahaman mengenai bencana itu Utara berbatasan dengan Kabupaten sendiri Boyolali. Sebelah Timur berbatasan pengetahuan mengenai kesiapsiagaan dengan dalam menghadapi bencana. Kabupaten Sukoharjo, serta Oleh sebelah Selatan berbatasan dengan wawasan karena itu dan peneliti Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan melakakukan penelitian dengan judul sebelah Barat berbatasan dengan KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS Kabupaten X Sleman (DIY). SMK BERBUDI DALAM Kabupaten Klaten terbagi menjadi MENGHADAPI tiga dataran, bagian Utara yaitu GEMPABUMI, DI KELURAHAN daratan lereng Gunung JABUNG. sebelah Timur yaitu Merapi, membujur dataran rendah dan sebelah selatan Di Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten pada gempa 27 KABUPATEN KLATEN. Berdasarkan kajian pustaka, yang dihimpun dari berbagai sumber ada 2 konsep berikut: 1. Klaten merupakan daerah yang rawan bencana gempabumi. Mei 2006 mengakibatkan 308 jiwa meninggal, 9.136 orang luka-luka, KECAMATAN GANTIWARNO. yaitu dataran Gunung Kapur (Klaten dalam angka 2007). BENCANA 2. Siswa belum 10.616 unit rumah roboh, dan 1.873 menghadapi unit rumah rusak (Republika, 2006) gempabumi. siap dalam bencana Pada saat gempa Yogyakarta Berdasarkan latar belakang 2006, SMK Berbudi Gantiwarno yang di paparkan maka rumusan tidak mengalami kerusakan berat, masalah ini adalah bagaimanakah hanya retak pada bagian pojok-pojok tingkat kesiapsiagaan siswa kelas X 2 SMK Berbudi dalam menghadapi didalamnya bencana gempabumi? komponen wilayah yang diyakini Berdasarkan dengan berbagai masalah diatas maka tujuan penelitian adalah mengkaji mendiskripsikan dan tingkat terdapat komponen- saling berkaitan satu sama lain, saling berimbaldaya dan saling berinteraksi. Karena pada saat terjadi gempabumi Yogyakarta disekitar 2006, kesiapsiagaan siswa kelas X SMK wilayah Yogjakarta Berbudi dalam menghadapi bencana merasakan akibat dari gempabumi gempabumi. yang terjadi di Yogyakarta. Menurut Asian Reduction Center (2003), bencana LANDASAN TEORI adalah Peserta didik adalah individu yang sedang Disaster tumbuh dan suatu terhadap gangguan serius masyarakat yang kerugian secara menimbulkan berkembang baik dari segi fisik meluas dan dirasakan baik oleh maupun psikisnya. Secara akademis masyarakat, berbagai material dan peserta lingkungan (alam) dimana dampak didik adalah masyarakat yang anggota berusaha yang ditimbulkan melebihi mengembangkan potensi diri melalui kemampuan proses pembelajaran yang tersedia mengatasinya dengan sumber daya pada yang ada. jalur, jenjang dan jenis Kesiapsiagaan pendidikan tertentu. Pendekatan digunakan dalam manusia geografi penelitian yang ini salah satu bagian managemen guna merupakan dari proses bencana yang kompleks berkembang saat ini, peningkatan wilayah. Menurut Hadi Sabari (2010: kesiapsiagaan merupakan salah satu 41) Pendekatan Kompleks Wilayah elemen (Regional pengurangan resiko yang bersifat pro adalah pendekatan Complex Approach) penting merupakan suatu pendekatan bahwa aktif, sebelum wilayah yang bersangkutan tidak lain bencana juga merupakan suatu sistem yang 2006). dari kegiatan terjadinya suatu (LIPI-UNESCO/ISDR, 3 menghadapi selama berjuta-juta tahun. Gerakan bencana sendiri didefinisikan sebagai tersebut dipengaruhi oleh energi tindakan Kesiapsiagaan bertujuan untuk panas dari pusat Bumi. Gerakan keselamatan hidup lempeng yang meningkatkan tersebut mengakibatkan saat terjadi bencana. Kesiapsiagaan lempengan saling bergesekan. Pada juga saat mencakup dirancang tindakan untuk kemampuan yang terjadi pergesekan, terjadi meningkatkan pengumpulan tegangan yang sampai melakukan suatu saat melampaui kekuatan kerak untuk tindakan darurat guna melindungi bumi sehingga property dan energi secara mendadak. Pelepasan kekacauan akibat bencana (Sutton energi secara mendadak tersebut kita dan kenal sebagai gempabumi. Gerakan dari kerusakan Tiemey, 2006. dalam terjadi pelepasan lempengan kerak Bumi juga dapat Sudaryono,2013). Parameter kesiapsiagaan siswa membentuk permukaan Bumi, (LIPI UNESCO/ISDR,2006) : seperti yang kita lihat sekarang 1) pengetahuan dan sikap terhadap dalam bentuk gunung, lembah dan benua. resiko bencana, 2) rencana penyelamatan dalam Klaten, Di Kecamatan kondisi darurat bencana, Gantiwarno Kabupaten Klaten pada 3) peringatan bencana, dan gempa 27 Mei 2006 mengakibatkan 4) mobilisasi sumberdaya 308 jiwa meninggal, 9.136 orang Gempabumi adalah suatu luka-luka, 10.616 unit rumah roboh, gejala fisik atau kejadian alam yang dan umumnya 1.873 unit ditandai dengan (Republika, 2006) bergetar/berguncangnya Bumi. Metode Kerak Bumi kita terdiri atas digunakan rumah rusak penelitian dalam yang penelitian ini lepengan-lempengan padat dengan menggunakan metode sensus atau bentuk yang tidak beraturan. Lepeng- metode lempeng tersebut dikenal dengan jenuh sebutan lempeng tektonik. Lempeng sampel bumi tersebut bergerak sangat lambat digunakan sebagai sampel. Istilah sample adalah bila jenuh. teknik jumlah Sampling penentuan populasi 4 lain sampel jenuh adalah sensus HASIL dimana PEMBAHASAN semua anggota popuasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2013). Pengumpulan penelitian data ini dalam menggunakan angket/kuisioner. Analisa yang PENELITIAN DAN Hasil Penelitian Kesiapsiagaan Siswa Kelas X SMK Berbudi Gantiwarno Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi digunakan dalam penelitian ini untuk a. Kelas X Teknik Otomotif mengetahui Berdasarkan tingkat kesiapsiagaan analisis data yang Berbudi digunakan peneliti untuk mengkaji Gantiwarno menggunakan deskriptif kesiapsiagaan siswa kelas X SMK kuantitatif yang berupa angket yang Berbudi dibagikan kepada seluruh siswa kelas menghadapi X SMK Berbudi Gantiwarno yang dengan menggunakan hasil indeks. terdiri dari kelas X Teknik Otomotif, Siswa kelas X Teknik Pengelasan, kelas Otomotif yang berjumlah 16 siswa X.A Keperawatan dan kelas X.B mendapat total skor 293 untuk Keperawatan. jawaban 30 soal. siswa Tabel kelas X 2 SMK Nilai Indeks Gantiwarno bencana dalam gempabumi kelas X Jurusan Teknik Berikut indeks siswa kelas x SMK Berbudi Gantiwarno : Kesiapsiagaan No Nilai indeks Katagori 1 80-100 Sangat siap 2 65-79 Siap 3 55-64 Hampir siap 4 40-54 Kurang siap 5 Indeks= X 100 = 293 x 100 30 x16 Kurang dari Belum siap = 293 x 100 480 40 = 61,041 (hampir siap) Sumber: Jan Sopaheluan dalam buku Dari hasil perhitungan indeks di atas, Lipi Unesco/ISDR (2006) diketahui indeks kesiapsiagaan siswa kelas x jurusan teknik otomotif adalah 61,041, maka kategori hampir siap. termasuk 5 menghadapi b. Kelas X.A Keperawatan bencana gempabumi data dengan menggunakan hasil indeks. untuk Siswa kelas X Jurusan Keperawatan mengkaji kesiapsiagaan siswa kelas B yang berjumlah 20 siswa mendapat X SMK Berbudi Gantiwarno dalam total skor 396 untuk jawaban 30 soal. menghadapi Berikut indeks siswa kelas X SMK Berdasarkan yang analisis digunakan peneliti bencana gempabumi dengan menggunakan hasil indeks. Berbudi Gantiwarno : Siswa kelas X Jurusan Keperawatan Indeks= A yang berjumlah 18 siswa mendapat total skor 310 untuk X 100 = 396 x 100 30 x 20 SMK Berbudi Gantiwarno : = 385 x 100 600 Indeks= = 66 (siap) jawaban 30 soal. Berikut indeks siswa kelas x Dari hasil perhitungan indeks di atas, X 100 diketahui indeks kesiapsiagaan siswa 310 = x 100 30 x18 = kelas X jurusan keperawatan B adalah 66, maka termasuk kategori 310 x 100 540 siap. = 57,407 (hampir siap) d. Kelas X Teknik Pengelasan Dari hasil perhitungan indeks di atas, Berdasarkan diketahui indeks kesiapsiagaan siswa digunakan peneliti untuk mengkaji kelas x jurusan keperawatan A kesiapsiagaan siswa kelas X SMK adalah Berbudi 57,407, maka termasuk data Gantiwarno menghadapi kategori hampir siap. analisis bencana yang dalam gempabumi dengan menggunakan hasil indeks. Siswa c. Kelas X.B Keperawatan Berdasarkan yang digunakan analisis peneliti kelas X Jurusan Teknik data Pengelasan yang berjumlah 19 siswa untuk mendapat total skor 385 untuk mengkaji kesiapsiagaan siswa kelas X SMK Berbudi Gantiwarno dalam jawaban 30 soal. 6 Berikut indeks siswa kelas x Berbudi Gantiwarno didasarkan pada nilai indeks per kelas yang meliputi SMK Berbudi Gantiwarno : indeks kelas X Jurusan Teknik Indeks= Otomotif X 100 61,041 (hampir siap), indeks kelas X Jurusan Keperawatan = 385 x 100 30 x19 A 57,407 (hampir siap), indeks kelas X Jurusan Keperawatan B 66 (siap), 385 x 100 = 570 dan indeks kelas X Jurusan Teknik Pengelasan 67,544 (siap). = 67,544 (siap) Dari hasil perhitungan indeks di atas, IMPLIKASI diketahui indeks kesiapsiagaan siswa kelas x jurusan teknik pengelasan adalah 67,544, maka termasuk Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh telah peneliti dapat menambah wawasan kesiapsiagaan kategori siap. siswa terhadap bencana gempabumi. Tambahan materi pelajaran tentang KESIMPULAN bencana Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan dari penelitian kesiapsiagaan siswa kelas X SMK Berbudi Gantiwarno menghadapi bencana dalam gempabumi dan kesadaran siswa kelas X SMK Berbudi Gantiwarno bencana alam, non-alam, dan bencana sosial perlu dilakukan juga supaya siswa lebih dapat memahami bencana. jalur Diharapkan evakuasi pembuatan dilaksanakan di sekolah untuk pemberian arah untuk siswa sehingga dapat meminimalisir korban. terhadap gempabumi adalah SARAN kesiapsiagaan siswa kelas X SMK Berbudi Gantiwarno menghadapi bencana dikategorikan siap. dalam gempabumi Nilai indeks kesiapsiagaan siswa kelas X SMK Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian kesiapsiagaan siswa kelas X SMK Berbudi Gantiwarno dalam menghadapi bencana gempabumi 7 maka peneliti memberikan saran bagi SMK Berbudi Indonesia 134. Yogyakarta. Mahaka Media Gantiwarno a. Meningkatkan bencana 2006. Menangis. Halaman 8. Edisi sebagai berikut : 1. Saran Republika. kesiapsiagaan Sunarto,dkk. 2002. Perkembangan melakukan Peserta Didik. Jakarta: PT dengan simulasi bencana minimal 2 kali dalam 1 tahun meningkatkan serta komunikasi dengan lembaga RINEKA CIPTA. Sopaheluwakan, Jan.dkk. Kajian 2006. Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam penanggulangan bencana daerah Mengantisipasi (BPBD Kab Klaten) Tim SAR, Gempa PMR dan PMI ranting Klaten. Tsunami.Jakarta:UNESCO b. SMK Berbudi Gantiwarno perlu Bumi Sugiyono.2013.Metode membuat jalur evakuasi bencana Kuantitatif, di Bencana dan Penelitian Kualitatif dan lingkup sekolah untuk R&D.Bandung:Alfabeta memudahkan peserta didik Suwarno,Wiji.2006.Dasar - Dasar maupun anggota sekolah jika Ilmu Pendidikan.Jogjakarta:Ar- sewaktu - waktu menghadapi Ruzz Media. Jufriadi,Akhmad situasi bencana. dkk.2012.”Sosialisasi “Pengurangan DAFTAR PUSTAKA Bencana” Anonimus. 2006. Klaten Dalam Tempursari 2005. Klaten: Lumajang Angka Pendidikan BAPEDA. Sabari, Hadi. 2010. Penelitian Kontemporer. Pustaka Pelajar Metodologi Wilayah Yogyakarta: Di Resiko Kecamatan Kabupaten Sebagai Upaya Mitigasi Bencana.ERUDIO.1(1)50-58