A. Gau Kadir : Sekapur Sirih Masalah Politik di Sulawesi Selatan 30 SEKAPUR SIRIH MASALAH POLITIK DI SULAWESI SELATAN Oleh : A. GAU KADIR ABSTRAK Arus reformasi dalam kehidupan politik di Sulawesi Selatan membawa perubahan dan dampak relatif besar. Perubahan di bidang politik antara lain berupa meningkatnya “partisipasi politik” yang diindikasikan dalam bentuk kebebasan dan keterbukaan mengeluarkan pendapat, berserikat, dan berorganisasi sesuai aturan perundang-undangan. Di Sulawesi Selatan pada Pemilu legislatif tahun 2004, ada 24 partai politik yang bersaing memperebutkan calon legislatif sejumlah 75 kursi DPRD Sulawesi Selatan. Tetapi sayangnya tidak sampai 50% partai-partai politik yang bersaing mampu menempatkan wakilnya di DPRD Sulawesi Selatan. Hal ini menunjukkan besarnya “energi politik” yang terbuang tanpa mencapai sasaran-sasarannya. Demikian pula halnya, implementasi otonomi daerah, disatu sisi menawarkan berbagai peluang bagi daerah untuk berkembang lebih optimal, tetapi disisi lain menghadapi tantangan yang cukup besar pula. Tantangan yang mungkin dihadapi antara lain kemampuan kelembagaan pemerintah daerah, termasuk kapasitas kepemimpinan formal maupun non formal. PENDAHULUAN Sedangkan Arus reformasi dalam kehidupan pemerintahan, di bidang perubahan tersebut politik di Sulawesi Selatan membawa berupa perubahan dan dampak yang relatif pemerintah besar. bersandar pada kekuasaan kearah Perubahan tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu di bidang politik berupa meningkatnya “partisipasi politik” yang diindikasikan “kebebasan dalam dan bentuk keterbukaan” mengemukakan pendapat, berserikat/ berorganisasi dan menentukan pilihan dalam pemilu baik pemilu anggota optimalisasi membangun pemerintah, pergeseran peranan yang senantiasa pelayanan dengan sinergi peran dunia usaha dan masyarakat (Good Governance). Juga dapat dilihat dari peranan “pemerintah daerah” yang semakin besar, seiring perkembangan otonomi daerah. legislatif, pemilu presiden dan wakil Indikator peningkatan partisipasi presiden maupun pemilihan langsung politik antara lain dapat dicermati pada Kepala Daerah dan Wakil Kepala maraknya kegiatan masyarakat dalam Daerah. kehidupan politik. Di Sulawesi Selatan A. Gau Kadir : Sekapur Sirih Masalah Politik di Sulawesi Selatan 31 pada pemilu 2004, ada 24 partai berkembangnya politik yang bersaing dalam pemilu yang demokratis di daerah ini. Tetapi, untuk memperebutkan calon legislatif dilain sejumlah 75 kursi di DPRD Sulawesi menimbulkan Selatan. masyarakat, Perolehan kursi setiap partai kehidupan pihak ikatan juga politik potensial polarisasi dalam melemahnya kewilayahan ikatan- (solidaritas politik yang meraih kursi yaitu : Partai kawasan) Golkar = 33 kursi, PKS = 8 kursi, PAN digantikan oleh fanatisme politik aliran = 8 kursi, PPDK = 8 kursi, PPP = 7 atau kursi, PDIP = 7 kursi, Partai Demokrat tersebut menyebabkan demokratisasi = 1 kursi, Partai Merdeka = 1 kursi, politik menjadi terhambat dan pada dan ini gilirannya memiliki potensi penyebab Golkar terjadinya konflik social politik yang PBR meunjukkan = 1 kursi. bahwa Data partai masih menempati peringkat teratas, meskipun mengalami pemilu sebelumnya. Juga dapat dipahami bahwa tidak sampai 50% partai-partai politik yang bersaing mampu menempatkan wakilnya di DPRD Sulawesi Selatan. Ini integrasi kepentingan politik kelompok. Hal lain. penurunan perolehan kursi dibanding pemilu- dan Selain itu, keterbukaan kebebasan dan tersebut akan politik diperhadapkan kematanagan dengan budaya tingkat politik di kalangan masyarakat, yang antara lain dapat diukur dalam bentuk menunjukkan betapa besarnya energi kemampuan untuk berbeda pendapat. politik yang terbuang tanpa mencapai Jika sasaran-sasarannya. Hal ini hendak- dikembangkan nya menjadi bahan renungan bagi timbulnya para elit politik lokal dan nasional yang juga potensi untuk berkembang untuk menjadi mencari format perpolitikan yang lebih efisien dan efektif. Disamping itu, lebih kemampuan ini mak dapat dikhawatirkan disintegrasi sumber tidak masyarakat atau pemicu ketidakstabilan politik. 90% Selanjutnya implementasi anggota masyarakat yang memiliki otonomi hak pilih menggunakan hak pilihnya. menawarkan berbagai peluang bagi Hal ini menjadi indikator positif bagi daerah daerah, untuk disatu berkembang sisi lebih A. Gau Kadir : Sekapur Sirih Masalah Politik di Sulawesi Selatan 32 optimal, tetapi disisi lain menghadap AGENDA REFORMASI DI BIDANG tantangan yang cukup besar pula. POLITIK Salah satu penyebabnya Reformasi adalah dibidang pembangunan bangsa selama orde bertujuan baru kehidupan politik yang demokratis dan tidak berjalan sebagaimana untuk politik membangun dan stabil dengan sasaran menegakkan neofeodalistik mendorong mengalir- kembali legitimasi pemerintah daerah nya yang mestinya. Pola sumber sentralistik daya manusia berkualitas ke tingkat sehingga kurang yang nasional, memberikan kesempatan pengembangan sumber daya manusia di daerah. Masalah yang mungkin akan dihadapi apakah kelembagaan mampu pemerintah mengantisipasi daerah pergeseran peran ini dalam waktu sesingkatsingkatnya, perubahan sehingga yang berlangsung menimbulkan proses dimaksud secara dapat mulus, tanpa dan atau gejolak kevakuman di bidang kepemimpinan formal maupun non formal. Dewasa ini, di Sulawesi Selatan kepemimpinan formal semakin didukung kan suasana yang kondusif guna terjaminnya ketenangan, ketentraman dan ketertiban masyarakat luas baik di perkotaan maupun di pedesaan. Agenda pokok yang luas harus diperhatikan adalah : Meningkatkan pembinaan partaipartai politik dan mendorong pengembangan dan pelaksanaan misi lembaga-lembaga independen yang tumbuh atas inisiatif masyarakat yang dapat melakukan pemantauan pengawasan terhadap dan jalannya pemerintahan demokratis. Menumbuhkan Pemerintah daerah yang dengan masyarakat pemilihan dan kepercayaan rakyat, serta mencipta- mendapatkan legitimasi yang kuat dilaksanakannya partisipasi bersih sebagai dan pelayan bertindak langsung Kepala Daerah dan Wakil berdasarkan Kepala dalam rangka lebih meningkatkan Daerah. Meskipun dalam pelaksanaannya masih menunjukkan kredibilitas perlunya penyempurnaan. rakyat. Undang-Undang pemerintah dimata A. Gau Kadir : Sekapur Sirih Masalah Politik di Sulawesi Selatan 33 Mewujudkan stabilitas keamanan masyarakat yang memiliki dan ketertiban masyarakat untuk kepekaan penyelenggaraan urgensi solusi masalah serta tidak reformasi di daerah. terhadap berorientasi Meningkatkan kedewasaan kematangan masyarakat pola kehidupan yang mampu dan dalam berdemokrasi mendorong mengakomodasikan dan penyaluran krisis kepada dan budaya “ABS”. Menegakkan dan kedaulatan memberdayakan pengawasan Negara, oleh lembaga rakyat peranan lembaga politik dan aspirasi dan pendapat, termasuk kemasyarakatan secara efektif dan kedewasaan efisien. untuk menerima Mengupayakan perbedaan pendapat. Pelaksanaan reformasi di bidang kemampuan peningkatan masyarakat dalam politik merupakan usaha penegakan kehidupan demokrasi, khususnya kedaulatan kemampuan rakyat sebagai jalan menghormati pemecahan krisis politik dengan skala keberagaman asas atau cirri, serta prioritas tertentu. aspirasi dan program partai politik, Agenda yang harus dijalankan : dan organisasi kemasyarakatan Sosialisasi hakekat dan tujuan yang tidak bertentangan dengan reformasi di aparatur kalangan seluruh pemerintah dan kelompok-kelompok masyarakat. Mengupayakan peningkatan peran Pancasila. Menyesuaikan paradigma baru peran TNI dan Polri dalam aparat pemerintah sebagai abdi masyarakat, masyarakat, bernegara. melupakan dengan peran tidak gandanya implementasi Merumuskan kehidupan ber- berbangsa dan dan menyepakati sebagai abdi negara. Di samping system penyelenggaraan pemilu itu yang langsung, umum, bebas, mengupayakan pula ber- kembangnya sistem kelembagaan pemerintah yang tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi rahasia, jujur, dan adil. Memperjuangkan dan mengembangkan otonomi daerah A. Gau Kadir : Sekapur Sirih Masalah Politik di Sulawesi Selatan 34 yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan tentang pemerintahan daerah. Sebab salah satu tersebut masyarakat. Mengupayakan terbentuknya kesepakatan antar pemerintah daerah semua komponen dan ketentuan adalah dalam UU pengembalian kedaulatan kepada rakyat. Artinya yang menentukan Gubernur/wakil Gubernur, Wakil nya mendahulukan persatuan dan Walikota kesatuan dalam kerangka negara langsung kepala daerah dan wakil perlu dirumuskan disosialisasikan pembangunan dan visi baru daerah Sulawesi Selatan yang akan menjadi dasar bagi pengembangan solidaritas dimaksud. lokal di Sulawesi Selatan, menunjukkan adanya dua memegang hegemoni politik dan pemerintahan. Kedua etnis (Bugis dan bergantian pimpinan memilih kepala daerah. Pemilihan langsung itu akan diselenggarakan oleh komisi pemilihan umum daerah (KPUD) sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pelaksanaan kedaulatan rakyat berarti rakyat diberikan kesempatan tahun Sejarah perjalanan politik dan yang rakyat baik untuk menahkodai daerahnya 5 LOKAL etnis adalah Walikota/Wakil untuk memilih pemimpin yang paling POLITIK DAN PEMERINTAHAN pemerintahan dan Bupati/ kemasyarakatan terhadap penting- kesatuan. Untuk maksud tersebut Bupati, pasangan Makassar) memegang secara tampuk sebagai “Gubernur” dan Pengembalian kedaulatan kepada rakyat didasarkan pada pemikiran bahwa rakyatlah yang paling merasakan akibat dari kebijakan pimpinan yang terpilih. Jadi, kalau rakyat sendiri salah menentukan pilihannya maka akibatnya akan ditanggung sendiri. Tidak ada pihak yang boleh disalahkan sebab rakyat sendiri yang menentukan pemimpin- “Wakil Gubernur”. Nampaknya, kedepan. hegemoni politik nya. dan pemerintahan lokal berdasarkan Berbeda halnya kalau pemimpin etnis akan tetap bertahan dengan dipilih melalui demokrasi perwakilan. lahirnya Undang-Undang No. 32/2004 Wakil rakyat dapat memilih pemimpin A. Gau Kadir : Sekapur Sirih Masalah Politik di Sulawesi Selatan 35 yang tidak sesuai dengan aspirasi dan maka dapat diyakini bahwa yang akan kepentingan tidak dipilih adalah putera Sulawesi Selatan jarang wakil rakyat mengatasnamakan yang mampu membawa perubahan kepentingan dan perbaikan daerah ini. Sebab rakyat. Bahkan rakyat menjadi kepentingan dirinya. Dengan untuk apa dipimpin oleh orang yang melihat komposisi jumlah penduduk berdasarkan etnis, maka etnis menduduki satu etnis dengan pemilih akan tetapi menyengsarakan rakyat saja. Bugis-Makassar posisi dominan. budaya politik lokal Sulawesi Selatan Kalau para pemilih terpengaruh oleh di masa lampau memunyai 4 ciri yakni politik Acca, etnis yang Pemimpin yang baik menurut dan emosi yang Warani, Malempu, didasarkan pada etnis maka dapat Namagettang. Artinya pemimpin yang dipastikan memimpin baik dalah pertama, Acca, artinya Sulawesi Selatan di masa-masa yang pintar dalam menganalisa penyakit- akan penyakit sosial. yang dating akan adalah etnis Bugis- Makassar. Etnis lain harus bersedia Jadi pemimpin yang baik adalah berada pada posisi wakil atau posisi pemimpin yang selalu memberikan lain di bawah Gubernur. jalan Fenomena politik itu sangat keluar dihadapi dari masyarakat. realistis karena memang etnis bugis menggambarkan jauh lebih banyak dibanding dengan pintar etnis lainnya. Karena itu, pasangan mengdiagnosa Gubernur dan wakil gubernur etnis masyarakat. bugis sanggup sangat serasi dalam masalah itu Aristoteles pemimpin bagaikan yang dokter yang yang penyakit-penyakit Jadi pemimpin menyelesaikan yang masalah mengakomodir kepentingan berbagai masyarakat itu adalah pemimpin yang etnis di Sulawesi Selatan. didambakan oleh masyarakat luas. Akan tetapi dimasa yang akan Kedua Warani, artinya pemimpin dating, kalau para pemilih sudah itu cerdas, keputusan, berani mengambil resiko telah nasionalisme memiliki yang semangat tinggi tanpa dipengaruhi lagi oleh etnis atau suku, harus berani mengambil sepanjang hati nurani dan pikiran cerdasnya menyatakan bahwa A. Gau Kadir : Sekapur Sirih Masalah Politik di Sulawesi Selatan 36 keputusan itulah yang terbaik untuk pemimpin yang terpilih berdasarkan kebijaksanaan. kehendak rakyat mendorong bagi artinya masyarakat luas untuk berpartisipasi bijaksana maksudnya pemimpin itu dalam kegiatan politik. Masyarakat dalam dapat berpartisipasi dalam seleksi Malempu’, Ketiga mengambil keputusan menguntungkan rakyat banyak dan pejabat dan meminimalkan kerugian bagi rakyat. keputusan tingkat lokal. Pemilihan Arif di dalam bertutur dan bijaksana Keempat Namagettang, artinya pembagian tegas dalam mengambil keputusan. pemerintah Keputusan pemimpin melalui kekuasaan pusat antara dan daerah. diambil tidak Ylvisaker (dalam B.C.Smith,1985:26) Siapapun yang memberikan yang bulu. pengambilan seleksi kerakyatan adalah wujud dari dalam mengambil keputusan. pandang proses rekomendasi bahwa kekuasaan pada melanggar harus mendapat hukuman desentralisasi yang setimpal. pemerintah daerah memberikan akses Kalau dipakai ciri-ciri sebagai pemimpin syarat itu dalam kepada masyarakat utuk melakukan tekanan dan kontrol kepada dan pemerintah Gubernur maka itu berarti budaya pemerintah yang politik dan pemerintahan lokal telah Pembagian kekuasaan memberikan andil yang besar dalam maksud Ylvisaker adalah pembagian perpolitikan nasional. Kalau syarat ini kekuasaan yang diperlakukan bagi para calon nasional Gubernur, Bupati/Walikota di Sulawesi Dengan Selatan, maka siapapun yang terpilih kekuasaan itu terbuka peluang bagi sebagai pemimpin akan di terima atau anggota mendapat control pemilihan Bupati/Walikota, legitimasi rakyat. Di dibanding tersentralisasi. antara dan dengan yang pemerintah pemerintah adanya daerah. pembagian masyarakat dan di melakukan tekanan samping itu rakyat tidak lagi berkotak- Pemerintah kotak dan terpisah-pisah oleh sekat tekanan etnis yang sempit dan sesat. merasakan secara langsung akibat Pemimpin yang terpilih yang Daerah. kepada diberikan dilakukan Kontrol karena oleh dan mereka Pemerintah berdasarkan kehendak rakyat memiliki Daerah. Hal itulah yang mendorong keuntungan anggota tertentu. Karena masyarakat untuk A. Gau Kadir : Sekapur Sirih Masalah Politik di Sulawesi Selatan 37 berpartisipasi aktif dalam kegiatan DAFTAR PUSTAKA politik dan pemerintahan, termasuk Almond, Gabriel and Bingham Powel, Comparative Politics : A Developmental Approach, Boston : Hittle Brown, 1978. melakukan tekanan dan control kepada pemerintah setempat. PENUTUP Demikianlah yang kami dapat sampaikan pada diskusi tentang sekitar masalah-masalah politik dan pemerintahan di Sulawesi Selatan. Materi yang berkaitan reformasi politik tercermin pada dua kategori, yaitu peningkatan partisipasi politik masyarakat dan pergeseran peranan pemerintahan ke arah optimalisasi pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, juga dikemukakan agenda reformasi di bidang politik, yang memberikan arah ______, Gabriel, Sidney Verba, Budaya Politik (Terjemahan Simamora), Bina Aksara, 1984. Sjamsuddin, Nazaruddin, Integrasi Politik Di Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1989. Mattulada, Latoa : Satu Lukisan Analisis Terhadap Antropologi Politik Orang Bugis, Universitas Hasanuddin. Walinono, Hasan, Tanete : Suatu Studi Sosiologi Politik, Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang, 1979. Undang-Undang Republik Indonesia, No.25 Tahun 2004, Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. kebijakan pembangunan politik dan pemerintahan di Sulawesi Selatan. Selanjutnya sekilas diungkapkan pula budaya politik dan pemerintahan lokal Sulawesi Selatan. Semua uraian yang disajikan dimaksudkan sebagai materi pengantar dalam diskusi ini. Mudahmudahan memberikan manfaat dalam mengembangkan wawasan perpolitik dan pemerintahan Selatan. di Sulawesi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005, Tentang RPJMN.