artikel perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia sekolah

advertisement
ARTIKEL
PERBEDAAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA SEKOLAH
SEBELUM DAN SESUDAH KOMPRES DAUN LIDAH BUAYA
DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
Oleh:
NURUL FAJARIYAH
NIM: 010214b043
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL
Artikel dengan judul “Perbedaan Suhu Tubuh pada Anak Demam Usia sekolah
Sebelum dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya di RSUD Ungaran Kabupaten
Semarang” yang disusun oleh :
Nama
: Nurul Fajariyah
NIM
: 010214b043
Program Studi : Keperawatan
Telah disetujui untuk dipublikasikan oleh pembimbing utama Skripsi Program Studi
Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
Ungaran,
September 2016
Pembimbing Utama
Umi Aniroh, S.Kep., Ns., M.Kes
NIDN. 0614087402
Perbedaan Suhu Tubuh pada Anak Demam Usia sekolah Sebelum dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya
di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
PERBEDAAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA SEKOLAH
SEBELUM DAN SESUDAH KOMPRES DAUN LIDAH BUAYA
DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
Nurul Fajariyah*), Umi Aniroh**), Faridah Aini**)
*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Latar belakang: Demam telah dikenal sebagai suatu manifestasi penting pada infeksi masa
kanak-kanak sejak zaman dahulu kala, demam seringkali merupakan gejala pertama yang
disadari orang tua, demam juga merupakan salah satu alasan utama mencari bantuan medis.
Lidah buaya mengandung air sebanyak 95% yang dimanfaatkan untuk menurunkan demam
melalui mekanisme penyerapan panas dari tubuh dan mentransfer panas tersebut ke molekul
air kemudian menurunkan suhu tubuh.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan suhu tubuh pada anak
demam usia sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di RSUD Ungaran
Kabupaten Semarang.
Metode: Desain penelitian ini pre experiment dengan pendekatan one-group pre-test-posttest
design. Populasi penelitian ini adalah anak demam yang dirawat di RSUD Ungaran
Kabupaten Semarang dengan sampel 15 anak menggunakan teknik accidental sampling.
Intervensi yang dilakukan adalah pemberian kompres lidah buaya pada axila selama 15 menit,
pengukuran suhu dengan menggunakan termometer digital. Analisis data yang digunakan
dependen t-test.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia
sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di RSUD Ungaran Kabupaten
Semarang dengan p value=0,001 (α=0,05) dengan penurunan suhu sebesar 0,1330C.
Saran: Saran bagi perawat dan masyarakat agar dapat mempraktekkan kompres daun lidah
buaya pada daerah axila selama 15 menit pada anak demam.
Kata Kunci: Kompres lidah buaya, Penurunan suhu tubuh, Demam
Perbedaan Suhu Tubuh pada Anak Demam Usia sekolah Sebelum dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya
di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
ABSTRACT
Background: Fever is known as an important manifestation of childhood infections, fever is
often be the first symptom which the parents realize, fever is also one of the main reasons to
seek medical help. Aloe vera contains 95% water which is used to decrease fever by the
mechanism of heat absorption from the body and transfer the heat to the water molecules and
then decrease the body temperature.
Purpose: The purpose of the research is to determine the difference of body temperature on
school age children with fever before and after aloe vera leaves compress at RSUD Ungaran
Semarang Regency.
Method: The research used pre experiment with one-group pretest-posttest design approach.
The population were children with fever who treated at RSUD Ungaran Semarang Regency.
15 samples were taken by accidental sampling technique. Intervention was aloe vera leaves
compress on axila for 15 minutes, temperature measurement by using digital thermometer.
Data was analyzed by dependen t-test.
Result: The results of research show that there is difference of body temperature on school
age children with fever before and after aloe vera leaves compress at RSUD Ungaran
Semarang Regency with p value=0,001 (α=0,05) with decrease in temperature of 0,1330C.
Suggestion: Suggestion for nurse and community to practice aloe vera leaves compress on
axila for 15 minutes on children with fever.
Keywords: Aloe vera compress, Decreasing of body temperature, Fever
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Demam merupakan suatu keadaan
dimana suhu tubuh melebihi titik tetap (set
point) lebih dari 370C, yang biasanya
diakibatkan oleh kondisi tubuh atau
eksternal yang menciptakan lebih banyak
panas dari pada yang dapat dikeluarkan
oleh tubuh (Wong, 2008). Demam telah
dikenal sebagai suatu manifestasi penting
pada infeksi masa kanak-kanak sejak
zaman dahulu kala, demam seringkali
merupakan gejala pertama yang disadari
orang tua, demam juga merupakan salah
satu alas an utama mencari bantuan medis
(Rudolph, 2006).
Penanganan demam terbagi menjadi
dua tindakan yaitu tindakan farmakologis
dan
non
farmakologis.
Tindakan
farmakologis yaitu tindakan pemberian
obat sebagai penurun demam atau yang
sering disebut dengan antipiretik. Berbeda
dengan makanan maupun suplemen,
penggunaan obat memerlukan kehatihatian yang lebih besar. Obat sering
dianggap cara yang lebih praktis dan
efektif, akan tetapi ketepatan dalam
penggunaan obat menjadi syarat wajib
karena kesalahan penggunaannya dapat
mengakibatkan berbagai efek yang justru
dapat membahayakan (Widodo,2010).
Tindakan
non
farmakologis
merupakan tindakan penurunan demam
dengan menggunakan terapi fisik seperti
menempatkan anak di ruang bersuhu dan
bersirkulasi baik, mengganti pakaina anak
dengan pakaian yang tipis dan menyerap
keringat, memberikan hidrasi yang
adekuat, dan memberikan kompres (Saito,
2013). Dampak yang ditimbulkan demam,
dapat berupa penguapan cairan tubuh yang
berlebihan sehingga terjadi kekurangan
cairan dan kejang. Semua gerakan tubuh
dikendalikan oleh otak yang mengirim
sinyal-sinyal listrik melalui saraf ke otot.
Suhu tubuh yang tinggi akan mengganggu
sinyal dari otak atau terjadi keabnormalan,
sehingga
otot-otot
tubuh
dapat
berkontraksi secara tidak terkendali.
Perawat sangat berperan untuk mengatasi
demam melalui peran mandiri maupun
Perbedaan Suhu Tubuh pada Anak Demam Usia sekolah Sebelum dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya
di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
kolaborasi. Untuk peran mandiri perawat
dalam mengatasi demam bisa dengan
melakukan kompres (Alves & Almeida,
2008, dalam Setiawati, 2009).
Lidah
buaya
mengandung
air
sebanyak 95% (Jatnika & Saptoningsih,
2009). Adanya kandungan air yang besar
dalam lidah buaya dapat dimanfaatkan
untuk menurunkan demam melalui
mekanisme penyerapan panas dari tubuh
dan mentransfer panas tersebut ke molekul
air kemudian menurunkan suhu tubuh.
Penurunan suhu demam dapat terjadi
karena air memiliki kapasitas panas
penguapan yang cukup besar yaitu sekitar
0,6 kilokalori per gram (Muttaqin, 2011).
Komponen lignin dalam lidah buaya yang
memiliki kemampuan penyerapan yang
tinggi sehingga lebih cepat menembus
masuk ke dalam pori dan sel (Jatnika &
Saptoningsih, 2009). Cairan lidah buaya
memiliki keasaman (pH) yang natural,
mirip dengan pH kulit manusia, hal ini
dapat menghindari terjadinya alergi kulit
bagi pemakainya (Furnawanthi, 2008).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
pada bulan April 2016 diperoleh data
kejadian demam pada anak di RSUD
Ungaran pada tahun 2015 mencapai 971
anak. Kejadian demam pada anak lebih
tinggi daripada kejadian demam pada bayi.
Diperoleh informasi pula selama ini ibu
belum pernah dilakukan intervensi untuk
mengatasi demam pada anak dengan
menggunakan kompres daun lidah buaya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
kejadian demam pada anak dapat
dikatakan tinggi namun intervensi
menggunakan daun lidah buaya belum
pernah dilakukan padahal daun ini
mempunyai berbagai khasiat yang luar
biasa diantaranya untuk menurunkan
demam khususnya pada anak.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah perbedaan suhu tubuh
pada anak demam usia sekolah sebelum
dan sesudah kompres daun lidah buaya di
RSUD Ungaran Kabupaten Semarang?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan suhu tubuh pada
anak demam usia sekolah sebelum dan
sesudah kompres daun lidah buaya di
RSUD Ungaran Kabupaten Semarang.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk
memberikan alternatif terapi untuk
menurunkan suhu tubuh pada anak demam
dan memberikan pengetahuan bahwa
kompres daun lidah buaya dapat digunakan
sebagai pelengkap untuk mendukung
proses penyembuhan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai masukan untuk meningkatkan
upaya menurunkan suhu tubuh pada anak
yang demam dengan menerapkan kompres
daun lidah buaya
ketika menjalani
perawatan di rumah sakit.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah preeksperimen
dengan pre-post test dalam satu kelompok
(One-Group Pre-test-posttest Design).
Peneliti memberikan perlakuan kompres
daun lidah buaya pada anak demam untuk
mengetahui suhu tubuh sebelum dan
sesudah dilakukan kompres.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi yang diteliti adalah anak
demam usia sekolah yang menjalani rawat
inap di RSUD Ungaran Kabupaten
Semarang, rata-rata jumlah anak yang
mengalami demam perbulan selama tahun
2015 sebanyak 87 anak.
Sampel
Sampel yang diteliti adalah anak
demam usia sekolah yang menjalani rawat
inap di RSUD Ungaran Kabupaten
Semarang sebanyak 15 orang.
Pengambilan sampel pada penelitian
ini dilakukan dengan cara accidental
Perbedaan Suhu Tubuh pada Anak Demam Usia sekolah Sebelum dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya
di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
sampling dengan mengambil anak yang
mengalami demam yang menjalani
perawatan yang kebetulan ada atau
dijumpai saat penelitian.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian telah dilakukan
Ungaran
Kabupaten
pengumpulan data selama 5
tanggal 30 Juli 2016 sampai
Agustus 2016
di RSUD
Semarang,
hari dari
dengan 3
Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini menggunakan
thermometer digita-laxial untuk mengukur
suhu tubuh. Peneliti juga menggunakan
lembar observasi yang diisi oleh petugas
untuk mendapatkan hasil apakah kompres
daun lidah buaya dilakukan atau tidak
dilakukan.
Analisis Data
Analisa Univariat
Analisa ini dilakukan dengan uji
statistik deskriptif untuk mengetahui nilai
minimal, maksimal dan rata-rata dan
simpangan baku.
Analisa Bivariat
Uji
hipotesis
dilakukan
untuk
mengetahui perbedaan suhu tubuh pada
anak demam usia sekolah sebelum dan
sesudah kompres daun lidah buaya di
RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
dengan menggunakan uji t-test dependent
dengan tingkat kesalahan 5% (α=0,05).
HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Karakteristik
Umur
n Min Maks Mean SD
15
5
9
95% CI
Lower Upper
6,67 1,291 5,95 7,38
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Karakteristik
Jenis
Laki-laki
Kelamin
Perempuan
Jumlah
F
4
11
15
%
26,7
73,3
100
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Suhu Tubuh pada
Anak Demam di RSUD Ungaran Sebelum
Kompres Daun Lidah Buaya
Perlakuan n Min Maks Mean
Suhu tubuh
15 38,0
pretest
SD
95% CI
Lower Upper
38,9 38,460 0,3312 38.277 38.643
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Suhu Tubuh Pada Anak
Demam di RSUD Ungaran Sesudah Kompres
Daun Lidah Buaya
Perlakuan n Min Maks Mean
suhu tubuh
15 37,7
posttest
SD
95% CI
Lower Upper
38,9 38,327 0,3693 38,122 38,531
Analisa Bivariat
Tabel 5
Perbedaan suhu tubuh pada anak demam
usia sekolah sebelum dan sesudah kompres
daun lidah buaya di RSUD Ungaran
Intervensi
n
Mean
Sebelum
kompres daun 15 38,460
lidah buaya
Sesudah
kompres daun 15 38,327
lidah buaya
SD
t hitung
p-value
4,000
0,001
0,3312
0,3693
PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Gambaran Suhu Tubuh Pada Anak
Demam Usia sekolah di RSUD Ungaran
Sebelum Kompres Daun Lidah Buaya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
suhu tubuh pada anak demam di RSUD
Ungaran Kabupaten Semarang sebelum
kompres daun lidah buaya paling rendah
38,0ºC dan paling tinggi 38,9ºC dengan
rata-rata 38,460ºC dan standar deviasi
0,3312. Suhu tubuh adalah perbedaan
antara jumlah panas yang diproduksi oleh
tubuh dan jumlah panas yang hilang ke
lingkungan luar (Potter dan Perry, 2009).
Pengaturan suhu dikendalikan oleh
mekanisme
keseimbangan
antara
pembentukan panas dan kehilangan panas
(Sherwood, 2011). Hal ini menunjukkan
bahwa suhu masing – masing responden
bervariasi yang dipengaruhi oleh beberapa
Perbedaan Suhu Tubuh pada Anak Demam Usia sekolah Sebelum dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya
di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
faktor diantaranya umur, aktifitas, hormon,
stress dan lingkungan.
Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus
yang terletak di antara dua hemisfer otak.
Fungsi hipotalamus adalah seperti
termostat, suhu yang nyaman merupakan
set-point untuk operasi sistem pemanas.
Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil
pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior
mengatur kehilangan panas, sedangkan
hipotalamus posterior mengatur produksi
panas. Jika sel saraf di hipotalamus
anterior menjadi panas di luar batas titik
pengaturan (set point), maka impuls
dikirimkan untuk menurunkan suhu tubuh
(Potter dan Perry, 2009).
Demam yang berarti peningkatan suhu
tubuh lebih dari 38ºC dalam keadaan
istirahat.
Demam
mengakibatkan
gangguan
pada
titik
pengaturan
hipotalamus, pirogen seperti bakteri, virus,
dan antigen tertentu meningkatkan suhu
tubuh (Muttaqin, 2011). Demam terjadi
karena
ketidakmampuan
mekanisme
kehilangan panas untuk mengimbangi
produksi panas yang berlebihan sehingga
terjadi peningkatan suhu tubuh. Demam
adalah mekanisme pertahanan yang
penting. Peningkatan suhu ringan sampai
39ºCmenambah sistem imunitas tubuh,
saat episode tersebut produksi sel darah
putih dirangsang,
akan menurunkan
konsentrasi besi dalam plasma darah
sehingga menekan pertumbuhan bakteri
(Potter dan Perry, 2009).
Demam dapat disebabkan karena
faktor infeksi dan non infeksi. Penyebab
infeksi antara lain kuman, virus, parasit
atau mikroorganisme lain. Penyebab noninfeksi antara lain tirotoksikosis, dehidrasi
pada anak dan orang tua, alergi, stres,
trauma, kelainan kulit yang luas, penyakit
keganasan atau kanker dan sebagainya
(Kompendia Obat Bebas, 2007). Sehingga
ada
banyak
sekali
faktor
yang
menyebabkan anak mengalami demam,
biasanya
setiap
gejala
demam
menimbulkan manifestasi yang berbeda.
Namun pada umumnya demam yang
diderita oleh anak diikuti dengan
perubahan sifat atau sikap, misalnya
menurunnya gairah bermain, lesu,
pandangan mata meredup, rewel, cengeng
atau sering menangis, dan bermalas–
malasan (Widjaya, 2011).
Gambaran Suhu Tubuh Pada Anak
Demam Usia sekolah di RSUD Ungaran
Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
suhu tubuh pada anak demam di RSUD
Ungaran Kabupaten Semarang sesudah
kompres daun lidah buaya paling rendah
37,7ºC dan paling tinggi 38,9ºC dengan
rata-rata 38,327ºC dan standar deviasi
0,3693.
Salah satu manfaat dari daun lidah
buaya adalah sebagai antipiretik yaitu
dapat menurunkan demam, hal ini sesuai
dengan teori Jatnika & Saptoningsih
(2009) bahwa lidah buaya mengandung air
sebanyak 95% dan lidah buaya
mengandung senyawa lignin
yang
memiliki kemampuan penyerapan yang
tinggi sehingga lebih cepat menembus
masuk ke dalam pori dan sel.
Pengeluaran panas secara normal
melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan
evaporasi (Potter dan Perry, 2009). Radiasi
adalah perpindahan panas dari permukaan
satu objek ke permukaan objek lain, tanpa
keduanya bersentuhan. Konduksi adalah
perpindahan panas dari satu objek ke objek
lain dengan kontak langsung. Konveksi
adalah penyebaran panas melalui gerakan
udara. Kipas angin listrik meningkatkan
kehilangan panas melalui konveksi.
Evaporasi adalah perpindahan energi panas
ketika cairan berubah menjadi gas. Selama
evaporasi kira-kira 0,6 kalori panas hilang
untuk setiap gram air yang menguap
(Guyton & Hall, 2007).
Dengan demikian peneliti berasumsi
bahwa pada penelitian ini perpindahan
panas adalah dengan tehnik konduksi,
dimana perpindahan panas dari tubuh anak
ke dalam daun lidah buaya sehingga dapat
menurunkan suhu tubuh anak.
Obat penurun demam atau antipiretik
hanya dianjurkan digunakan jika dengan
Perbedaan Suhu Tubuh pada Anak Demam Usia sekolah Sebelum dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya
di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
cara terapi non-obat, demam tidak dapat
diatasi. Tindakan farmakologis yaitu
tindakan pemberian obat sebagai penurun
demam atau yang sering disebut dengan
antipiretik, Berbeda dengan makanan
maupun suplemen, penggunaan obat
memerlukan kehati-hatian yang lebih
besar. Obat sering dianggap cara yang
lebih praktis dan efektif, akan tetapi
ketepatan dalam penggunaan obat menjadi
syarat
wajib
karena
kesalahan
penggunaannya dapat mengakibatkan
berbagai efek yang justru dapat
membahayakan (Widodo,2010).
Analisis Bivariat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata suhu tubuh pada Anak Demam di
RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
sebelum diberikan kompres daun lidah
buaya 38,460ºC dan sesudah diberikan
kompres daun lidah buaya 38,327ºC.
Hasil uji paired t test didapatkan nilai pvalue sebesar 0,001, artinya ada perbedaan
suhu tubuh pada anak demam usia sekolah
sebelum dan sesudah kompres daun lidah
buaya di RSUD Ungaran Kabupaten
Semarang yang dilakukan selama 15
menit.
Kompres merupakan bantalan dari
linen atau materi lainnya yang dilipat-lipat,
dikenakan dengan tekanan, kadang-kadang
mengandung obat dan dapat basah ataupun
kering, panas ataupun dingin (Dorlan,
2006), Adapun tujuan dari pemberian
kompres yaitu menurunkan suhu tubuh,
mengurangi rasa sakit atau nyeri,
mengurangi perdarahan dan membatasi
peradangan. Beberapa indikasi pemberian
kompres adalah klien dengan suhu tinggi,
klien dengan perdarahan hebat, dan pada
klien kesakitan (Wolf, 2014).
Daun lidah buaya adalah satu-satunya
substansi di dunia yang paling cepat
menembus masuk ke pori dan sel 5 kali
lebih cepat dari pada air (Rostita, 2008).
Sebagai kompres penurun panas karena
lidah buaya mengandung air sebanyak
95% dan lidah buaya mengandung
senyawa lignin yang memiliki kemampuan
penyerapan yang tinggi sehingga lebih
cepat menembus masuk ke dalam pori dan
sel, serta berguna sebagai media pembawa
zat-zat nutrisi yang diperlukan oleh kulit.
Ditunjang juga oleh karakteristik lidah
buaya yang memiliki tingkat keasaman
(pH) yang normal, hampir sama dengan
pH kulit manusia sehingga dapat
menghindari terjadinya alergi kulit pada
manusia. Lidah buaya juga memiliki
kandungan asam amino dan enzim yang
masing-masing berfungsi untuk membantu
perkembangan sel-sel baru dengan
kecepatan luar biasa dan menghilangkan
sel-sel yang telah mati dari epidermis
(Jatnika & Saptoningsih, 2009).
Secara analisis terdapat perbedaan
suhu tubuh pada anak demam usia sekolah
sebelum dan sesudah kompres daun lidah
buaya di RSUD Ungaran Kabupaten
Semarang, namun dari jumlah total 15
responden terdapat 4 responden (26%)
yang tidak mengalami penurunan suhu
tubuh, setelah peneliti analisis lebih lanjut
3 dari 4 responden yang tidak mengalami
penurunan suhu tubuh dengan diagnosa
medis Tifoid, peneliti pada saat melakukan
intervensi kompres daun lidah buaya
dilakukan pada sore hari dimana
karakteristik pada pasien demam Tifoid
suhu akan mulai naik pada sore hari.
KESIMPULAN
Suhu tubuh pada anak demam usia
sekolah di RSUD Ungaran Kabupaten
Semarang sebelum kompres daun lidah
buaya paling rendah 38,0ºC dan paling
tinggi 38,9ºC dengan rata-rata 38,460ºC
dan standar deviasi 0,3312
Suhu tubuh pada anak demam usia
sekolah di RSUD Ungaran Kabupaten
Semarang sesudah kompres daun lidah
buaya paling rendah 37,7ºC dan paling
tinggi 38,9ºC dengan rata-rata 38,327ºC
dan standar deviasi 0,3693
Terdapat perbedaan suhu tubuh pada
anak demam usia sekolah sebelum dan
sesudah kompres daun lidah buaya di
Perbedaan Suhu Tubuh pada Anak Demam Usia sekolah Sebelum dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya
di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
RSUD Ungaran Kabupaten Semarang,
dengan p-value sebesar 0,001.
SARAN
Bagi perawat diharapkan dapat
memberikan kompres daun lidah buaya
pada axila selama 15 menit pada anak
yang demam usia sekolah.
Bagi penelitian lanjut agar dapat
melakukan penelitian lanjut mengenai
pemberian kompres daun lidah buaya pada
area pembuluh darah besar inguinal dan
melakukan
pengontrolan
terhadap
diagnosis medis pada anak demam.
Bagi orang tua dan masyarakat
terutama yang mempunyai anak yang
sedang demam agar dapat mempraktekkan
kompres lidah buaya pada daerah axila
selama 15 menit sebagai salah satu upaya
untuk menurunkan suhu tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
(inguinal) selama 10-15 menit akan
membantu menurunkan panas
Jatnika & Saptoningsih (2009). Meraup
Laba dari Lidah Buaya. Jakarta: Agro
Media Pustaka.
Karlina, Dewi (2013). Keterampilan Dasar
Keperawatan Klinis. Yogyakarta:
Imperium.
Karyanti (2014). Demam Berdarah
Dengue dalam Kapita Selekta
Kedokteran
Jakarta:
Media
Aesculapius
Nelson, Waldo (2006). Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta: EGC.
Notoadmodjo
(2010).
Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT
Renika Cipta.
Novita (2009). A-Z Lidah Buaya Manfaat,
Budidaya & Pengolahannya.Cetakan
Pertama. Bekasi: PT Bina Sarana
Pustaka.
Arikunto (2006). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Potter & Perry (2009). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan, Volume 2,
Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Asmadi
(2006).
Konsep
Keperawatan, Jakarta : EGC
Dasar
Rudolph, Abraham (2006). Buku Ajar
Pediatri. Jakarta: EGC.
Bakry (2008). Etiologi dan Karakteristik
Demam Berkepanjangan pada Anak di
RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Jakarta : Departemen Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
RS
Dr.
Cipto
Mangunkusumo.
Setiawati (2009). Interaksi Obat dalam
Ganiswara, S.G., Farmakologi dan
Terapi, Edisi IV, 862, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
Dahlan (2010). Besar Sampel dan Cara
Pengambilan
Sampel
dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Furnawanthi, Irni (2008). Khasiat dan
Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman
Ajaib. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Ganong (2008). Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta : EGC.
Hartini (2015. penggunaan kompres di
lipat axila dan lipat selangkangan
Sherwood, Laurale (2011). Fisiologi
Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta:
EGC.
Sudjana (2012). Metode
Bandung: Tarsito.
Statistika,
Sugiyono (2010). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Widjaya (2011). Mencegah dan Mengatasi
Demam pada Balita. Jakarta : Kawan
Pustaka.
Perbedaan Suhu Tubuh pada Anak Demam Usia sekolah Sebelum dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya
di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
Widodo, Rahayu (2010). Pemberian
Makanan, Suplemen dan Obat pada
Anak. Jakarta: EGC.
Wolf (2014). Demam, Termasuk demam
Yang Tidak diketahui Penyebabnya.
Horison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit
Dalam. Editor
Jakarta: EGC.
Bahasa
Indonesia
Wong (2008). Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik Volume 1. Jakarta: EGC.
Perbedaan Suhu Tubuh pada Anak Demam Usia sekolah Sebelum dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya
di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
Download
Study collections