BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Musik Kata ‘musik’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu mousike. Menurut Kamus Besar Miriam-Webster, musik berarti suatu komposisi atau kombinasi berbagai bunyi atau suara. Komposisi bunyi atau suara tersebut merupakan kombinasi deretan frekuensi bunyi yang berbeda-beda di dalam suatu interval nada. Miller (2005:4) dalam buku The Complete Idiot’s Guide To Music Theory mengemukakan bahwa, “Music is a succession of tones arranged in a specific rhythm.” Yang artinya menyatakan bahwa musik adalah rangkaian dari nada-nada yang disusun dalam ritme yang spesifik. Sedangkan menurut dari Schneck dan Berger (2006:31) dalam buku The Music Effect mengemukakan bahwa, “The term “music” refers to specific combinations of sound attributes, as embedded in what are traditionally considered to be the six elements of music: rhythm, melody, harmony, timbre, dynamics, and form.” Yang artinya istilah “musik” mengacu pada kombinasi spesifik dari atribut suara, sebagai sesuatu yang tertanam secara tradisional di dalam enam unsur musik: ritme, melodi, harmoni, timbre, dinamika, dan bentuk. Dari kedua definisi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa musik adalah suatu kumpulan atau gabungan dari beberapa rangkaian suara yang dikombinasikan dan disusun secara spesifik. 10 11 Musik tidak memiliki arti atau sebuah definisi yang sama. Setiap orang dapat mengartikan musik secara berbeda satu sama lainnya, tergantung pada sudut pandang orang tersebut, seperti William Shakespeare menyebutkan bahwa musik adalah makanan dari cinta. Bahkan seorang matematika Jerman dan philosopher yang bernama Gottfried Wilhelm Leibniz mengganggap bahwa musik terdengar seperti matematika. Terkadang apa yang menjadi sebuah musik bagi seseorang dapat berarti sebuah suara yang mengganggu bagi orang lain. Musik itu sendiri memiliki peranan yang sangat penting di dalam kehidupan sehari-hari, yakni digunakan sebagai komunikasi, hiburan, dan lainnya.Banyak orang yang menyatakan musik merupakan bagian dari hidup mereka, mereka hidup dan bekerja untuk musik, dan mengganggap bahwa musik adalah suatu kebutuhan pokok mereka dan mereka tidak dapat hidup tanpa musik. Berdasarkan Jurnal CommIT, Vol.1 No.2 (2007:1) mengemukakan bahwa dalam kehidupannya, manusia tidak pernah terlepas dari pengaruh seni yang berbentuk musik, dan seni dikenal sebagai cara manusia mengekspresikan dirinya. 2.1.1 Elemen Musik Jurnal Bahasa dan Seni Vol.10 No.1 (2009:17) mengatakan musik adalah sebuah cabang seni yang eksistensinya berupa nadanada yang diformulasikan ke dalam elemen-elemen dasar musik, antara lain elemen melodi, harmoni, ritme, bentuk, ekspresi, dan sebagainya. 12 Schneck dan Berger (2006:33) dalam buku The Music Effect menjelaskan bahwa, “Music, too, is controlled system organized through six basic elements, increasing in size, content, volume, and function.” Yang artinya adalah musik dikendalikan sistem yang diselenggarakan melalui enam elemen dasar, yang meningkat dalam ukuran, konten, volume, dan fungsi. Berikut adalah 6 (enam) elemen musik menurut Schneck dan Berger (2006:34-35), yakni: 1. Ritme merupakan kombinasi kompleks dari tiga sifat yang berbeda dan bekerja secara serentak, yaitu: − Pulse (nadi), yaitu komponen musik yang kompleks berupa “beat”, yang mampu menangkap perhatian seseorang, yang dapat segera disadari dan dirasakan oleh telinga dan seluruh tubuh. − Pace (kecepatan), merupakantempo pada pulse, yaitu jarak cepat atau lambat antara satu titik ke titik berikutnya, yang menetapkan berapa banyak “tik-tok” pada musik dalam jangka waktu tertentu. − Pattern (pola),adalah penggabungan lagu dengan beberapa kalimat yang diucapkan atau dinyanyikan oleh suara yang berbeda. Pattern bersifat bebas, menyediakan ilusi-ilusi informatif yang bertujuan memberikan perhatian. 2. Melodi merupakanhubungan yang berurutan dari satu nada ke nada yang lainnya dan seterusnya. Unsur melodi mewujudkan 13 empat karakteristik yang saling terkait(empat kata “P”), dan berpengaruh pada sistem pendengaran manusia, yaitu meliputi: - Nada - Prosodi ("pidato lagu," menyampaikan pola ritmik, kecepatan dan fitur lain yang menjadi suatu ciri emosi yang melekat dalam serangkaian nada) - Frase (kalimat musik) - Profil (bentuk aliranmelodi, disebut sebagai melodi kontur). 3. Harmoni merupakan superposisi arsitektur dan penggabungan yang terjadi dari beberapa nada (polifoni = banyak suara), satu di atasyang lain, resonansinya terdengar pada saat yang sama, mengalir secara vertikal dan horizontal. Variabel harmoni dari jarak disonan (tidak menyenangkan, menjengkelkan) dan konsonan (menyenangkan, nyaman) ada dimana saja, sekalipun di dalam fungsi fisiologis. 4. Timbre merupakan tekstur pada suara, dan merupakan hasil fenomenal dari kenyataan bahwa generator suara tidak bergetar dengan cara yang sama sepanjang seluruh isinya. 5. Dinamik di dalam istilah musikmerupakan volume dari suara. Di dalam istilah fisiologis, dinamik merujuk kepada kualitas gerakan tubuh, seperti kuat, lemah, kaku dan seterusnya. 6. Bentuk seluruh elemen-elemen di atas dimasukkan ke dalam konfigurasi (morfologi) secara keseluruhan, operasional, 14 sistematis, struktural yang dikenal sebagai bentuk sebuah ide atau dorongan. 2.1.2 Genre Musik Musik itu sendiri dapat dibagi berdasarkan genre, menurut Frith (2004:7) dalam buku Popular Music Analysis mengemukakan bahwa genre adalah, “A set of musical events (real or possible) whose course is governed by a definite set of socially accepted rules”. Yang artinya adalah sebuah kumpulan acara musik (nyata atau mungkin) tentu saja diatur oleh sejumlah aturan yang pasti diterima secara sosial. Genre pada musik pada dasarnya banyak jenis dan ragam. Ada beberapa negara yang memiliki musik yang memiliki genre musik yang mencerminkan budaya negara mereka, salah satunya seperti di Indonesia memiliki musik yang ber-genre dangdut yang tidak dimiliki oleh negara lainnya. Berikut adalah tipe-tipe genre musik modern Amerika menurut Holt (2007:15), yaitu: • Blues (country blues, urban blues, Chicago West Side blues) • Jazz (tradisional, swing, bebop, cool jazz) • Country Music (old-time/traditional, bluegrass, honky-tonk, Nashville Sound) • Rock (rock and roll, classic rock, glam rock) • Soul/R&B (R&B, contemporary R & B) Memphis soul, Motown, soul-funk, 15 • Salsa (salsa dura, salsa romantica, soul salsa, dance club salsa) • Heavy Metal (black metal, death metal, doom metal, speed metal, trash metal) • Dance (disco, techno, house, trance, ambient) • Hip-hop (old-school, East Coast, West Coast, gangsta rap) 2.1.3 Genre Jazz Jazz merupakan salah satu genre yang sudah berumur lebih dari seratus tahun yang telah mengalami berbagai perubahan. Jazz merupakan salah satu genre musik yang luar biasa. Banyak orangorang yang jatuh cinta kepada genre musik ini ketika pertama kali mendengarkannya. Banyak musisi yang terkenal karena permainannya di musik jazz ini seperti Louis Armstrong, Miles Davis dan lainnya. Musik jazz memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan musik lainnya. Sutro dalam bukunya yang berjudul "Jazz for Dummies 2nd Edition” (9:2006) mengemukakan ciri-ciri musik genre jazz, yaitu sebagai berikut: a. Improvisasi (Improvisation), yaitu ketika seorang musisi jazz menciptakan apa yang dia mainkan – pengumpulan inspirasi dari melodi atau akord lagu tetapi terkadang menciptakan seluruhnya dari awal. b. Suara individu (Individual Voices), yaitu penggabungan kuantitas catatan, ungkapan, kecepatan, nada, dan kehalusan 16 seperti menekan senar pada gitar atau varietas pernapasan pada alat musik tiup. c. Ayunan (Swing), yaitu momentum ke depan jazz, sebuah beat yang membuat Anda ingin menggerakkan atau menari atau memukul tangan Anda di atas meja. d. Sinkopasi (Syncopation), yaitu cara seorang musisi jazz menempatkan catatan dan aksen sebelum dan setelah beat dengan cara yang menekankan beat dan tetap bergerak. Sinkopasi adalah sesuatu yang membuat suara jazz begitu berbeda dari ritme yang lebih teratur dari musik klasik atau pop. 2.1.4 Musik Restoran Kegunaan musik itu sendiri bermacam-macam dan biasa digunakan di berbagai tempat umum sebagai sarana penghibur orangorang disekitarnya. Salah satunya yaitu di restoran, musik dapat menjadi salah satu unsur daya tarik konsumen di restoran tersebut. Menurut Brown dalam buku The Restaurant Manager’s Handbook (2007) mengemukakan bahwa, “Properly selected background music builds upon your restaurant theme and brand and helps draw in specific customers.” Yang artinya ialah pemilihan musik dengan latar belakang yang tepat dapat dibangun berdasarkan dengan tema dan merek sebuah restoran, sehingga dapat menarik sejumlah konsumen tertentu. 17 Dapat dikatakan bahwa musik juga dapat berperan sebagai alat pemasaran, hal ini diperkuat oleh Katsigris dan Thomas (2009:221) dalam buku yang berjudul Design and Equipment for Restaurant and Foodservice dengan mengemukakan pernyataan berikut, “Use of Music. Finally, because music is so often viewed as a marketing tool, we can’t overlook its role in the restaurant environment. Many casual and theme restaurants make a considerable investment in sound systems, making music a part of their atmosphere.” Yaitu kegunaan dari musik.Pada akhirnya, karena musik sering dipandang sebagai alat pemasaran, kita tidak dapat mengabaikan perannya di dalam lingkungan restoran.Banyak restoran kasual dan bertema membuat investasi yang cukup besar dalam sound system, membuat musik bagian dari atmosfir mereka. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Mill (2001:179) bahwa musik dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan sebuah restoran. Musik memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana yang mendorong konsumen untuk memiliki pengalaman bersantap. Operator harus memilih musik dan peralatan pemutar musik yang mendukung dan berkonsistensi dengan menu, dekorasi, pencahayaan dan semua elemen lainnya. Berikut adalah beberapa pilihan ketika memilih musik untuk sebuah restoran, yaitu: 18 • Foreground atau background Salah satu pertimbangan ketika memilih musik itu baik atau tidak adalah menentukan musik tersebut termasuk foreground (terdengar jelas) atau background (terdengar jauh). Suatu restoran yang memilih musik foreground memiliki tujuan untuk memperkuat tema restoran tersebut. Dan sebaliknya, sebuah restoran fine-dining akan memilih musik background, seperti light classical atau jazz untuk menciptakan suasana lingkungan yang lebih halus. Sesudah operator memilih antara musik background atau foreground, sistem proses suara harus dipilih berdasarkan dengan volume dan tingkat kekuatan restoran yang dibutuhkan. • Programmed Music Service Program musk biasa dimaksud juga sebagai musik rekaman. Tipe dari servis ini dipancarkan baik melalui sinyal radio kabel biasa atau dari satelit siaran langsung, yang dimana disajikan dari reseptif yang kecil di langit-langit atau pesawat penerima yang terpasang di sound system. • Priority-disks Kebanyakan operator yang memilih priority-disks adalah karena priority disk memberikan alternatif. Priority-disk disesuaikan dengan pilihan musik yang dihasilkan oleh program jasa. 19 • CD danJukeboxes Untuk operasional yang tidak menemukan musik rekaman yang sesuai dan yang menganggap priority-disk terlalu mahal, maka dapat menggunakan sebuah CD player. Selain itu, musik di dalam sebuah restoran memiliki beberapa fungsi lain seperti yang dikemukakan oleh Miller (2006:87), yaitu sebagai berikut: • Menyadari kenikmatan dari melodi yang disukai atau dari pertunjukkan yang terkenal. • Menutupi percakapan bersifat pribadi dari meja yang berdekatan. • Membuat sebuah tempat makan yang kosong menjadi terasa tidak kosong. • Menginduksi relaksasi dan mengatur konsistensi suasana hati dengan masakan yang disajikan. • Mendorong pegawai untuk bertahan pada rutinitas yang membosankan dengan menyediakan kesenangan yang tidak menggangu pergerakan dan interaksi mereka. 2.2 Suasana Hati (Mood) Menurut Hansel dan Damour (2006:154) dalam buku Abnormal Psychology menyatakan bahwa, “Psychologists define mood as much more than just an emotional (feeling) state. They regard mood as a state that also includes emotional, cognitive, motivational, and even physical components.” Yang artinya bahwa pakar psikolog mendefinisikan suasana hati lebih dari 20 sekedar menyatakan emosi (perasaan). Mereka menganggap suasana hati sebagai sebuah pernyataan yang juga termasuk emosi, kognitif, motivasi, dan bahkan komponen fisik. Sedangkan menurut Mondimore, M.D. (2006:3) pada buku Depression, The Mood Disease mengemukakan bahwa, “Mood all the time to describe a complicated set of feelings, both psychological and physical, that affect our behavior toward others, our productivity, our ability to relax and have fun, and our attitude about ourselves.”Yang artinya bahwa suasana hati secara keseluruhan mendeskripsikan sebuah hubungan yang rumit dari perasaan, baik itu secara psikologis maupun fisik, yang mempengaruhi tingkah laku kita terhadap orang lain, produktivitas kita, kemampuan kita untuk bersantai dan bersenang-senang, dan sikap kita tentang diri kita sendiri. Dan menurut Hawkins dan Mothersbaugh (2010:481) dalam buku “Consumer Behavior Building Marketing Strategy Eleventh Edition” mengemukakan bahwa, “Moodsare transient feeling states that are generally not tied to a specific event or object. They tend to be less intense than emotions and may operate without the individual’s awareness.” Artinya suasana hati adalah pernyataan perasaan sementara yang biasanya tidak terikat terhadap suatu peristiwa atau objek tertentu.Mereka cenderung kurang intens daripada emosi dan dapat beroperasi tanpa kesadaran individu. Dari pernyataan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa suasana hati adalah sebuah pernyataan dari perasaan yang sedang dialami manusia, yang dapat beroperasi tanpa kesadaran manusia itu sendiri dan dapat mempengaruhi tingkah laku, kognitif, semangat dan produktifitasnya. 21 Suasana hati pada seseorang pada dasarnya dapat digambarkan pada kondisi baik atau buruk. Kondisi suasana hati seseorang biasanya terpengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan seseorang.Pada saat suasana hati seseorang di dalam keadaan baik maka kita akan merasa lebih bertenaga, bersemangat dan memiliki pemikiran yang positif dalam menjalani kegiatan sehari-hari, dalam menikmati waktu ketika bersama orang lain, dan siap menghadapi tantangan yang datang. Sedangkan ketika suasana hati kita berada di dalam kondisi yang buruk maka akan menyebabkan perasaan yang berbeda ketika memiliki suasana hati yang baik, kita dapat berpikir dan melihat segala sesuatu dari sisi negatifnya, merasa tidak memiliki semangat dan tenaga untuk menjalani kegiatan sehari-hari, bahkan terkadang kita merasa bahwa orang-orang disekitar kita sangat menjengkelkan dan mudah membuat kita sakit hati, bahkan hanya karena hal yang sepele dan suka merasa bersalah atas apa yang telah dilakukan. Sehingga ketika kita merasa bahwa suasana hati kita di dalam kondisi yang buruk maka kita sering memilih untuk menyendiri. Hansel and Damour (2006:154) dalam buku Abnormal Psychology menyatakan, ”Mood not only influences how we feel, but also how we think, act, sleep, eat, and live.” Artinya suasana hati seseorang tidak hanya dapat mempengaruhi perasaan seseorang tetapi juga dapat mempengaruhi pola pikir, tindakan, tidur, makan dan hidup seseorang. 2.2.1 Keadaan Suasana Hati Suasana hati seseorang dapat berada dalam keadaan normal atau tidak normal. Suasana hati yang berada dalam keadaan tidak normal biasanya disebut abnormal. Menurut Mondimore, M.D. 22 (2006:5) dalam buku Depression, The Mood Disease mengemukakan bahwa: A good mood is frequently normal, but a bad mood can be normal as well. For example, when good things happen to us, we generally find ourselves in a good mood. When we are beset by problems, disappointments, and setbacks, it is normal to be in a bad mood. Artinya bahwa suasana hati yang baik dapat dikatakan sebagai suasana hati yang dalam keadaan normal, tetapi suasana hati yang buruk dapat dikatakan normal juga. Contohnya, ketika kita mengalami hal baik, kita berada pada suasana hati yang baik. Ketika kita sedang dilanda oleh masalah atau kekecewaan, suasana hati yang baik dapat berubah menjadi buruk. Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suasana hati yang normal adalah bagaimana tanggapan atau respon dari suasana hati terhadap sesuatu yang sedang atau sudah terjadi sesuai dengan sebagaimana mestinya. Suasana hati yang abnormal dapat dikategorikan sebagai gangguan pada suasana hati. Hansel and Damour (2006:154) dalam buku Abnormal Psychology mengungkapkan, ”Mood disorders are characterized by moods of extreme intensity or duration that are debilitating and often seem ‘out of content’.” Yang artinya gangguan suasana hati ditandai dengan suasana hati yang berada dalam intensitasatau jangka waktu ekstrim yang melemahkan dan sering terlihat ‘keluar dari konten’. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa gangguan suasana hati biasanya berada dalam keadaan suasana hati yang baik atau buruk dalam intensitas dan jangka waktu yang lebih dari biasanya. 23 Suasana hati dapat berubah naik atau turun sesuai dengan pengalaman yang terjadi dalam hidup mereka. Dalam perubahan tersebut suasana hati dapat menjadi sangat rendah, yang biasa disebut dengan depresi, atau dapat menjadi sangat tinggi, yang biasa disebut dengan mania. Hansel and Damour (2006:154) dalam buku Abnormal Psychology mendeskripsikan bahwa, “Depression A state of abnormally low mood, with emotional, cognitive, motivational, and/or physical features. Mania A state of abnormally high mood, with emotional, cognitive, motivational, and/or physical features.” Yang artinya depresi adalah sebuah keadaan ketidaknormalan suasana hati yang rendah, dengan emosi, kognitif, motivasi, dan/atau ciri-ciri fisik. Mania adalah sebuah keadaan ketidaknormalan suasana hati yang tinggi, dengan emosi, kognitif, motivasi, dan/atau ciri-ciri fisik. 2.2.2 Dimensi Suasana Hati Menurut David (2000:4), “Moods are transient episodes of feeling or affect”, yang artinya suasana hati adalah episode peralihan dari perasaan atau dari suatu dampak. David (2000:33) dalam buku Mood and Temperament menyatakan pernyataan sebagai berikut: The negative affect dimension represents the extent to which one is (nonspecifically) experiencing some type of negative mood, such as feelings of nervousness, sadness, irritation, and guilt. In contrast, Positive affect reflects the extent to which one is experiencing some type of positive mood, such as feelings of joy, energy, enthusiasm, and alertness 24 Artinya dimensi pengaruh negatif mencerminkan sejauh mana (tidak spesifik) seseorang mengalami beberapa jenis suasana hati negatif, seperti perasaan cemas, sedih, iritasi, dan rasa bersalah.Sebaliknya, dimensi pengaruh positif mencerminkan sejauh mana seseorang mengalami beberapa jenis suasana hati positif, seperti perasaan sukacita, energi, antusiasme, dan kewaspadaan. Berdasarkan Jurnal Mood and Human Performance: Conceptual, Measurement and Applied Issues oleh Lane (2006:121) mengemukakan, “Eight mood dimensions are proposed to provide a more balanced assessment of positive mood and negative mood.” Artinya delapan dimensi suasana hati memberikan penilaian yang seimbang dari suasana hati positif dan suasana hati negatif. Dalam Journal of Personality and Social Psychology Vol.55, No. 1, 102-111 (1988:103) oleh Mayer dan Gaschke mengemukakan 8 (delapan) kondisi suasana hati berdasarkan dimensinya, yaitu: 1. Dimensi suasana hati positif (baik) - Suasana hati dalam keadaan senang: bahagia, bersemarak. - Suasana hati dalam keadaan penuh cinta: penuh kasih, perhatian. - Suasana hati dalam keadaan tenang: teduh, puas - Suasana hati dalam keadaan semangat: aktif, segar 2. Dimensi suasana hati negatif (buruk) - Suasana hati dalam keadaan cemas: gelisah, gugup - Suasana hati dalam keadaan marah: menggerutu, kesal 25 2.3 - Suasana hati dalam keadaan lelah: letih, mengantuk - Suasana hati dalam keadaan sedih: suram, sendu Hubungan Musik dengan Suasana Hati Hubungan musik dengan suasana hati adalah musik dapat mempengaruhi suasana hati seseorang. Menurut Djohan (2008:30) di dalam buku Psikologi Musik mengemukakan: Kekuatan pengaruh musik ini tidak terbatas hanya pada bahasa dan persepsi seseorang terhadap objek mati seperti melukis, tetapi lebih diperluas oleh interaksi interpersonal. Eksperimen yang menarik lainnya oleh Bouhuys, Bloem dan Groothuis (1995) mengenai pengaruh musik dalam persepsi aktual terhadap ekspresi emosi pada wajah. Pertama-tama subjek mendengarkan musik yang gembira dan sedih, lalu diperlihatkan wajah yang gembira, sedih, dan netral. Kemudian subjek diminta untuk memilih dari antara suasana hati pada wajah yang ditayangkan tersebut. Setelah mendengar musik yang sedih, subjek memilih raut wajah netral untuk mengekspresikan kesedihan dan kurang gembira, meskipun emosi serupa tidak tampak dalam gambar wajah yang ditayangkan. Penemuan ini memberikan waktu bagi kita untuk berpikir mengenai dunia nyata dan objektifitas. Suasana hati yang disebabkan oleh musik merubah perhatian, persepsi, dan memori serta mempengaruhi keputusan seseorang terhadap kondisinya. Hodges (1999:304) menuliskan dalam buku Handbook of Music Psychology, Eagle (1971) mengukur suasana hati yang ada dari pendengar dengan sepuluh-pernyataan Test for Existing Mood (TEM). Dua puluh kutipan lagu, baik vocal dan instrumental, dimainkan untuk 274 jurusan perguruan tinggi musik dan mencatat respon suasana hati mereka dengan lima-pilihan skala perbedaan. Hasil dari studi menunjukkan bahwa: 1. Suasana hati yang ada dari pendengar dipengaruhi suasana hati yang merespon musik. 26 2. Urutan dari musik yang dimainkan tidak mempengaruhi tanggapan suasana hati pendengar terhadap musik. 3. Suasana hati pendengar merespon musik dengan penilaian berbeda padasetiap musik vocal dan instrumental. Hal ini diperkuat oleh Wheeler (1985), dalam studinya dari hubungan karakteristik kepribadian untuk suasana hati dan kesenangan setelah mendengar musik, menyelidiki pengaruhnya terhadap suasana hati pendengar sebelum mendengarkan musik dan perubahan suasana hati pendengar setelah mendengarkan musik. Hal itu tampak bahwa musik dapat mempengaruhi perubahan suasana hati, bergantung terhadap suasana hati sebelum orang tersebut mendengarkan musik dan apakah mereka menikmati musik tersebut. Terdapat beberapa jurnal yang menjelaskan hubungan antara musik dengan suasana hati, diantaranya adalah: 1. Berdasarkan The Journal of Service Marketing Vol. 10, Iss. 2 (1996:10) mengemukakan bahwa musik diidentifikasi sebagai suatu lingkungan pelayanan konsumen yang dapat distimulasikan, seluruh pengaruh potensial akan berdampak pada bagaimana konsumen bertindak, apa yang mereka beli, dan bagaimana kepuasan mereka terhadap pelayanan. Jurnal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh musik terhadap suasana hati. 2. Berdasarkan Jurnal Music and Mood (2011:7) mengemukakan bahwa musik yang menenangkan mampu memberikan pengaruh terhadap suasana hati seseorang, musik secara khusus bersifat baik bagi seseorang yang mengalami gangguan suasana hati, memiliki masalah dalam berkonsentrasi, dan bagi yang membutuhkan relaksasi. 27 2.4 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Musik Suasana Hati • Ritme • Suasana Hati Baik • Melodi - Senang • Harmoni - Penuh Cinta • Dinamik - Tenang • Timbre - Semangat • Suasana Hati Buruk • Form - Cemas - Marah - Lelah - Sedih Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber: Penulis (2013) 2.5 Hipotesis Penulis menetapkan hipotesis terhadap masalah penelitian sebagai berikut: H0 : Tidak ada pengaruh musik jazz yang signifikan terhadap suasana hati konsumen di MoodZ Gastrobar. H1 : Ada pengaruh music jazz yang signifikan terhadap suasana hati konsumen di MoodZ Gastrobar.