ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER HEWAN

advertisement
ANGGARAN DASAR
PERHIMPUNAN DOKTER HEWAN INDONESIA
(PDHI)
PEMBUKAAN
Bahwa sesungguhnya hewan adalah makhluk karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
diberikan kepada umat manusia agar disyukuri dan di dayagunakan untuk kemakmuran,
kesejahteraan, peningkatan taraf hidup, pemenuhan kebutuhan pangan protein hewani dan
ketenteraman bathin masyarakat bangsa dan negara.
Bahwa profesi dokter hewan adalah profesi mulia yang mengabdi untuk
kesejahteraan manusia melalui dunia hewan yang diwujudkan dalam bentuk penggalian dan
pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran hewan untuk pembangunan
kesehatan hewan, penyediaan produk asal hewan yang aman dan pangan asal hewan yang
aman, sehat, utuh dan halal; perlindungan kesehatan hewan, manusia,masyarakat dan
lingkungan serta menjaga keseimbangan dan kelestarian ekosistem, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan.
Bahwa sesungguhnya profesi dokter hewan di Indonesia perlu berhimpun dengan
tujuan untuk meningkatkan pengabdiannya dalam mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
Bahwa untuk mewujudkan cita-cita luhur di atas diperlukan persatuan dan kesatuan
seluruh dokter hewan Indonesia yang terkoordinasi dan terorganisasi dalam suatu wadah
perhimpunan.
Maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dibentuklah Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia yang merupakan satu-satunya wadah dokter hewan di Indonesia dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) yang dimaksud dengan :
a. Perhimpunan adalah organisasi yang terdiri dari anggota-anggota yang memiliki prinsipprinsip khusus yang sama dan bergabung untuk mencapai tujuan yang sama.
b. Pengurus Pusat adalah Pengurus Besar.
c. Perhimpunan Dokter Hewan di daerah merupakan Cabang dari PDHI Pusat dan disebut
PDHI Cabang yang dikukuhkan oleh Pengurus Besar melalui Surat Keputusan
Pengesahan Cabang serta memiliki batasan-batasan wilayah kerja (teritorial).
d. Organisasi Non Teritorial (ONT) adalah Organisasi di bawah naungan PDHI yang
dibentuk berdasarkan minat/keahlian/bidang kerja yang sama melalui suatu prosedur
dan memperoleh pengesahan oleh Pengurus Besar PDHI.
e. Dokter Hewan (Veterinarian) adalah orang yang telah Lulus Program Pendidikan Profesi
Kedokteran Hewan di Indonesia dari institusi Pendidikan Kedokteran Hewan yang telah
terakreditasi ataupun institusi Pendidikan Kedokteran Hewan di Luar Negeri yang
ijazahnya telah mendapatkan pengesahan dari kementrian terkait, sehingga memiliki
kewenangan medik veteriner dalam melaksanakan pelayanan kesehatan hewan.
f. Dokter hewan spesialis/ahli adalah dokter hewan yang memiliki kemampuan lebih di
suatu spesies atau disiplin ilmu veteriner tertentu yang dibuktikan dengan gelar serta
memiliki sertifikat internasional dan atau nasional, dan kepakaran spesialisnya disahkan
oleh instansi/lembaga yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
g. Anggota Biasa adalah Dokter Hewan yang teregistrasi pada PDHI dan berkewajiban
membayar iuran keanggotaan sebagaimana diatur dalam AD/ ART ini.
h. Anggota Luar Biasa adalah Dokter Hewan Warga Negara Asing dan Sarjana non dokter
hewan lulusan Universitas/Institut Dalam Negeri dan Luar Negeri yang mengajar di
Fakultas Kedokteran Hewan atau bekerja di organisasi/lembaga/instansi yang relevan
dengan Ilmu Kedokteran Hewan dan memenuhi persyaratan keanggotaan.
i. Anggota Kehormatan adalah seseorang yang mempunyai jasa besar di bidang
pengembangan profesi kedokteran hewan dan perhimpunan.
j. Anggota Muda adalah Sarjana Kedokteran Hewan (SKH) yang mengambil Program
Pendidikan Dokter Hewan (PPDH) di Fakultas Kedokteran Hewan di Indonesia dan
dipersiapkan menjadi dokter hewan profesional.
k. Izin Praktek adalah izin untuk menjalankan Praktek Dokter Hewan yang dikeluarkan oleh
Bupati/Wali Kota berdasarkan rekomendasi dari PDHI Cabang setempat.
l. Praktek Kedokteran Hewan adalah fungsi veteriner berupa kegiatan berdasarkan kaidah,
ilmu dan etik kedokteran hewan (medik veteriner) yang meliputi Konsultasi Veteriner dan
Tindakan Kedokteran (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif) dengan menerapkan azas
kesejahteraan hewan, yang meliputi :
1. Melakukan pemeriksaan dan diagnosa penyakit; uji pendukung serta upaya
penyembuhan (therapi) baik secara medikamentosa maupun tindakan bedah;
tindakan pencegahan dan pelayanan medis lainnya terhadap hewan.
2. Melakukan penyidikan dan penelitian secara laboratoris sebagai dasar
dilaksanakannya tindakan penanggulangan penyakit hewan.
3. Melakukan pekerjaan di tempat yang memproduksi produk-produk untuk kesehatan
hewan seperti sediaan dan bahan farmasi, bahan biologi dan feed-additive
(tambahan dalam pakan hewan)serta alat dan mesin veteriner.
4. Melakukan pemeriksaan ante mortem dan post mortem terhadap hewan-hewan dan
produk-produk hewan sebelum diedarkan sebagai bahan konsumsi manusia dan
fungsi kesehatan masyarakat veteriner lainnya.
5. Mengajar dan mendidik dalam ilmu-ilmu kedokteran hewan pada fakultas kedokteran
hewan atau sekolah-sekolah yang berafiliasi dalam ilmu-ilmu kehewanan dan
peternakan .
6. Melakukan berbagai bentuk pelayanan kedokteran hewan, konsultasi dan nasehat
kepada suatu instansi, dimana ia berkedudukan di instansi tersebut sebagai Dokter
Hewan yang berstatus pegawai di instansi tersebut.
7. Pelayanan dibidang medik reproduksi antara lain diagnosa kebuntingan, diagnosa
kemajiran, tindakan menolong kelahiran, inseminasi buatan, embryo transfer serta
penanganan gangguan-gangguan penyakit reproduksi lainnya.
8. Melakukan tindakan penilaian (assesment) aspek kesejahteraan hewan di berbagai
tempat yang memelihara, menggunakan dan mengurus hewan dan menerbitkan
rekomendasi kesrawan secara berkala.
m. Hewan adalah binatang atau satwa yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya
berada di darat, air, dan/atau udara, baik yang dipelihara maupun yang di habitatnya.
n. Instansi adalah lembaga pemerintah dan swasta yang mempekerjakan Dokter Hewan
untuk Praktek Kedokteran Hewan sebagaimana pada butir l.
o. Delegasi Kongres adalah utusan yang memperoleh mandat mengikuti Kongres dari
PDHI cabang.
BAB II
NAMA, KEDUDUKAN, WAKTU PENDIRIAN, DAN PRINSIP
Pasal 2
(1) Perhimpunan ini bernama PERHIMPUNAN DOKTER HEWAN INDONESIA, disingkat
PDHI secara internasional disebut Indonesian Veterinary Medical Association (IVMA)
dan untuk selanjutnya disebut Perhimpunan.
(2) Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia adalah satu-satunya wadah profesi Dokter
Hewan bagi seluruh Dokter Hewan Indonesia dan merupakan lanjutan dari Perhimpunan
Ahli Ilmu Kehewanan Indonesia.
Pasal 3
Perhimpunan berkedudukan di Ibu Kota Negara.
Pasal 4
Perhimpunan didirikan pada tanggal 9 Januari 1953 di Lembang, Bandung untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan dan selanjutnya kedudukan hukumnya harus memenuhi
peraturan perundangan yang berlaku dan mendapatkan pengakuan dari berbagai badan
hukum yang berkepentingan.
Pasal 5
(1) Perhimpunan didirikan oleh anggota dan untuk anggota yang berdasarkan pada prinsip
hukum (legal principles) dan prinsip budaya (cultural principles) yaitu tata hubungan
antar manusia yang beradab.
(2) Prinsip hukum (legal Principles) yang dianut adalah :
a. Semua anggota berstatus sederajat (Ekual).
b. Perhimpunan adalah milik anggotanya.
c. Rapat Umum Anggota adalah forum tertinggi perhimpunan.
d. Rapat Umum Anggota sebagaimana dimaksud dalam pasal ini adalah Kongres
Perhimpunan.
e. Kongres perhimpunan menentukan strategi, garis besar program kerja nasional,
pertanggungjawaban kerja dan keuangan kepengurusan Pengurus Besar, serta
mengangkat dan memberhentikan Ketua Umum PB PDHI dan kepengurusannya
f. Bendahara Pengurus Besar wajib membuat Laporan Keuangan Tahunan untuk
memenuhi persyaratan pertanggung jawaban keuangan sebuah organisasi
masyarakat sesuai peraturan perundangan bidang keuangan yang berlaku.
g. Selaku organisasi masyarakat sesuai peraturan perundangan yang berlaku harus
memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan guna mempertahankan status
hukumnya baik tingkat pusat maupun cabang.
(3). Prinsip Budaya (Cultural Principles).
a. Profesional.
b. Keilmuan.
c. Kekeluargaan.
d. Kemasyarakatan.
e. Bebas dan tidak terikat pada suatu Partai Politik atau Organisasi Politik.
BAB III
AZAS, DASAR DAN TUJUAN
Pasal 6
Perhimpunan berazaskan Pancasila dan berdasarkan Undang Undang Dasar 1945
Pasal 7
(1) Perhimpunan bertujuan mewujudkan misi perhimpunan membina kepentingan para
anggota sesuai dengan perkembangan dan tuntutan profesi Kedokteran Hewan dalam
rangka meningkatkan kualitas pengabdiannya kepada masyarakat, Bangsa dan Negara
dengan motto, "Manusya Mriga Satwa Sewaka" (mengabdi untuk kesejahteraan
manusia melalui dunia hewan).
(2) Perhimpunan memperjuangkan kepentingan anggota dalam bentuk:
a. Mempertahankan dan meningkatkan citra profesi meliputi moral dan profesionalisme
b. Membawa suara nasional profesi berkenaan masalah profesi
c. Menjadi kekuatan pemersatu kepentingan profesi
d. Membela segala kepentingan anggota dan hewan selaku objek profesi.
e. Memelihara, menjaga dan mempertahankan kepentingan profesi veteriner.
f. Menjadi perantara dalam peningkatan pengetahuan dan kompetensi anggota.
BAB IV
KEGIATAN
Pasal 8
(1) Perhimpunan melakukan kegiatan ke dalam dan ke luar.
(2) Kegiatan ke dalam meliputi usaha untuk meningkatkan komitmen, harkat dan martabat
(etika) keprofesian serta kepentingan dan kesejahteraan anggota.
(3) Kegiatan ke luar meliputi :
a. usaha untuk memposisikan peran, kedudukan, wewenang dan apresiasi masyarakat
terhadap kekhususan profesi dokter hewan;
b. usaha untuk memposisikan peran, kedudukan, wewenang dan apresiasi masyarakat
terhadap kekhususan profesi dokter hewan;
c. Mengembangkan kerjasama dan jejaring dengan berbagai organisasi dan lembaga
yang terkait dengan profesi veteriner baik di dalam negeri maupun dari luar negeri.
BAB V
KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 9
Untuk menjadi anggota perhimpunan, wajib teregistrasi dan memenuhi ketentuan untuk
menjadi anggota sesuai kategori keanggotaannya serta selanjutnya memperoleh Kartu
Tanda Anggota (KTA) sebagai identitas keanggotaan PDHI.
Pasal 10
(1). Hak-hak anggota terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
Hak bicara dan hak suara
Hak memilih dan dipilih
Hak membela diri
Hak-hak lainnya yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.
(2). Kewajiban anggota adalah :
a. Menjunjung tinggi berbagai nilai yang berlaku pada profesi Dokter Hewan
sebagaimana di dalam Kode Etik dokter hewan.
b. Menjaga nama baik dan kehormatan Korps dan profesi Dokter Hewan
c. Menaati Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Perhimpunan.
BAB VI
SUSUNAN DAN KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 11
Susunan Organisasi Perhimpunan terdiri dari:
a. Pengurus Besar
b. Pengurus Cabang
Pasal 12
Kelengkapan organisasi terdiri dari :
a. Majelis Kehormatan Perhimpunan.
b. Organisasi non teritorial (ONT).
c. Berbagai bentuk unit kerja berstatus hukum maupun tidak berstatus hukum yang
diadakan sesuai keperluan organisasi.
Pasal 13
Struktur, komposisi kepengurusan organisasi dan kelengkapan organsasi, serta tata
hubungan perhimpunan sebagaimana dimaksud pada pasal 11 dan 12 diatur di dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII
RAPAT-RAPAT
Pasal 14
Jenis Rapat
Jenis-jenis rapat terdiri dari :
a. Kongres
b. Kongres Luar Biasa
c. Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
d. Rapat Majelis Kehormatan Perhimpunan
e. Rapat Pleno Pengurus Besar
f. Rapat Umum Anggota Cabang
g. Rapat Pengurus Cabang
h. Rapat Koordinasi Nasional ONT
i. Rapat Anggota ONT (Musyawarah Nasional ONT)
j. Rapat Pengurus ONT
BAB VIII
ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
Pasal 15
Perhimpunan menganut manajemen administrasi secara desentralisasi kecuali Surat
Keputusan Pengesahan Pengangkatan Kepengurusan, Surat Keputusan Kongres dan Surat
Keputusan Musyawarah Kerja Nasional.
Pasal 16
(1) Keuangan Perhimpunan diperoleh dari:
a. Uang Pendaftaran/Registrasi Awal dan Iuran Anggota
b. Sumbangan yang tidak mengikat dan usaha lain yang sah.
(2) Tahun Fiskal dari Perhimpunan adalah dari awal bulan Januari sampai akhir bulan
Desember tahun yang sama.
(3) Pengurus Besar dengan melalui suatu ketetapan menetapkan peraturan-peraturan
mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Penentuan Bank dimana akan dibuka Rekening Giro untuk keperluan perhimpunan
b. Penentuan penyimpanan uang-uang perhimpunan.
c. Penentuan pengeluaran uang untuk keperluan aktifitas perhimpunan.
(4) Majelis Kehormatan Perhimpunan harus menunjuk seorang akuntan publik independen
untuk melakukan audit keuangan perhimpunan.
(5) Pembayaran imbal jasa terhadap akuntan publik sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal
ini besarannya adalah berdasarkan standar tarif jasa yang berlaku dan wajar dan
dibayarkan oleh Pengurus Besar Perhimpunan.
BAB IX
LOGO DAN ATRIBUT
Pasal 17
(1) Logo PDHI berbentuk lingkaran warna ungu dengan warna dasar putih. Ditengah
lingkaran terdapat gambar ular melilit tongkat tiga mahkota dengan kepala diatas
mahkota menghadap ke kanan dan tongkat berdiri di antara dua kaki huruf V (V dari
kata Veteriner) dan dibawahnya tercantum huruf-huruf PDHI.
(2) Ketentuan pemasangan logo PDHI diatur dalam ART
Pasal 18
PDHI mempunyai atribut yang terdiri dari Bendera, Selempang kain berwarna kuning emas
dan bergaris tengah berwarna ungu dengan peneng kuningan berlogo dan Panji-panji yang
seluruhnya mencantumkan logo PDHI dan digunakan pada kegiatan-kegiatan sesuai yang
diatur dalam ART.
BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN
Pasal 19
Anggaran Dasar Perhimpunan dapat diubah oleh dan dalam Kongres atas usulan pengurus
besar dan atau pengurus cabang yang disetujui oleh 2/3 cabang
BAB XI
KEWENANGAN KHUSUS
Pasal 20
Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Dasar ini diatur lebih lanjut di dalam
Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan.
BAB XIII
PENGESAHAN DAN PERUBAHAN
ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN
Pasal 22
(1) Perubahan Anggaran Dasar ini disahkan dalam Kongres Perhimpunan yang diadakan
di Palembang tanggal 25 November 2014 yang selanjutnya disebut Anggaran Dasar
PDHI.
(2) Keputusan-keputusan Kongres dan atau Pengurus Besar PDHI terdahulu yang
bertentangan dengan Anggaran Dasar dinyatakan tidak berlaku
(3) Anggaran Dasar PDHI ini berlaku sejak ditetapkan
Ditetapkan di
: Palembang
Pada Tanggal : 25 November 2014
Ketua Kongres,
Drh. Muhamad Munawaroh
Download