Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 2, Oktober 2015 ISSN: 2407-2311 STUDI KOMPARASI KONVERSI MODULUS YOUNG DINAMIK KE STATIK PADA BATUPASIR DAN BATUGAMPING Mochammad Ahied Program Studi Pendidikan IPA, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal 69162 E-mail: [email protected] ABSTRAK Pengukuran dinamik untuk mendapatkan konstanta elastik dihubungkan dengan besaran petrofisika utamanya porositas dan saturasi air sangat penting untuk penerapan penyebaran adanya reservoar. Sedangkan pengukuran statik biasanya dilakukan juga di dunia Migas untuk mendapatkan parameter mekanika batuan seperti, modulus Young, modulus onggok (bulk) dan nisbah Poisson, sehingga perlu dilakukan mendapatkan hubungan keduanya untuk mendapatkan secara langsung. Dari pengukuran dinamik dan statik pada penelitian ini dibuat model hubungan konstanta elastik pada modulus Young (E) dengan porositas terhadap batupasir dan batugamping yang tersaturasi secara penuh (Sw = 100%). Sehingga dengan diketahuinya satu konstanta elastik modulus Young dari pengukuran dinamik saja, maka dapat ditentukan pula semua konstanta elastik pada pengukuran statik tanpa mengukurnya. Kata Kunci : Mekanika batuan, modulus young, porositas, dan saturasi. ABSTRACT Dynamic measurements to obtain the elastic constants associated with the amount of the main petrophysical porosity and water saturation is essential for the implementation of the deployment of the reservoir. While static measurements usually performed well in the world of oil and gas to obtain parameters such as rock mechanics, Young's modulus, bulk modulus and the Poisson ratio, so it is necessary to obtain the relationship of both to obtain directly. Of dynamic and static measurements in this study modeled the relationship elastic constants Young's modulus (E) with a porosity of the sandstones and limes tones fully saturated (Sw = 100%). So by knowing the elastic constants Young's modulus of dynamic measurements alone, it can be determined also all elastic constants on static measurements without measuring it. Keywords: rock mechanics, Young's modulus, porosity and saturation. 83 Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 2, Oktober 2015 ISSN: 2407-2311 membantu dalam pemilihan bit yang tepat. Parameter mekanik batuan yang diperlukan tersebut seperti kuat tekan (τc), nisbah Poisson (ν), modulus young (E), disamping parameter sifat mekanik yang lain umumnya diperoleh dari uji kompresi triaksial atas batuan perconto atau pengukuran statik. Modulus young (E) adalah parameter mekanik yang kerap dipakai dalam aplikasi perekahan hidraulik (hidrautic fracturing) sedangkan nisbah Poisson (ν) sering digunakan untuk mengestimasi gradien tekanan rekah (Fr). Namun pengukuran statik tersebut tidak banyak dilakukan karena hanya mengkonsentrasikan pada deformasi, kekuatan batuan (strength), dan keruntuhan batuan utuh (failure of intact rock) (Hudson dan Harrison), 1997) dan oleh karena itu maka data statik tersebut, pada umumnya, masih kurang tersedia di lapangan. Data-data elastik diperoleh berdasarkan kelakuan kurva tegangan (stress) – regangan (strain) dari batuan. Alternatif lain adalah dengan melakukan pengujian dinamis yaitu melalui uji akustik baik di laboratorium, survei seismik, maupun log akustik, secara umum dapat diperoleh secara luas. Permasalahannya adalah survei dinamik sering dianggap tidak representatif dan tidak menunjukkan perilaku elastik batuan yang sesungguhnya. Untuk ini survei statik tetap dianggap terbaik. Dengan bertolak dari kenyataan diatas maka perlu untuk mencari hubungan statik-dinamik. Pendahuluan Dalam dua dekade terakhir, banyak usaha dilakukan untuk meningkatkan penggunaan data seismik untuk estimasi minyak bumi dan gas (migas). Secara umum para ahli mengukur dan menghasilkan waktu penjalaran gelombang seismik (travel time) dan impedansi akustik yang kemudian dapat mencerminkan litologi batuan (Munadi, 2000). Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu batuan reservoar adalah harus mempunyai kemampuan untuk menampung dan mengalirkan fluida yang terkandung didalamnya. Dan hal ini dinyatakan dalam parameter petrofisika. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan usaha dikembangkannya cara untuk mengekstraksi data seismik lebih jauh guna mendapatkan parameterparameter petrofisika dari reservoar migas yang dalam hal ini disebut petrofisika seismik (Munadi, 2000). Besaran petrofisika yang dimaksud disini adalah porositas dan saturasi fluida reservoar dengan menggunakan model hubungan antara besaran elastik nisbah poisson dan impedansi akustik (Saptono, 2001). Porositas batupasir dan batugamping bagian penting dari geologi karena dalam batuan jenis ini sebagai media hidrokarbon. Jenis data lain yang semakin dirasakan pentingnya dalam dunia perminyakan dan gas adalah data mekanika batuan. Khususnya aplikasi dalam perekahan hidraulik (hidrautic fracturing) dan aplikasi dalam operasi pemboran (Hartawan, 2001). Perekahan hidraulik (hidrautic fracturing) gunanya untuk merekahkan atau meluaskan rekahan pada batuan reservoar sehingga menambah laju minyak di sumur. Aplikasi dalam operasi pemboran Metode Penelitian Metodologi penelitian terdiri dari tahap-tahap untuk mempelajari tentang mekanika batuan, yang terdiri dari pengukuran dinamik (acoustic test) dan statik (uji kompresi triaksial) serta memahami keterkaitan dari penjalaran 84 Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 2, Oktober 2015 gelombang dilatasi tp dan ts dari pengukuran dinamik (acoustic test) terhadap konstanta elastisitas dan hubungannya dengan statik (uji kompresi triaksial). Adapun bagan alir dari metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Untuk mendapatkan pemahaman tentang keterkaitan data pengukuran dinamik dan statik dari batupasir dan batugamping, maka ditempuh langkahlangkah sebagai berikut: ISSN: 2407-2311 Pembuatan plot silang antara lain, Ed (dari pengukuran dinamik) vs porositas (ϕ) yang tersaturasi air secara penuh (Sw = 100%), Es (dari pengukuran dinamik) vs porositas (ϕ) yang tersaturasi air secara penuh (Sw = 100%), sesuai porositas masing-masing. Sehingga nanti didapat konversi modulus Young dari pengukuran statik-dinamik dan sebaliknya. Mekanika batuan Dinami k Statik Dry Core Dry Core Routine Measurement Routine Measurement L, , D, σ3, etc. L, k, D, ρ, ϕ, etc. Acoustik Velocity test Uji Triaksial Test tp, ts, E, K, μ,ν, vp, vs, , ϕ, etc F, dL, t, K, σ1, εa, ν, etc Saturasi air E, UCS, ν, etc Sw = 1 N o Saturasi air N o Yes Plot silang antara pengukuran akustik dan uji triaksial Gambar 1. Bagan alir metodologi penelitian 85 Sw = 1 Yes Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 2, Oktober 2015 ISSN: 2407-2311 Hasil Penelitian dan Pembahasan 60 Porositas, % Sesuai tujuan penulisan ini untuk mendapatkan model dengan hanya didapat satu pengukuran dinamik maka didapat semua konstanta elastik statik, model terlihat bagus. Gambar 2. Pada porositas tertentu dengan ditarik garis horisontal dari porositas dan ditarik vertikal ke bawah didapat Edinamik dan ditarik ke atas didapat Estatik batugamping tersaturasi air secara penuh (Sw=100%) dengan Poverburden = 1000 Psia dengan validitasnya terhadap pengukuran laboratorium 50 40 30 Lab.φ=26 % 20 Lab. φ = 17% 10 0 5,8 6 6,2 6,4 6,6 6,8 7 7,2 7,4 7,6 Kdinamik, Mpa Gambar 3. Hubungan modulus onggok dinamik, statik porositas batugamping Sw=100% pada Poverburden =1000 Psia. 50 500 40 465 30 20 10 Estatik, Mpa Porositas, % 60 Lab.=26% Lab.=17% 0 220002350025000265002800029500310003250034000 430 0.40 395 0.43 nisbah Poisson 0.37 0.34 0.32 360 325 290 255 Edinamik, MPa 0 200 400 600 800 1000 1200 Kstatik, Mpa Gambar.2. Hubungan modulus Young Gambar. 4. Hubungan modulus Young statik, dinamik, statik dengan porositas batugamping Sw=100% pada modulus onggok statik dengan Poverburden =1000 Psia. Porositas batupasir Sw =100% pada Poverburden = 1000 Psia. Hubungan porositas dengan Kstatik Dengan adanya konstanta elastik modulus onggok (K) dan modulus young (E), maka didapat nisbah poisson Gambar 4. didapat hubungan Estatik dengan Kstatik dan poisson, Gambar.5. didapat Estatik , Kstatik dengan porositas terlihat bahwa dan Kdinamik Gambar 3. dengan validasi Φ= 26% dan Φ= 17% dari laboratorium. 86 Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 2, Oktober 2015 semakin besar Kstatik terdapat jarak yang semakin besar ke Poisson dan Estatik this is not to say that there will not be experimental error. Penjalaran gelombang pengukuran statik dan dinamik adalah fundamental pada hubungan stress-strain dari batuan, pada kenyataannya tidak hanya perbedaan amplitudo strain, dispersi, dan atenuasi tapi disebabkan oleh: kecepatan batuan dalam keadaan kering tidak terpengaruh frekuensi. Frekuensi yang dipakai dalam saturasi meminimalkan efek hamburan pada frekuensi tinggi. Pengukuran dinamik (pengukuran akustik) dalam penelitian ini dipakai frekuensi 400 kHz untuk gelombang kompresi dan 150 kHz untuk gelombang shear. Gelombang akustik frekuensi tinggi (ultrasonik) cenderung mengalami atenuasi oleh faktor-faktor non geometrik seperti osilasi fasa fluida dan padatan yang tidak sempurna, Johnston dkk, 1979 dikutip dari Saptono, 2000 sehingga akan memperlambat Vp. Di frekuensi rendah cukup waktu untuk aliran terjadi selama putaran gelombang tekanan fluida akan seimbang dan batuan akan relaks sedangkan pada frekuensi tinggi tidak cukup waktu untuk aliran terjadi sehingga batuan tidak relaks di tempatnya pengaruhnya batuan akan lebih kaku pada frekuensi tinggi dan kecepatan gelombang akan lebih tinggi. Pengaruh pori dan struktur microcracks konfigurasi pori dan struktur mikrocracks berdampak pada nilai statik dan banyak juga dalam pengukuran dinamik. Kecepatan gelombang dari penjalaran akustik kurang dipengaruhi oleh mikrocracks di conto batuan lain daripada strain disebabkan statik stress, Ide, 1936 karena dianggap energi akustik melewati banyak cracks, biasanya paralel dengan arah penjalaran. Sedangkan pada pengukuran statik berhubungan pula dengan menutpnya cracks, Wals, 1965. 0,50 nisbah Poisson 0,40 Estatik, MPa 385 0,30 410 360 335 310 0,20 0,10 0,00 200 350 500 650 800 950 1100 Kstatik, MPa Gambar 5. Hubungan modulus Young statik, modulus onggok statik ISSN: 2407-2311 Porositas batugamping Sw =100% pada Poverburden= 1000 Psia. Perbedaan pengukuran dinamik dan statik, secara laboratorium hasil dari pengukuran dinamik dan statik pada batuan pasir terdapat perbedaan. Adapun faktor-faktor yang membedakan dipengaruhi antara lain oleh: Prosedur eksperimen, antara statik dan dinamik, misalnya pada mulanya sangat kontras perbandingan modulus elasik dinamik dengan secant dan statik dengan tangen. Ternyata dari waktu ke waktu ditemukan bahwa koreksi untuk panjang pada conto batuan lebih dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini ternyata pengukuran statik masih bisa dilakukan sampai 1000 psia sedangkan pada dinamik sampai 5000 psia. Dan koreksi panjang memang masih belum diperhatikan benar karena pengukuran dinamik telah dilakukan sedangkan pengukuran statik dalam tahap belajar but 87 Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 2, Oktober 2015 Karenanya pengaruh mikrocracks dan pori menghasilkan perbedaan antara E dinamik dan E statik. Pengaruh confining pressure, pada tekanan rendah sampai tidak adanya confining pressure, gelombang akustik dipengaruhi struktur cracks dan porositas. Semakin besar kecepatan akan melewati rekahan dan kecepatan tidak cukup kuat untuk dipengaruhi. Pada tekanan rendah sampai tidak adanya confining pressure, pembebanan statik (loading static) menjadikan menutupnya cracks sehingga akan mengecilkan kekakuan. Dengan adanya confinig pressure, modulus dinamik akan meningkat dengan menutupnya cracks. Pengaruh saturasi, jika cracks disi fluida sekecil apapun akan mempengaruhi modulus. Dalam pengukuran dinamik kecepatan akan semakin besar seperti dibahas sebelumnya sedangkan dalam pengukuran statik tidak begitu berpengaruh tergantung apakah medium dapat mengalir atau tidak. Pengukuran statik tergantung difusi dan pembebanan (loading). ISSN: 2407-2311 begitu saja banyak mikrocracks sedangkan pada statik berpengaruh pada saat menutupnya mikrocracks mengecilkan modulus. Saran, Untuk penelitian lebih lanjut mungkin perlu dicoba dengan meningkatkan tekanan overburden diatas 1000 Psia Memperbanyak sampel terutama yang dalam keadaan kering sehingga bisa dipasang strain gauge untuk mendapat nilai nisbah Poisson . Daftar Pustaka Anonim, Petunjuk Penggunaan Alat “ Triaksial Compressive Strenght Tester”, Laboratorium Teknik Pemboran, Jurusan Teknik Perminyakan, ITB, 2000. Dodi Hartawan, Pengolahan Data Uji Kekuatan Batuan dan Desain Alat Uji Triaksial, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Perminyakan ITB, Bandung, 2001. Simpulan dan Saran Fakhriyadi Saptono, Pemodelan Sifat Elastik dan Petrofisika Batuan untuk Penentuan Porositas dan Saturasi Fluida dengan Bantuan Data Seismik, Tesis Program Pascasarjana Bidang Sains dan Matematika, Studi Ilmu Fisika, Kekhususan Geofisika, UI, Jakarta, 2001. Hudson, J dan Harrison, J, Engineering Rock Mechanics, Pergamon, 1997. Simpulan, Dengan dibuatnya pemodelan maka dengan hanya satu data dinamik (Edinamik) dapat ditentukan data statik seperti Estatik, Kstatik, dan nisbah Poisson pada batugamping tersaturasi air secara penuh (Sw =100%). Modulus Young (E) dinamik lebih besar daripada modulus Young (E) statik sama seperti penelitian terdahulu, sedangkan modulus onggok (K) dinamik lebih kecil daripada modulus onggok (K) statik sedangkan pada penelitian terdahulu dahulu lebih besar. Kecepatan gelombang dari penjalaran akustik kurang dipengaruhi mikrocracks, energi akustik melewati J.P. Schőn, Physical properties of Rocks Fundamental and 88 Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 2, Oktober 2015 Principles of Petrophysics, Vol.18, Handbook of geophysical exploration, 1999. Milton B. Dobrin dan Carl H. Savit, Geophysical Prospecting, McGraw-Hill, Singapura, 1988. Sugeng Riyono, Pengukuran Statik dan Dinamik, Bahan Kursus Internal di Lingkungan KPRY Eksploitasi, PPPTMGB Lemigas, Jakarta, 2002. Suprayitno Munadi, Aspek Fisis Seismologi Eksplorasi, Program studi Geofisika, FMIPA-UI, Depok, 2000. 89 ISSN: 2407-2311