TINGKAT PENGETAHUAN AKAN MEMPENGARUHI TINGKAT

advertisement
TINGKAT PENGETAHUAN AKAN MEMPENGARUHI TINGKAT
DEPRESI PENDERITA KANKER
Nilamsari*, Nanik Handayani**
UNUSA, FKK, Prodi SI Keperawatan – Jl. Smea 57 Surabaya
Email : nanikhandayani.unusa.ac.id
ABSTRACT: Now, cervical cancer still becomes a reproductive health problem for the
females in Indonesia. Cancer diagnosis is one of the stressors which may trigger the mental
problems; the common problems which often occur are anxiety and depression Therefore, the
purpose of this study was to find out the correlation between cervical cancer and depression
level in cervical cancer sufferers found in Indonesian Cancer Foundation, located in
Surabaya The type of study was analytic-observational done by applying cross sectional
approach. The population involved all women suffering from cervical cancer found in
Indonesian Cancer Foundation, totally 20 people. 19 respondents fulfilling the criteria were
taken as the samples by using simple random sampling technique. The instrument for
collecting the data was the questionnaire of Back Depression Inventory. The data obtained
before were analyzed by using Spearman’s Rank correlation test with the significance level α
= 0.05. The result of study done to 19 respondents suffering from cervical cancer showed
that half of them (47.4%) had a low level of knowledge about cervical cancer; and 44.4% had
mild depression. Moreover, according to Spearman’s Rank correlation test, p = 0.024 < α =
0.05 so that H0 was rejected describing that there was a correlation between cervical cancer
and depression level in cervical cancer sufferers. The resume of this study was almost helf
respondents in Indonesian Cancer Foundation had a low level of knowledge, and had mild
depression. There fore the health workers was hoped usually to give informative support such
as education, promotion even conseling to cervical cancer sufferers.
ABSTRAK : Saat ini kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan perempuan di
Indonesia. Diagnosa kanker merupakan salah satu stressor yang dapat memicu terjadinya
gangguan kejiwaan dan yang sering muncul adalah anxietas dan depresi. Penelitian ini
betujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kanker serviks
dengan tingkat depresi pada penderita kanker serviks di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya.
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional.
Populasinya yaitu seluruh wanita penderita kanker serviks di Yayasan Kanker Indonesia
Surabaya yaitu 20 orang. Sampel sebanyak 19 responden yang sesuai dengan kriteria, diambil
menggunakan metode simple random sampling. dengan instrument berupa kuesioner Back
Depression Inventory. Data yang diperoleh diuji menggunakan Rank Spearman dengan
derajat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian dari 19 responden yang menderita kanker
serviks, hampir setengah dari responden (47,4%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang dan
(44,4%) mengalami depresi ringan. Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman, didapatkan ρ =
0,024 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan
tentang kanker serviks dengan tingkat depresi pada penderita kanker serviks. Simpulan dari
penelitian ini adalah hampir setengahnya responden di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya
mempunyai pengetahuan yang kurang, dan mengalami depresi ringan. Untuk itu diharapkan
tenaga kesehatan selalu memberikan dukungan informatif berupa edukasi, promosi maupun
penyuluhan kepada penderita kanker serviks.
Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Kanker Serviks, Tingkat Depresi
107
Nilamsari, Handayani : Tingkat penegtahuan akan mempengaruhitingkat depresi penderita kanker.108
PENDAHULUAN
Kanker merupakan salah satu
penyakit yang mematikan. Banyak
kasus baru yang ditemukan, akan
tetapi jenis kasus kanker yang paling
tinggi di kalangan perempuan adalah
kanker serviks, atau disebut juga
dengan kanker leher rahim. Saat ini
kanker leher rahim masih merupakan
masalah kesehatan perempuan di
Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan
angka
kejadian
dan
angka
kematiannya yang tinggi oleh
penderita kanker ini. Diagnosa
kanker merupakan salah satu stressor
yang dapat memicu terjadinya
gangguan kejiwaan. Gangguan yang
paling sering muncul akibat diagnosa
kanker adalah anxietas dan depresi.
Depresi merupakan salah satu
gangguan mood, dimana terjadi
perubahan
kondisi
emosional,
motivasi, fungsi dan perilaku
motorik, serta kognitif pada diri
seseorang (Nevid, 2005 dalam Tama,
2009).
Menurut
World
Health
Organitation
(WHO,
2009)
didapatkan data 500.000 sampai 1
juta kasus baru terinfeksi kanker
serviks setiap tahunnya (Kusiana,
2011). Menurut Ketua Umum
Fatayat NU Ida Fauziah di Indonesia,
setiap tahun terdeteksi lebih dari
15.000 kasus kanker serviks. Sekitar
8.000 kasus di antaranya berakhir
dengan kematian (Saifullah, 2012).
Berdasarkan data dari distribusi
penyakit kanker di Jawa Timur pada
tahun 2009 terdapat 671 orang yang
mengidap kanker serviks, tahun 2010
terdapat 868 orang yang mengidap
kanker serviks, tahun 2011 terdapat
1.028 orang yang mengidap kanker
serviks dan terus meningkat menjadi
1.224 orang pada tahun 2012
(Dinkes Jatimprov, 2012).
Data di Yayasan Kanker
Indonesia (YKI) penderita kanker
serviks tahun 2012 sebesar 51 orang
dan meningkat sebesar 60 orang pada
tahun 2013 (YKI, 2013). Laporan ini
menunjukkan
bahwa
ada
peningkatan jumlah penderita kanker
serviks tiap tahunnya. Hal itu
menyebabkan
kanker
serviks
menjadi posisi pertama di Jawa
Timur. Oleh karena itu kanker
serviks merupakan masalah yang
umum ditakuti kaum wanita.
Nevid (2005) mengatakan
prevalensi
terjadinya
gangguan
psikiatri
pada
pasien
kanker
bervariasi antara 5 sampai 50%,
dengan gangguan depresi 0 sampai
46% dan gangguan anxietas sampai
49%. Prevalensi anxietas menurun
dari tahun ke tahun, tetapi tidak ada
penurunan yang signifikan untuk
depresi (Tama, 2009). Massie (2004)
mengungkapkan
bahwa
setiap
tahunnya terdapat 121 juta orang
yang mengalami depresi (Tama,
2009).
WHO
menempatkannya
sebagai salah satu masalah kesehatan
yang amat penting di dunia.
Prevalensi seumur hidup depresi
pada masyarakat mencapai 5%
sampai 12 % pada pria, dan 10%
sampai 25% pada wanita. (Tama,
2009)
Salah satu dampak depresi
pada pasien kanker adalah keinginan
untuk bunuh diri. Depresi mayor
berkontribusi pada sekitar 20%
hingga 35% dari kematian akibat
bunuh diri di Amerika Serikat
(Nevid, 2005 dalam Tama, 2009).
Depresi bukan hanya dapat
menyebabkan gangguan emosional,
tetapi juga dapat memperlambat
109. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No 2, Agustus 2014., hal 107-113
penyembuhan
pasien,
iuran
pengobatan
yang
semakin
bertambah, dan akhirnya mengurangi
kualitas hidup. Maka dari itu,
dibutuhkan peranan seorang perawat
dalam memotivasi dan memberikan
asuhan keperawatan pada pasien
kanker servik untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien. Kemudian
diharapkan perawat juga melakukan
transfer
pengetahuan
terhadap
masyarakat dengan memberikan
penyuluhan
maupun
health
education, agar lebih paham
mengenai kanker serviks sehingga
masyarakat bisa mencegah teradinya
kanker serviks dan mengurangi
tingkat depresi yang dialami.
Selain
peranan
perawat,
diperlukan juga peranan dari anggota
keluarga yang terdekat untuk
kestabilan emosi dan kesejahteraan
fisik pada pasien kanker. Dukungan,
perhatian dan kesabaran anggota
keluarga dapat membantu penderita
bersama – sama melewati masa
sulitnya (Aldiansyah, 2008).
METODE
Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analitik
observasional, karena penelitian ini
bertujuan
menguji
hipotesis,
mengenai hubungan antar variabel.
Sedangkan
pendekatan
yang
digunakan adalah cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh wanita penderita
kanker serviks di Yayasan Kanker
Indonesia Surabaya dengan populasi
sebesar 20 orang dalam 3 bulan
terakhir yaitu Oktober, November,
Desember 2013. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagian wanita penderita
kanker serviks di Yayasan Kanker
Indonesia Surabaya. besar sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 19 responden wanita
penderita kanker serviks di Yayasan
Kanker
Indonesia
Surabaya.
Pengambilan sampel pada penelitian
ini
menggunakan
Probability
Sampling dengan metode Simple
Random sampling.
Variabel
independen
penelitian
adalah tingkat pengetahuan tentang
kanker serviks. Variabel dependen
adalah tingkat depresi pada penderita
kanker serviks. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini,
untuk data variabel independen
menggunakan
kuesioner
pengetahuan sedangkan untuk data
variabel dependen menggunakan
kuesioner BDI (Back’s Depression
Inventory). Pengumpulan data dalam
penelitian ini melalui prosedur :
Pengumpulan data dimulai dari
pengajuan izin penelitian dari
UNUSA, kemudian peneliti meminta
izin kepada pimpinan Yayasan
Kanker Indonesia untuk melakukan
penelitian di YKI Surabaya. setelah
mendapatkan izin, peneliti membuat
kontrak dengan pimpinan kapan akan
dilakukan penelitian di YKI yang
dilaksanakan mulai bulan Maret
sampai April 2014. Kemudian
peneliti mengadakan pendekatan
pada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan. Sebelumnya
peneliti membuat daftar nama
sejumlah 20 orang kemudian nama
tersebut dimasukkan dalam suatu
tempat untuk diundi. Nama yang
keluar pertama yaitu responden yang
tidak diteliti, sisanya yaitu yang
menjadi responden. Setelah itu
responden yang sudah terpilih
diminta
untuk
menandatangani
lembar
persetujuan
menjadi
Nilamsari, Handayani : Tingkat penegtahuan akan mempengaruhitingkat depresi penderita kanker.110
responden. Peneliti membagikan
lembar kuesioner dan diminta
responden
untuk
menjawab
pertanyaan serta menjelaskan cara
pengisiannya. Selama pengisian
peneliti mendampingi responden dan
juga membantu memberi penjelasan
apabila responden kurang memahami
isi dari kuesioner. Setelah seluruh
kuesioner selesai diisi, peneliti
mengumpulkan seluruh kuesioner.
Setelah
data
terkumpul
dari
responden dilakukan pengolahan
data dengan cara sebagai berikut :
Pengeditan
data
(Editing),
memberikan
skor
(Scoring),
memberikan
kode
(Coding),
memasukkan data (Processing),
Tabulasi
data
(Tabulasi),
membersihkan data (Cleaning).
Sesuai dengan tujuan penelitian
ini maka analisa data dengan
menggunakan program SPSS dan
uji statistik Rank-Spearman untuk
melihat adanya hubungan antara
tingkat pengetahuan tentang kanker
serviks dengan tingkat depresi pada
penderita kanker serviks dengan
tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil
uji statistik Rank- Spearman H0
ditolak apabila ρ<0,05, artinya
ada hubungan
antara tingkat
pengetahuan tentang kanker serviks
dengan
tingkat
depresi
pada
penderita kanker serviks.
HASIL
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi
responden berdasarkan
tingkat pengetahuan di
Yayasan
Kanker
Indonesia Surabaya pada
bulan Maret 2014
N
Persen
Pengetahun Frekuensi
o
tase(%)
1
Baik
4
21,1
2
Cukup
6
31,6
3
Kurang
9
47,4
Jumlah
19
100
Sumber : Data primer, Maret 2014
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat depresi di Yayasan
Kanker Indonesia Surabaya pada bulan Maret 2014
No Tingkat Depresi
Frekuensi
Persentase (%)
1
Tidak Depresi
2
10,5
2
Depresi Ringan
7
36,8
3
Depresi Sedang
6
31,6
4
Depresi Berat
4
21,1
Jumlah
19
100
Sumber : Data primer, 2014
111. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No 2, Agustus 2014., hal 107-113
Tabel 5.6 Tabulasi silang hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat depresi
pada penderita kanker serviks di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya
pada bulan Maret 2014
Tingkat Depresi
Tingkat
Jumlah
Depresi
Tidak
Pengetahuan Depresi Berat Depresi Sedang
Ringan
Depresi
Baik
2 (50,0%)
1 (25,0%)
Cukup
2 (33,3%)
2 (33,3%)
Kurang
0 (0,0%)
3 (33,3%)
Jumlah
4 (21,1%)
6 (31,6%)
Sumber : Data Primer, Maret 2014
PEMBAHASAN
Berdasarkan
tabel
5.4
menunjukkan bahwa dari 19
responden
hampir
setengahnya
(47,4%) dari responden mempunyai
pengetahuan yang kurang. Hasil
penelitian, diketahui bahwa jawaban
kuesioner yang terisi pada item soal
1 – 10 tentang pengetahuan, soal
multiple choice tingkat pengetahuan
tentang tanda gejala, penyebab, dan
faktor resiko terjadinya kanker
serviks
responden
menjawab
pertanyaan dengan jawaban yang
salah, yaitu responden tidak dapat
menjawab pertanyaan dengan benar
apa tanda gejala, penyebab dan
faktor resiko terjadinya kanker
serviks. Pengetahuan umumnya
datang dari pegalaman juga didapat
dari informasi yang disampaikan
oleh orang lain, buku, surat kabar,
elektronik atau media massa
(Notoadmodjo,
2003).
Pada
kenyataan dilapangan pengetahuan
responden
yang
kurang
ini
disebabkan karena keterbatasan
tempat, waktu serta cara. Banyak
responden yang tinggal di desa hal
ini memungkinkan tidak adanya
media cetak berupa koran atau buku
tentang kanker seviks, dan rata – rata
pekerjaan responden adalah petani,
1 (25,0%)
2 (33,3%)
4 (44,4%)
7 (36,8%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
2(22,2%)
2(10,5%)
4 (100%)
6 (100%)
9 (100%)
19(100%)
jadi pengetahuan yang lebih di
ketahui tentang bercocok tanam.
Berdasarkan
tabel
5.5
menunjukkan dari 19 responden
hampir setengah (36,8 %) mengalami
depresi ringan. Menurut L Philips
(1992) dalam (Pieter dkk, 2001)
menyatakan bahwa depresi adalah
gangguan
perasaan,
kondisi
emosional yang berkepanjangan
yang mewarnai seseorang mengalami
gangguan berpikir, perilaku dan
perasaan tidak berdaya serta merasa
hilangnya harapan.
Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang
menyebutkan
tingkat
depresi
terbanyak adalah depresi ringan
(23%) (Permatahati, 2005). Menurut
Tama (2009) depresi dengan
proporsi terbanyak adalah tingkat
depresi ringan (21%). Sedangkan
tingkat depresi terbanyak adalah
depresi sedang (37,3), menurut hasil
pnelitian
(Aldiansyah,
2008).
Perbedaan hasil penelitian ini bisa
dipengaruhi oleh perbedaan skala
depresi yang dipakai dan lokasi
penelitian yang diambil, dimana
peneliti memakai skala Back
Depression Inventory (BDI) untuk
menilai
keparahan
depresi
responden.
Nilamsari, Handayani : Tingkat penegtahuan akan mempengaruhitingkat depresi penderita kanker.112
Depresi melibatkan berbagai
faktor yang saling mempengaruhi.
Depresi
dapat
merefleksikan
interaksi antara faktor pengetahuan,
umur, faktor biologis, faktor
psikologis, serta stressor sosial dan
lingkungan.
Pengetahuan
yang
diberikan seseorang pada orang lain
terhadap suatu hal agar mereka dapat
memahami.
Semakin
tinggi
pengetahuan seseorang semakin
mudah menerima informasi dan
semakin banyak pengetahuan yang
dimiliki. Sebaliknya jika seseorang
tingkat pengetahuannya rendah, akan
menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap penerimaan,
informasi dan nilai – nilai yang baru
diperkenalkan sehinga rentan terjadi
depresi (Lubis N, 2009). Dilihat dari
fakta yang ada dilapangan responden
yang mengalami depresi ringan
tersebut mempunyai pengetahuan
yang rendah diakibatkan rata – rata
pendidikan yang ditempuh adalah
pendidikan menengah. Hal tersebut
sudah sesuai dengan teori di atas.
Pada tabel 5.6 menunjukkan
bahwa
19
responden
dalam
penelitian dari 4 ibu yang
mempunyai tingkat pengetahuan baik
setengah dari responden (50,0%)
mengalami depresi berat. Sedangkan
ibu yang mempunyai tingkat
pengetahuan cukup yang berjumlah 6
orang dan tidak satupun dari
responden (0,0%) yakni 0 orang
yang tidak mengalami depresi. Pada
ibu yang mempunyai tingkat
pengetahuan kurang berjumlah 9
orang dan hampir setengah dari
responden (44,4%) yakni 4 orang
mengalami depresi ringan.
Masa dewasa adalah periode
yang paling penting dalam masa
khidupan, masa ini dibagi dalam 3
periode yaitu: Masa dewasa awal,
Masa dewasa pertengahan, dan masa
akhir atau usia lanjut. Masa Dewasa
madya / dewasa pertengahan ini
berlangsung dari umur 40 – 60 tahun.
Menurut Erikson, selama usia madya
ini orang akan menjadi lebih sukses
atau sebaliknya mereka berhenti
(stagnasi), Pada masa dewasa
pertengahan ini perhatian terhadap
agama lebih besar dibandingkan
dengan masa sebelumnya, dan
kadang-kadang
minat
dan
perhatiannya terhadap agama ini
dilandasi kebutuhan pribadi dan
sosial (Yusuf LN, 2006).
Pada dasarnya ibu yang
mempunyai
pengetahuan
yang
kurang akan mengakibatkan depresi
berat. Akan tetapi fakta pda lapangan
berbanding terbalik dengan teori
yang ada. Hasil penelitian tersebut
dapat dilihat dari segi umur pada
responden Ny. S yang berumur 73
tahun dan Ny. J 70 tahun (dewasa
pertengahan). Jadi, faktor umur dapat
mempengaruhi
tingkat depresi
seseorang dikarenakan pada usia
pertengahan ini perhatian terhadap
agama lebih besar dibandingkan
dengan masa sebelumnya, sehingga
responden menerima dengan keadaan
penyakit yang dideritanya. Selain itu
bisa dilihat dari 5 tahapan seseorang
yang kehilangan, yaitu marah,
menolak, tawar menawar,depresi dan
menerima. Kemungkinan responden
yang ada di YKI sudah mengidap
kanker seviks dalam waktu yang
lama dan sudah melewati tahap
depresi, dan pada saat dilakukan
penelitian responden tersebut sudah
pada tahap yang terakhir yaitu
menerima.
113. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No 2, Agustus 2014., hal 107-113
SIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian di
Yayasan Kanker Indonesia Surabaya
tentang tingkat pengetahuan tentang
kanker serviks dengan tingkat
depresi pada penderita kanker
serviks didapatkan : Penderita kanker
serviks di Yayasan Kanker Indonesia
Surabaya
hampir
setengahnya
mempunyai
pengetahuan
yang
kurang, Penderita kanker serviks di
Yayasan Kanker Indonesia Surabaya
hampir setengahnya mengalami
depresi ringan, Tingkat pengetahuan
tentang kanker serviks ada hubungan
dengan
tingkat
depresi
pada
penderita kanker serviks di Yayasan
Kanker Indonesia Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Aldiansyah, Dudy. 2008. Tingkat
Depresi Pada Pasien Kanker
Serviks Uteri Di RSUPHAM
dan
RSUPM
Dengan
Menggunakan Skala Beck
Depression Inventory – II.
Universitas Sumatra Utara.
Skripsi.
Diakses
dalam
http://library.usu.ac.id/. Pada
tanggal 17 November 2013
Alimul Aziz, 2003. Metode penelitian
keperawatan teknik analisa
data.
Jakarta:
Salemba
Media
Aspuah, Siti. 2013. Kumpulan
Kuesioner dan Instrumen
Penelitian Kesehatan. Jakarta
: Medical Book
Budiman, Riyanto & Agus. 2013.
Pengetahuan
dan
Sikap
dalam Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika
Diananda, Rama. 2008. Mengenal
Seluk
Beluk
Kanker.
Yogyakarta : Kata Hati
Dinkes Pemprov. 2012. Kegiatan
Pengendalian Kanker di
Jawa Timur. Diakses dalam
http://dinkes.jatimprov.go.id/.
Pada tanggal 12 Desember
2013
Hawari, Dadang. 2009. Psikometri
Alat Ukur (Skala) Kesehatan
Jiwa. Jakarta : Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia
Herschbach,P. 2004. Pscycological
Problems of Cancer Patients:
A Cancer Distress Screening
With A Cancer Specific
Questionnaier. British Jounal
of Cancer (91). Diakses
dalam
http://www.nature.com/bjc/jo
urnal/v91/n3/full/6601986a.ht
ml. Diakses pada tanggal 12
Desember 2013
Nursalam.2002.
Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperaawatan.
Jakarta:
Salemba Medika
Ngatimin.
2004.
Pengertian
Pengetahuan Menurut Para
Ahli. Jakarta: Salemba
Download