KONSEP KBK 1. LATAR BELAKANG KBK A. Masalah - Mutu Pendidikan rendah : Indonesia berada diperingkat 109 sedangkan Malaysia berada di peringkat 61 dari seluruh jumlah negara-negara di dunia ini. Kondisi tersebut dilaporkan oleh Depdiknas (lihat: Sindhunata (ed), Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita, Mencari Kurikulum Pendidikan Abad XXI, Yogyakarta: Kanisius, hal. 218). Hal ini disebabkan : a- Pendidikan diselenggarakan untuk kepentingan penyelenggara bukan untuk peserta didik b- Pembelajaran diselenggarakan bersifat pemindahaan isi (content transmission)/ Tugas pengajar hanya sebagai penyampai pokok bahasa. Mutu pengajaran tidak jelas karena diukur hanya daya serap sesaat yang diungkap lewat proses penilaian hasil belajar yang artifisial. Pengajaran tidak diarahkan kepada partisipatori total dari peserta didik yang pada akhirnya dapat melekat sepenuhnya dalam diri peserta didik; c- Aspek afektif cenderung terabaikan d- Diskriminasi penguasaan wawasan terjadi akibat anggapan bahwa yang di pusat mengetahui segalanya dibandingkan dengan yang dicabang, yang dicabang merasa lebih tahu dibandingkan dengan yang di ranting, begitu seterusnya. Jadi, diskriminasi sistematis terjadi akibat pola pembelajaraan yang subyek-obyek e- Pengajar selalu mereduksi teks yang ada dengan harapan tidak salah melangkah. Teks atau buku acuan dianggap segalanya jika telah menyampaikan isi buku acuan berhasillah dia. - Keanekaragaman Kondisi Peserta Didik : Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa : a- Setiap peserta didik adalah unik. Peserta didik mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus diberi tempat dan dicarakan peluang agar dapat lebih berkembang; Jenis peserta didik : Dilihat dari kecenderungan penekananannya - Menurut model Quantum Learning setiap individu memiliki kecenderungan mengeksploitasi salah satu dari belahan otak, baik otak kiri (Logis, Matematika, Bahasa, Analisis, Linier, Sekuensial) maupun otak kanan (Intuisi, Imajinasi, Musik, Perasaan, Acak, Holistik) ; Dilihat dari sumber respon informasinya –VISUAL (- Mereka dpt belajar di lingkungan yang fleksibel; - Suka baca dan lihat;-Lebih suka seni dari musik;- Buat gambar dan sketsa;-Mewarnai; - Banyakan dan Belajar) ; AUDITORI (- Mereka lebih; -menyukai kata-2 diucapkan; - Baca dgn suara keras; - Gunakan kaset; - Belajar Bersama Teman ); KINESTETIK (- Mereka cenderung melakukan gerakan/ekspresi; - Tandai Bacaan; - Berjalan- jalan; - Buat peta, gambar; memeragakan) b- Anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikir anak tidak selalu sama dengan jalan pikir orang dewasa. Orang dewasa harus dapat menyelami cara merasa dan berpikir anak-anak, Yang terjadi sering sebaliknya, Pendidikan memberikan materi pelajaran lewat ceramah seperti yang mereka peroleh dari bangku sekolah yang pernah diikuti; c- Dunia Anak adalah dunia bermain tetapi materi pelajaran banyak yang tidak disajikan lewat permainan. Hal itu salah satunya disebabkan pemberian materi pelajaran yang jarang diaplikasikan melalui permainan yang mengandung nuansa filsafat pendidikan; d- Usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia, namun, dunia pendidikan sering tidak memberi kesempatan bagi kreatifitas B. Tantangan : - Globalisasi. Pada konteks mendunia globalisasi, kemajuan informasi, komunikasi dan teknologi menyebabkan terjadinya fenomena perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi makin penting untuk kemajuan suatu bangsa. - Sumber Daya Alam. Sumber daya alam yang semakin terbatas tidak dapat menjadi tumpuan modal, karena sumber kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kredibilitas. Pada abad ini diperlukan masyarakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (long life education) sehingga tidak seorang pun dibolehkan untuk tidak memperoleh pengetahuan standar mutu yang tinggi. - Otonomi Daerah. Hal ini sebagaimana termaktub dalam UU. Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi. Dinamika politik di Indonesia telah mengarahkan aspirasi pada pilihan untuk mendesentralisasikan pengelolaan kekuasaan politik dan ekonomi dari pusat ke daerah. Mulai dari pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) hingga pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan mempertimbangkan Pendapat Asli Daerah (PAD)sebagian besar telah didesentralisasikan kepada daerah Propinsi, Kabupaten/Kota. Hal ini membawa implikasi terhadap pelaksanaan otonomi dan demokratisasi dalam penyelenggaraan pendidikan. C. Landasan : - Pancasila sebagai landasan Filosofi pengembangan kurikulum Nasional. Sebagai suatu sistem kurikulum nasional, KBK mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap budaya dengan memadukan beragam kepentingan dan kemampuan daerah. KBK menerapkan strategi yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk semua peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik, agama, dan gender melalui pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Dalam rekonsepstualisasi kurikulum ini digunakan landasan filosofis Pancasila sebagai dasar pengembangan kurikulum. Pancasila sangat relevan untuk penerapan filosofi pendidikan yang mendunia seperti empat pilar belajar ( learning to be, leaning to know, learning to do, dan learning to life together). - TAP MPR No.IV/MPR/1999/BAB IV.E - GBHN (1999-2004) bab V tentang “Arah Kebijakan Pendidikan” - UU RI No. 22 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 Tentang Otonomi Daerah yang substansinya menuntut perubahan dalam pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desentralistik. Pergeseran pola sentralisasi ke desenstralisasi dalam pendidikan ini merupakan upaya pemberdayaan daerah dan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terarah dan menyeluruh. - UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas : bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, tertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” 2. IMPLIKASI KEBIJAKAN (STRATEGI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL) 1- Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia 2- Pengembangan dan Pelaksanaan kurikulum Berbasis Kompetensi 3- Proses Pembelajaran yang mendidikan dan dialogis 4- Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan 5- Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan 6- Penyediaan sarana belajar yang mendidik 7- Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan 8- Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata 9- Pelaksanaan wajib belajar 10- Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan 11- Pemberdayaan peran masyarakat 12- Pusat Pembudayaan dan pembangunan masyarakat, dan 13- Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional. 3. PENGERTIAN/DEFINISI KURIKULUM : Curriculum : “ It means different things to different people; it is used in many different contexts” Kata itu berasa dari kebudayaan Yunani Kuno “Curro” = I run ( aku lari) “Currere” = to be running ( (berlari) “ a running track around which athletes would run and compete” (tempat lari, yakni tempat dimana para atlit akan berlari dan berkompetisi) Metafor tersebut diatas mengisyaratkan bahwa : - Variasi sistem pendidikan, atau aspek-aspek dari sistem yang berbeda-beda tersebut - Bisa jadi garis lurus atau melingkar - Bisa oval atau cross-country - Bisa tempat yang rata atau terjal, naik turun - Pelarinya juga amat variatif: pria, wanita, berseragam/bebas, startnya sama/berbeda; bersaingan dengan yang lain, diri sendiri, waktu; ada kriteria, ada hadiah bagi pemenangnya atau tidak ada pengakuan dsb. Bahwa : SEGALA PENGALAMAN/KEGIATAN YANG BERFUNGSI UNTUK TERCAPAINYA/ BERKEMBANG MAKSIMALNYA KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK (TUJUAN PENDIDIKAN) 4. PRINSIP KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN - Are we doing the right thing ?. Apakah yang kita ajarkan ke siswa sudah benar ? (Tujuan Pendidikan dan Kurikulum); - Are we doing it right ?. Apakah cara kita mengajar sudah benar ?. (Strategi pendidikan, metode belajar mengajar, cara menilai) - Are the right persons doing it ?. Apakah pelaksanaan pengajaran dilakukan oleh orang tepat ?. (Guru atau tenaga pendidik yang terlatih). Penjelasan : Are we doing the right thing ? Hasil survey tentang apa yang harus dikuasai & dimiliki oleh seorang lulusan (graduates) : - Effective Communication - Problem-solving ability - Analytical Skills - Team Work - Flexibility and Adaptability - Can Work crossculturally - Leadership - Second Language - IT/Computing - Understanding globalization era - Personality (DISINI MUNCUL PERSOALAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT YANG BERORIENTASI PADA QUALITY ASSURANCE) – LEADERSHIP PERFORMANCE ANALYSIS, SELF MANAGEMENT/ EMOTIONAL INTELEGENCE, CONFLICT MANAGEMENT/RESOLUTION, PARTICIPATION ACTION RESEARCH, HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT (HRD), HUMAN RESOURCE MANAGEMENT, DAN LAIN-LAIN TERUTAMA DALAM KAITANNYA DENGAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ( SCHOOL BASE MANAGEMENT/CAMPUS BASE MANAGEMENT). 5. APA ITU KUALITAS ? - KESESUAIAN DENGAN STANDAR - KESESUAIAN DENGAN HARAPAN STAKEHOLDERS - PEMENUHAN JANJI YANG TELAH DIBERIKAN - SEMUA KARAKTERISTIK PRODUK DAN PELAYANAN YANG MEMENUHI PERSYARATAN DAN HARAPAN 6. PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM a. Peningkatan Keimanan, Nilai, dan Budi Pekerti Luhur b. Keseimbangan Etika, Logika,Estetika, dan Kinestetika c. Penguatan Integritas Nasional d. Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi e. Pengembangan Kecakapan Hidup (LIFE SKILL) f. Pilar Pendidikan (Learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together) g. Menyeluruh dan berkesinambungan h. Belajar sepanjang Hayat (Long Life Educations) 7. MACAM-MACAM LIFE SKILLS Pertama, General life skill, yang meliputi : 1. Personal Skill atau self awareness (Kecakapan personal atau kecakapan mengenal diri) yang meliputi : (a) Kesadaran sebagai makhluk Tuhan; (b) Kesadaran akan eksistensi diri; (c) Kesadaran akan potensi diri 2. Thinking Skill (Kecakapan Berfikir) yang meliputi: (a) Kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi; (b) Kecakapan Mengolah Informasi; (c) Kecakapan Mengambil Keputusan; (d) Kecakapan Memecahkan Masalah. 3. Social Skill, yang meliputi : (a) Kecakapan komunikasi lisan; (b) Kecakapan komunikasi tertulis, (c) Kecakapan bekerjasama Kedua, Specific Life Skill, yang meliputi : 4. Academic Skill (Kecakapan Akademik) meliputi Kecakapan : (a) Mengidentifikasikan variabel; (b) Merumuskan hipotesis; (c) melaksanakan penelitian; 5. Vocational Skill (Kecakapan vokasional) atau ketrampilan kejuruan, yakni ketrampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu yang terdapat di lingkungan atau masyarakatnya. 8. DEFINISI KBK Menurut SK Mendiknas No. 045/U/2002 adalah : - Seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu a. Kurikulum Berbasis Kompetensi ialah Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, dengan penilaian, kegiatan pembelajaran, serta pemberdayaan sumber daya yang tersedia b. Rumusan Kompetensi : - Pengetahuan ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan nilainilai dasar untuk melakukan sesuatu. - “Apa” yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan dilakukan oleh siswa, setelah mengikuti proses pembelajaran (Pengetahuan, ketrampilan & sikap yang terefleksi dalam kebiasaan berfikir dan bertindak), Dengan kata lain, “Apa” yang dicapai oleh siswa secara bertahap (melalui tingkatan kelas) dan berkelanjutan (sampai jenjang sekolah berikutnya) sehingga menjadi kompeten (memenuhi kaidah kompetensi) - Dengan demikian Rumusan Kompetensi dalam KBK adalah pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten. c. Dasar Pemikiran Untuk menggunakan konsep kompetensi dalam kurikulum adalah sebagai berikut: 1) Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks 2) Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk menjadi kompeten 3) Kompetensi merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran 4) Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur. 9. CIRI-CIRI KURIKULUM 2004 (KBK) Menekankan ketercapaian kompetensi siswa (individu & klasikal) Berorientasi pada hasil belajar & keberagaman Pendekatan & metode bervariasi Multi sumber belajar yang edukatif Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan/pencapaian kompetensi Pembelajaran konstruktivistik 10. PERUBAHAN MENDASAR KBK - Moving from Input to – Output/Outcome - Discipline-based curriculum to – Integrated curriculum - Teaching orientation to – Learning orientation - Norm-Referenced (PAN) – Performance-based assessment - From lack of consensus, lack of coordination and planning, unsystematic planned- departmental based control to – Integrated, functional and rational management – more centralized control 11. PERBEDAAN KURIKULUM 1994 DENGAN KBK (2004) A. ASPEK FILOSOFIS KURIKULUM 1994 KBK Struktur keilmuan yang Kompetensi lulusan hasilnya berupa materi Standar kompetensi pelajaran Struktur keilmuan – Karekteristik bidang studi Perkembangan psikologi siswa – Karakteristik siswa Standar kompetensi negara lain Perkembangan dan tuntutan masyarakat Dikembangkan tujuan kurikuler, TIU,TIK Kompetensi dasar Indikator pencapaian kompetensi Materi pokok Pengalaman belajar siswa Sistem penilaian berkelanjutan Alokasi waktu sesuai kedalam materi Sumber bahan/alat Fokus pada aspek kognitif Fokus pada kognitif, psikomotor, dan afektif B. ASPEK TUJUAN KURIKULUM 1994 Siswa menguasai materi pelajaran Bahan ajar berdasar pada TIU dan TIK KBK Siswa mencapai kompetensi tertentu Bahan ajar memanfaatkan sumberdaya di dalam dan di luar sekolah Tujuan berdasarkan pada Tujuan berdasar pada tujuan institusional, tujuan kompetensi yang ingin kurikuler, TIU dan TIK dicapai Memberikan bekal akademik untuk melanjutkan ke Menyiapkan siswa melanjutkan ke jenjang jenjang pendidikan tinggi Mampu memecahkan pendidikan tinggi masalah secara wajar dan menjalani hidup secara bermartabat C. ASPEK MATERI PEMBELAJARAN KURIKULUM 1994 Materi pembelajaran KBK Materi pembelajaran ditentukan pemerintah ditentukan oleh sekolah berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar Materi pelajaran sama untuk Pusat hanya menetapkan semua sekolah Target guru menyampaikan materi pokok (esensial) Target guru memberikan semua materi pelajaran pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi Fokus pada aspek kognitif Fokus pada aspek kognitif, psikomotor dan afektif Disusun berdasarkan TIU Disusun berdasarkan dan TIK karakteristik mata pelajaran, perkembangan peserta didik dan sumberdaya yang tersedia D. ASPEK PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 1994 Bersifat klasikal dengan KBK Bersifat individual tujuan menguasai materi (mempertimbangkan pelajaran kecepatan siswa yang tidak sama) Guru sebagai pusat pembelajaran Guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek pendidikan Pembelajaran cenderung Pembelajaran dilakukan di dilakukan di kelas Metode mengajar cenderung dalam dan di luar kelas Metode mengajar bervariasi monoton Pembelajaran mengejar Pembelajaran berdasar target penyampaian materi pada kompetensi dasar yang harus dicapai Ada program remedial dan pengayaan E. ASPEK CARA PENILAIAN KURIKULUM 1994 KBK Acuan norma Acuan kriteria Penilaian menekankan pada Penilaian mencakup tiga kemampuan kognitif aspek : kognitif, psikomotor dan afektif Penyusunan bahan Didasarkan pada materi penilaian didasarkan pada esensial yang benar-benar tujuan per kelas dan per relevan dengan kompetensi semester yang harus dicapai siswa Keberhasilan siswa diukur Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan dan dilaporkan berdasarkan perolehan nilai yang dapat pencapaian kompetensi diperbandingkan dengan tertentu dan bukan nilai siswa lainnya didasarkan atas perbandingan dengan hasil belajar siswa yang lain Ujian hanya menggunakan Ujian menggunakan teknik paper and pencil test berbagai teknik (performance test, objective test,dll) dan metode penilaian portfolio 12. KOMPONEN KBK KURIKULUM DAN HASIL BELAJAR PENILAIAN BERBASIS KELAS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PENGELOLAAN KURIKULUM BERBASIS SEKOLAH A. KURIKULUM DAN HASIL BELAJAR - Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. - Memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir hingga 18 tahun. Kurikulum dan hasil belajar ini memuat, kompetensi (Standar Kompetensi: Tujuan Pendidikan Nasional, Komp. Lintas Kurikulum, Kom.lulusan, komp.bahan kajian, komp. Mapel Kelas, Komp.Dasar), hasil belajar, indikator-indikator dari TK hingga kelas XII. - Dengan demikian Tujuan Kurikulum adalah : - Sebagai alat untuk mencapai tujuan (Standar Kompetensi: Tujuan Pendidikan Nasional, Komp. Lintas Kurikulum, Kom.lulusan, komp.bahan kajian, komp. Mapel Kelas, Komp.Dasar + Indikator-indikator) - Sebagai Pedoman untuk : Pengaturan kegiatan pembelajaran Melakukan Penyesuaian Menghindari redundasi (pengulangan) Menjaga kesinambulan (kontinuitas) Melihat kualitas & karakteristik sekolah A.1. STANDAR KOMPETENSI : Standar Kompetensi Mencakup dua hal : a. Standar Isi (content standar) berupa pernyataan tentang pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mempelajari mata pelajaran tertentu b. Standar Penampilan (performance standar), pernyataan tentang kriteria untuk menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap standar isi tersebut di atas. Contoh : Standar Kompetensi mata Pelajaran Pendidikan Seni : - Mengapresiasikan seni rupa berdasarkan latar belakang budaya setempat - Berkreasi seni rupa berdasarkan eksplorasi unsur-unsur seni rupa tradisi dan modern. A.2. KOMPETENSI LINTAS KURIKULUM : - Kecakapan hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar secara berkesinambungan - Merupakan jabaran fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dikaitkan dengan tuntutan dan harapan masyarakat; - Merupakan akumulasi dari pencapaian keseluruhan kompetensi dari setiap satuan pendidikan. A.3. STANDAR KOMPETENSI LINTAS KURIKULUM 1. Memegang teguh keimanan , menyadari dan menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman sesuai dengan ajaran masing-masing 2. Menggunakan bahasa yang baik dan efektif untuk memahami, mengembangkan dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain; 3. Memilih, memadukan dan menerapkan konsep-konsep, pola, struktur dan hubungan 4. Memilih, mencari dan menerapkan IT yang diperlukan dari berbagai sumber 5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, teknologi, dan menggunakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat; 6. Berpartisipasi, berinteraksi dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografi dan historis 7. Berkreasi dan berinovasi serta menghargai karya artistik, budaya dan intelektual, serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab. 8. Berpikir logis, kritis dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan; 9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri dan bekerja sama dengan orang lain. A.4. KOMPETENSI LULUSAN - Menyakini, memahami dan menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari; menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Berfikir logis, kritis, kreatif, inovatif, menjalankan hak dan kewajiban, berkarya dan memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab, dan menjadikan ajaran agama sebagai landasan memecahkan masalah serta perilaku dalam kehidupan masyarakat. - Berkomunikasi melalui berbagai media - Menyenangi dan menghargai seni - Berpartisipasi dalam berbagai kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air. A.5. DESENTRALISASI DAN KBK - Pemberlakuan UU RI No.22 Tahun 1999 dan PP No.25 Tahun 2000 Membawa Implikasi terhadap pelaksanaan otonomi dan demokratisasi dalam penyelenggaraan pendidikan . - Pertimbangan dilaksanakan desentralisasi Kurikulum Terhadap Pengelolaan Kurikulum adalah : (1) Pemerataan kesempatan berimprovisasi dan berkreasi akan dapat meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tahap kemampuan; (2) Pencapaian mutu pendidikan merupakan tanggung jawab secara bersama-sama antara orang tua, sekolah, masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat; (3) Keterbukaan dan kepercayaan dalam pengelolaan pendidikan sesuai dengan otoritas masing-masing dapat membangun integritas bangsa; (4) Permasalahan pendidikan yang rumit di setiap wilayah sekolah menuntut pengelolaan secara tersendiri sesuai dengan karakteristik wilayah yang bersangkutan. - Hal ini dapat dimaklumi mengingat salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan adalah penyempurnaan kurikulum. Indikator keberhasilah pembaharuan kurikulum ditunjukkan dengan adanya perubahan pada pola kegiatan belajar-mengajar, memilih media pendidikan, menentukan pola penilaian, dan pengelolaan kurikulum yang menentukan hasil pendidikan. - Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan pengelolaan kurikulum yang dengan sendirinya akan mengubah praktikpraktik pembelajaran (KBM) di kelas. Selama ini sumber daya manusia yang ada di daerah dan sekolah kurang diberdayakan dalam pengelolaan kurikulum. Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah diarahkan untuk memberdayakan sumber daya yang ada di daerah dan sekolah dalam mengelola Kurikulum Berbasis Kompetensi. - Desentralisasi pendidikan ini menuntut perubahan dalam pengelolaan kurikulum pada tingkat kabupaten/kota. Kabupaten/kota bertanggung jawab dalam pengembangan silabus yang relevan dengan kebutuhan daerahnya sekaligus bertanggung jawab untuk dapat mencapai standar mutu yang tinggi. Suatu tim rekayasa kurikulum dapat dibentuk untuk mengembangkan silabus sekaligus memberdayakan dan meningkatkan kemampuan sumber daya di daerah. - Implikasi dari pengembangan silabus yang dibuat di daerah atau sekolah sebagai berikut: Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum menjadi dinamis dengan pemecahan masalah yang secara langsung dapat ditangani pada tingkat sekolah atau daerah Pengelolaan kurikulum sepenuhnya ditangani oleh sekolah sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya Pemberdayaan tenaga kependidikan yang potensial di daerah untuk dilibatkan dalam penyusunan silabus, pelaksanaan dan penilaiannya Pemanfaatan sumber-sumber daya pendidikan lainnya yang terdapat di daerah yang bersangkutan untuk penyusunan silabus Penggunaan sumber-sumber informasi lain termasuk multi-media yang bermanfaat untuk memperkaya penyusunan silabus dan pelaksanaannya Pembentukan tim pengembangan kurikulum dan jaringan kurikulum Pengembangan sistem informasi kurikulum melalui jaringan internet seluruh dunia. A.6. KBK SEBAGAI SISTEM KURIKULUM NASIONAL - Disebutkan bahwa kewenangan Pemerintah Pusat dalam pendidikan adalah: a. Penetapan standar kompetensi siswa dan warga belajar b. Pengaturan kurikulum nasional c. Penilaian hasil belajar secara nasional d. Penyusunan pedoman pelaksanaan e. Penetapan standar materi pelajaran pokok, penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun bagi pendidikan dasar, menengah dan luar sekolah. - KBK mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap budaya dengan memadukan beragam kepentingan dan kemampuan daerah; - KBK menerapkan strategi yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk semua peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik, agama, dan jender melalui pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah. Dengan demikian Sistem Kurikulum Nasional dalam KBK mencakup dua inovasi pendidikan, yakni : a. Berfokus pada standar kompetensi dan hasil belajar b. Mendesentralisasikan pengembangan silabus dan pelaksanaannya Kedua Inovasi ini sejalan dengan prinsip Kesatuan dalam Kebijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan. Dalam hal Kesatuan dalam Kebijakan, KBK memungkinkan pengembangan kompetensi standar yang dirumuskan dalam level pencapaian prestasi siswa. Standar meringkas kualitas kompetensi siswa berupa hasil belajar (kinerja) yang ditetapkan disertai dengan patokan atau ukuran yang jelas dalam beberapa indikator. Level (pemeringkat) ini dapat digunakan untuk menelaah ketercapaian kondisi dan proses minimal tertentu yang dapat digunakan untuk memacu pencapaian yang lebih baik. Dan, Keberagaman dalam Pelaksanaan, prinsip ini diimplementasikan dalam desentralisasi pendidikan. (di atas) B. PENILAIAN BERBASIS KELAS Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, penyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan 1. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas 2. PBK sebagai bagian dari penilaian Pendidikan 3. PBK sebagai komponen KBK 4. Tujuan dan Fungsi KBK 5. Prinsip-Prinsip PBK 6. Acuan Penilaian Berbasis Kelas 7. Penilaian Kompetensi dalam KBK a. Penilaian Kompetensi Dasar Mata Pelajaran b. Penilaian Kompetensi Rumpun Pelajaran c. Penilaian Kompetensi Lintas Kurikulum d. Penilaian Kompetensi Lulusan e. Penilaian Terhadap Pencapaian Keterampilan Hidup (life skill) f. Ranah yang dinilai 8. Bentuk Penilaian dan Bentuk Tagihan 9. Alat Penilaian 10. Persyaratan Alat Penilaian 11. Pengumpulan Informasi hasil Belajar a. Lingkup penilaian hasil Belajar b. Keseimbangan tiga Ranah c. Pengumpulan dan Pencatatan Kemajuan Hasil Belajar d. Pengambilan Keputusan Hasil Belajar e. Penyajian Hasil Penilaian 12. Pelaporan a. Laporan sebagai Akuntabilitas Publik b. Isi Laporan c. Manfaat Laporan hasil Belajar 1. LATAR BELAKANG Penyempurnaan Kurikulum sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan; Indikator keberhasilan pembaruan kurikulum ditunjukkan dengan adanya perubahan pola KBM, memilih media pendidikan, menentukan pola penilaian yang menentukan hasil pendidikan Pembaruan kurikulum bermakna jika diikuti oleh perubahan praktek KBM yang dengan sendirinya akan mengubah praktik penilaian. Selama ini praktik penilaian di kelas kurang menggunakan cara dan alat yang bervariasi. Penilaian lebih diarahkan pada penguasaan bahan yang diujikan dalam bentuk tes obyektif. Ranah yang dinilai perlu diperluas termasuk penilaian sikap dan ketrampilan. Untuk memberikan keseimbangan pada ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dengan berbagai bentuk dan model penilaian. Untuk memperoleh keutuhan gambaran (profile) prestasi dan kemajuan belajar siswa. 2. Pengertian • Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar sisw yang diperoleh melalui pengukuran untuk menganalisis atau menjelaskan unjuk kerja atau prestasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang terkait. Proses penilaian mencakup pengumpulan sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penilaian atau asesmen adalah pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. • Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan. • Penilaian dilaksanakan secara terpadu dengan KBM oleh karena disebut Penilaian Berbasis Kelas. PBK dilakukan dengan pengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pencil). Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi siswa. C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran yang untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan paedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik. C.1. ORIENTASI PELAKSANAAN KBK 1. Hasil serta Dampak yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang menyenangkan, mencerdaskan dan bermakna (PAKEM) 2. Keberagaman Pengalaman Belajar yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhan hidupnya C.2. 7 KUNCI KEUNGGULAN PENGELOLAAN KBM DALAM KBK 1- Paradigma learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together 2- Berpusat pada peserta didik 3- Mengembangkan kreatifitas dan kompetensi peserta didik 4- Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang 5- Keragaman Pendekatan keimanan/spiritual, pengalaman, emosional, rasional, keteladanan, pembiasaan, fungsional, dll. 6- Keragaman metode/strategi: klarifikasi nilai, meramalkan konsekwensi, penalaran moral (moral reasoning), internalisasi nilai, Active Learning, Contextual Teaching& Learning (CTL), Quantum Teaching, Mastery Learning, Accelerative Learning, dll. 7- Beragam cara penilaian (Authentic assessment) D. PENGELOLAAN KURIKULUM BERBASIS SEKOLAH D.1. Prinsip Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah menggunakan prinsip Kesatuan dalam Kebijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan. Kesatuan dalam Kebijakan mengandung arti bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kurikulum nasional yang dijadikan acuan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah dan pencapaian hasil belajarnya Keragaman dalam Pelaksanaan, mengandung arti bahwa pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat dilakukan dengan berbagai cara yang sesuai dengan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah. Dengan demikian, maka Pengelolaan Kurikulum Berbasisi Sekolah memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum (curriculum council), pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus), pembinaan profesional tenaga kependidikan dan pengembangan sistem informasi kurikulum. D.2. Implementasi Pengelolaan KBK KBK dapat diimplementasikan pada tingkat kelas, sekolah, kelompok sekolah atau daerah. Pelaksanaan KBK ini perlu menjabarkan kompetensi dan hasil belajar ke dalam silabus-silabus yang dibuat oleh daerah atau sekolah. a. Sekolah Dalam pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab yang terkait dengan peran dan tanggung jawab pihak lainnya dalam bidang pendidikan di daerah yang bersangkutan. Peran dan tanggung jawab sekolah dalam pengelolaan kurikulum Berbasis Sekolah adalah : (1) Meningkatkan komunikasi dengan berbagai pihak (guru, karyawan sekolah, orang tua siswa, pihak akademisi, birokrat terkait dan asosiasi profesi) untuk mensosialisasikan gagasan, konsep, pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan implikasinya terhadap siswa dan sekolah (2) Menetapkan tahap dan administrasi pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, misalnya : - Menyusun silabus sendiri - Memohon bantuan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk menyusun silabus - Menggunakan model silabus yang disusun oleh sekolah lain atau pihak lain; atau - Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan kurikulum (3) Menata ulang penempatan guru pada kelas-kelas yang lebih sesuai dengan tidak mengurangi kesejateraan guru yang telah ditetapkan sebelumnya (4) Meningkatkan kapasitas (capacity building) tenaga kependidikan melalui berbagai cara seperti penempatan sesuai dengan keahlian dan pelatihan secara berkala (5) Memberdayakan semua sumber daya dan dana sekolah termasuk melibatkan dewan pendidikan dan komite sekolah untuk meningkatkan mutu pelaksanaan kurikulum Secara khusus, tugas unsur-unsur yang berada di sekolah dalam pengelolaan kurikulum adalah sebagai berikut : (a) Kepala Sekolah Menjamin tersedianya dokumen kurikulum Membantu dan memberikan nasihat kepada guru dalam memahami kurikulum Mengatur jadwal pertemuan guru, tenaga administras, dan orang tua/BP3 Menjalin hubungan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Propinsi, dan perguruan Tinggi yang terkait dalam pelaksanaan kurikulum Menyusun laporan evaluasi perencanaan dan pelaksanaan kurikulum di sekolah dan menyampaikannya pada pihak yang terkait. (b) Guru Mempelajari dan memahami kurikulum Menyusun silabus yang sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi daerah Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan perencanaan yang telah disusun Mengumpulkan dan berbagi gagasan dengan sesama guru mengenai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Menghadiri pertemuan-pertemuan di tingkat sekolah, KKG/MGMP, tingkat kecamatan, kabupaten/kota, dan propinsi Menyelesaikan tugas-tugas administrasi yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar b. Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota Tugas dan tanggung jawab Dinas Pendidikan Kabupaten/kota dalam Pengelolaah Kurikulum Berbasis Sekolah adalah (1) Mengusahakan tersedianya sumber dana pada tingkat Kabupaten/kota yang dialokasikan untuk penyusunan, evaluasi dan perbaikan silabus (2) Membuat rambu-rambu pengembangan silabus yang sesuai dengan kebutuhan daerah yang bersangkutan (3) Membentuk tim pengembangan silabus pada tingkat kabupaten/kota (4) Melakukan sosialisasi kurikulum Berbasis Kompetensi berkenaan dengan segala implikasi perubahan dalam tatanan penyelenggaraan pendidikan (5) Mengkaji silabus yang dibuat oleh sekolah yang mampu membuatnya sendiri (6) Mendistribusikan silabus ke sekolah-sekolah yang tidak menyusun silabus (7) Mengkaji kelayakan sekolah yang yang akan memulai menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (8) Memberikan persetujuan jika sekolah telah sanggup melaksanakannya (9) Melakukan supervisi, penilaian, dan monitoring mulai dari penyusunan sampai dengan pelaksanaannya termasuk perangkat silabus. c. Dinas Pendidikan Propinsi Tugas dan tanggung jawab Dinas Pendidikan Propinsi dalam Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah adalah : (1) Menjadi fasilitator pembentukan, pelatihan, dan pembinaan Tim Pengembang Silabus pada tingkat Kabupaten/Kota (2) Memberikan layanan operasional pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan penyusunan silabus bagi seluruh Kabupaten/kota (3) Memantau penyusunan dan implementasi silabus pada tingkat Kabupaten/kota (4) Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan yang diperlukan bagi penyusunan silabus (5) Mengusahakan dana secara rutin untuk kegiatan penyusunan silabus, penilaian dan monitoring silabus (6) Melakukan supervisi,penilaian dan monitoring untuk kepentingan informasi pendidikan tingkat propinsi (7) Melakukan koordinasi vertikal dengan unit-unit kerja terkait di lingkunan Departemen Pendidikan nasional d. Tingkat Pusat Tugas dan tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional dalam Pengelolaan Kurikulum Berbasis Kompetensi mencakup : (1) Merencanakan, mengembangkan, dan mengevaluasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (2) Memberikan saran kebijakan (3) Memberikan layanan yang berkaitan dengan konsep dan filosofi pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (4) Menyempurnakan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan masukan dari hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi (5) Memberikan pelayanan kepada Tim Perekayasa Kurikulum di daerah (6) Menyelenggarakan worshop dan seminar peningkatan mutu pelaksanaan kurikulum. 13. PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN KBK A- Kesamaan memperoleh kesempatan B- Berpusat pada anak/siswa C- Pendekatan menyeluruh dan kemitraan D- Kesatuan dalam kebijakan dan keragaman dalam pelaksanaan 14. DIVERSIFIKASI KBK - KBK dapat diperluas, diperdalam dan disesuaikan dengan keberagaman ( Kemampuan, potensi siswa-nomral, sedang , tinggi, lingkungan) - Diversifikasi KBK bertujuan: a. Kelompok Normal - Pemahaman tentang prinsip, praktikal aplikasi dan akademik yang berhubungan dengan dunia kerja b. Kelompok Sedang - Kemahiran berkomunikasi, menggali potensi didi, aplikasi praktikal serta kemahiran akadmik dan praktikal sehubungan dengan tuntutan dunia kerja dan pendidikan profesional. c. Kelompok Tinggi - Pemahaman prinsip, teori, dan aplikasi serta kemampuan akademik untuk memasuki perguruan Tinggi 15. BAGAN PENGEMBANGAN KBK Menitikberatkan Pencapaian Target (Attainment targets) Kompetensi dari pada penguasaan materi Pengembangan KBK Lebih Mengakomodasikan Keragaman Kebutuhan dan Sumber Daya Pendidikan yang tersedia Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program pendidikan sesuai dengan kebutuhan 16. PENGEMBANGAN SILABUS A. PEMBENTUKAN TIM PENGEMBANG SILABUS B. PENYUSUNAN SILABUS 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Perbaikan 4. Pemantapan C. PENILAIAN SILABUS