PERANAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP HIPERTENSI Darmadi 1, Riska Habriel Ruslie 1 Dokter RSUD Z.A. Pagar Alam, Kabupaten Way Kanan, Lampung 1 Abstract Garlic has been used as a traditional medicine in both chronic and acute diseases for more than 1000 years. Animal studies have suggested that garlic reduces blood pressure, but studies in humans have reported mixed resuts. Garlic preparations are superior to placebo in reducing blood presssure in individual with hypertension. Garlic may be clinical use in patients with mild high blood pressure. Garlic can be used only as an integral part of the diet as a factor in total strategy of hypertension treatment. In this review examines the effect of garlic on blood pressure. Keywords : hypertension, garlic, Allium sativum PENDAHULUAN Hipertensi merupakan salah satu masalah banyak kesehatan diderita di masyarakat yang seluruh dunia. kemampuannya dalam merelaksasikan otot polos pembuluh darah. Beberapa studi eksperimental menunjukkan adanya Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab beberapa efek dari bawang putih, termasuk kematian sekitar 7,1 juta orang di seluruh efek aktivasi sintesis nitric oxide endotel dunia (sekitar 13% dari total kematian). Di dan hiperpolarisasi membran sel otot, negara berkembang seperti Indonesia, sehingga terdapat beban ganda dari prevalensi pembuluh darah (Rivlin et al, 2006). penyakit hipertensi dan penyakit dapat menurunkan Efek antihipertensi dari tonus bawang kardiovaskular lain bersama-sama dengan putih sudah diteliti namun masih bersifat penyakit infeksi dan malnutrisi (Sani, kontroversial. Namun, pada penelitian- 2008). penelitian sekarang ini, dilakukan Bawang putih sudah lama digunakan percobaan-percobaan dengan hasil yang sebagai penyedap rasa dan mempunyai menunjukkan penurunan tekanan darah keuntungan dan diastolik dan ada juga percobaan yang mengobati berbagai penyakit. Bawang menunjukkan penurunan tekanan darah putih merupakan suatu obat herbal karena sistolik yang bermakna pada pasien yang dalam mencegah diterapi dengan bawang putih (Tattelman, Pasteur menemukan efek antibakteri dari 2005). yang bawang putih dan digunakan sebagai membahas mengenai peranan bawang antiseptik untuk mencegah gangren selama putih terhadap hipertensi. Perang Dunia I dan II (Tattelman, 2005). Disusunlah artikel ini Pada zaman Mesir kuno, bawang PEMBAHASAN putih digunakan dalam diet sehari-hari Jenis-Jenis Bawang oleh masyarakat Mesir. Bawang putih Perlu dibedakan putih diberikan setiap hari pada kelas pekerja dengan tanaman lainnya terutama dari seperti pekerja kasar dalam membangun genus Allium lainnya. Berikut ditampilkan piramida. Tentunya pemberian bawang gambar putih terhadap kelas pekerja diharapkan mengenai bawang jenis-jenis bawang (Gambar 1). Gambar 1. Jenis-Jenis Allium (Itakura et al, 2001) Sejarah Bawang Putih dalam untuk menjaga dan meningkatkan stamina mereka sehingga dapat bekerja lebih keras Pengobatan Bawang putih sudah lama digunakan dan produktif. Selain itu, didapatkan sebagai penyedap rasa dan mempunyai beberapa siung bawang putih ditemukan di keuntungan makam Raja Tutankhamen (Rivlin, 2001). dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Sanskrit Pada zaman Yunani kuno, bawang melaporkan bahwa penggunaan bawang putih diyakini putih untuk kepentingan medis sejak 5.000 keberanian tahun yang lalu, dan digunakan dalam peperangan. Saat olimpiade pertama kali pengobatan Cina sejak 3.000 tahun yang diselenggarakan, bawang putih dikonsumsi lalu. Peradaban Mesir, Babilonia, Yunani, oleh atlit sebelum bertanding. Diyakini dan Romawi menggunakan bawang putih bahwa bawang putih dapat melindungi untuk pengobatan. Pada tahun 1958, kulit dari racun atau toksin. Hippokrates dan dapat memberikan digunakan dalam pun yang seorang bapak ilmu kedokteran bentuk salut enterik agar efektif karena menggunakan asam bawang putih dalam lambung dapat menghambat prakteknya sehari-hari. Romawi kuno juga alliinase. Karena alliinase dideaktivasi menggunakan untuk oleh panas, bawang putih yang telah pengobatan saluran cerna, gigitan hewan, dimasak kurang bermanfaat lagi secara artritis, dan kejang (Rivlin, 2001). medis. Efek antimikroba, hipolipidemik, bawang putih Di Cina dan Jepang, bawang putih dan antitrombotik yang terdapat pada digunakan sebagai pengawet makanan dan bawang putih berhubungan dengan alliicin digunakan sebagai diet harian dengan dan daging mentah. Selain itu dikatakan bahwa antineoplastik bawang putih berguna untuk mengobati dengan adanya komponen sulfur atau saluran komponen lainnya yang belum diketahui depresi, cerna, pernafasan, meningkatkan mengatasi energi, dan mengatasi impotensi. Di India kuno, produk pemecahannya. mungkin Efek berhubungan (Tattelman, 2005). Berikut ini merupakan gambar bawang putih digunakan untuk mengatasi mengenai perubahan kimiawi pada bawang penyakit jantung dan artritis. Pada teks putih (Gambar 2). medis (manuskrip Bower), bawang putih digunakan untuk mengatasi kelelahan, parasit, dan leprosy (Rivlin, 2001, Rivlin, 2006). Farmakologi Akar dari tanaman bawang putih Gambar 2. Perubahan Kimia pada Bawang Putih (Amagase et al, 2001) sudah lama digunakan untuk kepentingan Dahulu orang hanya mengkonsumsi medis. Bawang putih dapat digunakan bawang putih mentah dan sekarang banyak dalam bentuk segar, dikeringkan atau bawang disaring dan diambil minyaknya. Bawang Keduanya putih mempunyai konsentrasi tinggi sulfur. berbeda. Ada suatu penelitian oleh Kasuga Tiosulfinat, yang mengandung allicin, et al (2001) yang menginvestigasi aktivitas merupakan substansi aktif dari bawang dari empat sediaan bawang putih, raw putih. Allicin dibentuk ketika alliin, suatu garlic juice (RGJ), heated garlic juice asam amino yang mengandung sulfur, (HGJ), dehydrated garlic powder (DGP), kontak dengan enzim allinase ketika dan aged garlic extract (AGE). Dilakukan bawang studi menggunakan tiga model tikus yaitu putih dihancurkan, atau mentah dikunyah. dipotong, Preparat putih yang memiliki hipogonadisme sudah diproses. kandungan yang testis bawang putih kering yang mengandung (hipospermatogenesis dan impotensi) yang alliin dan alliinase harus dikemas dalam diinduksi oleh air hangat, intoksikasi asetildehida, dan pertumbuhan dari sel merupakan sediaan bawang putih yang tumor yang diinokulasi. Ditemukan bahwa paling berguna. Pada sediaan bawang putih RGJ hanya efektif terhadap pemulihan AGE fungsi testis. Efektivitas dari HGJ diteliti hepatoprotektif, pada tiga model tersebut, akan tetapi tidak antioksidan sedangkan sediaan yang lain membantu mengatasi impotensi. DGP malah memicu oksidasi. Efek tambahan berguna dalam pemulihan spermatogenesis yang dimiliki oleh AGE dibandingkan dan sediaan yang lain disebabkan adanya S- menstimulasi detoksifikasi memiliki keunggulan berupa neuroprotektif, asetildehida. Efek menguntungkan yang allylcysteine, paling bermakna dari AGE ditemukan saponins, N-fructosyl arginin, dan zat yang pada ketiga model tersebut. Hanya AGE lain yang terbentuk saat proses ekstraksi dan HGJ yang menghambat pertumbuhan jangka dari sel tumor yang sudah diinokulasi, komponen non-sulfur walaupun keempat sediaan bawang putih ternyata memberikan meningkatkan NK cell secara bermakna. terhadap aktivitas biologis esensial pada Penelitian ini menyatakan bahwa berbagai bawang putih (Amagase, 2006). macam sediaan bawang putih memiliki S-allyl panjang. Antar mercaptocysteine, Yang menarik sediaan seperti lagi, saponin kontribusinya bawang putih keunggulan farmakologis yang berbeda, memiliki kandungan zat yang berbeda; dan seperti ditampilkan pada tabel di bawah ini dibandingkan bawang putih yang keempat dipelajari, sediaan AGE (Tabel 1). Tabel 1. Tipe Produk Bawang Putih, Komponen Utama, dan Karakteristiknya (Amagase et al, 2001) Tipe Produk Komponen Utama dan Karakteristik Garlic essential oil Hanya mengandung 1% komponen sulfur larut lemak (seperti diallyl sulfide, diallyl disulfide) dalam 99% minyak sayur Tidak mengandung fraksi larut air Tidak mengandung allicin Belum terstandarisasi dan belum ada data keamanan Komponen sulfur larut lemak dan alliin Tidak mengandung allicin Belum terstandarisasi dan belum ada data keamanan Alliin dan sedikit komponen sulfur larut lemak Tidak mengandung allicin Belum terstandarisasi dan belum ada data keamanan Hasil pada kolesterol masih inkonsisten Terutama mengandung komponen larut air (seperti S-allyl cysteine, S-allyl mercaptocysteine, atau saponin) Terstandarisasi (dengan S-allyl cysteine) Sedikit komponen sulfur larut lemak Efek menguntungkan bervariasi Keamanan sudah teruji Banyak penelitian (200 penelitian) Garlic oil macerate Garlic powder Aged garlic extract Kegunaan dan Efikasi menurunkan lipid (bezafibrate, derivat Penurun Level Kolesterol asam fibric) dan hasilnya menunjukkan Metaanalisis oleh Silagy C et al keefektifan yang sama dalam menurunkan (1994) terhadap 16 penelitian dari 952 kadar lipid secara signifikan (Tattelman, subyek. 2005). Terjadi kolesterol perbedaan total antara reduksi pasien yang Antihipertensi : dibahas pada bagian mendapat bawang putih dan plasebo (atau berikutnya menghindari konsumsi bawang putih) Proteksi kardiovaskular yaitu sebesar -0,77 mmol/L. Perubahan ini Hasil penelitian menunjukkan efek rendah menunjukkan dari bawang putih dalam risiko trombosis penurunan 12% dibandingkan yang mendapat plasebo. tetapi Reduksi terbukti setelah terapi selama 1 signifikan dari agregrasi platelet pada bulan dan menetap setidaknya selama 6 terapi dengan bawang putih dibandingkan bulan. Sediaan bawang putih kering secara plasebo. signifikan menurunkan trigliseride sebesar aterosklerosis 0,31 plasebo. signifikan pada pasien yang diterapi Metaanalisis oleh Stevinson C, et al (2000) dengan bawang putih daripada plasebo terhadap 13 penelitian untuk mengetahui (Tattelman, 2005). efek Antineoplasma mmol/L bawang dibandingkan putih terhadap level mempunyai penurunan Reduksi pada volume manusia yang plak terbukti kolesterol total didapatkan penurunan Berdasarkan data epidemiologik, terdapat kolesterol total rata-rata sebanyak 0,41 pengurangan risiko dari kanker colon dan mmol/L (95% CI -0,66 sampai -0,15 kanker lambung pada orang-orang yang mmol/L) atau 15,7 mg/dL (CI -25,6 mengkonsumsi bawang putih yang banyak sampai dan sayuran kaya allium lainnya, seperti : -5,7) dibandingkan plasebo. Metaanalisis oleh Ackermann RT, et al onion, (2001) terhadap 45 RCT dari 1.798 penelitian ini belum terkontrol dengan responden didapatkan penurunan level baik. Pada studi yang lain, ada yang kolesterol dalam 1 bulan sebesar 0,03-0,45 menggambarkan mmol/L (1,2-17,3 mg/dL), dalam tiga bawang putih tidak mempunyai efek bulan terjadi penurunan sebesar 0,32-0,66 protektif (Tattelman, 2005). mmol/L (12,4-25,4 mg/dL), dan tidak Antimikroba terjadi Beberapa studi menunjukkan bahwa bawang putih mempunyai efek penurunan Penelitian bawang di putih pada Eropa bulan ke-6. membandingkan dengan obat untuk leeks, shallots, bahwa chives, tetapi suplementasi antimikroba dalam melawan bakteri gram positif dan gram negatif, virus, fungi, dan tersebut parasit. Penggunaan bawang putih secara menyebabkan tradisional sudah lama digunakan untuk perdarahan infeksi hematoma epidural/spinal (Gallicano et al, digestif, respiratori, dan karena dan bawang putih dapat perpanjangan masa berhubungan dengan dermatologi (Tattelman, 2005). 2003, Piscitelli et al, 2002, Tattelman, Kontraindikasi, Efek Samping, dan 2005). Interaksi Dosis bawang putih Asupan dari satu atau dua bawang Dosis efektif penggunaan bawang putih mentah per hari mempunyai efek putih tidak ditentukan. Secara umum, dosis positif pada orang dewasa. Efek yang tidak yang digunakan pada orang dewasa adalah diinginkan setelah memakan bawang putih 4 gram (satu sampai dua siung) bawang adalah badan. putih mentah per hari, 300 mg bubuk Konsumsi bawang putih mentah dalam bawang putih kering, 2 sampai 3 kali per jumlah yang berlebihan, terutama saat hari atau penggunaan ekstrak bawang perut menyebabkan putih 7,2 gram per hari (Tattelman, 2005). gangguan gastrointestinal, flatulensi, dan Banyak penelitian yang menggunakan perubahan pada flora usus. Selain itu, bubuk bawang putih dengan dosis 600-900 dilaporkan juga adanya dermatitis alergik, mg per hari, yang mengandung 3,6-5,4 mg terbakar dan melepuh setelah penggunaan allicin yang merupakan komponen aktif topikal bawang putih (Ried et al, 2008). bau napas kosong, dari dan dapat bawang bau putih mentah (Tattelman, 2005). Bawang putih juga dilaporkan tidak Peranan Bawang Putih terhadap mempunyai efek dalam metabolisme obat, Hipertensi meskipun beberapa studi menunjukkan Efek antihipertensi dari bawang putih hasil sudah yang berlawanan yaitu bahwa diteliti namun masih bersifat bawang putih mempunyai efek dalam kontroversial. Pada sebuah metaanalisis farmakokinetik protease inhibitor. Pasien untuk menilai efek bawang putih terhadap yang menggunakan antikoagulan harus hipertensi, berhati-hati ketika menggunakan bawang penurunan signifikan dari tekanan darah putih efek (menurun 7,7 mmHg), dan 4 percobaan antitrombotik. Maka, pada pasien-pasien menunjukkan penurunan tekanan darah yang akan menjalani operasi, dianjurkan diastolik (menurun 5 mmHg) dengan untuk tidak memakan bawang putih dosis terapi bawang putih dibandingkan plasebo. karena mempunyai tinggi 7 sampai 10 hari sebelum operasi 3 percobaan menunjukkan Tabel 2. Manfaat, Efek Samping, Interaksi, dan Dosis Bawang Putih (Tattelman, 2005) Manfaat Antihipertensi : efek inkonsisten Antimikroba : data tidak cukup Antineoplasma : efek positif dari penelitian epidemiologis Antitrombotik : efek antiplatelet Hipoglikemik : Tidak ada efek Penurun Lipid : efek jangka pendek positif Tersering : Bau tubuh dan bau nafas. Jarang : Kembung, gangguan gastrointestinal Sangat jarang : dermatitis, terbakar/ melepuh (penggunaan topikal) Efek farmakokinetik terhadap protease inhibitor kurang jelas, hatihati penggunaan bersamaan dengan antikoagulan. Pertimbangkan untuk menghentikan penggunaan dosis tinggi 7-10 hari sebelum operasi. Bawang putih mentah : 4 gram per hari (1-2 siung) Bubuk kering (1,3% alliin) : 300 mg (2-3 kali per hari) Ekstrak : 7,2 gram per hari Efek Samping Interaksi Dosis Dewasa Namun, pada penelitian-penelitian sekarang ini, dilakukan tinggi, peningkatan konsentrasi serum percobaan- PGE2 dan TxB2, peningkatan isoform percobaan dengan menggunakan plasebo NHE-1 dan NHE-3 pada kedua ginjal 2K- dan hasil menunjukkan hanya 3 percobaan 1C. Didapatkan aktivasi pompa natrium yang yang oleh ekstrak bawang putih pada ginjal signifikan dari tekanan darah diastolik (2-7 sehingga terjadi penurunan konsentrasi %), dan satu percobaan menunjukkan Na+ intraseluler dan menormalkan tekanan penurunan tekanan darah sistolik yang darah. Sehingga penggunaan bawang putih bermakna (sekitar 3%) pada pasien yang bermanfaat dalam terapi hipertensi (Al- diterapi Qattan et al, 2003). Sementara menurut menunjukkan penurunan dengan bawang putih dibandingkan placebo (Tattelman, 2005). Bawang putih Benavides GA, et al (2007) bawang putih menyebabkan berperan dalam menurunkan tekanan darah penurunan tekanan darah. Peranan Na/H terkait dengan produksi hidrogen sulfida, exchanger di mana hidrogen sulfida dapat memediasi (NHE) yang memediasi hipertensi dan terkait kerusakan jaringan vasoaktif. masih belum dipahami. Sebuah studi Dilaporkan bahwa bawang putih meneliti efek ekstrak bawang putih mentah dapat mengaktivasi nitric oxide (NO) terhadap ekspresi NHE-1, NHE-3, dan synthase in vitro dan inhibisi sintesis NO aktivitas pompa natrium pada model 2K- oleh N 1C pada tikus yang hipertensi. Binatang ester 2K-1C menunjukkan tekanan darah yang hipertensi arterial pada tikus. Studi ini omega-nitro-L-arginine-methyl- (L-NAME) yang menginduksi membandingkan efek pemberian L-NAME Sebuah metaanalisis menyatakan per oral selama 4 minggu pada tikus bahwa bawang putih menjanjikan untuk kontrol dan tikus yang mendapat bawang terapi pasien hipertensi ringan tetapi tidak putih. cukup bukti untuk merekomendasikan Didapatkan bahwa L-NAME menginduksi hipertensi arterial pada tikus bawang kontrol tetapi tidak pada tikus yang Metaanalisis mendapat bawang putih, di mana tekanan suplementasi bawang putih yang memiliki darah tetap pada nilai basal. Jadi bawang efek hipotensi pada pasien hipertensi. putih dapat menghambat L-NAME yang Didapatkan menginduksi hipertensi dengan bekerja tekanan darah sistolik sekitar 4,6 + 2,8 sebagai antagonis dari L-NAME (Morihara mmHg pada kelompok yang mendapat et al, 2002). terapi bawang putih dibandingkan plasebo Pada penelitian terhadap 40 tikus putih (p=0,001). sebagai lain bahwa terapi klinis. menyarankan terjadi Penurunan penurunan tekanan darah dengan hipertensi renovaskular, ekstrak sistolik pada pasien hipertensi rata-rata 8,4 bawang putih (50-800 mg/kg peroral) + secara tekanan signifikan secara (p<0,05-0,001) dose-dependent dan 2,8 mmHg, sementara darah diastolik penurunan pada pasien menurunkan hipertensi dengan terapi bawang putih tekanan darah arterial sistemik dan laju rata-rata 7,3 + 1,5 mmHg (p<0,00001). nadi. Efek bawang putih terhadap otot Deteksi polos efek bawang putih dengan perubahan tekanan yang darah masih terbatas karena mayoritas resistensi penelitian melakukan penelitian hanya vaskular. Bawang putih juga menyebabkan selama 12 minggu. Bawang putih memiliki hipotensi melalui mekanisme kolinergik efek menurunkan tekanan darah yang atau setara pembuluh vasodilatasi menyebabkan darah secara langsung penurunan histaminergik. karena Bawang putih hubungan durasi konsumsi dengan obat-obat yang biasa mengandung allicin yang berasal dari alliin diresepkan dan enzim allinase yang memiliki efek menurunkan 5 mmHg untuk sistolik, ACE menghambat vasodilatasi angiotensin yang penelitian terhadap misalnya beta blocker II dan inhibitor menurunkan 8 mmHg untuk dibuktikan pada sistolik, dan Angiotensin II type I receptor binatang dan sel antagonists menurunkan 10,3 mmHg manusia (Al Qattan et al, 2006, Banerjee untuk diastolik. Penurunan 4-5 mmHg et al, 2003, Higdon et al, 2005, Sharifi et tekanan sistolik dan 2-3 mmHg tekanan al, 2003). diastolik dapat menurunkan risiko morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler sebesar 8-20% (Ried et al, 2008). Sebagai perbandingan siung bawang putih segar (2 gram) mengandung 5-9 RCT oleh Ried K, et al (2010) gram allicin. Perbedaan sediaan bawang terhadap 50 pasien yang rutin berobat ke putih memiliki efek menurunkan tekanan dokter umum dengan hipertensi tidak darah yang berbeda-beda, yaitu yang terkontrol. Dibagi 2 kelompok yaitu mengandung sedikit allicin seperti pada kelompok terapi yang menerima 4 kapsul ekstrak bawang putih atau bawang putih ekstrak mg yang direbus, efek menurunkan tekanan mengandung 2,4 mg S-allylcysteine) tiap darahnya lebih minimal (Banerjee et al, hari selama 12 minggu dibandingkan 2003, Higdon et al, 2005, Ried et al, kelompok kontrol yang mendapat plasebo. 2008). bawang Dilakukan putih pengukuran (960 darah Suplemen bawang putih memiliki sistolik dan diastolik pada awal penelitian, keuntungan dibandingkan bawang putih minggu ke-4, 8, dan 12. Pada penelitian ini yang mentah yaitu bau mulut dan bau ekstrak bawang putih lebih superior tubuh yang lebih minimal, mencegah daripada kemungkinan kerusakan komponen aktif plasebo tekanan dalam menurunkan tekanan darah sistolik. akibat proses pemasakan. Karena bawang Penelitian oleh Alicajic F (2009) putih sangat ditoleransi oleh tubuh, terhadap 30 pasien hipertensi ringan dan suplementasi bawang putih dapat menjadi sedang untuk menilai efisiensi bawang alternatif atau terapi tambahan yang dapat putih sebagai tatalaksana hipertensi ringan diterima untuk pasien hipertensi (Ried et dan sedang. 30 pasien, berusia 41-64 al, 2008). tahun, 17 laki-laki dan 13 perempuan mendapat 3 siung bawang putih tiap hari KESIMPULAN (sekitar 10 gram), selama 1 bulan. Subyek Penggunaan bawang putih untuk tidak diperkenankan mengkonsumsi obat kepentingan medis sejak 5.000 tahun yang antihipertensi. lalu, dan digunakan dalam pengobatan Ditemukan penurunan tekanan darah sistolik rata-rata 9,52%, dan pada untuk tekanan darah diastolik rata-rata Babilonia, Yunani, Romawi sejak ribuan 10,42%. Bahwa dengan bawang putih tahun yang lalu. Di bidang medis, bawang tidak terjadi penurunan tekanan darah yang putih signifikan, namun dapat digunakan sebagai antihipertensi, bagian kolesterol, menurunkan agregrasi platelet, dari diet tatalaksana hipertensi. sebagai strategi peradaban dapat Cina, India, Mesir, digunakan untuk menurunkan level reduksi plak ateroskleoris, antineoplasma, penelitian-penelitian sekarang ini, antimikroba, dan lain-lain. didapatkan bahwa bawang putih secara Efek antihipertensi dari bawang bermakna lebih superior daripada plasebo putih sudah diteliti namun masih bersifat dalam menurunkan tekanan darah. Dari kontroversial. Penelitian pada binatang hasil meta-analisis dan bahwa bawang menunjukkan putih dapat putih sangat ditoleransi oleh tubuh maka darah, tetapi bawang putih dapat digunakan sebagai penelitian pada manusia menunjukkan bagian dari diet sebagai salah satu strategi hasil tatalaksana hipertensi. menurunkan yang bawang tekanan bervariasi. Namun, pada DAFTAR PUSTAKA Ackermann RT, Mulrow CD, Ramirez G, Gardner CD, Morbidoni L, Lawrence VA. 2001. Garlic shows promise for improving some cardiovascular risk factors. Arch Intern Med. 161:813–24. Al-Qattan KK, Khan I, Alnaqeeb MA, Ali M. 2003. Mechanism of garlic (Allium sativum) induced reduction of hypertension in 2K-1C rats: a possible mediation of Na/H exchanger isoform1. Prostaglandins Leukot Essent Fatty Acids. 69(4):217-22. Al-Qattan KK, Thomson M, Al-Mutawa’a S, Al-Hajeri D, Drobiova H, Ali M. 2006. Nitric oxide mediates the bloodpressure effect of garlic in the rat twokidney, one-clip model of hypertension. J Nutr.136(3Suppl):774-6. Alicajic F. 2009. Hypertension and garlic. Mat Soc Med. 21(1):8-11. Amagase H, Petesch BL, Matsuura H, Kasuga S, Itakura Y. 2001. Intake of Garlic and Its Bioactive Components. J Nutr. 131(3Suppl):955-62. Amagase H. 2006. Clarifying the Real Bioactive Constituents of Garlic. J Nutr. 136(3Suppl):716-25. Banerjee SK, Mukherjee PK, Maulik SK. 2003. Garlic as an antioxidant: the good, the bad and the ugly. Phytother Res. 17(2):97-106. Benavides GA, Squadrito GL, Mills RW, Patel HD, Isbell TS, Patel RP, et al. 2007. Hydrogen sulfide mediates the vasoactivity of garlic. Proc Nati Acad Sci USA. 104(46):17977-82. Gallicano KD, Foster B, Choudhri S. 2003. Effect of short term administration of garlic supplementation single-dose ritonavir pharmacokinetics in healthy volunteers. Br J Clin Pharmacol. 55(2):199-202. Higdon J, Lawson L. Garlic and organosulfur compounds [serial online] 2005 [cited 2012 April 2]. Available from: http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/p hytochemicals/garlic/#table1 Itakura Y, Ichikawa M, Mori Y, Okino R, Udayama M, Morita T. 2001. How to Distinguish Garlic from the Other Allium Vegetables. J Nutr. 131(3Suppl):963-7. Kasuga S, Uda N, Kyo E, Ushijima M, Morihara N, Itakura Y. 2001. Pharmacologic Activities of Aged Garlic Extract in Comparison with Other Garlic Preparation. J Nutr. 131(3Suppl):1080-4. Morihara N, Sumioka I, Moriguchi T, Uda N, Kyo E. 2002. Aged garlic extract enhances production of nitric oxide. Life Sci. 71(5):509-17. Piscitelli SC, Burstein AH, Welden N, Gallicano KD, Falloon J. 2002. The effect of garlic supplements on the pharmacokinetics of saquinavir. Clin Infect Dis. 34(2):234-8. Ried K, Frank OR, Stocks NP, Fakler P, Sullivan T. 2008. Effect of garlic on blood pressure: a systematic review and meta-analysis. BMC Cardiovascular Disorders. 8:13. Ried K, Frank OR, Stocks NP. 2010. Aged garlic extract lowers blood pressure in patients with treated but uncontrolled hypertension: a randomised controlled trial. Maturitas 67(2):144-50. Rivlin RS. 2001. Historical Perspective on the Use of Garlic. J Nutr. 131(3Suppl): 951-4. Rivlin RS. 2006. Is Garlic Alternative Medicine? J Nutr. 136(3Suppl):713-5. Rivlin RS, Budoff M, Amagase H. 2006. Significance of Garlic and Its Constituents in Cancer and Cardiovascular Disease. J Nutr. 136(3Suppl):713-872. Sani A. 2008. Hypertension Current Perspective. Jakarta: Medya Crea; p.11-9. Sharifi AM, Darabi R, Akbarioo N. 2003. Investigation of antihypertensive mechanism of garlic in 2K1C hypertensive rat. J Ethnopharmacol. 86(2):219-24. Silagy C, Neil A. 1994. Garlic as a lipid lowering agent—a meta-analysis. J R Coll Physicians Lond. 28:39–45. Stevinson C, Pittler MH, Ernst E. 2000. Garlic for treating hypercholesterolemia. A metaanalysis of randomized clinical trials. Ann Intern Med. 133:420–9. Tattelman E. 2005. Health Effects of Garlic. Am Fam Physician. 72(1):1036. Reviewer Prof. dr. Soebandiri, Sp. PD. KHOM