Kartel Menguasai Kuota Impor Bawang Putih

advertisement
Kartel Menguasai Kuota Impor Bawang Putih
Oleh Otto Ismail
Minggu, 17 Maret 2013 09:56
Aliansi Stabilkan Harga (ASH) menduga ada praktik kartel dalam impor komoditas bawang
putih, sehingga harganya melambung akhir-akhir ini. "Dugaan kuat soal kartel itu terlihat dari
Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang dikeluarkan pemerintah bahwa 50 persen
kuota impor bawang putih dikuasai oleh sebuah asosiasi (kartel) yang terdiri atas 21
perusahaan," kata Koordinator Aliansi Stabilkan Harga, Abdul Syarif Hidayatullah di Jakarta,
Jumat (15/3), soal melonjaknya harga bawang putih.
Di berbagai daerah harga bawang putih mencapai Rp75 ribu per kilogram, sedangkan bawang
merah Rp45 ribu per kilogram. Harga yang sangat di luar batas kewajaran, ucapnya.
Praktik kartel, katanya, bisa dilihat secara sederhana dari adanya kenaikan harga secara
mendadak. Praktik kartel semacam itu, sebenarnya juga sudah sering terjadi di negeri ini
bahkan sebelum kasus tingginya harga bawang putih di pasar, kartel juga pernah terjadi pada
kasus impor daging sapi.
Kartel adalah gabungan dari para pengusaha yang bertujuan meraih keuntungan besar dengan
cara monopoli perdagangan dan mengendalikan produksi dan harga barang.
Ia menegaskan kartel dilarang dan pasal 11 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat menyebutkan bahwa "pelaku usaha dilarang
membuat perjanjian, dengan pelaku usaha saingannya, yang bermaksud mempengaruhi harga
dengan mengatur produksi dan atau pemasaran suatu barang dan atau jasa, yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat".
Ia menyebutkan beberapa jenis, yakni kartel harga pokok (prijskartel), kartel harga, kartel
1/2
Kartel Menguasai Kuota Impor Bawang Putih
Oleh Otto Ismail
Minggu, 17 Maret 2013 09:56
syarat, kartel rayon (wilayah), kartel kontingentering, kartel laba dan sindikat penjualan.
"Akibat permainan kartel bawang putih ini, masyarakat sangat dirugikan bahkan dalam lima
tahun terakhir inflasi yang terjadi bulan lalu adalah yang tertinggi. Penyebabnya adalah bawang
putih," tuturnya.
Abdul Syarif menyatakan maraknya praktik kartel di negara ini, terjadi sebagai akibat hasil
kolaborasi antara pengusaha dengan birokrasi rente yang ada di pemerintahan.
"Sebagai negara agraris, Indonesia sebenarnya bisa terbebas dari ketergantungan impor dan
praktik-praktik mafia perdagangan. Caranya, Indonesia harus segera melaksanakan reforma
agraria," ujarnya.
Menurut Abdul Syarif, melalui reforma agraria, petani bisa memiliki tanah dan gairah hidup
sebagai petani pun bisa ditumbuhkan kembali."Mari bangun kemandirian ekonomi bangsa,
bangun kedaulatan pangan melalui pembaruan agraria," tukasnya. Ia mendesak pemerintah
segera mengatasi gejolak harga bawang tersebut dengan mengeluarkan kebijakan pro rakyat.
(SP/OI)
2/2
Download