Teleskop

advertisement
 Teleskop
Teleskop atau teropong adalah sebuah instrumen pengamatan
yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan
sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati[1]. Teleskop
merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi.
Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan
astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa
kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda,
dan juga kecerahannya.
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan
teleskop untuk maksud astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat
hanya dalam rentang panjang gelombang tampak saja (seperti
yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan
lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio
setelah tahun 1945, dan kini teleskop meliput seluruh spektrum
elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa
setelah tahun 1960.
Penemuan atau prediksi akan adanya pembawa informasi lain
(gelombang gravitasi dan neutrino) membuka spekulasi untuk
membangun sistem deteksi bentuk energi tersebut dengan
peranan yang sama dengan teleskop klasik. Kini sudah umum
untuk menyebut teleskop gelombang gravitasi ataupun teleskop
partikel berenergi tinggi.
Contoh teleskop reflektor Hooker berdiameter 2.54 m yang berada di
Observatorium Mount Wilson Amerika Serikat
Pendahuluan
The first 22-watt sodium laser of the Adaptive Optics Facility[2]
16 in (41 cm) RCOS Truss telescope, part of the PROMPT Telescopes array
Dwarf planet Eris as seen in a 8-minute image using a RCOS 24" RitcheyChrétien telescope.
Perakitan dan konstruksi teleskop.
Perakitan teleskop.
Pengertian teropong bintang adalah sebuah jenis peralatan yang
digunakan untuk membantu pengindraan jauh guna mengamati
keberadaan benda-benda yang ada di angkasa. Dengan demikian,
kita bisa melihat posisi sebuah benda di angkasa yang tidak bisa
dilihat dengan menggunakan mata telanjang.
Dari pengertian teropong bintang, menunjukkan bahwa alat ini
memiliki bentuk seperti teropong. Teropong sendiri digunakan
untuk melihat sebuah benda dari jarak yang jauh sehingga akan
nampak lebih jelas.
Dalam pengertian teropong bintang juga dijelaskan bahwa
teropong ini menggunakan dua buah lensa positif. Di mana
masing-masing lensa berfungsi sebagai lensa objektif dan lensa
okuler. Inilah yang membedakan antara teropong bintang dengan
mikroskop. Pada teropong bintang, jarak fokus lensa objektif lebih
besar daripada jarak fokus lensa okuler.
Teropong sendiri secara umum diartikan sebagai sebuah alat optik
yang dimanfaatkan untuk melihat benda yang berada di tempat
jauh. Misalnya di gunung atau bintang, sehingga bisa nampak
lebih dekat serta lebih jelas. Benda ini sudah banyak digunakan
sejak abad ke 17. Meski demikian, tidak ada catatan dalam
sejarah yang menjelaskan mengenai siapa penemu benda
tersebut pertama kali.
Hanya saja, pada tanggal 2 Oktober 1608, pernah dicatat seorang
bernama Hans Lippershey yang mencoba mendapatkan hak paten
atas teleskop yang dibuatnya. Namun begitu, usaha Luppershey
ini gagal karena mendapatkan penolakan dari tim penilai. Sebab,
menurut mereka, sebelum Lippershey mendaftarkan hak paten
tersebut, sudah banyak dijumpai teleskop yang ada sebelumnya.
Sehingga menurut mereka, teleskop tersebut bukanlah hak paten
dari Lippershey.
Setahun berikutnya tepatnya pada tahun 1609, Galileo pernah
menciptakan sebuah teleskop yang kemudian disebut dengan
teropong panggung. Banyak pula orang yang menyebutnya
sebagai teropong Galileo. Setelah pembuatan teropong ini, Galileo
kemudian sering membuat berbagai jenis teleskop sampai
kemudian berhasil melakukan beberapa penemuan di bidang
astronomis. Berbagai penemuan inilah yang kemudian
menjadikannya dikenal dalam sejarah dunia.
Secara garis besar, teropong sendiri dibagi ke dalam dua kategori
besar. Yang pertama adalah teropong bias, yaitu jenis teropong
yang tersusun dari beberapa lensa. Sedangkan jenis kedua adalah
teropong pantul, yaitu jenis teropong yang disusun dari beberapa
cermin serta lensa.
Untuk teropong bias sendiri, memiliki beberapa macam jenisnya.
Antara lain teropong bintang atau teropong astonomi, teropong
bumi, teropong panggung dan teropong prima atau binokuler.
Untuk teropong bintang sendiri sudah dijelaskan diatas, yaitu
sebagai sebuah teropong yang digunakan untuk melihat bendabenda yang berada di luar angkasa.
Selain teropong bintang, yang tergolong sebagai jenis teropong
biasa adalah teropong bumi. Teropong bumi dikenal juga dengan
sebutan teropong medan atau teropong yojana. Teropong bumi ini
mampu menciptakan bayangan akhir yang tegak pada arah benda
semula.
Hal ini bisa didapatkan dengan memanfaatkan lensa cembung
ketiga yang diletakkan di antara lensa objektif serta lensa okuler.
Lensa cembung ketiga ini fungsinya untuk melakukan pembalikan
bayangan, namun tidak memberikan efek pembesaran. Itulah
mengapa, lensa ketiga ini disebut dengan lensa pembalik.
Untuk teropong yang ditemukan oleh Galileo disebut dengan
teropong panggung. Teropong jenis ini kerap juga dikenal dengan
sebutan teropong Belanda atau teropong tonil. Teropong ini
mampu memberikan bayangan akhir yang tegak serta
memperbesar objek. Caranya dengan memamnfaatkan dua buah
lensa, yaitu lensa positif yang berfungsi sebagai lensa objektif dan
lensa negatif yang menjadi lensa okuler.
Terakhir adalah teropong prisma, yang menggunakan lensa
pembalik. Di mana lensa pembalik ini akan mampu menghasilkan
bayangan akhir yang tegak. Akibatnya, teropong bumi biasanya
cenderung lebih panjang. Guna menghindarinya, maka dilakukan
penggantian lensa pembalik denga menggunakan dua prisma
siku-siku sama kaki. Prisma ini diletakkan di antara lensa objektif
dan lensa okuler. Prisma tersebut berfungsi sebagai pembalik
bayangan dengan memberikan pantulan yang yang sempurna.
Contoh Teleskop
Teleskop Hubble
Teleskop luar angkasa Hubble adalah sebuah teleskop luar
angkasa yang berada di orbit bumi. Nama Hubble diambil dari
nama ilmuwan terkenal Amerika, Edwin Hubble yang juga
merupakan penemu hukum Hubble. Sebagian besar dari bendabenda angkasa yang telah berhasil diidentifikasi, adalah jasa
teleskop Hubble.
Pada tahun 1962, Akademi Sains Nasional Amerika
merekomendasikan untuk membangun sebuah teleskop angkasa
raksasa. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1977,
kongres mulai mengumpulkan dana untuk proyek tersebut. Pada
tahun yang sama pula, pembuatan teleskop angkasa Hubble
segera dimulai. Konstruksi teleskop Hubble, berhasil diselesaikan
pada tahun 1985. Hubble di'angkasakan' untuk pertama kalinya
pada tanggal 24 April 1990. Padahal, Hubble direncanakan untuk
mulai dioperasikan pada tahun 1986. Tetapi, pengoperasiannya
ditunda sementara karena bencana Pesawat Angkasa Challenger.
Beberapa tahun setelah dioperasikan, Hubble mengirim gambar
yang buram dan tidak jelas. Pada akhirnya NASA menemukan
bahwa lensa pada teleskop tersebut bergeser sebanyak 1/50
ketebalan rambut manusia! Pada bulan Desember 1993, pesawat
ulang-alik Endeavor dikirim untuk memodifikasi Hubble dengan
menambahkan kamera baru untuk memperbaiki kesalahan pada
lensa primernya.
Observatorium Boscha
Di Indonesia sendiri memiliki tempat untuk melakukan pengamatan
luar angkasa menggunakan teropong bintang. Tempat
pengamatan tersebut disebut denga observatorium Boscha yang
ada di Lembang, Jawa Barat.
Observatorium Bosscha ini dibangun oleh pemerintahan Belanda
melalui Nederlandsch Indisdhe Sterrekundige Vereniging atau
Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Tujuan pendirian
observatorium ini sendiri adalah untuk memajukan ilmu Astronomi
yang ada di Hindia Belanda. Pembangunan lembaga penelitian ini
dilakukan di atas tanah milik Karel Albert Rudolf Bosscha, yang
merupakan bos perkebunan teh Malabar. Selain menyumbangkan
tanah, Bosscha juga berjanji untuk menyediakan dana guna
membeli teropong bintang yang akan digunakan dalam lembaga
penelitian tersebut. Itulah mengapa, lembaga ini kemudian disebut
dengan Observatorium Bosscha, yang merupakan bentuk
penghormatan atas jasa dari Karel Albert Rudolf Bosscha.
Pembangunan observatorium ini sendiri berlangsung selama lima
tahun. Dimulai pada tahun 1923, dan diselesaikan pada tahun
1928. Setelah berdiri, observatorium ini melakukan publikasi
internasional pertamanya pada tahun 1933.
Namun, seiring dengan berlangsungnya perang dunia ke II di
mana Indonesia turut menjadi korban, maka kegiatan penelitian
yang dilakukan lembaga tersebut kemudian turut dihentikan.
Setelah perang dunia berakhir, observatorium tersebut mengalami
kerusakan dan dilakukanlah renovasi total sehingga observatorium
tersebut bisa kembali beroperasi.
Selanjutnya, pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan
pengelolaan observatorium ini kepada pemerintahan Indonesia.
Dan setelah Institut Teknologi Bandung berdiri pada tahun 1959,
makan Observatorium Bossha dijadikan sebagai bagian dari ITB
dan dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan penelitian secara
formal.
Observatorium Bosscha sendiri pada saat ini memiliki lima buah
teropong bintang yang mempunyai fungsi masing-masing. Kelima
teleskop tersebut antara lain adalah teleskop Refraktor Ganda
Zeiss, Teleskop Schmidt Bima Sakti, Teleskop Refraktor Bamberg,
Teleskop Cassegrain GOTO dan Teleskop Refraktor Unitron.
Untuk teleskop yang terakhir ini, sering digunakan untuk
melakuakn pengamatan pada kemunculan hilal atau bulan. Di
mana hal ini biasanya terjadi pada saat memasuki bulan
Ramadhan untuk menentukan awal dan akhir puasa. Sebab,
sebagian besar rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam
menggunakan kalender yang didasarkan pada peredaran hilal
untuk menentukan hari-hari tersebut.
Fungsi teleskop
Fungsi-fungsi teleskop dapat kita temukan dalam bidang
astronomi. Teleskop adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
melihat benda yang sangat jauh. Alat tersebut mengandalkan
cermin sebagai pembentukan gambar yang akan diterima oleh
mata.
Teleskop pertama kali dibuat oleh beberapa ilmuwan, seperti
Galileo, Newton, Foucault, dan sebagainya. Teleskop tersebut
dinamakan teleskop optikal yang berkerja dengan panjang
gelombang tampak.
Fungsi dari teleskop tersebut adalah untuk melihat benda-benda
yang sangat jauh, seperti halnya benda-benda langit. Teleskop
bekerja dengan cara menangkap gambar melalui bantuan radiasi
elektromagnetik panjang gelombang yang bisa menembus lapisan
atmosfer.
Berdasarkan objeknya, teleskop dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
teleskop refraktor (dioptrik), reflektor (catoptrik), dan catadioptrik.
Teleskop jenis refraktor (dioptrik) mempunyai sistem kerja dengan
menggunakan dua buah lensa objektif. Lensa utama akan
mengumpulkan bayangan benda dan cahaya yang kemudian akan
diteruskan ke lensa mata, lalu diterima oleh mata saat melihat
objek menjadi sebuah bayangan benda.
Teleskop jenis reflektor (catoptrik) mempunyai sistem kerja dengan
menggunakan cermin. Cermin yang digunakan adalah cermin
cekung. Cermin cekung ini akan merefleksikan cahaya dan
bayangan gambar.
Teleskop reflektor ini merupakan alternatif dari teleskop refraktor.
Terkadang, teleskop refraktor akan mengalami kelainan optik yang
membuat bayangan yang diterima menjadi tidak fokus. Berbeda
dengan teleskop reflektor yang menggunakan cermin cekung,
reflektor tersebut memiliki elemen penting sehingga bayangan
yang diterima tetap dalam keadaan fokus.
Teleskop catadioptrik mempunyai sistem kerja yang tidak jauh
berbeda dengan teleskop refraktor dan reflektor, yaitu menyerap
cahaya dan bayangan benda untuk diterima oleh mata. Namun,
teleskop jenis ini adalah penggabungan dari dua jenis teleskop
sebelumnya, yaitu menggunakan cermin dan lensa yang dapat kita
temukan pada mikroskop, mercusuar, dan lensa tele kamera SLR.
Semua teleskop yang pernah dibuat memiliki kinerja dan fungsi
yang sama, yaitu untuk mengamati benda-benda yang sangat jauh
seperti benda-benda langit dan benda-benda kecil, seperti
mengamati sel dengan menggunakan microskop.
Fungsi-fungsi teleskop yang baru ditemukan pada zaman
sekarang ini adalah hubble telescope yang dipasang di luar
angkasa untuk mengirim gambar dengan menggunakan
gelombang elektomagnetik. Gelombang tersebut akan ditangkap
oleh bumi dengan hasil yang jernih. Jadi, teleskop ini membantu
manusia untuk mengamati benda-benda di luar angkasa
Sejarah[sunting sumber]
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada
lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda
langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642)
dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia
"lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa
diamati melalui mata bugil.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa
melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti
Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi
Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan
oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang
menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali
jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan
perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan
hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (15711630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton
(1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori
perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan
benda-benda langit selanjutnya.
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan
teleskop untuk maksud astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat
hanya dalam rentang panjang gelombang tampak saja (seperti
yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan
lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio
setelah tahun 1945, dan kini teleskop meliput seluruh spektrum
elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa
setelah tahun 1960. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula
dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan
hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (15711630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton
(1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori
perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan
benda-benda langit selanjutnya. Karena teleskop Galileo bisa
mengamati lebih dalam lagi benda-benda langit, hingga berisar
pada tahun 1564-1642 M dengan teropong refraktornya dia
mampu menjadikan manusia bisa melihat benda langit dengan
mata bugil.disamping itu Galileo pada waktu itu bisa melihat
berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus
Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus
terhadap Matahari.Pada tahun 1629-1695 teleskop galileo
disempurnakan oleh Christian Huygens yaitu seorang ilmuan yang
menemukan satelit saturnus.
Pada tahun 1704, Sir Issac Newton mengumumkan konsep baru
dalam desain teleskop. Newton menyatakan bahwa lensa dapat
memecah cahaya putih menjadi spektrum cahaya yang
membentuknya hingga menyebabkan apa yang disebut lenturan
kromatik (lingkaran cahaya kemerahan di sekitar objek yang dilihat
dengan menggunakan cermin). Newton menghindari masalah tadi
dalam teleskop rancangannya dengan memakai cermin lengkung
yang digunakan untuk mengumpulkan sinar dan memancarkan
kembali ke titik fokusnya. Cermin pemantul ini bertindak sebagai
semacam keranjang pengumpul cahaya: semakin besar
keranjang, semakin banyak cahaya yang bisa dikumpulkan.
Teleskop Newton ini disebut teleskop refleksi
(reflektor).Perkembangan teleskop berefek pada perkembangan
perhitungan gerak benda-benda langit serta hubungan antara satu
dan yang lainnya .dan selanjutnya bisa mendeteksi kemungkinan
pencarian dan perhitungan benda-benda langit yang lainnya.
Jenis-jenis teleskop
Teleskop optik
Sebuah teleskop optik adalah teleskop yang bekerja
mengumpulkan cahaya atau memfokuskan cahaya terutama dari
spektum cahaya tampak dari spektrum elektromagnetik (meskipun
ada beberapa yang juga bekerja mengumpulkan sinar inframerah
dan ultraviolet).[3] Teleskop optik digunakan untuk memperbesar
dan memperjelas bentuk objek yang berada pada jarak yang jauh.
Agar gambar dapat diamati, difoto, dipelajari, dan dikirim ke
komputer, teleskop dilengkapi dengan menggunakan satu atau
lebih elemen optik lengkung, biasanya terbuat dari kaca, untuk
mengumpulkan cahaya dan radiasi elektromagnetik lainnya ke titik
fokus. Teleskop optik yang digunakan untuk astronomi dan di
banyak instrumen non-astronomi, seperti teropong yang digunakan
untuk pengamat burung atau bird watching, dan teropong untuk
keperluan mengamati alam sekitarnya. Ada tiga jenis optik utama:
• Teleskop pembiasan yang menggunakan lensa untuk
membentuk sebuah gambar.
• Teleskop pemantulan yang menggunakan susunan cermin untuk
membentuk sebuah gambar.
• Teleskop Catadioptric yang menggunakan cermin
dikombinasikan dengan lensa untuk membentuk sebuah
gambar.
Selain jenis teleskop yang sudah umum dikenal, ada beberapa
jenis lain yang mempunyai kegunaan-kegunaan tertentu seperti
Astrograph, Comet seeker, Surya teleskop.
Bagian-bagian teleskop[sunting sumber]
• Findescope optik, seperti teleskop miniatur yang terpasang pada
tabung teleskop, berfungsi untuk memperbesar kolom foto
serta membentu dalam pemusatan peneropongan bintang.
• Focuser, setiap teleskop memiliki focuser dan focusers datang
dalam berbagai gaya. melekat pada tabung teleskop dan
memegang lensa mata teleskop. Kebanyakan model
teleskop memiliki tombol di sisi (rak dan pinion, Crayford)
yang memungkinkan tabung internal untuk bergerak ke atas
dan ke bawah sampai fokus dicapai, tetapi beberapa model
(heliks) baik kiri atau kanan untuk mencapai fokus.
• Eyepieces, terdiri dari berbagai jenis. Pada dasarnya, Eyepiece
adalah alat yang digunakan untuk memperbesar gambar
objek dan diletakkan di dekat posisi pengamat (okuler).
• Tabung Teleskop, setiap Teleskop juga memiliki tabung - atau
tabung optik.. Ini hanyalah sebuah tabung hampa terbuat
dari berbagai bahan yang membentuk bagian teleskop .
Untuk teleskop refraktor , lensa utama berjalan di depan
dengan focuser di belakang, sedangkan reflektor memiliki
cermin utama di belakang, depan terbuka dan focuser
berada di sepanjang sisi atas. Desain bervariasi antara jenis
teleskop dan produsen
• Primer Mirror Cell: Ini adalah perakitan lengkap yang memegang
cermin utama dari teleskop reflektor . Desain juga bervariasi
dari produsen ke produsen, tetapi prinsipnya adalah
sama.yaitu memegang cermin dan memungkinkan untuk
penyesuaian.
• Lensa, adalah bagian utama teleskop refraktor. Hal ini pada
dasarnya kerah yang memegang lensa primer di tempatnya
dan cocok ke tabung teleskop.
• Tripod, yaitu 3 kaki pada teleskop yang berfungsi untuk menahan
teleskop hingga ketinggian tertentu di mana orang dapat
berdiri untuk menggunakannya
• Lensa mata, adalah bagian bahwa seseorang terlihat melalui
dan tergantung pada jenis teleskop, beberapa mungkin
memiliki lensa tambahan individu berada di dalam.
• Pencari, adalah salah satu bagian yang paling penting dari
teleskop karena memungkinkan pengguna untuk melacak
benda-benda di ruang angkasa. Without the finder it would
make it almost impossible to find objects that are long
distances away. Tanpa si penemu itu akan membuat hampir
tidak mungkin untuk menemukan benda yang jarak jauh. It is
attached to the side of the main telescope. Hal ini melekat
pada sisi teleskop utama.
• Lensa Barlow, adalah lensa tambahan yang bisa ditempatkan di
antara focuser dan lensa mata. Ini efektif meningkatkan
panjang fokus teleskop, sehingga meningkatkan perbesaran
teleskop (biasanya 2x tapi bisa pergi ke 5x).
•
Mount, adalah bagian dari sebuah teleskop yang menjaga
teleskop tetap di tempatnya. Ada dua tipe mount yaitu altazimuth dan equatorial. Ada jenis lain dari gunung tetapi
mereka biasanya digunakan untuk yang lebih besar,
teleskop canggih yang tidak tersedia di toko ritel. Mounting teleskop
Mounting atau yang lebih familiar dikenal dengan "dudukan
teleskop" terbagi dalam 2 jenis yaitu jenis mounting
equatorial dan jenis mounting altazimuth. Mounting
Equatorial bekerja menggunakan 3 buah sumbu yaitu sumbu
RA, Deklinasi dan Equator. Sedang mounting altazimuth
menggunakan 2 buah sumbu yaitu sumbu x atau
altitude(atas bawah) dan Y atau azimuth(kanan kiri). Untuk
pengoperasian mounting altazimuth jauh lebih mudah
dibanding mounting equatorial. Bilamana anda kedepan
ingin serius mempelajari astronomi maka pilihan mounting
equatorial adalah pilihan yang tepat.
Jenis teleskop berdasarkan spektrum[sunting
sumber]
Teleskop yang beroperasi berdasarkan spektrum elektromagnetik:
Nama
Teleskop
Radio
Teleskop radio
Submillim
etre
Far
Infrared
Submillimetre
telescopes*
Inframerah
Teleskop inframerah
Kasat
mata
Ultraviolet
X-ray
Sinar
gama
–
Teleskop optik
Ultraviolet telescopes*
Teleskop sinar-X
–
Astronomi
Astronomi radio
(Astronomi radar)
Astronomi
submilimeter
Far-infrared
astronomy
Astronomi
inframerah
Visible-light
astronomy
Astronomi ultraviolet
Astronomi sinar X
Astronomi sinar
gama
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Teleskop Panjang
gelombang
Lebih dari 1 mm
0.1 mm – 1 mm
30 µm – 450 µm
700 nm – 1 mm
400 nm – 700 nm
10 nm – 400 nm
0.01 nm – 10 nm
Kurang dari
0.01 nm
Download