Penegakan Hukum atas Pelanggaran Terhadap Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Novelina MS Hutapea Staf Pengajar Kop.Wil. I Dpk Fakultas Hukum USI Pematangsiantar Intisari Persaingan global berdampak pada maraknya persaingan usaha tidak sehat diantara para pelaku usaha dan terjadinya distorsi dalam mekanisme pasar, untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Masyarakat Indonesia berharap undang-undang tersebut dapat berperan mengatur perekonomian serta menjamin adanya kepastian hukum. Terkait tentang pelanggaran terhadap larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat beberapa masalah perlu dikaji tentang peranan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 terhadap iklim perekonomian, eksistensi Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) dalam penegakan hukum, mekanisme penanganan perkara pidana pelanggaran terhadap larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Kata Kunci: Penegakan hukum, monopoli, persaingan usaha. ---------------------------------------------------------------- timpang Pendahuluan dan menjadi sumber utama ketidakadilan sosial. Ketidakadilan sosial dalam kehidupan Gagasan negara hukum yang didasarkan berbangsa dan bernegara dapat meliputi atas prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan berbagai sendi/bidang kehidupan, misalnya dalam masyarakat Indonesia yang bersatu bidang perekonomian. Catatan sejarah telah merupakan suatu gagasan yang nampaknya membuktikan bahwa ketidakadilan di bidang didasarkan atas persepsi dari para pendiri perekonomian telah dirasakan oleh masyarakat negara Republik Indonesia terhadap kenyataan Indonesia sejak adanya praktik monopoli yang sejarah yang pernah dialami masyarakat dilaksanakan oleh VOC, mulai tanggal 20 Indonesia Maret (Abdul Hakim G. Nusantara, 1602 dengan memberikan hak 1988:11-12). Gagasan negara hukum yang (octooroi) untuk berdagang sendiri (monopoli) didasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi dan pada VOC di wilayah Indonesia (Hindia keadilan sosial sebagaimana dicita-citakan Timur) oleh (Johnny Ibrahim,2006:401). Praktik monopoli para pendiri Republik Indonesia atas persetujuan Staten General merupakan penolakan yang tegas terhadap itu setiap bentuk pemerintahan otoriter yang Indonesia biasanya menindas hak-hak asasi rakyat dan perekonomian. sekaligus pula merupakan pernyataan yang secara langsung maupun tidak langsung masih tidak menghendaki adanya struktur sosial yang terus dilakukan walaupun penjajahan sempat benar-benar sangat membuat masyarakat menderita di bidang monopoli tersebut Praktik 1 www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013 beralih kepada Inggris dan juga Jepang, 1. Untuk mengetahui peranan Undang-undang sehingga pada masa itu ukuran dan batasan Nomor 5 Tahun 1999 terhadap upaya terhadap persaingan yang sehat dan tidak sehat menciptakan menjadi kabur dan tidak jelas. persaingan sehat. Setelah Indonesia merdeka, peluang- 2. Untuk iklim perekonomian mengetahui eksistensi dan Komisi peluang usaha yang tercipta selama ini dalam Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) kenyataannya belum mampu membuat seluruh dalam penegakan hukum. masyarakat dapat berpartisipasi dalam 3. Untuk mengetahui mekanisme penanganan pembangunan di berbagai sektor ekonomi. pelanggaran terhadap larangan praktik Demikian juga perkembangan usaha swasta, di monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. satu sisi dipengaruhi oleh berbagai bentuk kebijakan pemerintah yang kurang tepat dan di Metode Penelitian lain sisi, perkembangan usaha swasta tersebut dalam kenyataannya sebahagian besar adalah merupakan perwujudan dari kondisi Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data bagi penyelesaian persaingan usaha yang tidak sehat. Guna penelitian ini adalah metode penelitian hukum memenuhi berbagai tuntutan masyarakat demi normatif , yang dilakukan dengan mencari dan terciptanya pertumbuhan dan perkembangan menganalisa data yang diperoleh dari buku- dunia usaha secara sehat dan benar, disusun buku kepustakaan dan perundang-undangan dan diberlakukanlah Undang-undang Nomor 5 yang tahun permasalah yang sebelumnya. Selain 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. mempunyai keterkaitan telah itu dengan dirumuskan dilakukan pula penelitian hukum empiris (lapangan) yaitu di Polresta Rumusan Masalah Pematangsiantar dengan metode wawancara. 1. Bagaimana peranan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 terhadap iklim perekonomian Pembahasan di Indonesia? 2. Bagaimana eksistensi Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) dalam penegakan hukum ? 3. Bagaimana pelanggaran 1999 Terhadap Iklim Perekonomian di Indonesia. mekanisme terhadap 1. Peranan Undang-undang Nomor 5 Tahun penanganan larangan praktik Latar belakang lahirnya Undang-undang monopoli dan persaingan usaha tidak sehat? Nomor 5 Tahun 1999 adalah bahwa setelah Indonesia merdeka, telah disepakati oleh Tujuan Penulisan bangsa Indonesia bahwa pembangunan bidang ekonomi harus diarahkan kepada terwujudnya 2 Penegakan Hukum atas Pelanggaran terhadap Larangan Praktik Monopoli dan …. Novelina MS Hutapea kesejahteraan rakyat berdasarkan Pancasila pinjaman dan utang luar negeri yang sangat dan Undang-undang dasar 1945. Akan tetapi besar. dalam realitanya ternyata masih banyak Ketergantungan pada Negara lain persoalan dan tantangan dalam perekonomian mengharuskan pemerintah mengikuti berbagai yang belum dapat terpecahkan, khususnya persyaratan yang dibuat oleh Negara pendonor, dengan adanya kecenderungan globalisasi yang jelas-jelas memposisikan Indonesia pada perekonomian kedudukan serta dinamika dan yang sangat lemah, apalagi perkembangan usaha swastanisasi sejak awal orientasi Negara lain di Indonesia hanyalah tahun besar tujuan provit tanpa memperhatikan ketahanan pada ekonomi dan kesinambungan sumber daya kenyataannya merupakan perwujudan dari alam. Banyak perkara-perkara berakhir dengan kondisi persaingan usaha yang tidak sehat. tidak jelas dan berimplikasi terhadap terjadinya Penyelengaraan kurang kesenjangan di masyarakat. Hal ini disebabkan memperhatikan amanat Pasal 33 UUD 1945 rendahnya tingkat profesionalitas para penegak dan hukum dan tidak adanya itikad baik untuk 1990-an. perkembangan Sebahagian usaha swasta ekonomi cenderung nasional menunjukan corak monopolistic. Para pengusaha yang dekat memperbaiki dengan sudah terpuruk. elit kekuasaan kemudahan-kemudahan mendapatkan yang berlebihan, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial. Kegagalan pemerintah Orde Baru di perekonomian Negara yang Pemerintah transisi dengan Kabinet Reformasi di bawah Presiden B.J.Habibi yang hampir tiap hari digoyang demonstrasi bidang pembangunan ekonomi, khususnya mahasiswa merasa harus berbuat sesuatu guna mencegah praktik monopoli mengakibatkan memenuhi tuntutan terjadinya pemusatan kekuatan ekonomi pada mengemban aspirasi sedikit kelompok tertentu dalam masyarakat. Sidang Istimewa MPR-RI dalam TAP MPR-RI Monopoli menghalangi terjadinya persaingan No.X/MPR/1998 yang sehat yang membawa dampak terciptanya Reformasi ekonomi tinggi yang membebani masyarakat Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan luas, karena faktor-faktor produksi tidak Nasional berjalan secara efisien sementara hasil-hasil “Membuat perekonomian lebih efisien dan praktik kompetitif dengan menghilangkan berbagai monopoli hanya dinikmati oleh mahasiswa masyarakat. tentang Pembangunan Sub A (2)c yang Amanat Pokok-pokok Dalam sebagai Rangka berikut: beberapa gelintir orang ataau kelompok usaha praktik tertentu. Reformasi yang terus bergulir di system insentif yang mendorong efisiensi dan Indonesia pada dasarnya dipicu oleh gejolak inovasi”. monopoli serta mengembangkan ekonomi yang berkepanjangan dan merusak DPR-RI yang pada waktu itu masih sendi-sendi utama perekonomian nasional, dikuasai oleh kelompok-kelompok status quo secara kelemahan bersama pemerintah melihat momen yang tepat ekonomi Indonesia yang dibangun atas dasar untuk mengeluarkan aturan hukum persaingan fundamental membuka 3 www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen yang bertolak belakang upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013 dengan praktok c. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 41 perdagangan era Orde Baru, maka disahkanlah Undang-undang ini diancam pidana Undang-undang Nomor 5 Tahun 1995 dengan denda harapan dapat berperan dalam mengatur 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) berfungsinya mekanisme pasar secara wajar, dan dan kondisi 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), persaingan antara pelaku usaha dapat berjalan atau pidana kurungan pengganti denda secara sehat, tertib, teratur dan efisien serta selama-lamanya 3 (tiga) bulan. menjamin adanya kepastian hukum dengan Sedangkan dapat menciptakan suatu serendah-rendahnya setinggi-tingginya Pidana tambahan Rp Rp diatur dipidananya para pelaku yang melanggar dalam Pasal 49 berupa : (1) pencabutan izin larangan praktik monopoli dan persaingan usaha; atau (2) larangan kepada pelaku usaha usaha tidak sehat. yang telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap undang-undang ini untuk menduduki Di dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 sanksi pidana diatur dalam Pasal 48, yaitu pidana pokok, sebagai berikut: a. Pasal 9 sampai dengan Pasal 14, Pasal 16 sampai dengan Pasal 19, Pasal 25, Pasal 27, dan Pasal 28 diancam pidana serendah 25.000.000.000,00 rendahnya (dua puluh Rp lima miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), atau pidana kurungan pengganti denda selamalamanya 6 (enam) bulan. b. sampai dengan Pasal 8, Pasal 15, Pasal 20 sampai dengan Pasal 24, dan Pasal 26 Undang-undang ini diancam pidana serendahrendahnya Rp 5.000.000.000,00 ( lima miliar rupiah) dan setinggi-tingginya 25.000.000.000,00 (dua Rp puluh lima miliar rupialh), atau pidana kurungan pengganti denda (lima) bulan. selama-lamanya atau tindakan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian pada pihak lain. Selain sanksi pidana juga ada diatur ketentuan tentang tindakan administratif sebagaimana diatur dalam Psal 47, sebagai berikut (1) komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini. (2) tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5 denda kurangnya 2 (dua) tahun dan selama-lamanya 5 (lima) tahun; atau (3) penghentian kegiatan Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 4, denda jabatan direksi atau komisaris sekurang- 5 berupa: (a) penetapan pembatalan perjanjian sebagamana dimaksud dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal 16; dan atau; (b) perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14; dan atau; (c) perintah kepada menghentikan pelaku kegiatan usaha yang untuk terbukti menimbulkan praktek monopoli dan atau menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat; dan atau (d) 4 Penegakan Hukum atas Pelanggaran terhadap Larangan Praktik Monopoli dan …. Novelina MS Hutapea perintah kepada menghentikan pelaku untuk usaha tidak sehat, sebagaimana diatur posisi dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24; usaha penyalahgunaan dominan; dan atau; (e) penetapan pembatalan (c) melakukan penilaian terhadap ada atau atas penggabungan atau peleburan badan usaha tidak adanya penyalahgunaan posisi dan pengambilalihan sebagaimana dimaksud dominan yang dapat mengakibatkan dalam Pasal 28; dan atau (f) penetapan terjadinya praktek monopoli dan atau pembayaran pengenaan ganti rugi; denda dan atau; (g) persaingan serendah-rendahnya Rp sebagaimana diatur dalam Pasal 25 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp 25.000.000.000,00 (dua usaha tidak sehat, sampai dengan Pasal 28; (d) puluh lima miliar rupiah). mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 36. 2. Eksistensi Komisi Pengawasan Persaingan (e) terhadap kebijakan Pemerintah yang Usaha (KKPU) Dalam Penegakan Hukum Eksistensi KPPU dalam berkaitan dengan praktek monopoli dan upaya atau persaingan usaha tidak sehat; menegakan hukum persaingan usaha telah mendapat tempat tersendiri dalam memberikan saran dan pertimbangan (f) menyusun pedoman dan atau publikasi ketentuannya dan diharapkan komisi ini dapat yang berkaitan dengan Undang-Undang pula ini; menunjukan melaksanakan eksistensinya pengawasan dalam terhadap (g) memberikan laporan secara berkala atas pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 tahun hasil kerja Komisi kepada Presiden dan 1999. Tugas dan wewenang KPPU diatur Dewan Perwakilan Rakyat. dalam ketentuan Pasal 35 dan Pasal 36 Selanjutnya diatur pula wewenang Undang-Undang No. 5 Tahun 1999. Dalam KPPU di dalam Pasal 36 Undang-undang rumusan Pasal 35 Undang-Undang No. 5/1999 Nomor 5 Tahun 1999 sebagai berikut: dikatakan bahwa tugas Komisi meliputi : (a) (a) melakukan penilaian terhadap perjanjian atau dari pelaku usaha tentang dugaan yang dapat mengakibatkan terjadinya terjadinya praktek monopoli dan atau praktek monopoli dan atau persaingan persaingan usaha tidak sehat; usaha tidak sehat sebagaimana diatur (b) menerima laporan dari masyarakat dan (b) melakukan penelitian tentang dugaan dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 16; adanya kegiatan usaha dan atau tindakan melakukan penilaian terhadap kegiatan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan usaha dan atau tindakan pelaku usaha terjadinya praktek monopoli dan atau yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat; praktek monopoli dan atau persaingan (c) melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan 5 www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013 praktek monopoli dan atau persaingan (d) (e) (f) (l) menjatuhkan sanksi berupa tindakan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh administratif kepada pelaku usaha yang masyarakat atau oleh pelaku usaha atau melanggar ketentuan undang-undang ini. yang ditemukan oleh Komisi sebagai Dari wewenang KPPU sebagaimana hasil penelitiannya; telah dijelaskan di atas dapat dipahami bahwa menyimpulkan hasil penyelidikan dan wewenang KPPU untuk menjatuhkan sanksi atau pemeriksaan tentang ada atau tidak bagi pelaku usaha yang melanggar ketentuan adanya praktek monopoli dan atau Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 hanya persaingan usaha tidak sehat; terbatas dapat menjatuhkan sanksi tindakan memanggil pelaku usaha yang diduga administratif saja, telah melakukan pelanggaran terhadap menjatuhkan sanksi ketentuan undang-undang ini; pengadilan. sedangkan wewenang pidana ada pada memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran 3. Mekanisme Penanganan Pelanggaran terhadap Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat terhadap ketentuan undang-undang ini; (g) meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi; (h) meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini; (i) mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna penyelidikan dan atau pemeriksaan; (j) memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat; (k) memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktek monopoli dan atau persaingan Pelaporan tentang telah terjadinya pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 dapat dilakukan oleh setiap orang yang mengetahui telah terjadi atau patut diduga telah terjadi pelanggaran, secara tertulis kepada KPPU dengan keterangan yang jelas dan menyertakan identitas pelapor. Demikian pula pihak yang dirugikan sebagai akibat terjadinya undang pelanggaran Nomor 5 terhadap Tahun Undang- 19995 dapat melaporkan secara tertulis kepada Komisi dengan keterangan yang lengkap dan jelas tentang telah terjadinya pelanggaran serta kerugian yang menyertakan ditimbulkan, identitas pelapor. dengan Identitas pelapor wajib dirahasiakan oleh Komisi. Akan tetapi berdasarkan Pasal 40 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, komisi dapat juga melakukan pemeriksaan terhadap pelaku usaha apabila ada dugaan terjadi pelanggaran usaha tidak sehat; 6 Penegakan Hukum atas Pelanggaran terhadap Larangan Praktik Monopoli dan …. Novelina MS Hutapea Undang-undang tersebut walaupun tanpa adanya laporan. untuk dilakukan penyidikan sesuai dengan Berdasarkan laporan tersebut di atas, komisi menyerahkan perkara tersebut kepada penyidik wajib melakukan pendahuluan. Dalam lambatnya (tiga 30 pemeriksaan Dalam selambat- pemeriksaan waktu puluh) ketentuan yang berlaku. hari setelah hal komisi lanjutan, melaksanakan Komisi wajib menyelesaikan pemeriksaan lanjutan selambat- menerima laporan, Komisi wajib menetapkan lambatnya perlu atau tidaknya dilakukan pemeriksaan dilakukan pemeriksaan lanjutan sebagaimana lanjutan (Pasal 39 ayat 1 Undang-undang dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1). Jika Nomor tahun 1999). Dalam pemeriksaan diperlukan, jangka waktu pemeriksaan lanjutan lanjutan, komisi wajib melakukan pemeriksaan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) terhadap hari. pelaku usaha yang dilaporkan. Komisi wajib menjaga kerahasiaan informasi 60 (enam puluh) hari sejak Komisi wajib memutuskan telah terjadi yang diperoleh dari pelaku usaha yang atau dikategorikan sebagai rahasia perusahaan. undang-undang ini selambat-lambatnya 30 Apabila dapat (tiga puluh) hari terhitung sejak selesainya mendengar keterangan saksi, saksi ahli, dan pemeriksaan lanjutan. Putusan Komisi harus atau melakukan dibacakan dalam suatu sidang yang dinyatakan anggota terbuka untuk umum dan segera diberitahukan dipandang pihak lain. perlu Komisi Dalam kegiatannya/tindakan-tindakannya, Komisi dilengkapi dengan surat tugas. tidak terjadi pelanggaran terhadap kepada pelaku usaha. Dalam waktu 30 (tiga Pelaku usaha dan atau pihak lain yang puluh) hari sejak pelaku usaha menerima diperiksa wajib menyerahkan alat bukti yang pemberitahuan putusan, maka komisi tersebut, diperlukan dalam penyelidikan dan atau pelaku usaha wajib melaksanakan putusan pemeriksaan. Berdasarkan Pasal 42 Undang- tersebut undang Nomor 5 tahun 1999, alat-alat bukti pelaksanaannya kepada Komisi. dan menyampaikan laporan pemeriksaan Komisi berupa: (a) keterangan Apabila pelaku usaha tidak menerima saksi; (b) keterangan ahli; (c) surat dan atau putusan komisi, maka pelaku usaha yang dokumen; (d) petunjuk; (e)keterangan pelaku bersangkutan dapat mengajukan keberatan usaha. kepada Pengadilan Negeri selambat-lambatnya Pelaku usaha menolak 14 (empat belas) hari setelah menerima diperiksa, menolak memberikan informasi pemberitahuan putusan tersebut. Pengadilan yang diperlukan dalam penyelidikan dan atau Negeri harus memeriksa keberatan pelaku pemeriksaan, proses usaha dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak penyelidikan dan atau pemeriksaan. Jika diterimanya keberatan tersebut dan harus pelaku usaha atau pihak lain menolak diperiksa memberikan putusan dalam waktu 30 (tiga atau memberikan informasi yang diperlukan puluh) hari sejak dimulainya pemeriksaan guna penyelidikan atau pemeriksaan, komisi keberatan tersebut. atau dilarang menghambat 7 www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013 Jika atas putusan Pengadilan Negeri, pihak yang mengajukan keberatan tetap Pidana. Ketentuan Pasal 1 angka 2 KUHAP menyebutkan bahwa penyidikan adalah merasa keberatan, maka terhadap putusan serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan Pengadilan Negeri tersebut, yang bersangkutan menurut cara yang diatur dalam undang- dalam waktu 14 (empat belas) hari dapat undang ini untuk mencari serta mengumpulkan mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung bukti yang dengan bukti itu membuat terang Republik Indonesia. Mahkamah Agung harus tentang tindak pidana yang terjadi dan guna memberikan putusan dalam waktu 30 (tiga menemukan tersangkanya. puluh) hari sejak permohonan kasasi diterima. Dalam konteksnya dengan penyidikan Pelaku usaha yang tidak mengajukan tindak pidana larangan praktik monopoli dan keberatan dalam jangka waktu 14 (empat persaingan usaha, berdasarkan penelitian di belas) hari setelah menerima pemberitahuan lapangan (Polresta Pematangsiantar) diperoleh putusan dianggap menerima putusan komisi. penjelasan bahwa setelah menerima keputusan Apabila KPPU, penyidik akan melakukan penyidikan tidak terdapat keberatan, maka putusan Komisi telah mempunyai kekuatan dengan hukum yang tetap. Terhadap putusan komisi tersebut dan guna kepentingan penyidikan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut, penyidik melaksanakan dapat dimintakan penetapan eksekusi kepada wewenangnya sebagaimana diatur Pengadilan Negeri. ketentuan Pasal 7 ayat (1) KUHAP. seksama berdasarkan keputusan dalam Dalam hal pelaku usaha menerima Jika penyidikan sudah selesai, penyidik putusan komisi tetapi tidak mengindahkan atau menyerahkan berkas perkara tersebut kepada tidak menjalankan putusan, maka komisi penuntut umum dengan ketentuan penuntut menyerahkan umum putusan tersebut kepada dapat melakukan prapenuntutan. penyidik untuk dilakukan penyidikan sesuai Penyidikan dianggap telah selesai apabila dengan dalam jangka waktu empat belas hari penuntut ketentuan undangan peraturan perundang- yang berlaku. Putusan komisi umum tidak mengembalikan hasil penyidikan tersebut merupakan bukti permulaan yang atau apabila sebelum batas waktu berakhir cukup telah ada pemberitahuan tentang hal itu dari bagi penyidik untuk melakukan penyidikan. Dalam hal perkara pelanggaran terhadap penuntut umum kepada penyidik (Pasal 110 ayat (1) sampai ayat (3)) KUHAP. larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat sudah diserahkan kepada Penutup penyidik berdasarkan putusan KPPU yang merupakan bukti permulaan yang cukup untuk Dengan adanya aturan-aturan di bidang dilakukannya penyidikan, maka penyidik akan perekonomian, seperti larangan praktik memproses perkara tersebut sesuai dengan monopoli, dan larangan persaingan usaha yang ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Acara tidak sehat, maka sebagai hukum, Undang8 Penegakan Hukum atas Pelanggaran terhadap Larangan Praktik Monopoli dan …. Novelina MS Hutapea undang Nomor 5 Tahun 1999 akan berperan melanjutkan penyidikan, maka penyidikan mengatur berfungsinya mekanisme pasar dilakukan sesuai dengan ketentuan Undang- secara wajar, dan diharapkan juga dapat undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab berperan menciptakan suatu kondisi Undang-undang persaingan antara pelaku usaha dapat berjalan (KUHAP). Hukum Acara Pidana secara sehat, tertib, teratur dan efisien serta menjamin adanya kepastian hukum . Eksistensi Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) dalam penegakan hukum telah mendapat tempat tersendiri dalam pengaturan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999. KPPU dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1995. Putusan KPPU atas pelanggaran pelaku usaha merupakan bukti permulaan yang cukup bagi penyidik untuk melakukan penyidikan. Dengan adanya keputusan dari KPPU sebagai bukti permulaan bagi penyidik untuk melaksanakan penyidikan, maka penanganan Pustaka Bassar M. Sudradjat., Tindak-tindak Pidana Tertentu Di Dalam KUHP, CV. Remadja Karya, Bandung, 1986. Chazawi Adami., Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010. Hakim Abdul G., Nusantara, Politik Hukum Indonesia, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum, Jakarta,1988. Ibrahim Johnny., Teori Dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media Publishing, Malang, 2006. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). perkara pidana pelanggaran terhadap larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dapat dimulai. Jika penyidik berpendapat bahwa bukti permulaan itu sudah cukup untuk Catatan : Tulisan ini telah dipublikasi pada Majalah : Dinamika : Vol. XI, No. 1 Januari – April 2013; ISSN : 1693 - 1912. 9