STATUS TROFIK DAN ESTIMASI POTENSI PRODUKSI IKAN PADA PERAIRAN LITORAL DANAU SINGKARAK SUMATERA BARAT Oleh : RIKO EDI SUSANDRA 0910016111035 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2014 0 STATUS TROFIK DAN ESTIMASI POTENSI PRODUKSI IKAN PADA PERAIRAN LITORAL DANAU SINGKARAK SUMATERA BARAT Riko Edi Susandra1, Hafrijal Syandri2 dan Elfrida2 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan e-mail : [email protected] 2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Jurusan Budidaya, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Abstract State of tropic represent picture about condition of the freshwater tropic level, while potency fish production at one particular territorial aquatic ecosystem represent ability of the freshwater to fish production. Research about state of tropic estimation and fish production at freshwater of littoral zone of Singkarak Lake have been in November 2013 with a purpose to research to know state of tropic at lake littoral zone and estimation fish production. Result of research show November 2013 (the rains) assess phosphorus rate is 43,12 µg/L, brightness of littoral zone 4,3 m, rate of chlorophyll-a 99,40 µg/L so that obtained mean rage assess state index of trophic equal to 59,33 µg/L with the value hence littoral zone pertained eutrophyc lightly. Estimation value fish production in November 2013 mean equal to 23,86 kg/ha/year with value of DHL mean range from 16,02 - 19,73 ms/cm-1. Keywords :Singkarak Lake, area of littoral, water quality, state of trophic, estimationfish production. PENDAHULUAN Provinsi Sumatera Barat memiliki luas area 42.297,3 km2 dan memiliki kondisi alam yang berupa dataran tinggi yang bergununggunung.Dari luas area yang dimiliki hanya 15 % yang bisa digunakan untuk pertanian. Provinsi ini memiliki 5 danau besar yaitu: Danau Singkarak (10.908,2 ha), Danau Maninjau (9.950 ha), Danau Atas (3.500 ha), Danau Bawah (1.400 ha) serta Danau Talang (500 ha). Danau Singkarak terletak pada 100o28’28” BT – 100o36’08” BT dan 0o32’01” LS – 0o42’03” LS. Luas danau ini 10.908,2 ha, kedalaman maksimum 271,5 m, kedalaman rata-rata 178,677 m, panjang maksimum 20,808 km, dan lebar maksimum 7,175 km (Suryono et al., 2006). Air masuk berasal dari Sungai Sumpur, Sungai Sumani, serta beberapa sungai kecil di sekeliling danau. Sedangkan air keluar hanya melalui Sungai Ombilin.Danau ini dimanfaatkan untuk perikanan berupa kegiatan penangkapanoleh penduduk sekitar, PLTA, irigasi dan kegiatan pariwisata (Sulawesty, 2007). Bermacam aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar danau tentu saja akan mempengaruhi organisme di dalamnya dan kualitas air yang lama kelamaan akan menjadi menurun, khususnya organisme akuatik. Pemukiman penduduk yang semakin bertambah mengakibatkan jumlah limbah domestik yang masuk ke perairan setiap harinya juga bertambah. Di sekitar danau juga dipenuhi oleh kegiatan pertanianmilik masyarakat setempat yaitu berupa sawah-sawah dengan ukuran yang luas dimana aliran dari pengairan pesawahan tersebut di alirkan ke sungai-sungai danakhirnya akan bermuara ke Danau Singkarak. Dengan adanya berbagai macam aktivitas tentu saja akan berdampak positif dan negatif bagi perairan Danau Singkarak. Tanpa adanya upaya pengelolaan terhadap sumber air yang memasuki perairan danau maka tidak dapat di hindari kualitas perairan di danau ini bisa saja akan mengalami penurunan. Penurunan kualitas perairan yang terjadi akan dapat mempengaruhi kehidupan organisme akuatik yang hidup di danau tersebut, sehingga kemungkinan adanya pengaruh terhadap komonitas ikan yang terjadi. Pertumbuhan permukiman sekitar danau mengakibatkan pemanfaatan ruang tumpangtindih.Pemanfaatan lahan untuk pemungkiman di 1 sepanjang DAS yang bermuara ke danau membawa limbah domestik masuk ke danau melalui sungai, serta endapan erosi akibat pembukaan lahan permukiman (Bapedal danUNP, 2000). Pesatnya pemanfaatan ruang sekitar danau berdampak masuknya limbah cair dan limbah padat ke danau yang mengakibatkan terjadinya perubahan kualitas air dan ekosistem danau terutama kelengkapan struktur rantai makanan dan energi alamiah danau. Besarnya kontribusi limbah padat yang masuk ke danau disebabkan karena belum adanya sarana dan prasarana pengelolaan sampah di sekitar danau. Di samping itu, rendahnya kualitas sumber daya manusia setempat, sehingga masyarakat tidak mengetahui pentingnya kelestarian ekosistem danau di masa yang akan datang (PSLH Unand, 2002). Kerusakan Danau Singkarak telah menyebabkan keseimbangan ekosistem danau terganggu. Apabila tidak dikelola dengan baik, maka fungsi danau sebagai fungsi ekologis, sosial dan ekonomi akan terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status trofik daerah litoral Danau Singkarak dan mengetahui tingkat potensi produksi ikan di Danau Singkarak.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kesuburan suatu danau dan mengetahui bagaimana keadaan kualitas perairan Danau Singkarak.Selain itu penelitian ini diharapkan juga dapat mengetahui perkiraan potensi produksi ikan di Danau Singkarak. METODE PENELITIAN Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey dengan mengumpulkan data di lapangan dan analisis di laboratorium, kemudian melakukan pengambilan titik sampel secara purposive sampling.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 (musim hujan) yang dilakukan pada 4 stasiun yaitu Outlet PLTA Singkarak di Ombilin, Outlet PLTA Singkarak di Malalo, Inlet muara Batang Lembang Sumanidan Inlet Sungai Sumpur. Lokasi dan nama stasiun penelitian dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 1. Tabel 1. Deskripsi Setiap Stasiun Pengukuran Parameter Kualitas Air di Danau Singkarak Stasiun Outlet PLTA Singkarak di Ombilin (OM) Posisi Geografi S:00032’ 18,8 E:100029’30,3 Deskripsi/Keterangan Perairan litoral, subtrat dasar berpasir, adanya tanaman jariamon,terdapatnya aktifitas MCK, padat dengan permukiman penduduk di sekitar tepi danau, banyaknya terdapat bangunan liar/warung liar di sekitar tepi danau, adanya tumpukan beberapa sampah di dasar perairan pada kedalaman 2 meter, terdapatnya aktifitas keramaian seperti pasar di dekat danau. Outlet PLTA Singkarak di Malalo (MA) Inlet Muara Batang Lembang Sumani (BL) S:00036’03,0 E:1000 29’52,4 Perairan litoral terjal berbatu, subtrat dasar berpasir, terdapat beberapa yunit KJA, permukiman penduduk cukup banyak pada tepi danau, adanya sungaisungai kecil yang masuk kedalam danau. S:000 41’55,6 E:1000 35’12,5 Inlet Sungai Sumpur (SP) S:000 33’29,2 E:100032’53,6 Perairan litoral landai, banyak kegiatan pertanian di dekat danau dan sepanjang sungai, subtrat dasar lumpur berpasir, banyaknya terdapat sampah yang menumpuk di tepi danau dan di dasar perairan litoral, perairan litoral ditumbuhi banyak tanaman jariamon, banyak terdapat tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes). Perairan litoral landai, banyaknya kegiatan pertanian didekat danau, subtrat dasar lumpur berpasir, banyak ditumbuhi tanaman berduri dan rumput, banyak terdapat eceng gondok dan Jariamon pada perairan litoral danau, adanya kegiatan penangkapan di hulu Sungai, banyak terdapat tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes. 2 Inlet Sungai Sumpur OutletPLTA Singkarak di Malalo Outlet PLTA Singkarak di Ombilin Inlet batang Lembang Sumani Gambar 1. Lokasi Penelitian di Danau Singkarak Pada setiap stasiun , sampel air diambil pada 3 titik yaitu pada bagian tepi, tengah dan perbatasan limnetik. Sampel air yang diambil pada permukaan perairan digunakan untuk pemeriksaan parameter fisika, kimia dan biologi perairan. Contoh air yang akan dianalisis di lapanagan seperti temperatur, pH, kecerahan, kedalaman dan di laboratorium dilakukan analisis kimia dan biologi yang terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Metode pengujian dan alat untuk analisis parameter kualitas air pada badan air (Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001) No I 1 2 3 4 II 5 III 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Parameter Fisika Temperatur pH Kedalaman Kecerahan Biologi Klorofil-a Kimia Residu Terlarut(TDS) Residu Tersuspensi(TSS) BOD COD DO Total Fosfat Sebagai P Orthopospat (PO4-P) TOM Nitrat Sebagai N Nitrit Sebagai N Kesadahan Alkalinitas Daya Hantar Liatrik Satuan Metode / Alat 0 C Unit m m Thermometer Insitu, Kertas pH universal Tali Seichi Disk Insitu, Seichi Disk mg/m3 Analisis Labor, Spektrofotometer mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L ms/cm µg/L Gravimetri Gravimetri Metode Refluks, Kalium Dikromat Elektrokimia,OT-Meter Asam Askobat, Spektrofotometer Analisis Labor, Spektrofotometer Analisis Labor, Spektrofotometer Analisis Labor, Spektrofotometer Analisis Labor, Spektrofotometer Analisis Labor, Spektrofotometer Analisis Labor, Spektrofotometer Analisis Labor, Spektrofotometer Gravimetrik, Neraca Analitik 3 Status trofik suatu perairan dicirikan dengan tinggi rendahnya kandungan unsur hara, seperti N dan P serta kelimpahan fitoplanton atau konsentrasi klorofilnya. Carlson (1977) mengajukan suatu indeks status trofik perairan yang didasarkan kepada kecerahan perairan dari hasil pembacaan keping serchi disk, kandungan total fosfor dan kandungan klorofil-a. Berdasarkan indeks trofik stofik yang diajukan, maka indeks status trofik danau yang diteliti menghitung memakai rumus index status trofik dari Carlsin’s (Carlson’s trophic state index, TSI) dengan kriteria seperti Tabel 3. (Carlson, 1977), yaitu : TSI-TP=14,42 Ln[TP]+4.15 TSI-SD=60-14,41 Ln[SD] TSI-Chl=30,6 +9,81 Ln[Chl] Rataan TSI TSI-Chl = Nilai Trofik Status Indeks untuk Cklorofil-a Keterangan: TP = Total Fosfor (µg/I) SD = Kecerahan air (M) Chl = kadar klorofil-a (µg/I) Untuk menduga besarnya potensi produksi ikan (kg/ha/tahun) di danau Singkarak menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Henderson dan Welkomme (1974) dalamMoreau dan De Silva (1991)yaitu: Y=14,314 MEI 0’4681. Keterangan : Y = Potensi produksi ikan (kg/ha/tahun) MEI = Morpho Edhaphic index yaitu besaran nilai daya hantar listrik(Conductivity) dalam satuan umhos dibagi dengan kedalaman rata-rata danau dalam satuan meter. (TSI TP TSI SD TSI Chl ) 3 Keterangan : TSI-TP = Nilai Trofik Status Indeks untuk total fosfor TSI-SD = Nilai Trofik Status Indeks untuk kecerahan Tabel 3. Kategori Status Trofik Berdasarkan Indeks Status Trofik (Carlson, 1977) Score <30 Status Trofik Ultraoligotrofik 30-40 Oligotrofik 40-50 Mesotrofik 50-60 Eutrofik ringan 60-70 Eutrofik sedang 70-80 Eutrofik berat >80 Hypereutrofik Keterangan Air jernih, konsentrasi oksigen terlarut tinggi sepanjang tahun dan mencapai zona hipolimnion. Air jernih, dimungkinkan adanya pembatasan anoksik pada zona hipoliminetik secara periodic(DO=0). Kecerahan air sedang, peningkatan perubahan sifat anoksik di zona hipolimnetik, secara estetika masih mendukung untuk kegiatan olah raga. Penurunan kecerahan air, zona hipolimnetik bersifat anoksik, terjadi problem tanaman air, hanya ikan-ikan yang mampu hidup di air hangat, mendukung kegiatan olah raga air tetapi perlu penanganan. Didominasi oleh alga hijau-biru, terjadi penggumpalan, problem tanaman air sudah ekstensif. Terjadi blooming alga berat, tanaman air membentuk lampisan bed seperti kondisi hypereutrofik. Terjadi gumpalan alga, ikan mati, tanaman air sedikit di dominasi oleh alga. . CARLSONdan pendugaan potensi produksi ikan digunakan data rata-rata parameter kualitas air Danau Singkarak yang terdapat pada Tabel 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mencari penghitungan tingkat kesuburan perairan dari indeks TSI 4 Tabel 4. Data Rata-rata parameter kualitas air Danau Singkarak N o Parameter Satuan MDL Sampel air pada permukaan *Baku mutu (OM) (MA) (BL) (SP) 1 Zat padat terlarut(TDS) mg/L 1,0 57,80 15,25 76,79 41,24 1000 2 Zat tersuspensi (TSS) mg/L 1,0 34,90 14,79 43,81 30,20 50 3 4 5 6 BOD COD DO Total fhosphat sebagai P mg/L mg/L mg/L mg/L 0,5 2 0,5 0,01 2,04 25,01 5,85 0,45 1,36 13,47 6,32 0,38 2,45 36,25 5,34 0,80 1,95 24,40 5,59 0,55 3 25 4 0,2 7 OrtoPhosphat (PO4-P) mg/L 0,02 0,26 0,25 0,33 0,18 0,2 8 9 TOM Nitrat (NO3)sebagai N mg/L mg/L 0,001 0,1 11,4 0,66 7,98 0,25 11.36 1,15 10,3 0,68 10 10 Nitrit (NO2)sebagai N mg/L 0,006 0,176 0,098 0,221 0,149 0.06 11 Kesadahan 51,01 75,39 57,50 67,93 350 Alkalitas mg/L mg/L 0,01 12 0,01 52,79 73,62 48,27 61,69 < 80 13 DHL Ms/cm-1 0,001 19,73 16,02 18,11 16,99 22,50 14 Klorofil-a mg/L 0,001 1,0936 1,6723 0,7485 1,1762 Keterangan: OM MA BL SP = = = = Outlet PLTA Singkarak di Ombilin Outlet PLTA Singkarak di Malalo Inlet muara Batang Lembang Sumani Inlet Sungai Sumpur Kecerahan adalah ukurantransparansi perairan atau sebagian cahaya yang diteruskan. Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan yang diungkapkan dengan satuan meter sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran dan padatan tersuspensi. Selain itu kecerahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman perairan karena semakin dalam perairan maka daerah yang dalam tidak mampu lagi dijangkau oleh cahaya. Kecerahan perairan di lokasi pengambilan sampel berkisar antara 3,8-4.5 Meter (Tabel 5 ), ini menandakan bahwa perairan sangat baik dimana cahaya matahari maksimal masuk ke dalam perairan sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna. Klorofiladalah zat pembawa warna hijau pada tumbuh-tumbuhan, yang berperan melakukan fotosintesis (menyerap dan menggunakan energi sinar matahari untuk mensintesis oksigen dan karbohidrat dari C0 2 dan H2O) pada tumbuh-tumbuhan, oleh karena itu, besarnya kandungan klorofil berpengaruh besar dalam menentukan laju fotosintesi.Untuk kegiatan fotosintesis pada umumnya yang sangat berperan penting dalam perairan adalah klorofila yang terdapat pada semua organisme yang Status Trofik Danau Singkarak Status trofik perairan dicirikan dengan tinggi rendahnya kandungan unsur hara seperti N dan P serta kelimpahan fitoplanton atau konsentrasi klorofilnya.Carlson’s (1977) mengajukan suatu indeks status trofik perairan yang didasarkan kepada kecerahan perairan dari hasil pembacaan serchi disk, kandungan posfor dan klorofil-a. Total fosfor menggambarkan jumlah total fosfor baik berupa partikulat maupun terlarut, organik maupun anorganik. Fosfot merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan (Dugan, 1972dalamSuryono ,.et al 2006). Jorgensen, 1990dalamSilalahi, 2009bahwa tingkattrofik (kesuburan) suatu danau juga dapat dinyatakan berdasarkan kandungan total nitrogen (TN), total fosfot (TP), klorofil-a dan biomassa fitoplanton. Dari hasil analisis parameter kulitas air pada empat stasiun di Danau Singkarak menunjukkan bahwa konsentrasi total fosfor pada bulan November 2013 berkisar antara 32,45-59,37 µg/L (Tabel 5 ). 5 eutotrof. Dari perhitungan indeks status trofik klorofil-a berkisar antara 96,63-103,40 µg/L (Tabel. 5 ). Berdasarkan nilai tersebut maka indeks status trofik (TSI) perairan litoral Danau Singkarak yang diteliti pada bulan November 2013 (musim hujan) berkisar antara 56,61-62,14 (Tabael 5 ) maka perairan Danau Singkarak dikategorikan eutrofik ringan menuju eutrofik sedang. Eutrofik ringan terdapat pada stasiun outlet PLTA Singkarak di Ombilin (OM) berkisar antara 59,37, inlet muara Batang Lembang Sumani (BL) berkisar antara 56,61 dan inlet Sungai Sumpur (SP) yang berkisar antara 59,21. Eutrofik sedang terdapat pada stasiun outlet PLTA Singkarak di Malalo yang berkisar antara 62,14 (Tabel 5 ) hal tersebut dikarenakan pada stasiun ini terdapatnya beberapa unit KJA dan penduduk yang cukup padat. Sebagai perbandingan tingkat kesuburan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri berkisar antara 50,382 – 58,335 yaitu eutrofik ringan (Wiryanto,.et al 2009), tingkat kesuburan tertinggi terdapat pada Danau Limboto Gorontalo berkisar antara 68,89 – 85,97 yaitu eutrofik menuju hipereutrofik (Suryono,. et al 2010), sedangkan pada Danau Maninjau berkisar antara 76,61 – 78,62 yaitu eutrofik berat (Syandri,et al 2013). Tabel 5. Trofik Status Indeks (Carlson Trophic State Index, TSI, 1977) Perairan Danau Singkarak pada bulan November 2013 Stasiun Penelitian total fosfor (µg/L) Kecerahan (meter) Klorofil-a (µg/L) Outlet PLTA Singkarak di Ombilin (OM) 40,56 4,5 99,24 59,37 Eutrofik ringan Outlet PLTA Singkarak di Malalo (MA) 43,00 4 103,40 62,14 Eutrofik sedang Inlet Muara Batang Lembang Sumani (BL) 32,45 3,8 96,63 56,61 Eutrofik ringan Inlet Sungai Sumpur(SP) 37,67 4 99,95 59,21 Eutrofik ringan 43,12 4,3 99,40 59,33 Eutrofik ringan Nilai rata-rata TSI Rata-rata (score) Status Trofik pada zona hulu berkisar antara 40-60 umhous/cm dan pada zona hilir yang telah terpengaruh oleh salinitas air laut berkisar antara 61-74 umhous/cm (Samuel, 2004). Nilai DHL Sungai Citarup dan anak-anak sungainya berkisar antara 20-30 umhous/cm (Kartamihardja, et al 1989dalamSamuel, 2004). Sedangkan nilai DHL sungai Kampar dan banjiran berkisar antara 5,00-5,50 umhous/cm (Azrita, et al 2011). Kemudian DHL Danau Maninjau berkisar antara 33.04-45,67 umhous/cm (Syandri, et al 2013). Pengukuran potensi produksi ikan di perairan litoral Danau Singkarak dengan menggunakan Morpho Edhaphic Index (MEI) yang merupakan hasil dari nilai parameter Daya Hantar Listrik (DHL) dibagi dengan kedalaman rata-rata perairan litoral Danau Singkarak. Potensi Produksi Ikan di Perairan Litoral Danau Singkarak Daya Hantar Listrik (DHL) adalah gambaran numerik dari kemampuan air untuk meneruskan aliran listrik. Semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, maka akan semakin tinggi nilai Daya Hantar Listrik (DHL). Boyd (1979) menyatakan bahwa nilai DHL perairan alami berkisar antara 201.500 umhos/cm, sedangkan perairan laut bisa memiliki DHL yang sangat tinggi dikarenakan banyaknya garam-garam yang terlarut di dalamnya. Nilai DHL perairan Danau Singkarak berkisar antara 16,02-19,73 umhos/cm (Table 4 ). Berarti perairan Danau Singkarak tergolong perairan yang mempunyai DHL yang rendah. Sebagai perbandingan nilai DHL sungai Musi 6 Pertimbangan karena Danau Singkarak adalah produktifitas primernya bukan berasal dari Vulkano-tektonik yang perairan litoralnya fitoplanton saja, namun juga berasal dari mempunyai banyak tumbuhan air seperti eceng tumbuhan air yang hidup di kawasan litoral gondok, jariamon, kangkung air, rumput, danau ini.Hasil pengukuran kedalaman air, nilai kumpai, hydrilla dan lain-lain yang merupakan parameter DHL pada bulan November 2013 area produktif bagi kehidupan ikan dan aktifitas dicantumkan pada Tabel 6. penangkapan. Pada perairan litoral ini Tabel 6. Kedalaman rata-rata (meter) perairan litoral Danau Singkarak pada bulan November 2013 Stasiun Penelitian Outlet PLTA Singkarak di Ombilin (OM) Outlet PLTA Singkarak di Malalo (MA) Inlet muara Batang Lembang Sumani (BL) Inlet Sungai Sumpur (SP) Kedalama bagian tepi Kedalaman bagian tengah 2 8 Kedalaman dekat perbatasan limnetik 12 2 6 8 5,33 1,8 4 12 5,93 1,5 3,5 11 5,33 Hasil pengamatan dan pengukuran membuktikan perhitungan pendugaan potensi produksi ikan Di Danau Singkarak berkisar antara 22,75-24,63 kg/ha/tahun (Tabel 8). Menurunnya potensi produksi ikan di Danau Singkarak disebabkan banyaknya aktifitas penangkapan seperti di alahan, di hulu sungai dan penangkapan ikan dengan bahan-bahan peledak. Menurut Kartamiharjha, et al (1995).menurunnya potensi produksi ikan dapat disebabkan karena perbedaan tingkat kesuburan biologi dan sosial ekonomi. Sebagai perbandingan nilai potensi produksi ikan pada danau air laut tawar Aceh berkisar antara 26,4170,8 kg/ha/tahun dengan potensi rata-rata 43,73±16,90 kg/ha/tahun (Kartamiharjha, et al. Kedalaman ratarata 7,33 1995). Kemudian potensi produksi ikan di Danau Maninjau berkisar antara 37,75-44,99 kg/ha/tahun (Junaidiet al 2013) dan hasil potensi produksi ikan tertinggi terdapat pada Danau Ranau yaitu berkisar antara 91,513 kg/ha/tahun (Samuel, 2011). Perbedaan nilai potensi produksi ikan dapat saja disebabkan oleh perbedaan status trofik perairan yang disebabkan oleh jumlah beban bahan organik yang masuk ke badan air. MenurutBraioni, (2001) bahan organik authochnous dan allocthonous pada umumnya terdiri pada tiga bentuk yaitu bahan organik berbentuk partikel kasar, halus dan terlarut. Ketiga bahan organik tersebut akan mempengaruhi keanekaraman hayati, produktifitas perairan dan produksi ikan. Tabel 7. Hasil pengukuran DHL(Umhos) di permukaan air Danau Singkarak pada bulan November 2013 Permukaan Stasiun Penelitian Outlet PLTA Singkarak di Ombilin (OM) Outlet PLTA Singkarak di Malalo (MA) Inlet Muara Batang Lembang Sumani (BL) Inlet Sungai Sumpur (SP) DHL Rata-rata Bagian tepi Bagian Tengah 16,05 20,96 Bagian perbatasan limnetik 22,2 13,29 19,40 15,38 16,02 18,07 19,56 16,70 18,11 19,92 18,82 12,25 16,99 7 19,73 Tabel 8. Estimasi potensi produksi ikan (PPI) perairan litoral Danau Singkarak pada bulan November 2013 (elevasi danau 363,20 mdpl) Rata-rata daya hantar Stasiun Penelitian Rata-rata kedalaman (m) listrik (DHL) Outlet PLTA Singkarak di 7,33 19,73 Ombilin (OM) Outlet PLTA Singkarak di 5,33 16,02 Malalo (MA) Inlet Muara Batang Lembang 5,93 18,11 Sumani (BL) Inlet sungai Sumpur (SP) 5,33 16,99 Rata-rata estimasi potensi produksi ikan PPI:Y=14,314.MEI.0,4681 PPI (Kg/ha/tahun) 22,75 23,96 24,13 24,63 23,68 kecil dari 4 tau lebih dari 11 dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kematian (death) bagi ikan yang dipelihara. Beberapa Hasil Parameter Pendukung Kualitas Air di Danau Singkarak Data parameter kualitas air selain untuk kebutuhan analisis status trofik danau dan potensi produksi ikan, juga ditampilkan parameter kualitas air pendukung seperti yang diuraikan secara ringkas sebagai berikut: 2. Suhu Suhu adalah pengatur utama dalam proses-proses alami dalam lingkungan perairan.Peningkatan suhu mengakibatkan penurunan kelarutan gas dalam air seperti O 2, CO2, N2, CH4 dan lain-lain (Haslam, 1995 dalamEffendi, 2003).Suhu optimum untuk pertumbuhan fitoplanton di perairan adalah 20300C (Effendi, 2003 dalam Silalahi, 2009).Hasil penelitian di lapangan dengan menggunakan thermometer suhu Danau Singkarak berkisar antara 26-270C yang mana suhu perairan litoral Danau Singkarak masih mendukung untuk pertumbuhan fitoplanton dan merupakan kondisi yang umum dijumpai di perairan tropis. Menurut Soetjipta, (1993) dalam Azwar, 2001 Suhu yang masih ditolerir oleh organisme pada suatu perairan berkisar antara 20 – 300C dan suhu yang baik untuk pertumbuhan fitoplanton berkisar antara 25 – 300C sedangkan suhu yang optimal untuk pertumbuhan dari zooplankton berkisar antara 15-350C. Suhu air sangat dipengaruhi oleh sifat fisika, kimia dan biologi perairan.Secara langsung suhu perairan mempengaruhi spesies aquatik, proses pemijahan, penetasan telur, aktifitas organisme dan pertumbuhannya (Odum, 1971). 1. pH Hasil pengukuran beberapa parameter fisika di lapangan didapatkan bahwa pH Danau Singkarak berkisar antara 6 - 7 yang mana pH tersebut didominasikan masih baik untuk kelangsungan hidup ikan dan organisme akuatik lainnya dan nilai tersebut dikategorikan ke dalam perairan Danau Singkarak bersifat asam. Menurut Boyd (1988), perairan dengan pH 6 – 9 adalah kisaran yang baik bagi pertumbuhan ikan (good growth), sedangkan perairan dengan pH 4-6 atau 9 – 11 akan menyebabkan lambatnya pertumbuhan (slow growth ) ikan yang di budidaya, sedangkan pH kecil dari 4 tau lebih dari 11 dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kematian (death) bagi ikan yang dipelihara. tersebut dikategorikan ke dalam perairan Danau Singkarak bersifat asam. Menurut Boyd (1988), perairan dengan pH 6–9 adalah kisaran yang baik bagi pertumbuhan ikan (good growth), sedangkan perairan dengan pH 4-6 atau 9–11 akan menyebabkan lambatnya pertumbuhan (slow growth ) ikan yang di budidaya, sedangkan pH 8 3. Kecerahan Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan atau sebagian cahaya yang diteruskan. Kecerahan air tergantung pada kekeruhan yang dinyatakan dengan satuan meter sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran dan padatan tersuspensi. Selain itu dipengaruhi pula oleh kedalaman perairan karena semakin dalam perairan maka daerah yang dalam tidak mampu lagi dijangkau oleh cahaya. Kecerahan air dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Elfrida, 2011) yaitu (1) Perairan mempunyai kecerahan baik: lebih dari 60 cm, (2) Perairan mempunyai kecerahan sedang: kurang lebih 30 cm, (3) Perairan mempunyai kecerahan buruk : kurang dari 10 cm Kecerahan perairan litoral Danau Singkarak berkisar antara 3,8 – 4,5 m, dikategorikan kecerahan baik. Semakin tinggi kecerahan suatu perairan maka intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan akan semakin besar pula sehingga fotosintesis akan tetap berlangsung dalam lampisan yang dalam. 1. DO (Dissolved Oxygen) Oksigen terlarut adalah gas oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen terlarut dalam perairan merupakan faktor penting sebagai pengatur metabolisme tubuh organisme untuk tumbuh dan berkembang biak. Sumber oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer, arus atau aliran air melalui air hujan serta aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton.(Novonty and Olem, 1994 dalam Marganof, 2007). Oksigen terlarut (DO) pada otlet PLTA Singkarak di Ombilin (OM) 6,32 mg/L, outlet Malalo (MA) 5,85 mg/L, inlet Muara Batang Lembang Sumani (BL) 5,34 mg/L dan inlet Sungai Sumpur (SP) 5,59 mg/L jadi rata-rat perairan litoral Danau Singkarak berkisar antara 5,77 mg/L hal ini dikarenakan suhu pada perairan litoral pada saat itu masih tergolong optimal bagi pertumbuhan fitoplanton. Cuaca pada saat pengambilan sampel pada beberapa stasiun dalam keadaan mendung berawan, hal itu akan berpengaruh pada kandungan oksigen di perairan karena intensitas sinar matahari tidak maksimal. 2. BOD (Biochemical Oxygen Demand) BOD (Biological Oxygen Demand) adalah suatu karakteristik yang menunjukkan banyaknya/jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly dan Cuvin,1988; Metcalf & Eddy, 1991 dalam Elfrida, 2011). Berdasarkan konsentrasi BOD bisa diketahui keadaan dari perairan tersebut. Bila konsentrasi BOD berada pada kisaran 0-10 ppm perairan tidak tercemar-tercemar ringan, 10-20 ppm tercemar sedang, di atas 25 ppm perairan tercemar berat. Dari hasil parameter kualitas perairan Danau Singkarak didapatkan BOD pada 4 (empat) stasiun yaitu outlet PLTA Singkarak di Ombilin (OM) 2,04 mg/L, outlet PLTA Singkarak di Malalo (MA) 1,36 mg/L, inlet Muara Batang Lembang Sumani (BL) 2,45 mg/L dan inlet Sungai Sumpur (SP) 1,95 mg/L jadi rata-rata keseluruhan Danau Singkarak Berkisar antara 1,95 mg/L dari hasil tersebut maka Danau Singkarak dikategorikan perairan tidak tercemartercemar ringan. Untuk budidaya perikanan baku mutu yang dipakai adalah baku mutu kelas II/golongan B. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Status trofik perairan litoral Danau Singkarak pada bulan November 2013 (musim hujan) tergolong eutrofik ringan dengan nilai Trofik Status Indeks (TSI) berkisar antara 56,2162,14 dengan rataan 59,33, nilai estimasi potensi produksi ikan di perairan litoral berkisar 23,86 kg/ha/tahun. Saran Diharapkan setelah dilakukan penelitian ini maka kepada yang melakukan penelitian berikutnya supaya dapat lebih spesifik lagi.Dari hasil penelitian ini disarankan agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang Status trofik dan estimasi potensi produksi ikan di perairan litoral Danau Singkarak dikarenakan tingkat kesuburan suatu danau itu bisa saja berubah-rubah karena faktor alam dan faktor lingkungan di sekitar danau. 9 Moreau. J and De Silva . 1991. Predictive fish yield models for lakes and reservoir of the Philippines, Sri Lanka and Thiland. FAO Fisheries Technical Paper No. 319 Rome FAO, 42 p. DAFTAR PUSTAKA Azwar. 2001. Reliabilitas dan Yogyakarta: Pustaka Pelajar Validitas. Odum, E.P. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga, (Penerjemah Tjahjono Samingar), Universitas Gajah Mda Press, Yogyakarta. Bapedal dan UNP. 2000.Aspek Lingkungan Dalam Amdal Bidang Pertambangan Pusat Pengembangan dan Penerapan Amdal.Jakarta . Pemeritah RI. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82. Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendali Pencemaran Air. Sekneg, Jakarta, 46 hal. Boyd, C.E. 1988. Water quality in warm water fish ponds.Fourth Printing. Auburn University Agricultural Experiment Station, Alabama. USA: 359 pp. PSLH Unand. 1984. Studi Pendahuluan Ekologi Danau Singkarak. Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Andalas, Padang. Braioni, M,G; B, Gumeiero, G, Salmoiraghi., 2001. Leaf bags and natural leaf packs : Two approaches to evaluate river functional characteristic. Internal rev. Hydrobiol, 86 (4) : 439 – 451. Samuel. 2011. Status Trofik dan Estimasi potensi Produksi Ikan Pada Perairan Litoral Danau Ranau, Sumatera Selatan. Prosiding Forum Perairan Umum Indonesia ke- 8 : 203-212. Carlson, R. E, 1977. A Tropic State Index forLakes. Limnology and Oceanography 22 (2): 361-369. Silalahi, J. 2009. “Analisis Kualitas Air dan Hubungannya Dengan Keanekaragaman Vegetasi Akuatik di Perairan Bekige Dnau Toba.” Tesis. Medan: USU. Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.Kanisius.Yogyakarta. Elfrida. 2011. Analisis kandungan organik dan anorganik sedimen limbah Keramba Jaring apung (KJA) di Danau Maninjau Propinsi Sumatera Barat. Jurnal: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta. Sulawesty, F. 2007. Distribusi Vertikal Fitoplankton di Danau Singkarak. Limnotek, Vol XIV, No. 1, p, 37 – 46. Suryono, T., S. Nomosatryo., E. Mulyana. 2006. Tingkat Kesuburan Danau Singkarak, Padang, Sumatera Barat. Pusat Penelitian Limnologi – LIPI. (Tidak diterbitkan). Junaidi, Syandri, H. Azrita dan Basri, Y. 2013. Status Trofik dan Estimasi Potensi Produksi Ikan Pada Perairan Litoral Danau Maninjau Sumatera Barat.Jurnal: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta. Suryono, T., S. Nomosatryo dan E. Mulyana, 2008. Tingkat kesuburan Danau- Danau di Sumatera Barat dan Bali. LimnotekXV (2): 99 – 111. Kartamiharjha.E.S. H.Satria dan ACS.Sarnita. 1995. Limnologi dan Potensi Produksi Ikan Danau Air Laut Tawar, Aceh Tengah. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 1 (3): 11-15. Wiryanto, S. Gunawan, T. S.D Tandjung dan Sudibyakto. 2009. Kajian Kesuburan Perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Jurusan Biologi , FMIPA dan Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta. Jurnal Ekosains/Vol/.IV/No.3 November 2012. Marganof, 2007. “Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat.” Tesis. Bogor: IPB. 10 11