TOPIK UTAMA Aplikasi Teori Tindakan Komunikasi Habermas dalam Eksistensi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa: Kasus Masyarakat Cigugur, Kuningan - Jawa Barat Yuni Mogot Prahoro Karyawan Harian Umum Pikiran Rakyat Abstrak Agama dan keagamaan manusia merupakan salah satu karakteristik sosial, sekaligus sebagai faktor pembeda (differential) yang sangat penting dalam kaitannya dengan komunikasi antarmanusia dan antarkelompok masyarakat. Selain itu agama merupakan salah satu ciri kehidupan sosial manusia yang universal, dalam arti semua pemeluk agama mempunyai cara berpikir dan pola perilaku tersendiri sesuai dengan agama yang dianutnya. Dalam masyarakat primitif, orang-orang bisa percaya akan yang maha tinggi (supreme being) melalui penalaran. Mereka merumuskan agama sebagai kepercayaan akan suatu daya yang melebihi kekuatan manusia. Kepercayaan adalah sistem religi yang utama di antara semua kebudayaan di seluruh belahan bumi. Suku Sunda merupakan suku ke-2 terbesar di pulau Jawa, keunikan karateristik suku Sunda tercermin dari kebudayaan yang mereka miliki baik dari segi agama, bahasa, mata pencaharian, kesenian dan lain sebagainya. Agama asli suku Sunda bersifat animistik. Berdasarkan pada sistem tabu, mereka percaya bahwa roh-roh dapat menghuni batu-batu, pepohonan, sungai dan objek tidak bernyawa yang lainnya. Nilai-nilai universal budaya Sunda tecermin dalam beberapa ungkapan dalam bahasa Sunda, seperti ”someah, hade ka semah”, ungkapan ini menyiratkan filosofi masyarakat Sunda yang mengedepankan keramah-tamahan dan sopan santun di dalam kehidupan bermasyarakat. Berkaitan dengan hal kepercayaan dan agama masyarakat Sunda, keterpinggiran agama dalam masyarakat modern seringkali melahirkan konflik antar agama dan ilmu pengetahuan. Jurgen Habermas, seorang filsuf sosial Jerman mengembangkan konsep rasionalitas kehidupan bersama, lewat teori interaksi komunikatifnya. Kata kunci: Habermas, Teori Tindakan Komunikasi, Kepercayaan kepada Tuhan YME dianut oleh sebagian masyarakat bangsa Pendahuluan Masyarakat masyarakat Indonesia majemuk yang merupakan berasal Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa dari beragam budaya yang ada di Indonesia beraneka ragam latar belakang sosial budaya, merupakan hasil karya cipta, rasa dan karsa suku bangsa, adat istiadat, bahasa maupun manusia yang menjadi sumber kekayaan agama, sehingga budaya-budaya yang ada di budaya bangsa Indonesia. Indonesia berpuncak pada budaya spiritual. Berkaitan dengan hal budaya, Edward Hal ini tampak pada eksistensi kepercayaan T. Hall menyatakan bahwa “budaya adalah terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang masih komunikasi, dan komunikasi adalah Keintiman PENTINGNYA Era Pentingnya sebagai Perspektif Landasan KOMUNIKASI Komunikasi BaruKomunikasi Kewirausahaan Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual Perkawinan : : Aplikasi Teori Tindakan Habermas DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Sebuah Studi Komunikasi Tinjauan MODIFIKASI Modifikasi Interaksi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Simbolikl ANTARMANUSIA dalam Eksistensi Kepercayaan terhadap TuhanAntarmanusia Yang Maha Esa budaya” (dalam Mulyana & Rakhmat, 2005: secara tradisional agama merupakan aspek vi). Dengan demikian, antara budaya dan terpenting dari konsep-diri. Max Scheller komunikasi memiliki hubungan timbal balik, (dalam Wahana, 2004) menyampaikan contoh dimana budaya menjadi bagian dari perilaku konkrit perspektif dalam religi, yaitu adanya komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi konsep Tuhan di antara bangsa dan jaman yang pun memelihara, berbeda. Berdasarkan pengalaman mereka mengembangkan atau mewariskan budaya. sebagai suku atau bangsa, manusia masa lalu Dalam hal ini budaya dan komunikasi tidak telah memiliki pandangan tentang Tuhan dari dapat seluruh perspektif yang berbeda, dan menambahkan sangat ciri khas semangat kebangsaan mereka sendiri bergantung pada budaya tempat manusia itu pada gambaran Tuhan dengan cara yang dibesarkan. berbeda-beda pula (Wahana, 2004: 74). turut menentukan, dipisahkan, perbendaharaan karena perilaku manusia Konsekuensinya, budaya merupakan landasan dari komunikasi. Nilai- Demikian pula bagi orang di jaman nilai dalam suatu budaya menampakkan diri kuno, seluruh kosmos terbuka kepada yang dalam perilaku para anggota suatu budaya, kudus. Pada prinsipnya obyek apa saja; entah yang biasa kita kenal sebagai nilai-nilai matahari atau bulan, bumi, air, gunung, hutan, normatif. Perilaku-perilaku normatif juga akan batu karang, pohon, gua, dan sebagainya, dapat tampak pada perilaku sehari-hari yang menjadi menjadi hierofani atau penampakan yang pedoman bagi individu dan kelompok untuk kudus baginya (Dister, 1992: 32). Dalam mengurangi atau menghindari konflik. masyarakat primitif, Lang menyatakan bahwa Agama dan keagamaan manusia orang-orang primitif bisa percaya akan yang merupakan salah satu karakteristik sosial, maha sekaligus sebagai faktor pembeda (differential) penalaran. Mereka merumuskan agama sebagai yang sangat penting dalam kaitannya dengan kepercayaan akan suatu daya yang melebihi komunikasi antarmanusia dan antarkelompok kekuatan manusia. Perintah yang utama dan masyarakat. Selain itu agama merupakan salah ditegaskan adalah: berbuat baik terhadap satu ciri kehidupan sosial manusia yang orangtua dan yang lemah (Dhavamony, 2006: universal, dalam arti semua pemeluk agama 77). mempunyai cara berpikir dan pola perilaku tinggi (supreme being) melalui Kepercayaan adalah sistem religi yang yang utama di antara semua kebudayaan di seluruh dianutnya. Oleh sebab itu, permasalahan yang belahan bumi. Tradisi-tradisi religius dalam mendasar dari perbedaan agama ini kemudian berbagai budaya secara disadari atau tidak adalah disadari tersendiri sesuai bagaimana dengan orang agama beragama ini mempengaruhi sikap-sikap kita mengkomunikasikan diri mereka di tengah terhadap kehidupan, kematian dan hidup agama-agama yang lain. Di samping kesukuan, sesudah mati. Agama, dalam batas-batas Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Keintiman Persepsi Perilaku Polisi COPING Era Pentingnya Mahasiswa sebagai Coping Wanita Perspektif MAHASISWA Mahasiswa :Landasan Identitas Ilmu Komunikasi Baru Komunikasi Kewirausahaan Diri Komunikasi dalam DALAM dan Artifaktual Mengatasi Komunikasi MENGATASI FISIP Perkawinan UNSOED : Stres STRES : Aplikasi Teori Tindakan Komunikasi Habermas dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Sebuah Studi MATA mengenai Komunikasi Tinjauan Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Interaksi Trafficking Komunikasi Intrapersonal MPK MPKSimbolikl Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia dalam Eksistensi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertentu, mengekspresikan filsafat seke-lompok animistik. Berdasarkan pada sistem tabu, orang mereka tentang dimensi-dimensi penting percaya bahwa roh-roh dapat kehidupan. Agama dipengaruhi budaya, dan menghuni batu-batu, pepohonan, sungai dan budaya pun dipengaruhi oleh agama. Di tengah objek tidak bernyawa yang lainnya. Roh-roh -tengah perbedaan antar agama tersebut, tersebut melakukan hal-hal yang baik maupun masyarakat jahat, tergantung pada ketaatan seseorang dihadapkan kepada berbagai kepada perbedaan tanda atau simbol. Eksistensi agama, termasuk struktur agama yang terdiri dari pesan-pesan berwujud sistem tabu tersebut. Beragam kepercayaan tabu digunakan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai universal budaya Sunda simbol, citra, kepercayaan, dan nilai-nilai yang manusia tecermin dalam beberapa ungkapan dalam secara berbeda sesuai kehidupan masyarakat. bahasa Sunda, seperti ”someah, hade ka Oleh semah”, ungkapan ini menyiratkan filosofi spesifik, selalu karena diinterpretasikan agama juga mengandung komponen ritual, maka sebagian agama ter- masyarakat golong dalam struktur sosial bahkan budaya keramah-tamahan dan sopan santun di dalam suatu masyarakat. Berdasarkan pan-dangan ini, kehidupan bermasyarakat. Ungkapan lainnya agama tidak hanya dipandang sebagai acara seperti ”laukna beunang, caina herang” ritual bersifat rohani semata, tetapi memasuki menyiratkan sikap orang Sunda di dalam area para upaya mencapai tujuan tertentu, yaitu tetap bahwa menjaga keserasian lingkungan sosial. Dari terdapat hubungan yang erat antara agama berbagai ungkapan yang ada, tampak bahwa dengan struktur sosial dan budaya pemeluk pada dasarnya seluruh kehidupan suku Sunda agama tersebut. Sehingga antara masyarakat ditujukan untuk memelihara keseimbangan yang satu dengan yang lain tidak bisa alam menghindari untuk berinteraksi di antara dipertahankan melalui upacara-upacara adat, mereka. Suka atau tidak suka, disadari ataupun sedangkan keseimbangan sosial dipertahankan tidak, semua orang memasuki realitas sosial dengan yang pluralistik dari segi agama, budaya dan mengutamakan juga bahasa. keharmonisan. struktur pemeluknya. sosial Dapat dan budaya disimpulkan Sunda semesta. sikap yang mengedepankan Keseimbangan yang toleran spiritual atau ketentraman Sejak dulu suku lebih dan Sunda Suku Sunda merupakan suku ke-2 memiliki kearifan hidup yang menempatkan terbesar di pulau Jawa, keunikan karateristik suatu perbedaan sebagai pusaka suci. Relasi suku Sunda tercermin dari kebudayaan yang sosial mereka miliki baik dari segi agama, bahasa, membuahkan hasil yang transformatif guna mata terciptanya pencaharian, kesenian dan lain sebagainya. Agama asli suku Sunda bersifat Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 yang melokal tradisi bermasyarakat. arif Dalam tentunya beragama sistem dapat dan sosial 83 Keintiman Persepsi PENTINGNYA Era Pentingnya Mahasiswa sebagai Perspektif Landasan KOMUNIKASI Ilmu Komunikasi Baru Komunikasi Kewirausahaan Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual FISIP Perkawinan UNSOED : : Aplikasi Teori Tindakan Komunikasi Habermas DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Sebuah Studi mengenai Komunikasi Tinjauan MODIFIKASI Modifikasi Interaksi Trafficking Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Simbolikl ANTARMANUSIA dalam Eksistensi Kepercayaan terhadap TuhanAntarmanusia Yang Maha Esa kemasyarakatan suku Sunda terpantul gerakan lebih manusiawi, demokratis dan menghargai kultural yang memiliki kecerdasan sosial hak-hak asasi manusia. Habermas menolak tinggi. kekerasan, ia tetap pada pendiriannya bahwa Berkaitan dengan hal kepercayaan dan manusia harus menggunakan komunikasi keterpinggiran untuk mengatasi berbagai permasalahan di agama dalam masyarakat modern seringkali dunia. Karena dengan demikian akan tercipta melahirkan konflik antar agama dan ilmu masyarakat yang komunikatif dan tercipta pengetahuan. Betulkah demikian? Atau adakah relasi antar manusia dengan rasa saling alternatif lain yang bisa ditawarkan untuk pengertian. agama masyarakat menyelesaikan Habermas, Sunda, konflik seorang mengembangkan tersebut? filsuf Jurgen sosial konsep Jerman Eksistensi Kepercayaan Terhadap Tuhan rasionalitas Yang Maha Esa pada Masyarakat Cigugur kehidupan bersama, lewat teori interaksi - Kuningan komunikatifnya. Menurut Habermas, dialog Kehidupan masyarakat Cigugur selama rasional merupakan salah satu basis penting ini berjalan sangat harmonis, tidak hanya guna mewujudkan kehidupan bersama secara dalam kehidupan material namun juga dalam damai antar umat manusia dengan asal, iman, kehidupan spiritual, dalam hal ini kehidupan bahasa dan budaya yang berbeda-beda. Bukan beragama. Kehidupan spiritual masyarakat dengan bahasa senjata, melainkan senjata Cigugur bahasalah yang dibutuhkan. Dialog tidak boleh mengingat bahwa masyarakat disana terbagi menghasilkan kubu yang kalah dan menang. menjadi tiga kelompok besar berdasarkan Tujuan dialog adalah menjelaskan rasionalitas keyakinan yang dianutnya, yaitu kelompok kehidupan bersama sehingga semua orang bisa masyarakat yang memeluk agama Islam, setuju kelompok masyarakat yang memeluk agama atau mencapai sebuah konsensus menjadi menarik untuk dikaji Katolik, dan masih ditemukannya masyarakat rasional. Teori interaksi komunikatif Habermas penghayat Adat Cara Karuhun Urang menyingkapkan beberapa peluang bagi dialog (AKUR) atau lebih dikenal sebagai penghayat antar Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. budaya, pengetahuan agama, yang dan juga menjadi ilmu Tingkat persoalan keharmonisan kehidupan masyarakat modern dewasa ini. Dialog seperti spiritual ketiga kelompok masyarakat yang itu menghasilkan berbeda keyakinan tersebut tidak terbatas pada keterpinggiran agama dari kehidupan sosial, kondisi “tidak saling mengganggu keyakinan tetapi diharapkan dapat melahirkan rasa saling agama masing-masing” saja, namun berlanjut menghargai peran dan posisi masing-masing hingga guna membangun sebuah masyarakat yang mengingatkan, diharapkan tidak pada sikap saling membantu, bahkan mendukung ritual Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Keintiman Persepsi Perilaku Polisi COPING Era Pentingnya Mahasiswa sebagai Coping Wanita Perspektif MAHASISWA Mahasiswa :Landasan Identitas Ilmu Komunikasi Baru Komunikasi Kewirausahaan Diri Komunikasi dalam DALAM dan Artifaktual Mengatasi Komunikasi MENGATASI FISIP Perkawinan UNSOED : Stres STRES : Aplikasi Teori Tindakan Komunikasi Habermas dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Sebuah Studi MATA mengenai Komunikasi Tinjauan Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Interaksi Trafficking Komunikasi Intrapersonal MPK MPKSimbolikl Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia dalam Eksistensi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ibadat dan aplikasi keyakinan masing-masing dihindari dalam kehidupan sosial-keagamaan kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Di di daerah ini, bila saja tidak dipersatukan salah satu kawasan tersebut terdapat sebuah dalam satu bingkai latar belakang budaya yang pemakaman sederhana, sama, yaitu budaya Sunda. Nuansa perbedaan sebagaimana pemakaman di desa-desa pada dalam beragama menjadi warna hampir di umumnya. Namun, ada satu hal yang menarik setiap relung kehidupan sebagian besar warga. ketika kita melihat nisan pada makam-makam Agama yang diyakini oleh seorang anggota tersebut. Nisan berbentuk salib sebagaimana kelompok, simbol makam umat Kristiani, dan nisan identitasnya yang mendalam dan mendasar. berbentuk pipih lonjong sebagaimana simbol Karena makam mencakup kehormatan dirinya yang tidak yang umat sangat Muslim, bergabung dan bercampur menjadi satu. Fenomena di atas akan menjadi keyakinan atribut terhadap atau agamanya dapat dirubah ataupun diganti begitu saja. sepertinya nampak jelas keberadaanya dalam kehidupan keseharian dan aktivitas maupun Komunikasi Ritual Penghayat Kepercayaan perilaku Terhadap Tuhan Yang Maha Esa komunikasi antar agama yang Komunikasi ritual, biasanya dilakukan berlangsung di Cigugur. Berkaitan dengan komunikasi spiritual masyarakat Cigugur, secara selain memiliki keunikan tata cara ritual yang melakukan bernuansa budaya Sunda, juga memiliki sepanjang tahun, yang disebut para antropolog keunikan di dalam kehidupan sosial sehari- sebagai ”rites of passage”. Dalam upacara- hari, upacara itu, orang mengucapkan serangkaian khususnya dalam hal kerukunan antarumat berbeda agama. kolektif. Suatu komunitas upacara-upacara sering berlainan kata atau menampilkan perilaku tertentu yang Berdasarkan agama yang dianutnya, bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti masyarakat Cigugur terbagi atas tiga kelompok berdoa, membaca kitab suci, naik haji, besar yaitu Masyarakat Muslim, Komunitas mengaji, Katolik, dan Warga Penghayat Kepercayaan Mereka yang berpartisipasi dalam komunikasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu di ritual tersebut menegaskan kembali komitmen antaranya terdapat juga beberapa keluarga mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, yang menganut agama Hindu, juga Budha. negara, Secara kasatmata kita tidak dapat melihat (Mulyana, 2007: 27). juga adalah ideologi, atau komunikasi agama ritual. mereka adanya pertentangan di antara ketiga kelompok Berkaitan dengan eksistensi masyarakat tersebut. Namun perbedaan keyakinan para penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang penduduk tentu saja secara tidak disadari dapat Maha Esa di Cigugur, bila kita perhatikan menimbulkan masalah tersendiri. Pergesekan ajarannya, walaupun berakar dari keislaman, antar umat beragama tampaknya akan sulit namun ritual Adat Cara Karuhun Urang ini, Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 85 Keintiman Persepsi PENTINGNYA Era Pentingnya Mahasiswa sebagai Perspektif Landasan KOMUNIKASI Ilmu Komunikasi Baru Komunikasi Kewirausahaan Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual FISIP Perkawinan UNSOED : : Aplikasi Teori Tindakan Komunikasi Habermas DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Sebuah Studi mengenai Komunikasi Tinjauan MODIFIKASI Modifikasi Interaksi Trafficking Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Simbolikl ANTARMANUSIA dalam Eksistensi Kepercayaan terhadap TuhanAntarmanusia Yang Maha Esa tidak mengacu pada ajaran agama Islam. Inti kepercayaan terhadap Tuhan yang Misalnya saja dalam hal khitanan tidak dianut sebagaian masyarakat Cigugur, telah diwajibkan, tidak diperbolehkan menikah lebih menentukan cara beribadat pengikutnya. Tidak dari satu kali, dan penguburan jenazah dengan satu sikap badan tertentu (bersila, haruslah penghayat berlutut, dll) namun dengan cara bersemedi kepercayaan ini biasanya melakukan ritual singkat, membulatkan dan mengarahkan segala keagamaan dengan cara bermeditasi bersama- perasaan dan pikiran (batin) ke sesuatu yang sama di depan ”api” yang menyala di Dapur jauh berada di dalam ”aku”nya (”kuring”nya). Agung Paseban, atau bila ritual dilakukan Tiap secara pribadi biasanya dilakukan dengan berhadapan dan berdialog dengan ”aku”nya, menyalakan tidak yaitu dengan pribadi kemanusiaannya. Dengan memperTuhankan api. Api hanya mereka mengenal lebih baik akan pribadi manusianya gunakan diambil yang sejati (umat Allah), maka orang itu akan ”panas”nya sebagai inti dan cahayanya sebagai mengenal lebih akrab Tuhannya, lebih dekat sawab Allah (Nursananingrat, 1977: 15). dan menyatu. Karena kehalusan budi manusia, memakai peti. lilin. sebagai Penggunaan Para Mereka simbol, api yaitu dalam ritual, penghayat kepercayaan maka ritual tidak harus bisa cukup dengan hanya mengandung makna filosofis bahwa panasnya bahasa lisan saja, tapi disertai spontanitas api bisa meleburkan benda-benda, bisa juga dengan bahasa tubuh dan bahasa rasa. Cara merubah dan mempersatukan rasa. Panasnya menyembah Tuhan ini barulah sempurna matahari dan panasnya perut bumi bisa apabila didukung oleh setiap gerak perasaan menimbulkan dorongan terciptanya kehidupan dan pikiran, ucapan maupun tingkah laku di dunia, di mana sumber hidupnya berasal sehari-hari yang sesuai dengan derajat serta dari sawab Tuhan bagaikan cahaya yang maksud dan tujuan hakiki hidup manusia, yaitu menerangi seluruh alam semesta. Mereka untuk kemuliaan Tuhan. percaya, bahwa dengan panasnya ”nurcahya” Dalam setiap ritual yang yang bersemayam di dalam diri manusia, orang dilakukannya, terdapat komunikasi ritual yang akan dapat menghancurkan nafsu-nafsu buruk menegaskan komitmen tentang pengukuhan akibat pengaruh roh-roh hurip seisi alam dan dasar meleburkannya menjadi satu di dalam sifat kemanusiaan (human character) dan rasa kemanusiaannya. kebangsaan (nation character). Selanjutnya, Dalam masyarakat kehidupan manusia kemanusiaan yaitu penghayat kepercayaan, ritual diyakini sebagai kesadaran bahasa komunikasi spiritual antara yang direalisasikan diciptakan dengan Yang Maha Pencipta. diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari Contohnya dengan berdoa, memohon pada yang selaras dengan nilai, norma, kebiasaan Tuhan, atau melakukan meditasi. dan adat masyarakat Sunda. dengan seseorang rasa pemahaman dapat dan Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Keintiman Persepsi Perilaku Polisi COPING Era Pentingnya Mahasiswa sebagai Coping Wanita Perspektif MAHASISWA Mahasiswa :Landasan Identitas Ilmu Komunikasi Baru Komunikasi Kewirausahaan Diri Komunikasi dalam DALAM dan Artifaktual Mengatasi Komunikasi MENGATASI FISIP Perkawinan UNSOED : Stres STRES : Aplikasi Teori Tindakan Komunikasi Habermas dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Sebuah Studi MATA mengenai Komunikasi Tinjauan Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Interaksi Trafficking Komunikasi Intrapersonal MPK MPKSimbolikl Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia dalam Eksistensi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pola Komunikasi Antaragama Masyarakat agama memperoleh dimensinya yang baru Cigugur - Kuningan berkenaan dengan persenTuhan yang intensif Komunikasi antar masyarakat berbeda antar pemeluk agama yang berbeda. Baik keyakinan di Cigugur, dapat dilihat sebagai karena proses interaksi sosial, globalisasi dan suatu konstruksi dari interaksi yang terjadi juga proses perubahan masyarakat itu sendiri. yang merupakan suatu tindakan bersama (joint Proses komunikasi antar agama di Cigugur, action) di antara mereka. Pola tindakan tidak saja melampaui batas-batas geografis, bersama seperti ini, biasanya terwujud melalui tetapi juga terkait dengan persilangan dalam komunikasi dengan pertukaran simbol-simbol dimensi waktu; bergerak ke masa lampau dan antar peserta komunikasi antar agama dalam masa depan. Proses komunikasi yang terjadi berbagai bentuknya. mampu menembus kelaziman yang biasanya Proses komunikasi sosial antara ke tiga diwariskan dari generasi ke generasi oleh kelompok besar keyakinan ini melibatkan seluruh masyarakat sebagai peserta proses-proses sosial yang beraneka ragam, komunikasi, baik masyarakat Muslim, Katolik yang pada akhirnya menyusun unsur-unsur maupun Penghayat Kepercayaan. dinamis dari diri dan masyarakat. Proses Sehubungan dengan hal di atas, maka komunikasi antar agama di antara warga dapat proses komunikasi antar pemeluk agama yang terjadi dimana saja, baik di jalan, warung, balai selama desa, kolam pemancingan, di rumah masing- kemungkinan untuk diikuti oleh prasangka masing, bahkan di tempat ibadat. Berdasarkan maupun kecurigaan antar warga. Hubungan proses komunikasi yang terjadi, maka bentuk atau interaksi peserta komunikasi kelompok komunikasi yang sering muncul adalah melalui masyarakat ini bukan saja disebabkan oleh hubungan kerjasama, konflik, peran tokoh perbedaan agama atau kepercayaan mereka agama, atau aparat pemerintah. saja. Akan tetapi juga dipengaruhi faktor ini berlangsung tidak menutup Adanya dinamika dalam komunikasi psikologis dari dalam individu itu sendiri, masyarakat merupakan suatu proses yang seperti: kecerdasan, tingkat pendidikan dan dikonstruksi yang berbagai motivasi yang dimilikinya. Selain diwariskan. Masyarakat, tokoh agama maupun faktor dari dalam juga dipengaruhi faktor dari aparat pemerintah sebagai peserta komunikasi luar, diantaranya: situasi lingkungan maupun antar peristiwa agama, dan bukanlah umumnya situasi menyadari dan yang terjadi di sekelilingnya. dalam Berbagai aspek yang ada tersebut akan keyakinan beragama, bukan hanya merupakan menentukan bagaimana masing-masing peserta dasar dari konsep diri, akan tetapi juga komunikasi memaknai simbol-simbol yang merupakan syarat bagi keberlangsungan sistem ada. kemasyarakatan yang sehat. Komunikasi antar menentukan tindakan dan aktivitas dalam mempercayai bahwa perbedaan Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 Persepsi yang terbentuk akan 87 Keintiman Persepsi PENTINGNYA Era Pentingnya Mahasiswa sebagai Perspektif Landasan KOMUNIKASI Ilmu Komunikasi Baru Komunikasi Kewirausahaan Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual FISIP Perkawinan UNSOED : : Aplikasi Teori Tindakan Komunikasi Habermas DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Sebuah Studi mengenai Komunikasi Tinjauan MODIFIKASI Modifikasi Interaksi Trafficking Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Simbolikl ANTARMANUSIA dalam Eksistensi Kepercayaan terhadap TuhanAntarmanusia Yang Maha Esa berkomunikasi sesuai pemaknaan simbol- dimana mereka berada. Sehubungan dengan paparan di atas, baik simbol yang diterimanya. Komunikasi antar agama di Cigugur, para tokoh maupun pemuka agama dari semua dapat terjalin melalui peran beberapa tokoh agama atau pimpinan dari masing-masing agama dan pemerintah kepercayaan yang ada, juga aparat pemerintah mengajak yang terlibat didalamnya. Tokoh yang cukup berkomunikasi, berinteraksi, berdialog dan menentukan umumnya adalah orang yang bekerjasama dalam tugas-tugas kemanusiaan. memiliki pengaruh dengan indikasi keluasan Permasalahan kemanusiaan yang ada menuntut pengetahuan, keagamaan, atau kekuasaan. kerjasama sesama manusia, tanpa melihat Umumnya peran tokoh ini dimunculkan oleh perbedaan agama maupun keyakinan. Masing- masyarakat masing itu sendiri. Interaksi antara dan kepercayaan, sudah dan juga aparat selayaknyalah selalu saling kelompok memotivasi masyarakat keterbukaan untuk harus masyarakat satu dengan yang lain (melalui menunjukkan pandangan proses mengenalkan diri, bersosialisasi, dll), (openness of mind) menjadikan seseorang menjadi tokoh yang belajar (eagerness to learn), sehingga suasana dikagumi oleh orang lain. Kemudian akhirnya kerukunan antar umat beragama yang telah pada diri merekalah terletak tangung-jawab tercipta, tetap dapat bertahan dan dilestarikan. dan keinginan untuk yang cukup berat di dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul. Teori Tindakan Komunikasi Habermas Proses komunikasi antar agama yang diperankan oleh para tokoh agama dalam Sebagai Titik Pijak Dialog Antaragama Manusia sebagai makhluk sosial, mau melalui tidak mau hidup bersama dengan orang lain. ceramah-ceramah, khotbah, ataupun nasehat- Dalam hidup bersama inilah terjadi relasi satu nasehat yang mereka berikan kepada umatnya sama lain. Relasi hanya mungkin terjadi jika masing-masing. Keberadaan tokoh agama ada komunikasi, entah secara verbal maupun merupakan salah satu orang yang menjadi maupun dengan bahasa isyarat, entah secara bagian pembentuk konsep diri seseorang. langsung melalui tatp muka maupun dengan Orang yang disegani, dikagumi dan dijadikan media. Relasi akan macet jika komunikasi panutan bagi masyarakat seringkali menjadi tidak baik, dan sebagai akibatnya manusia sarana untuk mengetahui secara luas tentang tidak dapat merasa bahagia. Sebaliknya, suatu apabila interaksi masyarakat, ajaran dilakukan keagamaan. Namun pada komunikasi berlangsung lancar, akhirnya, sikap dan perilaku masing-masing manusia akan merasa bahagia dan semakin individu, pada prinsipnya dikembalikan pada diperkaya. Di satu pihak kita menyadari bahwa diri masyarakat itu sendiri, sesuai dengan komunikasi merupakan kebutuhan penting motivasi, situasi psikologis dan lingkungan bagi manusia, tetapi di lain pihak kita juga Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Keintiman Persepsi Perilaku Polisi COPING Era Pentingnya Mahasiswa sebagai Coping Wanita Perspektif MAHASISWA Mahasiswa :Landasan Identitas Ilmu Komunikasi Baru Komunikasi Kewirausahaan Diri Komunikasi dalam DALAM dan Artifaktual Mengatasi Komunikasi MENGATASI FISIP Perkawinan UNSOED : Stres STRES : Aplikasi Teori Tindakan Komunikasi Habermas dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Sebuah Studi MATA mengenai Komunikasi Tinjauan Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Interaksi Trafficking Komunikasi Intrapersonal MPK MPKSimbolikl Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia dalam Eksistensi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menyadari bahwa komunikasi yang baik teknologi, melainkan proses belajar dalam bukanlah untuk dimensi praktis-etis. Teknologi dan faktor diwujudkan. Karena kegagalan komunikasi, objektif lain baru bisa mengubah masyarakat, kesalahpahaman dan konflik seringkali tidak bila dapat terhindarkan. dalam tindakan komunikatif yang memiliki sesuatu yang mudah Komunikasi, bukanlah hanya sekedar ilmu pengetahuan, komunikasi juga lebih daripada merupakan suatu itu seni. masyarakat ”logikanya mengintegrasikannya sendiri”. memusatkan diri Habermas pada ke lalu prinsip-prinsip organisasi sosial yang memperlihatkan adanya Sebagai seni, komunikasi bukanlah sekali jadi tahap-tahap tetapi merupakan suatu proses yang perlu komunikasi. Dalam teks ini diandaikan bahwa dilatih masyarakat terus. Bukan hanya menyangkut perkembangan modern dalam praksis yang komunikatif dengan memisahkan lahiriah saja, tetapi terlebih dalam hal sikap mengatur konflik hati. Suatu sikap hati yang bijaksana sangat moralitas (pandangan dituntut dalam komunikasi. Dengan sikap ini manusia orang suatu (pandangan tentang kebaikan manusia menurut penuh hukum), menganut prinsip moralitas yang dibicarakannya universal, rasional, pribadi dan formal, dan merupakan buah dari kedalaman spiritual mengandaikan keyakinan akan konsensus atas jiwanya (Suyanto, 2006: 58). klaim kesahihan universal. Habermas mencoba akan mampu komunikasi yang inspiratif. Apa menampilkan berkualitas yang dan sebagai tentang manusia) kebaikan dan legalitas Komunikasi adalah titik tolak Jurgen memadukan dua paradigma ilmu sosial yang Habermas yang menjadi fundamen dalam dibahas dalam The Theory of Communicative usaha mengatasi kemacetan Teori Kritis para Action, yaitu ”paradigma dunia-kehidupan” pendahulunya. Habermas telah mengubah dan ”paradigma sistem”. Pendiriannya adalah ”paradigma kerja” dalam Teori Kritis ke bahwa ”paradigma Habermas sebagai sistem administrasi dan ekonomi, berpegang pada pendapat bahwa masyarakat melainkan juga sebagai solidritas budaya atau yang komunikatif adalah tujuan universal komunitas (Hardiman, 2009: 23). komunikasi”. masyarakat Habermas masyarakat. jangan dilihat mengandaikan bahwa Dalam The Theory of Communicative konsesnsus dapat dicapai dalam Action, Habermas mengembangkan teorinya masyarakat yang reflektif (cerdas) mengenai berhasil perkembangan menjelaskan bahwa masyarakat. masyarakat Ia pada melakuka partisipan membuat perubahan memahami maksudnya perkembangan bukanlah kekuatan Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 semata-mata produksi atau sebuah komunikasi yang yang memuaskan. Dalam komunikasi itu, para hakikatnya komunikatif, dan yang menentukan sosial hanya mencapai ”klaim-klaim lawan dengan bicaranya berusaha kesahihan” yang 89 Keintiman Persepsi PENTINGNYA Era Pentingnya Mahasiswa sebagai Perspektif Landasan KOMUNIKASI Ilmu Komunikasi Baru Komunikasi Kewirausahaan Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual FISIP Perkawinan UNSOED : : Aplikasi Teori Tindakan Komunikasi Habermas DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Sebuah Studi mengenai Komunikasi Tinjauan MODIFIKASI Modifikasi Interaksi Trafficking Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Simbolikl ANTARMANUSIA dalam Eksistensi Kepercayaan terhadap TuhanAntarmanusia Yang Maha Esa dipandang rasional dan akan diterima tanpa tidak boleh menghasilkan kubu yang kalah paksaan sebagai hasil konsensus. Empat atau macam klain yang dikemukakan Habermas menjelaskan rasionalitas kehidupan bersama adalah: klaim kebenaran sehingga semua orang bisa setuju atau (thruth), klaim ketepatan (rightness), klaim a utentisitas atau menang. Tujuan dialog adalah mencapai sebuah konsensus rasional. klaim Dialog antar agama merupakan suatu komprehensibilitas (comprehensibility). Setiap praksis komunikasi dari masyarakat yang komunikasi yang efektif harus mencapai majemuk. keempat klaim ini, dan orang yang mampu merupakan berkomunikasi dalam arti menghasilkan klaim- melahirkan gagasan tentang model-model klaim itu, disebutnya memiliki ”kompetensi tindakan komunikasi, baik itu model teologist komunikatif”. normatif, maupun dramaturgis yang berkaitan kejujuran dan (sincerity), Teori suatu komunikasi Habermas pembaharuan yang kehidupan dengan klaim kebenaran, kesesuaian, dan komunikasi antar umat berbeda agama di otentisitas sangat berguna dalam meligat Cigugur, Komunikatif perspektif komunikasi yang terjadi di dalam Habermas dapat menyingkapkan beberapa dialog antar agama. Dialog antar agama peluang bagi dialog antar agama, budaya, dan mengusahakan titik temu ”kebenaran” dimana juga ilmu pengetahuan yang menjadi persolan letak masyarakat modern. Dialog yang terjadi (kepercayaan) tidak dikalahkan. Pernyataan diharapkan menghasilkan dan pendapatnya tidak bertentangan (sesuai) keterpinggiran agama/kepercayaan (asli) yang dengan norma-norma agama yang diyakini ada dari kehidupan sosial masyarakat umum, bersifat universal, dan diungkapkan secara tetapi melahirkan rasa saling menghargai peran jujur dan otentik. Dimana para peserta dan posisi masing-masing guna membangun komunikasi mendapat kesempatan yang sama sebuah masyarakat yang lebih manusiawi, dalam demokratis dan menghargai hak-hak asasi kebenarannya sehingga terjadi interaksi dan manusia. pemahaman secara timbal balik, atau tercapai Dalam kaitannya Teori dengan Interaksi tidak akan Analisa kritis dari Jurgen Habermas melalui teori interaksi mengembangkan konsep komunikatifnya, rasionalitas kebenaran masing-masing mengekspresikan perasaan agama dan konsensus yang bebas dari dominasi. Untuk mencapai pengertian timbal balik dalam suatu dialog, Habermas juga dialog menekankan kepada komuniti dari subjek rasional merupakan salah satu basis penting moral. Habermas mencita-citakan suatu model guna mewujudkan kehidupa bersama secara diskursus etik dalam dialog, melalui integritas damai antar manusia dengan asal, iman, kepribadian yang bisa membangun empati dan bahasa, dan budaya yang berbeda-beda. Dialog solidaritas. Perkembangan kognitif dan moral kehidupan bersama. Menurutnya Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Keintiman Persepsi Perilaku Polisi COPING Era Pentingnya Mahasiswa sebagai Coping Wanita Perspektif MAHASISWA Mahasiswa :Landasan Identitas Ilmu Komunikasi Baru Komunikasi Kewirausahaan Diri Komunikasi dalam DALAM dan Artifaktual Mengatasi Komunikasi MENGATASI FISIP Perkawinan UNSOED : Stres STRES : Aplikasi Teori Tindakan Komunikasi Habermas dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Sebuah Studi MATA mengenai Komunikasi Tinjauan Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Interaksi Trafficking Komunikasi Intrapersonal MPK MPKSimbolikl Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia dalam Eksistensi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mempengaruhi pencapaian kemampuan praktis, bukan sekedar anjuran etis yang pengertian seseorang tentang realitas yang jauh bersifat imperatif-individual. dari perspektif egosntris, dan mampu melihat prosedur argumentasi moral melalui dialog segala sesuatu dari titik pandang orang lain. atau perbincangan rasional untuk mencapai Hal ini tercapai pada tahap perkembangan persetujuan timbal balik yang bersifat publik. Dalam kognitif maupun moral pasca kovensional. hal kaitannya Melainkan dengan pola Yaitu tahap yang membutuhkan pembenaran komunikasi antar agama masyarakat Cigugur, secara pluralisme di dalam masyarakat Cigugur universal, moralitas otonom dan mandiri yang berprinsip pada etika universal. dipahami sebagai sikap yang menerima dan menghargai eksistensi ”the others”, sebagai bagian Kesimpulan Teori Tindakan Komunikasi Habermas dari mempersoalkan keberagaman, perbedaan dengan tidak budaya, etnik, sebagai kerangka atau titik pijak bagi dialog jender, bahasa, atau pun agama. Pluralisme antar agama menghubungkan suatu usaha pada prinsipnya membuka ruang dalam sikap keputusan moral yang merupakan antara terbuka dengan penuh semangat (tahap-tahap perkembangan moral) dengan kebersamaan bagi yang berbeda suku, ras, interaksi sosial, yakni upaya menyelidiki agama, golongan dan ideologi untuk hidup anggapan-anggapan normatif dari interaksi bersama dalam suatu kehidupan. Pluralisme sosial (hubungan sosial) dengan menekankan juga menuntut adanya sikap keterbukaan untuk dimensi atau memaknai secara benar keyakinan yang dianut, perbincangan yang rasional. Dalam konteks ini tanpa harus dibenturkan dengan keyakinan teori yang lain, dalam sebuah masyarakat yang komunikatif tindakan dalam komunikatif dialog Habermas merupakan upaya diskursus etika yang bersifat multikultur. Daftar Pustaka Al-Bustomi, Ahmad Gibson. Membangun Efistem Budaya Sunda. http://kisunda.multiply.com/ journal/item/38. Dhavamony, Mariasusai. 2006. Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius. Dister, Nico Syukur. 1992. Pengalaman dan Motivasi Beragama, Pengantar Psikologi Agama. Yogyakarta: Kanisius. Hardiman, F. Budi. 2009. Menuju Masyarakat Komunikatif: Ilmu, Masyarakat, Politik dan Postmodernisme Menurut Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius Hardjana, Agus M. 2005. Religiositas, Agama & Spiritualitas. Yogyakarta: Kanisius. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy & Jalaludin Rakhmat. 2005. Komunikasi Antar Budaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nursananingrat, A. M. Basuki. 1977. Umat Katolik Cigugur. Yogyakarta: Kanisius. Suyanto, Ig. Joko. 2006. Berziarah Bersama Allah Menuju Allah. Yogyakarta: Kanisius. Wahana, Paulus. 2004. Nilai Etika Aksiologis Max Scheller. Yogyakarta: Kanisius. Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 91