Aplikasi Teori Tindakan Komunikasi Habermas dalam Eksistensi

advertisement
TOPIK UTAMA
Aplikasi Teori Tindakan Komunikasi Habermas
dalam Eksistensi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa:
Kasus Masyarakat Cigugur, Kuningan - Jawa Barat
Yuni Mogot Prahoro
Karyawan Harian Umum Pikiran Rakyat
Abstrak
Agama dan keagamaan manusia merupakan salah satu karakteristik sosial, sekaligus
sebagai faktor pembeda (differential) yang sangat penting dalam kaitannya dengan komunikasi
antarmanusia dan antarkelompok masyarakat. Selain itu agama merupakan salah satu ciri
kehidupan sosial manusia yang universal, dalam arti semua pemeluk agama mempunyai cara
berpikir dan pola perilaku tersendiri sesuai dengan agama yang dianutnya. Dalam masyarakat
primitif, orang-orang bisa percaya akan yang maha tinggi (supreme being) melalui penalaran.
Mereka merumuskan agama sebagai kepercayaan akan suatu daya yang melebihi kekuatan
manusia. Kepercayaan adalah sistem religi yang utama di antara semua kebudayaan di seluruh
belahan bumi. Suku Sunda merupakan suku ke-2 terbesar di pulau Jawa, keunikan karateristik
suku Sunda tercermin dari kebudayaan yang mereka miliki baik dari segi agama, bahasa, mata
pencaharian, kesenian dan lain sebagainya. Agama asli suku Sunda bersifat animistik. Berdasarkan
pada sistem tabu, mereka percaya bahwa roh-roh dapat menghuni batu-batu, pepohonan, sungai
dan objek tidak bernyawa yang lainnya. Nilai-nilai universal budaya Sunda tecermin dalam
beberapa ungkapan dalam bahasa Sunda, seperti ”someah, hade ka semah”, ungkapan ini
menyiratkan filosofi masyarakat Sunda yang mengedepankan keramah-tamahan dan sopan santun
di dalam kehidupan bermasyarakat.
Berkaitan dengan hal kepercayaan dan agama masyarakat Sunda, keterpinggiran agama
dalam masyarakat modern seringkali melahirkan konflik antar agama dan ilmu pengetahuan.
Jurgen Habermas, seorang filsuf sosial Jerman mengembangkan konsep rasionalitas kehidupan
bersama, lewat teori interaksi komunikatifnya.
Kata kunci: Habermas, Teori Tindakan Komunikasi, Kepercayaan kepada Tuhan YME
dianut oleh sebagian masyarakat bangsa
Pendahuluan
Masyarakat
masyarakat
Indonesia
majemuk
yang
merupakan
berasal
Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa
dari
beragam budaya yang ada di Indonesia
beraneka ragam latar belakang sosial budaya,
merupakan hasil karya cipta, rasa dan karsa
suku bangsa, adat istiadat, bahasa maupun
manusia yang menjadi sumber kekayaan
agama, sehingga budaya-budaya yang ada di
budaya bangsa Indonesia.
Indonesia berpuncak pada budaya spiritual.
Berkaitan dengan hal budaya, Edward
Hal ini tampak pada eksistensi kepercayaan
T. Hall menyatakan bahwa “budaya adalah
terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang masih
komunikasi,
dan
komunikasi
adalah
Keintiman
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
sebagai
Perspektif
Landasan
KOMUNIKASI
Komunikasi
BaruKomunikasi
Kewirausahaan
Komunikasi
ARTIFAKTUAL
Artifaktual
Perkawinan
:
:
Aplikasi
Teori
Tindakan
Habermas
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Sebuah
Studi
Komunikasi
Tinjauan
MODIFIKASI
Modifikasi
Interaksi
Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Simbolikl
ANTARMANUSIA
dalam
Eksistensi
Kepercayaan
terhadap
TuhanAntarmanusia
Yang
Maha Esa
budaya” (dalam Mulyana & Rakhmat, 2005:
secara tradisional agama merupakan aspek
vi). Dengan demikian, antara budaya dan
terpenting dari konsep-diri. Max Scheller
komunikasi memiliki hubungan timbal balik,
(dalam Wahana, 2004) menyampaikan contoh
dimana budaya menjadi bagian dari perilaku
konkrit perspektif dalam religi, yaitu adanya
komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi
konsep Tuhan di antara bangsa dan jaman yang
pun
memelihara,
berbeda. Berdasarkan pengalaman mereka
mengembangkan atau mewariskan budaya.
sebagai suku atau bangsa, manusia masa lalu
Dalam hal ini budaya dan komunikasi tidak
telah memiliki pandangan tentang Tuhan dari
dapat
seluruh
perspektif yang berbeda, dan menambahkan
sangat
ciri khas semangat kebangsaan mereka sendiri
bergantung pada budaya tempat manusia itu
pada gambaran Tuhan dengan cara yang
dibesarkan.
berbeda-beda pula (Wahana, 2004: 74).
turut
menentukan,
dipisahkan,
perbendaharaan
karena
perilaku
manusia
Konsekuensinya,
budaya
merupakan landasan dari komunikasi. Nilai-
Demikian pula bagi orang di jaman
nilai dalam suatu budaya menampakkan diri
kuno, seluruh kosmos terbuka kepada yang
dalam perilaku para anggota suatu budaya,
kudus. Pada prinsipnya obyek apa saja; entah
yang biasa kita kenal sebagai nilai-nilai
matahari atau bulan, bumi, air, gunung, hutan,
normatif. Perilaku-perilaku normatif juga akan
batu karang, pohon, gua, dan sebagainya, dapat
tampak pada perilaku sehari-hari yang menjadi
menjadi hierofani atau penampakan yang
pedoman bagi individu dan kelompok untuk
kudus baginya (Dister, 1992: 32). Dalam
mengurangi atau menghindari konflik.
masyarakat primitif, Lang menyatakan bahwa
Agama
dan
keagamaan
manusia
orang-orang primitif bisa percaya akan yang
merupakan salah satu karakteristik sosial,
maha
sekaligus sebagai faktor pembeda (differential)
penalaran. Mereka merumuskan agama sebagai
yang sangat penting dalam kaitannya dengan
kepercayaan akan suatu daya yang melebihi
komunikasi antarmanusia dan antarkelompok
kekuatan manusia. Perintah yang utama dan
masyarakat. Selain itu agama merupakan salah
ditegaskan adalah: berbuat baik terhadap
satu ciri kehidupan sosial manusia yang
orangtua dan yang lemah (Dhavamony, 2006:
universal, dalam arti semua pemeluk agama
77).
mempunyai cara berpikir dan pola perilaku
tinggi
(supreme
being)
melalui
Kepercayaan adalah sistem religi yang
yang
utama di antara semua kebudayaan di seluruh
dianutnya. Oleh sebab itu, permasalahan yang
belahan bumi. Tradisi-tradisi religius dalam
mendasar dari perbedaan agama ini kemudian
berbagai budaya secara disadari atau tidak
adalah
disadari
tersendiri
sesuai
bagaimana
dengan
orang
agama
beragama
ini
mempengaruhi
sikap-sikap
kita
mengkomunikasikan diri mereka di tengah
terhadap kehidupan, kematian dan hidup
agama-agama yang lain. Di samping kesukuan,
sesudah mati. Agama, dalam batas-batas
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU
Keintiman
Persepsi
Perilaku
Polisi
COPING
Era
Pentingnya
Mahasiswa
sebagai
Coping
Wanita
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
:Landasan
Identitas
Ilmu
Komunikasi
Baru
Komunikasi
Kewirausahaan
Diri
Komunikasi
dalam
DALAM
dan
Artifaktual
Mengatasi
Komunikasi
MENGATASI
FISIP
Perkawinan
UNSOED
: Stres
STRES
:
Aplikasi
Teori
Tindakan
Komunikasi
Habermas
dalam
MENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
Sebuah
Studi
MATA
mengenai
Komunikasi
Tinjauan
Mata
Modifikasi
KULIAH
Kuliah
Interaksi
Trafficking
Komunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKSimbolikl
Kuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
dalam
Eksistensi
Kepercayaan
terhadap
Tuhan
Yang Maha Esa
tertentu, mengekspresikan filsafat seke-lompok
animistik. Berdasarkan pada sistem tabu,
orang
mereka
tentang
dimensi-dimensi
penting
percaya
bahwa
roh-roh
dapat
kehidupan. Agama dipengaruhi budaya, dan
menghuni batu-batu, pepohonan, sungai dan
budaya pun dipengaruhi oleh agama. Di tengah
objek tidak bernyawa yang lainnya. Roh-roh
-tengah perbedaan antar agama tersebut,
tersebut melakukan hal-hal yang baik maupun
masyarakat
jahat, tergantung pada ketaatan seseorang
dihadapkan
kepada
berbagai
kepada
perbedaan tanda atau simbol.
Eksistensi agama, termasuk struktur
agama yang terdiri dari pesan-pesan berwujud
sistem
tabu
tersebut.
Beragam
kepercayaan tabu digunakan dalam setiap
aspek kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai universal budaya Sunda
simbol, citra, kepercayaan, dan nilai-nilai yang
manusia
tecermin dalam beberapa ungkapan dalam
secara berbeda sesuai kehidupan masyarakat.
bahasa Sunda, seperti ”someah, hade ka
Oleh
semah”, ungkapan ini menyiratkan filosofi
spesifik,
selalu
karena
diinterpretasikan
agama
juga
mengandung
komponen ritual, maka sebagian agama ter-
masyarakat
golong dalam struktur sosial bahkan budaya
keramah-tamahan dan sopan santun di dalam
suatu masyarakat. Berdasarkan pan-dangan ini,
kehidupan bermasyarakat. Ungkapan lainnya
agama tidak hanya dipandang sebagai acara
seperti ”laukna beunang, caina herang”
ritual bersifat rohani semata, tetapi memasuki
menyiratkan sikap orang Sunda di dalam
area
para
upaya mencapai tujuan tertentu, yaitu tetap
bahwa
menjaga keserasian lingkungan sosial. Dari
terdapat hubungan yang erat antara agama
berbagai ungkapan yang ada, tampak bahwa
dengan struktur sosial dan budaya pemeluk
pada dasarnya seluruh kehidupan suku Sunda
agama tersebut. Sehingga antara masyarakat
ditujukan untuk memelihara keseimbangan
yang satu dengan yang lain tidak bisa
alam
menghindari untuk berinteraksi di antara
dipertahankan melalui upacara-upacara adat,
mereka. Suka atau tidak suka, disadari ataupun
sedangkan keseimbangan sosial dipertahankan
tidak, semua orang memasuki realitas sosial
dengan
yang pluralistik dari segi agama, budaya dan
mengutamakan
juga bahasa.
keharmonisan.
struktur
pemeluknya.
sosial
Dapat
dan
budaya
disimpulkan
Sunda
semesta.
sikap
yang
mengedepankan
Keseimbangan
yang
toleran
spiritual
atau
ketentraman
Sejak
dulu
suku
lebih
dan
Sunda
Suku Sunda merupakan suku ke-2
memiliki kearifan hidup yang menempatkan
terbesar di pulau Jawa, keunikan karateristik
suatu perbedaan sebagai pusaka suci. Relasi
suku Sunda tercermin dari kebudayaan yang
sosial
mereka miliki baik dari segi agama, bahasa,
membuahkan hasil yang transformatif guna
mata
terciptanya
pencaharian,
kesenian
dan
lain
sebagainya. Agama asli suku Sunda bersifat
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
yang
melokal
tradisi
bermasyarakat.
arif
Dalam
tentunya
beragama
sistem
dapat
dan
sosial
83
Keintiman
Persepsi
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Mahasiswa
sebagai
Perspektif
Landasan
KOMUNIKASI
Ilmu
Komunikasi
Baru
Komunikasi
Kewirausahaan
Komunikasi
ARTIFAKTUAL
Artifaktual
FISIP
Perkawinan
UNSOED
:
:
Aplikasi
Teori
Tindakan
Komunikasi
Habermas
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Sebuah
Studi
mengenai
Komunikasi
Tinjauan
MODIFIKASI
Modifikasi
Interaksi
Trafficking
Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Simbolikl
ANTARMANUSIA
dalam
Eksistensi
Kepercayaan
terhadap
TuhanAntarmanusia
Yang
Maha Esa
kemasyarakatan suku Sunda terpantul gerakan
lebih manusiawi, demokratis dan menghargai
kultural yang memiliki kecerdasan sosial
hak-hak asasi manusia. Habermas menolak
tinggi.
kekerasan, ia tetap pada pendiriannya bahwa
Berkaitan dengan hal kepercayaan dan
manusia
harus
menggunakan
komunikasi
keterpinggiran
untuk mengatasi berbagai permasalahan di
agama dalam masyarakat modern seringkali
dunia. Karena dengan demikian akan tercipta
melahirkan konflik antar agama dan ilmu
masyarakat yang komunikatif dan tercipta
pengetahuan. Betulkah demikian? Atau adakah
relasi antar manusia dengan rasa saling
alternatif lain yang bisa ditawarkan untuk
pengertian.
agama
masyarakat
menyelesaikan
Habermas,
Sunda,
konflik
seorang
mengembangkan
tersebut?
filsuf
Jurgen
sosial
konsep
Jerman
Eksistensi Kepercayaan Terhadap Tuhan
rasionalitas
Yang Maha Esa pada Masyarakat Cigugur
kehidupan bersama, lewat teori interaksi
- Kuningan
komunikatifnya. Menurut Habermas, dialog
Kehidupan masyarakat Cigugur selama
rasional merupakan salah satu basis penting
ini berjalan sangat harmonis, tidak hanya
guna mewujudkan kehidupan bersama secara
dalam kehidupan material namun juga dalam
damai antar umat manusia dengan asal, iman,
kehidupan spiritual, dalam hal ini kehidupan
bahasa dan budaya yang berbeda-beda. Bukan
beragama. Kehidupan spiritual masyarakat
dengan bahasa senjata, melainkan senjata
Cigugur
bahasalah yang dibutuhkan. Dialog tidak boleh
mengingat bahwa masyarakat disana terbagi
menghasilkan kubu yang kalah dan menang.
menjadi tiga kelompok besar berdasarkan
Tujuan dialog adalah menjelaskan rasionalitas
keyakinan yang dianutnya, yaitu kelompok
kehidupan bersama sehingga semua orang bisa
masyarakat yang memeluk agama Islam,
setuju
kelompok masyarakat yang memeluk agama
atau
mencapai
sebuah
konsensus
menjadi
menarik
untuk
dikaji
Katolik, dan masih ditemukannya masyarakat
rasional.
Teori interaksi komunikatif Habermas
penghayat
Adat
Cara
Karuhun
Urang
menyingkapkan beberapa peluang bagi dialog
(AKUR) atau lebih dikenal sebagai penghayat
antar
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
budaya,
pengetahuan
agama,
yang
dan
juga
menjadi
ilmu
Tingkat
persoalan
keharmonisan
kehidupan
masyarakat modern dewasa ini. Dialog seperti
spiritual ketiga kelompok masyarakat yang
itu
menghasilkan
berbeda keyakinan tersebut tidak terbatas pada
keterpinggiran agama dari kehidupan sosial,
kondisi “tidak saling mengganggu keyakinan
tetapi diharapkan dapat melahirkan rasa saling
agama masing-masing” saja, namun berlanjut
menghargai peran dan posisi masing-masing
hingga
guna membangun sebuah masyarakat yang
mengingatkan,
diharapkan
tidak
pada
sikap
saling
membantu,
bahkan
mendukung
ritual
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU
Keintiman
Persepsi
Perilaku
Polisi
COPING
Era
Pentingnya
Mahasiswa
sebagai
Coping
Wanita
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
:Landasan
Identitas
Ilmu
Komunikasi
Baru
Komunikasi
Kewirausahaan
Diri
Komunikasi
dalam
DALAM
dan
Artifaktual
Mengatasi
Komunikasi
MENGATASI
FISIP
Perkawinan
UNSOED
: Stres
STRES
:
Aplikasi
Teori
Tindakan
Komunikasi
Habermas
dalam
MENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
Sebuah
Studi
MATA
mengenai
Komunikasi
Tinjauan
Mata
Modifikasi
KULIAH
Kuliah
Interaksi
Trafficking
Komunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKSimbolikl
Kuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
dalam
Eksistensi
Kepercayaan
terhadap
Tuhan
Yang Maha Esa
ibadat dan aplikasi keyakinan masing-masing
dihindari dalam kehidupan sosial-keagamaan
kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Di
di daerah ini, bila saja tidak dipersatukan
salah satu kawasan tersebut terdapat sebuah
dalam satu bingkai latar belakang budaya yang
pemakaman
sederhana,
sama, yaitu budaya Sunda. Nuansa perbedaan
sebagaimana pemakaman di desa-desa pada
dalam beragama menjadi warna hampir di
umumnya. Namun, ada satu hal yang menarik
setiap relung kehidupan sebagian besar warga.
ketika kita melihat nisan pada makam-makam
Agama yang diyakini oleh seorang anggota
tersebut. Nisan berbentuk salib sebagaimana
kelompok,
simbol makam umat Kristiani, dan nisan
identitasnya yang mendalam dan mendasar.
berbentuk pipih lonjong sebagaimana simbol
Karena
makam
mencakup kehormatan dirinya yang tidak
yang
umat
sangat
Muslim,
bergabung
dan
bercampur menjadi satu. Fenomena di atas
akan
menjadi
keyakinan
atribut
terhadap
atau
agamanya
dapat dirubah ataupun diganti begitu saja.
sepertinya nampak jelas keberadaanya dalam
kehidupan keseharian dan aktivitas maupun
Komunikasi Ritual Penghayat Kepercayaan
perilaku
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
komunikasi
antar
agama
yang
Komunikasi ritual, biasanya dilakukan
berlangsung di Cigugur. Berkaitan dengan
komunikasi spiritual masyarakat Cigugur,
secara
selain memiliki keunikan tata cara ritual yang
melakukan
bernuansa budaya Sunda, juga memiliki
sepanjang tahun, yang disebut para antropolog
keunikan di dalam kehidupan sosial sehari-
sebagai ”rites of passage”. Dalam upacara-
hari,
upacara itu, orang mengucapkan serangkaian
khususnya
dalam
hal
kerukunan
antarumat berbeda agama.
kolektif.
Suatu
komunitas
upacara-upacara
sering
berlainan
kata atau menampilkan perilaku tertentu yang
Berdasarkan agama yang dianutnya,
bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti
masyarakat Cigugur terbagi atas tiga kelompok
berdoa, membaca kitab suci, naik haji,
besar yaitu Masyarakat Muslim, Komunitas
mengaji,
Katolik, dan Warga Penghayat Kepercayaan
Mereka yang berpartisipasi dalam komunikasi
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu di
ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
antaranya terdapat juga beberapa keluarga
mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa,
yang menganut agama Hindu, juga Budha.
negara,
Secara kasatmata kita tidak dapat melihat
(Mulyana, 2007: 27).
juga
adalah
ideologi,
atau
komunikasi
agama
ritual.
mereka
adanya pertentangan di antara ketiga kelompok
Berkaitan dengan eksistensi masyarakat
tersebut. Namun perbedaan keyakinan para
penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang
penduduk tentu saja secara tidak disadari dapat
Maha Esa di Cigugur, bila kita perhatikan
menimbulkan masalah tersendiri. Pergesekan
ajarannya, walaupun berakar dari keislaman,
antar umat beragama tampaknya akan sulit
namun ritual Adat Cara Karuhun Urang ini,
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
85
Keintiman
Persepsi
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Mahasiswa
sebagai
Perspektif
Landasan
KOMUNIKASI
Ilmu
Komunikasi
Baru
Komunikasi
Kewirausahaan
Komunikasi
ARTIFAKTUAL
Artifaktual
FISIP
Perkawinan
UNSOED
:
:
Aplikasi
Teori
Tindakan
Komunikasi
Habermas
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Sebuah
Studi
mengenai
Komunikasi
Tinjauan
MODIFIKASI
Modifikasi
Interaksi
Trafficking
Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Simbolikl
ANTARMANUSIA
dalam
Eksistensi
Kepercayaan
terhadap
TuhanAntarmanusia
Yang
Maha Esa
tidak mengacu pada ajaran agama Islam.
Inti kepercayaan terhadap Tuhan yang
Misalnya saja dalam hal khitanan tidak
dianut sebagaian masyarakat Cigugur, telah
diwajibkan, tidak diperbolehkan menikah lebih
menentukan cara beribadat pengikutnya. Tidak
dari satu kali, dan penguburan jenazah
dengan satu sikap badan tertentu (bersila,
haruslah
penghayat
berlutut, dll) namun dengan cara bersemedi
kepercayaan ini biasanya melakukan ritual
singkat, membulatkan dan mengarahkan segala
keagamaan dengan cara bermeditasi bersama-
perasaan dan pikiran (batin) ke sesuatu yang
sama di depan ”api” yang menyala di Dapur
jauh berada di dalam ”aku”nya (”kuring”nya).
Agung Paseban, atau bila ritual dilakukan
Tiap
secara pribadi biasanya dilakukan dengan
berhadapan dan berdialog dengan ”aku”nya,
menyalakan
tidak
yaitu dengan pribadi kemanusiaannya. Dengan
memperTuhankan api. Api hanya mereka
mengenal lebih baik akan pribadi manusianya
gunakan
diambil
yang sejati (umat Allah), maka orang itu akan
”panas”nya sebagai inti dan cahayanya sebagai
mengenal lebih akrab Tuhannya, lebih dekat
sawab Allah (Nursananingrat, 1977: 15).
dan menyatu. Karena kehalusan budi manusia,
memakai
peti.
lilin.
sebagai
Penggunaan
Para
Mereka
simbol,
api
yaitu
dalam
ritual,
penghayat
kepercayaan
maka ritual tidak
harus
bisa
cukup dengan hanya
mengandung makna filosofis bahwa panasnya
bahasa
lisan saja, tapi
disertai spontanitas
api bisa meleburkan benda-benda, bisa juga
dengan bahasa tubuh dan bahasa rasa. Cara
merubah dan mempersatukan rasa. Panasnya
menyembah Tuhan ini barulah sempurna
matahari dan panasnya perut bumi bisa
apabila didukung oleh setiap gerak perasaan
menimbulkan dorongan terciptanya kehidupan
dan pikiran, ucapan maupun tingkah laku
di dunia, di mana sumber hidupnya berasal
sehari-hari yang sesuai dengan derajat serta
dari sawab Tuhan bagaikan cahaya yang
maksud dan tujuan hakiki hidup manusia, yaitu
menerangi seluruh alam semesta. Mereka
untuk kemuliaan Tuhan.
percaya, bahwa dengan panasnya ”nurcahya”
Dalam
setiap
ritual
yang
yang bersemayam di dalam diri manusia, orang
dilakukannya, terdapat komunikasi ritual yang
akan dapat menghancurkan nafsu-nafsu buruk
menegaskan komitmen tentang pengukuhan
akibat pengaruh roh-roh hurip seisi alam dan
dasar
meleburkannya menjadi satu di dalam sifat
kemanusiaan (human character) dan rasa
kemanusiaannya.
kebangsaan (nation character). Selanjutnya,
Dalam
masyarakat
kehidupan
manusia
kemanusiaan
yaitu
penghayat kepercayaan, ritual diyakini sebagai
kesadaran
bahasa komunikasi spiritual antara yang
direalisasikan
diciptakan dengan Yang Maha Pencipta.
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
Contohnya dengan berdoa, memohon pada
yang selaras dengan nilai, norma, kebiasaan
Tuhan, atau melakukan meditasi.
dan adat masyarakat Sunda.
dengan
seseorang
rasa
pemahaman
dapat
dan
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU
Keintiman
Persepsi
Perilaku
Polisi
COPING
Era
Pentingnya
Mahasiswa
sebagai
Coping
Wanita
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
:Landasan
Identitas
Ilmu
Komunikasi
Baru
Komunikasi
Kewirausahaan
Diri
Komunikasi
dalam
DALAM
dan
Artifaktual
Mengatasi
Komunikasi
MENGATASI
FISIP
Perkawinan
UNSOED
: Stres
STRES
:
Aplikasi
Teori
Tindakan
Komunikasi
Habermas
dalam
MENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
Sebuah
Studi
MATA
mengenai
Komunikasi
Tinjauan
Mata
Modifikasi
KULIAH
Kuliah
Interaksi
Trafficking
Komunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKSimbolikl
Kuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
dalam
Eksistensi
Kepercayaan
terhadap
Tuhan
Yang Maha Esa
Pola Komunikasi Antaragama Masyarakat
agama memperoleh dimensinya yang baru
Cigugur - Kuningan
berkenaan dengan persenTuhan yang intensif
Komunikasi antar masyarakat berbeda
antar pemeluk agama yang berbeda. Baik
keyakinan di Cigugur, dapat dilihat sebagai
karena proses interaksi sosial, globalisasi dan
suatu konstruksi dari interaksi yang terjadi
juga proses perubahan masyarakat itu sendiri.
yang merupakan suatu tindakan bersama (joint
Proses komunikasi antar agama di Cigugur,
action) di antara mereka. Pola tindakan
tidak saja melampaui batas-batas geografis,
bersama seperti ini, biasanya terwujud melalui
tetapi juga terkait dengan persilangan dalam
komunikasi dengan pertukaran simbol-simbol
dimensi waktu; bergerak ke masa lampau dan
antar peserta komunikasi antar agama dalam
masa depan. Proses komunikasi yang terjadi
berbagai bentuknya.
mampu menembus kelaziman yang biasanya
Proses komunikasi sosial antara ke tiga
diwariskan dari generasi ke generasi oleh
kelompok besar keyakinan ini melibatkan
seluruh
masyarakat
sebagai
peserta
proses-proses sosial yang beraneka ragam,
komunikasi, baik masyarakat Muslim, Katolik
yang pada akhirnya menyusun unsur-unsur
maupun Penghayat Kepercayaan.
dinamis dari diri dan masyarakat. Proses
Sehubungan dengan hal di atas, maka
komunikasi antar agama di antara warga dapat
proses komunikasi antar pemeluk agama yang
terjadi dimana saja, baik di jalan, warung, balai
selama
desa, kolam pemancingan, di rumah masing-
kemungkinan untuk diikuti oleh prasangka
masing, bahkan di tempat ibadat. Berdasarkan
maupun kecurigaan antar warga. Hubungan
proses komunikasi yang terjadi, maka bentuk
atau interaksi peserta komunikasi kelompok
komunikasi yang sering muncul adalah melalui
masyarakat ini bukan saja disebabkan oleh
hubungan kerjasama, konflik, peran tokoh
perbedaan agama atau kepercayaan mereka
agama, atau aparat pemerintah.
saja. Akan tetapi juga dipengaruhi faktor
ini
berlangsung
tidak
menutup
Adanya dinamika dalam komunikasi
psikologis dari dalam individu itu sendiri,
masyarakat merupakan suatu proses yang
seperti: kecerdasan, tingkat pendidikan dan
dikonstruksi
yang
berbagai motivasi yang dimilikinya. Selain
diwariskan. Masyarakat, tokoh agama maupun
faktor dari dalam juga dipengaruhi faktor dari
aparat pemerintah sebagai peserta komunikasi
luar, diantaranya: situasi lingkungan maupun
antar
peristiwa
agama,
dan
bukanlah
umumnya
situasi
menyadari
dan
yang
terjadi
di
sekelilingnya.
dalam
Berbagai aspek yang ada tersebut akan
keyakinan beragama, bukan hanya merupakan
menentukan bagaimana masing-masing peserta
dasar dari konsep diri, akan tetapi juga
komunikasi memaknai simbol-simbol yang
merupakan syarat bagi keberlangsungan sistem
ada.
kemasyarakatan yang sehat. Komunikasi antar
menentukan tindakan dan aktivitas dalam
mempercayai
bahwa
perbedaan
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
Persepsi yang
terbentuk
akan
87
Keintiman
Persepsi
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Mahasiswa
sebagai
Perspektif
Landasan
KOMUNIKASI
Ilmu
Komunikasi
Baru
Komunikasi
Kewirausahaan
Komunikasi
ARTIFAKTUAL
Artifaktual
FISIP
Perkawinan
UNSOED
:
:
Aplikasi
Teori
Tindakan
Komunikasi
Habermas
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Sebuah
Studi
mengenai
Komunikasi
Tinjauan
MODIFIKASI
Modifikasi
Interaksi
Trafficking
Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Simbolikl
ANTARMANUSIA
dalam
Eksistensi
Kepercayaan
terhadap
TuhanAntarmanusia
Yang
Maha Esa
berkomunikasi sesuai
pemaknaan simbol-
dimana mereka berada.
Sehubungan dengan paparan di atas, baik
simbol yang diterimanya.
Komunikasi antar agama di Cigugur,
para tokoh maupun pemuka agama dari semua
dapat terjalin melalui peran beberapa tokoh
agama
atau pimpinan dari masing-masing agama dan
pemerintah
kepercayaan yang ada, juga aparat pemerintah
mengajak
yang terlibat didalamnya. Tokoh yang cukup
berkomunikasi, berinteraksi, berdialog dan
menentukan umumnya adalah orang yang
bekerjasama dalam tugas-tugas kemanusiaan.
memiliki pengaruh dengan indikasi keluasan
Permasalahan kemanusiaan yang ada menuntut
pengetahuan, keagamaan, atau kekuasaan.
kerjasama sesama manusia, tanpa melihat
Umumnya peran tokoh ini dimunculkan oleh
perbedaan agama maupun keyakinan. Masing-
masyarakat
masing
itu
sendiri.
Interaksi
antara
dan
kepercayaan,
sudah
dan
juga
aparat
selayaknyalah
selalu
saling
kelompok
memotivasi
masyarakat
keterbukaan
untuk
harus
masyarakat satu dengan yang lain (melalui
menunjukkan
pandangan
proses mengenalkan diri, bersosialisasi, dll),
(openness of mind)
menjadikan seseorang menjadi tokoh yang
belajar (eagerness to learn), sehingga suasana
dikagumi oleh orang lain. Kemudian akhirnya
kerukunan antar umat beragama yang telah
pada diri merekalah terletak tangung-jawab
tercipta, tetap dapat bertahan dan dilestarikan.
dan keinginan untuk
yang cukup berat di dalam menyelesaikan
berbagai permasalahan yang muncul.
Teori Tindakan Komunikasi Habermas
Proses komunikasi antar agama yang
diperankan oleh para tokoh agama dalam
Sebagai Titik Pijak Dialog Antaragama
Manusia sebagai makhluk sosial, mau
melalui
tidak mau hidup bersama dengan orang lain.
ceramah-ceramah, khotbah, ataupun nasehat-
Dalam hidup bersama inilah terjadi relasi satu
nasehat yang mereka berikan kepada umatnya
sama lain. Relasi hanya mungkin terjadi jika
masing-masing. Keberadaan tokoh agama
ada komunikasi, entah secara verbal maupun
merupakan salah satu orang yang menjadi
maupun dengan bahasa isyarat, entah secara
bagian pembentuk konsep diri seseorang.
langsung melalui tatp muka maupun dengan
Orang yang disegani, dikagumi dan dijadikan
media. Relasi akan macet jika komunikasi
panutan bagi masyarakat seringkali menjadi
tidak baik, dan sebagai akibatnya manusia
sarana untuk mengetahui secara luas tentang
tidak dapat merasa bahagia. Sebaliknya,
suatu
apabila
interaksi
masyarakat,
ajaran
dilakukan
keagamaan.
Namun
pada
komunikasi
berlangsung
lancar,
akhirnya, sikap dan perilaku masing-masing
manusia akan merasa bahagia dan semakin
individu, pada prinsipnya dikembalikan pada
diperkaya. Di satu pihak kita menyadari bahwa
diri masyarakat itu sendiri, sesuai dengan
komunikasi merupakan kebutuhan penting
motivasi, situasi psikologis dan lingkungan
bagi manusia, tetapi di lain pihak kita juga
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU
Keintiman
Persepsi
Perilaku
Polisi
COPING
Era
Pentingnya
Mahasiswa
sebagai
Coping
Wanita
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
:Landasan
Identitas
Ilmu
Komunikasi
Baru
Komunikasi
Kewirausahaan
Diri
Komunikasi
dalam
DALAM
dan
Artifaktual
Mengatasi
Komunikasi
MENGATASI
FISIP
Perkawinan
UNSOED
: Stres
STRES
:
Aplikasi
Teori
Tindakan
Komunikasi
Habermas
dalam
MENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
Sebuah
Studi
MATA
mengenai
Komunikasi
Tinjauan
Mata
Modifikasi
KULIAH
Kuliah
Interaksi
Trafficking
Komunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKSimbolikl
Kuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
dalam
Eksistensi
Kepercayaan
terhadap
Tuhan
Yang Maha Esa
menyadari bahwa komunikasi yang baik
teknologi, melainkan proses belajar dalam
bukanlah
untuk
dimensi praktis-etis. Teknologi dan faktor
diwujudkan. Karena kegagalan komunikasi,
objektif lain baru bisa mengubah masyarakat,
kesalahpahaman dan konflik seringkali tidak
bila
dapat terhindarkan.
dalam tindakan komunikatif yang memiliki
sesuatu
yang
mudah
Komunikasi, bukanlah hanya sekedar
ilmu
pengetahuan,
komunikasi
juga
lebih
daripada
merupakan
suatu
itu
seni.
masyarakat
”logikanya
mengintegrasikannya
sendiri”.
memusatkan
diri
Habermas
pada
ke
lalu
prinsip-prinsip
organisasi sosial yang memperlihatkan adanya
Sebagai seni, komunikasi bukanlah sekali jadi
tahap-tahap
tetapi merupakan suatu proses yang perlu
komunikasi. Dalam teks ini diandaikan bahwa
dilatih
masyarakat
terus.
Bukan
hanya
menyangkut
perkembangan
modern
dalam
praksis
yang
komunikatif
dengan
memisahkan
lahiriah saja, tetapi terlebih dalam hal sikap
mengatur
konflik
hati. Suatu sikap hati yang bijaksana sangat
moralitas
(pandangan
dituntut dalam komunikasi. Dengan sikap ini
manusia
orang
suatu
(pandangan tentang kebaikan manusia menurut
penuh
hukum), menganut prinsip moralitas yang
dibicarakannya
universal, rasional, pribadi dan formal, dan
merupakan buah dari kedalaman spiritual
mengandaikan keyakinan akan konsensus atas
jiwanya (Suyanto, 2006: 58).
klaim kesahihan universal. Habermas mencoba
akan
mampu
komunikasi
yang
inspiratif.
Apa
menampilkan
berkualitas
yang
dan
sebagai
tentang
manusia)
kebaikan
dan
legalitas
Komunikasi adalah titik tolak Jurgen
memadukan dua paradigma ilmu sosial yang
Habermas yang menjadi fundamen dalam
dibahas dalam The Theory of Communicative
usaha mengatasi kemacetan Teori Kritis para
Action, yaitu ”paradigma dunia-kehidupan”
pendahulunya. Habermas telah mengubah
dan ”paradigma sistem”. Pendiriannya adalah
”paradigma kerja” dalam Teori Kritis ke
bahwa
”paradigma
Habermas
sebagai sistem administrasi dan ekonomi,
berpegang pada pendapat bahwa masyarakat
melainkan juga sebagai solidritas budaya atau
yang komunikatif adalah tujuan universal
komunitas (Hardiman, 2009: 23).
komunikasi”.
masyarakat
Habermas
masyarakat.
jangan
dilihat
mengandaikan
bahwa
Dalam The Theory of Communicative
konsesnsus
dapat
dicapai
dalam
Action, Habermas mengembangkan teorinya
masyarakat
yang
reflektif
(cerdas)
mengenai
berhasil
perkembangan
menjelaskan
bahwa
masyarakat.
masyarakat
Ia
pada
melakuka
partisipan
membuat
perubahan
memahami
maksudnya
perkembangan
bukanlah
kekuatan
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
semata-mata
produksi
atau
sebuah
komunikasi
yang
yang
memuaskan. Dalam komunikasi itu, para
hakikatnya komunikatif, dan yang menentukan
sosial
hanya
mencapai
”klaim-klaim
lawan
dengan
bicaranya
berusaha
kesahihan”
yang
89
Keintiman
Persepsi
PENTINGNYA
Era
Pentingnya
Mahasiswa
sebagai
Perspektif
Landasan
KOMUNIKASI
Ilmu
Komunikasi
Baru
Komunikasi
Kewirausahaan
Komunikasi
ARTIFAKTUAL
Artifaktual
FISIP
Perkawinan
UNSOED
:
:
Aplikasi
Teori
Tindakan
Komunikasi
Habermas
DALAM
dalam
KEBERHASILAN
Keberhasilan
Sebuah
Studi
mengenai
Komunikasi
Tinjauan
MODIFIKASI
Modifikasi
Interaksi
Trafficking
Komunikasi
Intrapersonal
KOMUNIKASI
Simbolikl
ANTARMANUSIA
dalam
Eksistensi
Kepercayaan
terhadap
TuhanAntarmanusia
Yang
Maha Esa
dipandang rasional dan akan diterima tanpa
tidak boleh menghasilkan kubu yang kalah
paksaan sebagai hasil konsensus. Empat
atau
macam klain yang dikemukakan Habermas
menjelaskan rasionalitas kehidupan bersama
adalah: klaim kebenaran
sehingga semua orang bisa setuju atau
(thruth),
klaim
ketepatan (rightness), klaim a utentisitas atau
menang.
Tujuan
dialog
adalah
mencapai sebuah konsensus rasional.
klaim
Dialog antar agama merupakan suatu
komprehensibilitas (comprehensibility). Setiap
praksis komunikasi dari masyarakat yang
komunikasi yang efektif harus mencapai
majemuk.
keempat klaim ini, dan orang yang mampu
merupakan
berkomunikasi dalam arti menghasilkan klaim-
melahirkan gagasan tentang model-model
klaim itu, disebutnya memiliki ”kompetensi
tindakan komunikasi, baik itu model teologist
komunikatif”.
normatif, maupun dramaturgis yang berkaitan
kejujuran
dan
(sincerity),
Teori
suatu
komunikasi
Habermas
pembaharuan
yang
kehidupan
dengan klaim kebenaran, kesesuaian, dan
komunikasi antar umat berbeda agama di
otentisitas sangat berguna dalam meligat
Cigugur,
Komunikatif
perspektif komunikasi yang terjadi di dalam
Habermas dapat menyingkapkan beberapa
dialog antar agama. Dialog antar agama
peluang bagi dialog antar agama, budaya, dan
mengusahakan titik temu ”kebenaran” dimana
juga ilmu pengetahuan yang menjadi persolan
letak
masyarakat modern. Dialog yang terjadi
(kepercayaan) tidak dikalahkan. Pernyataan
diharapkan
menghasilkan
dan pendapatnya tidak bertentangan (sesuai)
keterpinggiran agama/kepercayaan (asli) yang
dengan norma-norma agama yang diyakini
ada dari kehidupan sosial masyarakat umum,
bersifat universal, dan diungkapkan secara
tetapi melahirkan rasa saling menghargai peran
jujur dan otentik. Dimana para peserta
dan posisi masing-masing guna membangun
komunikasi mendapat kesempatan yang sama
sebuah masyarakat yang lebih manusiawi,
dalam
demokratis dan menghargai hak-hak asasi
kebenarannya sehingga terjadi interaksi dan
manusia.
pemahaman secara timbal balik, atau tercapai
Dalam
kaitannya
Teori
dengan
Interaksi
tidak
akan
Analisa kritis dari Jurgen Habermas
melalui
teori
interaksi
mengembangkan
konsep
komunikatifnya,
rasionalitas
kebenaran
masing-masing
mengekspresikan
perasaan
agama
dan
konsensus yang bebas dari dominasi.
Untuk mencapai pengertian timbal balik
dalam
suatu
dialog,
Habermas
juga
dialog
menekankan kepada komuniti dari subjek
rasional merupakan salah satu basis penting
moral. Habermas mencita-citakan suatu model
guna mewujudkan kehidupa bersama secara
diskursus etik dalam dialog, melalui integritas
damai antar manusia dengan asal, iman,
kepribadian yang bisa membangun empati dan
bahasa, dan budaya yang berbeda-beda. Dialog
solidaritas. Perkembangan kognitif dan moral
kehidupan
bersama.
Menurutnya
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU
Keintiman
Persepsi
Perilaku
Polisi
COPING
Era
Pentingnya
Mahasiswa
sebagai
Coping
Wanita
Perspektif
MAHASISWA
Mahasiswa
:Landasan
Identitas
Ilmu
Komunikasi
Baru
Komunikasi
Kewirausahaan
Diri
Komunikasi
dalam
DALAM
dan
Artifaktual
Mengatasi
Komunikasi
MENGATASI
FISIP
Perkawinan
UNSOED
: Stres
STRES
:
Aplikasi
Teori
Tindakan
Komunikasi
Habermas
dalam
MENGIKUTI
Keberhasilan
Mengikuti
Sebuah
Studi
MATA
mengenai
Komunikasi
Tinjauan
Mata
Modifikasi
KULIAH
Kuliah
Interaksi
Trafficking
Komunikasi
Intrapersonal
MPK
MPKSimbolikl
Kuantitatif
KUANTITATIF
Antarmanusia
dalam
Eksistensi
Kepercayaan
terhadap
Tuhan
Yang Maha Esa
mempengaruhi
pencapaian
kemampuan
praktis, bukan sekedar anjuran etis yang
pengertian seseorang tentang realitas yang jauh
bersifat
imperatif-individual.
dari perspektif egosntris, dan mampu melihat
prosedur argumentasi moral melalui dialog
segala sesuatu dari titik pandang orang lain.
atau perbincangan rasional untuk mencapai
Hal ini tercapai pada tahap perkembangan
persetujuan timbal balik yang bersifat publik.
Dalam
kognitif maupun moral pasca kovensional.
hal
kaitannya
Melainkan
dengan
pola
Yaitu tahap yang membutuhkan pembenaran
komunikasi antar agama masyarakat Cigugur,
secara
pluralisme di dalam masyarakat Cigugur
universal,
moralitas
otonom
dan
mandiri yang berprinsip pada etika universal.
dipahami sebagai sikap yang menerima dan
menghargai eksistensi ”the others”, sebagai
bagian
Kesimpulan
Teori Tindakan Komunikasi Habermas
dari
mempersoalkan
keberagaman,
perbedaan
dengan
tidak
budaya,
etnik,
sebagai kerangka atau titik pijak bagi dialog
jender, bahasa, atau pun agama. Pluralisme
antar
agama
menghubungkan
suatu
usaha
pada prinsipnya membuka ruang dalam sikap
keputusan
moral
yang
merupakan
antara
terbuka
dengan
penuh
semangat
(tahap-tahap perkembangan moral) dengan
kebersamaan bagi yang berbeda suku, ras,
interaksi sosial, yakni upaya menyelidiki
agama, golongan dan ideologi untuk hidup
anggapan-anggapan normatif dari interaksi
bersama dalam suatu kehidupan. Pluralisme
sosial (hubungan sosial) dengan menekankan
juga menuntut adanya sikap keterbukaan untuk
dimensi
atau
memaknai secara benar keyakinan yang dianut,
perbincangan yang rasional. Dalam konteks ini
tanpa harus dibenturkan dengan keyakinan
teori
yang lain, dalam sebuah masyarakat yang
komunikatif
tindakan
dalam
komunikatif
dialog
Habermas
merupakan upaya diskursus etika yang bersifat
multikultur.
Daftar Pustaka
Al-Bustomi, Ahmad Gibson. Membangun Efistem Budaya Sunda. http://kisunda.multiply.com/
journal/item/38.
Dhavamony, Mariasusai. 2006. Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Dister, Nico Syukur. 1992. Pengalaman dan Motivasi Beragama, Pengantar Psikologi Agama.
Yogyakarta: Kanisius.
Hardiman, F. Budi. 2009. Menuju Masyarakat Komunikatif: Ilmu, Masyarakat, Politik dan
Postmodernisme Menurut Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius
Hardjana, Agus M. 2005. Religiositas, Agama & Spiritualitas. Yogyakarta: Kanisius.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy & Jalaludin Rakhmat. 2005. Komunikasi Antar Budaya: Panduan Berkomunikasi
dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nursananingrat, A. M. Basuki. 1977. Umat Katolik Cigugur. Yogyakarta: Kanisius.
Suyanto, Ig. Joko. 2006. Berziarah Bersama Allah Menuju Allah. Yogyakarta: Kanisius.
Wahana, Paulus. 2004. Nilai Etika Aksiologis Max Scheller. Yogyakarta: Kanisius.
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
91
Download