http://www.antaranews.com/berita/335115/teknik -serangga -mandul-ampuh -berantas-nyamuk-dbd Teknik serangga mandul ampuh berantas nyamuk DBD Selasa, 25 September 2012 17:02 WIB | 1567 Views Ilustrasi (ANTARA/M Risyal Hidayat) Ali Rahayu awalnya berhasil mengembangkan TSM untuk mengendalikan hama lalat buah (Bactrocera carambolae), sebelum mencobanya ke nyamuk. Salatiga (ANTARA News) - Teknik Serangga Mandul (TSM) dinilai layak menjadi suatu metode pemberantasan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) setelah terbukti banyak wilayah yang nyamuknya makin resisten terhadap metode "fogging" (pengasapan). "TSM yang merupakan produk inovasi terbaru pada pengendalian nyamuk layak dijadikan andalan pengendalian DBD," kata Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan Winarno pada penandatanganan kerja sama antara Kemkes dan Batan di Salatiga, Jawa Tengah, Selasa. Dikatakannya, TSM telah diujicobakan di tiga wilayah, Salatiga, Banjarnegara dan Bangka Barat yang ternyata mampu menurunkan populasi vektor (nyamuk) meski dalam hal penurunan kasus DBD masih perlu pembuktian lebih lanjut. Namun demikian untuk menjadi program nasional TSM masih membutuhkan pengkajian lebih luas lagi, ujarnya, misalnya soal apakah sarana yang dibutuhkan dalam TSM bisa diadakan secara massal. Sementara itu, peneliti Batan yang memperkenalkan metode TSM, Ali Rahayu, mengatakan, kemampuan TSM menekan populasi nyamuk (sterilitas) cukup tinggi, di Salatiga rata -rata sampai 84,62 persen, di Banjarnegara 79,58 persen dan di Bangka Barat sampai 53,03 persen. TSM, lanjut dia, juga lebih ramah lingkungan dibanding fogging yang bersifat toksik bagi lingkungan serta lebih murah dimana satu paket untuk satu RT sekitar Rp75 ribu dibandingkan metode fogging yang satu paketnya untuk satu RT Rp1,5 juta. "TSM juga mampu bertahan 3-6 bulan terhadap munculnya kasus baru sementara fogging hanya bertahan beberapa hari saja terhadap kasus baru," katanya. Teknik Serangga Mandul (TSM) menggunakan serangga hama hasil biakan massal di laboratorium yang telah dimandulkan dengan iradiasi sinar gama kemudian dilepas di lapangan dan bersaing kawin dengan serangga hama di lapangan. Hama jantan mandul yang kawin dengan betina lapangan tidak menghasilkan keturunan, sehingga setelah beberapa generasi berturut-turut dilepaskan hama mandul maka populasi hama akan terus menurun sampai angka nol. Ali Rahayu awalnya berhasil mengembangkan TSM untuk mengendalikan hama lalat buah (Bactrocera carambolae), sebelum mencobanya ke nyamuk. (D009) Editor: Ella Syafputri COPYRIGHT © 2012