Seminar Tugas Akhir Mei 2016 Monitoring Parameter Stress Pada Awal Ketegangan Berbasis PC Parameter BPM Reflektan dan SUHU Umi Lathifah 1, Hj. Her GumiwangAriswati 2, Hj. Andjar Puji3 ABSTRAK Stress merupakan perubahan respon fisik, mental, dan emosional yang timbul karena perubahan atau keadaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Stres juga merupakan suatu tuntutan yang mendorong organisme untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri Stres dapat terjadi pada setiap manusia dan pada setiap waktu, karena stres merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindarkan tetapi dapat dikendalikan. Dalam mendeteksi level stress variable yang dapat diukur yaitu detak jantung per menit, suhu tubuh, GSR(Galvanic Skin Resistance), dan EMG(Electromiograph). Dimana pada BPM reflektan menggunakan sensor TCRT, pengukuran suhu menggunakan LM-35,EMG dan GSR menggunakan modul . Dari keempat sensor tersebut dapat diperoleh suatu data yang diiolah pada adc mikro dan dikirmkan oleh HC-05 yang di tampilkan oleh Pc menggunakan Delphi. pada hasil akhir didapatkan alat berjalan dengan baik dan nilai eror yang dihasilkan tidak begitu tinggi . Kata Kunci: Stres, Mikrokontroller Atmega16,Hc-05, BPM reflektan,Suhu,EMG,GSR(Galvanic skin resistance) 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Alat Monitoring Parameter Stress manusia merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi seberapa tinggi level kejenuhan dan ketegangan manusia dengan memperhitungkan heart rate (BPM) yang dapat menampilkan jumlah denyut jantung seseorang, menurut Pulse Diagnosis : A Clinical Guide 2007) denyut jantung normal orang dewasa berkisar 60-100 BPM. Sedangkan untuk parameter Suhu Tubuh normal biasanya berkisar antara 36℃-37℃ (physic of human body, p.31.9). Selain kedua parameter diatas juga terdapat parameter Elektromiografi (EMG) merupakan teknik untuk mengevaluasi dan rekaman aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot rangka,. Arti stress sendiri merupakan perubahan respon fisik, mental, dan emosional yang timbul karena perubahan atau keadaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Stres juga merupakan suatu tuntutan yang mendorong organisme untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri (dr. L. Suryantha Chandra, Sp.KJ.). Dalam mendeteksi level stress manusia terdapat lima variable yang diukur yaitu tekanan darah , detak jantung per menit, suhu tubuh, GSR(Galvanic Skin Resistance), dan EMG(Electromiograph). Pada Penelitian tentang alat pendeteksi tingkat stress ini telah banyak dilakukan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Andri Zita, 2002, hanya diambil dua variabel yaitu detak jantung dan GSR, kemudian terkait ini juga dilakukan oleh Rohmad Ali, 2008 hanya mengambil tiga variable yaitu GSR, suhu tubuh, dan detak jantung. Selain itu penelitian tentang alat tersebut juga pernah dilakukan oleh Yohannes Andri Wicaksono, hanya mengambil dua variable yaitu GSR dan detak jantung. Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas, maka penulis akan membuat alat monitoring stress dengan parameter GSR (Galvanic Skin Resistance), Detak jantung per menit, Suhu Tubuh, EMG (Electromiograph) yang merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dan mengingat banyaknya penggunaan Personal computer dalam kehidupan modern, sehingga penulis memanfaatkan dan mengembangkan tampilan output pada fitur PC (Personal Computer). 1 Seminar Tugas Akhir Mei 2016 5. Menaghubungkan mikrokontroller bluetooth HC-05 1.2 Batasan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Parameter yang diukur BPM dan Suhu Tubuh Menggunakan tipe BPM reflektan Range BPM yang digunakan secara umum Menggunakan Sensor Suhu untuk mengukur suhu tubuh Menggunakan ATMEGA16 sebagai pengolah data sebelum ditampilkan ke PC Menggunakan serial bluetooth HC-05 Menggunakan bahasa pemrograman Codevision AVR. Menggunakan bahasa pemograman Delphi. Hasil pengukuran ditampilkan pada PC . rangkaian dengan Melakukan uji fungsi alat 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis 2 Untuk menambah pengetahuan mahasiswa Teknik Elektromedik mengenai alat diagnostik terutama dibuat Alat Monitoring Parameter Stress pada ketegangan awal berbasis PC (Parameter BPM dan SUHU). 2.1.1 Manfaat Praktis Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu kinerja bidang medis terutama untuk memonitoring kondisi seseorang jika teridentifikasi kepanikan atau mudah stress. 1. Teori Penunjang 2.1 Pengertian Stres. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan pada batasan masalah yang telah dibuat di atas maka rumusan masalahnya adalah: Dapatkah dibuat alat monitoring parameter stress pada ketegangan awal berbasis PC (Parameter BPM dan Suhu)? 1.4 Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum Membuat alat monitoring parameter stress pada ketegangan awal berbasis PC (Parameter BPM dan SUHU).. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengunakan BPM tipe reflektan 2. Menggunakan LM-35 untuk mengukur suhu tubuh 3. Membuat rangkaian minimum sistem 4. Membuat software pemrograman mikrokontroller Tiga pendekatan teoritis (masingmasing disiplin fisiologi, psikologi dan sosiologi) telah digunakan untuk mendefinisikan stres dalam riset keperawatan (Barnfather, 1993; Lyon & Werner, 1987). Hans Selye (1956, 1976) mendefinisikan stres sebagai respons nonspesifik tubuh terhadap setiap kebutuhan, tanpa memerhatikan sifatnya. Respons tersebut meliputi satu seri reaksi fisiologis yang dinamainya Sindrom Adaptasi Umum (General Adaptation Syndrome – GAS). Pendekatan lainnya, stres dianggap sebagai faktor predisposisi atau pencetus yang meningkatkan kepekaan individu terhadap penyakit (Rahe, 1975). Dalam konteks tersebut stres dianggap sebagai suatu stimulus, atau penyebab adanya respons. Adapun menurut pendekatan sosiologi, stres didefinisikan sebagai transaksi. Model transaksi yang sering disebut adalah yang dikemukakan oleh Richard Lazarus. Lazarus dan Folkman (1994, hal. 19) mendefinisikan stres psikologi sebagai hubungan khusus antara seseorang dengan 2 Seminar Tugas Akhir Mei 2016 lingkungannya yang dihargai oleh orang tersebut sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan membahayakan kemapanannya. Kebanyakan riset keperawatan lebih menggunakan transaksi dibanding model stimulus ataupun respon. Gejala Psikologis Gejala Fisik Gejala Perilaku Kecemasan, ketegangan Meningka tnya detak jantung dan tekanan darah Menunda ataupun menghin dari pekerjaa n/ tugas Bingung, marah, sensitif Meningka tnya sekresi adrenalin dan noradrena lin Penuruna n prestasi dan produkti vitas Mengurung diri Mudah lelah secara fisik Meningk atnya frekuensi absensi Ketidakpuasa n Lebih sering berkering at Meningk atnya agresivit as, dan kriminali tas Kehilangan spontanitas Ketegangan otot Menurunnya fungsi intelektual Kepala pusing, migrain Kecende rungan bunuh diri Tabel 2.1. Gejala-gejala Stres Kerja. Sumber : e-psikologi.com a. Hubungan Stress dengan Suhu Tubuh Stimulasi pada system sarap simpatis dapat meningkatkan epinefrin dan norepunefrin yang akan meningkatkan aktifitas metabolism basal dan produksi panas. Perawat dapat memperkirakan bahwa klian yang sangat stres atau sangat cemas akana mengalami peningkatan suhu karna alasan tersebut. b. Hubungan Stress dengan Denyut Jantung. Ada penelitian yang menunjukkan hubungan antara stres menahun dengan tekanan darah. Stres meningkatkan tekanan darah, yang pada gilirannya melemahkan dan merusak pelapis pembuluh darah, menyediakan tempat bagi mengendapnya lipid sehingga terbentuk plak kolesterol. Akhirnya lumen menyempit, tahanan perifer meningkat, dan tekanan darah naik, ventrikel kiri menebal (hipertrofi), yang memerlukan lebih banyak oksigen. Ada korelasi bermakna antara penyakit hipertensi dengan penyakit jantung koroner. 2.3.2 2.2. BPM Perhitungan denyut jantung dapat juga dinamankan Beats per minutes (BPM), menggunakan teknik langsung dan tidak langsung Secara langsung dilakukan dengan mendeteksi pada jantung itu sendiri. Sedangkan secara tidak langsung dengan memanfaatkan pembuluh darah, yaitu dengan memanfaatkan indara perasa pada ketiga jari tangan yang di tempelkan pada pembuluh darah dan menghitungnya secara manual selama 1 menit, atau menggunakan sadapan (sensor) yang terhubung dengan alat penghitung detak jantung.sensor yang digunakan adalah TCRT1000, yang merupakan sensor optik reflektif dengan kedua cahaya emitor inframerah dan phototransistor ditempatkan berdampingan dan tertutup di dalam paket bertimbal 3 Seminar Tugas Akhir sehingga ada efek minimal sekitar cahaya tampak. Sebuah jari ditempatkan di atas sensor akan bertindak sebagai reflektor cahaya insiden. Jumlah cahaya yang dipantulkan kembali dari ujung jari dipantau oleh phototransistor Gambar 2.5 Sensor Heart Rate Sumber : Vishay sumber : UK.farmell.com 2.3.3 Karakteristi TCRT 1000 Jenis Detector phototransistor Dimensi ( L x W x H di mm :7 x 4 x 2,5 Jarak Puncak operasi : 1 mm Range operasi dalam > 20 % relatif kolektor saat ini : 0,2 mm sampai 4 mm Tipe arus keluaran yang diuji : IC = 0,5 mA Blocking filter Emitter panjang gelombang : 950 nm Gambar 2.5 Grafik Saat Kolektor relatif vs Pemindahan Sumber : VISHAY Mei 2016 IC Mikrokontroller ATmega16 Mikrokontroler ini menggunakan arsitektur Harvard yang memisahkan memori program dari memori data, baik bus alamat maupun bus data, sehingga pengaksesan program dan data dapat dilakukan secara bersamaan (concurrent), adapun blog diagram arsitektur ATMega16. Secara garis besar mikrokontroler ATMega16 terdiri dari : 1. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16Mhz. 2. Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan SRAM 1Kbyte. 3. Saluran I/O 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D. 4. CPU yang terdiri dari 32 buah register. 5. User interupsi internal dan eksternal6. 6. Port antarmuka SPI dan Port USART sebagai komunikasi serial 7. Fitur Peripheral 2.3.1. Konfigurasi Pin ATMega16 Konfigurasi pin mikrokontroler Atmega16 dengan kemasan 40. Dari gambar tersebut dapat terlihat ATMega16 memiliki 8 Pin untuk masing-masing Port A, Port B, Port C, dan Port D. Gambar 2.4 : Pin konfigurasi ATmega16 sumber : http://kanipfismandor.blogspot.co.id/2013/02/icmikrokontroler-atmega16.html 4 Seminar Tugas Akhir a. VCC (Power Supply) dan GND(Ground) b. Port A (PA7..PA0) Port A berfungsi sebagai input analog pada konverter A/D. Port A juga sebagai suatu Port I/O 8-bit dua arah, jika A/D konverter tidak digunakan. Pin - pin Port dapat menyediakan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk masing-masing bit). c. Port B (PB7..PB0) Port B adalah suatu port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port B output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. d. Port C (PC7..PC0) Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port C output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pena Port C yang secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. e. Port D (PD7..PD0) Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port D output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. • XTAL1 (Input Oscillator) • XTAL2 (Output Oscillator) • AVCC adalah pena penyedia tegangan untuk Port A dan Konverter A/D. • AREF adalah pena referensi analog untuk konverter A/D. Analog To Digital Converter (ADC) AVR ATMega16 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan resolusi 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC dapat dikonfigurasi, baik single ended input maupun differential input. Selain itu, ADC ATMega16 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau (noise) yang amat fleksibel sehingga dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan dari Mei 2016 ADC itu sendiri. ADC pada ATMega16 memiliki fitur-fitur antara lain : • Resolusi mencapai 10-bit • Akurasi mencapai ± 2 LSB • Waktu konversi 13-260μs • 8 saluran ADC dapat digunakan secara bergantian •Jangkauan tegangan input ADC bernilai dari 0 hingga VCC • Disediakan 2,56V tegangan referensi internal ADC • Mode konversi kontinyu atau mode konversi tunggal • Interupsi ADC complete • Sleep Mode Noise canceler a. Timer/Counter0 adalah 8-bit Timer/Counter yang multifungsi. Timer di-nol-kan saat match compare (auto reload).Dapat menghasilkan gelombang PWM dengan glitch-free. Frekuensi generator.Prescaler 10 bit untuk timer. Interupsi timer yang disebabkan timer overflow dan match compare. b. TCCR0Pengaturan mode timer/counter0 melalui bit TCCR0 (Timer/Counter Control Register 0). c. TCNT0 , Register TCNT0 berfungsi untuk menyimpan cacahan timer/counter0. Karena ukuran register TCNT0 8bit maka hanya dapat melakukan cacahan 0x00 – 0xff. Mikrokontroller ATMEGA 8535 telah memiliki fasilitas Analog to Digital Converter yang sudah built-in dalam chip. ATMEGA 8535 memiliki resolusi ADC 10-bit dengan 8 channel input dan mendukung 16 macam penguat beda. ADC ini bekerja dengan teknik successive approximation. Rangkaian internal ADC ini memiliki catu daya tersendiri yaitu pin AVCC. Tegangan AVCC harus sama dengan VCC kurang lebih 0.3 volt. Data hasil konversi ADC dirumuskan sebagai berikut: Dimana Vin adalah tegangan masukan pada pin yang dipilih sedangkan Vref adalah tegangan referensi yang dipilih. 5 Seminar Tugas Akhir 2.4. Bluetooth HC-05. Bluetooth Modul HC-05 Modul bluetooth seri HC memiliki banyak jenis atau varian, yang secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu jenis ‘industrial series’ yaitu HC-03 dan HC-04 serta ‘civil series’ yaitu HC-05 dan HC-06. Modul Bluetooth serial, yang selanjutnya disebut dengan modul BT saja digunakan untuk mengirimkan data serial TTL via bluetooth. Modul BT ini terdiri dari dua jenis yaitu Master dan Slave. Seri modul Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com 3 Mei 2016 3.2 Diagram Blok Receiver Gambar 2.5 Bluetooth HC-05 (Sumber : rajguruelectronics) BT HC bisa dikenali dari nomor serinya, jika nomor serinya genap maka modul BT tersebut sudah diset oleh pabrik, bekerja sebagai slave atau master dan tidak dapat diubah mode kerjanya, contoh adalah HC-06-S. Modul BT ini akan bekerja sebagai BT Slave dan tidak bisa diubah menjadi Master, demikian juga sebaliknya misalnya HC-04M. Default mode kerja untuk modul BT HC dengan seri genap adalah sebagai Slave. 3. Metodologi 3.1 Diagram Mekanis Sistem Gambar 3.1 Desain modul Gambar 3.2 Blok Diagram A. Rangkaian BPM Pada ranngkaian sensor TCRT1000 ini dari pengkondisian sinyal yang akan menekan komponen DC besar dan meningkatkan komponen AC berdenyut lemah, yang membawa informasi yang diperlukan Output sensor TCRT1000 masuk pada rangkaian HPF yang difungsikan untuk menyingkirkan komponen DC dimana komponen DC sendiri adalah harga rata – rata teganggan output DC. Kombinasi dari HPF dan LPF membantu menghilangkan sinyal DC yang tidak diinginkan dan noise pada frekuensi tinggi sedangkan memperkuat sinyal pulsa amplitudo yang rendah. Rangkaian ini berfungsi menguatkan tegangan yang di dapat dari LPF. Untuk mendapatkan ACL atau besar penguatannya, dapat ditentukan dari besar Rf dan Ri menggunakan perhitungan penguatan pada rangkaian non-inverting amplifier. B. Rangkaian SUHU 6 Seminar Tugas Akhir Mei 2016 Output LM -35 di filter oleh filter pasigf kemudiuan output masuk pada adc mikro untuk diolah. a) b) c) d) e) 9. Diagram Alir Proses/Program 10. START 11. INISIALISASI PROGRAM NO PIND.0=1 12. Detak=read_ADC(0) Suhu=read_ADC(1) 13. 14. Timer = 60 detik Menghitung suhu Menghitung BPM modul-modul dan mengujinya. Modul Catu Daya.Modul. Modul sensor suhu Modul rangkaian BPM Modul Minimum Sistem. Menyatukan modul-modul membentuk system Menguji sistem modul dan mengukur besaran-besaran fisis yang di perlukan. Membuat ulasan mengenai hasilhasil dari penelitian ini meliputi kelebihan/kekuatan sampai dengan kekurangan/kelemahan sistem. Menarik kesimpulan dan saran untuk Perbaikan Sistem. Menyusun laporan karya tulis ilmiah. NO If timer <=60 detik Transfer data Jumlah detak &suhu 36<suhu<=37 && 60<bpm<=75 RELAX 35<suhu<=36 && 75<BPM<=100 33<suhu<=35 && <100 Tenang 3.4 Tempat dan Jadwal Kegiatan Penelitian. 1. Tempat Penelitian : Kampus Teknik 2. Elektromedik. 3. Jadwal Kegiatan : Penulis menyusun 4. kegiatan jadwal kegiatan menurut kalender Akademik yang ada di Politeknik Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya 3.5 Jadwal Kegiatan CEMAS END Tabel 3.1 Jadwal kegiatan pembuatan modul Gambar 3.3 Diagram alir modul 3.3 Urutan Kegiatan 1. Menyusun literature. 2. Menentukan topik. 3. Menyusun latar belakang, batasan masalah, 4. rumusan masalah, tujuan dan manfaat. 5. Membuat diagram mekanik, diagram blok 6. sistem dan diagram alir proses/program. 7. Menyusun proposal. 8. Merancang rangkaian elektronik dalam bentuk 7 Seminar Tugas Akhir 4. Pembuatan, Pengujian, dan Pembahasan 4.1 Proses Pembuatan 4.1.1.Modul Rangkaian ATmega 16 dan Penguat sensor loadcell Mei 2016 4.2+5V 4 3 2 1 J14 1 2 1 2 CON2 CON2 R10 SUHU 150R Spesifikasi modul rangkaian minimum system Atmega16 yang diperlukan adalah: 1. Tegangan kerja yang dibutuhkan maksimum 5 VDC dan ground. 2. IC Mikrokontroller yang digunakanadalah ATmega16 dengan fitur ADC internal. 3. Membutuhkan sambungan MISO, MOSI, SCK, RESET dan GND untuk dapat memprogram ATmega16. 4. Menggunakan PORTA untuk pembacaan ADC Menggunakan PORTD.1 untuk TxD +5V J13 J10 R11 150R Gambar 5.1 Rangkaian Tubuh C8 1uf Suhu Cara kerja rangkaian : Hasil pembacaan dari sensor suhu LM35 langsung masuk pin 2 yang berfungsi sebagai inputan ADC internal pada Atmega16 dengan vref eksternal sebesar 1,5 volt. Data yang diterima dari ADC akan diolah oleh mikro. Data yang didapatkan: Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar di bawah ini: Gambar 4.1 Gambar Rangkaian ATMEGA 16 1 2 R1 6K8 680K U1B 4 4 3 J17 1uF R7 68K J14 LM358 7 1 2 D2 LED 8 1 R8 1UF 6 C3 5 1 J16 1 LM358 1 + 2 C4 TCRT 1000 6K8 U1A R6 68K out sensor 1. Tegangan input adalah 5v dan Ground. 2. Menggunakan sambungan Rx sebagai receiver. 3. Rx mendapat PORTD.1 (TxD) Jadi didapatkan rangkaian seperti 4.1 4.1. SUHU 680K - R5 150R 4 3 2 1 R4 +5V 1 +5V R3 8 supply C2 100nF R2 + Spesifikasi modul minimum sistem dan Bluetooth diperlukan sebagai berikut : C1 100nF J15 +5V - 4.1.2.Modul minimum sistem dengan bluetooth 4.1 BPM J5 +5V J3 J4 TP2 TP3 R12 220 TP1 Gambar 5.2 Rangkaian Pengkondisi Sinyal Pada saat sensor bekerja, Infrared sebagai sumber cahaya dan Photodioda sebagai penerima. Infrared memancarkan 8 out Seminar Tugas Akhir Mei 2016 cahaya dengan panjang gelombang 980 nm pada ibu jari, kemudian cahaya menembus ibu jari dan memantulkan setiap yang lolos dari penyerapan oleh photo transistor Cahaya yang diterima dipengaruhi oleh kepekatan darah yang dipompa oleh jantung. Resistor 100 Ohm (R1) berfungsi sebagai resistor pengaman Infrared, sedangkan resistor 750K (R2) digunakan sebagai pembagi tegangan terhadap Phototransistor sehingga menghasilkan tegangan yang berubah-ubah dan membuat output dari Phototransistor membentuk sinyal AC. Sinyal tersebut belum bisa dihitung frekuensi maupun amplitudonya. Sinyal tersebut masuk pada rangkaian filter pasif High Pass Filter dengan cut off 0,72379 Hz. Sinyal AC tersebut masuk pada IC LM358 yang dimana sinyal tersebut akan dikuatkan menggunakan penguatan Non Inverting dengan Gain 148,05882 x sebanyak 2 kali dan akan difilter dengan menggunakan Low Pass Filter dengan Cut Off 2,341701 Hz. Dengan 2 kali penguatan yang berjumlah 1953,6542X, maka sinyal AC High Low yang keluar dari amplifier terakhir sangat besar, tetapi karena LM358 hanya menggunakan supply 5,0V maka output sinyal yang dihasilkan maksimal 3,4V. Adanya penurunan tegangan disebabkan oleh karakteristik LM358, jika digunakan dalam rangkaian Non-Inverting Amplifier besar outputnya akan di bawah besarnya tegangan supply. 4.1.4 Pengukuran BPM ouput modul 4.2 Pembahasan 4.2.1. Kinerja Sistem Keseluruhan Saat pertama alat dihidupkan atau dioperasikan, alat akan menginisialisasikan semua sistem kerja dari input dan output kontroller. Dalam selang waktu beberapa detik, alat mulai mendeteksi sinyal denyut aliran darah pada ibu jari.dan LM-35 mendeteksi suhu pada tubuh . Untuk memulai perhitungan menggunakan computer sebangai pembacaan hasil yang berupa grafik dan plotting angka permenit. Saat waktu tercapai atau selama enam menit pengukuran maka hasil rata – rata dari setiap menitnya akan di simpan dalam database dan terdapat status relax, normal dan stress. 4.2.3 Kelemahan/Kekurangan Sistem BPM reflektan sulit untuk mendapatkan sadapan 5. Penutup 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengukuran dan analisa data penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : Telah dibuat Monitoring Stres Awal Ketegangan Berbasis PC ( Parameter BPM dan Suhu LM-35) dengan penyimpanan data dengan menggunakan aplikasi Delphi. Dengan kondisi pasien yang harus dalam keadaan tenang pada saat pengukuran. 5.2. Saran Dari hasil penelitian, dapat dianalisa kekurangan dari alat yang penulis buat. Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penyempurnaan penelitian lebih lanjut : 1. Tabel 4.1 Pengukuran toutput BPM 2. BPM reflektan yang digunakan sebaiknya menggunakan pulse sensor. Suhu tetap menggunakan LM35 namun dengan akurasi yang 9 Seminar Tugas Akhir 3. 4. stabil atau nilai eror yang semakin kecil. pengambilan dan penyimpanan biasa dikirim melalui internet atau web Alat dapat dirancang secara portable. DAFTAR PUSTAKA Suwarto Edy,Alat Pendeteksi Parameter Stres Manusia Berbasis Mikrokontroller ATMEGA 16, Politeknik negri Semarang Yohanes Andri Wijaksono,2008,Rancangan Bangun Alat Pendeteksi Stress Menggunakan GSR dan Detak Jantung,Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Mei 2016 Herdiani, 2013, Pengertian Stress, http://dedeh89psikologi.blogspot.co.id/2013/04/pengertia n-stress.html diakses pada tanggal 16 September 2015 I Dewa Made Oka Dwi Sutisna, 2015, MONITORING BPM DAN SUHU TUBUH INTERFACE ANDROID DILENGKAPI DENGAN TELEMEDICINE ( PARAMETER BPM ),Teknik Elektromedik Poltekkes Surabaya I Putu Adi Surya, 2015, MONITORING BPM DAN SUHU TUBUH INTERFACE ANDROID DILENGKAPI DENGAN TELEMEDICINE ( PARAMETER SUHU ),Teknik Elektromedik Poltekkes Surabaya Putri Maylia,Alat Pendeteksi Stres Pada Manusia Berbasis ATMEGA 32, Rohmad Ali ,2008, Perancangan Alat Pendeteksi Awal Ketegangan (Stress) Pada Manusia Berbasis PC Diukur dari Suhu Tubuh,Kelembaban Kulit dan Detak Jantung,Universitas Muhammadiah SURAKARTA Vishay, 2009, Datasheet Reflective Optical Sensor with Transistor Output,80112 Bagaskara, Dasar Teori ATMega16, http://baskarapunya.blogspot.co.id/2012/ 09/dasar-teori-atmega16.html , 15 September 2015 Teknik elektro,2015,Prinsip Kerja Sensor LM35, http://teknikelektro.org/prinsipkerja-sensor-lm35/, 16 September 2015 Electroniclab, 2008 , Pendeteksi Tingkat Stres , http://electroniclabmedis.blogspot.co.id/2 008/08/pendeteksi-tingkat-stres.html, 16 September 2015 Adi, 2016, Heart Rate/Detak Jantung, https://pvadi.wordpress.com/2011/06/16/ heart-ratedetak-jantung/. diakses pada tanggal 15 September 2015 10