Model Konservasi Sungai Mewek

advertisement
TEMU ILMIAH IPLBI 2014
Model Konservasi Sungai Mewek
Studi Kasus : Sungai Mewek Kelurahan Tasikmadu-Tunjungsekar Kota Malang
Budi Fathony(1), Sudiro(2), Eding Iskak Imananto(3)
(1)
Perkembangan Arsitektur/Arsitektur/Arsitektur Lingkungan, Arsitektur/Sipil & Perencanaan/ Institut Teknologi Nasional Malang
Konservasi Lingkungan/Lingkungan/Sipil & Perencanaan/Institut Teknologi Nasional Malang
Sipil Geoteknik/Teknik Sipil/Mektan & Rekayasa Pondasi/Sipil & Perencanaan/ Institut Teknologi Nasional Malang
(2)
(3)
Abstrak
Sungai Mewek bagian dari Daerah Aliran Sungai yang relatif membelah dari barat-timur wilayah
kelurahan Tasikmadu-Tunjungsekar, di Kota Malang. Potensi kali mewek dipandang sebagai aliran
sumber air, pertemuan sungai-sungai kecil dari kota Batu. Pesatnya pertumbuhan penduduk
kawasan perumahan baru sekitar daerah aliran sungai Mewek berdampak terhadap kualitas
lingkungan dan terganggunya keseimbangan fungsi-fungsi alam sekitar. Permasalahan
perkembangan arsitektur dan lingkungan perlu dilakukan studi konservasi, sehingga mendapatkan
model tentang pelestarian DAS. Tujuan mendapatkan hasil kajian sinergi dari permasalahan pembangunan kawasan perumahan dan permukiman daerah aliran sungai, karakter sosial dan budaya
masyarakat. Mencegah masyarakat melakukan pencemaran sungai berupa membuang sampah dan
hajat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan obeservasi lapangan, deskriptif
kualitatif; Metode triangulasi data : (1). Focus Group Discusion (FGD) pada (3 orang/warga) sekitar
sungai; (2) Observasi non participant pada setting sungai. Mendapatkan model konservasi hasil
kajian sinergi khususnya daerah aliran sungai sehingga bermanfaat bagi pelestarian
lingkungan,wisata air sungai dan peningkatan ekonomi rakyat.
Kata kunci : arsitektur, konservasi, lingkungan dan model
Pengantar
Sungai (kali) merupakan jalan air alami,
mengalir menuju samudera, danau atau laut,
atau ke sungai yang lain. Disamping itu sungai
adalah salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air
dalam sungai umumnya terkumpul dari
presipitasi, seperti hujan, embun, mata air,
limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara
tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es
atau salju. Selain air, sungai juga mengalirkan
sedimen dan polutan (wikipedia).
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah
salah satu pemasok air terbesar untuk
kebutuhan mahluk hidup. Bisa dikatakan
manfaat sungai sebagai sumber kehidupan
manusia dan mahluk lainnya, selain itu untuk
irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai
saluran pembuangan air hujan dan air limbah,
bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan
obyek wisata sungai.
Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah
aliran sungai. Sejumlah 70% sungai di Indonesia
tercemar. Penyebabnya adalah masih rendahnya
kesadaran masyarakat untuk memperhatikan
sanitasi. Sungai tercemar itu tidak bisa lagi
digunakan secara maksimal untuk aneka
kebutuhan. Perilaku manusia yang menyumbangkan pencemaran sungai antara lain
kebiasaan membuang hajat di sungai. Selain itu
tinja yang diserap oleh mobil tangki langsung
dibuang ke sungai tanpa pengolahan terlebih
dahulu. Di sisi lain, sungai masih menjadi
tempat kegiatan masyarakat seperti mandi dan
mencuci. Perusahaan seperti PDAM juga
mengambil air baku untuk minum dari sungai.
Dari beberapa literatur diketahui bahwa telah
terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air
sebagai dari pendekatan pembangunan disepanjang Daerah Aliran Sungai yang sematamata mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa
memperhatikan keberlanjutan fungsi-fungsi
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 | F_1
MODEL KONSERVASI SUNGAI MEWEK
Studi Kasus : Sungai Mewek Kelurahan Tasikmadu-Tunjungsekar Kota Malang
lingkungan sejak kawasan hulu sampai dengan
kawasan hilir. Belum lagi pendekatan pelaksanaan pembangunan yang terkotak-kotak dan
dibatasi
oleh wilayah administrasi padahal
suatu Daerah Aliran Sungai biasanya melalui beberapa wilayah administrasi sekaligus (Semiloka
baik berupa pencemaran maupun erosi dan
sedimentasi.
Pengolahan Sumberdaya Lingkungan DAS Berkelanjutan, Tusy A. Adibroto, 2002).
Usulan Arsitektur Lingkungan
Sumber Hasil Pembahasan
Foto kondisi Sungai Mewek
Sumber : Data Lapangan
Pengamatan sungai (kali) Mewek yang
membentang dari barat ke timur menjadi lebih
menarik mengingat aliran sungai masih di
kelilingi oleh pertanian padi mencapai kurang
lebih 80%,sisa 20% telah terbangun perumahan
dan perkampungan yang cukup lama dihuni.
Mengingat pertumbuhan perumahan dengan
cluster kecil semakin berkembang dan tidak
mungkin dicegah, kecenderungan penataan
perumahan tidak melihat potensi daerah aliran
sungai Mewek sebagai bagian wilayah yang
bermanfaat terhadap pelestarian lingkungan.
Justru keberadaan sungai Mewek telah tertutup
oleh penataan perumahan dan permukiman,
dengan demikian jika tidak segera dilakukan
upaya penyelamatan lingkungan sungai Mewek
akan tertutup oleh desakan kebutuhan manusia
akan hunian.
Keberadaan kali Mewek dalam kehidupan
masyarakat kelurahan Tunjungsekar tidak bisa
dipisahkan sampai kapanpun. Namun belum
terpikirkan upaya dan tindakan bagaimana
untuk memanfaatkan sungai tersebut menjadi
lebih bermanfaat disamping penyelamatan
lingkungan. Berbagai kegiatan manusia yang
tinggal di sepanjang DAS secara langsung maupun tidak, mempengaruhi kualitas suatu DAS
F_2 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014
Tujuan :
Sedangkan tujuannya ialah mendapatkan
rancangan program dan kegiatan serta arahan
pendayagunaan pendayagunaan sungai untuk
membangkitkan partisipasi masyarakat dalam
konservasi : a). Potensi sungai Mewek perlu
dijaga pelestarian sebagai keseimbangan
lingkungan hidup sehingga memiliki nilai lebih
bagi aktifitas masyarakat di sekitarnya; b).
Memberikan citra bagi perkembangan pariwisata
di kelurahan Tasikmadu dan Tunjungsekar; c).
Diwujudkan dalam bentuk kegiatan wisata
kuliner sejalan dengan peningkatan industri dan
ekonomi yang mampu mendorong menciptakan
wirausaha baru bagi masyarakat sekitar; d).
Mendapatkan hasil kajian sinergi dari permasalahan pembangunan kawasan perumahan
dan permukiman daerah aliran kali Mewek;
e).Menemukan model konservasi daerah aliran
sungai dengan karakter sosial dan budaya
masyarakat aliran kali mewek; f). Mencegah
masyarakat melakukan pencemaran sungai
berupa membuang sampah dan hajat.
Manfaat sungai secara umum : a). Sebagai salah
satu kebutuhan manusia berupa sumber
cadangan air bersih; b).Sebagai sarana stabilitas
irigasi bagi lahan pertanian sawah; c). Potensial
sebagai obyek pariwisata air; d). Pelestarian
lingkungan pinggiran sungai berupa penanaman
pohon agar tetap rimbun sebagai pencegah
erosi tanah; e). Potensi kegiatan peningkatan
Budi Fathony
perekonomian rakyat sekitar kali; f). Sebagai
sarana olah raga air.
dan tema yang muncul pada saat pengambilan
data.
Manfaat Kegiatan
Bagi masyarakat : a). Memberikan wadah
kegiatan paket wisata kuliner dengan potensi
yang ada; b).Menciptakan dan meningkatkan
ekonomi masyarakat; c).Melestarikan kreatifitas
karya dan budaya setempat.
Proses selanjutnya adalah data rekonstruksi dan
analisis tematik. Analisis tematik dilakukan
dengan berulangkali membaca transkrip, membandingkan dan mengkontraskan data yang
diperoleh dari semua responden pada satu tema
dan antar tema dengan mempergunakan
bubbling technique.
Bagi Pemerintah : a). Pelestarian cagar alam
yang semakin kritis terhadap pemanfaatan
sumber air secara liar; a).Meningkatkan sistem
keamanan lingkungan dan konservasi air
dengan kontrol masyarakat secara langsung.
Pada tahap akhir ditarik kesimpulan terakhir
tentang bagaimana hubungan antara satu tema
dengan tema yang lain pada keseluruhan
responden serta inventaris semua temuantemuan penting.
Metoda Penelitian
Skema Langkah Kerja Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan obeservasi lapangan atau deskriptif
kualitatif diharapkan dapat memberikan gambaran tentang persepsi warga tentang potensi
pinggiran kali. Penelitian dilakukan pada obyek
Kali Mewek sepanjang +/-1,5 km yang berlokasi
di kelurahan Tunjungsekar Kota Malang.
Metode pengumpulan data kualitatif yang
dipergunankan adalah metode triangulasi data
yang terdiri dari : (1). Focus Group Discusion
(FGD) pada (3 orang/warga) sekitar kali mewek;
(2) Observasi non participant pada setting kali
mewek.
Subyek penelitian warga sekitar daerah aliran
kali mewek kelurahan Tasikmadu dan Tunjungsekar yang terdiri atas unsur pemuda-pemudi
atau okoh masyarakat sejumlah 6 orang. Pada
penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah
peneliti itu sendiri yang dalam hal ini dibantu
dengan daftar tema (theme list) yang telah
disiapkan.
Daftar tema tersebut dipersiapkan oleh tim
peneliti sebelum 10 pelaksanaan FGD. Data
pada FGD direkam dengan mempergunakan
audio tape kemudian di transkrip. Data hasil
observasi non-participant dicatat dalam catatan
lapangan (field-notes).
Proses pertama analisis data adalah data
reduction dimana hasil transkrip data FGD serta
catatan lapangan pada observasi direduksi
kemudian dipilah berdasarkan daftar tema awal
Kajian Pustaka
Telah terjadi penurunan kualitas dan kuantitas
air
sebagai
akibat
dari
pendekatan
pembangunan di sepanjang DAS yang sematamata mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa
memperhatikan keberlanjutan fungsi-fungsi lingkungan sejak kawasan hulu sampai dengan hilir.
Belum lagi pendekatan pelaksanaan pembangunan yang terkotak-kotak dan dibatasi oleh
wilayah administratif padahal suatu lingkungan
DAS biasanya melalui beberapa wilayah administratif sekaligus (Tusy A. Adibroto,Pengembangan
Teknologi Lingkungan Dalam Pengelolaan DAS Yang
Berkelanjutan,
makalah
pada
Semiloka
Pengelolaan
Sumberdaya Lingkungan DAS Berkelanjutan-26 Juni 2002)
Permasalahan utama DAS yaitu kecenderungan
penurunan fungsi dan kemampuan DAS sebagai
akibat pertambahan lahan kritis, erosi tanah dan
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 | F_3
MODEL KONSERVASI SUNGAI MEWEK
pencemaran serta menerapkan
pembangunan berkelanjutan.
Studi Kasus : Sungai Mewek Kelurahan Tasikmadu-Tunjungsekar Kota Malang
pendekatan
Maka dalam rangka pengembangan DAS perlu
diupayakan pengendalian dan penanggulangan
lahan kritis, bahaya erosi dan pencemaran yang
berdampak terhadap kehidupan masyarakat di
sekitarnya. (Tusy A. Adibroto,Pengembangan Teknologi
Lingkungan Dalam Pengelolaan DAS Yang Berkelanjutan,
makalah pada Semiloka Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan
DAS Berkelanjutan-26 Juni 2002).
Teknologi Pengelolaan Lingkungan Yang Telah
Dikembangkan oleh P3TL-BPPT :
Penerapan
Teknologi
Disain
Lingkungan
Kawasan Permukiman Kumuh: Penerapan
teknologi melalui pengembangan disain rumah
sehat khas bantaran sungai atau pesisir,
penataan sistem drainase, ruang terbuka hijau
yang mengikutsertakan masyarakat setempat
secara
aktif
mulai
dari
perencanaan,
pelaksanaan hingga monitoring. (Tusy A.
Adibroto,Pengembangan
Teknologi
Lingkungan
Dalam
Pengelolaan DAS Yang Berkelanjutan, makalah pada Semiloka
Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan DAS Berkelanjutan-26
Juni 2002).
Menurut Koentjaraningrat (1983), Masyarakat
Jawa merasa berkewajiban untuk “memayuhayuning bhawana” yaitu pandangan hidup untuk selalu berupaya menjaga dan memperindah
lingkungannya, baik fisik maupun spiritualnya,
baik yang menyangkut pada adat, tata cara,
cita-cita, ataupun nilai-nilai budaya lainnya.
Dalam kaitannya dengan arsitektur, konsep ini
mendasari pola keselarasan antara bangunan
dengan lingkungannya termasuk juga dalam
sistem ekologinya. Pendapat Parmono Atmadi
(1997)... ungkapan arsitekturnya disesuaikan
dengan tantangan, pengaruh perkembangan
teknologi
dan
bahan
bangunan
yang
dikembangkan akhir-akhir ini. Perkembangan
tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan
tata ruang atau tata massa bangunan saja,
tetapi juga terpengaruh oleh nilai-nilai sosial dan
budaya serta ekosistem yang berubah cepat.
Pemahaman terhadap nilai-nilai, norma-norma
yang terdapat di lingkungan masyarakat
merupakan hal yang perlu dilakukan oleh
perancang sebagai dasar pijakan dalam mencipta karya-karyanya, dengan demikian hasil
yang diwujudkan akan merupakan arsitektur
yang akrab dengan lingkungannya, mudah
dicerna makna serta pesan yang disampaikannya.
F_4 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014
Proses dasar yang menyangkut dalam interaksi
manusia dan lingkungan adalah, bahwa
informasi tentang lingkungan diperoleh dari
proses presepsi (Lang, 1987). Ittelson (1976)
berpendapat
bahwa
persepsi
terhadap
lingkungan penting sekali dalam kehidupan
sehari-hari manusia, sehingga persepsi akan
terwujud dengan baik.
Sejalan dengan Prof. Peter Schimd, pada buku
Biologist Architecture dalam buku Arsitektur dan
Lingkungan, Heinz Frick (1991) bahwa
keseimbangan dengan alam, manusia dan
kemanusiaan, keseimbangan dengan lingkungan
terbangun bilamana semua harmonis, maka
kualitas manusia memuaskan.
Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan,
tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang
dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap
mempertahankan keberadaan setiap komponen
lingkungan untuk pemanfaatan, masa depan.
Menurut UU No. 4 Thn 1982, konservasi sumber
daya alam adalah pengelolah sumber daya alam
yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya terbarui menjamin
kesinambungan untuk persediannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
nilai dan keanekaragaman.
Bentuk kegiatan wisata guna membangun
partisipasi masyarakat dalam konservasi SDA
yang sejalan dengan peningkatan industri
kreatis dan ekonomi masyarakat.
Kegiatan wisata pada hakekatnya merupakan
kegiatan rekreasi, dimana kegiatan perjalanan
atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat
sementara untuk menikmati obyek dan daya
tarik. Wisata dapat diklasifikasikan menjadi 4
macam (Seymour Gold, 1980 : Recreation Planning and
Design) yaitu :a). Rekreasi fisik, merupakan
rekreasi yang dilakukan dengan gerakangerakan fisik sebagai kegiatan utamanya seperti
olah raga; b). Rekreasi kognitif, kegiatan
rekreasi yang berkaitan dengan budaya,
pendidikan dan kreatifitas atau aktifitas
ekstektif;c). Rekreasi sosial, merupakan rekreasi
yang dilakukan dengan mengadakan interaksi
sosial, seperti kegiatan mengkap ikan,mengikuti
acara tradisional dan sebagainya; d).Rekreasi
lingkungan alam.
Budi Fathony
Kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan
alam, seperti air, hutan, pemandangan alam.
Bila dilihat dari klasifikasi kegiatan rekreasi
diatas maka wisata merupakan kombinasi dari
berbagai kegiatan tersebut, karena dapat
bersifat fisik, sosial maupun lingkungan alam.
Demikian juga dalam pengembangannya harus
merupakan paket terpadu dari berbagai
kegiatan wisata.
Kegiatan rekreasi bertujuan terhadap beberapa
aspek :a). Aspek kesehatan, sebagai sarana
pengontrol bagi kondisi tubuh agar selalu dalam
seimbang,
sehingga
dengan
berekreasi,
kesehatan dan kebugaran dapat dipelihara; b).
Aspek mental psikologis, rekreasi dapat
memberikan kesenangan dan kepuasan individu,
memberi peluang untuk menjernihkan pikiran
dan memulihkan kondisi mental; c).Aspek sosial,
memberi kesehatan individu atau kelompok
untuk saling berhubungan atau berinteraksi
dengan sesama.
Wisata merupakan wadah untuk berekreasi,
sedangkan penggolongan rekreasi dapat ditinjau
dari beberapa sudut pandang, antara lain
berdasarkan fungsi, sifat, partisipasi subyek,
tingkat umur subyek, sifat strata ekonomi
maupun sarana atau wadah.
Wisata dapat digolongkan menurut tempat,
antara lain :a). Rekreasi udara yang dilakukan di
udara, seperti aeromodeling dan sport
paralayang; b). Rekreasi darat yang dilakukan di
darat, seperti mendaki gunung, hiking dan lain
lainnya;c). Rekreasi air yang dilakukan di air,
(laut, danau, sungai dan sebagainya).
Sungai Mewek termasuk termasuk wisata air,
yang merupakan fenomena sosial, ekonomis,
psikologis, geografi dan budaya.
1. Fenomena sosial
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial,
mempunyai naluri untuk berhubungan dengan
orang lain. Dalam masalah kepariwisataan,
perjalanan dari satu daerah ke daerah lain
merupakan gejala sosial manusia yang selalu
ingin melakukan hubungan dengan orang lain
atau bangsa lain. Fenomena yang erat kaitannya
dengan kegiatan kepariwisataan adalah perjalanan wisata yang dikaitkan dengan kegiatan
sosial.
Fenomena ekonomi dalam pariwisata mempunyai aspek luas, secara makro (nasional)
kepariwisataan merupakan alat untuk mencapai
tujuan-tujuan umum ekonomidan keuntungankeuntungan dalam negeri.
Keuntungan dalam negeri dari kepariwisataan :
a). Dorongan untuk memperluas lapangan kerja;
b).Pasaran baru untuk hasil-hasil produksi
tertentu; c). Efek penggandaan; d). Memajukan
pengembangan daerah; e). Suatu alat
pembangunan daerah; f). Kepariwisataan
mengurangi pengangguran; g).Membangun
kepariwisataan sebagai suatu ekspor yang tidak
kelihatan.
3. Fenomena psikologis
Gejala yang bersifat psikologis ini dalam ruang
lingkup pariwisata dikatakan sebagai gejala
pengasingan diri, yaitu seseorang berusaha
melepaskan dirinya, suasana kebiasaan hidupnya atau hanya sekedar pergi nyepi ke tempat
yang tenang untuk berkonsentrasi mencari
ilham.
Pariwisata menjadi suatu sarana untuk
memulihkan kesehatan mental seseorang dan
untuk memantapkan kembali keseimbangan
emosi seseorang. Oleh karena itu tidak
berlebihan apabila kegiatan pariwisata dapat
digunakan sebagai salah satu terapi untuk
menyembuhkan seseorang dari rasa tegang dan
stress karena kesibukan kerja yang cukup tinggi.
4. Fenomena geografi
Posisi sutu tujuan wisata atau letak geografis
suatu daerah tujuan wisata mempunyai peranan
dalam pariwisata. Penampakan geografis yang
khusus akan merupakan daya tarik bagi
wisatawan, misalnya :a). Adanya flora dan
fauna; b). Bentuk tanah dan pemandangan ;
c).Posisi tujuan wisata di tengah lalu lintas
internasional.
5. Fenomena budaya
Dari segi subyek wisatawan sendiri hal ini terkait
dengan motivasi perjalanannya yang meliputi
aspek-aspek budaya, antara lain :a). Melihat
adat istiadat; b).Melihat upacara adat, upacara
keagamaan dan upacara tradisional; c).Melihat
pertunjukan kesenian, festival seni, festival
musik dan festival drama; d). Untuk keperluan
studi kebudayaan masyarakat yang masih
mempunyai kebudayaan primitif atau tradisional
dan langka; e).Mengunjungi benda-benda
2. Fenomena ekonomi
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 | F_5
MODEL KONSERVASI SUNGAI MEWEK
Studi Kasus : Sungai Mewek Kelurahan Tasikmadu-Tunjungsekar Kota Malang
bersejarah, monumen, dan peninggalan nenekmoyang.
Lingkup Kegiatan Dalam Penelitian :
a).Identifikasi Kondisi Fisik Eksisting Kali Mewek;
b).Identifikasi Kualitas Air Eksisting Kali Mewek;
c).Identifikasi Kegiatan Sekitar Kali Mewek
(kualitatif); d). Analisa Faktor Internal Penyebab
Degradasi Kualitas Air Kali Mewek; e).Analisa
Faktor Eksternal Penyebab Degradasi Kualitas
Air Kali Mewek;f).Analisa Faktor Potensial
Penyebab Degradasi Kualitas Air Kali Mewek ;
g).Analisa Curah Hujan Dan Debit Aliran Kali
Mewek; h). Kajian Teoritis Penyebab Degradasi
Kualitas Air Kali Mewek; i).Kajian Baku Mutu
Kualitas Air Kali Mewek; j).Model Konservasi
Tinjauan Teknis; k).Model Konservasi Tinjauan
Sosial Budaya (kualitatif); l).Penentuan Model
Konservasi.
Kesimpulan
1. Model konservasi daerah aliran sungai
dengan keterbukaan komunikasi dalam
proses yang mencoba mengakomodasii
sebanyak mungkin pandangan dan pendapat
masyarakat guna mencegah masyarakat
melakukan pencemaran sungai berupa
membuang sampah dan hajat.
2. Langkah kerja bakti dengan melibatkan
peran serta masyarakat setempat dan unsur
karang taruna, mahasiswa dan pengusaha
setempat; Merencanakan wisata ekologi dan
edukasi; Memberikan penyuluhan secara
bertahap
dan
berkelanjutan
tentang
lingkungan sehat.
3. Pembangunan
partisipasi
:a).
Pengembangan pendekatan perencanaan
dari bawah ke atas; b).Penetapan prinsip
pembangunan
berkelanjutan
secara
komperhensif, baik yang dilaksanakan oleh
pemerintah
ataupun
masyarakat;
c).
Pengembangan
sistem
insentif
dan
disintensif
yang
diaplikasikan
melalui
perangkat peraturan diharapkan menjadi
sarana efektif dalam pembangunan oleh
seluruh pelaku pembangunan.
Daftar Pustaka
Arsyad S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press:
Bogor.
Arsyad. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press:
Bogor.
F_6 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014
Asdak, C. 2001. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Buckman dan Nyle.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah.
Bhatara Karya Aksara: Jakarta.
Fathony, Budi., 1999. Laporan Abdimas : Memelihara
DAS Brantas Melalui Taman Wisata Rakyat,
Belakang Balaikota Malang
Fathony,
Budi.,
2006.
Laporan
Abdimas
:
Pengembangan Potensi Wisata Alam Coban Glotak,
Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir-Kabupaten
Malang
Fathony, Budi., 2007. Laporan Abdimas : Sinergitas
Pengembangan Taman Wisata Rakyat Dengan
Konservasi Sumber Air Gemulo, Kecamatan
Bumiaji-Kota Batu
Soemarto, C.D.. 1987. Hidrologi Teknik. Usaha
Nasional: Surabaya.
Stallings, Jr. 1857. Soil Conservation. Prentice Hall Inc,
Englewood Cliff: New York.
Arsyad, S., 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press:
Bogor.
Kartasapoetra, A.G dan Sutedjo, M.M, 1991. Teknologi
Konservasi Tanah dan Air. Bhineka Cipta: Jakarta.
Download