17 Situs viscerum Lambung landak Jawa terletak

advertisement
17
HASIL
Situs viscerum
Lambung landak Jawa terletak transversal di bagian kranial ruang
abdomen. Pada permukaan kranio-ventral tertutup oleh hati dan pada bagian
medio-kranial terdapat processus xyphoideus yang menutupi bagian tengah organ
hati. Di sepanjang permukaan kranio-lateral lambung sebelah kiri terdapat organ
limpa berukuran relatif panjang (Gambar 6).
b a
c
d
e
f
g
h
Gambar 6 Situs viscerum saluran pencernaan landak Jawa.
a. esofagus, b. trakhea, c. paru-paru, d. jantung e. limpa yang terletak di
sepanjang permukaan kranio-lateral lambung, f. hati yang menutupi
dengan bagian kranio-ventral lambung, g. lambung, h. duodenum.
Bar = 5 cm.
Morfologi Lambung Landak Jawa
a. Makroskopis
Lambung landak Jawa berbentuk seperti huruf C terbalik dengan ukuran
kurvatura minor yang pendek dan kuvatura mayor yang relatif panjang. Landak A
memiliki panjang kurvatura mayor 22.7 cm dan kurvatura minor 1.5 cm.
Sedangkan landak B panjang kurvatura mayor 27.8 cm dan kurvatura minor
1.9 cm. Pengukuran panjang kurvatura mayor dan kurvatura minor dari dua
sampel organ lambung landak Jawa dapat dilihat dalam Tabel 1.
18
Tabel 1 Pengukuran kurvatura mayor dan kurvatura minor dari dua sampel organ
lambung landak Jawa.
Ukuran Lambung
Kurvatura Mayor
Kurvatura Minor
Landak A
22.7 cm
1.5 cm
Landak B
27.8 cm
1.9 cm
Rata-rata
25.25±2.55 cm
1.7±0.2 cm
Fundus terletak disebelah kiri esofagus, pilorus sebelah kanan esofagus dan
menjadi penghubung ke duodenum. Bagian fundus lebih sempit dibanding bagian
korpus dan pilorus.
Bagian fundus membentuk suatu kantong buntu yang
dinamakan fundic caecum (Gambar 7).
b
b
d
a
d
a
c
c
B
A
Gambar 7 Gambaran Morfologi lambung landak Jawa sebelum disayat (A) dan
setelah disayat (B)
a. pangkal esofagus yang berhubungan langsung dengan kardia
lambung, b. fundic caecum yang cukup panjang, c. korpus lambung
yang berbentuk setengah lingkaran, d. duodenum yang berdiameter
lebih besar pada perbatasan dengan pilorus. Bar = 3 cm.
Lambung landak memiliki dinding yang relatif tipis karena pada saat
pengambilan sampel, lambung dalam keadaan penuh ingesta.
Saat lambung
dalam keadaan kosong, terlihat adanya lipatan-lipatan mukosa yang tampak jelas
pada bagian fundic caecum. Mukosa lambung cukup rapuh dan mudah terkelupas.
Pada bagian distal dari pilorus ditemukan sphincter pilorus pada kurvatura mayor
dan kurvatura minor yang menjadi batas antara lambung dan duodenum.
Sphincter pilorus kurvatura minor memiliki otot yang lebih tebal dibanding
kurvatura mayor (Gambar 8).
19
B
A
C
Gambar 8 Gambaran interior (A) lambung landak Jawa, (B) daerah fundic caecum
yang () permukaan mukosanya membentuk lipatan-lipatan, (C)
sphincter lambung pada kurvatura minor.
Bar A = 4 cm, Bar B = 1 cm, Bar C = 0,5 cm.
b. Mikroskopis
Lapisan Dinding Lambung Landak Jawa
Secara mikroskopis, perbatasan antara esofagus dan lambung ditandai
dengan adanya perubahan epitel dari epitel pipih banyak lapis menjadi epitel
silindris sebaris (Gambar 9). Dinding lambung landak Jawa memiliki empat
lapisan, yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika
serosa. Seluruh permukaan mukosa lambung dilapisi oleh epitel silindris sebaris
dan ditutupi oleh cairan mukus yang sangat tebal. Kelenjar lambung terdapat
dalam lamina propia dan pada bagian profundalnya terdapat lamina muskularis
mukosa yang cukup tebal dan menjadi batas dengan lapisan submukosa (Gambar
10).
Tunika submukosa adalah lapisan yang terdapat di profundal lapisan
mukosa. Lapisan ini didominasi jaringan ikat longgar dan banyak ditemukan
buluh darah (arteri dan vena) dan kumpulan sel-sel syaraf yang membentuk plexus
Meissner (Gambar 10).
Tunika muskularis adalah lapisan otot yang tebal dan disusun oleh otot
polos yang terbagi menjadi dua lapisan. Lapisan dalam merupakan otot yang
tesusun secara sirkuler, sedangkan lapisan luar merupakan otot yang tersusun
secara longitudinal. Diantara kedua lapis tunika muskularis ditemukan adanya
20
jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan kumpulan sel-sel syaraf yang
membentuk plexus Myenteric. Bagian terluar dari lambung dilapisi oleh tunika
serosa yang disusun oleh jaringan ikat longgar (Gambar 10).
a
b
Gambar 9 Gambaran mikroskopis batas esofagus dan lambung.
() batas esofagus dan lambung, (a) epitel pipih banyak lapis,
(b) epitel silindris sebaris. Pewarnaan HE, Bar =5 µm.
a
b
Mu
c
d
SM
TM
e
Se
Gambar 10 Gambaran mikroskopis lapisan dinding lambung landak Jawa yang
tersusun atas (Mu) tunika mukosa, (SM) tunika submukosa, (TM)
tunika muskularis, dan (Se) tunika serosa
a. lapisan mukus yang sangat tebal, b. epitel permukaan,
c. muskularis mukosa, d. tunika muskularis yang tersusun secara
sirkular, e. tunika muskularis yang tersusun secara longitudinal.
Pewarnaan HE, Bar = 15 µm.
21
Distribusi Kelenjar Lambung Landak
Landak Jawa memiliki daerah kardia yang sempit, kelenjarnya pendek dan
lurus. Sel-sel kelenjar kardia berbentuk kubus dengan inti berbentuk elips terletak
di basal. Lumen kelenjar telihat lebih jelas dan luas dibanding daerah fundus dan
pilorus (Gambar 11).
Beberapa sel parietal mulai ditemukan pada daerah
peralihan, yaitu batas antara daerah kardia dan daerah fundus
A
*
A’
Gambar 11 Gambaran mikroskopis daerah kardia lambung landak yJawa yang
sangat sempit dengan sel kelenjar berbentuk kubus dengan inti
berbentuk elips () terletak di basal. Lumen kelenjar (*) terlihat
lebih jelas dan lebih luas.
Pewarnaan HE, Bar A = 15 µm, A’ = 3µm.
22
a
b
A
A’
Gambar 12 Gambaran mikroskopis daerah fundic caecum.
sel chief ()tersebar mulai dari apikal hingga basal kelenjar di antara
sel parietal () yang relatif sedikit, (a) lamina propia, (b) muskularis
mukosa. Pewarnaan HE, Bar A =10 µm, A’ = 2 µm.
Daerah kelenjar fundus landak Jawa cukup luas, meliputi daerah fundic
caecum sampai bagian distal lambung berbatasan dengan daerah pilorus. Kelenjar
fundus berbentuk tubular sederhana atau bercabang dan berukuran cukup panjang.
Distribusi sel-sel pada kelenjar fundus berbeda antara kurvatura mayor, kurvatura
minor dan daerah fundic caecum. Pada daerah fundic caecum lambung landak
Jawa, sel-sel chief terdistribusi merata pada bagian apikal hingga basal kelenjar
(Gambar 12). Sebaliknya pada daerah kurvatura mayor dan kurvatura minor, selsel parietal ditemukan sangat banyak dibanding sel-sel chief (Gambar 13).
23
Namun sel-sel chief pada daerah kurvatura minor lebih sedikit dibanding
kurvatura mayor (Gambar 14).
A
A’
Gambar 13 Gambaran mikroskopis daerah kurvatura mayor, sel parietal ()
ditemukan sangat banyak di antara sel chief (). Pewarnaan HE,
Bar A = 8 µm, A’ = 4 µm.
Kelenjar pilorus berbentuk tubulus bercabang dan permukaan mukosanya
memiliki gastric pit yang dalam. Secara mikroskopis, perbatasan antara pilorus
dan duodenum ditandai adanya vili usus dan sel-sel goblet pada epitelnya
(Gambar 15). Pada lambung landak Jawa, kelenjar Brunner tidak ditemukan pada
pangkal duodenum, namun ditemukan pada bagian proksimal lambung (Gambar
16).
24
A
A’
Gambar 14 Gambaran mikroskopis daerah kurvatura minor yang didominasi
oleh sel parietal (), dan sel chief () yang sangat sedikit.
Pewarnaan HE, Bar A = 6 µm, A’ = 3 µm.
25
c
Duo
Pilo
A
Duo
a
Pilo
b
A’
Gambar 15 Gambaran mikroskopis kelenjar pilorus () landak Jawa dan batas
antara lambung dan duodenum ().
a. vili usus, b. sel goblet, c. lapisan mukus yang sangat tebal.
Duo = Duodenun, Pilo = pilorus. Pewarnaan HE.
Bar A = 20 µm, A’= 5 µm.
Kelenjar pilorus berbentuk tubulus bercabang dan permukaan mukosanya
memiliki gastric pit yang dalam. Secara mikroskopis, perbatasan antara pilorus
dan duodenum ditandai adanya vili usus dan sel-sel goblet pada epitelnya
(Gambar 15). Pada lambung landak Jawa, kelenjar Brunner tidak ditemukan pada
pangkal duodenum, namun ditemukan pada bagian proksimal lambung (Gambar
16).
26
a
b
c
d
Gambar 16 Gambaran mikroskopis bagian proksimal duodenum.
a.vili usus, b. kelenjar Brunner, c. pembuluh darah, d. tunika
muskularis. Pewarnaan HE, Bar = 10 µm.
Download