frater CMM 4/11 | BERSAMA MERAYAKAN IMAN | DEKAT NAMUN JAUH | LAGU PUJI SYUKUR MARIA | BINTANG JASA | PERSIAPAN PROFESI SEUMUR HIDUP | INSPIRASI VINSENSIAN | SEMANGAT DAFTAR ISI KOLOM PEMIMPIN UMUM 4 MENGENAI FRATER ANDREAS 5 MAKLUMAT MISI Kolofon Belaskasih berlaku di segala zaman dan di setiap tempat. Frater CMM, ISSN 1574-9193, adalah majalah triwulan Kongregasi Frater CMM. Langganan gratis dapat diminta pada alamat Kontak di bawah ini. Belaskasih merupakan inti setiap agama di dunia: agama Hindu, Buddha, Yahudi, Kristen dan Islam. Gerakan belaskasih meninggalkan jejaknya dalam sejarah. Pelbagai bentuk penampilan belaskasih merupakan ungkapan masyarakat dalam mana belaskasih telah lahir, dan tentang ungkapan spiritualitas yang mendukungnya. Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelaskasih, berakar dalam semangat belaskasih Kristiani. Redaksi: Rien Vissers (ketua redaksi), Frater Edward Gresnigt, Frater Ad de Kok, Frater Lawrence Obiko, Frater Ronald Randang, Frater Jan Smits, Peter van Zoest (redaktur terakhir) Rencana tata: Heldergroen www.heldergroen.nl Dicetak: Percetakan Kanisius, Yogyakarta Kontak: Frater CMM Jalan Ampel 6, Papringan Yogyakarta 55281 [email protected] www.cmmbrothers.org e-mail: webside: Terjemahan: Frater Pieter-Jan van Lierop, Frater Jan Koppens Foto sampul depan: ‘Duta-duta persaudaraan seluas dunia’ menghadiri perayaan di kapel ‘Petrus Donders’, Tilburg - Belanda. Anak yang hilang, Rembrandt 2 Foto sampul berlakang: Batu pegunungan di Bayern, Jerman. (foto: Fr. Ad de Kok) BERSAMA MERAYAKAN IMAN 6 DEKAT NAMUN JAUH 12 BERITA PENDEK 13 MARIA MENYANYI LAGU PUJI SYUKUR 16 REDAKSI MENULIS Dahulu istilah ‘duta’ hanya digunakan untuk seseorang yang mewakili negaranya di negara lain. Tahun-tahun terakhir ini istilah ini sering juga digunakan untuk seseorang yang mewakili suatu organisasi yang mau dipromosikan. Hal ini juga terjadi dalam edisi Frater CMM ini. Ini bukan hanya menyangkut satu orang saja, melainkan ‘tujuh puluh delapan duta persaudaraan seluas dunia’ yang berasal dari tujuh negara. Pada awal bulan Agustus 2011 mereka menginap di kota Tilburg - Belanda guna mengikuti program persiapan intensif, menuju Hari Kaum Muda Sedunia di kota Madrid - Spanyol. Enam halaman dalam majalah ini diisi tentang proyek kongregasi yang luar biasa itu. Adapun cerita mengenai duta Kenya, Paulas Ndindab Mativu, yang masuk rumah sakit di Tilburg dengen infeksi ginjal, pas pada hari keberangkatan para duta ke Madrid. Satu minggu sesudahnya Paulas sudah sembuh. Walaupun ia terpaksa harus tinggal, namun hidupnya di Belanda penuh kesukaan berkat jasa beberapa frater dan anggota asosiasi kongregasi. Begitulah persaudaraan yang berbelaskasih! Tim pembina untuk para duta muda itu dipimpin oleh pemimpin umum, Frater Broer Huitema. Dalam edisi akhir tahun 2011, dalam pidatonya kepada para frater yang berjubileum, ia secara berapi-api bercerita tentang itu. Untuk menggarisbawahi segala itu Frater Harrie van Geene mempresentasikan suatu teks asal Mgr. Joannes Zwijsen, yang beliau sampaikan kepada para frater dan susternya: “Kalian duta gereja yang kudus.” Hal ini membulatkan topik tentang ‘orang duta’. BINTANG JASA INSPIRASI VINSENSIAN SUMBER 17 PERSIAPAN PROFESI SEUMUR HIDUP 18 20 SEMANGAT IN MEMORIAM 21 23 3 kolum PEMIMPIN UMUM Dua acara mewarnai bulan-bulan terakhir ini: pertemuan ‘para duta persaudaraan seluas dunia’ di TilburgBelanda, yang berhubungan dengan Hari Kaum Muda Sedunia di Madrid-Spanyol (16 - 22 Agustus) dan Sidang Umum CMM di Yogyakarta (2 - 16 Oktober). Pertemuan pertama berlangsung dengan orang muda, terdapat juga beberapa frater, akan tetapi dikhususkan untuk orang yang bukan frater. Dalam pertemuan kedua, yang dihadiri pimpinan kongregasi dan para pembina di pembinaan awal CMM, generasi muda dibicarakan. Dalam edisi Frater CMM ini dapat dibaca apa yang dialami oleh hampir 90 duta yang berasal dari tujuh negara. Saya senang bahwa saya dapat berpartisipasi dalam seluruh kegiatannya. Saya sunggug diilhami oleh kaum muda ini, yang mendalami hidup mereka dengan sangat serius dan ingin membangun hidup mereka dengan sungguh. Waktu menulis kolom ini sudah lewat pekan pertama Sidang Umum CMM. Kami merenungkan pembinaan orang-orang muda agar mereka menjadi frater yang baik dan matang. Kami menyadari bahwa untuk generasi zaman kini tidak gampang memilih pola hidup frater. Hal ini berlaku di mana-mana. Melalui internet dan HP, kaum muda dapat ‘masuk dunia’ yang bersegi positif dan negatif. Kaum muda menghindari pola hidup yang ditentukan oleh tata peraturan sebuah lembaga. Mereka mencari jalan sendiri-sendiri. Hal itu bisa menimbulkan masalah. Beberapa hal yang menyangkut hidup sebagai frater telah disoroti: hidup sebagai saudara di komunitas, hidup doa dan peranan meditasi, belaskasih sebagai fondasi karya dan hidup, cara bagaimana kami dapat menjadi pemimpin yang berbelaskasih dan akhirnya perihal penghayatan ketiga kaul. Di samping satu hari refleksi mengenai 4 kaul ketaatan, kami mendalami kaul kemurnian selama beberapa hari. Dalam terang segala diskusi mengenai pelecehan seksual, kami sungguh ingin memperhatikan dan bertanya cara bagaimana seorang frater muda dapat berkembang dan menghayati selibat secara dewasa dan sehat. Itu pertama-tama untuk hidup subur bagi dirinya sendiri dan bagi orang-orang lain, akan tetapi juga untuk menghindari masalah-masalah di masa mendatang, dengan segala resiko yang berwarna pelecehan. Kalau orang muda masuk Kongregasi CMM, ia penuh cita-cita dan ingin merangkul spiritualitas kongregasi dan memberikan kesaksian tentang itu. Hal ini juga berlaku para duta yang aktif di beberapa negara. Mereka mau memberi bentuk pada cita-cita mereka yang sesuai semangat kongregasi. Yang menjadi tantangan bagi frater-frater yang lebih tua adalah agar mereka hidup sedemikian rupa, sehingga para calon dan duta merasa terilhami. Cara bagaimana kami memberi bentuk pada cita-cita itu akhirnya menentukan keberhasilannya. Frater Broer Huitema MENGENAI FRATER ANDREAS BERTAHANLAH Proses beatifikasi dan kanonisasi makan banyak waktu. Sering terjadi bahwa baru sesudah satu abad pihak gereja ‘mengangkat’ seorang luar biasa pada status beato atau kudus. Dapat dimengerti bahwa tidak sebarangan Roma bertindak dalam proses semacam itu, dan tidak mengikuti segala jalur mode yang sementara. Ruginya adalah bahwa orang yang melewati proses kanonik yang rumit dan lama itu, pada saat beatifikasi mereka, mereka mewakili suatu penghayatan iman dari masa yang sungguh lewat. Mereka sudah berjauhan dari kaum beriman yang mengalami saat beatifikasinya. Makna apa diberikan kepada pujaan mereka itu? Kisah seorang beato yang baru diangkat selalu perlu ‘diterjemahkan’, agar umat zaman kini bisa menerimanya. Beberapa waktu yang lalu sekelompok orang di Tilburg - Belanda merefleksikan pertanyaan: Apa artinya Frater Andreas bagi kita? Apa yang merupakan cita-citanya dan apa maknanya bagi paroki yang mempunyai namanya? Kebanyakan anggota paroki tidak secara langsung terpesona oleh riwayat hidup Frater Andreas. Tidak gampang masuk ke dalam sejarah dan penghayatan iman dari abad yang lalu. Salah satu peserta mengeluh: “Lebih gampang kalau gereja ini disebut ‘Paroki Frater’. Sekarang ini kita diundang untuk melihat kembali pola asrama yang kolot.” Namun pergumulan bersama itu berhasil juga. Salah satu peserta meringkaskan kisah Frater Andreas dengan sejumlah kata kunci: ‘sederhana, devosi, dedikasi.’ Kata devosi diangkap paling sulit. Di samping itu tertulis: ‘demikiankah??’. Orang lain menulis: ‘cinta, renungan, menimbulkan daya kemauan yang baik dari orang-orang lain’. Lagi ditulis: ‘Menerjemahkannya menurut zaman kini’ dan ‘Siapa mengikuti Frater Andreas?’ Orang ketiga menambahkan: ‘Keadilan, kemurahan hati, hening, doa, perhatian.’ Penuh humor seorang lain mengatakan: ‘Bertahanlah, marilah kita sabar lagi selama 20 tahun!’ Sifat-sifat yang digambarkan sungguh mengena sasaran. Orang-orang zamannya pasti kenal pribadi Frater Andreas dalam ucapan-ucapan tersebut. Juga dalam ucapan terakhir itu, sebab ia luar biasa sabar. Seakan-akan semboyannya berbunyi: “bertahanlah, namun jangan mengeras hati.” Charles van Leeuwen ‘Frater Andreas.’ ‘Bertahan.’ ‘Dua puluh tahun sabar menunggu.’ ‘Frater yang terberkati, Santo Andreas, apakah kami akan melihat mukjizat lagi?’ 5 INTERNASIONAL BERSAMA MERAYAKAN IMAN ‘DUTA-DUTA’ KE HARI KAUM MUDA SEDUNIA Pada permulaan bulan Agustus yl., 87 ‘duta persaudaraan seluas dunia’ berkumpul di Tilburg-Belanda untuk menyiapkan diri demi Hari Kaum Muda Sedunia di Madrid. Kaum muda itu berasal dari Brasil, Indonesia, Kenya, Namibia, Belanda, Tanzania dan Timor Leste. Untuk kedua kalinya pihak kongregasi menyiapkan sekelompok duta bagi Hari Kaum Muda Sedunia. Nathalie Bastiaanse, anggota tim pembina kelompok itu, yang diketuai oleh pemimpin umum Frater Broer Huitema, memberikan laporan. Para duta mulai menyiapkan diri di negara masingmasing. Sudah ada komunikasi pertama melalui internet. Pada tanggal 3 dan 4 Agustus mereka tiba di Bandara Schiphol di Belanda. Mereka menginap di rumah keluarga-keluarga penampung di Tilburg dan sekitarnya. Dari tanggal 5 sampai 11 Agustus gereja mahasiswa Maranatha di Tilburg dijadikan pusat pertemuan internasional itu. Ziarah Dasar programnya adalah teks-teks Kitab Suci. Itu sama dengan persiapan di tingkat nasional. Tematema yang dibicarakan adalah: ‘Bertolaklah’, ‘Sumber’ dan ‘Belaskasih dan persaudaraan’ sebagai kata kunci kongregasi. Di gereja Petrus dan Paulus dan di gereja Lukas di Tilburg diadakan pelbagai perayaan. Adapun hari rekoleksi di pusat pembinaan ‘Zin’ di desa Vught. Mereka mengunjungi obyek-obyek rekreasi dan budaya di Belanda; di kota Tilburg mereka berziarah ke ‘Pusat Petrus Donders’. Di situ, dalam ´Museum Cintakasih’, digambarkan riwayat hidup orang beato asal Tilburg itu serta ketujuh karya belaskasih dalam gaya masa kini. Lintas pusat kota, lewat sekian gereja, kapel dan monumen para duta berziarah menuju tempat kelahiran Petrus Donders. Pemuda-pemudi asal luar negeri merasa terkesan atas banyaknya gedung religius yang tua di kota itu. Karena pandangan segar mereka, juga para peserta asal Belanda melihat kembali bahwa 6 Meninggalkan lapangan terbang Cuatro Vientus Madrid seusai acara penutupan Hari Kaum Muda. hidup rohani masih kentara di tengah masyarakat. Pekan refleksi itu diakhiri dengan ‘malam budaya’, yang diadakan pada tanggal 11 Agustus di kompleks Maranatha. Di samping barbekyu untuk semua duta dan keluarga yang menampung mereka, diadakan pelabagai pertunjukan yang gemilang, terdiri atas tarian dan lagu budaya setiap negara. Keesokan harinya para duta berangkat dengan dua bis menuju Madrid-Spanyol. Acara pendahuluan Dalam perjalanan di Perancis dikunjungi desa Pouy, tempat kelahiran St. Vinsensius a Paulo, bapak rohani para Frater CMM. Seusai singgahan di Pouy, mereka berjalan terus ke San Sebastian. Di kota pelabuhan Spanyol itu para pemuda mengikuti acara pendahuluan yang berhubungan dengan Hari Muda Sedunia. Di mana-mana tema ‘persaudaraan’ tetap diangkat, tidak hanya dalam kelompok kami, melainkan juga dalam pertemuan-pertemuan dengan kaum muda lain, yang sedang berjalan dari seluruh dunia menuju Spanyol untuk bersama-sama merayakan iman mereka. Pada Hari Kaum Muda Sedunia sering terdengar seruan ‘Hi! Where are you from?’, yang dijawab dengan menyebut nama negara asal kelompok yang disapa. ‘Yesus kompas kita’ Hari Kaum Muda Sedunia Katolik diadakan sejak 1986. Hari itu dilangsungkan setiap dua atau tiga tahun dalam salah satu negara. Inisiatif manifestasi itu diambil oleh Paus Johannes Paulus II. Mendahului Hari Kaum Muda Katolik di Sydney-Australia (15-21 Juli 2008), Kongregasi CMM mulai di negara-negara di mana Frater CMM hadir, ‘proyek duta-duta’ untuk menggerakkan kaum muda agar mewujudkan ‘gerakan belaskasih dan persaudaraan yang seluas dunia’. Dengan cara ini diperkenalkan kharisma CMM pada kaum muda. Pada tahun 2008, diadakan acara persiapan bagi seratus duta di kota Tomohon, Sulawesi Utara. Tahun 2011 yang lalu jumlah duta adalah hampir 90 orang. Mereka berasal dari Brasil, Indonesia, Kenya, Namibia, Belanda, Tanzania dan Timor Leste. Mereka berkumpul di kota TilburgBelanda (5 sampai 12 Agustus 2011). Ini diselenggarakan sebelum Hari Kaum Muda Sedunia di Madrid-Spanyol dilangsungkan (16 - 21 Agustus 2011). Semboyan acara persiapan adalah: ‘Yesus kompas kita, jalan kita menuju belaskasih’. Tema Hari Kaum Muda Sedunia kali ini adalah: ‘Berakar dan berkembang dalam diri Yesus Kristus, mantap dalam iman’. 7 INTERNASIONAL Pertunjukan orang Kenya di ‘malam budaya’ di gereja Maranata. Sesudah itu harus dibuat foto-foto dari bendera semua negara yang berkibar bersama secara menyaudara. Para peserta lain pada Hari Kaum Muda Sedunia itu sering merasa heran atas sifat internasional kelompok duta itu: begitu banyak jenis budaya namun kesatuan sungguh nyata dan dirasakan. Acara-acara puncak Di Madrid para duta menginap di paroki ‘Virgen del Alba’ di Alcorcón, suatu kota satelit dari Madrid. Penerimaan dan keramahtamahan sangat hangat. Diadakan perayaan-perayaan tersendiri di gereja paroki. Di muka aula paroki terdapat rumah makan di mana mereka menikmati makanan setiap hari. Begitulah Alcorcón merupakan semacam wabah ketenangan, di samping acara-acara ramai di pusat Madrid yang penuh sesak. Beberapa puncak manifestasi itu adalah: perayaan pembukaan, pada 18 Agustus, dengan Paus Benediktus ke-16 di lapangan Cibeles; jalan salib di keliling lapangan yang sama dan acara penutupan di Bandara Cuatro Vientos Madrid. Bandara Cibeles merupakan pusat kegiatan Hari Kaum Muda Sedunia. Di samping acara resmi tersebut beberapa kelompok bertamasya di pusat Madrid. Penggemar sepak bola mengunjungi stadiun Real Madrid, yang lain berenang di Alcorcón. Di situ duta-duta Belanda memberikan pelajaran berenang secara spontan kepada rekanrekan asal Afrika. Sungguh suatu tanda persaudaraan khusus yang tak terduga. Pada Bandara Cuatro Vientos, yang sangat luas berlangsung acara jaga malam 8 bersama Paus Benediktus ke-16. Pada waktu acara itu berlangsung terjadi angin taufan yang dahsyat. Syukur angin itu mereda dan tak turun hujan sepanjang malam. Keesokan harinya matahari bersinar kembali sewaktu perayaan penutupan di lapangan terbang. Permulaan berinspirasi Para duta kembali ke Belanda melalui kota Lourdes. Di tempat ziarah itu hati mereka sangat tersentuh. Kembali di Belanda mereka tinggal beberapa hari di kompleks ‘Sparrenhof’ di Tilburg. Dalam evaluasinya kaum muda mengungkapkan bahwa berdoa bersama, perayaan bersama dan pembicaraan mengenai iman sangat menyatukan mereka dan sangat mendalami pengalaman pribadi iman mereka. Setelah kembali di negaranegara asal mereka, para duta akan mempromosikan spiritualitas belaskasih dan persaudaraan, berdasarkan pengalaman-pengalaman mereka. Memang ‘Hari Kaum Muda Sedunia’ di Madrid bukan tujuan akhir, melainkan suatu permulaan yang inspiratif menuju ‘persaudaraan seluas dunia’. Nathalie Bastiaansen Informasi lanjutan: www.worldwidebrotherhood.com www.facebook.com/AmbassadorsWWB PESTA PEMAHAMAN Meditasi mengenai peristiwa Emaus (Lk. 24: 13-35), yang dilangsungkan pada tangggal 11 Agustus, satu hari sebelum para duta berangkat ke Madrid. Kita berada di tengah-tengah kisah Paskah dalam Injil Lukas. Malaikat-malaikat menampakkan diri kepada perempuan-perempuan untuk mewartakan Injil Paskah kepada mereka. Perempun-perempuan itu, yang melihat segala itu, memberitahukan berita itu kepada para murid lain. Disitu lahir keragu-raguan, karena mereka menganggapnya omong kosong belaka. Ada satu murid yang toh pergi untuk menyelidiki hal itu: Petrus. Murid-murid lain rupanya tidak mau terlibat lagi. Begitulah bubar kelompok yang berkumpul di Yerusalem. Injil Paskah mengakibatkan pepecahan dan keraguan di kalangan murid. Dua murid mulai berjalan. Injil menurut Lukas adalah Injil tentang perjalanan. Orangorang Kristen yang pertama juga disebut ‘orang-orang dari jalan’. Kita berjalan bersama dengan Yesus, menuju kepada kemuliaan-Nya. Dua murid Yesus berada dalam perjalanan. Mereka menjalankan suatu proses belajar. Secara harafiah: mereka berjalan sambil belajar. Di tengah jalan mereka berdiskusi dengan hebat. Mereka mau memahami dan meresapi apa yang sudah terjadi. Saat itu seorang asing bergabung dengan mereka. Yang bagus dari peristiwa itu adalah bahwa mereka dapat mengutarakan kepadanya apa yang mereka masih ingat. Itu menimbulkan kejengkelan di hati mereka, sebab mereka tidak dapat mengerti bahwa terdapat orang yang tidak tahu-menahu apa yang terjadi di Yerusalem. Apa yang bagi mereka merupakan hal yang terpenting di seluruh dunia sama sekali tidak dipahami oleh orang itu. Bagaimana mungkin? Akan tetapi betapa sering kita sendiri mengalami bahwa orang lain tidak melihat apa yang kita anggap sebagai hal yang begitu penting. Walaupun merasa jengkel, mereka berjalan terus dengan orang asing itu. Barangkali karena Ia mau mendengar mereka. Mereka bersama berjalan maju dan kedua orang itu Perayaan di kapel Petrus Donders di Tilburg. memperoleh kesempatan untuk bercerita, membicarakan detail-detail terkecil pun yang mungkin tidak penting bagi orang luar itu. Mereka mengungkapkan harapan mereka, yang sekaligus menunjukkan mengapa mereka begitu kecewa. Bagaimana Israel bisa dibebaskan di masa mendatang? Tidak jelas apa yang mereka bayangkan tentang itu. Menurut pendapat umum diasumsikan bahwa Israel akan dibebaskan dari kuk Romawi. Inilah yang dirindukan. Sudah jelas – hal itu persis yang Yesus anggap salah dalam diri mereka – mereka tidak paham apapun. Ketidakpengertian tentang apa yang terjadi dengan diri Yesus, menjadi jelas saat mereka berbicara mengenai hari ketiga (Paskah). Sambil berjalan dengan Yesus, mereka memperlihatkan betapa buta mereka. Mereka tidak mengerti ramalan-ramalan sengsara yang Yesus pernah ungkapkan. Seakan-akan Yesus mengambil tangan mereka untuk melewati proses belajar. Sedang di perjalanan, Yesus menjelaskan bagaimana mereka harus membaca Kitab Suci dan cara bagaimana mereka dapat mengerti siapakah Mesias itu dan apa yang harus terjadi atas diri-Nya. Yesus mengajar murid-murid-Nya agar mengerti Kitab Suci dengan gaya tersendiri, supaya mereka segaligus diperdayakan, sehingga mereka melihat Yesus dengan mata yang baru. Pada saat roti dipecahkan mata mereka terbuka secara harafiah dan kiasan. Tanda khas dari Yesus itu mengajar para murid untuk memahami segala sesuatu. Jadi hal ini jauh melampaui ‘hati kita berkobar-kobar’, dan jauh melampaui rasa antusiasme. Mereka memahami keseluruhan. Orang belajar untuk melihat semua dalam perspektif wafat di salib dan kebangkitan. Dengan memecahkan roti, orang sungguh belajar siapa Yesus. Apa yang terjadi sesudahnya tidak bisa diramalkan sebelumnya. Para murid langsung kembali ke Yerusalem. Mereka lanjutkan jalan belajar. Kelompok mereka sudah terpecah, karena setiap murid berjalan sendiri-sendiri. Sekarang mereka berhimpun kembali dan bersama-sama mereka dapat merayakan pesta Paskah. Ada orang yang berseru: ‘Mereka melihat Tuhan’. Seorang lain berseru: ‘Kita mengenal Dia di dalam, melalui dan dengan memecahkan roti.’ Lahirlah kegembiraan besar di antara mereka. Menjadi pesta pemahaman. Lilin duta-duta CMM. 9 INTERNASIONAL Paus Benedictus XVI, ketika tiba di Plaza de Cibeles, Madrid. BUDAYA CINTAKASIH DAN MEMBANGUN HIDUP Pada tgl. 18 Agustus Paus Benedictus XVI berpidato di depan para peserta Hari Kaum Muda Sedunia, di Plaza de Cibeles, Madrid. Pergunakanlah hari-hari ini untuk mengenal Kristus dengan lebih baik, dan agar dapat kepastian bahwa kalau kalian berakar dalam Dia, jadi semangatmu, kegembiraan dan keriduanmu akan sesuatu yang lebih besar lagi tinggi mengantar kamu sekalian kepada Allah. Maka kamu akan mempunyai masa depan yang pasti. Demikian halnya karena hidup dalam kepenuhan sudah terletak dalam keberadaan kalian. Izinkanlah hal itu berkembang terus dengan rahmat ilahi, menjadi luhur dan tanpa sikap yang setengah-setengah. Arahkanlah matamu kepada tujuan kekudusan. Marilah kita menghadapi kelemahan kita, yang terkadang menekan kita, dan memperhitungkanlah belaskasih Tuhan. Ia selalu setia dalam mencari kita dan mengampuni kita melalui sakramen tobat dan pengampunan. Dengan membangun atas batu karang yang kuat, hidup kalian bukan hanya kokoh dan bertahan lama, akan tetapi juga mengakibatkan bahwa terang Kristus bersinar pada kaum sebaya dan pada seluruh umat manusia. Dengan cara ini diperlihatkan suatu alternatif berharga kepada banyak orang yang hidupnya jangkal, karena fundamen hidup mereka tidak bertahan. Diperlihatkan suatu alternatif kepada banyak orang yang merasa puas dengan mengikuti aliran-aliran yang mode belaka, yang 10 mengejar keuntungan instan, lalu melupakan keadilan yang benar, atau mencari keselamatan mereka dalam pandangan pribadi, dan bukan dalam kebenaran yang tidak kenal tawar-menawar. Ya, ada banyak orang yang menganggap diri allah dan berpikir bahwa tidak dibutuhkan akar atau dasar lain daripada dirinya sendiri. Mereka ingin menentukan sendiri apa yang merupakan kebenaran atau tidak, apa yang merupakan kebaikan dan apa yang tidak, apa yang tepat dan apa yang tidak. Mereka mau menentukan siapa boleh hidup dan siapa yang harus dikorbankan pada altar pandanganpandangan lain. Setiap saat mereka berlangkah saja tanpa sebelumnya menentukan arah. Mereka dihantar oleh kecenderungan sesaat itu saja. Penggodaanpenggodaan itu selalu mengancam kita. Sungguh penting bahwa kita sanggup menentang hal itu, karena hanya menghantar kita pada sesuatu yang sepintas, seperti hidup tanpa horison, pada suatu kebebasan tanpa Allah. Berhadapan dengan itu, kita tahu dengan baik bahwa kita diciptakan sebagai manusia yang bebas, rupa Allah, justru untuk menjadi pelopor dalam mencari kebenaran dan kebaikan, bertanggung jawab atas perbuatan kita dan bukan pelaksana yang buta belaka, melainkan berlaku sebagai partisipan kreatif yang bertugas memelihara dan memperindah karya penciptaan. Allah ingin mempunyai teman bicara yang bertanggung jawab, seseorang yang dapat berbicara dengan Dia dan mencintai Dia. Melalui Kristus kita dapat mencapai tujuan itu. Dan bila berakar dalam Dia, kita memberi sayap pada kebebasan kita. Apakah itu barangkali merupakan alas terpenting dalam hal kegembiraan kita? Apakah hal ini merupakan dasar kuat untuk mengembangkan budaya cintakasih dan membangun hidup yang bisa memanusiakan setiap orang? MISIONARIS INJILI Pidato Paus Benedictus XVI kepada para peserta Hari Kaum Muda Sedunia, ketika beliau berpisah, 21 Agustus, di bandara internasional Barajas, Madrid. Terima kasih dan komplimen saya bagi kesaksian yang kalian berikan di Madrid dan kota-kota lain yang dikunjungi di Spanyol. Sekarang saya mengundang kalian agar di setiap sudut dunia kalian menyebarkan pengalaman iman yang menggembirakan dan mendalam itu, iman yang kalian alami di negara yang luhur ini. Teruskanlah kegembiraan itu terutama kepada mereka yang ingin mengikuti program ini, namun karena pelbagai alasan tidak bisa hadir. Teruskanlah kegembiraan itu kepada semua orang yang mendoakan kalian, dan mereka yang hatinya tersentuh oleh harihari ini. Bantulah kaum sahabatmu lewat kehadiran dan kesaksian kalian, agar mereka menemukan bahwa mencintai Kristus merupakan kepenuhan hidup. Saya meninggalkan Spanyol dengan rasa puas dan berterima kasih kepada kamu sekalian, terutama terhadap Allah Tuhan kita yang mengizinkan saya untuk merayakan Hari Kaum Muda Sedunia ini, yang begitu kaya dengan rahmat dan perasaan, begitu penuh dengan dinamika dan harapan. Ya, pesta iman yang kita telah rayakan mengizinkan kita mengarahkan pandangan kita pada masa depan, dalam kepercayaan pada Penyelenggaraan Ilahi. Penyelenggaraan Ilahi menghantar gereja lintas sejarah. Sebab itu gereja tetap muda dan berdaya, walaupun harus mengatasi pelbagai kesulitan. Ini merupakan karya Roh Kudus, yang menghadirkan Yesus Kristus dalam hati kaum muda di setiap zaman, dan dengan demikian mewahyukan keluhuran panggilan ilahi setiap orang. Kita juga dapat mengalami bagaimana rahmat Kristus melenyapkan tembok dan halangan antar bangsa dan generasi, yang telah muncul akibat dosa, untuk menjadikan semua orang menjadi satu keluarga, satu keluarga yang mengakui digabungkan dalam Bapa yang satu bagi semua orang dan yang dengan karyanya sendiri dan dengan hormat Hari rekoleksi di Wisma ZIN di Vught. Beberapa kutipan dari duta-duta “Perjalanan ini adalah berkat Allah dan memperlihatkan bahwa kita dapat hidup bersama dalam cinta, hormat, kegembiraan, dan bahwa kita dapat membagikan pengetahuan dan budaya kita.” “Dalam perjalanan ini saya belajar sangat banyak dan dapat berkembang baik sebagai pribadi, juga dalam hal rohani. Dengan adanya tantangan, saya semakin dekat menghadapi saya sendiri.” “Saya belajar berkomunikasi dengan orang lain, mendengarkan dan mengerti mereka. Melalui hubungan saya dengan mereka, saya lebih menghargai apa yang saya sudah dapat lakukan.” “Perjalanan ini sangat berarti bagi saya. Hubungan saya dengan Kristus sangat diperkuat olehnya. Saya belajar mengenal kelemahanku dan bagaimana saya harus menghadapinya. Segala itu merupakan suatu pembebasan.” “Perjalanan ini sangat berarti bagi saya. Saya belajar banyak hal baru dan dapat banyak pengalaman yang sungguh menyentuh. Saya merasa lebih dekat dengan Allah.” “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi duta persaudaraan seluas dunia; terutama saya ucapkan terima kasih kepada Yesus Kristus.” mengasihi apa yang Dia berikan kepada kita dalam karya ciptaan-Nya. Kaum muda akan menjawab dengan polos bila mereka dengan jujur dan dalam kebenaran dihadapkan pada pertemuan dengan Yesus Kristus. Ia satu-satunya Penebus umat manusia. Mereka sekarang pulang sebagai misionaris Injil, yang ‘berakar dan dikembangkan dalam Yesus Kristus, teguh dalam iman’, akan tetapi mereka akan membutuhkan bantuan di perjalanan mereka. Saya menganjurkan kepada para uskup, para imam, para religius dan para pendidik kristiani agar mereka memperhatikan secara khusus kaum muda yang ingin menjawab panggilan Tuhan dengan penuh harapan. Jangan hilang keberanian, yang disebabkan oleh halangan-halangan yang muncul di beberapa negara. Lebih kuat daripada semuanya itu adalah kerinduan akan Allah, yang diletakkan oleh Sang Pencipta ke dalam hati kaum muda. Kekuatan ilahi diberikan kepada mereka yang mengikuti Sang Guru, dan kepada mereka yang menemukan ‘makanan’ untuk hidup di dalam Dia. Jangan takut menjelaskan amanat Yesus Kristus sepenuhnya kepada kaum muda dan mengundang mereka menerima sakramen-sakramen yang Ia gunakan untuk membuat kita bagian dari hidup-Nya sendiri. 11 belanda BEGITU DEKAT NAMUN BEGITU JAUH Sudah enam bulan telah diikuti program persiapan di Nairobi-Kenya, lalu ditambah lagi dengan 10 hari di Tilburg, dan justru pada hari keberangkatan ‘kaum duta’ asal tujuh negara yang menuju Hari Kaum Muda Sedunia di Madrid-Spanyol, ia masuk rumah sakit. Paulas Ndinda Mativu di RS Santa Elisabeth. Inilah secara ringkas cerita yang menonjol dari Paulas Ndinda Mativu (25), salah satu ‘duta persaudaraan seluas dunia’, yang begitu ingin mengikuti program itu, namun karena infeksi ginjal harus tinggal di rumah sakit selama satu minggu. Satu hari sebelum berangkat ke Madrid, ia sudah mengunjungi rumah sakit. “Bukan malaria”, kata dokter. Frater Edward Gresnigt menghantar Paulas ke bagian opname darurat RS St. Elisabeth, karena Paulas terlalu sakit untuk berjalan ke Madrid. Lima jam kemudian, sesudah banyak pembicaraan dan pemeriksaan singkat, ia berbaring di tempat tidur rumah sakit. Dengan kur antibiotika ia sembuh dalam satu minggu. dia pada jam tamu. Mereka meminjamkan HP mereka, sehingga ia dapat berkontak sebentar dengan saudaranya di Kenya, yang kemudian memberitahukan kepada ibunya mengenai keadaan Paulas. Sesudah beberapa hari, Frater Niek Hanckmann mengirim fotofoto dan berita-berita dari Paulas memalui Facebook. Begitulah disampaikan berita perkembangan kepada para rekan duta di Spanyol. Mereka berjanji untuk mendoakannya dan mengucapkan selamat sembuh. Kesan-kesa yang memperkaya Ketika keluar rumah sakit, Paulas tinggal di Generalat CMM. Ia mengunjungi tempat dan monumen di kota Tilburg, yang belum dikunjungi dalam minggi persiapan: Gereja ’t Heike, patung Joannes Zwijsen, rumah induk SCMM dan pavilyun ‘Peerke Donders’. Ia dihantar dengan antusias lintas pameran CMM ‘1844 – Sekarang’ di generalat oleh Frater PieterJan van Lierop. Bersama dengan Lex van der Poel, anggota asosiasi CMM, dan Frater Edward Gresnigt ia mengunjungi pusat pembinaan ZIN dan komunitas Eleousa di desa Vught, dan di kota ’s-Hertogenbosch mereka masuk katedral St. Yohanes. Bersama dengan Nelleke Verstijnen, anggota asosiasi CMM, Paulas mengunjungi komunitas Joannes Zwijsen dan bertamasya ke tempat-tempat lain. Ia naik kereta api untuk pertama kalinya. Ia diantar oleh Frater Niek Hanckmann ke kota Kampen, di mana mereka mengunjungi sejumlah ‘duta’ dari Hari Kaum Muda Sedunia tahun 2008 di Sydney - Australia. Sebelum ia pulang ke Kenya ia secara spontan berkata: “Sebenarnya tidak terlalu berat bahwa saya tak dapat pergi ke Madrid. Saya sudah mendapat banyak kesan yang berbobot betul, dan saya sangat berterima kasih atas itu.” Frater Edward Gresnigt Selamat sembuh “Para dokter dan perawat sangat baik bagi saya”, kata Paulas ketika ia meninggalkan rumah sakit. Ia juga sungguh diperhatikan oleh keluarga di mana ia bertamu, Keluarga itu membantunya bersama dengan beberapa orang Kenya dan frater yang mengungungi 12 Paulas dekat monumen Mgr. Joannes Zwijsen di Tilburg. BERITA PENDEK ABJAD SPIRITUAL BAGI KAUM MUDA Provinsi CMM Belanda telah menciptakan semacam brosur sebagai lanjutan atas brosur Fraters, untuk disebarkan antara kaum muda, yaitu ‘abjad CMM’. Pada setiap huruf abjad itu tertulis nilai-nilai inti kongregasi yang diungkapkan dengan semboyan dan foto. Abjad CMM (edisi Belanda) dimulai dengan ‘Aanwezig zijn waar je nodig bent’ (Hadir di mana anda dibutuhkan). Ungkapan-ungkapan lain adalah: Berkarya penuh harapan pada dunia yang lebih baik; Hidup bakti bagi Allah dan manusia; Melihat, tergerak dan bergerak. Untuk menjelaskan bahwa CMM adalah serikat internasional, maka ‘brosur adjad’ ini diterbitkan dalam dua bahasa: bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Abjad Inggris mulai dengan ‘Action and contemplation’ (Aksi dan kontempklasi). Ungkapan-ungkapan lain adalah: Zwijsen, pendiri kita; Hadir di tengah-tengah kaum miskin; Vinsensius a Paulo, nabi karya amal. Abjad ini mengundang kaum muda agar merenungkan apa yang merupakan abjad mereka yang ideal. PASTOR HARRIE VAN DOORN WAFAT Pada usia hampir 80 tahun, tanggal 23 Agustus 2011, Pastor Harrie van Doorn pr. wafat di Wisma Lansia Joannes Zwijsen di Tilburg. Selama hidupnya sebagai imam ia beberapa waktu dan dalam pelbagai fungsi berhubungan dengan kedua kongregasi Zwijsen. Sebagai imam muda, ia bertahuntahun bekerja sebagai rektor di Rumah Induk SCMM dan bekerja sebagai guru agama di Sekolah Pendidikan Guru milik Suster SCMM. Kemudian ia diangkat menjadi pastor dekanus di kota Oss. Ketika Pastor Harrie van Doorn pr. ia, sebagai pastor v Vincent de Paul prophet of charity z Zwijsen our founder R R R R R t poverty three vows: chastity obedience w witnessing mercy in a worldwide brotherhood www www.cmmbrothers.org [email protected] R R R R u unity in diversity x Christ centre of our life your way ? Apa yang merupakan kata-kata kunci bagi mereka pribadi; bagaimana isi abjad dari dirimu? Terbitan itu disusun oleh komisi panggilan Provinsi CMM Belanda, terdiri dari Frater Niek Hanckmann, Frater Edward Gresnigt, Frater Ad de Kok dan bapak Charles van Leeuwen, sekretaris studi CMM, dan digunakan dalam promosi panggilan. Rencana tata itu mengingat kita akan alat peraga di sekolah dasar masa lampau di Belanda, yang disebut ‘papan membaca’. Karena itu terbitan ini disebut ‘papan membaca yang spiritual’. dekanus di Tilburg, masuk masa pensiunnya, ia bekerja sebagai pastor komunitas CMM di Wisma Lansia Joannes Zwijsen. Harrie van Doorn adalah anak petani yang suka berbicara. Ia orang lugas, sekaligus ia bersifat optimis dan tahu humor. Ia memandang orang dan relasi antaramanusia dengan mata tajam, karena intuisinya kuat. Dengan demikian, karena semangat pastoralnya, ia dapat betul berarti bagi banyak orang. Akan tetapi juga pada tingkat kepemimpinan dan organisasi, sifat-sifat ini sungguh berguna. Pada upacara pemakamannya - di samping segala hal lain - Mgr. Hurkmans menyebutnya: “orang kepercayaan uskup”. Pastor Harrie van Doorn dikaruniai oleh kesehatan yang baik. Sejak permulaan tahun 2011 kondisinya berubah dengan cepat. Berbulanbulan ia menderita kesakitan, namun ia berusaha untuk selama mungkin melakukan kegiatan hariannya yang biasa. Dengan setia ia merayakan Ekaristi di kapel Wisma Lansia, sampai hal itu tidak mungkin lagi ia lakukan. Pada pertengahan tahun 2011 ia diopname di rumah sakit, dan kemudian ia masuk Wisma Lansia, di mana ia pernah tampil sebagai pastor selama sepuluh tahun lebih. Di situ, di tengah-tengah Frater CMM, ia meninggal dunia. Atas permohonannya ia dikuburkan di kuburan Frater CMM di desa Vught. Rien Vissers 13 BERITA PENDEK DPU Suster SCMM yang baru: dari kiri ke kanan Sr. Rosa Olaerts (pemimpin umum), Sr. Mariana Situngkir (wkl. pem. umum) dan anggota DPU Sr. Hermin Bu’ulölö, Sr. Margaretha Gultom dan Sr. Dorine Drost. DEWAN UMUM BARU SUSTER SCMM Dari tanggal 19 Juni sampai dengan 1 Juli diadakan kapitel yang ke-30 Suster SCMM, di pusat pembinaan ZIN di Vught. Tema pertemuan adalah: ‘Semoga kita berlaku sebagai wanita yang berani’. Pada tanggal 29 Juni dipilih dewan pimpinan umum yang baru untuk enam tahun mendatang. Dewan itu terdiri dari: Sr. Rosa Olaerts (Belgia), pemimpin umum, Sr. Mariana Situngkir (Indonesia), wakil pemimpin umum, dan anggota-anggota dewan umum Sr. Hermin Bu’ulölö (Filipina), Sr. Dorine Drost (Belanda) dan Sr. Margaretha Gultom (Indonesia). SESUDAH 110 TAHUN REGIO SURINAME DIBUBARKAN Pada awal tahun 2012 Regio Suriname akan dibubarkan. Sejak tahun 1902 terdapat 101 frater yang - untuk waktu lama atau pendek – berkarya di Suriname. Mereka terutama bekerja di dunia pendidikan. Sejak awal mula asrama dianggap penting. Hal ini mulai dengan asrama anak yatim-piatu St. Yosef. Asrama itu menjadi dasar percetakan Leo Victor dan perusahaan pembangunan Timin/Remas. Sekitar tahun 1985 semua sekolah dan perusahaan dialihkan 14 kepada yayasan dan perusahaan swasta Suriname. Tahun ini Frater Lambertus Berkers (72), Frater Laurenti Verhoeven (78) dan Frater Johannes van Berkel (69) akan kembali ke Belanda. Pemimpin Umum, Frater Broer Huitema, akan mengunjungi Suriname dari 11 sampai 25 Februari untuk secara resmi menutup regio ini. Di edisi Frater CMM mendatang akan dilaporkan tentang penutupan Regio Suriname. Para penziarah memasang lilin pada kuburan Frater Andreas. ‘ALLAH MAU BAHWA KITA SELALU BERGEMBIRA’ ZIARAH ANDREAS Pada tanggal 7 Agustus, waktu ziarah tahunan kepada kuburan Frater Andreas, Pater Willem Spann OSFS membawa renungan yang menonjol. Ia menerangkan suatu segi dari calon orang kudus itu yang kurang dikenal. “Semangat riang dan jenaka tampaknya bukan sifat yang merupakan ciri khas hidup Frater Andreas”, ujarkan koordinator Kantor Frater Andreas. “Kadang-kadang ia memberikan kesan bahwa sikapnya agak suram. Ia sendiri juga sering menulis mengenai perasaan depresif. Namun dalam catatannya ada teks yang dapat mengoreksi sedikit pandangan biasa mengenai Frater Andreas. Pembimbing retret tahun tertentu berupaya menekankan kegembiraan, yang ia gambarkan sebagai sumber damai dan kebahagiaan. Rupanya hal ini menyentuh hati Frater Andreas secara mendalam, karena ia membicarakan hal itu secara panjang lebar: “Kegembiraan mengindahkan segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan. Allah ingin bahwa kita selalu bergembira. Ia ingin bahwa sejauh mungkin kita menyerupai Dia; Allah adalah kegembiraan, sama seperti Ia adalah kasih. Dalam alam semesta segala sesuatu bersorak-sorai dan Kuburan Frater Andreas. bergembira….. Ketawa merupakan sifat manusia yang wajar dan karena itu merupakan karya Sang Pencipta. Segala yang baik mau diungkapkan dalam kegembiraan, keterbukaan dan cinta yang ramah. Mengapa Allah telah menghiasi dunia begitu indah? …. Sebagian terbesar dari alam semesta ini dibuatNya demi kegembiraan dan kesukaan kita dan itu melampaui penggunaan belaka.” Begitulah ungkapan Frater Andreas, yang dikutip oleh Pater Spann. Ia tambahkan: “Atas pandangan yang mengherankan itu, Frater Andreas menggali pandangan yang jitu mengenai apa yang harus dibuat dan dihindari, yang kita ingin sebut: berjalan dalam kehadiran Allah.” Kata Frater Andreas: “Allah adalah Bapa yang baik, yang ingin bahwa anak-Nya senang dan bermain-main dalam kehadiran-Nya. Ia suka tinggal bersama kita, bahkan Ia ingin hadir dalam hiburan kita yang polos. Ia tidak mau bahwa kehadirat-Nya mengganggu kita. Ia terutama mau agar kita menyerupai kebaikan dan kerelaan-Nya. Allah ingin agar kita selalu bergembira. Kita tidak dapat menyenangkan Dia dan berlaku kudus, jikalau kita tidak melakukan kehendak-Nya.” Pater Willem Spann membawa renungannya di kapel generalat. 15 belanda Nelleke Verstijnen menyalakan lilin depan gua Maria di Lourdes. MARIA MENYANYIKAN LAGU PUJI SYUKUR “Maria telah menyanyikan lagu puji syukur mengenai Allah yang belaskasih. Ia memperhatikan kaum miskin dan kecil.” (dari: ‘Belaskasih dan persaudaraan’, karangan Charles van Leeuwen). 20 tahun lebih saya berusaha untuk menyatakan belaskasih yang dinyanyikan oleh Maria. Setiap tahun saya pergi ke Lourdes dengan sekelompok sukarelawan untuk menghantar orang-orang sakit dan mereka yang kemampuannya terbatas. Setiap kali, pada saat saya mendorong orangorang di kursi roda, terdengarlah cerita-cerita yang mengesankan mengenai penyakit mereka, kehilangan partner hidup, kehilangan anak dan cucu, tentang anak yang menyimpang dari jalan yang benar. Ceritacerita mereka lebih memberikan kesan tentang Lourdes daripada hal-hal lain yang tampak di situ. Kepercayaan Di samping pengaruh perayaan-perayan yang mengesankan di Lourdes, ternyata kehadiran banyak sukarelaan sangat mempengaruhi para peserta. Akan tetapi juga pada kami, para sukarelawan, Lourdes sangat mengesankan: kegembiraan para penziarah, kepercayaan mereka, harapan mereka. Hal ini mengajar kami untuk menghadapi keterbatasan kami 16 sendiri dengan cara lain. Saya berpikir bahwa dengan demikian bisa ditempuh langkah-langkah di jalan kehidupan seperti tertulis dalam buku Belaskasih dan persaudaraan: “di mana anda berbakti pada Allah dan manusia, dan disitu juga boleh dialami bahwa Allah berbakti pada anda dan orang lain.” Nelleke Verstijnen, anggota asosiasi CMM Charles van Leeuwen: ‘Belaskasih dan persaudaraan. Ambil bagian dalam hidup Frater CMM – anggota asosiasi’. Dengan ilustrasi dari Frater Paschalius Ververst. Valkhof Pers, Nijmegen 2006 - Belanda. belanda BINTANG JASA UNTUK DIRIGEN MARTIN HOONDERT Pada hari Kamis tanggal 1 September, sesudah libur musim panas, paduan suara Katharsis dari Tilburg memulai periode yang baru. Hampir semua anggota paduan hadir di ‘Studio Elim’, di komunitas CMM Elim. Pada pertengahan latihan beberapa tamu masuk studio berhubungan dengan penyerahan bintang jasa perak dari Serikat St. Gregorius Belanda kepada Martin Hoondert. Ia sudah dirigen selama 25 tahun. yang berpangkal di Studio Elim. Karena jasanya besar bagi Serikat St. Gregorius, maka ketua untuk wilayah keuskupan, Jeroen de Wit, datang untuk menyematkan bintang jasa. Hal ini adalah sesuatu yang luar biasa, karena biasanya bintang jasa macam itu diserahkan oleh dewan paroki atau dewan paduan suara. Maha guru luar biasa Bintang jasa disematkan pada Martin Hoondert . Dalam masa 25 tahun Martin Hoondert memimpin beberapa paduan suara antara lain Paduan Anak Liesbos, Mudika Princenhage, Martinus Princenhage dan Katharsis untuk enam tahun terakhir. Katharsis yang didirikan pertengahan tahun 2000, adalah ‘kor tengah’ (usia anggotanya di antara 25 dan 50 tahun), Pada acara penyerahan, kongregasi diwakili oleh beberapa anggota dewan umum, dewan provinsi dan komunitas Elim untuk menyelamati dirigen itu. Martin Hoondert adalah dirigen Katharsis sejak tahun 2005. Paduan suara itu tidak terikat pada suatu paroki tertentu. Mereka menyanyi dalam pelbagai perayaan di sekian tempat. Sejak 2007, Prof. Dr. Martin Hoondert menjadi maha guru luar biasa di bidang musik dan agama Kristiani di Tilburg School of Humanities (Universitas Tilburg), atas nama Serikat St. Gregorius Belanda. Tugasnya adalah penunjangan studi sistematik mengenai fungsi musik dalam hubungannya dengan liturgi kristiani. Di samping itu ia koordinator, redaktur dan pembina Kelompok Kerja Liturgi Heeswijk, yang menerbitkan bahan tersendiri melalui Penerbitan Biara Berne di Heeswijk-Dinther, Belanda. Frater Paul Damen Serikat St. Gregorius Belanda adalah serikat untuk musik liturgi di Gereja Katolik Belanda. Serikat itu menunjang studi dan musik liturgi. Anggotanya berjumlah 4.000 paduan suara yang beranggota 125.000 orang di kalangan Gereja Katolik Belanda. 17 INTERNASIONAL PERSIAPAN PROFESI SEUMUR HIDUP Di Belanda, dari tanggal 14 Juli sampai 17 Agustus 2011, tujuh frater Indonesia mengikuti program intensif sebagai persiapan demi profesi seumur hidup mereka. Salah satu bagian program itu adalah ziarah ke tempattempat penting dalam hidup Vinsensius a Paulo dan Luise de Marillac di Perancis. Kedua orang kudus ini mengilhami Joannes Zwijsen dalam mendirikan kedua kongregasinya. Akan tetapi juga beberapa lokakarya dan pengalaman persaudaraan di Belanda dan Belgia merupakan bagian penting dalam program itu, sebagaimana tampak dalam karangan Frater Leston Situmorang. Frater Wim Verschuren memberikan lokakarya mengenai belaskasih di Vught. Ia mengajar kami untuk memandang belaskasih sebagai suatu dinamika yang terdiri atas melihat, tersentuh dan bergerak. Hal ini dijelaskan melalui perumpamaan orang Samaria yang berbelaskasih dan sebuah lukisan Rembrandt ‘Anak yang hilang pulang’ serta suatu lukisan Lucy D’Souza yang memperlihatkan penyembuhan seorang perempuan yang bengkok badanya. Kami menyadari kembali bahwa belaskasih Allah harus mengalir kepada sesama melalui kami. Kami akan diterima sebagai frater kalau kami berbelaskasih, walaupun terdapat kesilafan kami. Kaul-kaul Di generalat di Tilburg, kami mengikuti suatu lokakarya mengenai kaul-kaul, dipimpin oleh Frater Harrie van Geene. Ia membicarakan kaul-kaul itu berdasarkan inti panggilan kita sebagai frater: belaskasih dan persaudaraan. Melalui kaul-kaul, kami sungguh didukung untuk mewujudkan nilai-nilai inti itu dalam kehidupan kami. Dalam bentuk doa, para peserta dapat merumuskan kaul-kaul itu secara pribadi. Doa saya berbunyi sbb.: “Allah yang berbelaskasih, sebagai frater CMM saya ingin menjadi alat-Mu untuk membawa belaskasih-Mu kepada orang-orang lain. Untuk itu saya ingin hidup sesuai kaul-kaul, mencintai sesama di komunitas dan di tempat kerja, dan bersama dengan frater-frater yang membimbing saya saya mau mencari kehendak-Mu. Saya mohon bantuan Yesus, Putera-Mu dan Saudara kami, Maria Bunda yang Berbelaskasih dan Vinsensius a Paulo, supaya belaskasih dan persaudaraan semakin kuat dalam diri saya dan di dalam orang-orang yang berpartisipasi dalam gerakan belaskasih di dunia ini. Amin.” Bersama dengan Frater Edward Gresnigt kami membaca teks dari Konstitusi kami mengenai kaul-kaul. Kami 18 menyadari bahwa hidup kami, karena kaul-kaul, berhadapan dengan nilai-nilai yang berdominasi di masyarakat. Kaul kemiskinan berhadapan dengan keinginan untuk memperoleh kepunyaan, kaul kemurnian memperlihatkan masayarakat yang dipengaruhi oleh seks secara berlebih-lebihan dan tak terkendali, dan kaul ketaatan menjelaskan bahwa bila sendiri saja menentukan kehidupan dan mau bebas saja, maka tiada arti tanpa kesetiaan, solidaritas dan mencari kehendak Allah. Sebab itu kami dengan sadar memilih kaul-kaul. Vinsensius a Paulo Bersama dengan 12 suster SCMM, mereka juga calon profesi seumur hidup, kami mengikuti selama tiga hari kursus mengenai Vinsensius a Paulo dan Luise de Marillac. Kursus ini dipimpin oleh Romo Rafael Isharianto CM, Frater Martinus Lumbanraja, Suster Bernadette Chandra dan Suster Mariana Situngkir. Kami mulai mengerti bahwa Vinsensius dan Luisa bukan dengan sendirinya menjadi orang kudus. Mereka mengalami proses pertobatan dan dalam praktek pelayanan kaum miskin mereka mengembangkan spiritualitas mereka. Calon-calon profesi sedang berbicara sewaktu lokakarya mengenai belaskasih. Pada permulaan ‘Ziarah Vinsensian’, di lapangan depan generalat di Tilburg, para calon profesi dilepaskan. Dari kiri ke kanan: Frater Petrus Lein, Leston Situmorang, Dominikus Samponu, Markus Rindi, Broer Huitema (pemimpin umum), Vinsensius Sole, Ad de Kok, Cancio da Costa Gama, Pedro Guterres dan Martinus Lumbanraja (pemimpin ziarah). Joannes Zwijsen Charles van Leeuwen, sekretaris studi CMM, menerangkan kepada kami arti Joannes Zwijsen, pendiri kongregasi kami. Selama satu hari penuh, Fr. Broer Huitema memimpin ziarah ke tempat-tempat penting dalam hidup Mgr. Zwijsen. Kami mengunjungi paroki ’t Heike di Tilburg, rumah kediamannya Wisma Gerra, kampung asalnya Kerkdriel, Katedral St. Yohanes di ’s-Hertogenbosch dan kuburannya di Orthen. Di Belgia dikunjungi perumahan wanita-wanita saleh di Hoogstraten, dari situ berasal suster-suster SCMM yang pertama. Dikunjungi lagi mantan biara trapis di Meerseldreef, di mana frater-frater CMM pertama mengikuti novisiat mereka. Ziarah Vinsensian Di bawah pimpinan Frater Martinus Lumbanraja, anggota dewan umum, kami mengadakan ‘Ziarah Vinsensian’ ke Perancis. Sesudah perayaan pembukaan dan acara pelepasan di generalat CMM, kami berangkat dengen bis ke Follevile, Perancis Utara, di mana Vinsensius mulai melayani kaum miskin. Kami menginap di Chartres dan mengunjungi katedral terkenal disitu. Melalui Perigeux, di mana Vinsensius ditabiskan menjadi imam pada usia 19 tahun. Lewat desa Richelieu, kami tiba di kampung Pouy, dekat kota Dax, tempat di mana Vinsensius lahir. Dari Dax kami kunjungi Lourdes selama satu hari penuh. Disitu kami berdoa dekat gua Bunda Maria, mengisi botol dengan air Lourdes dan mengikuti prosesi lilin. Di Dax diadakan hari rekoleksi yang dibimbing Romo Rafael. Kemudian kami berjalan ke kota Paris, di mana Vinsensius hidup dan bekerja, dan di mana jenazahnya dibaringkan di kapel biara CM (Lazaris). Kami juga mengunjungi kapel ‘medali ajaib’, di mana jenazah Luisa de Marillac dan Katarina de Laboure dibaringkan serta paroki Clichy, di mana Vinsensius pernah bekerja. Kami juga mengunjungi beberapa obyek parawisata di kota Paris seperti Menara Eiffel, Notre Dame, Jardin du Luxembourg, Dome des Invalides dan Tour Mont Parnasse. Pada tanggal 14 Agustus 2011, ziarah Vinsensius sebagai persiapan atas profesi seumur hidup diakhiri dengan perayaan Ekaristi di Generalat CMM di Tilburg. Mengesankan Para calon profesi berpose di depan patung Yoanes Zwijsen di tempat kelahirannya di Kerkdriel. Kembali di Indonesia, kami menyadari betapa mengesankan segala sesuatu yang diperoleh di Belanda dan Perancis. Kami dapat sungguh mendalami spiritualitas kongregasi. Kami mengikuti jejak-jejak Vinsensius a Paulo dan mengunjungi akar-akar kongregasi. Frater Harrie van Geene mengatakan: “Kita harus selalu menyadari akar-akar kita, namun akar-akar itu tidak merupakan hal yang terpenting. Yang terpenting adalah bunga-bunga dan buahbuahnya.” Semoga bunga-bunga dan buah-buah itu menjadi nampak dalam hidup kami. Dalam segala hal dewan umum telah berupaya betul agar kami memperoleh kesempatan supaya kami berkembang menjadi frater-frater sejati. Sekarang kami bertanggung jawab agar segala yang diperoleh dimanfaatkan betul. Frater Leston Situmorang 19 INTERNASIONAL INSPIRASI VINSENSIAN DI PARIS Pada tahun 2010, Frater Benyamin Tunggu (Indonesia) dan Frater Athanasius Onyoni (Kenya) selama tiga bulan mengikuti kursus spiritualitas vinsensian di pusat pembinaan internasional kongregasi CM di Paris. Tahun 2011 Frater Gerfasius Soli (Indonesia) dan Frater John Karungai (Kenya) dapat giliran. Frater Benyamin Tunggu menceritakan pengalamannya selama berada di ibu kota Perancis. Para peserta yang mengikuti kursus di ‘Centre Internasional de Formation St. Vincent’ di Paris, berasal dari sekian negara seperti Kolombia, Etiopia, Filipina, India, Indonesia, Kenya, Madagaskar, Panama, Polandia, Portugal, Spanyol dan Amerika Serikat. Saya harus membiasakan diri pada keadaan kota Paris dan kepada para peserta yang dibagi dalam kelompok bahasa Spanyol dan kelompok bahasa Inggris. Kedua frater CMM masuk kelompok bahasa Inggris. Sejak permulaan pertemuan itu saya mendengar kata-kata vinsensian yang terkenal serta peristiwa-peristiwa dari sejarah pertobatan Santo Vinsensius. Kami mengadakan ziarah vinsensian, lebih luas daripada yang dilakukan oleh Kongregasi CMM. Saya belajar banyak mengenai Vinsensius a Paulo, Luise de Marillac dan karya Kongregasi Misi (CM) di seluruh dunia. CM telah didirikan oleh Vinsensius. Para anggota Kongregasi CM disebut ‘Lazaris’. Nama ini berasal dari biara pertama kongregasi itu di kota Paris: rumah orang kusta St. Lazar. Presentasi Waktu masa libur, saya mengunjungi kota Roma selama lima hari bersama seorang Romo Lazaris dari Etiopia. Di situ kami menginap di generalat SVD, di mana juga tinggal sekian pater yang pernah bekerja di 20 Vinsensius a Paulo, patungnya di Generalat CMM, Tilburg. Indonesia. Bersama mereka kami mengunjungi tempattempat terkenal di Roma. Hari-hari ini sangat menarik. Kembali di kota Paris, kami menerima informasi mengenai orang-orang kudus vinsensian dan kami mengikuti retret. Pada akhir kursus itu, setiap peserta mengadakan presentasi mengenai karya kongregasi di negara asalnya. Saya dapat kesempatan untuk menyampaikan banyak mengenai Kongregasi CMM secara umum dan tentang pola hidup serta karya para frater di Indonesia. Dorongan yang baru Seluruh kursus sungguh mengilhami saya dan memberikan dorongan baru kepada hidup saya sebagai frater. Yang sangat menarik bagi saya adalah kenyataan bahwa hidup menurut spiritualitas vinsensian jarang menyangkut hal-hal yang besar, tertapi terutama menyangkut belaskasih terarah dalam hidup sehari-hari. Berhubungan dengan itu saya mengingat Frater Andreas van den Boer. Saya mengharapkan agar semangat vinsensian semakin menjiwai CMM Indonesia, sehingga kami dapat menjadi frater-frater sejati dalam zaman modern ini. Frater Benyamin Tunggu BELANDA ‘JANGANLAH SEMANGAT ANDA TERPADAM’ Pada tanggal 29 Agustus Frater Richard van Rooij dan Frater Stefano Bulkens merayakan jubileum 70 tahun hidup membiara dan Frater Egidius de Laat dan Frater Jan Claveaux jubileum 65 tahun hidup membiara. Waktu pesta di Wisma Lansia Joannes Zwijsen di Tilburg pemimpin umum CMM berpidato. Teksnya yang inspiratif itu mau dibagikan dengan para pembaca lewat majalah ‘Frater CMM’. “Janganlah semangat anda terpadam, melainkan biarlah anda dikobarkan oleh Roh”, kata Paulus kepada orang-orang Romawi. Sambil merenungkan bacaan tadi, kalimat tadi: “Janganlah semangat anda terpadam”, merupakan kalimat inti bagi saya. Pada waktu Fr. Richard, Fr. Stefano, Fr. Jan dan Fr. Egidius mulai mengikuti pendidikan frater, mereka merasa antusias dan bersemangat. Mererka memperoleh antusiasme itu sejak awal: merasa dipanggil untuk melayani Allah sebagai frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelaskasih. Hari ini kita merenungkan permulaan yang antusias itu dan kita merayakan bahwa mereka masing-masing 70 dan 65 tahun menyalakan api permulaan itu. ‘Persaudaraan seluas dunia’ Akhir pekan lalu saya mengakhiri suatu ziarah dengan kurang lebih 90 remaja dari tujuh negara. Mereka disebut ‘duta-duta persaudaraan seluas dunia’, yang selama tiga minggu mengikuti program pendalaman di Tilburg dan Madrid waktu Hari Kaum Muda Sedunia serta di Lourdes. Boleh dikatakan: selama tiga minggu saya sungguh beruntung karena saya bisa berjalan dengan begitu banyak orang muda yang antusias. Mereka bukan bertamasya, melainkan dengan serius mereka merenungkan apa arti hidup sebagai ‘duta’. Kaum muda itu telah merenungkan panggilan hidup mereka dan bagaimana mereka bisa menjadi kuat dalam iman. Kami bukan selalu serius. Kami juga membuat hal yang menggembirakanan, bernyanyi bersama, menari-nari dan bertamasya. Akan tetapi hal yang sangat menonjol bagi saya adalah betapa serius mereka merenungkan iman mereka. Mereka sungguh melihat diri sebagai ‘duta-duta persaudaraan seluas dunia’ dengan tugas meneruskan persaudaraan dan belaskasih, dan dengan demikian membuat dunia sedikit lerbih baik. Mereka merasa diri sangat bersatu dengan Kongregasi CMM. Saya ingin melihat mereka sebagai ‘gerakan belaskasih kaum muda’, yang berorientasi internasional. Gerakan ini dimulai tiga tahun lalu pada Hari Kaum Muda Sedunia di Sydney, yang belakangan ini dilanjutkan dengan Hari Kaum Muda Sedunia di Madrid. Hari kaum muda itu dapat dipandang sebagai sarana, bukan sebagai tujuan. Tujuannya adalah bahwa kaum muda memperoleh cita-cita persaudaraan dan belaskasih, dan agar mereka mau bersaksi atas hal itu kepada orang lain. Dengan kata lain, mereka ingin hidup sebagai duta persaudaraan dan belaskasih. Dalam hal ini mereka mempunyai tradisi yang sama sebagaimana ada dalam kongregasi kita. Dalam arti inilah keempat konfrater - yang merayakan jubileum mereka bersama dengan kita semua - dapat merasa bahwa diteguhkan dan bahwa cita-cita yang pernah dipilih dan yang menuntun mereka seumur hidup, pada zaman ini juga dilanjutkan. Berapi-api Frater Richard van Rooij (kiri) dan Frater Jan Claveaux. 90 orang muda dari Brasil, Indonesia, Kenya, Namibia, Belanda, Tanzania dan Timor Leste itu telah merumuskan cita-cita mereka: hidup sebagai duta persaudaraan seluas dunia, duta belaskasih dan duta cinta belaskasih Allah. Kalau masih muda, anda pasti bersemangat dan penuh cita-cita, akan tetapi masalahnya adalah untuk mempertahankan cita-cita itu sepanjang hidup. Sambil menjadi tua, orang-orang sering kehilangan semangat permulaan dan cita-cita semakin ditempatkeduakan. 21 in memoriam Akan tetapi kiranya terdapat suatu komitmen seumur hidup. “Janganlah semangat anda berkurang, melainkan biarlah anda dikobarkan oleh Roh”, kata Paulus kepada kita. Saya berharap agar duta-duta, sama seperti para konfrater yang berjubileum, menyalakan api itu, dan tetap menghayati cita-cita belaskasih dan persaudaraan, dan agar diberikan kesaksian tentang itu seumur hidup. Akan tetapi Paulus berbicara kepada kita semua, supaya kita tetap hidup bersemangat dan memelihara cita-cita kita serta menerima bahwa kita disemangati oleh Roh Allah. Kalau begitu terjadi, maka tidak sulit lagi untuk mengikuti petunjuk-petunjuk lain: mencintai dengan sejati, membenci hal jahat, menjunjung sesama, mempedulikan kebutuhan orang lain, berlaku dengan ramah tamah, selalu berdoa, berpadu dengan semua orang serta berusaha berbuat baik, dan akhirnya hidup dalam damai dengan semua orang. Paulus menulis kepada kita: Kalau kita tinggal antusias dengan cara itu dan berbuat demikian, kita menyelamatkan dunia. Dengan pola hidup itu, kita mengikuti jejak Yesus Kristus, “yang diutus ke dunia”, menurut Johannes. “Bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyelamatkan.” Dengan mengikuti jejak-Nya dan mengikuti Dia, kita mewujudkan apa yang dianjurkan oleh Paulus, kita berjalan maju dalam terang, dan karya Allah yang mulai nampak. Bersemangat Pada hari ini kita dapat melihat kembali, sambil merasa berterima kasih, kehadiran Allah yang aktif dalam empat konfrater kita. Kita boleh mengucapkan syukur kepada mereka yang setia pada panggilan mereka selama begitu banyak tahun. Mereka bersemangat dan melayani sesama begitu lama, dan begitu lama hidup mereka bergabung dengan kongregasi kita. Semoga api Roh Allah tetap menyalakan lampu Saudara sekalian, sehingga semangat anda tidak terpadam. Frater Broer Huitema Jubilaris Frater Egidius de Laat. 22 Jubilaris Frater Stefano Bulkens. frater richard (h.J.p) van rooij Frater Richard lahir di Tilburg - Belanda pada tanggal 10 Maret 1924, dan masuk Kongregasi CMM di Tilburg pada tanggal 29 Agustus 1941. Ia mengikrarkan profesinya seumur hidup pada tanggal 15 Agustus 1946 dan meninggal dunia pada tanggal 27 September 2011 di RS St. Elisabeth di Tilburg. Ia dikuburkan di makam CMM di kompleks ‘Huize Steenwijk’ di Vught. Selama beberapa tahun Frater Richard bekerja sebagai guru di Tilburg dan Zwolle. Agak cepat ia diminta untuk bekerja di Curaçao. Sesudah 15 tahun ia berangkat ke Regio CMM yang baru dibuka di Kalifornia. Ia berbakti di dunia pendidikan, dan berstudi pada tingkat universitas di bidang teologi, katekese dan pastoral rumah sakit. Selama 13 tahun ia bertugas sebagai kepala ‘religious education program’ di parokinya. Banyak waktu ia berikan kepada orang-orang lansia, orang-orang yang kesepiam dan kaum muda yang berkekurangan. Pada bulan Februari tahun 2011, Regio Kalifornia dibubarkan. Frater-frater terakhir kembali ke Belanda. Frater Richard mulai berdomisili di komunitas Joannes Zwijsen. Sesudah 60 tahun tinggal di luar Belanda sudah pasti bahwa tidak gampang membiasakan diri. Baru di Belanda menjadi jelas bahwa ia menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Ia menerima kenyataan ini dengan tenang. Ia wafat secara mendadak. Berakhirlah hidup seorang religius yang sungguh berguna, yang hidup dengan Allah dan sesamanya. Karena itu kita boleh percaya bahwa ia sekarang berada bersama Sang Penciptanya. Tentang Dialah ia sering bicara dalam hidupnya. SUMBER ‘KALIAN DUTA GEREJA YANG KUDUS’ Kata kenabian Mgr. Zwijsen Menurut Mgr. Zwijsen, para suster dan frater hendaknya mewakili sesuatu di tengah masyarakat. “Kalian duta gereja”, katanya kepada mereka. Sebagai pendiri, kata ‘duta’ bukan mengingatnya pada fungsi ‘duta Vatikan’, melainkan maksudnya adalah spiritual. Ia menekan ‘gereja yang kudus’. Ia mau mengatakan: kalian duta gereja Katolik, sama – seperti pernah dikatakan dengan tepat oleh Jon Sobrino – kalian duta gereja Samaritan. Para suster dan frater diutus untuk menjadi tanda hidup yang mengacu pada perumpamaan Orang Samaria yang Berbelaskasih. Dalam hidup mereka harus menjadi nampak, terdengar dan terasa bahwa belaskasih merupakan inti Injil Yesus. Para suster dan frater harus berfungsi di dunia kita sebagai utusan dari Kerajaan Allah, dalam mana kata ‘belaskasih’ dan ‘persaudaraan’ sungguh bernilai tinggi. Mgr. Zwijsen adalah seorang uskup dalam gereja Belanda. Ia sungguh bermakna bagi sejarah gereja lokal. Akan tetapi Mgr. Zwijsen juga berjuang agar kedua kongregasinya dengan segera memperoleh kedudukan resmi dalam gereja universal. Pada tahun 1848 - karena jasa Mgr. Zwijsen - Kongregasi SCMM menjadi kongregasi kepausan. Dan kongregasi frater diakui oleh Tahta Suci pada tahun 1861. Tentu saja karya-karya belaskasih harus selalu diberi bentuk secara lokal. Namun demikian suatu gerakan spiritual seperti gerakan belaskasih, demikian pendapat sang pendiri, harus mutlak seluas dunia. Frater Harrie van Geene 23 KARENA KEIMANAN AKAN KEBANGKITAN TUHAN, KITA MENGETAHUI BAHWA MELALUI KEGAGALAN DAN PENDERITAAN AKHIRNYA HANYA YANG BAIK SAJALAH MEMPUNYAI MASA DEPAN. (kutipan Konstitusi CMM) Majalah Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelaskasih