Aplikasi Sekuen Stratigrafi pada Eksplorasi Hidrokarbon Dikirim oleh prasetya1 pada 11 November 2006 | Komentar : 0 | Dilihat : 3170 Aplikasi Sequence Stratigraphy dalam Eksplorasi Hidrokarbon”. Kegiatan ini diselenggarakan di ruang kuliah Fisika dan diikuti puluhan mahasiswa Program Studi Geofisika dan yang lainnya. Turut mensponsori acara ini beberapa perusahaan eksplorasi besar dan asosiasinya di dunia. Di antaranya: Indonesian Petroleum Association (IPA), AAPG, Conoco Philips, ExxonMobil, Vico Indonesia, Star Energy, Murphy Santos, Anadarko, BPMigas, bp, PT Freeport, Chevron, dan CNOOC Limited. Ketua Program Studi Geofisika Unibraw, Adi Susilo PhD dalam sambutan pengantarnya mengatakan, kegiatan kali ini lebih luas dari pelatihan sebelumnya yang mengarah pada aspek keilmuan geologi. Sequence sangat berperan dalam menentukan ada tidaknya hidrokarbon. Melalui sequence stratigraphy tersebut dapat diketahui rekaman pengendapan sehingga menjadi indikasi adanya deposit hidokarbon. “Seperti di Cepu yang telah diketahui memiliki endapan hidrokarbon yang besar”, katanya. Menurut Adi Susilo yang juga pengurus pusat Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), pengetahuan sequence stratigraphy sangat penting sebagai teknologi utama dalam eksplorasi baik off shore maupun on shore. Dalam pelatihan sehari penuh tersebut, peserta dikenalkan materi sequence stratigraphy, mulai dari konsep dasar, materi praktis sampai pada studi kasus dalam eksplorasi hidrokarbon. Nanang Muksin Halik PhD Narasumber Nanang Muksin Halik PhD menjelaskan, sequence stratigraphy sebelumnya dikenal dengan nama seismik stratigrafi (1976) karena dikembangkan berdasarkan seismik. Istilah ini dikenalkan pertama kali oleh kelompok peneliti dari Exxon. Mereka melihat ada gejala menarik pada penampang seismik, yaitu adanya kelompok batuan yang dibatasi oleh perubahan garis waktu (unconformity). Secara definitif, sequence stratigraphy adalah studi tentang stratigrafi dalam hubungannya dengan frame stratigrafi dalam waktu. Secara teoritis, dijelaskannya konsep sequence stratigraphy awalnya dikembangkan berdasarkan hasil studi dari suatu strata yang diendapkan sepanjang passive continental margins di mana subsidence umumnya meningkat ke arah basinward dari hinge point, shelf edges yang ditandai oleh perubahan depositional dip dan pemisahan lingkungan pengendapan dangkal dan dalam, dan kondisi tektonik relatif stabil. Menggunakan visualisasi yang menarik, peserta diajak untuk mengenali hirarki unit stratal mulai dari sequence, parasequence set, parasequence, bedset, bed, lamina set dan lamina. Dalam kesempatan tersebut, dijelaskan pula permasalahan sistem deposisi yaitu suatu kumpulan tiga dimensi dari lithofacies seperti paket lithofacies dari delta yang diendapkan oleh sistem fluvial atau submarine fan yang diendapkan oleh arus gravity flow seperti turbidy flow . [nok]