gambaran pengetahuan ibu dan peran suami dalam deteksi dini

advertisement
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DAN PERAN SUAMI DALAM DETEKSI DINI TANDA
BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI
TAHUN 2015
DESCRIPTION OF MOTHER’S KNOWLEDGE AND HUSBAND’S ROLE TOWARD
EARLY DETECTION SIGNS OF HIGH RISK PREGNANCY IN REGION PUSKESMAS
TALANG BANJAR IN JAMBI CITY 2015
Ridarti
1
AKPER Prima Jambi
*Korespondesi Penulis :[email protected]
ABSTRAK
Data Dinas Kesehatan Kota Jambi tahun 2014 menunjukkan bahwa dari 14.611 ibu hamil sebanyak
1.591 ibu hamil (10,9%) mendapatkan rujukan kasus risti maternal. Jumlah ibu hamil yang terdeteksi
mengalami risiko tinggi dan mendapatkan rujukan kasus risti maternal tertinggi yaitu di Puskesmas
Talang Banjar, dari 599 ibu hamil sebanyak 367 ibu hamil (61,3%) terdeteksi risiko tinggi dan 284 ibu
hamil (47,4%) mendapatkan rujukan kasus riseti maternal.
Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu dan
peran suami dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi tahun 2015.. Sampel diambil secara proportional random sampling yang berjumlah 40
orang. Proses penelitian ini dilakukan pada tanggal 11-15 Agustus 2015 di Wilayah Kerja Puskesmas
Talang Banjar Kota Jambi. Analisis data dilakukan secara univariat.
Hasil penelitian secara univariat diperoleh sebagian besar (62,5%) responden memiliki pengetahuan
kurang baik dan 70,0%) responden melakukan peran kurang baik dalam deteksi dini tanda bahaya
kehamilan.
Diharapkan agar petugas kesehatan baik di Puskesmas maupun kader kesehatan di Posyandu
diharapkan dapat memberikan informasi terhadap pengetahuan ibu hamil serta peran suami dalam
deteksi dini tanda bahaya kehamilan sehingga dapat mengupayakan pelayanan pada saat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan dengan melakukan sosialisasi baik melalui penyuluhan maupun
penyebaran brosur-brosur sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang tandatanda dan bahaya kehamilan baik pada ibu hamil maupun suaminya.
Kata Kunci
: Pengetahuan Ibu, Peran Suami, Tanda Bahaya Kehamilan
ABSTRACT
According to data from health department of Jambi city in 2014 shows that from 14.611 pregnant
women there are 1.591 (10,9%) have high risk pregnancy. However, Puskesmas Talang Banjar have
the highest maternal cases, in wich from 599 pregnant women there were 367 (61,3%) have high risk
pregnancy and 284 (47,4%) pregnant women taken to hospital because of high risk of pregnancy.
This research used descriptive approach which aim to describe of mother’s knowledge and husband’s
role toward early detection of high risk pregnancy in region Puskesmas Talang Banjar in Jambi city
2015. Sample taken by using propotional random sampling with total 40 people. This research
conducted in 11-15 of August 2015 in region Puskesmas Talang Banjar in Jambi city. The analysis of
the research using univariate.
As the result shows by using univariate, mostly of the respondensts have poor knowledge they are
about 62,5% and 70,0% of respondents have poor role in early detection signs of high risk pregnancy.
Therefore we suggest that health works in Puskesmas Talang Banjar will provide information and
conseling about early detection signs of high risk pregnancy to their community.
Keywords : mother’s knowledge, husban’s role, signs of high risk of high risk pregnancy
134
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
No.2 Vol.4 Agustus 2015
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Dalam pengertian ini maka
kesehatan harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur–
unsur fisik, mental dan sosial dan termasuk
kesehatan jiwa merupakan bagian integral
kesehatan (UU-RI Tentang Kesehatan
No.36 Tahun 2009).
Millenium Development Goals 2015
menemukan belum banyak kemajuan yang
dicapai, Angka Kematian Ibu (AKI) masih
230 per 100.000 kelahiran hidup
(SDKI,2004), Angka Kematian Bayi (AKB)
42 per 1.000 kelahiran hidup (UNDP,2004)
angka-angka tersebut masih jauh dari
kesepakatan. Pada tahun 2015 dimana
AKI menjadi 115/100.000 kelahiran hidup
dan AKB 25/1.000 kelahiran hidup. Upaya
atau strategi yang dapat dilakukan oleh
bidan di masyarakat untuk menekan Angka
Kematian Ibu dan Anak adalah dengan
memberikan perhatian dan perlakuan
khusus pada ibu hamil, bersalin, dan bayi
yang baru lahir (Yulifah, 2009).
Proses kehamilan sampai kelahiran
merupakan mata rantai satu dari konsepsi,
nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap
nidasi,
pemeliharaan
kehamilan,
perubahan endokrin sebagai persiapan
menyongsong
kelahiran
bayi,
dan
persalinan
dengan
kesiapan
untuk
memelihara bayi. Pada kehamilan terdapat
adaptasi ibu dalam bentuk jasmani dan
rohani (Bandiyah, 2009).
Kehamilan
sebagai
keadaan
fisiologis dapat diikuti proses patologis
yang mengancam keadaan ibu dan janin.
Dokter harus dapat mengenal perubahan
yang mungkin terjadi sehingga kelainan
yang ada dapat dikenal lebih dini. Dengan
pemeriksaan kehamilan dapat diketahui
berbagai komplikasi ibu yang dapat
mempengaruhi kehamilan atau komplikasi
kehamilan sehingga segera dapat diatasi.
Keadaan yang tidak dapat diatasi segera di
rujuk ke tempat yang lebih lengkap
peralatannya
sehingga
mendapat
perawatan
yang
optimal.
Dengan
pengawasan kehamilan dapat diturunkan
angka kematian ibu maupun angka
kematian bayi (Manuaba, 2009).
Tanda
bahaya
pada
masa
kehamilan perlu diketahui oleh klien
terutama yang mengancam keselamatan
ibu maupun janin yang dikandungnya.
Sesuai dengan program di puskesmas,
minimal yang perlu diketahui klien di
masyarakat untuk mengenal tanda bahaya
kehamilan yaitu perdarahan yang keluar
dari jalan lahir, hiperemesis, preeklampsia
dan eklampsia, ketuban pecah dini, dan
gerakan janin yang tidak dirasakan
(Salmah, 2008).
Tanda bahaya kehamilan harus di
ketahui
untuk
menghindarkan
dari
ancaman gangguan pada janin dan
ancaman pada kesehatan ibu dan. Setiap
wanita hamil menginginkan kehamilan
yang sehat, bayi yang sehat tanpa ada
bahaya yang mengancam ataupun tanpa
kecacatan, proses persalinan yang normal,
dan keselamatan pada saat melahirkan
(Nursewian, 2012).
Kematian ibu secara tidak langsung
dapat disebabkan karena masih banyak
ibu yang beranggapan bahwa kehamilan
dan persalinan merupakan suatu yang
alamiah yang berarti tidak memerlukan
pemeriksaan dan perawatan serta tanda
disadari bahwa ibu hamil termasuk
kelompok risiko tinggi. Upaya yang
dilakukan untuk menurunkan angka
kematian
ibu
dengan
peningkatan
partisipasi ibu hamil, keluarga dan
masyarakat, antara lain dalam bentuk
meningkatkan pengetahuan tentang tanda
bahaya pada masa kehamilan (Ambarwati,
2011).
Peran
suami/keluarga
dalam
kehamilan dimana setiap ibu hamil perlu
mendapatkan dukungan dari keluarga
terutama suami dalam kehamilannya.
Suami, keluarga atau masyarakat perlu
menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan
bayi, transportasi rujukan dan calon donor
darah. Hal ini penting apabila terjadi
komplikasi kehamilan dan persalinan agar
segera dibawa ke fasilitas kesehatan
(Depkes RI, 2010).
Pengetahuan suami mengenai
tanda-tanda bahaya pada kehamilan
sangat
penting
untuk
menentukan
keputusan untuk mencari pertolongan
medis, sehingga bisa menyelamatkan
hidup
ibu
dan
bayi
di
dalam
kandungannya. Bahaya pada kehamilan
135
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
No.2 Vol.4 Agustus 2015
memang sulit untuk diperkirakan, namun
dapat dihindarkan apabila seseorang
mengetahui tanda-tanda dan gejala-gejala
bahaya pada kehamilan. Hasil SDKI 2012
menunjukkan bahwa lebih dari separuh
responden suami tidak mengetahui tandatanda bahaya pada kehamilan (56,6
persen), sedangkan pada SDKI 2007
responden suami yang tidak mengetahui
tanda-tanda bahaya pada kehamilan
adalah sebesar 54,4 persen. Dari seluruh
responden suami yang mengetahui tandatanda bahaya pada kehamilan, sebanyak
26,4 persen menjawab perdarahan, 13,4
persen menjawab kelelahan, dan 11,0
persen menjawab tanda-tanda lainnya.
Persentase-persentase
tersebut
mengalami penurunan bila dibandingkan
deng
an SDKI 2007, yang mencatat
bahwa sebanyak 31,2 persen responden
yang menjawab perdarahan, 9,8 persen
menjawab kelelahan, dan 6,4 persen yang
menjawab lainnya sebagai tanda-tanda
bahaya kehamilan (SDKI, 2014).
dengan menggunakan nilai ≥ 76% (> 8
pertanyaan) dijawab dengan benar
dikategorikan
pengetahuan
baik,
sedangkan kategori pengetahuan kurang
baik pada penelitian ini bila < 76% (< 8
pertanyaan) dijawab benar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan ibu dan peran suami dalam
deteksi dini tanda bahaya kehamilan di
Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi tahun 2015. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi yang terdata pada bulan Juni
2015 yang berjumlah 613 orang. Sampel
pada penelitian ini diambil menggunakan
teknik
pengambilan
sampel
secara
proportional random sampling yaitu
pengambilan
sampel
secara
acak
sederhana ibu hamil yang berada di
Wilayah Kerja Talang Banjar Kota Jambi
Tahun
2014
yang
berjumlah
40
orang.Proses penelitian ini dilakukan pada
tanggal 11-15 Agustus 2015 di Wilayah
Kerja Puskesmas Talang Banjar Kota
Jambi. Data dianalisis secara univariat dan
diinterpretasikan dalam bentuk tekstuler
dan tabuler. (Notoadmodjo, 2010)
Hasil analisis gambaran pengetahuan
ibu dalam deteksi dini tanda bahaya
kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Talang Banjar Kota Jambi tahun 2015
menunjukkan bahwa dari 40 responden
sebanyak 25 responden (37,5%) memiliki
pengetahuan baik dan 15 responden
(62,5%) memiliki pengetahuan kurang
baik.
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri
Agustini (2012) dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di
Wilayah
Kerja
UPT
Puskesmas
Cimandala
Kecamatan
Sukaraja
Kabupaten
Bogor”.
Hasil
univariat
menunjukkan bahwa (81,3%) ibu hamil
berpengetahuan kurang.
Penelitian lainnya yang sama juga
dilakukan oleh Sumarni dkk (2014) dalam
penelitiannya yang berjudul “Gambaran
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil
Tentang
Tanda-Tanda
Bahaya
Kehamilan,
Persalinan
dan
Nifas
Terhadap Perilaku ANC di Wilayah Kerja
Puskesmas
Latambaga
Kabupaten
Kolaka. Distribusi responden berdasarkan
variabel penelitian terdapat 34 orang
(57,6%) dengan pengetahuan kurang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengetahuan ibu dalam hal ini
dikategorikan
menjadi
dua
yaitu
pengetahuan baik dan pengetahuan
kurang baik. Cut off point pada variabel ini
Diagram .1 Distribusi
Frekuensi
Responden Berdasarkan Pengetahuan
Ibu Dalam Deteksi Dini Tanda Bahaya
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2015
37.5%
62.5%
Baik
Kurang Baik
Sumber : Data Primer terolah tahun 2015
136
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
No.2 Vol.4 Agustus 2015
Pengetahuan ibu yang sudah baik
tentang tanda bahaya kehamilan yaitu
tentang faktor yang mengganggu ibu
selama hamil adalah posisi janin
melintang. Begitu juga dengan tanda
berupa
perdarahan
pada
vagina
merupakan gejala yang berbahaya dalam
masa
kehamilan
karena
dapat
mengakibatkan keguguran.
Ibu hamil
menghadapi
masalah
dalam
kehamilannya
maka
harus
segera
memeriksakan kehamilannya kepada
petugas kesehatan.
Hal ini sesuai dengan teori menurut
Juditha (2009: 49) tanda-tanda yang
dapat membahayakan kehamilan salah
satunya adalah perdarahan pada vagina.
Meskipun jumlah kasus ini terbilang
sedikit namun gangguan yang mungkin
terjadi sebagai akibatnya yaitu keguguran,
plasenta previa, placent abruption,
melahirkan prematur.
Masih banyak ibu yang tidak
mengetahui jika rasa mual dan muntah di
pagi hari pada 3 bulan di awal kehamilan
secara
berlebihan
hingga
sampai
membuat ibu lemas dan tidak berdaya
untuk beraktivitas itu membahayakan
karena merupakan tanda dan gejala
hiperemesis
gravidarum
sehingga
memerlukan penanganan dokter/bidan.
Tanda bahaya kehamilan ibu merasakan
pembengkakan secara tiba-tiba pada
bagian tangan, kaki, dan wajah maka
sebaiknya
ibu
harus
segera
memeriksakan ke Puskesmas. Masih
banyak juga ibu hamil yang tidak
mengetahui jika ibu hamil yang berisiko
pada kehamilannya yaitu terlalu muda dan
terlalu pendek. Ibu tidak mengetahui jika
terlalu
muda
berisiko
karena
dikhawatirkan organ-organ yang berperan
dalam sistem produksi belum matang
untuk menjalankan fungsi reproduksinya.
Selain usia, ibu hamil yang terlalu pendek
juga berisiko terhadap masalah dalam
masa kehamilan. Seorang ibu hamil yang
tinggi badannya 145 cm atau kurang,
akan mendapat catatan khusus dari
tenaga kesehatan karena kemungkinan
mengalami panggul sempit lebih besar.
Ibu hamil yang pendek termasuk
kelompok berisiko tinggi, walaupun
demikian semua kehamilan sebenarnya
tetap mendapat perhatian sama dan
dianggap berisiko.
Menurut Juditha (2009: 50) tandatanda
yang
dapat
membahayakan
kehamilan
salah
satunya
adalah
pembengkakan secara tiba-tiba pada
bagian tangan, kaki, atau wajah.
Gangguan yang mungkin terjadi adalah
hipertensi yang mempengaruhi kehamilan
atau preeklampsia.
Menurut asumsi peneliti pengetahuan
ibu hamil yang sudah baik disebabkan
karena berdasarkan pengalaman dari ibu
yang pernah merasakan kehamilan
seperti orang tua maupun teman sebaya
yang sudah memiliki pengalaman hamil.
Sedangkan pengetahuan yang kurang
baik disebabkan oleh kurangnya informasi
yang ibu hamil dan anggapan ibu hamil
yang salah tentang tanda bahaya
kehamilan.
Upaya
yang
dilakukan
untuk
membantu meningkatkan pengetahuan
ibu hamil adalah memberikan informasi
dan pendidikan kesehatan tentang tandatanda bahaya pada masa kehamilan baik
melalui kegiatan penyuluhan, kelas hamil,
konseling ANC maupun sosialisasi pada
saat kunjungan ke Posyandu agar
pengetahuan dan wawasan ibu hamil
tentang tanda-tanda bahaya pada masa
kehamilan menjadi lebih baik sehingga
dapat mengenali (deteksi) secara dini
terhadap tanda bahaya yang dirasakan
pada kehamilan dan komplikasi kehamilan
yang terjadi serta dapat meningkatkan
petuhan ibu hamil dalam melakukan
pemeriksaan kehamilan sehingga bahaya
pada masa kehamilan
Peran
suami
dalam
hal
ini
dikategorikan menjadi dua yaitu peran
baik dan peran kurang baik. Cut off point
pada variabel ini dengan menggunakan
nilai ≥ 76% (8 pernyataan) dilakukan
dikategorikan peran baik, sedangkan
kategori peran kurang baik pada
penelitian ini bila < 76% (< 8 pernyataan)
dilakukan.
137
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
No.2 Vol.4 Agustus 2015
Diagram
.2
Distribusi
Frekuensi
Responden Berdasarkan Peran Suami
Dalam Deteksi Dini Tanda Bahaya
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2015
30.0%
70.0%
Baik
Kurang Baik
Sumber : Data Primer terolahtahun 2015
Hasil analisis gambaran peran suami
dalam deteksi dini tanda bahaya
kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Talang Banjar Kota Jambi tahun 2015
menunjukkan
bahwa
dari
40
respondensebanyak
12
responden
(30,0%) melakukan peran baik dan 28
responden (70,0%) melakukan peran
kurang baik.
Hasil penelitian yang sama juga
dilakukan oleh Tursina (2008) yang
berjudul “Gambaran Keterlibatan Suami
Selama Masa Kehamilan Istri di Klinik
Bersalin Delima Medan”. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kurangnya
perhatian dan dukungan suami untuk
pemeriksaan kehamilan..
Peran suami yang sudah banyak
dilakukan yaitu peran sebagai fasilitator
dimana suami memberikan perhatian dan
kasih sayang kepada istri, memenuhi
kebutuhan gizi istrinya agar tidak terjadi
anemia gizi, mempersiapkan biaya
pemeriksaan kehamilan pada tenaga
kesehatan terlatih, dan melakukan rujukan
ke fasilitas kesehatan bila terjadi
gangguan kesehatan kehamilan dan janin.
Sebagian besar suami masih belum
mampu menunjukkan perannya sebagai
edukator seperti suami menginformasikan
keluhan kehamilan dan riwayat kehamilan
kepada petugas pemeriksa kehamilan.
Peran suami yang kurang baik juga
terdapat pada perannya sebagai edukator
dimana masih banyak suami yang tidak
melakukan upaya untuk mengetahui atau
mempelajari gejala komplikasi pada
kehamilan seperti penyakit darah tinggi,
perdarahan, kelahiran macet, infeksi.
Kurang baiknya peran suami dalam hal ini
menyebabkan istri tidak dapat berdiskusi
mengenai keluhan yang dialaminya
sehingga banyak istri yang lebih memilih
untuk
memeriksakan
kehamilannya
sendiri tanpa ditemani oleh suami karena
khawatir mengganggu suaminya bekerja.
Selain itu juga, peran suami sebagai
motivator juga masih kurang baik dimana
masih banyak
suami yang
tidak
mengingatkan
waktu
kunjungan
ulanguntuk kontrol kesehatan secara
teratur. banyak suami yang kurang berduli
dan terlalu cuek terhadap kepatuhan
istrinya dalam pemeriksaan kehamilan
karena sudah menjadi tugas istri untuk
mengingat waktu kunjungan ulang.
Kondisi
yang
seperti
ini
dapat
menyebabkan perasaan istri menjadi
terbebani
seolah-olah
kesehatan
kehamilannya
sepenuhnya
menjadi
tanggung jawab istri sehingga banyak istri
yang kurang termotivasi jika harus
memeriksakan kehamilannya sendiri.
Menurut asumsi peran suami yang
baik disebabkan oleh peran tersebut
mudah untuk dilakukan. Sedangkan peran
suami yang kurang baik dikarenakan
kesibukan alasan kerja. sehingga banyak
istri yang kurang termotivasi jika harus
memeriksakan kehamilannya sendiri.
Upaya
yang
dilakukan
untuk
membantu meningkatkan peran suami
yiatu memberikan arahan dan bimbingan
kepada suami dan istri tentang pentingnya
kerja sama dan komunikasi aktif dari
kedua belah pihak pasangan calon orang
tua untuk secara bersama-sama peduli
dan memiliki rasa tanggung jawab yang
sama dalam mengupayakan kesehatan
kehamilan
ibu
hamil,
terutama
pengetahuan dan wawasan suami dalam
mengenal tanda bahaya kehamilan serta
kesediaan suami untuk menjadi suami
siaga selama masa kehamilan dengan
setia mengantarkan dan menemani istri
melakukan
konseling
pemeriksaan
kehamilan.
138
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
No.2 Vol.4 Agustus 2015
SIMPULAN
Dari 40 responden Sebagian besar
pengetahuan
responden
terdapat
pengetahuan baik
25 ( 37, 5% ),
mempunyai pengetahuan kurang baik 15 (
62, 5 %),dalam deteksi dini tanda bahaya
kehamilan; Dari 40 responden sebagian
besar 28 (70,0%), responden melakukan
peran kurang baik dan sebagian lainnya
12 (30,0%), responden melakukan peran
baik dalam deteksi dini tanda bahaya
kehamilan;
Sumarni,
dkk,
2014.
Gambaran
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil
Tentang
Tanda-Tanda
Bahaya
Kehamilan,
Persalinan
dan
Nifas
Terhadap Perilaku ANC di Wilayah Kerja
Puskesmas
Latambaga
Kabupaten
Kolaka.
Tursina, 2008.Gambaran Keterlibatan
Suami Selama Masa Kehamilan Istri di
Klinik Bersalin Delima Medan.
UU-RI Tentang Kesehatan No.36 Tahun
2009
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, S, 2012. Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Cimandala
Kecamatan
Sukaraja
Kabupaten Bogor.
Yulifah R, dan Yuswanto, 2009. Asuhan
Kebidanan Komunitas. Penerbit Salemba
Medika.
Jakarta
Ambarwati, E.R & Y.Sriati R. (2011).
Asuhan
Kebidanan
Komunitas.
NuhaMedika. Yogyakarta: viii +187 hlm.
Bandiyah,
Siti,
2009.
Kehamilan,
Persalinan & Gangguan Kehamilan.
Penerbit Nuha Medika. Yogyakarta: xii +
123 hlm.
Depkes RI, 2010. Pedoman Pelayanan
Antenatal Terpadu. Direktur Jenderal Bina
Kesehatan
Masyarakat.
Departemen
Kesehatan RI.
Manuaba,
et.al.,
2009.
Memahami
Kesehatan Reproduksi Wanita. Penerbit
EGC. Jakarta.
Notoatmodjo, , 2010 Metodologi Penelitian
Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
Nursewian,
2012.
Tanda
Kehamilan yang Patut Kita
Terdapat
http://buletinkesehatan.com
Bahaya
Ketahui.
dalam
Salmah, et.al. 2008. Asuhan Kebidanan
Antenatal. Penerbit EGC. Jakarta: viii +
189 hlm.
SDKI, 2014. Survei Demografi
Kesehatan 2012: Modul Pria.
dan
139
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
No.2 Vol.4 Agustus 2015
Download