GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DAN PERAN SUAMI DALAM DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI TAHUN 2015 DESCRIPTION OF MOTHER’S KNOWLEDGE AND HUSBAND’S ROLE TOWARD EARLY DETECTION SIGNS OF HIGH RISK PREGNANCY IN REGION PUSKESMAS TALANG BANJAR IN JAMBI CITY 2015 Ridarti 1 AKPER Prima Jambi *Korespondesi Penulis :[email protected] ABSTRAK Data Dinas Kesehatan Kota Jambi tahun 2014 menunjukkan bahwa dari 14.611 ibu hamil sebanyak 1.591 ibu hamil (10,9%) mendapatkan rujukan kasus risti maternal. Jumlah ibu hamil yang terdeteksi mengalami risiko tinggi dan mendapatkan rujukan kasus risti maternal tertinggi yaitu di Puskesmas Talang Banjar, dari 599 ibu hamil sebanyak 367 ibu hamil (61,3%) terdeteksi risiko tinggi dan 284 ibu hamil (47,4%) mendapatkan rujukan kasus riseti maternal. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu dan peran suami dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2015.. Sampel diambil secara proportional random sampling yang berjumlah 40 orang. Proses penelitian ini dilakukan pada tanggal 11-15 Agustus 2015 di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi. Analisis data dilakukan secara univariat. Hasil penelitian secara univariat diperoleh sebagian besar (62,5%) responden memiliki pengetahuan kurang baik dan 70,0%) responden melakukan peran kurang baik dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan. Diharapkan agar petugas kesehatan baik di Puskesmas maupun kader kesehatan di Posyandu diharapkan dapat memberikan informasi terhadap pengetahuan ibu hamil serta peran suami dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan sehingga dapat mengupayakan pelayanan pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan dengan melakukan sosialisasi baik melalui penyuluhan maupun penyebaran brosur-brosur sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang tandatanda dan bahaya kehamilan baik pada ibu hamil maupun suaminya. Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Peran Suami, Tanda Bahaya Kehamilan ABSTRACT According to data from health department of Jambi city in 2014 shows that from 14.611 pregnant women there are 1.591 (10,9%) have high risk pregnancy. However, Puskesmas Talang Banjar have the highest maternal cases, in wich from 599 pregnant women there were 367 (61,3%) have high risk pregnancy and 284 (47,4%) pregnant women taken to hospital because of high risk of pregnancy. This research used descriptive approach which aim to describe of mother’s knowledge and husband’s role toward early detection of high risk pregnancy in region Puskesmas Talang Banjar in Jambi city 2015. Sample taken by using propotional random sampling with total 40 people. This research conducted in 11-15 of August 2015 in region Puskesmas Talang Banjar in Jambi city. The analysis of the research using univariate. As the result shows by using univariate, mostly of the respondensts have poor knowledge they are about 62,5% and 70,0% of respondents have poor role in early detection signs of high risk pregnancy. Therefore we suggest that health works in Puskesmas Talang Banjar will provide information and conseling about early detection signs of high risk pregnancy to their community. Keywords : mother’s knowledge, husban’s role, signs of high risk of high risk pregnancy 134 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 PENDAHULUAN Kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur– unsur fisik, mental dan sosial dan termasuk kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan (UU-RI Tentang Kesehatan No.36 Tahun 2009). Millenium Development Goals 2015 menemukan belum banyak kemajuan yang dicapai, Angka Kematian Ibu (AKI) masih 230 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,2004), Angka Kematian Bayi (AKB) 42 per 1.000 kelahiran hidup (UNDP,2004) angka-angka tersebut masih jauh dari kesepakatan. Pada tahun 2015 dimana AKI menjadi 115/100.000 kelahiran hidup dan AKB 25/1.000 kelahiran hidup. Upaya atau strategi yang dapat dilakukan oleh bidan di masyarakat untuk menekan Angka Kematian Ibu dan Anak adalah dengan memberikan perhatian dan perlakuan khusus pada ibu hamil, bersalin, dan bayi yang baru lahir (Yulifah, 2009). Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan mata rantai satu dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk jasmani dan rohani (Bandiyah, 2009). Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Dokter harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Dengan pemeriksaan kehamilan dapat diketahui berbagai komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan atau komplikasi kehamilan sehingga segera dapat diatasi. Keadaan yang tidak dapat diatasi segera di rujuk ke tempat yang lebih lengkap peralatannya sehingga mendapat perawatan yang optimal. Dengan pengawasan kehamilan dapat diturunkan angka kematian ibu maupun angka kematian bayi (Manuaba, 2009). Tanda bahaya pada masa kehamilan perlu diketahui oleh klien terutama yang mengancam keselamatan ibu maupun janin yang dikandungnya. Sesuai dengan program di puskesmas, minimal yang perlu diketahui klien di masyarakat untuk mengenal tanda bahaya kehamilan yaitu perdarahan yang keluar dari jalan lahir, hiperemesis, preeklampsia dan eklampsia, ketuban pecah dini, dan gerakan janin yang tidak dirasakan (Salmah, 2008). Tanda bahaya kehamilan harus di ketahui untuk menghindarkan dari ancaman gangguan pada janin dan ancaman pada kesehatan ibu dan. Setiap wanita hamil menginginkan kehamilan yang sehat, bayi yang sehat tanpa ada bahaya yang mengancam ataupun tanpa kecacatan, proses persalinan yang normal, dan keselamatan pada saat melahirkan (Nursewian, 2012). Kematian ibu secara tidak langsung dapat disebabkan karena masih banyak ibu yang beranggapan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan suatu yang alamiah yang berarti tidak memerlukan pemeriksaan dan perawatan serta tanda disadari bahwa ibu hamil termasuk kelompok risiko tinggi. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dengan peningkatan partisipasi ibu hamil, keluarga dan masyarakat, antara lain dalam bentuk meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya pada masa kehamilan (Ambarwati, 2011). Peran suami/keluarga dalam kehamilan dimana setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan dan persalinan agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan (Depkes RI, 2010). Pengetahuan suami mengenai tanda-tanda bahaya pada kehamilan sangat penting untuk menentukan keputusan untuk mencari pertolongan medis, sehingga bisa menyelamatkan hidup ibu dan bayi di dalam kandungannya. Bahaya pada kehamilan 135 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 memang sulit untuk diperkirakan, namun dapat dihindarkan apabila seseorang mengetahui tanda-tanda dan gejala-gejala bahaya pada kehamilan. Hasil SDKI 2012 menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden suami tidak mengetahui tandatanda bahaya pada kehamilan (56,6 persen), sedangkan pada SDKI 2007 responden suami yang tidak mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah sebesar 54,4 persen. Dari seluruh responden suami yang mengetahui tandatanda bahaya pada kehamilan, sebanyak 26,4 persen menjawab perdarahan, 13,4 persen menjawab kelelahan, dan 11,0 persen menjawab tanda-tanda lainnya. Persentase-persentase tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan deng an SDKI 2007, yang mencatat bahwa sebanyak 31,2 persen responden yang menjawab perdarahan, 9,8 persen menjawab kelelahan, dan 6,4 persen yang menjawab lainnya sebagai tanda-tanda bahaya kehamilan (SDKI, 2014). dengan menggunakan nilai ≥ 76% (> 8 pertanyaan) dijawab dengan benar dikategorikan pengetahuan baik, sedangkan kategori pengetahuan kurang baik pada penelitian ini bila < 76% (< 8 pertanyaan) dijawab benar. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu dan peran suami dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi yang terdata pada bulan Juni 2015 yang berjumlah 613 orang. Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan teknik pengambilan sampel secara proportional random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana ibu hamil yang berada di Wilayah Kerja Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2014 yang berjumlah 40 orang.Proses penelitian ini dilakukan pada tanggal 11-15 Agustus 2015 di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi. Data dianalisis secara univariat dan diinterpretasikan dalam bentuk tekstuler dan tabuler. (Notoadmodjo, 2010) Hasil analisis gambaran pengetahuan ibu dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2015 menunjukkan bahwa dari 40 responden sebanyak 25 responden (37,5%) memiliki pengetahuan baik dan 15 responden (62,5%) memiliki pengetahuan kurang baik. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Agustini (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor”. Hasil univariat menunjukkan bahwa (81,3%) ibu hamil berpengetahuan kurang. Penelitian lainnya yang sama juga dilakukan oleh Sumarni dkk (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan dan Nifas Terhadap Perilaku ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Latambaga Kabupaten Kolaka. Distribusi responden berdasarkan variabel penelitian terdapat 34 orang (57,6%) dengan pengetahuan kurang. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengetahuan ibu dalam hal ini dikategorikan menjadi dua yaitu pengetahuan baik dan pengetahuan kurang baik. Cut off point pada variabel ini Diagram .1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Dalam Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2015 37.5% 62.5% Baik Kurang Baik Sumber : Data Primer terolah tahun 2015 136 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 Pengetahuan ibu yang sudah baik tentang tanda bahaya kehamilan yaitu tentang faktor yang mengganggu ibu selama hamil adalah posisi janin melintang. Begitu juga dengan tanda berupa perdarahan pada vagina merupakan gejala yang berbahaya dalam masa kehamilan karena dapat mengakibatkan keguguran. Ibu hamil menghadapi masalah dalam kehamilannya maka harus segera memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Juditha (2009: 49) tanda-tanda yang dapat membahayakan kehamilan salah satunya adalah perdarahan pada vagina. Meskipun jumlah kasus ini terbilang sedikit namun gangguan yang mungkin terjadi sebagai akibatnya yaitu keguguran, plasenta previa, placent abruption, melahirkan prematur. Masih banyak ibu yang tidak mengetahui jika rasa mual dan muntah di pagi hari pada 3 bulan di awal kehamilan secara berlebihan hingga sampai membuat ibu lemas dan tidak berdaya untuk beraktivitas itu membahayakan karena merupakan tanda dan gejala hiperemesis gravidarum sehingga memerlukan penanganan dokter/bidan. Tanda bahaya kehamilan ibu merasakan pembengkakan secara tiba-tiba pada bagian tangan, kaki, dan wajah maka sebaiknya ibu harus segera memeriksakan ke Puskesmas. Masih banyak juga ibu hamil yang tidak mengetahui jika ibu hamil yang berisiko pada kehamilannya yaitu terlalu muda dan terlalu pendek. Ibu tidak mengetahui jika terlalu muda berisiko karena dikhawatirkan organ-organ yang berperan dalam sistem produksi belum matang untuk menjalankan fungsi reproduksinya. Selain usia, ibu hamil yang terlalu pendek juga berisiko terhadap masalah dalam masa kehamilan. Seorang ibu hamil yang tinggi badannya 145 cm atau kurang, akan mendapat catatan khusus dari tenaga kesehatan karena kemungkinan mengalami panggul sempit lebih besar. Ibu hamil yang pendek termasuk kelompok berisiko tinggi, walaupun demikian semua kehamilan sebenarnya tetap mendapat perhatian sama dan dianggap berisiko. Menurut Juditha (2009: 50) tandatanda yang dapat membahayakan kehamilan salah satunya adalah pembengkakan secara tiba-tiba pada bagian tangan, kaki, atau wajah. Gangguan yang mungkin terjadi adalah hipertensi yang mempengaruhi kehamilan atau preeklampsia. Menurut asumsi peneliti pengetahuan ibu hamil yang sudah baik disebabkan karena berdasarkan pengalaman dari ibu yang pernah merasakan kehamilan seperti orang tua maupun teman sebaya yang sudah memiliki pengalaman hamil. Sedangkan pengetahuan yang kurang baik disebabkan oleh kurangnya informasi yang ibu hamil dan anggapan ibu hamil yang salah tentang tanda bahaya kehamilan. Upaya yang dilakukan untuk membantu meningkatkan pengetahuan ibu hamil adalah memberikan informasi dan pendidikan kesehatan tentang tandatanda bahaya pada masa kehamilan baik melalui kegiatan penyuluhan, kelas hamil, konseling ANC maupun sosialisasi pada saat kunjungan ke Posyandu agar pengetahuan dan wawasan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada masa kehamilan menjadi lebih baik sehingga dapat mengenali (deteksi) secara dini terhadap tanda bahaya yang dirasakan pada kehamilan dan komplikasi kehamilan yang terjadi serta dapat meningkatkan petuhan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga bahaya pada masa kehamilan Peran suami dalam hal ini dikategorikan menjadi dua yaitu peran baik dan peran kurang baik. Cut off point pada variabel ini dengan menggunakan nilai ≥ 76% (8 pernyataan) dilakukan dikategorikan peran baik, sedangkan kategori peran kurang baik pada penelitian ini bila < 76% (< 8 pernyataan) dilakukan. 137 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 Diagram .2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran Suami Dalam Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2015 30.0% 70.0% Baik Kurang Baik Sumber : Data Primer terolahtahun 2015 Hasil analisis gambaran peran suami dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2015 menunjukkan bahwa dari 40 respondensebanyak 12 responden (30,0%) melakukan peran baik dan 28 responden (70,0%) melakukan peran kurang baik. Hasil penelitian yang sama juga dilakukan oleh Tursina (2008) yang berjudul “Gambaran Keterlibatan Suami Selama Masa Kehamilan Istri di Klinik Bersalin Delima Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya perhatian dan dukungan suami untuk pemeriksaan kehamilan.. Peran suami yang sudah banyak dilakukan yaitu peran sebagai fasilitator dimana suami memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri, memenuhi kebutuhan gizi istrinya agar tidak terjadi anemia gizi, mempersiapkan biaya pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan terlatih, dan melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan bila terjadi gangguan kesehatan kehamilan dan janin. Sebagian besar suami masih belum mampu menunjukkan perannya sebagai edukator seperti suami menginformasikan keluhan kehamilan dan riwayat kehamilan kepada petugas pemeriksa kehamilan. Peran suami yang kurang baik juga terdapat pada perannya sebagai edukator dimana masih banyak suami yang tidak melakukan upaya untuk mengetahui atau mempelajari gejala komplikasi pada kehamilan seperti penyakit darah tinggi, perdarahan, kelahiran macet, infeksi. Kurang baiknya peran suami dalam hal ini menyebabkan istri tidak dapat berdiskusi mengenai keluhan yang dialaminya sehingga banyak istri yang lebih memilih untuk memeriksakan kehamilannya sendiri tanpa ditemani oleh suami karena khawatir mengganggu suaminya bekerja. Selain itu juga, peran suami sebagai motivator juga masih kurang baik dimana masih banyak suami yang tidak mengingatkan waktu kunjungan ulanguntuk kontrol kesehatan secara teratur. banyak suami yang kurang berduli dan terlalu cuek terhadap kepatuhan istrinya dalam pemeriksaan kehamilan karena sudah menjadi tugas istri untuk mengingat waktu kunjungan ulang. Kondisi yang seperti ini dapat menyebabkan perasaan istri menjadi terbebani seolah-olah kesehatan kehamilannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab istri sehingga banyak istri yang kurang termotivasi jika harus memeriksakan kehamilannya sendiri. Menurut asumsi peran suami yang baik disebabkan oleh peran tersebut mudah untuk dilakukan. Sedangkan peran suami yang kurang baik dikarenakan kesibukan alasan kerja. sehingga banyak istri yang kurang termotivasi jika harus memeriksakan kehamilannya sendiri. Upaya yang dilakukan untuk membantu meningkatkan peran suami yiatu memberikan arahan dan bimbingan kepada suami dan istri tentang pentingnya kerja sama dan komunikasi aktif dari kedua belah pihak pasangan calon orang tua untuk secara bersama-sama peduli dan memiliki rasa tanggung jawab yang sama dalam mengupayakan kesehatan kehamilan ibu hamil, terutama pengetahuan dan wawasan suami dalam mengenal tanda bahaya kehamilan serta kesediaan suami untuk menjadi suami siaga selama masa kehamilan dengan setia mengantarkan dan menemani istri melakukan konseling pemeriksaan kehamilan. 138 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 SIMPULAN Dari 40 responden Sebagian besar pengetahuan responden terdapat pengetahuan baik 25 ( 37, 5% ), mempunyai pengetahuan kurang baik 15 ( 62, 5 %),dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan; Dari 40 responden sebagian besar 28 (70,0%), responden melakukan peran kurang baik dan sebagian lainnya 12 (30,0%), responden melakukan peran baik dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan; Sumarni, dkk, 2014. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan dan Nifas Terhadap Perilaku ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Latambaga Kabupaten Kolaka. Tursina, 2008.Gambaran Keterlibatan Suami Selama Masa Kehamilan Istri di Klinik Bersalin Delima Medan. UU-RI Tentang Kesehatan No.36 Tahun 2009 DAFTAR PUSTAKA Agustini, S, 2012. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor. Yulifah R, dan Yuswanto, 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Penerbit Salemba Medika. Jakarta Ambarwati, E.R & Y.Sriati R. (2011). Asuhan Kebidanan Komunitas. NuhaMedika. Yogyakarta: viii +187 hlm. Bandiyah, Siti, 2009. Kehamilan, Persalinan & Gangguan Kehamilan. Penerbit Nuha Medika. Yogyakarta: xii + 123 hlm. Depkes RI, 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Departemen Kesehatan RI. Manuaba, et.al., 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Penerbit EGC. Jakarta. Notoatmodjo, , 2010 Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Nursewian, 2012. Tanda Kehamilan yang Patut Kita Terdapat http://buletinkesehatan.com Bahaya Ketahui. dalam Salmah, et.al. 2008. Asuhan Kebidanan Antenatal. Penerbit EGC. Jakarta: viii + 189 hlm. SDKI, 2014. Survei Demografi Kesehatan 2012: Modul Pria. dan 139 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015