Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d34104942c8 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu ranah pendidikan yang berperan penting dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, dipengaruhi oleh konsep-konsep fisika. Salah satu konsep-konsep Fisika yang turut andil dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah konsep-konsep yang ada pada fisika modern. Konsep-konsep yang terdapat di fisika modern menyebabkan kajian terhadap dunia mikroskopik yang menghasilkan munculnya teknologi-teknologi baru, salah satunya adalah nanoteknologi. Melihat fenomena ini tentunya kajian terhadap fisika modern harus diperdalam agar selanjutnya dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru. Fisika modern merupakan salahsatumatakuliah yang dipelajari diperguruan tinggi dengan bobot 4 SKS dan 2 jam tatap muka. Mata kuliah fisika modern memegang peran penting pada tingkat pembelajaran fisika di perguruan tinggi. Fisika modern memuat materi dasar-dasar untuk mata kuliah fisika lanjut meliputi mata kuliah fisika kuantum, fisika zat padat, dan fisika inti. Adapun pokok bahasan yang dibahas dalam mata kuliah ini meliputi relativitas, teori kuantum dari cahaya, sifat gelombang dari materi, gelombang materi, struktur atom, teori kuantum atom hidrogen, struktur molekul, zat padat, dan aplikasi fisika inti. Berdasarkanhasilobservasidari data didapatkaninformasiadanyaduapokokpermasalahandalampembelajaranfisika angket, modern. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d34104942c8 2 Permasalahantersebutadalahpermasalahandalamproses pengajarandanbahan ajar yang digunakan. Proses pembelajaran yang selamainiditerapkanlebihmenekanperandosensebagaisumberutamapembelajarandanbu kansebagaifasilitatorpembelajaran. Selanjutnyadidapatkan data bahwatatabahasabahan ajar yang merupakanbukuterjemahandinilaisulitdipahamidandimengertiolehmahasiswa.Apabila hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan berdampak buruk pada aktivitasbelajaradanhasil belajar mahasiswapadamata kuliah Fisika Modern dan mata kuliah lain yang berkaitan. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka perlu dilakukan inovasi pembelajaran dengan mengembangkan bahan ajar yang lebih cocok dengan karakteristik mahasiswa dan model perkuliahan yang seharusnyaditerapkan. Hal inidiharapkan agar dapatmeningkatkanpemahamanmahasiswaterhadapmateri yang diajarkan. Widodo dan Jasmani (2008) menyebutkan bahwa salah satu kegiatam yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses belajar mengajar adalah dengan mengembangkan bahan ajar. Salah satu bahan ajar yang saat ini tengah berkembang adalah modul. Sehubungan dengan hal tersebut Asyhar (2010) menjelaskan bahwa modul adalah salah satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang untuk belajar secara mandiri oleh mahasiswa dan dilengkapi dengan petunjuk belajar sendiri. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d34104942c8 3 Menurut Indriyanti dan Susilowati (2010) keuntungan penerapan modul dalam proses pembelajaran adalah mampu meningkatkan motivasi mahasiswa, mahasiswadapatmengetahui tingkat kemampuan diri dari hasil evaluasi disetiap modul, dan mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya. Selain itu penerapan moduldalampembelajarandapatmenjadikanpendidikan yang lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik. Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan minat dan peran aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran maka perlu memperhatikan karakteristik dan prosedur penyusunan modul yang benar. Asyhar (2010) menyebutkan lima karakteristik pengembangan suatu modul agar dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar secara mandiri adalah self instrudaction, self contained, stand alone, adaptive, dan use friendly. Sedangkan prosedur penyusunan modul disusun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan suatu modul, yang meliputi; analisis kebutuhan, pengembangan desain modul, implementasi, penilaian, evaluasi dan validasi, serta jaminan kualitas. Disisi lain pembelajaran secara konstruktivisme telah banyak diterapkan pada lembaga pendidikan khususnya di tingkat perguruan tinggi. Khodijah (2014) menjelaskan bahwa: “Belajar menurut konstruktivisme dapat dirumuskan sebagai penyusun pengetahuan dari pengalaman konkret, melalui aktivitas kolaboratif, refleksi dan interprestasi. Aktivitas yang demikian memungkinkan pembelajar memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pada pengalamannya dan perspektif yang dipakai dalam menginterprestasikannya. Sedangkan tujuan belajar menurut konstruktivisme adalah menanamkan pada peserta didik untuk memiliki rasa tanggung jawab dan kemandirian, mampu mengembangkan pelajaran, menyelidiki dan memecahkan permasalahan secara nyata, kebermaknaan dan berdasarkan situasi nyata, dan menggunakan aktivitas belajardinamik yang dapat meningkatkan pada operasi tingkat tinggi .” Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d34104942c8 4 Sejalan dengan hal tersebut Eggen dan Kauchak di dalam Khodijah (2014) menyebutkan terdapat empat ciri teori konstruktivisme. Ciri-ciri tersebut yaitu selama proses belajarmahasiswa bertugas mengembangkan pemahamannya secara mandiri, pemahaman mahasiswa tergantung pada pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya, belajar difasilitasi oleh interaksi sosial, dan proses belajar yang bermakna timbul dalam tugas-tugas belajar yang autentik. Dari penjelasan di atas, maka dapat didefinisikan bahwa pembelajaran secara konstruktivisme merupakan sistem belajar yang memfasilitasi mahasiswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dari pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Pembelajaran secara konstruktivisme mampu memberdayakan daya fikir mahasiswa, karena secara perlahan mahasiswa dibimbing dan diarahkan menuju satu pemahaman konsep yang lebih kompleks. Hal ini tentu sejalan dengan fungsi dan karakteristik modul yang lebih menekankan pada kemandirian mahasiswa dalam proses belajar. Dari hasil penelitian Oktaviani (2015), modulstatistikaMatematika I berbasiskonstruktivismepadaPendidikanMatematikaUniversitasPancasaktiTegalmenu njukkanbahwamodultersebut validdengan rata-rata skortimvalidasi 2.96. Modulinijugadinyatakanpraktisdenganhasilperesentasepersepsimahasiswa79,62% danmampumeningkatkanketuntasanmencapai 75%. Berdasarkan uraian di atas, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul“Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme Pada Materi Model Atom Hidrogen Mata Kuliah Fisika Modern”. 1.2 Rumusan Masalah Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d34104942c8 5 Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengembangan modul pembelajaran berbasis konstruktivisme pada materi Model Atom Hidrogen mata kuliah Fisika Modern. Secara rinci rumusan masalah pada penelitian pengembangan ini adalah: 1. Bagaimana mengembangkan modul pembelajaran berbasis konstruktivisme pada materi Model Atom Hidrogen mata kuliah Fisika Modern ? 2. Bagaimana persepsi mahasiswa mengenai modul pembelajaran berbasis konstruktivisme pada materi Model Atom Hidrogen mata kuliah Fisika Modern ? 1.3 Tujuan Pengembangan Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana mengembangkan modul pembelajaran Fisika Modern berbasis konstruktivisme pada materi Model Atom Hidrogen. 2. Mengetahui persepsi mahasiswa mengenai desain bahan ajar Fisika Modern dengan menggunakan modul pembelajaran berbasis konstruktivisme pada materi Model Atom Hidrogen. 1.4 Spesifikasi Produk yang diharapkan Produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini adalah sebuah bahan ajar berupa modul pembelajaran, dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Bagian awalmemuathalaman sampul,halamanfrancis, kata pengantar, daftar isi, danpendahuluan yangmendeskrispikantentangtinjauanmatakuliahfisika modern. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d34104942c8 6 2. Bagian isi memuat tujuanpembelajaran, pemahamankonsep,uraianmateri,contohsoal, rangkuman, latihan, tes formatif, umpan balik dan tindak lanjut. 3. Bagian akhir memuat kunci jawaban tes formatif, glosarium,daftarpustaka,dan lampiran yang meliputi aturantrigonometri, penjelasantentangrelasisudutdalamtrigonometri, rumus-rumusidentitastrogonmetri, tetapandankosnversi, satuan yang digunakan, awalansatuandanbiodatapengembang. 1.5 Manfaat Pengembangan Manfaat penelitian pengembangan ini antara lain: 1. Sebagai salah satu alternatif dalam pengembangan bahan ajar Fisika Modern berbasis konstruktivisme pada materi Model Atom Hidrogen. 2. Sebagai panduan pembelajaran Fisika Modern bagi mahasiwa baik secara individu maupun kelompok. 3. Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis dalam pengembangan bahan ajar berupa modul pembelajaran berbasis konstruktivisme pada materi Model Atom Hidrogen. 1.6 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang dipaparkan di atas serta banyaknya komponen dan faktor yang berpengaruh dalam pengembangan modul pembelajaran berbasis konstruktivisme, maka pengembangan penelitian ini dibatasi pada modul pada materi Model Atom Hidrogen dengan model pengembangan ADDIE. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d34104942c8 7